Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstrak: Pengamatan perilaku balok beton bertulang berlubang di badan dengan variasi bentuk
persegi panjang dilakukan secara eksperimen. Benda uji yang digunakan adalah balok L beton
bertulang yang dirancang dengan beban 2600 N dan menghasilkan tulangan tunggal 2D13
dengan tumpuan sendi dan rol. Balok mempunyai bentang 2 m, lebar web 150 mm, tinggi 250
mm, tebal slab 100 mm, lebar efektif 317 mm. Untuk mengetahui perilaku lubang di badan maka
dibuat benda uji balok tanpa lubang (BLK01), balok dengan lubang 100 mm x 100 mm
(BLKLB01), balok dengan lubang 200 mm x 100 mm (BLKLB02). Jarak lubang 150 mm dari
tumpuan kanan. Masing2 benda uji 1 buah. Untuk mengetahui kapasitas beban maksimum yang
ditahan balok, balok dites lentur murni dengan jarak beban titik 650 mm dari tumpuan. Hasil
analisis GID-ATENA menunjukkan bahwa beban retak balok pertama lebih kecil 42-62 %, beban
ultimit balok lebih kecil 33-47%, lendutan tengah bentang pada beban retak pertama lebih kecil 55-
86%, dan lendutan tengah bentang pada beban ultimit lebih kecil 45-70% terhadap hasil
eksperimen. Pola retak pertama balok BLK01 terjadi di tengah bentang sedangkan BLKLB01 dan
BLKLB02 terjadi di bawah lubang. Hasil analisis GID-ATENA mendapatkan hasil yang berbeda
pola retak pertamanya.
Perilaku Lentur Balok-L Beton Bertulang Berlubang Ditinjau Secara …… – Endah Kanti Pangestuti, Mahmud Kori Effendi 121
(openings) terhadap kuat ultimit dan perilaku Menghitung gaya geser pada chord member
beban layan balok harus dipertimbangkan I gt
Vt = Vm (3)
dengan baik dalam perancangan. I gt + I gb
Banyak penelitian telah dilakukan untuk
I gb
menyelidiki perilaku balok beton bertulang Vb = Vm (4)
I gt + I gb
dengan lubang akibat pembebanan statik
(Barney et. al. 1977; Kennedy dan El-Laithy Menghitung momen pada chord member
1982; Kennedy dan Abdalla 1992). Ujianto, M Vl
M1 = − t o (5)
(2004) melakukan penelitian mengenai balok T 2
beton bertulang dengan lubang segi empat Vl
M2 = t o (6)
akibat beban siklik. 2
122 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 12 – Juli 2010, hal: 121 – 130
interpolasi linier atau interpolasi kuadratik yakni
untuk elemen dengan nodal elemen 2 atau 3.
Perilaku Lentur Balok-L Beton Bertulang Berlubang Ditinjau Secara …… – Endah Kanti Pangestuti, Mahmud Kori Effendi 123
c. Dial gauge, untuk untuk mengukur lendutan lubang 10x20 cm (BLKLB02). Spesifikasi
yang terjadi pada model balok beton pengelompokan balok uji dapat di lihat pada
bertulang selama pembebanan berlangsung. Gambar. 4 dan Tabel. 1.
124 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 12 – Juli 2010, hal: 121 – 130
Beban titik yang bekerja pada balok
adalah beban yang menyebabkan balok
berperilaku sebagai balok lentur murni. Pada
penelitian ini beban titik terletak 65 cm dari
tumpuan kanan dan kiri. Pada analisis ini balok
pertama kali diberi beban 100 kg=1000 N dan
beban ini terbagi ke 10 nodal sehingga setiap
nodal mempunyai besar 100 N. Arah beban ini
kearah sumbu –Z (Gambar 9).
Gambar 5. Setting up pengujian
Perilaku Lentur Balok-L Beton Bertulang Berlubang Ditinjau Secara …… – Endah Kanti Pangestuti, Mahmud Kori Effendi 125
Gambar 12. Sifat material baja yang dipakai dalam analisis
ATENA
6000
5000
Beban (kg)
4000
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Lendutan (mm)
Gambar 13. Pola first crack BLK01
Gambar 16. Diagram Hubungan Beban-Lendutan
pada Tengah Bentang Balok (Eksperimen)
Berdasarkan Gambar.16 dan Tabel. 2
terlihat bahwa retak pertama balok tanpa lubang
terjadi pada beban 1600 kg dan lendutan yang
terjadi 2.95 mm. Untuk balok BLKLB01 terjadi
kenaikan beban retak pertama menjadi 1800 kg.
Untuk balok BLKLB02 terjadi penurunan beban
retak pertama menjadi 1200 kg dan lendutan
menjadi 1 mm. Untuk beban ultimit balok BLK01
terjadi pada beban 6000 kg dan lendutan yang
Gambar 14. Pola first crack BLKLB01
terjadi 38.93 mm. Untuk balok BLKLB01 beban
126 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 12 – Juli 2010, hal: 121 – 130
ultimit yang terjadi sama dengan balok BLK01 4000 Hubungan beban dan Lendutan tengah bentang
3500
yaitu 6000 kg sedangkan lendutan yang terjadi
3000
Beban (kg)
2000
BLKLB02 beban ultimit menurun menjadi 5600
1500 ATENA-BLK01
kg sedangkan lendutan yang terjadi juga 1000 ATENA-BLKLB01
500 ATENA-BLKLB02
menurun menjadi 24.7 mm.
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Lendutan (mm)
Perilaku Benda Uji hasil Analisis ATENA Gambar 20. Diagram Hubungan Beban-Lendutan
pada Tengah Bentang Balok (ATENA)
Berdasarkan Gambar. 20 dan Tabel. 3
terlihat bahwa retak pertama balok tanpa lubang
terjadi pada beban 700 kg dan lendutan yang
Gambar 17. First Crack BLK01 (Atena) terjadi 0.424 mm. Untuk balok BLKLB01, beban
retak tetap menjadi 700 kg, tetapi terjadi
kenaikan lendutan yang terjadi menjadi 0.426
mm. Untuk balok BLKLB02 beban retak tetap
menjadi 700 kg, tetapi terjadi kenaikan lendutan
Gambar 18. First Crack BLKLB01(Atena)
yang terjadi. Untuk beban ultimit balok BLK01
terjadi pada beban 3200 kg dan lendutan yang
terjadi 12.859 mm. Untuk balok BLKLB01 beban
ultimit yang terjadi yaitu 3700 kg sedangkan
Gambar 19. First Crack BLKLB02 (Atena) lendutan yang terjadi menurun menjadi 11.94
Pada analisis numerik memakai mm. Untuk balok BLKLB02 beban ultimit sama
software GID-ATENA ini kenaikan beban yang dengan balok BLKLB02 yaitu 3700 kg
bekerja pada balok adalah 100 kg setiap iterasi. sedangkan lendutan yang terjadi juga naik
Berdasarkan analisis numerik memakai GID- menjadi 13.562 mm. Untuk beban ultimit ini
ATENA terlihat bahwa retak pertama balok diperoleh dari analisis GID-ATENA dimana
tanpa lubang (BLK01) terjadi di tengah bentang. iterasi Ghaus-Jordan adalah sama dengan nol.
Untuk balok BLKLB01 retak pertama yang
terjadi hampir sama dengan balok BLK01 yaitu Perbandingan Hasil Eksperimen dengan
Numerik hasil Analisis ATENA
terjadi di tengah bentang. Sedangkan untuk
Secara keseluruhan hasil eksperimen
balok dengan lubang BLKLB02 retak, retak
yang didapat terdapat perbedaan nilai dengan
pertama terjadi di bawah lubang dan di tengah
hasil analisis tampang. Besarnya perbedaaan
bentang.
nilai tersebut secara lengkap dapat dilihat pada
Tabel 3. Beban dan Lendutan Balok (ATENA)
Retak pertama Ultimit Tabel 4 di bawah ini
Lendutan Lendutan
Benda Uji
P (kg) Tengah P (kg) Tengah
(mm) (mm)
BLK01 700 0.4243 3200 12.859
BLKLB01 700 0.426 3700 11.94
BLKLB02 700 0.4488 3700 13.562
Perilaku Lentur Balok-L Beton Bertulang Berlubang Ditinjau Secara …… – Endah Kanti Pangestuti, Mahmud Kori Effendi 127
Tabel 4. Perbandingan Beban dan Lendutan Balok antara Ekspeimen dengan ATENA
Eksperimen ATENA
Retak pertama Ultimit Retak pertama Ultimit
Benda Uji Lendutan Lendutan Benda Lendutan Lendutan
P (kg) Tengah P (kg) Tengah Uji P (kg) Tengah P (kg) Tengah
(mm) (mm) (mm) (mm)
BLK01 1600 2.95 6000 38.93 BLK01 700 0.4243 3200 12.859
BLKLB01 1800 1.22 6000 32.2 BLKLB01 700 0.426 3700 11.94
BLKLB02 1200 1 5600 24.7 BLKLB02 700 0.4488 3700 13.5622
Tabel 5. Persentase Perbedaan Analisis GID-ATENA balok BLKLB01, dan 33.92% untuk balok
terhadap Eksperimen
BLKLB02. Dari data ini apabila kita memakai
Retak pertama Ultimit
Lendutan Lendutan variabel beban untuk mendesain balok dengan
Benda Uji
P (kg) Tengah P (kg) Tengah
lubang maka akan sangat perlu diperhatikan
(mm) (mm)
BLK01 56.25 85.62 46.67 66.97 bahwa beban dari analisis GID-ATENA tersebut
BLKLB01 61.11 65.08 38.33 62.92
BLKLB02 41.67 55.12 33.93 45.09 adalah masih dalam batas aman dari
4000
128 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 12 – Juli 2010, hal: 121 – 130
pertama menjadi 1200 kg dan lendutan beban retak tetap menjadi 700 kg, tetapi
menjadi 1 mm. terjadi kenaikan lendutan yang terjadi.
2. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa 7. Hasil analisis GID-ATENA menunjukkan
beban ultimit balok BLK01 terjadi pada bahwa beban ultimit balok BLK01 terjadi
beban 6000 kg dan lendutan yang terjadi pada beban 3200 kg dan lendutan yang
38.93 mm. Untuk balok BLKLB01 beban terjadi 12.859 mm. Untuk balok BLKLB01
ultimit yang terjadi sama dengan balok beban ultimit yang terjadi yaitu 3700 kg
BLK01 yaitu 600 kg sedangkan lendutan sedangkan lendutan yang terjadi menurun
yang terjadi menurun menjadi 32.2 mm. menjadi 11.94 mm. Untuk balok BLKLB02
Untuk balok BLKLB02 beban ultimit menurun beban ultimit sama dengan balok BLKLB02
menjadi 5600 kg sedangkan lendutan yang yaitu 3700 kg sedangkan lendutan yang
terjadi juga menurun menjadi 24.7 mm. terjadi juga naik menjadi 13.562 mm.
3. Berdasarkan pengujian di laboratorium 8. Hasil analisis GID-ATENA menunjukkan
terlihat bahwa retak pertama balok tanpa perbedaan pada beban retak pertama yaitu
lubang (BLK01) terjadi di tengah bentang. lebih kecil sebesar 56.25 % untuk balok
Sedangkan untuk balok dengan lubang BLK01, 61.11 % balok BLKLB01, dan
(BLKLB01 dan BLKLB02) retak, retak 41.67% balok BLKLB02 terhadap hasil
pertama terjadi di bawah lubang. eksperimen.
4. Pola retak pertama yang terjadi adalah 9. Hasil analisis GID-ATENA menunjukkan
karena lentur disebabkan oleh pola retak perbedaan pada lendutan tengah bentang
yang tegak lurus batang. pada beban retak pertama yaitu lebih kecil
5. Berdasarkan analisis numerik memakai GID- sebesar 85.62 % untuk balok BLK01, 65.08
ATENA terlihat bahwa retak pertama balok % balok BLKLB01, dan 55.12 % balok
tanpa lubang (BLK01) terjadi di tengah BLKLB02 terhadap hasil eksperimen.
bentang. Untuk balok BLKLB01 retak 10. Hasil analisis GID-ATENA menunjukkan
pertama yang terjadi hampir sama dengan perbedaan beban ultimit terjadi perbedaan
balok BLK01 yaitu terjadi di tengah bentang. lebih kecil sebesar 46.67 % untuk balok
Sedangkan untuk balok dengan lubang BLK01, 38.33% untuk balok BLKLB01, dan
BLKLB02 retak, retak pertama terjadi di 33.92% untuk balok BLKLB02 terhadap hasil
bawah lubang dan di tengah bentang. Hasil eksperimen.
analisis GID-ATENA mendapatkan hasil 11. Hasil analisis GID-ATENA menunjukkan
yang berbeda pola retak pertamanya. perbedaan lendutan tengah bentang pada
6. Hasil analisis GID-ATENA menunjukkan beban ultimit terjadi perbedaan lebih kecil
bahwa beban retak pertama balok tanpa sebesar 66.97 % untuk balok BLK01,
lubang terjadi pada beban 700 kg dan 66.92% untuk balok BLKLB01, dan 45.09%
lendutan yang terjadi 0.424 mm. Untuk balok untuk balok BLKLB02 terhadap hasil
BLKLB01, beban retak tetap menjadi 700 kg, eksperimen.
tetapi terjadi kenaikan lendutan yang terjadi
menjadi 0.426 mm. Untuk balok BLKLB02
Perilaku Lentur Balok-L Beton Bertulang Berlubang Ditinjau Secara …… – Endah Kanti Pangestuti, Mahmud Kori Effendi 129
Saran of Structural Engineering, V. 121, No. 7,
July 1985, pp. 1058-1068.
Berdasarkan penelitian yang telah
Anonim. 1981. Annual Book of ASTM Standard
dilakukan disarankan bahwa: part 14: Concrete and Mineral Aggregates
(including Manual of Aggregate and
1. Perlu diadakannya penelitian lebih lanjut
Concrete Testing) Philadelphia.
variasi lubang di badan balok dengan beban
Darsono, Udin, 2007, Tinjauan Degradasi
baik statik maupun dinamik.
Daktilitas dan Kekakuan Balok Beton
2. Diperbanyak jumlah benda ujinya untuk Bertulang Akibat Pembuatan Lubang
pada Badan Balok, Skripsi, UMS
mendapatkan hasil yang valid.
3. Pengujian dilakukan di Laboratorium Bahan Mansur, M.A., Tan, K. H., Lee, S. L., Design
Method for Reinforced Concrete Beam
dan Struktur yang mempunyai peralatan
with Large Web Openings, ACI Structural
yang lengkap dan modern untuk Journal, V. 82, No.4, July-August 1985,
pp. 517-524.
mendapatkan perilaku balok yang lengkap.
4. Analisis numerik dilakukan dengan software Mansur, M.A., Huang, L. M., Tan, K. H., Lee, S.
L., Deflection of Reinforced Concrete
yang berlisensi untuk mendapatkan meshing
Beam with Web Openings, ACI Structural
benda uji yang lengkap dan detil. Journal, V. 89, No.4, July-August 1992,
pp. 391-397.
130 JURNAL TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN, Nomor 2 Volume 12 – Juli 2010, hal: 121 – 130