Вы находитесь на странице: 1из 22

ABSTRACT

ARIE FIRMANSYAH, “Effect of Current Ratio and Gross Profit Margin Against Net
Income Growth Tire Company on Automotive and Component Sector Listed in
Indonesia Stock Exchange”, Under Supervision Bapak Dr. Ir. H. Iman Santoso, SE.,
MM., MBA.

Growth in net income is the most important element for the company as net
income represents the value that represents the company's overall performance. The
greater the level of net income, it will reflect the company's performance is getting better.
Issues to be examined in this study is how the current ratio and the gross profit margin of
the company's net profit growth in the automotive sector and tire components listed in
the Indonesia Stock Exchange.
The sample in this study is a tire company in the automotive sector and the
components listed in the Indonesia Stock Exchange during the eight periods of the 2005-
2012 period the number of sample firms by 4 companies, the overall amount of data to be
analyzed are as many as 32 data. Methods of data collection in this study is an indirect
method, ie secondary data tire company in the automotive sector and the components
listed in the Indonesia Stock Exchange from 2005 until the end of the period in June
2012. The data analysis technique used is multiple linear regression analysis using
software Eviews 5.0.
These results indicate that together and the Current Ratio Gross Profit Margin
has a significant effect on the growth of Net Profit of 18.18% and the remaining 81.82%
is influenced by other factors not examined in this study. Of partial test is positive
significant impact on Net Income Growth is the Current Ratio. While the Gross Profit
Margin has no significant negative impact on Net Income Growth.

Keywords: Current Ratio, Gross Profit Margin, Net Profit Growth.


BAB I
PENDAHULUAN

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Seiring dengan meningkatnya penjualan kendaraan bermotor di indonesia akan


berdampak positif bagi industri ban karena dengan tingginya penjualan kendaraan bermotor
maka akan meningkatkan pula penjualan pada industri ban, oleh sebab itu perolehan laba pada
perusahaan ban juga akan mengalami kenaikan.
Berdasarkan survei awal tahun 2005-2011 kondisi pertumbuhan laba industri ban nasional
mengalami perkembangan, perubahan yang cukup signifikan terjadi di tahun 2010 dan 2011.
Ditahun 2010 dan 2011 terjadi penurunan rasio lancar dibandingkan dengan tahun sebelumnya
yang mengakibatkan turunnya pertumbuhan laba bersih, seharusnya dengan turunnya rasio
lancar akan meningkatkan pertumbuhan laba bersih.
Meningkatnya harga karet menyebabkan beban pokok penjualan perusahaan ban
meningkat sehingga perolehan marjin laba kotor mengalami penurunan, turunnya marjin laba
kotor diikuti oleh turunnya pertumbuhan laba bersih perusahaan ban yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.

1.2.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan diteliti
sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan rasio lancar perusahaan ban pada sektor otomotif dan
komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Bagaimana perkembangan marjin laba kotor perusahaan ban pada sektor otomotif dan
komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Bagaimana perkembangan laba bersih perusahaan ban pada sektor otomotif dan
komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Seberapa besar pengaruh rasio lancar dan marjin laba kotor terhadap pertumbuhan
laba bersih baik secara parsial dan simultan pada perusahaan ban sektor otomotif dan
komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menilai pertumbuhan laba bersih perusahaan ban
pada sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia melalui rasio lancar
dan marjin laba kotor.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perkembangan rasio lancar perusahaan ban pada sektor otomotif
dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Untuk mengetahui perkembangan marjin laba kotor perusahaan ban pada sektor
otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui perkembangan laba bersih perusahaan ban pada sektor otomotif
dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1
4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh rasio lancar dan marjin laba kotor terhadap
pertumbuhan laba bersih baik secara parsial dan simultan pada perusahaan ban sektor
otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan secara praktis sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan, memberikan gambaran kinerja keuangan bagi perusahaan untuk
meningkatkan laba agar memiliki kemampuan dalam bersaing di pasar global.
2. Bagi karyawan, meningkatkan profesionalisme dan kemampuan.
3. Bagi investor, dapat memberikan tambahan informasi untuk melakukan investasi pada
perusahaan yang diinginkan.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi penulis, menambah dan mengembangkan wawasan khususnya mengenai laporan


laba rugi dan manajemen keuangan.
2. Bagi peneliti, sebagai informasi untuk penelitian lebih lanjut dan menambah
pengetahuan serta bahan kepustakaan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Rasio Likuiditas

2.1.1.1 Pengertian Rasio Likuiditas

Menurut Kasmir (2008:129) menyatakan bahwa :


“Rasio likuiditas (liquiditiy ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.”
Menurut Wild (2005:9) menyatakan bahwa :
“Rasio likuiditas (liquiditiy) merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas
dalam jangka pendek untuk memenuhi kewajibannya.”
Menurut Bambang Riyanto (2010:331) menyatakan bahwa :
“Rasio likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas
perusahaan (current ratio, Acid test ratio).”
Menurut Brigham dan Houston (2010:134) menyatakan bahwa :
“Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukan hubungan antara kas dan aset lancar
perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya.”
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang lancar yang sudah jatuh tempo oleh aktiva
lancarnya.

2.1.1.2 Jenis-Jenis Rasio Likuditas

Jenis-jenis rasio likuiditas yang digunakan perusahaan, yaitu:


a) Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar menurut Brigham dan Houston (2010:134) adalah

2
Rasio yang dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar.
Rasio ini menunjukan sampai sejauh apa kewajiban lancar ditutupi oleh aset
yang akan dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat.

Formula untuk mengetahui rasio ini sebagai berikut:


Aset Lancar
Rasio Lancar =
Kewajiban Lancar

b) Rasio Sangat Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)


Rasio sangat cepat menurut Brigham dan Houston (2010:134) adalah
“Rasio ini dihitung dengan mengurangi persediaan dengan aset lancar,
kemudian membagi sisanya dengan kewajiban lancar.”
Rumus untuk mencari rasio sangat cepat sebagai berikut:
Aset Lancar − Persediaan
Rasio Cepat =
Kewajiban Lancar

c) Rasio Kas (Cash Ratio)


Rasio Kas menurut Kasmir (2010:139) adalah,
“Rasio kas (cash ratio) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.”
Formula untuk menghitung rasio kas adalah
Kas
Rasio Kas =
Kewajiban lancar

d) Inventory to Net Working Capital


Menurut Kasmir (2010:141), inventory to Net Working Capital adalah
Rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah
persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Modal kerja yang
dimaksud adalah selisih antara aktiva lancar dan kewajiban lancar.

Rumus untuk mencari inventory to net working capital adalah


Persediaan
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑡𝑜 𝑁𝑒𝑡 𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 =
Aktiva lancar − Kewajiban lancar
Berdasarkan beberapa cara untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan, peneliti
membatasi hanya menggunakan satu cara yakni dengan memakai Rasio Lancar untuk mengukur
likuiditas perusahaan.

2.1.2 Profit Margin

2.1.2.1 Pengertian Profit Margin

Menurut Kasmir (2010:199), menyatakan bahwa:


Profit Margin on Sales atau Ratio Profit Margin atau margin laba atas penjualan
merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas
penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah membandingkan laba bersih setelah pajak
dengan penjualan bersih. Rasio ini juga dikenal dengan nama profit margin.

Menurut Sutrisno (2009:222), menyatakan bahwa :


“Profit Margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
dibandingkan dengan penjualan yang dicapai”.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
profit margin adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan sejumlah
laba dari setiap tingkat penjualan tertentu yang dinyatakan dalam presentasi.
3
2.1.2.2 Jenis-Jenis Profit Margin

Rasio profit margin dapat dibedakan menjadi tiga macam diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Gross Profit Margin Ratio
Menurut Kasmir (2010:199), menyatakan bahwa:
“Margin laba kotor menunjukan laba yang relatif terhadap perusahaan, dengan cara
penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Rasio ini merupakan cara untuk
penetapan harga pokok penjualan.”
Gross Profit Margin Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Penjualan Bersih−Harga Pokok Penjualan
Gross Profit Margin = x 100%
Penjualan Bersih

Data gross profit margin ratio dari beberapa periode akan dapat memberikan informasi
tentang kecenderungan gross profit margin ratio yang diperoleh dan bila dibandingkan
standar ratio akan diketahui apakah margin yang diperoleh perusahaan sudah tinggi atau
sebaliknya.

2. Net Profit Margin Ratio

Menurut Kasmir (2010:200), menyatakan bahwa:


“Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba
setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukan
pendapatan perusahaan atas penjualan.”

Net Profit Margin Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Laba Bersih
Net Profit Margin = x 100%
Penjualan Bersih

Besar kecilnya rasio profit margin pada setiap transaksi sales ditentukan oleh dua faktor,
yaitu net sales dan laba usaha atau net operating income tergantung kepada pendapatan
dari sales dan besarnya biaya usaha (operating expenses). Dengan jumlah operating
expenses tertentu rasio profit margin dapat diperbesar dengan memperbesar sales, atau
dengan jumlah sales tertentu rasio profit margin dapat diperbesar dengan menekan atau
memperkecil operating expensesnya.

3. Operating Profit Margin Ratio

Menurut Bambang Riyanto (2010:335), menyatakan bahwa:


“Laba operasi sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan.”
Operating Profit Margin Ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Laba Operasi
Operating Profit Margin = x 100%
Penjualan Bersih

Operating ratio mencerminkan tingkat efesiensi perusahaan, sehingga ratio yang tinggi
menunjukan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang
terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil. Tetapi ratio yang tinggi
mungkin tidak hanya disebabkan oleh faktor intern yang dapat dikendalikan oleh
manajemen, tetapi juga faktor ekstern misalnya faktor harga yang sulit dikendalikan oleh
manajemen.

4
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan indikator Gross Profit Margin untuk mengukur
tingkat laba kotor dibandingkan dengan volume penjualan bersih yang dipengaruhi kenaikan
biaya bahan baku.

2.1.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Profit Margin

Menurut Bambang Riyanto ( 2001:39) menyatakan bahwa :

Besar kecilnya profit margin pada setiap transaksi sales ditentukkan oleh dua faktor,
yaitu net sales dan laba usaha. Besar kecilnya laba usaha atau net operating
income tergantung kepada pendapatan dari penjualan (sales) dan besarnya biaya usaha
(operating expenses). Dengan jumlah operating expenses tertentu profit margin dapat
diperbesar dengan memperbesar sales, atau dengan jumlah sales tertentu profit
margin dapat diperbesar dengan menekan atau memperkecil operating expenses.

Dengan demikian maka ada 2 alternatif dalam usaha untuk memperbesar profit margin,
yaitu:
1) Dengan menambah biaya usaha ( operating expenses) sampai tingkat tertentu
diusahakan tercapainya tambahan sales yang sebesar-besarnya, atau dengan kata lain,
tambahan sales harus lebih besar daripada tambahan operating expenses. Perubahan
besarnya sales dapat dapat disebabkan karena perubahan harga per unit apabila
volume sales dalam unit sudah tertentu (tetap), atau disebabkan karena bertambahnya luas
penjualan dalam unit kalau tingkat harga penjualan per unit produk sudah tertentu. Dengan
demikian dapatlah dikatakan bahwa pengertian menaikkan tingkat sales di sini dapat berarti
memperbesar pendapatan dari sales dengan jalan:
a. Memperbesar volume sales per unit pada tingkat harga penjualan tertentu atau,
b. Menaikkan harga penjualan per unit produk pada luas sales dalam unit tertentu.
Dengan mengurangi pendapatan dari sales sampai tingkat tertentu diusahakan adanya
pengurangan operating expenses yang sebesar-besarnya, atau dengan kata lain
mengurangi biaya usaha relatif lebih besar daripada berkurangnya pendapatan dari sales.
Meskipun jumlah sales selama periode tertentu berkurang, tetapi oleh karena disertai
dengan berkurangnya operating expenses yang lebih sebanding maka akibatnya ialah
bahwa profit marginnya makin besar. Tinggi rendahnya profit margin dipengaruhi oleh
penjualan dan biaya-biaya operasi (harga pokok penjualan + biaya pemasaran + biaya
administrasi dan umum). Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahan
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu yang disebabkan kenaikan
tingkat penjualan lebih besar daripada biaya operasi. Sedangkan profit margin yang rendah
menunjukan rendahnya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari tingkat
penjualan tertentu yang disebabkan penjualan yang terlalu rendah untuk biaya tertentu, atau
biaya yang terlalu tinggi untuk penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut.
Secara umum profit margin yang rendah menunjukan tidak efisiennya manajemen. Setiap
perusahaan berkepentingan terhadap profit margin yang tinggi.

2.1.3 Laba

2.1.3.1 Pengertian Laba

Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:25) mendefinisikan laba sebagai


berikut:
Laba (earnings) atau laba bersih (net income) mengindikasikan profitabilitas perusahaan.
Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode
bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat.

5
Laba terdiri dari empat elemen utama yaitu pendapatan (revenue), beban (expense),
keuntungan (gain), dan kerugian (loss). Defenisi dari elemen-elemen laba tersebut telah
dikemukakan oleh Financial Accounting Standard Board dalam Stice, Stice, dan Skousen
(2004: 230) ialah sebagai berikut :
1) Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu
entitas atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan
atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha
terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.
2) Beban (expense) adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau timbulnya
kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang,
pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau
usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.
3) Keuntungan (gain) adalah peningkatan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi
sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua
transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang
berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.
4) Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi
sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua
transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang
berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

2.1.3.2 Jenis-Jenis Laba

1) Laba kotor
Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:120) laba kotor merupakan
“pendapatan dikurangi harga pokok penjualan”. Apabila hasil penjualan barang dan jasa
tidak dapat menutupi beban yang langsung terkait dengan barang dan jasa tersebut atau
harga pokok penjualan, maka akan sulit bagi perusahaan tersebut untuk bertahan.
2) Laba operasi
Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2004:243) menyatakan bahwa: “laba operasi
mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan
didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi”. Laba operasi menunjukkan seberapa
efisien dan efektif perusahaan melakukan aktivitas operasinya.
3) Laba sebelum pajak
Laba sebelum pajak menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:25) merupakan
“laba dari operasi berjalan sebelum cadangan untuk pajak penghasilan”.
4) Laba bersih
Laba bersih menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:25) merupakan “laba
dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak”.

2.1.3.3 Pertumbuhan Laba

Menurut Machfoedz, (1996:93) rasio pertumbuhan adalah :


“Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam persaingan dengan perusahaan
lain pada industri yang sama.”
Menurut Kasmir, (2008:114) Rasio pertumbuhan adalah pengukuran seberapa jauh
perusahaan menempatkan diri dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi
untuk industri yang sama, rasio pertumbuhan ini ditentukan dengan membagi jumlah tahun
bersangkutan dengan jumlah pada tahun dasar, dimana tahun-tahun dasar dianggap sebagai
100%. Dalam perhitungan rasio pertumbuhan, elemen yang penting untuk dilihat
pertumbuhannya adalah:
a) Penjualan
b) Laba bersih
c) Laba per lembar saham
6
d) Harga pasar saham perlembar
e) Dividen
Elemen-elemen tersebut perlu untuk diketahui pertumbuhannya mengingat bahwa
dengan mengetahui pertumbuhan setiap elemen tersebut, maka perusahaan diberikan informasi
bahwa perusahaan dalam jangka waktu tertentu memperoleh pertambahan nilai tertentu, adapun
rumus untuk mengukur rasio pertumbuhan yaitu dengan:
Rasio Pertumbuhan = (Xn / Xo)1/n -1
Keterangan: Xn = Nilai terakhir. Xo = Nilai Dasar n = Jumlah Tahun
Pada dasarnya, perusahaan beroperasi adalah dengan harapan agar memperoleh laba
pada tingkat tertentu yang sudah ditetapkan sebagai tujuan yang harus dicapai. Pertumbuhan
laba perusahaan yang baik mencerminkan bahwa kinerja perusahaan juga baik. Oleh karena
laba merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang dicapai
perusahaan, mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan. Dengan demikian apabila rasio
keuangan perusahaan baik, maka pertumbuhan laba perusahaan juga baik. Untuk memperoleh
laba, perusahaan harus melakukan kegiatan operasionalnya. Laba yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah laba bersih. Angka laba bersih adalah laba tahun berjalan setelah bunga.
Jika suatu perusahaan menggunakan lebih banyak utang maka perusahaan tersebut akan
memiliki beban bunga yang tinggi. Beban bunga tersebut akan menurunkan laba bersih. Jadi,
apa yang diukur oleh laba dan komponen- komponennya adalah penting untuk dapat memahami
dan menginterpretasikan keadaan keuangan suatu perusahaan. Pertumbuhan laba dipengaruhi
oleh perubahan komponen-komponen dalam laporan keuangan. Pertumbuhan laba yang
disebabkan oleh perubahan komponen laporan keuangan misalnya perubahan penjualan,
perubahan harga pokok penjualan, perubahan beban operasi, perubahan beban bunga,
perubahan pajak penghasilan, adanya perubahan dalam pos-pos luar biasa, dan lain-lain.
Menurut Warsidi dan Pramuka (2000:45) pertumbuhan laba dapat dihitung dengan
menggunakan formula:
Laba t − Laba t − 1
Pertumbuhan Laba =
Laba t − 1

2.1 Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan laba bersih ialah perubahan laba setelah bunga dan pajak yang diperoleh
setiap perusahaan baik itu peningkatan maupun penurunan laba. Peningkatan laba bersih
merupakan hal yang positif bagi perusahaan karena selama menjalankan operasinya efektif dan
efisien sehingga laba operasi yang telah dikurangi pajak dan bunga menghasilkan laba bersih
yang terus naik.
Menurut Harahap (2007:299) mendefinisikan laba adalah:
“sebagai perbedaaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan
pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan
itu.”
Hal ini juga bisa dipengaruhi oleh beban bunga perusahaan yang kecil karena hutangnya
yang sedikit. Selain itu, peningkatan laba bersih dapat juga dipengaruhi oleh kemampuan
membayar hutang atau likuiditas perusahaan. Jika hutang-hutang yang dapat dibayar lebih
cepat maka akan memperkecil beban bunga perusahaan.
Menurut Kuswadi (2005:79) dalam Hendra dan Diyah (2011:158) :
“Semakin besar Current Asset semakin mudah perusahaan itu membayar hutang. Dan
semakin tinggi rasio lancar menunjukan perubahan laba yang tinggi.”
Penurunan laba bersih juga dapat dipengaruhi oleh kenaikan biaya produksi sehingga
mendorong naik beban pokok penjualan. Belum lagi apabila penjualan mengalami penurunan
karena harga jual tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan perolehan laba kotor perusahaan turun,
jika perolehan laba kotor turun otomatis perolehan laba bersih juga akan menurun.

7
Laporan Keuangan

Neraca Laporan Laba rugi

Aktiva Lancar Penjualan bersih


Hutang Lancar

Current Ratio Biaya Produksi


-Biaya Bahan Baku
(CR)
-Biaya Tenaga Kerja
Langsung
-Biaya Overhead

Harga Pokok Produksi

Harga Pokok Penjualan


(HPP)

Laba Kotor Penjualan bersih

Gross Profit Margin


(GPM)

Pertumbuhan Laba
Bersih

Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran

8
2.3 Hipotesis

Kata hipotesis berasal dari kata “hipo” yang artinya lemah dan “tesis” berarti pernyataan.
Dengan demikian hipotesis berarti pernyataan yang lemah, disebut demikian karena masih
berupa dugaan yang belum teruji kebenarannya.
Menurut Sugiyono (2010 : 64) hipotesis penelitian adalah:
“Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak
dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya
hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif”.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian dapat


diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti
melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka penulis merumuskan hipotesis yang
merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut:
1. Berdasarkan data keuangan, diduga perkembangan Current Ratio perusahaan ban
pada sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI mengalami perkembangan.
2. Berdasarkan data keuangan, diduga perkembangan Gross Profit Margin ban pada
sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI mengalami perkembangan.
3. Berdasarkan data keuangan, diduga perkembangan Laba Bersih perusahaan ban
pada sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI mengalami perkembangan.
4. Current Ratio dan Gross Profit Margin diduga memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan laba bersih baik secara parsial maupun simultan.

BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Pengertian dari objek penelitian menurut Husein Umar dalam Umi Narimawati (2010:29)
adalah:
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi obyek penelitian.
Juga di mana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap
perlu”.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian merupakan sesuatu hal
atau objek yang perlu ditentukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian agar terdapat
kejelasan mengenai apa yang akan diteliti. Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini
adalah current ratio, marjin laba kotor dan pertumbuhan laba bersih.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara penulis dalam menganalisis data. Umi
Narimawati (2010:29), menjelaskan bahwa:
“Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data
untuk mencapai tujuan tertentu”.
Menurut Sugiyono (2010:2), yaitu:
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian merupakan cara dalam
memecahkan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan teliti dengan maksud

9
mendapatkan fakta dan kesimpulan. Metode penelitian juga merupakan cara kerja untuk
memahami dan mendalami objek yang menjadi sasaran.
Berdasarkan rumusan dan tujuan sebelumnya, penelitian ini termasuk penelitian terapan.
Menurut Sugiyono (2010:4) yang dikutip dari Gay (1977) mengungkapkan bahwa:
“Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan kemampuan suatu
teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis”.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan kuantitatif, yaitu
hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya
penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data
numeric (angka). Dengan menggunakan metode penelitian ini, akan diketahui hubungan yang
signifikan atau tidaknya antar variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan
memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Menurut Sugiyono dalam Umi Narimawati (2010:29) menerangkan metode deskriptif
sebagai berikut:
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis
suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.
Adapun tujuan metode deskriptif pada penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui perkembangan current ratio perusahaan ban pada industri sektor
otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI.
2. Mengetahui perkembangan Gross Profit Margin perusahaan ban pada industri sektor
otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI.
3. Mengetahui perkembangan laba bersih perusahaan ban pada industri sektor
otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI.
Sedangkan pengertian verifikatif menurut Mashuri dalam Umi Narimawati (2010:29)
sebagai berikut:
“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu
cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi
masalah yang serupa dengan kehidupan.”
Adapun tujuan metode verifikatif pada penelitian ini untuk:
Mengetahui besarnya pengaruh current ratio dan Gross Profit Margin terhadap pertumbuhan
laba secara parsial dan simultan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif dan metode verifikatif
merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematis fakta-fakta yang ada,
serta menjelaskan tentang hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan
data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Nur Indriantoro dalam Umi Narimawati (2010:31) menjelaskan operasionalisasi variabel


sebagai berikut:
Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional
menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan
construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi
pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct
yang lebih baik.

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menjelaskan konsep variabel, indikator, serta


skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, Dalam penelitian ini terdapat tiga
variabel yang digunakan yaitu:
1. Variabel Bebas (Independent Variable) (X)
Menurut Umi Narimawati (2007:27) variabel independen atau variabel bebas yaitu:
Variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas
merupakan variabel yang pengaruhnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti

10
untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobervasi dalam kaitannya
dengan variabel lain.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen (X1) adalah Current Ratio
dengan indikator sebagai berikut :
Aktiva Lancar
Current Ratio =
Kewajiban Lancar

Variabel independen (X2) adalah Gross Profit Margin dengan indikator sebagai berikut :
Laba Kotor
Gross Profit Margin =
Penjualan Bersih

2. Variabel Dependen (Dependent Variable) (Y)


Menurut Umi Narimawati (2007:27) variabel dependen atau variabel tergantung yaitu:
Variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas.
Variabel tergantung adalah variabel yang keberadaanya diamati dan diukur untuk
menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen (Y) adalah pertumbuhan laba
bersih dengan indikator sebagai berikut :
Laba t−Laba t−1
Pertumbuhan Laba=
Laba t−1

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio, berikut ini penjelasan
mengenai rasio.
Moh. Nazir (2003:132) menjelaskan bahwa:
“Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran yang memberikan
keterangan tentang nilai absolut dari objek yang di ukur”.
Dalam skala rasio angka nol mempunyai makna, sehingga angka nol dalam skala ini
diperlukan sebagai dasar dalam perhitungan dan pengukuran terhadap objek yang diteliti.
Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini akan dijelaskan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Current Ratio “Rasio yang Rasio
(X1) menunjukkan
kemampuan
perusahaan untuk Aset Lancar
CR =
membayar kewajiban Kewajiban Lancar
jangka pendeknya
dengan
menggunakan aktiva
lancarnya.” Brigham dan Houston(2010:134)
Gross Profit Ratio gross profit Rasio
Margin margin
(X2) mencerminkan atau Laba Kotor
GPM = x 100%
Penjualan Bersih
menggambarkan
laba kotor yang
dapat dicapai setiap
rupiah penjualan. Kasmir (2010:199)

11
Pertumbuhan Pertumbuhan laba Pertumbuhan Laba Rasio
Laba menggambarkan
(Y) laba yang dapat Laba Bersih t − Laba Bersih t − 1
dicapai setiap Laba Bersih t − 1
periode tertentu.
Warsidi dan Pramuka (2000)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1 Sumber Data

Menurut Arikunto (2006:129), mengemukakan bahwa:


“Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.”
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, dimana data yang
diperoleh penulis merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, artinya data-data
tersebut berupa data primer yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain.
Menurut Sugiyono (2010:137) sumber sekunder adalah:
“Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat
orang lain atau dokumen.”
Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami
melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku perpustakaan atau data-data
dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti serta media lain seperti internet.
Dalam penelitian ini digunakan regresi data panel, data panel adalah data yang memiliki jumlah
cross section dan jumlah time series. Data yang diperoleh yaitu data keuangan tahunan
perusahaan ban pada sektor otomotif dan komponen di BEI yang terdiri atas laporan keuangan
Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2012.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Adapun Teknik Penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel.
Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai berikut:
1. Populasi Penelitian
Adapun Pengertian populasi menurut Umi Narimawati (2010:37), adalah:
“Objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan
oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian.”
Sedangkan Sugiyono (2010:80) mengemukakan bahwa:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan.”
Berdasarkan pengertian di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada
pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam
penelitian maka yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah data keuangan
tahunan perusahaan ban pada sektor otomotif dan komponen di BEI yang dipublikasikan
dari mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2012.
2. Sampel Penelitian
Bila jumlah populasi besar dan tidak mungkin dilakukan penelitian terhadap seluruh
anggota populasi maka dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Menurut Sugiyono (2010:81) mengemukakan bahwa :
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sampel adalah
sebagian atau wakil dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang diteliti.

12
Salah satu metode yang dapat dipakai untuk menentukan jumlah sampel ini adalah metode
purposive sampling.
Menurut Sugiyono (2010:85) menjelaskan bahwa:
“Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.”
Dalam metode ini besarnya sampel ditentukan dengan mempertimbangkan tujuan
penelitian berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan terlebih dahulu. Dimana besarnya
sampel yang akan digunakan dihitung dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :
𝑵
n=
𝟏+𝑵(𝒆)
Dimana :
- n adalah jumlah sampel
- N adalah jumlah populasi
- e adalah persentase toleransi ketidaktelitian (presesi) karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir.

Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:


1) Data yang diambil merupakan data keuangan tahunan empat perusahaan ban pada
sektor otomotif dan komponen yang telah di audit oleh akuntan publik.
2) Data yang diambil sebanyak 8 tahun yaitu dari tahun 2005 sampai dengan tahun
2012.
3) Jumlah sampel yang diambil 32 sudah dianggap mewakili untuk dilakukan penelitian.
Sehingga yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah data keuangan tahunan
perusahaan ban pada sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI yang
berhubungan dengan Current Ratio, Gross Profit Margin dan Laba Bersih, selama kurun
waktu 8 tahun, yaitu dari tahun 2005 sampai tahun 2012.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang akan diteliti terdiri dari berbagai sumber yaitu
dilakukan dengan cara dokumentasi, yaitu pengumpulan data dilakukan dengan menelaah
dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan. Mulai dari literatur, buku-buku yang ada.
Adapun dokumen-dokumen yang menggambarkan sejarah dan yang menerangkan struktur
organisasi perusahaan. Selain itu, berdasarkan dokumentasi ini diharapkan akan memperoleh
data mengenai Current Ratio, Gross profit Margin dan pertumbuhan laba bersih serta informasi-
informasi lain yang diperlukan.

2.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis
alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis,
penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan. Hipotesis yang akan digunakan dalam
penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Hipotesis nol (Ho) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif (Ha)
menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.
Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh
antara variabel independent (X1) Current Ratio dan Gross Profit Margin (X2) terhadap
pertumbuhan laba bersih (Y), dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Penetapan Hipotesis
a. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka dalam penelitian
ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
13
a) Hipotesis parsial antara variabel bebas Current Ratio (CR) terhadap variabel terikat
pertumbuhan laba bersih.
Ho: Current Ratio (CR) berpengaruh tidak signifkan terhadap pertumbuhan laba bersih.
Ha: Current Ratio (CR) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba bersih.
b) Hipotesis parsial antara variabel bebas Gross Profit Margin (GPM) terhadap variabel
terikat pertumbuhan laba bersih.
Ho : Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba
bersih.
Ha : Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba
bersih.
c) Hipotesis secara keseluruhan antara variabel bebas Current Ratio (CR) dan Gross Profit
Margin (GPM) terhadap variabel terikat pertumbuhan laba bersih.
Ho : Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara Current Ratio (CR) dan Gross Profit
Margin (GPM) terhadap pertumbuhan laba bersih.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Current Ratio (CR) dan Gross Profit
Margin (GPM) terhadap pertumbuhan laba bersih.
b. Hipotesis Statistik
Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan uji dua pihak (two tail test) dilihat dari bunyi
hipotesis statistik yaitu hipotesis nol (H0) : β ≠ 0 dan hipotesis alternatifnya (Ha) : β = 0
Ho : β = 0 : Current Ratio (CR) berpengaruh secara tidak signifikan terhadap pertumbuhan
laba bersih.
Ha : β ≠ 0 : Current Ratio (CR) berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba
bersih.
Ho: β = 0 : Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh secara tidak signifikan terhadap
pertumbuhan laba bersih.
Ha : β ≠ 0 : Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan laba bersih.
Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F).
Ho : β = 0 : Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara Current Ratio (CR) dan Gross
Profit Margin (GPM) terhadap pertumbuhan laba bersih.
Ha : β ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Current Ratio (CR) dan Gross Profit
Margin (GPM) terhadap pertumbuhan laba bersih.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3 Analisis Verifikatif


4.3.1 Pengaruh Rasio Lancar dan Marjin Laba Kotor Terhadap Pertumbuhan Laba Bersih
perusahaan ban pada sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2005-2012
4.3.1.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan
pengolahan data menggunakan Eviews. Dengan demikian metode analisis regresi linier
berganda untuk mengetahui pengaruh rasio lancar dan marjin laba kotor terhadap pertumbuhan
laba bersih perusahaan ban pada sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2005-2012. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = a + 𝒃𝟏 𝒙𝟏 + 𝒃𝟐 𝒙𝟐 + Ɛ
Berikut dibawah ini adalah hasil perhitungan menggunakan Eviews 5.0 :

14
Tabel 4.7
Tabel Regresi Semua Data
Dependent Variable: PLB
Method: Panel Least Squares
Date: 06/18/13 Time: 19:28
Sample: 2005 2012
Cross-sections included: 4
Total panel (balanced) observations: 32

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.615439 0.209226 -2.941504 0.0064


CR 0.191031 0.077198 2.474547 0.0194
GPM 0.474393 0.720713 0.658228 0.5156

R-squared 0.181841 Mean dependent var -0.179591


Adjusted R-squared 0.125417 S.D. dependent var 0.503905
S.E. of regression 0.471247 Akaike info criterion 1.422193
Sum squared resid 6.440147 Schwarz criterion 1.559605
Log likelihood -19.75508 F-statistic 3.222723
Durbin-Watson stat 2.193362 Prob(F-statistic) 0.054468

Estimation Command:
LS PLB C CR GPM

Estimation Equation:
=====================
PLB = C(1) + C(2)*CR + C(3)*GPM

Substituted Coefficients

PLB = -0.6154392784 + 0.1910310988*CR + 0.4743931222*GPM

Dari hasil tabel 4.7 diatas, diperoleh nilai persamaan regresi linier berganda sebagai
berikut:
PLB = -0.6154392784 + 0.1910310988*CR + 0.4743931222*GPM + 81.9159 Ɛ

Arti persamaan regresi linier berganda diatas adalah:


C = -0.6154392784 Menunjukan jika rasio lancar dan marjin laba kotor yang bernilai 0 maka
pertumbuhan laba bersih bernilai
-0.6154392784.
𝑏1 = 0.1910310988 Menunjukan jika rasio lancar meningkat 1% maka pertumbuhan laba
akan meningkat sebesar 0.1910310988.
𝑏2 = 0.4743931222 Menunjukan jika marjin laba kotor meningkat 1% maka pertumbuhan
laba bersih akan meningkat sebesar 0.4743931222.
Ɛ = 81.8159 % Variabel lain yang tidak diteliti.

15
4.3.1 Hasil Pengujian Hipotesis

4.3.2.1 Hasil Pengujian Pengaruh Rasio lancar dan Marjin Laba Kotor terhadap

Pertumbuhan Laba Bersih Secara Simultan

Uji F digunakan untuk pengujian koefisien regresi secara keseluruhan untuk mengetahui
keberartian hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas. Hipotesis yang diuji
adalah sebagai berikut :
Ho : β = 0 : Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara Current Ratio (CR) dan Gross Profit
Margin (GPM) terhadap pertumbuhan laba bersih.
Ha : β ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Current Ratio (CR) dan Gross Profit
Margin (GPM) terhadap pertumbuhan laba bersih.
Hasil perhitungan dengan menggunakan Eviews adalah sebagai berikut:

Tabel 4.22
Statistik Uji F
Test for Equality of Means Between Series
Date: 06/18/13 Time: 20:15
Sample: 1 32
Included observations: 32

Method df Value Probability

Anova F-statistic (2, 93) 78.58751 0.0000

Analysis of Variance

Source of Variation df Sum of Sq. Mean Sq.

Between 2 76.58855 38.29427


Within 93 45.31722 0.487282

Total 95 121.9058 1.283219

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 78.58751. Nilai tersebut
dapat dibandingkan dengan tingkat probabilitas yaitu 0.05, dari tabel distribusi F didapat nilai
untuk F tabel yaitu n=32; k=3; df1=k-1=3-1=2; df2=n-k=32-3=29, maka diketahui nilai F tabel
sebesar 3,33. Dari nilai-nilai diatas dapat diketahui F hitung ≥ F tabel yaitu 78.58751 ≥ 3,33,
maka Ho ditolak artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Current Ratio (CR) dan Gross
Profit Margin (GPM) terhadap pertumbuhan laba bersih.
Hasil uji secara simultan ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Hendra dan
Diyah (2011) dengan hasil penelitian rasio lancar, TATO, ROA, ROE, dan Profit Margin
berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba pada perusahaan real estate dan property di
Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian ini keputusan penolakan atau penerimaan hipotesis pada
pengujian dapat digambarkan dalam diagram daerah penerimaan dan penolakan Ho sebagai
berikut:
16
= 3,33
F hitung = 78.58751
(α=0,05 : db 1 = 2 : db =29)
Gambar 4.8
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Pengujian Simultan

4.3.2.2 Hasil Pengujian Pengaruh Rasio lancar dan Marjin Laba Kotor terhadap

Pertumbuhan Laba Bersih Secara Parsial

Untuk menyimpulkan pengaruh rasio lancar dan marjin laba kotor terhadap pertumbuhan
laba bersih perusahaan ban pada sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis kebermaknaan pengaruh dari masing-
masing variabel bebas dengan uji t. Uji t statistik bertujuan untuk melihat tingkat signifikansi
parsial dari tiap-tiap variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat. Penentuan hasil
pengujian (penerimaan/penolakan Ho) dapat dilakukan dengan membandingkan thitung dengan
ttabel atau juga dapat dilihat dari nilai signifikansinya. Nilai ttabel dengan taraf kesalahan 5% dan
db= n-k-1= 32-2-1=29 adalah 2,045.
Hipotesis parsial yang diuji adalah sebagai berikut :
Ho : β = 0 : Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara Current Ratio (CR)
terhadap pertumbuhan laba bersih.
Ha : β ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Current Ratio (CR) dan terhadap
pertumbuhan laba bersih.
Ho: β = 0 : Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh secara tidak signifikan terhadap
pertumbuhan laba bersih.
Ha : β ≠ 0 : Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan
laba bersih.

17
Tabel 4.23
Hasil Pengujian t-Statistik
Dependent Variable: PLB
Method: Panel Least Squares
Date: 06/18/13 Time: 19:28
Sample: 2005 2012
Cross-sections included: 4
Total panel (balanced) observations: 32

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.615439 0.209226 -2.941504 0.0064


CR 0.191031 0.077198 2.474547 0.0194
GPM 0.474393 0.720713 0.658228 0.5156

R-squared 0.181841 Mean dependent var -0.179591


Adjusted R-squared 0.125417 S.D. dependent var 0.503905
S.E. of regression 0.471247 Akaike info criterion 1.422193
Sum squared resid 6.440147 Schwarz criterion 1.559605
Log likelihood -19.75508 F-statistic 3.222723
Durbin-Watson stat 2.193362 Prob(F-statistic) 0.054468

Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil perhitungan koefisien regresi untuk variabel rasio
lancar dan marjin laba kotor. Nilai t hitung untuk variabel rasio lancar adalah sebesar 2.474547
menunjukan t hitung ≥ t tabel atau 2.474547 ≥ 2,045. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak,
rasio lancar berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba bersih perusahaan ban pada
sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji secara parsial ini
sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Hendra dan Diyah (2011), dan Windi Hartini (2012).

Nilai t hitung untuk variabel marjin laba kotor adalah sebesar 0.658228 menunjukan t hitung ≤
t tabel atau 0.658228 ≤ 2,045. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, marjin laba kotor
berpengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba bersih perusahaan ban pada sektor
otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji secara parsial ini sesuai
dengan penelitian sebelumnya oleh Tika Nurmalasari dan R. Adisetiawan (2012) dan tidak
sesuai dengan penelitian oleh Windi Hartini (2012) dan Sri Marhaeni (2011) dan Suprihatmi SW
(2006).
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari pengaruh Rasio Lancar (Current Ratio) dan Marjin Laba
Kotor (Gross Profit Margin) terhadap Pertumbuhan Laba Bersih (Earning After Tax Growth)
perusahaan ban pada sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2005 sampai dengan Juni 2012, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1) Perkembangan Rasio Lancar (Current Ratio) pada perusahaan ban pada sektor otomotif
dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari 4 perusahaan yang diteliti
cenderung mengalami fluktuasi. Diantara keempat perusahaan, PT Multistrada Arah
Sarana berpengaruh secara signifikan karena mengalami penurunan tertinggi pada
18
periode 2010 sampai dengan 2011 yang disebabkan hutang lancarnya lebih besar
daripada harta lancarnya.
2) Perkembangan Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin) pada perusahaan ban pada
sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari 4 perusahaan
yang diteliti cenderung mengalami perubahan. Diantara keempat perusahaan, PT
Goodyear berpengaruh secara signifikan karena penurunan tertinggi pada periode 2010
sampai dengan 2011 yang disebabkan oleh kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba kotor kurang maksimal, selain itu ada faktor kenaikan biaya pokok
produksi yang tidak didukung oleh naiknya penjualan bersih.
3) Perkembangan Pertumbuhan Laba Bersih (Earning After Tax Growth) pada perusahaan
ban pada sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari 4
perusahaan yang diteliti cenderung mengalami pertumbuhan. Diantara keempat
perusahaan, PT Goodyear dan PT Indo Kordsa berpengaruh secara signifikan karena
penurunan tertinggi pada periode 2010 sampai dengan 2011. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu meningkatnya beban pokok penjualan yang tidak diimbangi
dengan kenaikan penjualan bersih perusahaan, selain itu adanya perubahan tingkat
pajak dan bunga dari setiap perusahaan.
4) Hasil penelitian Pengaruh Rasio Lancar (Current Ratio) dan Marjin Laba Kotor (Gross
Profit Margin) terhadap Pertumbuhan Laba Bersih (Earning After Tax Growth)
perusahaan ban pada sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2005 sampai dengan Juni 2012 secara simultan menunjukan adanya
hubungan. Besarnya kontribusi rasio lancar dan marjin laba kotor secara simultan
memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan laba bersih sebesar 18,1841%,
sedangkan sisanya 81,8159% dipengaruhi oleh variabel lain. Secara parsial hanya rasio
lancar yang berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan laba bersih
perusahaan ban pada sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Sedangkan marjin laba kotor berpengaruh tidak signifikan negatif terhadap
pertumbuhan laba bersih perusahaan ban pada sektor otomotif dan komponen yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada model regresi masing-masing perusahaan, PT
Multistrada Arah Sarana memberikan pengaruh yang signifikan dengan hasil penelitian
rasio lancar dan marjin laba kotor secara simultan memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan laba bersih sebesar 63,5525%, sedangkan sisanya 36,4475% dipengaruhi
oleh variabel lain. Pada PT Gajah Tunggal hasil penelitian rasio lancar dan marjin laba
kotor secara simultan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan laba bersih sebesar
2,9984%, sedangkan sisanya 97,0016% dipengaruhi oleh variabel lain. Pada PT
Goodyear hasil penelitian rasio lancar dan marjin laba kotor secara simultan memberikan
pengaruh terhadap pertumbuhan laba bersih sebesar 10,7833%, sedangkan sisanya
89,2167% dipengaruhi oleh variabel lain. Pada PT Indo Kordsa hasil penelitian rasio
lancar dan marjin laba kotor secara simultan memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan laba bersih sebesar 2,5813%, sedangkan sisanya 97,4187% dipengaruhi
oleh variabel lain.

5.2 Saran

1) Untuk penelitian selanjutnya akan lebih baik apabila dapat mengembangkan sampel dan
tahun penelitian yang lebih besar lagi.
2) Untuk penelitian selanjutnya agar menggunakan variabel yang belum diteliti.
Pengembangan ini perlu dilakukan mengingat banyak hal yang berperan dalam
mempengaruhi pertumbuhan laba bersih baik faktor eksternal maupun faktor internal.
3) Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian terkait dengan
rasio likuiditas, profit margin dan pertumbuhan laba lebih sempurna lagi. Karena dalam
penelitian ini, peneliti merasa masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ajija, R Shocrul, Sari, W Dyah, Setianto, H Rahmat dan Primanti, R Martha. 2011. Cara Cerdas
Menguasai Eviews. Jakarta:Salemba Empat.

Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 10.
Jakarta:Salemba Empat.

Horne, Van dan Wachowics, 1997. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Buku I. Edisi 9.
Jakarta: Salemba Empat.

Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim, 2000, Analisis Laporan Keuangan,


Yogyakarta:UPP AMP YKPN.

Hartini, Windi, 2012, “Pengaruh Financial Ratio terhadap pertumbuhan laba dengan
pengungkapan Corporate Social Responsibility sebagai variabel pemoderasi”,
Management Analysis Journal 1 (2).

Hendra dan Diyah, 2011, “Analisis Rasio Keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada
perusahaan real estate dan property di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Singapura
(SGX).”

Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers.

Marhaeni, Sri, 2011. “Analisis pengaruh WCTO, TATO, Total debt to total capital aset, GPM dan
NPM terhadap perubahan laba (studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI)”, Jurnal Administrasi Bisnis.

Munawir, S, 1998. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty.

Riyanto, Bambang. 2010. Dasar - Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4 Yogyakarta :


BPFE.

Stice, Earl K,James D.Stice dan K.Fred Skousen 2004. Akuntansi Intermediate Buku Satu,
Edisi Kelima belas. Alih Bahasa Safrida R.Parulian dan Ahmad Maulana,
Jakarta:Salemba Empat.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta.

Suprihatmi, 2006, “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kemampuan Memprediksi Perubahan


Laba Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di PT Bursa Efek
Jakarta”, Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 6, No. 1.

Umi, Narimawati, Sri Dewi, A., Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah, Bekasi :
Genesis.

Winarno, Wing Wahyu. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Edisi 3.
Yogyakarta:UPP STIM YKPN.

Warsidi. dan Pramuka, Bambang Agus, 2000, “Evaluasi Kegunaan Rasio Keuangan dalam
Memprediksi Perubahan Laba di Masa yang Akan Datang: Suatu Studi Empiris pada

20
Perusahaan yang Terdaftar di BEJ”, Jurnal Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi, Vol. 2,
No. 1.

Wild, John J. et al., 2005, Financial Statement Analysis-Analisis Laporan Keuangan, Edisi 8,
Jakarta:Salemba Empat.

www.idx.co.id

www.indonesiafinancetoday.com

www.neraca.co.id

www.finance.detik.com

www.sindonews.com

http://admisibisnis.blogspot.com/2012/04/analisis-pengaruh-working-capital-to.html

http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/87458

http://www.indonesiafinancetoday.com/read/7345/Kinerja-Emiten-Ban-Terbebani-Kenaikan-
Harga-Bahan-Baku

http://www.neraca.co.id/harian/article/18925/Persaingan.Pasar.Ban.di.Indonesia.Makin.Sengit

21

Вам также может понравиться