Вы находитесь на странице: 1из 7

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Konsep Penyakit
A. Definisi Tonsilitis
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh bakteri atau kuman
streptococcus beta hemolitikus grup A, streptococcus viridans dan pyogenes dan dapat
disebabkan oleh virus. Faktor predisposisi adanya rangsangan kronik (misalnya karena merokok
atau makanan), pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat tidak higienis, mulut
yang tidak bersih.
Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel), yang sangat sering
ditemukan, terutama pada anak-anak (Firman sriyono, 2006).
Klasifikasi
Macam-macam tonsillitis menurut Imam Megantara (2006)
1. Tonsillitis akut
Disebabkan oleh streptococcus pada hemoliticus, streptococcus viridians, dan
streptococcus piogynes, dapat juga disebabkan oleh virus.
2. Tonsilitis falikularis
Tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat diliputi bercak
putih yang mengisi kipti tonsil yang disebut detritus. Detritus ini terdapat leukosit, epitel
yang terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa makanan yang tersangkut.
3. Tonsilitis Lakunaris
Bila bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-lekuk) permukaan
tonsil.
4. Tonsilitis Membranosa (Septis Sore Throat)
Bila eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut menyerupai
membran. Membran ini biasanya mudah diangkat atau dibuang dan berwarna putih
kekuning-kuningan.
5. Tonsilitis Kronik
Tonsillitis yang berluang, faktor predisposisi : rangsangan kronik (rokok, makanan)
pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan hygiene mulut yang buruk.
B. Etiologi Tonsilitis
Penyebab tonsilitis bermacam – macam, diantaranya adalah yang tersebut dibawah yaitu :
a. Streptokokus Beta Hemolitikus
b. Streptokokus Viridans
c. Streptokokus Piogenes
d. Virus Influenza
Infeksi ini menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah (droplet infections).
C. Proses Patologi Tonsilitis
Bakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas, akan
menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem limfa ke tonsil.
Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya proses inflamasi dan
infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar masuknya udara.
Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring serta ditemukannya
eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan timbulnya sakit tenggorokan,
nyeri telan, demam tinggi bau mulut serta otalgia (sakit telinga).
PATHWAY

D. Manifestasi Klinis Tonsilitis


Tanda dan gejala tonsilitis akut adalah :
1. Nyeri tenggorok & Nyeri telan
2. Sulit menelan
3. Demam, Mual
4. Anoreksia
5. Kelenjar limfa leher membengkak
6. Faring hiperemis
7. Edema faring
8. Pembesaran tonsil & Tonsil hiperemia
9. Mulut berbau & Otalgia (sakit di telinga)
10. Malaise
E. Komplikasi Tonsilitis
Komplikasi yang dapat muncul bila tonsilitis akut tidak tertangani dengan baik adalah :
1. Tonsilitis kronis
2. Otitis medis
F. Pemeriksaan Penunjang Tonsilitis
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa tonsilitis akut
adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :
1. Leukosit : terjadi peningkatan
2. Hemoglobin : terjadi penurunan
3. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat.
G. Penatalaksanaan medis
a) Antibiotik baik injeksi maupun oral seperti cefotaxim, penisilin, amoksisilin, eritromisin
dll
b) Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol, ibuprofen.
c) Analgesik untuk meredakan nyeri.
H. Penatalaksanaan keperawatan
a) Kompres dengan air hangat
b) Istirahat yang cukup
c) Pemberian cairan adekuat, perbanyak minum hangat
d) Kumur dengan air hangat
e) Pemberian diit cair atau lunak sesuai kondisi pasien.

2. Konsep Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
1) Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Status Perkawinan :
Agama :
Suku / Bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
b. Identitas Penanggung.
Nama :
Umur :
Hub. Dengan Klien :
Alamat :
2) Data Demografi
Pada pasien ini di derita dimana saja, tidak berpengaruh pada tempat berdomosili wilayah
tertentu.
3) Riwayat kesehatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Sakit tenggorokan, nyeri telan, demam dll.
2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
1. Riwayat kelahiran
2. Riwayat imunisasi
3. Penyakit yang pernah diderita ( faringitis berulang, ISPA, otitis media )
4. Riwayat hospitalisasi
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
4) Pemerikasaan
1. Pengkajian umum
Usia, tingkat kesadaran, antopometri, tanda – tanda vital dll
2. Pernapasan
- Kesulitan bernafas, batuk
- Ukuran besarnya tonsil dinyatakan dengan :
o T0 : bila sudah dioperasi
o T1 : ukuran yang normal ada
o T2 : pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah
o T3 : pembesaran mencapai garis tengah
o T4 : pembesaran melewati garis tengah
3. Nutrisi
Sakit tenggorokan, nyeri telan, nafsu makan menurun, menolak makan dan minum,
turgor kurang.
4. Aktivitas / istirahat
Anak tampak lemah, letargi, iritabel, malaise.
5. Keamanan / Kenyamanan
Kecemasan anak terhadap hospitalisasi.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada Tonsilitis akut adalah :
1. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada faring dan tonsil
2. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan pada tonsil
3. Resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya
anoreksia
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
5. Gangguan persepsi sensori : pendengaran berhubungan dengan adanya obstruksi pada tuba
eustakii.
C. Rencana Keperawatan dan Rasional Tindakan
Tujuan Perencanaan
Intervensi Rasional
Tupan: Setelah dilakukan 1. Pantau suhu tubuh (derajat 1. Menentukan intervensi
tindakan keperawatan dan pola), perhatikan selanjutnya.
selama 3 hari hipertermi menggigil atau tidak.
teratasi. 2. Pantau suhu lingkungan. 2. Suhu lingkungan
Tupen : Setelah dilakukan mempengaruhi suhu
tindakan keperawatan tubuh.
selama 1 hari hipertermi 3. Batasi penggunaan linen, 3. Agar badan klien terasa
berangsur – angsur pakaian yang dikenakan hangat.
teratasi. klien.
Dengan criteria hasil : 4. Berikan kompres hangat. 4. Kompres hangat akan
- Suhu badan turun. meringankan demam
yang terjadi dan sebagai
kompensasi tubuh.
5. Berikan cairan yang banyak 5. Cairan menurunkan
( 1500 – 2000 cc/hari ). resiko deficit cairan.
6. Kolaborasi pemberian 6. Anti pireutik dapat
antipiretik (obat penurun meringankan rasa sakit
panas). yang ada.

Tupan : Setelah dilakukan 1. Kaji Tanda-tanda Vital. 1. Menentukan intervensi


tindakan keperawatan selanjutnya.
selama 3x 24 jam, 2. Pantau nyeri klien (skala, 2. Untuk menentukan
Gangguan pola tidur intensitas, kedalaman, nyeri klien. Dengan
teratasi. frekuensi). mengkaji PQRST nyeri.
Tupen :Setelah dilakukan 3. Berikan posisi yang 3. Posisi yang baik dapat
tindakan keperawatan nyaman. memberikan rasa
selama 3x 24 jam, nyaman.
Gangguan pola tidur 4. Berikan tehnik relaksasi 4. Dengan relaksasi dapat
berangsu – angsur teratasi. dengan tarik nafas panjang meringankan rasa nyeri.
Dengan kriteria hasil : melalui hidung dan
- Pola tidur teratur mengeluarkannya pelan –
pelan melalui mulut.
Tupan : Setelah dilakukan 1. Timbang BB tiap hari. 1. Pengukuran BB untuk
tindakan keperawatan menilai perkembangan
selama 3x 24 jam, nutrisi
terpenuhi sesuai dengan dan terpenuhinya
kebutuhan tubuh. kebutuhan.
Tupen :Setelah dilakukan 2. Berikan makanan dalam 2. Makanan yang hangat
tindakan keperawatan keadaan hangat. membuat pembuluh
selama 3x 24 jam darah melebar.
kebutuhan nutrisi tubuh 3. Berikan makanan dalam 3. Memenuhi kebutuhan
berangsur – angsur porsi sedikit tapi sering. makan klien.
teratasi. Dengan criteria 4. Tingkatkan kenyamanan 4. Lingkungan yang bersih
hasil : lingkungan saat makan. memberi rasa nyaman
- Nafsu makan dan meningkatkan.
meningkat keinginan makan.
- Kebutuhan tubuh 5. Kolaborasi pemberian 5. Vitamin dapat
terpenuhi. vitamin penambah nafsu meningkatkan daya
makan. tahan tubuh.
Tupan : Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat toleransi 1. Untuk melakukan
tindakan keperawatan aktivitas klien. intervensi selanjutnya.
selama 3x 24 jam 2. Observasi adanya kelelahan 2. Kelelahan dapat
intoleransi teratasi. dalam melakukan aktifitas. mengakibatkan tingkat
Tupen :Setelah dilakukan aktivitas terbatas.
tindakan keperawatan 3. Monitor Tanda-tanda Vital 3. Pemantauan TTV untuk
selama 3x 24 jam sebelum, selama dan mengukur sejauh mana
intoleransi aktivitas sesudah melakukan perkembangan
berangsu – angsur teratasi. aktifitas. kesehatan.
Dengan kriteria hasil : 4. Berikan lingkungan yang 4. Lingkungan yang tenang
Klien beraktivitas dapat tenang. dapat merilekskan
beraktivitas sesuai tingkat tubuh.
toleransinya. 5. Tingkatkan aktifitas sesuai 5. Melakukan aktivitas
toleransi klien dapat meningkatkan
ketahanan dalam
melakukan kegiatan.
Tupan : Setelah dilakukan 1. Kaji ulang gangguan 1. Untuk menentukan
tindakan keperawatan pendengaran yang dialami tingkat keparahan
selama 3x 24 jam klien. pendengaran.
gangguan persepsi sensori 2. Lakukan irigasi telinga. 2. Irigasi dapat
teratasi. meningkatkan
Tupen :Setelah dilakukan pengeluaran kotoran
tindakan keperawatan (serumen).
selama 3x 24 jam
gangguan persepsi sensori 3. Berbicaralah dengan jelas 3. Untuk melatih
aktivitas berangsu – dan pelan. pendengaran.
angsur teratasi. Dengan 4. Gunakan papan tulis / kertas 4. Agar komunikasi dapat
kriteria hasil : untuk berkomunikasi jika berjalan.
Klien dapat mendengar terdapat kesulitan dalam
dengan normal. berkomunikasi
5. Kolaborasi pemberian tetes 5. Obat tetes telinga dapat
telinga menyembuhkan
obstruksi dan
membersihkan serumen.

Вам также может понравиться