Вы находитесь на странице: 1из 15

PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP

KINERJA BISNIS DENGAN STRATEGIC FLEXIBILITY


SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

Nurbaity Fahmia1*
1
Magister Manajemen, Universitas Brawijaya Malang
*fahmia.nurbaity@gmail.com

Abstract :
This purpose of this research is to identify and analyze the affect of environmental
uncertainty on business performance, the affect of environmental uncertainty on
strategic flexibility, and the affect of strategic flexibility to business performance.
Strategic flexibility as a mediation variable. The design of this research is
explanatory research. The research object are the Small Real Estate Developers
(REDs) in the region of Probolinggo. The analysis uses is Partial Least Square
(PLS).
The results shows that there are influence between environmental uncertainty on
business performance, environmental uncertainty on strategic flexibility, strategic
flexibility to business performance, and strategic flexibility mediate environmental
uncertainty on business performance. Nevertheless the mediating role of strategic
flexibility in determining the magnitude of the influence of environmental
uncertainty on business performance is smaller than the direct affect. Overall the
results of this study indicate that if the uncertainty of the environment as a
combination of the state uncertainty, the effect uncertainty and the response
uncertainty can be used as a basis for Small Real Estate Developers (REDs) in
forming strategic flexibility, then Small Real Estate Developers (REDs) will be
able to improve its business performance

Keywords: Environmental uncertainty, strategic flexibility, business performance,


Small Real Estate Developers (REDs)

PENDAHULUAN Muchlish (2012) dengan argumen yaitu


Seiring dengan berkembangnya UKM adanya hubungan positif antara persepsi
developer di berbagai daerah dan perannya ketidakpastian lingkungan dan kinerja
dalam turut menopang perekonomian organisasi. Pada penelitian Bastian dan
Indonesia, UKM developer juga dihadapkan Muchlish (2012) yang tercantum pada
pada ketidakpastian lingkungan yang tinggi. hipotesa ketiga menyebutkan bahwa
Sifatnya yang informal di satu sisi membuat ketidakpastian lingkungan hanya
mereka sulit bertahan, namun di sisi lain mempengaruhi kinerja organisasi pada
strategic flexibility menjadi salah satu potensi kinerja lini non-keuangan, sedangkan untuk
yang patut dikembangkan. kinerja keuangan tidak terpengaruhi.
Penelitian yang dilakukan oleh Hasil riset yang lain menunjukan
Isabela dan Waddock (1994) menemukan bahwa perusahaan yang memiliki
hubungan positif antara kinerja organisasi kemampuan dalam menerapkan strategic
terhadap ketidakpastian lingkungan, flexibility akan lebih memiliki kinerja yang
penelitian ini mendasari Bastian dan lebih baik dibandingkan dengan perusahaan

71
72

yang tidak menerapkan strategic flexibility. penting. Isuzu merespon positif terhadap
Hal ini seperti yang diungkapkan dalam regulasi pemerintah mengenai standar Euro 2
penelitian oleh Herman dkk tahun 2008 pada dengan tetap memperhatikan preferensi pasar
Isuzu di salah satu pulau di Indonesia yaitu terhadap produk yang diinginkan konsumen.
terjadinya strategic flexibility di dalam Untuk menghadapi persaingan industri
perusahaan didorong oleh adanya setelah dikeluarkannya regulasi pemerintah
ketidakpastian lingkungan.Yaitu adanya mengenai standar Euro 2. Isuzu telah
kebijakan pemerintah melalui SK Menterian mengambil langkah strategis dengan
Lingkungan Hidup No.141 mengenai memproduksi produk yang sesuai standar
dampak emisi gas buang kendaraan. Kondisi Euro 2. Strategic flexibility yang dilakukan
ini yang mendorong industri otomotif untuk adalah dengan melakukan modifikasi produk
menerapkan strategic flexibility dengan melalui penambahan fasilitas (supporting
melakukan perubahan strategi dan inovasi parts) berupa catalytic converter dan head
teknologi. Seperti perubahan pada komponen piston guna mereduksi emisi gas buang
produk, perubahan spesifikasi kendaraan dan kendaraan sesuai dengan standar Euro 2 dan
pada akhirnya akan terjadinya perubahan sesuai dengan preferensi pasar. Hasil kinerja
pada strategi marketing. Untuk mendukung yang tercapai yaitu Isuzu tetap menjadi
strategi tersebut, secara internal perusahaan market leader kendaraan mesin diesel.
perlu melakukan pemetaan kebijakan untuk Dalam penelitian Perez et al., 2014
mengontrol organisasi. Seperti mulai menunjukkan bahwa CEO akan lebih insentif
menganalisa dampak emisi terhadap untuk mengembangkan Strategic Flexibility
lingkungan yang ditindaklanjuti dengan ketika ada suatu iklim ketidakpastian
penerapan teknologi baru, perubahan pola lingkungan yang tinggi.Argumen ini
perilaku. Sedangkan secara eksternal, mendukung teori strategic flexibility yang
perusahaan perlu memperhatikan dari segi dapat didefinisikan sebagai kemampuan
pelanggan dan pesaing. Untuk pesaing organisasi untuk mengidentifikasi besar
termasuk di tingkat manakah Isuzu bersaing, perubahan dalam lingkungan eksternal
apakah persaingan ketat, sedang atau rendah, dengan mendayagunakan sumber daya yang
sedangkan untuk pelanggan bagaimana ada menanggapi perubahan,dan untuk
respon mereka terhadap adanya kebijakan mengenali serta bertindak segera ketika
Euro 2 dan sebagainya. Sedangkan saatnya untuk berhenti(Shimizu dan Hitt,
pengukuran strategic flexibility dari 2004; 45).
perusahaan, pengukuran dilakukan dengan Disisi lain dikemukakan oleh Arnold
depth interview dengan para top management et al., 2015 dinyatakan bahwa lingkungan
perusahaan baik dari segi Research and eksternal yang dinamis menyebabkan
Development, Financial, Marketing, pengambil keputusan mengambil langkah
Operating, International, dan Managerial strategic flexibility ternyata memiliki
&Structural. Dengan adanya pengukuran hubungan yang positif dengan kinerja
variable-variabel dan analisa, maka pada perusahaan. Pengujiannya dengan
akhirnya dihasilkan suatu New Product menggunakan data dari kepala audit
Development yang sesuai dengan keinginan eksekutif yang memberikan dukungan yang
dan kemauan dari pasar. kuat untuk teori. Hasil penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam menunjukkan bahwa para pengambil
menganalis faktor-faktor yang diinginkan keputusan dalam rangka meningkatkan ERM
konsumen terhadap pengembangan produk. mereka meningkatkan fleksibilitas dan
Hal ini berdasarkan pendapat R Lauterborn berdampak positif pada kinerja.
sebagaimana dikutip oleh Kottler dan Praktik strategic flexibility juga
Susanto (2000) bahwa secara keseluruhan dilakukan pada perusahaan China melalui
konsumen Isuzu menganggap faktor Green Management dalam penelitian yang
customer needs, wants dan demand sangat dilakukan oleh J Yang (2015) memberikan
73

implikasi pentinguntuk menjelaskan teori perubahan lingkungan.Sebagai kunci


bagaimana perusahaan di negara berkembang perubahan lingkungan, perubahan strategis
menggabungkan strategic flexibility internal pada lingkungan ditekankan sebagai faktor
dan eksternal berupa dukungan kelembagaan utama terhadap kelangsungan hidup dan
untuk menerapkan Green Management, yang keberhasilan perusahaan-perusahaan yang
pada gilirannya meningkatkan legitimasi mengalami ketidakpastian lingkungan secara
mereka dandaya saing. Green Management signifikan (Boeker, 1989; Webb dan
saat ini dipandang sebagai strategi Dawson, 1991). Namun bisa jadi hanya
lingkungan proaktif (Molina et al., 2009). dengan mengubah strategi mungkin tidak
Ketika perusahaan mengadopsi Green mencukupi untuk menjamin keberhasilan
Management hal ini mengacu pada keputusan suatu perusahaan (Kelly dan Amburgey,
perusahaan dalam menanggapi isu-isu 1991; Zajac dan Shortell, 1989).
lingkungan dan sosial (Lin dan Ho, Ketika perusahaan mendapati bahwa
2011).Namun ada beberapa kendala lingkungan mereka menjadi sangat tidak
diantaranya tantangan defisit sumberdaya. pasti, mereka harus merespon dengan cepat
Untuk mengatasi tantangan defisit sumber menghadapi tantangan dari perubahan
daya dan mengatasi keterbatasan kemampuan lingkungan (Tushman dan O'Reilly, 1996).
perusahaan dalam perusahaan harus mampu Eisenhardt (1989) menunjukkan bahwa
fleksibel mengalokasikan dan perubahan dalam ketidakpastian lingkungan
mengkoordinasikan sumber daya mereka yang tinggi yaitu semakin besar kecepatan
secara efektif ketika mengadopsi Green perubahan strategis maka semakin baik pula
Management (Xin dan Pearce, 1996). kinerja perusahaan. Meskipun Strategic
Menurut perspektif kemampuan Flexibility memungkinkan perusahaan untuk
dinamis, strategic flexibility mencerminkan menghadapi perubahan lingkungan
kemampuan perusahaan untuk danmencapai keunggulan kompetitif di pasar
mengalokasikan dan mengkonfigurasi ulang bergolak (Eisenhardt dan Martin, 2000),
sumber dayanya, proses, dan strategi untuk namun ada perbedaan hasil dari implementasi
menghadapi perubahan lingkungan(Zhou dan fungsi Strategic Flexibility.
Wu, 2010: 549). Strategic flexibility Diungkapkan bahwa pengaruh
memungkinkan perusahaan secara cepat dan strategic flexibility yang terdiri dari resource
efektif mengkonfigurasi ulang dan flexibility dan coordination flexibility
berinvestasi sumber daya dan kemampuan menghasilkan ketimpangan hasil. Hal ini
untuk menanggapi secara efektif untuk dikarenakan perekonomian China berbeda
mengubah (Bock et al, 2012; Sanchez, 1997). dibandingkan negara berkembang lainnya.
Strategic flexibility memungkinkan Beberapa studi empirik sebagaimana
perusahaan untuk beradaptasi dalam dikemukakan diatas menyajikan hasil yang
pengelolaan sumber daya mereka berbeda-beda mengenai komponen-
untukberbagai kegunaan dalam efektif komponen utama yang mempengaruhi
menyebarkan green design, green kinerja bisnis.
manufactur dan green marketing. Perusahaan Bastian dan Muchlish (2012)
yang sangat fleksibel pada akhirnya mampu mengemukakan bahwa hasil dari penelitian
mengkoordinasikan penggunaan sumber daya di perusahaan manufaktur sebanyak 86
mereka dengan mendefinisikan kembali responden terdapat pengaruh yang signifikan
strategi mereka, konfigurasi ulang rantai antara ketidakpastian lingkungan terhadap
pasokan mereka, dan re-deployingsumber kinerja bisnis. Hal ini juga sejalan dengan
daya mereka secara efektif (Sanchez, 1997; penelitian yang dilakukan oleh Purnomo dan
Zhou dan Wu, 2010). Subroto (2016) hasil dari penelitian 150
Berbeda lagi dengan hasil penelitian UKM adalah terdapat pengaruh yang
yang disampaikan oleh Yuan Li dan signifikan antara ketidakpastian lingkungan
Zhongfeng Su tahun 2011 yang mengadopsi terhadap kinerja bisnis serta hasil yang lain
74

yaitu tidak ada hubungan antara dimensi strategic flexibility dan ternyata diperlukan
intensitas persaingan terhadap kinerja bisnis. strategic options yang lain. Combe et al.
Akan tetapi hasil penelitian oleh Timilsina (2012) menyarankan penelitian di masa
(2016) ketidakpastian lingkungan yang depan sebaiknya menguji dan membuka gap
turbulen memiliki dampak negatif pada diantara ketidakpastian lingkungan dan
kinerja bisnis dalam dimensi kinerja strategic flexibility pada perusahaan secara
keuangan dan operasional. empiris. Berdasarkan temuan dari penelitian-
Berdasarkan temuan dari penelitian- penelitian tersebut dapat dikemukakan bahwa
penelitian tersebut dapat dikemukakan bahwa ketidakpastian lingkungan memiliki korelasi
ketidakpastian lingkungan memiliki korelasi yang erat dengan strategic flexibility. Oleh
yang erat dengan kinerja bisnis. Oleh karena karena itu perlu dilakukan pengujian lebih
itu perlu dilakukan pengujian lebih lanjut lanjut apakah ketidakpastian memiliki
apakah ketidakpastian memiliki pengaruh pengaruh terhadap strategic flexibility,
terhadap kinerja bisnis, dengan merumuskan dengan merumuskan hipotesis sebagai
hipotesis sebagai berikut : berikut :
H 1 : Ketidakpastian lingkungan akan mampu H 2 : Ketidakpastian lingkungan akan mampu
meningkatkan kinerja bisnis meningkatkan strategic flexibility.
Perusahaan dalam operasinya Menurut Shimizu (2004), strategic
dipengaruhi oleh lingkungan, baik secara flexibility amat erat hubungannya dengan
langsung maupun tidak langsung. Pearce dan kapabilitas dinamis, karena sebagian dari
Robbinson (2003) mengemukakan bahwa, proses kapabilitas dinamis dalam
kondisi lingkungan secara langsung mengeksekusi keputusan-keputusan bisnis
mempengaruhi kemampuan perusahaan dapat ditafsirkan sebagai strategic flexibility.
untuk mencapai tujuan. Di bawah kondisi Penelitian yang dilakukan oleh
tekanan lingkungan yang tidak pasti, Herman et al. (2008) mengungkapkan bahwa
perencanaan strategis dapat menjadi berubah penerapan strategic flexibility mempengaruhi
dan dapat menjadi se-fleksibel kinerja bisnis secara signifikan dan sebagai
mungkin.Perusahaan harus dapat mengatasi tambahan pada akhirnya perusahaan
dan menyesuaikan terhadap perubahan mengalami survive and compete in market.
kondisi yang tidak pasti dan lingkungan yang Perez et al. (2014) meneliti tentang perilaku
turbulen (Hopkins dan Shirley, 1997). Ini CEO untuk mencapai kinerja perusahaan
meyakini pandangan bahwa untuk merespon mereka menerapkan strategic flexibility.
ketidakpastian dengan menyesuaikan objektif Serta Yan (2015) mengemukakan bahwa
yang ada dengan didukung oleh kemampuan strategic flexibility sebagai kemampuan
dan pengetahuan yang superior (Lau, 1996) dinamis yang pada akhirnya memiliki
dengan pengurangan ketidakpastian melalui pengaruh positif terhadap kinerja bisnis dan
strategic flexibility dengan baik tinggi diakui bahwa di negara-negara berkembang
sebagai satu cara agar tujuan perencanaan strategic flexibility perlu diterapkan.
strategis bisa berhasil kemampuan Argumentasi yang dikemukakan oleh Li
perusahaan. Sementara menurut Patel (2012) (2011) bahwa perusahaan kecil didirikan
strategic flexibility umumnya dianggap perlu sebagai organisasi yang fleksibel
bagi organisasi untuk mengelola kecepatan mencerminkan bahwa organisasi ini sangat
perubahan lingkungan yang tidak pasti dan potensial untuk menciptaan aktivitas secara
meningkatkan kinerja organiasi yaitu yang fleksibel sehingga akan mendorong untuk
dibahas pada penelitian tersebut adalah menerapkan kebijakan strategi yang sesuai
kinerja supply chain. Namun hal ini tidak dengan dinamika lingkungan, namun
sejalan dengan hasil penelitian Combe et al. strategic flexibility saja dirasa kurang. Perlu
(2012) yang menegaskan bahwa beberapa upaya (variabel moderasi) yang lain
ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh untuk mencapai kinerja bisnis.
secara signifikan terhadap penerapan
75

Berdasarkan temuan dari penelitian- Rancangan penelitian ini bersifat


penelitian tersebut dapat dikemukakan bahwa explanatory research. Unit analisis pada
strategic flexibility memiliki korelasi yang penelitian ini adalah perusahaan properti
erat dengan kinerja bisnis. Oleh karena itu dengan sampel jenuh sebanyak 48 manager-
perlu dilakukan pengujian lebih lanjut apakah owner properti di wilayah Probolinggo.
strategic flexibility memiliki pengaruh Penelitian ini dilakukan pada bulan
terhadap kinerja bisnis, dengan merumuskan Desember 2016, analisis yang digunakan
hipotesis sebagai berikut : adalah Partial Least Square (PLS).
H 3 : Strategic flexibility akan mampu Populasi dari penelitian ini yaitu
meningkatkan kinerja bisnis seluruh developer pada level
Hubungan antara ketidakpastian manager/owner/staff senior yang dianggap
lingkungan terhadap kinerja bisnis telah mampu mengambil keputusan di wilayah
banyak dieksplorasi di beberapa penelitian kabupaten dan kota Probolinggo sebanyak 50
sebelumnya.Secara konseptual beberapa orang. Developer skala kecil adalah usaha
peneliti menunjukkan bahwa ketidakpastian ekonomi produktif yang dilakukan orang
lingkungan berhubungan dengan kinerja perseorangan atau badan usaha yang bukan
bisnis seperti Bastian dan Muchlish (2012), anak perusahaan atau cabang perusahaan
Timilsina (2016) dan Patel (2012). yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
Sedangkan peneliti lain seperti Combe, et al., langsung maupun tidak langsung dengan
(2012) menemukan konsepsi hubungan memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.
tersebut. Selanjutnya beberapa peneliti yang 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) sampai
lain beranggapan bahwa hubungan antara dengan Rp. 10.000.000.000 (sepuluh milyar
ketidakpastian lingkungan dan kinerja bisnis rupiah) tidak termasuk tanah dan tempat
dapat bersifat tidak langsung, karena adanya bangunan usaha atau hasil penjualan tahunan
kompleksitas yang ada pada hubungan > Rp. 2,5 milyar s.d. Rp. 50 milyar (UU No.
tersebut. Oleh karena itu beberapa peneliti 20 Tahun 2008 tentang Usaha Micro, Kecil
beranggapan bahwa hubungan antara dan Menengah, pasal 6 ayat 3). Sampel yang
ketidakpastian lingkungan dan kinerja bisnis digunakan dalam penelitian ini didapat
harus dimediasi/dimoderasi oleh variabel dengan teknik pengambilan sampel jenuh.
lain.Dalam teknologi dan manajemen inovasi Menurut Riduwan (2012) sampling jenuh
dalam literature teori organisasi, konsep merupakan teknik pengambilan sampel
strategic flexibility mengacu pada dimana semua populasi digunakan sebagai
fleksibilitas manufaktur atau operasional dan sampel dan dikenal dengan istilah sensus.
umumnya terkait dengan penciptaan system Arikunto (2006) mengemukakan bahwa jika
manufaktur fleksibel dan administrasi subjek penelitian kurang dari 100 orang
(Gerwin, 1993; Upton, 1995).Meskipun maka sebaiknya diambil semua penelitian
demikian konsepsi strategic flexibility populasi.Pada penelitian dari 50 orang hanya
bersifat multidimensi (Hamel, et al., 1998) 48 responden yang bersedia berpartisipasi
sehingga dapat diterapkan pada berbagai maka peneliti menyesuaikan dengan
disipllin ilmu (Combe, 2012).Beberapa kesediaan responden.
bentuk dari strategic flexibility berkaitan Menurut Sugiyono (2012: 31),
dengan konsep ketidakpastian lingkungan definisi operasional adalah penentuan
dan kinerja bisnis (Majid, 2013). konstrak atau sifat yang akan dipelajari
Berdasarkan penjelasan tersebut maka sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.
hipotesa terakhir yang terbentuk adalah: Definisi operasional menjelaskan cara
H 4 : Strategic flexibility akan mampu tertentu yang digunakan untuk meneliti dan
memediasi hubungan antara ketidakpastian mengoperasikan konstrak, sehingga
lingkungan dengan kinerja bisnis memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk
METODE melakukan replikasi pengukuran dengan cara
76

yang sama atau mengembangkan cara kemampuan dari perusahaan untuk


pengukuran konstrak yang lebih baik. menunjukkan kepekaan dari perubahan
Ketidakpastian lingkungan adalah lingkungan dalam bentuk memberikan
peristiwa yang tidak bisa dibayangkan tetapi umpan balik (Shimizu dan Hitt, 2004).
bisa/mungkin terjadi di waktu depan Dalam penelitian ini, perhatian dijelaskan
(Miliken dan Fisher, 1987). Sesuai dengan sebagai kemampuan perusahaan dalam
batasan penelitian maka dalam penelitian ini merespon perubahan lingkungan melalui
diukur dengan tiga dimensi, yaitu : a. State pengambilan keputusan yang strategis.b.
Uncertainty yaitu jika seorang manajer- Assesment merupakan kemampuan
owner merasa bahwa lingkungan organisasi perusahaan dalam memberikan penilaian
tidak dapat diprediksi. Konstruk pembangun terhadap faktor-faktor eksternal dan
item dari dimensi state uncertainty adalah (1) selanjutnya mereka dapat memberikan
Perubahan teknologi; (2) Taste and needs; respon (Teece, et al., 1997 ; Shimizu dan
(3) Perubahan tren ; (4) Kebijakan Perbankan Hitt, 2004). Dalam penelitian ini assessment
; (5) Peraturan Pemerintah; (6) Persaingan. b. dijelaskan sebagai kemampuan perusahaan
Effect uncertainty yang mengacu pada dalam memberikan penilaian terhadap
ketidakmampuan manajer-owner untuk perubahan lingkungan melalui penilaian
memprediksi pengaruh lingkungan terhadap faktor eksternal.c.Tindakan merupakan
organisasi yaitu pemahaman tentang kemampuan dari perusahaan untuk
hubungan sebab-akibat. Konstruk effect mengevaluasi dan memprediksi perubahan
uncertainty dibentuk dari fenomena lingkungan yang dapat berdampak pada hasil
berdasarkan persepsi manajer-owner (Sund, yang dicapai (Shimizu dan Hitt, 2004).
2015). Pengukuran indikator ini diperoleh Dalam penelitian ini, tindakan dijelaskan
dari wawancara pendahuluan didapatkan sebagai kemampuan perusahaan dalam
item yaitu (1) Budaya dengan item adanya menciptakan posisi yang lebih baik dari
perbedaan nilai terkait kredit di masyarakat tekanan persaingan.
yang berhubungan dengan sumber pendanaan Kinerja Bisnis, di dalam sistem
utama developer, (2) Pesaing melakukan kontrol formal ukuran kinerja meliputi
strategi dan bertindak di pasar dengan item ukuran financial dan non financial (Fisher,
dampak dari adanya perubahan strategi 1998) dalam (Astuti dan Sabeni,2005).
pesaing. c. Response uncertainty berkaitan Indikator kinerja bisnis yang baik dapat
dengan ketidakmampuan memprediksi berupa meningkatnya produktivitas,
konsekwensi dari pilihan-pilihan keputusan pertumbuhan penjualan, peningkatan laba,
untuk merespon perubahan lingkungan yang unggul dalam persaingan. Hal yang menarik
terjadi. Maka dari proses pembentukan item bahwa di beberapa penelitian terdahulu
melalui wawancara pendahuluan adalah bahwa banyak perusahaan kecil dan
menghasilkan : (1) Respon masyarakat menengah masih menggunakan ukuran
terhadap penawaran produk inovatif ; (2) kinerja tradisional, yaitu dengan mengukur
Efektivitas langkah-langkah stratejik sulit provitability (profitabilitas), pertumbuhan
diprediksi; penjualan, efisiensi (Thomas, et al , 2008).
Strategic flexibility diartikan sebagai Dalam penelitian ini kinerja keuangan diukur
“kunci untuk tumbuh”(Hatch et al., 2001). dari provitability, pertumbuhan penjualan
Sebagai strategi perusahaan untuk tumbuh dan efisiensi.
cepat merespon dan sukses beradaptasi Survey yang dilakukan dengan
dengan perubahan lingkungan (Greenlay, menggunakan online / electronic
2004). Sejauh mana pilihan dan alternatif questionnaire menggunakan aplikasi google
baru dalam pengambilan keputusan yang form. Waktu pengisian online / electronic
dinilai layak oleh manajer-owner. Dalam questionnaire diberikan tenggang waktu
penelitian ini variabel ini dikukur dengan tiga selama 14 hari. Penyebaran kuesioner
dimensi yaitu: a. Perhatian merupakan dilakukan juga dengan cara membagikan
77

langsung kepada para pengambil keputusan Hair et al. (2013). Adapun ringkasan hasil
(manajer-owner). pengujian validitas sebagaimana tabel 1
Rancangan kuesioner dalam
penelitian ini terdiri dari 2 bagian yaitu Tabel 1. Hasil Uji Validitas
karakteristik responden dan data pengukuran
Variabel Dimensi Item r hitung r tabel Keterangan
variabel. Data responden terdiri dari nama,
KLS1 0.681 0.361 Valid
status, jenis kelamin, umur, tingkat KLS2 0.548 0.361 Valid
pendidikan, lama bekerja. Responden State uncertainty
KLS3 0.794 0.361 Valid
KLS4 0.875 0.361 Valid
terlebih dahulu diseleksi sebelum mengisi Ketidakpast KLS5 0.810 0.361 Valid
ian
kuesioner agar mendapatkan responden yang Lingkungan KLS6 0.776 0.361 Valid
KLE1 0.944 0.361 Valid
sesuai dengan tujuan. Pada analisis statistik Effect uncertainty
KLE2 0.930 0.361 Valid
adalah kuesioner dengan menggunakan skala Response KLR1 0.913 0.361 Valid
uncertainty KLR2 0.867 0.361 Valid
Likert 1-5 dimana 1 adalah “Sangat Tidak SFP1 0.933 0.361 Valid
Perhatian
Setuju” dan 5 adalah “Sangat Setuju”. Untuk SFP2 0.852 0.361 Valid
Strategic SFA1 0.825 0.361 Valid
informasi pendukung menggunakan studi Flexibility
Assesment
SFA2 0.876 0.361 Valid
pustaka yaitu pengumpulan informasi dan Tindakan
SFT1 0.875 0.361 Valid
SFT2 0.893 0.361 Valid
data dengan bantuan berbagai macam Profitability KB1 0.850 0.361 Valid
material yang berasal dari literatur maupun Pertumbuhan
penjualan KB2 0.704 0.361 Valid
dari karya ilmiah yang berhubungan dengan Efisiensi KB3 0.845 0.361 Valid
penelitian.Selain itu dibutuhkan informasi
kualitatif. Informasi kualitatif yang Sumber : Data primer diolah (2016)

digunakan dalam penelitian ini adalah


wawancara mendalam (in depth interview). Berdasarkan ringkasan hasil
Informasi kualitatif ini digunakan untuk pengujian validitas instrumen penelitian
mendukung dan mengungkapkan fakta-fakta diketahui bahwa semua nilai koefisien
dibalik temuan analisis kuantitatif. korelasi item dengan skor total (r iT ) > nilai
Wawancara dilakukan lebih rinci kepada korelasi tabel (r tabel ). Dengan demikian item
salah satu informan yang dianggap mampu pertanyaan pada dimensi state uncertainty,
memberikan informasi tentang segala sesuatu effect uncertainty, response uncertainty,
yang terkait dengan penelitian. Menurut perhatian, assesment, tindakan, dan variabel
Tailor dan Bogdan (1998) wawancara kinerja bisnis dinyatakan valid atau mampu
mendalam adalah pertemuan tatap muka mengukur variabel tersebut, sehingga dapat
dengan seorang informan yang dilakukan dipergunakan sebagai alat pengumpul data
berulang-ulang yang bertujuan untuk dalam penelitian ini. Untuk pengujian
memperoleh pemahaman mengenai reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk
perspektif informan mengenai suatu hal yang mengetahui kehandalan dan konsistensi
diungkapkan dalam kata-kata informan itu instrumen penelitian sebagai alat untuk
sendiri. mengukur variabel yang diukurnya.
Pengujian reliabilitas menggunakan teknik
HASIL Cronbach’s Alpha. Kriteria pengujian
Pengujian validitas instrumen menyatakan apabila koefisien Cronbach’s
dilakukan dengan cara mengkorelasikan Alpha ≥ 0.6 berarti item kuesioner
setiap skor item dengan skor total dinyatakan reliabel atau konsisten dalam
menggunakan teknik Korelasi Pearson mengukur variabel yang diukurnya
(Product Moment). Kriteria pengujian (Malhotra, 2012: 317). Adapun ringkasan
menyatakan apabila koefisien korelasi (r iT ) ≥ hasil pengujian reliabilitas sebagaimana pada
korelasi table (r tabel ) berarti item kuesioner tabel 2
dinyatakan valid atau mampu mengukur
variabel yang diukurnya, sehingga dapat
dipergunakan sebagai alat pengumpul data
78

Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Dimensi Item


Original
Keterangan
Sample (O)
Koefisien SFP1 0.885 Valid
Cut Keteranga Perhatian
Variabel Dimensi Reliabilita SFP2 0.903 Valid
Off n
s Strategic SFA1 0.895 Valid
Assesment
State Flexibility SFA2 0.913 Valid
uncertainty 0.841 0.6 Reliabel SFT1 0.865 Valid
Ketidakpastian Effect Tindakan
SFT2 0.873 Valid
Lingkungan uncertainty 0.859 0.6 Reliabel
Response Profitability KB1 0.858 Valid
uncertainty 0.731 0.6 Reliabel Pertumbuhan
Kinerja Bisnis KB2 0.702
Perhatian 0.723 0.6 Reliabel penjualan Valid
Strategic
Flexibility Assesment 0.616 0.6 Reliabel Efisiensi KB3 0.791 Valid
Tindakan 0.719 0.6 Reliabel
Kinerja Bisnis Sumber : Data primer diolah (2016)
0.710 0.6 Reliabel

Sumber : Data primer diolah (2016) Sedangkan model diagram jalurnya sbb:
Berdasarkan ringkasan hasil
pengujian reliabilitas instrumen penelitian
diketahui bahwa semua nilai Cronbach’s
Alpha > 0.6. Dengan demikian item
pertanyaan pada dimensi state uncertainty,
effect uncertainty, response uncertainty,
perhatian, assesment, tindakan, dan variabel
kinerja bisnis dinyatakan reliabel atau
konsisten dalam mengukur variabel tersebut,
sehingga dapat dipergunakan sebagai alat
pengumpul data dalam penelitian ini.
Berdasarkan diagram jalur pada penelitian ini
maka dibutuhkannya Convergent Validity1st Gambar 1. Diagram Alur
order yamg dimaksudkan untuk mengetahui
valid tidaknya item dalam mengukur dimensi Adapun untuk hasil Convergent
(Hair., et al, 1995). Convergent validity 1st Validity2nd order dimaksudkan untuk
order setiap item dalam mengukur dimensi mengetahui valid tidaknya suatu dimensi
ditunjukkan oleh besar kecilnya loading dalam mengukur variabel laten (Haier., et al,
factor. Suatu item dikatakan valid apabila 2010). Convergent validity 2nd order setiap
loading factor bernilai positif dan lebih besar dimensi dalam mengukur variabel laten
0.5. Hasil pengujian Convergent Validity1st ditunjukkan oleh besar kecilnya loading
order dapat dilihat melalui tabel 3 factor. Suatu dimensi dikatakan valid apabila
loading factor bernilai positif dan lebih besar
Tabel 3. Hasil Uji Convergent Validity1st dari 0.5.dapat dilihat dalam 4
order
Variabel Dimensi Item
Original
Sample (O)
Keteran
gan
Tabel 4. Hasil Uji Convergent Validity2nd
KLS1 0.820 Valid
order
KLS2 0.717 Valid
State Original
KLS3 0.839 Valid Variabel Dimensi Keterangan
uncertainty Sample (O)
KLS4 0.931 Valid
Ketidakpastian KLS5 0.876 Valid State uncertainty 0.946 Valid
Lingkungan KLS6 0.816 Valid Effect
Ketidakpastian 0.721
Effect KLE1 0.885 Valid uncertainty Valid
Lingkungan
uncertainty KLE2 0.918 Valid Response
0.742
uncertainty Valid
Response KLR1 0.917 Valid
uncertainty KLR2 0.935 Valid Perhatian 0.764 Valid
Strategic
Assesment 0.913 Valid
Flexibility
Tindakan 0.759 Valid

Sumber : Data primer diolah (2016)


79

Pengujian reliabilitas yang dapat variabel lain yang tidak dibahas dalam
digunakan untuk menguji reliabilitas penelitian ini.
konstruk adalah cronbach alpha dan Hasil pengujian hipotesisi menunjukkan :
composite reliability. Kriteria pengujian H 1 : Pengaruh ketidakpastian lingkungan
menyatakan bahwa apabila composite terhadap kinerja bisnis menghasilkan
reliability bernilai lebih besar dari 0.7 dan koefisien jalur sebesar 0.690 dengan
cronbach alpha bernilai lebih besar dari 0.6 nilai T statistics sebesar 10.814.
maka konstruk tersebut dinyatakan reliable Dengan demikian hipotesis 1 diterima.
dapat dilihat melalui ringkasan yang H 2 : Pengaruh ketidakpastian lingkungan
disajikan dalam table 5 berikut: terhadap strategic flexibility
menghasilkan koefisien jalur sebesar
Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas Konstruk 0.548 dengan nilai T statistics sebesar
Composite Cronbachs
5.221. Dengan demikian hipotesis 2
Dimensi / Variabel
Reliability Alpha diterima.
State Uncertainty 0.932 0.912
Effect Uncertainty 0.897 0.771 H 3 : Pengaruh strategic flexibility terhadap
Response Uncertainty
Perhatian
0.923
0.889
0.834
0.750
kinerja bisnis menghasilkan koefisien
Assesment 0.899 0.777 jalur sebesar 0.175 dengan nilai T
Tindakan 0.860 0.676
Kinerja Bisnis 0.828 0.686 statisticssebesar 2.539. Dengan
Sumber : Data primer diolah (2016) demikian hipotesis 3 diterima.
H 4 :(Strategic flexibility akan mampu
Goodness of fit Model digunakan memediasi hubungan antara
untuk mengetahui besarnya kemampuan ketidakpastian lingkungan dengan
variabel endogen untuk menjelaskan kinerja bisnis) sebagai indirect effect
keragaman variabel eksogen, atau dengan
kata lain untuk mengetahui besarnya Hasil analisis menginformasikan
kontribusi variabel eksogen terhadap variabel variabel yang memiliki total efek terbesar
endogen. Goodness of fit Model dalam terhadap kinerja bisnis adalah ketidakpastian
analisis PLS dilakukan dengan menggunakan lingkungan dengan total efek sebesar 0.785.
Q-Square predictive relevance (Q2). Adapun Dengan demikian ketidakpastian lingkungan
hasil Goodness of fit Model yang telah memiliki pengaruh yang paling dominan
diringkas dalam tabel 6 terhadap kinerja bisnis.

Tabel 6. Hasil Goodness of fit Model Strategic


Flexibility
Variabel R2
0.54
Strategic Flexibility 0.300 0.1
Kinerja Bisnis 0.638
Q2 = 1 – ( 1 – R 1 2) ( 1 – R 2 2 ) 
Q2 = 1 – ( 1 – 0.300) ( 1 – 0.638) = 0.747 Ketidakpastian Kinerja
Lingkungan Bisnis
Sumber : Data primer diolah (2016)
0
Hasil analisa menunjukkan R-square 00
variabel strategic flexibility bernilai 0.300
atau 30.0%. Hal ini dapat menunjukkan Untuk nilai VAF pengujian pengaruh
bahwa keragaman variabel strategic variabel orientasi pasar terhadap loyalitas
flexibility dijelaskan oleh variabel pelanggan memalui kepuasan pelanggan
ketidakpastian lingkungan sebesar 30.0%, sebesar 0.122 atau 12.2%. Nilai tersebut
atau dengan kata lain kontribusi variabel berada dibawah 20% sehingga dinyatakan
ketidakpastian lingkungan terhadap variabel bahwa variabel strategic flexibility tidak
strategic flexibility sebesar 30.0%, sedangkan mampu memediasi secara parsial hubungan
sisanya sebesar 70.0% merupakan kontribusi antara variabel ketidakpastian lingkungan
terhadap kinerja bisnis
80

PEMBAHASAN terkait dengan temuan penelitian ini.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penelitian ini memiliki implikasi praktis
terdapat pengaruh ketidakpastian lingkungan bahwa dalam usaha meningkatkan kinerja
terhadap kinerja bisnis, ketidakpastian bisnis baik perlu adanya praktik strategic
lingkungan terhadap strategic flexibility, flexibility. Strategic flexibility merupakan
strategic flexibility terhadap kinerja bisnis, ilmu manajemen terbaru yang seyogyanya
dan strategic flexibility memediasi dimiliki oleh mereka yang berkompeten
ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja dalam mengambil keputusan. Pentingnya
bisnis secara parsial. Secara keseluruhan peran strategic flexibility digambarkan oleh
hasil studi ini mengindikasikan bahwa bila tiga dimensi utamanya yaitu perhatian,
ketidakpastian lingkungan sebagai kombinasi assessment, dan tindakan yang kesemuanya
antara state uncertainty, effect uncertainty adalah bagian tak terpisahkan dalam
dan response uncertainty dapat dijadikan mencapai goal perusahaan. Strategic
dasar oleh UKM developer dalam flexibility merupakan kunci untuk tumbuh
membentuk strategic flexibility, maka UKM dan berkembang. Ketika perusahaan bercita-
Developer akan mampu memperbaiki atau cita ingin besar atau bersaing di pasar yang
meningkatkan kinerja bisnisnya lebih luas maka kemampuan pada lini-lini
manajerialnya harus diperkuat.
Kesimpulan dan Saran Pada hasil penelitian menyatakan
Penelitian ini memberikan tambahan bahwa perhatian pada peluang dan ancaman
referensi hasil studi terkait persepsi manager- menghasilkan sikap manajer-owner secara
owner terhadap ketidakpastian lingkungan, berbeda. Secara keseluruhan mereka yang
strategic flexibility, dan kinerja bisnis. Bagi perhatian akan lebih mampu menilai atau
pelaku bisnis strategic flexibility merupakan melakukan assessment akan turbulensi
salah satu alat praktik manajemen untuk lingkungan yang saat itu menimpanya.
diterapkan dengan baik walaupun tanpa Sehingga pada akhirnya bermuara pada
struktur organisasi yang mapan akan dapat keberanian mengambil keputusan dan
menunjang keberhasilan kinerja bisnis mengeksekusi strategi. Dimensi assessment
tersebut. Oleh sebab itu penelitian di memperoleh loading yang paling tinggi
mendatang dapat mempertimbangkan untuk dibandingkan 2 dimensi yang lain. Developer
mengeskplor lebih jauh terkait fleksibilitas disarankan untuk lebih berani melakukan
mengingat masih banyak golongan UKM assessment dibandingkan fokus pada
yang belum menerapkan fleksibilitas. tindakan yang sebetulnya assessment
Strategic flexibility dalam penelitian merupakan tindakan penting dalam
ini menjadi pemediasi persepsi manajer- mendukung peningkatan kinerja bisnis.
owner tentang ketidakpastian lingkungan Terdapat pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja bisnis. Hasil dari penelitian antara persepsi manager-owner tentang
ini didapatkan bahwa strategic flexibility ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja
berpengaruh posistif dan signifikan bisnis. Hal ini dapat ditunjukkan melalui
khususnya pada dimensi assessment atau peningkatan profit, pertumbuhan penjualan,
perhatian. Temuan ini menjadi dasar bagi dan efisiensi yang merupakan hasil langsung
pengembangan strategic flexibility untuk dari kemampuan manager-owner dalam
memperkaya penelitian yang menjadikan memahami turbulensi lingkungan.
strategic flexibility sebagai pemediasi antara Terdapat pengaruh yang signifikan
persepsi manager - owner tentang antara persepsi manager-owner tentang
ketidakpastian lingkungan dan kinerja bisnis. ketidakpatian lingkungan terhadap
Penelitian ini pula memberikan implikasi kecenderungan menerapkan strategic
praktis yang diharapkan dapat memberikan flexibility. Hal ini menunjukkan ketika
pandangan bagi para pengambil keputusan. manajer-owner turut memahami dan
Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan merasakan state uncertainty maka manager-
81

owner akan bereaksi dalam menyikapi mengukur resiko wajib dimiliki oleh seorang
ketidakpastian tersebut dengan penerapan manager-owner. Tindakan manajer-owner
strategic flexibility sehingga menumbuhkan dalam menilai resiko, mempertimbangkan
perhatian terhadap peluang dan ancaman, langkah-langkah strategik apa yang harus
perhatian terhadap kelebihan dan kelemahan diambil merupakan kunci sukses dalam
internal, memperhitungkan resiko dan berani meningkatkan kinerja bisnis. Selain itu
mengubah strategi di saat strategi tersebut manager-owner juga disarankan untuk mulai
perlu untuk disesuaikan. Terdapat pengaruh belajar untuk menggunakan manajemen yang
yang signifikan antara persepsi manager- modern. Saran bagi para peneliti selanjutnya
owner tentang penerapan strategic flexibility dapat mengembangkan model penelitian
terhadap kinerja bisnis. Hal ini menunjukkan dengan: (1) menambahkan variabel lain
ketika strategic flexibility sebagai keyakinan seperti marketing flexibility, coordination
bagi manager-owner terhadap flexibility, resource flexibility ; (2)
pengeksekusian strategi di masa depan yang memperluas cakupan penelitian ; (3)
menguntungkan maka peningkatan laba, mengembangkan penelitian pada industri
pertumbuhan penjualan dan ekspansi proyek yang berbeda.
merupakan hasil langsung aktivitas
penerapan strategic flexibility yang DAFTAR PUSTAKA
menanamkan komitmen untuk perhatian, Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur
assessment, dan kebranian dalam mengambil Penelitian: Pendekatan Praktis, Rineka
tindakan. Strategic flexibility memediasi Cipta, Bandung
persepsi manager-owner tentang
ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja Arnold, V., Benford, T., Canada, J., and
bisnis. Hal ini menunjukkan bahwa strategic Sutton, S. 2015. Leveraging integrated
flexibility sebagai proses tidak langsung information systems to enhance
bagaimana ketidakpastian lingkungan strategic flexibility and performance:
mempengaruhi kinerja bisnis. Meskipun The enabling role of enterprise risk
demikian peran mediasi strategic flexibility management. International Journal of
dalam menentukan besarnya pengaruh antara Accounting Information Systems.Vol.
ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja 19 : 1–16.
bisnis lebih kecil dibandingkan pengaruh
langsung. Secara keseluruhan hasil studi ini Bastian, E. and Muchlish. M. 2012.
mengindikasikan bahwa kombinasi antara Perceived Environment Uncertainty,
ketidakpastian lingkungan dengan Business Strategy, Performance
kompleksnya state uncertainty, effect Measurement Systems and
uncertainty dan response uncertainty Organizational Performance.Procedia -
mendasari UKM Developer dalam Social and Behavioral Sciences.Vol65:
membentuk strategic flexibility sehingga 787 – 792.
mampu memperbaiki atau meningkatkan
kinerja bisnis. Berdasarkan hasil temuan Bhimani, A. 2009. Risk management,
penelitian bahwa dimensi assessment corporate governance and management
menghasilkan nilai loading paling tinggi accounting: emerging
dibandingkan dua dimensi yang lain namun interdependencies. Management
rata-ratanya rendah. Artinya dimensi Accounting Research Vol. 20: 2-5.
assessment belum bisa diterapkan dengan
baik oleh manajer-owner, dengan demikian Boeker, W.B. (1989), “Strategic change: the
saran untuk developer dalam menghadapi effects of founding and history”,
state uncertainty tidak hanya fokus pada Academy of Management Journal, Vol.
tindakan, namun harus diimbangi oleh 32 No. 3 : 489-516.
assessment. Hal ini berarti kemampuan
82

Combe, I.A and Rudd, J.M. 8.80, Universitas Diponegoro,


2012.Antecedents to strategic Semarang.
flexibility management cognition, firm
resources and strategic Hair, F.; Anderson, R.; Tatham, R.; Black,
options.European Journal of W.; Multivariate Data Analysis With
Marketing.Vol. 46 No. 10. pp: 1320- Readings; 4th Ed.,Prentice-Hall
1339 International : London, 1995.

Cronbach LJ (1971) Test validation.In RL Hamel, G.Doz, Y.L. & Prahalad, C.K., 1989.
Thorndike (Ed),Educational Collaborate With Your Competitor and
measurement (2ndedn).American Win. Harvard Business Review,
Council on Education, Washington, January-February: 133-139
DC.
Hatch, Jim and Jeffery Zweig. 2001.
Darya, I.G. 2012.Pengaruh Ketidakpastian Strategic Flexibility: The key to
Lingkungan Dan Karakteristik growth. Ivey Business Journal.Vol. 65:
Kewirausahaan Terhadap Kompetensi 44-47
Usaha Dan Kinerja Usaha Mikro Kecil
Di Kota Balikpapan.Jurnal Inovasi Herman, R. T, Manggala, M. P, Sutjiadi, A,
dan Kewirausahaan.Vol. 1 p:65-78 Yusuf, A.M. 2008.Analisis strategic
flexibilitydan penerapan standar Euro 2
Dyne,V.L, Graham, J.W., and Dienesch, terhadap pengembangan
R.M., 1994. Organizational produk.Journal of Business Strategy
Citizenship Behavior: Construct and Execution Vol. 1 No.1 November:
Redefinition, Measurement, and 55 - 74.
Validation. Academic Management
Journal. Vol 37 (4): 765-802. Herri and Wafa, S.A. 2003.The Influence of
Internal and External Factors to the
Eisenhardt, K.M. 1989. Making fast strategic Performancer of Indonesian Small and
decisions in high velocity Medium Enterprises.
environment.Academy of Management
Journal.Vol. 32 No. 3. pp: 543-76. Ho, Paul. 2014. An Exploratory Study Of
The Impact Of Organizational
Ferdinand, Augusty ,(2006) Metode Environments On Property
Penelitian Manajemen, Metode Development Firms. Journal of
Penelitian untuk Penulisan Skripsi, Financial Management of Property and
Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen, Construction. Vol. 19 No. 3, pp. 226-
Edisi 2 Badan Penerbit Universitas 245.
Diponogoro, Semarang.
Hopkins, W.E. and Shirley E.H. 1997.
Fuller, Badden C. (2006). To conform or to Strategic Planning-Financial
perform: Mimetic behaviour, Performance in Bank: A Causal
legitimacy-based groups and Examination. Strategic Management
performance consequences. Journal of Journal. Vol. 18 (8): 635-652.
Management Studies, 7(43), 1559–
1581. Hunger, J.D. dan Wheelen, T.L.
2002.Strategic Management and
Ghozali, I, dan Fuad, 2012, Structural Business Policy. Eight Edition, Pearson
Equation Modeling: Teori, Konsep dan Education. New Jersey.
Aplikasi dengan program LISREL
83

Jack, S.L. (2005), “The role, use and Management Studies. Vol. 5 No. 3, pp.
activation of strong and weak network 256-271.
ties: a qualitative analysis”, Journal of
Management Studies, Vol. 42, pp. Liang, J., Li, L. and Song, F. 2013. An
1233-1259. JOCM 272-294. explanation of capital structure of
China’s listed property firms.Property
Jogiyanto, H.M., 2014, Konsep & Aplikasi Management. Vol. 32 No. 1, 2014 pp.
PLS (Partial Least Square) untuk 4-15
Penelitian Empiris, ANDI, Yogyakarta.
Luo, Y. 1999. Environment-Strategy-
Kachra, Ariff and White, Roderick. 2008. Performance Relations in Small
Know-how transfer: The role of social, Business in China: A Case of
economic/competitive and firm Township and Village Enter;prises in
boundary factors. Strategic Southern China. Journal of Small
Management Journal. Vol. 29 (4): 425- Business Management. Jan 37 (1).
445 ABI/INFORM Research: 103- 122.

Karim, Suhartini, 2007, “Analisis Pengaruh Makhamreh, M. 2000. Corporate


Kewirausahaan Korporasi terhadap Performance in Jordan: A Study of the
Kinerja Perusahaan pada Pabrik Banking Sector. Journal Review Vol. 2
Pengolahan Crumb Rubber di (2).
Palembang”, Jurnal Manajemen &
Bisnis Sriwijaya, Vol. 5, hal.42- 82. Malhotra, K.N. 1999. Marketing Research
An Appliend Orientation. Prentice-Hall
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan International, Inc. New Jersey.
Lainnya. Edisi Revisi 2008. PT.
Rajagrafindo Persada, Jakarta Milliken, F. J., 1987, Three Types of
Perceived Uncertainty about
Kock, N. (2010). Using WarpPLS in e- Environment: State, Effect, and
collaboration studies: An overview of Response Uncertainty. Academy of
five main analysis steps. International Management Review 12: 133 – 143.
Journal of e-Collaboration, 6(4), 1-11.
Nadkarni, S., Nareyanan, V.K., 2007.
Lau, T. Man, and Chow I. 2004. Strategic schemas, strategic flexibility,
Organizational Capabilities and and firm performance: the moderating
Performance of SMEs Dynamic and role of industry clockspeed. Strategic
Stable Environments. Entrepreunership Management Journal 28, 243–270
and Innovation. November: 354-371.
Nazir, Salman., and Pinsonneault, Alain.
Li, Y., Liu, Y., Duan, Y., Li, M., 2012. IT and Firm Agility: An
2008.Entrepreneurial orientation, Electronic Integration Perspective.
strategic flexibilities and indigenous Journal of the Association for
firm innovation in transitional Information Systems. Vol. 13 : 150-
China.International Journal of 171.
Technology Management.Vol: 41, 223–
246. Patel PC, Fiet JO. 2010. Enhancing the
internal validity of entrepreneurial
Li, Y, L., Su, Z. and Liu, Y. 2010. Fast experiments by assessing treatment
adaption, strategic flexibility and effects at multiple levels across
entrepreneurial roles.Chinese multiple trials. Journal of Economic
84

Behavior and Organization 76(1): Robert, N. and Stockport, J.G. 2009.Defining


127-140. StrategicFlexibility.Global Journal of
Flexible Systems Management.Vol.10
Pearce, J.A. and Robinson, Jr. R.B. No. 1 page : 27-32. Australia
2003.Strategic Management:
Formulation Implementation and Rofiaty, (2012), Strategi Pengembangan
th
Control. 8 Edition Mc. Graw Hill UMKM Kerajinan Batik dan Jenang di
International Edition. Malaysia. Kabupaten Ponorogo Jawa Timur.
Jurnal Aplikasi Manajemen FE
Pearce, J.A., Robbin D.K. and Robinson, Jr. Unibraw
R.B. 1987. The Impact of Grand
Strategy and Planning Formality on Sanches, M. A., Vela-Jimenez, J.M., Perez-
Financial Performance. Strategy perez, M., de-Luis-Carnicer, P. Inter-
Management Journal. Vol. 8: 124-134. organizational cooperation and
environmental change: moderating
Perez, V.F, Morales, V.J,and Pulles, D.C. effects between flexibility and
2016. Entrepreneurial decision-making, innovation performance. British
external social networks and strategic Journal of Management, in press.
flexibility: The role of CEOs'
cognition. European Management Sekaran, Uma, 2003, Research for Methods
Journal . Vol 34 : 296 - 309. for Bussiness, A Skill Building
Approach, Fourth Edition, John Willey
Probolinggo Times.(2015, 5 Oktober).Apersi and Sons, Inc
Kebut Pembangunan 1 Juta Rumah.
Diperoleh 21 Juni 2016, dari Shane, S. and Kolvereid, L. 1995. National
http://www.probolinggotimes.com/peris Environment, Strategy, and New
tiwa.htm Venture Performance: A Three Country
Study. Journal of Small Business
Purnama, Chamdan and Subroto W.P. Management. Apr; 33 (2): 37-55.
2016.Competition Intensity,
Uncertainty Environmental on the use Shimizu, K., and Hitt, M. A., 2004. Strategic
of Information Technology and its flexibility: organizational preparedness
Impact on Business Performance Small to reverse ineffective strategic
and Medium Enterprises.International decisions. Academy of Management
Review of Management and Executive. Vol. 18 No. 4
Marketing.Vol. 6(4): 984-992.
Sirmon, David. 2007. Managing resources in
Purwanto, Arief. 2011. Ketidakpastian dynamic environments to create value :
Lingkungan Bisnis Pengaruhnya dalam Looking inside the black box. Academy
Budaya Organisasi.Jurnal Manajemen of Management Review.Vol 32 (1) :
dan Akuntansi.Vol. 2, No. 2, Agustus 273-292.
2013.
Soda, Giuseppe., Zaheer, Akbar., Carlone,
R. A. Supriyono, 1999, Manajemen Biaya : Alessandra., 2008. Imitative behavior:
Suatu Reformasi Pengelolaan Bisnis, Network antecedents and performance
edisi pertama, cetakaan pertama, BPFE, consequences. Advances in Strategic
Yogyakarta Management. Vol. 25:531-560

Radar Bromo. 12 April, 2014. Evaluasi Sugiyono, 1999. Metode Penelitian Bisnis.
Kredit Bank Syariah Mandiri, hlm. 30. Jakarta. Alfabeta.
85

Supriyanto, Eko. “Perbankan Syariah Mulai electronics instruments corporation”,


Jenuh”, Infobank Analisis - Strategi Journal of Management Studies, Vol.
Perbankan & Keuangan. 2016. P.7. 28 No. 2, pp. 191-206.

Sutrisno, 2001. Manajemen Keuangan Teori, Wikipedia. 2016. Kabupaten dan Kota
Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama. Probolinggo. Diperoleh 28 Juli 2016,
Cetakan Kedua, Ekonisia,. Tunggal, A. dari http://www.wikipedia.com
Widjaja, 1995,Yogyakarta
Wixom, B.H,; Watson, H.J. An Empirical
SWA. 2016. Seperti Apa Tren Konsumen Investigation of Factors Affecting
Properti Saat Ini. Website. Data Warehousing. MIS Quarterly
2001, 25(1), 17-41
Tangen, Stefan. 2004. Performance
Measurement: from Philosophy to Yang, J., Zhang, F., Jiang, X,.and Sun, W.,.
Practice. International Journal of 2015. Strategic flexibility, green
Productivity and Performance management, and firm
Management.Vol. 53 No. 8. competitiveness in an emerging
economy. Technological Forecasting
Thomas, B., Deshmukh, U.M., and Kumar, & Social Change. Vol 101: 347–356
K.P. (2008).High Performing
Organizations. New Delhi: McGraw Zahra, S.A., Hayton, J.C., Neubaum, D.O.,
Hill. Dibrell, C. and Craig, J. (2008),
“Culture of family commitment and
Timilsina, Binod. 2016. Does competitively strategic flexibility: the moderating
distinct operation enable Performance effect of stewardship”,
in turbulent business environment? A Entrepreneurship Theory and
study on finish SMEs.Management Practice, Vol. 32, pp. 1035-1054.
and Production Engineering
Review.Vol. 7 No.3: 94-104. Zhang, X., Shen, L., Wu, Y., Linda, C.
2009.Competitiveness Assessment for
Tushman, M.L. and O’Reilly, C.A. III. 1996. Real Estate Enterprises in China: A
Ambidextrous organizations: Model-Procedure. International
managing evolutionary and Journal of Strategic Property
revolutionary change. California Management. Vol. 13, 229–245
Management Review. Vol. 38 No. 4,
pp. 8-30. Zhang, X., Shen, L., Wu, Y., Peng, Y.
2010. Core Competitiveness
UU No. 3/2014 Perumahan Rakyat Indicators: A Study of Real Estate
Developers in China. Facilities.Vol.
UU No. 21/2008 tentang Perbankan Syariah 28 No. 11/12, pp. 526-541

Ward, P.T., Rebecca, D.G., Leong, K., dan Zhang, X., Shen, L., Skitmore, M., Xia, B.
Sum, C.C. 1995. Business 2010.Key Competitiveness Indicators
Environment, Operation Strategy, and for New Real Estate
Performance: An Empirical Study of Developers.Journal of Financial
Singapore Manufactures. Journal of Management of Property and
Operation Management, (13): 99-109. Construction. Vol. 15 No. 2, pp. 143-
157
Webb, J. and Dawson, P. (1991), “Measure
for measure: strategic change in an

Вам также может понравиться