Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Nanang Rizali
Guru Besar Seni Rupa pada FSSR UNS
Abstract
As a religion, Islam basically regulates the relationship between man and God, man
and man, and man and universe. Besides the Ijtihad, Islamic basic law is based on the
Qur’an and the Sunnah. However, in regard to culture and arts, the Islamic rule
would be changeable so that its problems could commonly solved appropriately after
they would have arisen. Although finally an inter relationship between Islamic reli-
gion and arts happened in various human activities, it produces such culture or arts
which cover Islamic influence. The arts is cultural manifestation of human creation
that generally recognized as dance, music, drama, and fine arts. At the beginning, the
mix of several Islamic Middle Eastern cultures has emerged unclear forms of Islamic
arts. However, through the tolerance of Muslims on the pre-Islamic arts, the Islamic
arts are then refined by Islamic conception. Products of arts that were originally born
from Islami were mosque architecture and the art of caligraphy. The religion of Islam
blesses any single of art works that are in compliance with the Islamic teaching but
condemns the works that against Islam concepts. The blessed works constitute a
unique way of life that is in accordance with the norms of Islamic values.
Keywords:Arts, Islam, Islamic value, esthetic, creativity.
Abstrak
TSAQAFA, Jurnal Kajian Seni Budaya Islam Vol. 1, No. 1, Juni 2012 1
meliputi seni tari, seni musik, seni drama, seni rupa, dan lain-lain. Pada
awalnya bentuk kesenian Islam dari perpaduan beberapa kebudayaan
Timur Tengah, tidak begitu jelas namun melalui toleransi umat Islam
lahirlah karya seni berkonsep Islam dari penyempurnaan seni sebelum-
nya. Seni yang murni lahir dari ajaran Islam adalah seni bangunan
(masjid) dan seni tulis indah (kaligrafi). Pada dasarnya Islam merestui
setiap karya yang sejalan dengan ajarannya, namun melarangnya jika
menyimpang. Karya-karya tersebut merupakan pengungkapan
pandangan hidup yang khas sesuai dengan prespektif akan norma dan
nilai-nilai keislaman.
Kata kunci: Seni, Islam, Nilai keislaman, Estetika, Kreatifitas.
Pendahuluan
TSAQAFA, Jurnal Kajian Seni Budaya Islam Vol. 1, No. 1, Juni 2012 3
Objek dan cara penampilan tentang estetika Islami, Ismail R. Al-
seni dapat bebas, artinya boleh Faruqi dalam ‘The Cultural Atlas of
menggambarkan kenyataan yang Islam’ berpendapat :
hidup dalam masyarakat dan mema-
This orientation and goal of Islamic
dukannya dengan apa saja. La-
aesthetics could not be achieved
pangan seni Islami adalah semua
through des-cription of man and na-
wujud, tetapi seni yang ditampilkan
ture. It could be realized only through
tidak bertentangan dengan ’fitrah’ the contemplation of artistic creations
atau pandangan Islam tentang that would lead the participant to an
wujud itu sendiri. Pada saat seni intuition of the truth itself that Allah
telah berfungsi sebagai sarana is so other than His creation as to be
dakwah Islamiyah dan bertujuan unrepre-sentable and inexpressible
untuk memperhalus budi, meng- (Al-Faruqi, 1986: 163).
ingatkan tentang jati diri manusia
serta menggambarkan baik atau Estetika Islam tidak dapat
buruknya suatu pengalaman, maka dicapai melalui penggambaran
seni tersebut merupakan seni yang manusia dan alam. Hal itu hanya
bernafaskan Islam. bisa disadari melalui perenungan
Seni Islam adalah seni yang terhadap kreasi artistik yang akan
dapat mengungkapkan keindahan mengarahkan pemerhati kepada
dan konsep tauhid sebagai esensi suatu intuisi kebenaran yang hakiki,
aqidah, tata nilai dan norma Islam, bahwa Allah juga seluruh ciptaan-
yaitu menyampaikan pesan Ke- Nya sebagai yang tidak tergam-
esaan Tuhan. Seni Islam diilhami barkan dan terkatakan. Estetika
oleh spiritualitas Islam secara yang islami merujuk pada penilaian
langsung, sedangkan wujudnya dan norma abadi dalam Al-Qur’an
dibentuk karakteristik-karakteristik dan As-Sunnah, karena seni Islam
tertentu. Seuatu bentuk seni yang pada satu segi dibatasi oleh nilai-
dilandasi oleh hikmah1 atau kearifan nilai azasi, etis dan norma-norma
dari spiritualitas atau kearifan dari Illahi yang umum serta pada segi
spiritualitas Islam tidak hanya lain dibatasi oleh kedudukan ma-
berkaitan dengan penampakan nusia sendiri sebagai abdi Allah.
lahir semata (wujud), akan tetapi Berbagai tantangan terhadap
juga realitas batinnya (makna).2 kreatifitas estetis telah dialami sejak
Hasil perwujudan seni Islam sejak awal perkembangan kesenian
dibentuk oleh karakteristik ter- Islam. Pada mulanya seniman Mus-
tentu, di antaranya adalah estetika lim mengenal bahan, teknik dan
dan kreatifitas. Menurut penilaian motif dari para pendahulunya
Islam bahwa segala bentuk seni seperti seni Byzantium atau Sassa-
selain merupakan karya Ibadah nide. Kemudian mereka mengem-
(pengabdian kepada Allah) juga bangkannya sesuai dengan inspi-
mengandung dan mengungkapkan rasi yang tumbuh dari nilai-nilai
keindahan. Mengenai bagaimana dan norma Islam. Mereka telah
1. Dasar Tujuan Seni Ibadah, Manfaat, Etis, Estetis, Logis Nilai-nilai Tasyahud
2. Cita Cipta Seni Pandangan, Konsep, Gagasan Informasi Qira’ah
3. Karja Cipta Seni Proses Penciptaan, Tekhnis Energi Tazkiyah
4. Karya Seni Benda, Wujud, Zahir Materi Dzikir
TSAQAFA, Jurnal Kajian Seni Budaya Islam Vol. 1, No. 1, Juni 2012 5
berurutan dari berbagai modul untuk subyektif (hablumminannas) yang
menghasilkan beberapa pusat per- mencerminkan hubungan vertikal
hatian estetis. Keempat, adanya dan horizontal (Mahzar, 1993: 16).
pengulangan dari modul atau mo- Dalam bahasa yang khas pada hu-
tif yang akan memberikan kesan bungan vertikal tersirat dimensi
irama ritmis dan memperlihatkan kalimat syahadat yang pertama dan
rangkaian kesatuan dalam karya- hubungan horizontal tersirat sya-
nya. Yang kelima adalah setiap hadat yang kedua. Kedua kalimat
desain seni Islam mempunyai gerak syahadat dalam bentuk aktifnya
dinamis dan tidak monoton akibat tasyahud, yaitu ibadah kepada Allah
adanya teknik penggabungan SWT dan pelaksanaanya merupa-
modul dan pengulangannya. Ke- kan rahmatan lil alamien sebagai
enam, hadirnya detail yang rumit esensi seni Islam.
dalam penggambaran susunannya,
sehingga meningkatkan kualitas Penutup
pola dan menjadikannya corak
yang Islami. Seni sebagai bahasa universal
Salah satu karakeristik lain diharapkan mampu dijadikan sarana
dalam bentuk seni Islam adalah untuk mengajak berbuat baik
kreatifitas yang berkaitain erat (ma’ruf), dan mencegah perbuatan
dengan estetika, dan sangat ter- tercela (munkar) serta membangun
gantung pada kesadaran pribadi kehidupan yang berkeadaban dan
seniman. Estetis dan kreatifitas bermoral. Di samping itu diharap-
merupakan syarat mutlak sebuah kan dapat mengembangkan dan
karya seni, sehingga bagi seorang menumbuhkan perasaan halus,
seniman Muslim selain telah men- keindahan dan kebenaran menuju
ciptakan karya seni yang berman- keseimbangan ‘material-spiritual’.
faat dan indah sekaligus dia telah Dengan demikian seni mampu ber-
menjalankan ibadahnya. peran dalam memenuhi kebutuhan
Sebagai satu kesatuan integral manusia baik jasmani maupun ro-
seni terdiri dari empat komponen hani, serta dapat memberi ke-
esensial, yaitu karya seni (wujud, puasan secara fisik dan psikis.
benda) kerja cipta seni (proses pen- Secara khusus seni yang ber-
ciptaan), cita cipta seni (pandangan, nafaskan Islam dasar pemikirannya
konsep, gagasan) dan dasar tujuan adalah niat beribadah dan ke-
seni (ibadah, manfaat, etis, logis, ikhlasan pengabdian kepada Allah,
estetis). Keempat komponen ter- dengan mengakomodasi nilai
sebut berkesusaian dengan kate- tradisi budaya lokal. Setelah mama-
gori-kategori integralis seperti hami alam semesta dan qira’ah Al
materi, energi, informasi dan nilai- quran, penciptaan karya seni dilan-
nilai. Dengan demikian pada hake- dasi oleh kretifitas dan rasa estetis,
katnya seni adalah dialog inter- logis, etis, serta azas manfaat. Ke-
subyektif (hablumminallah) dan ko- mudian dirumuskan konsep dan
Catatan:
1
Hikmah bisanya diartikan sebagai ‘kebijaksanaan’ dalam kaitan ini hikmah
berhubungan dengan kata haqq(hak)berarti penilaian yang benar atau hukm(hukum)
yang sesuai dengan hakikat atau situasi yang sebenarnya. (Ensiklopedi Islam,
hal 113).
2
Islam yang berlandaskan hukum Illahi sangat berperan dalam menciptakan
lingkungan dan pengembangan seni atau kesenian. Pengaruh Islam dalam seni
adalah memberi latarbelakang sosial dalam membentuk jiwa seniman dengan
mengilhaminya sikap-sikap dan kebijakan-kebijakan yang bersumber dari Al-
Qur’an dan As-Sunnah.
3
Selain adanya lima indera yang dapat menerima nilai-nilai keindahan terdapat
indera keenam, yaitu ‘jiwa’ atau ‘roh’, ‘hati’ dan ‘cahaya’. Indera tersebut
meneriama keindahan ‘dunia dalam’ yang bersifat rohani, moral, dan nilai
keagamaan. Dengan demikian keindahan bentuk luar dapat dilihat oleh mata
telanjang dan dialami oleh semua orang, sedangkan keindahan bentuk dalam
hanya dapat ditangkap oleh’mata hati’ dari batin manusia yang lebih kuat dan
peka dari pada pandangan luarnya.
4
Dalam bahasa yang lebih membumi hubungan vertikal adalah hubungan aku-
Kau dan hubungan horizontal adalah hubungan aku-Kau. Kedua hubungan itu
selalu bersatu dalam setiap langkah kehidupan seorang muslim. Salah satu Kau
akan menjadi dia, sehingga intersubyektif muslim adalah kita. Aku-Kau-dia
adalah dimensi vertikal, sedangkan aku-Kau-Dia adalah dimensi.
TSAQAFA, Jurnal Kajian Seni Budaya Islam Vol. 1, No. 1, Juni 2012 7
Daftar Pustaka
Al-Faruqi, Ismail, R. 1986. The Cultural Atlas of Islam, New York: Macmillan
publishing company.
Beg, M. Abdul Jabbar (ed). (terj. Yustiono dan Edi Sutriyono). 1981. Seni
dalam Peradaban Islam. Bandung: Pustaka.
Gazalba, Sidi . 1977. Pandangan Islam tentang Kesenian. Jakarta: Bulan Bintang.
Nasr, Sayyed Hossein (terj. Afif Muhammad). 1933. Spiritualitas dan Seni Is-
lam. Bandung: Mizan.
Shihab, Quraish. 1996. Wawasan Al-Qur’an. Bandung: Mizan.
Mahzar, Armahedi. 1993. Islam Masa Depan. Bandug: Pustaka.
Rader, Melvin (terj. Yustiono). 1986. Art Modern Book of Esthetic. Bandung:
Perpustakaan FSRD-ITB.
Sudjoko. 1988. “Ulas Seni” dalam Majalah Pespektif, Bandung: C.V. Rama.