Вы находитесь на странице: 1из 4

PEMIMPIN BERKUALITAS MENENTUKAN

KEJAYAAN BANGSA

Nama : Al Fattah Nandayu Setiawan

NIM :FAA 113 050


PEMIMPIN BERKUALITAS MENENTUKAN
KEJAYAAN BANGSA
Saya Al Fattah Nandayu Setiawan, kelahiran kota Palangkaraya provinsi Kalimantan
Tengah sekarang sedang menjalani perkuliahan di Universitas Kedokteran Palangkaraya.
Disini saya ingin membahas tentang “Pemimpin Berkualitas Menentukan Kejayaan Bangsa”
terutama bangsa Indonesia. Dimana negara Indonesia adalah negara kesatuan dan bentuk
pemerintahan indonesia adalah republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah dan Presiden yang dipilih secara langsung. Indonesia menjalankan
pemerintahan republik presidensial multipartai yang demokratis. Seperti juga di negara-
negara demokrasi lainnya.

Demokrasi sendiri adalah bentuk pemerintahan dimana semua warga negaranya


memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.
Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi, baik secara langsung atau melalui
perwakilan dalam perumusan, pengembangan dan pembuatan hukum. Maka dari itu penting
bagi kita untuk memilih pemimpin bangsa yang berkualitas.

Pada tahun-tahun terakhir ini saya sering mendengar pernyataan bahwa saat ini kita
mengalami krisis kepemimpinan. Hingga sekarang nyaris tidak punya sosok pemimpin yang
dapat membawa bangsa ini keluar dari masalah aspek kehidupan yang dialami negara
Indonesia. Hal ini cukup beralasan mengingat permasalahan yang terjadi di bangsa ini seperti
korupsi, penggunaan kekuasaan untuk kepentingan tertentu, kasus kekerasan dan tindak
terororisme dan sampai pada etika anggota dewan yang sangat tidak beralasan menonton
video porno saat sidang berlangsung. Kejadian seperti ini seperti tidak kunjung usai untuk
segera dituntaskan. Ditambah lagi mulai semakin maraknya aksi-aksi demo menolak
kepemimpinan yang terjadi akhir-akhir ini semakin memperkuat indikasi bahwa ada sesuatu
yang tidak diinginkan masyarakat dari sosok seorang pemimpin. Statement-statment
mengenai "krisis kepercayaan" yang mulai berkembang di masyarakat mulai diangkat dalam
diskusi-diskusi yang dilakukan stasiun televisi.

Menjadi pemimpin tidak mudah. Lebih sulit lagi menjadi pemimpin yang baik.
Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka tidak layak menjadi seorang
pemimpin. Ambisi yang besar sering menjadi modal satu-satunya.
Ini merupakan masalah yang terjadi dalam kepemimpinan kita saat ini. Dimana orang-
orang merasa bahwa mereka adalah seorang pemimpin dan mampu memimpin. Pemimpin-
pemimpin "karbit" sering bermunculan ke panggung politik. Partai tidak lagi menjadi proses
pendidikan untuk menjadi pemimpin, partai hanya dijadikan kendaraan politik semata dengan
uang sebagai motor penggeraknya. Tidak jarang juga kepopuleran menjadi indikator penting
sebagai salah satu yang dipaksakan.

Permasalahan lain dari kepemimpinan kita adalah kurang tegas dalam memimpin
sehingga masyarakat menjadi bingung dengan pola kepemimpinan yang berkembang.
Ditambah lagi dengan bumbu-bumbu politik pencitraan yang menjadi landasan dalam
bertindak. Sehingga jika permasalahan muncul membutuhkan waktu yang sangat lama untuk
segera diantisipasi dan ditanggulangi. Hal-hal lain yang juga mulai berkembang yaitu
paradigma berpikir tentang seorang pemimpin. Kecenderungan yang terjadi dalam pola
kepemimpinan kita adalah menganggap dirinya sebagai "raja" yang harus disembah dan
dipuja-puja. Ketika para pemimpin datang berkunjung maka blokade-blokade jalan dilakukan
dengan pengamanan yang bisa dianggap terlalu berlebihan.

Selain itu, tantangan terberat bagi seorang pemimpin, menurut saya adalah
menanamkan visi yang sudah dikembangkan kepada anggota organisasi. Ini merupakan hal
esensial yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin kepada anggota-anggotanya sehingga
segenap anggota dapat mengerti dan memahami visi yang menjadi tujuan organisasi atau
perusahaan yang mereka ikuti. Dengan mengetahui visi maka segenap tindakan para anggota
menuju ke arah tercapainya visi tersebut.

kriteria yang ideal untuk calon pemimpin bangsa ini, diantaranya :

1. Pemimpin transformasional yakni, pemimpin mengajak pengikutnya untuk menaikan


diri tingkat moralitas tinggi. Pemimpin ini menekankan kesadaran pengikutnya
dengan menyerukan cita-cita yang lebih tinggi, dan nilai moral seperti keadilan,
kemanusian, dan menjauhkan tindakan korup.
2. Pemimpin kharismatik berperan agar masyarakat yang sudah terfregmentasi ini, mau
mengikuti dan mematuhi perintah atau saran agar program politik, ide-ide, serta
bersatu memperbaiki moralitas bangsa bisa berjalan dengan semestinya.
3. Presiden harus memiliki sosok yang berkepribadian matang dan memahami rakyat.
Pemimpin ini jelas memiliki tingkatan sifat, perilaku, dan perbuatan yang berahlaq,
bermoral sebagai cerminan jiwanya. Sangat nista jika ada pemimpin politik
mempunyai perilaku amoral seperti terlibat kriminalitas, perselingkuhan, narkoba atau
menggunakan politik kekerasan dalam memaksakan kehendaknya.
4. Presiden terpilih seharusnya tanggalkan “jubah” sebagai kader salah satu parpol.
Sehingga mereka lebih terkonsentrasi terhadap massa rakyat, bukan hanya kepada
kelompok atau golongannya semata.
5. Mengenai pendidikan sangat jelas bahwa presiden harus mampu menduduki level
tertinggi atau mencatat prestasi yang membanggakan. Jika pemimpin dari pihak sipil,
minimal harus lulus bergelar doktor dengan predikat cumlaud. Sementara dari
kalangan militer, jelas harus menimal berbintang empat tapi juga pernah mengecap
pendidikan minimal master dengan predikat terbaik.
6. Pemimpin demokratis harus memiliki sense sebagai pelayan publik, bukan sebagai
raja. Pemimpin atau pejabat politik sebaiknya mau turun ke lapangan tanpa mendapat
pengawalan atau protokoler yang rumit. Seperti sesering mungkin menggunakan
transportasi publik, atau ikut mengantri layaknya warga biasa dengan tidak
menggunakan pihak ketiga atau stafnya.
7. Bagi bangsa Indonesia yang beragam suku dan agama, mencari pemimpin politik
memang selalu diisukan dengan masalah pemahaman baik mengenai tradisi, adat-
istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan. Sosok
pemimpin yang berjiwa nasionalisme harus diutamakan. Tanggalkan kesan sebagai
putra daerah atau pemimpin yang mewakili rakyat tertentu. Sehingga rakyat dari suku,
agama, atau kaum minoritas merasa sebagai salah satu bagian dari perhatiannya.
8. Pemimpin harus memiliki ketegasan dan disiplin yang ketat dalam hal peraturan yang
dibuatnya. Pemimpin wajib memberikan reward atau punishment terhadap
bawahannya dalam organisasinya. Segera tertibkan ketika mendapat laporan adanya
oknum-oknum birokrat yang melakukan pelanggaran hukum. Namun sikap mosi tidak
percaya tetap dikedepankan, tapi ketika ada bukti kuat segera berani ambil keputusan
jangan banyak pertimbangan.
9. Permasalahan money politics memang sangat sulit dihilangkan. Jika ingin mendapat
kepercayaan rakyat kembali bahwa money politics jangan dijadikan budaya. Calon
pemimpin rakyat tanggalkan budaya seperti ini, sehingga ketika naik ketampuk
kekuasaan tidak berencana melakukan korupsi untuk mengembalikan modal awal,
ketika merebut suara rakyat dengan politik uang.

Вам также может понравиться