Вы находитесь на странице: 1из 15

FORENSIC ENGINEERING

Dalam bidang keteknik-sipilan


dapat diartikan sebagai aplikasi
dari engineering principles pada
investigasi teknis atas kecelakaan
kerja, kerusakan dini, kegagalan,
keruntuhan atau tidak berfungsinya
(sesuai rencana pemanfaatan)
suatu bangunan/infrastruktur, baik
sebagian maupun keseluruhan,
yang mengakibatkan adanya
kerugian materi, korban terluka,
korban jiwa, ataupun
terganggunaya pelayanan publik.

INVESTIGASI FORENSIC
ENGINEERING
o Ultrasonic Pulse Velocity (UPV)
o Core Drill
o Compresive Strength Test
o Carbonation Test
o Schmidt Rebound Hammer
o Rebar Locator
o Microcracker Test
o Scanning Electron Microscopy
o X-Ray Deffraction
o X-Ray Fluorescence
BATAM FORENSIC ENGINEERING

UPV TEST
(ULTRASONIC PULSE VELOCITY)
Ultrasonic instrument is a handy, battery operated and portable
instrument used for assessing elastic properties or concrete
quality. The apparatus for ultrasonic pulse velocity measurement
consists of the following

Determination of pulse velocity

The pulse velocity (V) is given by


V=L/T
Where,
V = Pulse velocity,
L = Path length,
T = Time taken by the pulse to traverse the path length.

Ultrasonic Pulse Velocity Tester

Various Methods of UPV Testing

Direct Transmission Semi-direct Indirect Transmission


(cross probing) Transmission (Surface probing)

References

BS 1881: Part 203: 1986: Measurement of Velocity of Ultrasonic


Pulses in Concrete, BSI, UK (1986). Various Methods of UPV
Testing
BATAM FORENSIC ENGINEERING

UPV TEST
(ULTRASONIC PULSE VELOCITY)
Concrete Quality Accordingly

Objective

The ultrasonic pulse velocity method could be used to establish:


c) The homogeneity of the concrete
d) The presence of cracks, voids and other imperfections
e) Change in the structure of the concrete which may occur with
time
f) The quality of concrete in relation to standard requirement
g) The quality of one element of concrete in relation to another
h) The values of dynamic elastic modulus of the concrete
BATAM FORENSIC ENGINEERING

BOR INTI
(CORE DRILL)
The most direct method of estimating strength of in-situ
concrete is by testing cores cut from the structure.

Alimited number of test cores were extracted from the fire


damaged area to minimize further damage.
BATAM FORENSIC ENGINEERING

COMPRESIVE STRENGTH TEST


Dalam bidang keteknik-sipilan dapat diartikan sebagai aplikasi
dari engineering principles pada investigasi teknis atas
kecelakaan kerja, kerusakan dini, kegagalan, keruntuhan atau
tidak berfungsinya (sesuai rencana pemanfaatan) suatu
bangunan/infrastruktur, baik sebagian maupun keseluruhan, yang
mengakibatkan adanya kerugian materi, korban terluka, korban
jiwa, ataupun terganggunaya pelayanan publik.
BATAM FORENSIC ENGINEERING

CARBONATION TEST
It’s a reaction between the lime in concrete and the carbon
dioxide from air, yielding Calcium Carbonate

Carbonation of Concrete
o A reaction between the lime in concrete and
the carbon dioxide from air, yielding Calcium
Carbonate(CaCO3)
o The creation of calcium carbonate requires
three equally important substances: carbon
dioxide (CO2) calcium(Ca) and water(H2O)
o In carbonation process actual agent is
carbonic acid

Equipment For Carbonation Depth Measurement Test

Carbonation of Concrete
BATAM FORENSIC ENGINEERING

HAMMER TEST
(SCMIDHT REBOUND HAMMER)
Dalam bidang keteknik-sipilan dapat diartikan sebagai aplikasi
dari engineering principles pada investigasi teknis atas
kecelakaan kerja, kerusakan dini, kegagalan, keruntuhan atau
tidak berfungsinya (sesuai rencana pemanfaatan) suatu
bangunan/infrastruktur, baik sebagian maupun keseluruhan, yang
mengakibatkan adanya kerugian materi, korban terluka, korban
jiwa, ataupun terganggunaya pelayanan publik.
BATAM FORENSIC ENGINEERING

REBAR LOCATOR
(COVERMETER)
Dalam bidang keteknik-sipilan dapat diartikan sebagai aplikasi
dari engineering principles pada investigasi teknis atas
kecelakaan kerja, kerusakan dini, kegagalan, keruntuhan atau
tidak berfungsinya (sesuai rencana pemanfaatan) suatu
bangunan/infrastruktur, baik sebagian maupun keseluruhan, yang
mengakibatkan adanya kerugian materi, korban terluka, korban
jiwa, ataupun terganggunaya pelayanan publik.
BATAM FORENSIC ENGINEERING

MICROCRACKER TEST

Dalam bidang keteknik-sipilan dapat diartikan sebagai aplikasi


dari engineering principles pada investigasi teknis atas
kecelakaan kerja, kerusakan dini, kegagalan, keruntuhan atau
tidak berfungsinya (sesuai rencana pemanfaatan) suatu
bangunan/infrastruktur, baik sebagian maupun keseluruhan, yang
mengakibatkan adanya kerugian materi, korban terluka, korban
jiwa, ataupun terganggunaya pelayanan publik.
BATAM FORENSIC ENGINEERING

SEM
(SCANNING ELECTRON
MICROSCOPY)
Dalam bidang keteknik-sipilan dapat diartikan sebagai aplikasi
dari engineering principles pada investigasi teknis atas
kecelakaan kerja, kerusakan dini, kegagalan, keruntuhan atau
tidak berfungsinya (sesuai rencana pemanfaatan) suatu
bangunan/infrastruktur, baik sebagian maupun keseluruhan, yang
mengakibatkan adanya kerugian materi, korban terluka, korban
jiwa, ataupun terganggunaya pelayanan publik.
BATAM FORENSIC ENGINEERING

X-RAY DEFFRACTION (XRD)


Dalam bidang keteknik-sipilan dapat diartikan sebagai aplikasi
dari engineering principles pada investigasi teknis atas
kecelakaan kerja, kerusakan dini, kegagalan, keruntuhan atau
tidak berfungsinya (sesuai rencana pemanfaatan) suatu
bangunan/infrastruktur, baik sebagian maupun keseluruhan, yang
mengakibatkan adanya kerugian materi, korban terluka, korban
jiwa, ataupun terganggunaya pelayanan publik.
BATAM FORENSIC ENGINEERING

X-RAY FLUORESCENCE (XRF)


Dalam bidang keteknik-sipilan dapat diartikan sebagai aplikasi
dari engineering principles pada investigasi teknis atas
kecelakaan kerja, kerusakan dini, kegagalan, keruntuhan atau
tidak berfungsinya (sesuai rencana pemanfaatan) suatu
bangunan/infrastruktur, baik sebagian maupun keseluruhan, yang
mengakibatkan adanya kerugian materi, korban terluka, korban
jiwa, ataupun terganggunaya pelayanan publik.
BATAM FORENSIC ENGINEERING

KAMINETZKY
Design and Construction Failures
“Materials do not fail. They follow the laws of nature and physics perfectly.
Humans who produced the materials failed to manufacture them properly.
The engineer who selected the wrong material failed. The welder who
produced low-quality welds failed. The producer of the steel used to
manufacture the bolt, the engineer who designed the bolt, the designer
who selected the bolt-all in combination or each individually may have
failed. All failures are caused by human errors”.

Вам также может понравиться