Вы находитесь на странице: 1из 12

Trikonomika

Volume 8, No. 2, Desember 2009, Hal. 78–89


ISSN 1411-514X

Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan, dan Faktor Eksternal


pada Penentuan Nilai Perusahaan

Jaja Suteja
Fakultas Ekonomi, Universitas Pasundan, Bandung
Jl. Tamansari No. 6-8 Bandung 40116
E-mail: jajasuteja@yahoo.co.id

Wiston Manihuruk
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara, Jawa Timur
E-mail: wistondmb@yahoo.com

ABSTRACT
This Study investigates the factors which influence value of the firm in publicly traded companies listed
at Jakarta Stock Exchange. In this research, capital structure influenced by liquidity ratio, operational income
volatility, profitability, size of the firm, capital expenditures, economy crisis and exchang rate. Meanwhile,
value of the firm be influenced by capital structure estimate, managerial ownership, institutional ownership,
profitability, economy crisis, exchange rate and IHSG. The result of this research will be expected to explain
determinants of capital structure and value of the firm thereby the firm could anticipate its in order to avoid
over leverage and decreaing value of the firm. This research using survei method toward publicly traded
company listed in Indonesian Stock Exchange as grouped in manufacturing companies from 1994to 2005. The
data collected consist of daily transaction share and lHSG from 1994 to 2004. This research using panel data
analysis. According to the result of this research could be formulate concluding remark these: value of the
firm influenced by capital structure, managerial ownership, institutional ownership, economic crisis, exchange
rate and IHSG. Meanwhile capital structure influence liquidity ratio, earning volatility, profitability, size of the
firm, capital expenditures, economic crisis and exchange rate.

Keywords: capital structure, value of the firm, managerial ownership, institutional ownership, financial
distress, exchange rate and IHSG.

PENDAHULUAN tentang masih adanya dominasi informasi oleh para


insider.
Struktur Modal Industri Manufaktur
Topik mengenai struktur modal perusahaan 1989 – 2005
sampai saat ini masih menjadi satu kajian studi empiris 0.80
Rasio Struktur Modal

yang menarik, terutama mengenai sumber modal. Studi 0.60


empiris yang dilakukan oleh Harris and Raviv (1991) 0.40
mengatakan bahwa perusahaan akan memilih waktu 0.20
yang tepat untuk menerbitkan sekuritas pada waktu -
1989
1990
1991
1992
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005

tertentu, ketika terjadi penurunan tingkat asimetrik


informasi. Penelitian tersebut juga menjelaskan Sumber: ICMD 2006
bahwa pemilihan dan determinan struktur modal
memberi sinyal kepada para outsider atau investor Gambar 1. Struktur Modal Industri Manufaktur

78
Apabila dilihat pada Gambar 1. mulai tahun 1995 Pada kesempatan lain, indeks komposit ini juga
sampai tahun 2000 terjadi peningkatan DER (Debt to sering dijadikan barometer bergairah atau lesunya
Equity Ratio) pada industri manufaktur yang sangat perekonomian suatu negara. Logika rasionalnya
tajam, hampir mendekati peningkatan sebesar 34%. adalah karena komposit indeks menunjukkan
Gambar 2. berikut memperlihatkan bagaimana pergerakan bersama atau kecenderungan dari pola-
peningkatan struktur modal pada satu sisi ternyata pola investasi, terutama investasi saham, sehingga
menyebabkan ROE berfluktuasi, ada yang searah dan ketika terjadi peningkatan dan penurunan yang
yang berlawanan arah dengan pergerakan koefisien signifikan akan memicu sentimen pasar. Oleh karena
struktur modal, namun demikian secara keseluruhan itu, ketika terjadi penurunan IHSG maka hal ini
terdapat trend penurunan perolehan return atas jumlah mengindikasikan lesunya pasar.
modal pemilik yang bekerja didalamnya. Mengkaji latar belakang penelitian yang diuraikan
pada bagian sebelumnya, maka permasalahan yang
ROE Rata-rata (%) selama 1990–2005
ingin dianalisis dalam penelitian ini adalah (a)
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ
bagaimana pengaruh likuiditas; volatilitas laba;
0.6000 profitabilitas perusahaan; ukuran perusahaan;
ROE (%) Rata-rata

0.5000
0.4000 pembelanjaan modal; krisis ekonomi; nilai tukar
0.3000 terhadap struktur modal perusahaan baik secara
0.2000
0.1000 simultan maupun parsial, dan (b) bagaimana pengaruh
-
struktur modal; kepemilikan saham manajerial;
1989
1990
1991
1992
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005

kepemilikan institusional; profitabilitas perusahaan;


Sumber: ICMD 2006
krisis ekonomi; nilai tukar; IHSG terhadap nilai
perusahaan baik secara simultan maupun parsial.
Gambar 2. ROE Rata-rata Perusahaan Manufaktur

Fenomena fluktuasi ROE dan struktur modal Teori Struktur Modal


dalam kenyataannya juga dapat kita lihat dari Teori struktur modal menjadi dasar argumentasi
perbandingan nilai atau harga saham terhadap nilai konseptual untuk menjelaskan perbedaan rasio utang
bukunya (P/BV ratio~ Price to Book Value). Gambar dalam studi empiris ini, yaitu: static trade-off theory,
3. menggambarkan pergerakan P/BV perusahaan agency theory, asymmetric information theory dan
selama tahun 1994 sampai dengan tahun 2003. Secara signal theory.
umum P/BV mengalami penurunan. Penurunan Nilai Perusahaan
terbesar harga saham terhadap nilai buku ini terjadi
pada tahun 2002 sebesar 1.0, nilai tertinggi sebesar V
3.00 terjadi pada tahun 1999, dengan nilai rata-rata IC1
V1
P/BV selama 1994 sd 2006 sebesar 1.97.
Perkembangan Nilai P/B Rasio Perusahaan
Manufaktur 1994–2003 V11 IC2
3.5 IC3
3 V111
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 F1 F11 F111 F
Sumber: ICMD 2006 Pengeluaran Manajer dalam bentuk Kemewahan Fasilitas

Gambar 3. Perkembangan Nilai P/B Rasio Sumber: Jensen and Meckling,

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sering Gambar 4. Hubungan antara nilai perusahaan dengan
dijadikan rujukan mengenai pergerakan secara tingkat pengeluaran manajer dalam bentuk kemewahan
umum saham-saham yang ada dan terdaftar di BEI. fasilitas

Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan, dan Faktor Eksternal 79


pada Penentuan Nilai Perusahaan
Static trade-off theory yang dijelaskan oleh yang nyata pada jumlah dividen per lembar saham
Jensen and Meckling (1976) menjelaskan hubungan yang dibagikan, investor akan menangkap ini sebagai
antara kekayaan atau kemakmuran shareholders dan sinyal bahwa kondisi keuangan perusahaan (prospek
pembelanjaan atau pengeluaran manajer dalam sebuah penghasilan) saat ini dan di masa mendatang relatif
grafik kartesius seperti ditunjukkan dalam gambar 4 baik. Sebaliknya, jika investor mengharapkan
Huruf ”F” merepresentasikan pengeluaran manajer suatu pembagian dividen namun manajemen tidak
dalam bentuk kemewahan fasilitas (non-pecuniary- memutuskan membagi dividen, manajer sedang
benefits), sementara itu simbol ”V” pada sisi lain mengirimkan sinyal negatif.
merepresentasikan nilai perusahaan dan kekayaan
para pemilik. Apabila dilihat dari gambar tersebut, Struktur Kepemilikan
maka pada titik F111 para insiders memiliki bagian Pada umumnya perusahaan yang terdaftar di
perusahaan atau saham sebesar 1-2x (menunjukkan Bursa Efek Jakarta, memiliki kendala atau pengawasan
bagian perusahaan yang dimiliki oleh outsiders). secara individu terutama perusahaan-perusahaan yang
Dalam Static Trade off Theory atau Balancing dimiliki oleh Warga Negara Indonesia keturunan, hal
Theory, secara garis besar terdapat 4 (empat) sumber ini tentunya akan mempengaruhi berbagai keputusan
dana, yaitu: (i) utang, (ii) saham preferen, (iii) yang diambil oleh manajemen yang tidak lagi
saham biasa dan (iv) laba ditahan. Masing-masing mencerminkan secara murni kepentingan pemegang
sumber pembiayaan tersebut menuntut kompensasi saham yang lainnya, secara teoritik hal ini berarti
yang berbeda dan bentuk perikatan yang berbeda bahwa kepentingan manajemen dan para pemegang
sehubungan dengan risiko yang melekat padanya. saham secara relatif akan sejalan. Oleh karena itu,
Kombinasi yang proporsional diantara sumber- tidaklah mengherankan jika banyak anggota keluarga
sumber pembiayaan tersebut diharapkan akan yang memiliki persentase kepemilikan saham yang
memberikan apa yang disebut dengan biaya modal cukup besar yang seringkali memiliki posisi kunci
(cost of capital), yang berfungsi sebagai cost of rate dalam perusahaan.
dalam keputusan investasi. Pertanyaan selanjutnya Menurut Hampton (1989) suatu sekuritas
adalah: apakah mungkin mengkombinasikan sumber- mempunyai nilai intrinsik yang merupakan harga
sumber pembiayaan tersebut secara optimal agar penyesuaian untuk sekuritas ketika faktor-faktor
diperoleh biaya modal yang optimal? primer dari nilai diperhatikan. Nilai intrinsik
Teori informasi asimetrik bisa diterangkan menunjukkan present value arus kas yang diharapkan
melalui analogi pasar mobil bekas. Penjual mobil dari saham. Studi empiris yang dilakukan oleh
bekas jelas memiliki informasi yang banyak dibanding Himmelberg, Hubbard dan Palia (1997) menyebutkan
calon pembeli karena dia telah memakainya sekian bahwa terdapat suatu hubungan yang bersifat
lama. Sebaliknya calon pembeli menyadari memiliki kontraktual antara pendanaan, struktur modal, dan
informasi yang sedikit sehingga akan memberikan struktur kepemilikan manajerial, namun demikian
penawaran yang relatif rendah karena ada risiko dalam studinya mereka sangat sulit untuk menemukan
bahwa mobil yang dibeli tersebut kondisinya tidak suatu hubungan kantraktual dengan nilai perusahaan
bagus. Harga yang rendah tersebut membuat pemilik yang diproksi dengan Tobin’s Q.
mobil yang kondisinya masih baik enggan menjual Berdasarkan latar belakang dan permasalahan
mobilnya, sehingga bila kondisi tersebut dibiarkan, serta argumentasi konseptual yang telah dikemukakan
pasar mobil bekas akan berhenti berfungsi. maka hipotesis penelitian adalah (a) likuiditas;
Teori Signal dikembangkan untuk menjelaskan volatilitas laba; profitabilitas perusahaan; ukuran
kondisi dimana keuangan perusahaan (manajemen perusahaan; pembelanjaan modal; krisis ekonomi;
dan direksi) umumnya memiliki informasi yang nilai tukar baik secara bersama-sama berpengaruh
lebih baik tentang prospek perusahaan saat ini terhadap struktur modal perusahaan, dan (b) struktur
maupun yang akan datang dibandingkan dengan para modal; kepemilikan saham manajerial; kepemilikan
investor. Pembayaran dividen merupakan contoh institusional; profitabilitas perusahaan; krisis
klasik mengenai penyampaian informasi melalui ekonomi; nilai tukar; IHSG baik secara bersama-
signaling. Jika manajemen mengumumkan kenaikan sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

80 Trikonomika Jaja Suteja


Vol. 8, No. 2, Desember 2009 Wiston Manihuruk
METODE
Profitabilitas
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode survey. Dengan teknik pengambilan Capex
sampelnya bersifat purposive sampling. Bentuk
penelitian adalah deskriptif dan verifikatif karena Ukuran –
+ –
penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran Perusahaan +
dan informasi mengenai pengaruh struktur modal,
struktur kepemilikan dan faktor eksternal terhadap – STRUKTUR NILAI
Volatilitas
pembentukan nilai perusahaan manufaktur yang ada MODAL PERUSAHAAN
di BEI. Populasi penelitian ini adalah perusahaan- +
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Likuiditas + – – – – –
Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) dari tahun
ISHG
1994-2005.
Nilai Tukar
Model Pertama: INST
CSit = 0 + 1 · liquidit + 2 · VOLit + 3 · Capexit +
Dummy INSID
4
· SIZEit + 5 Profitit + 6 DKit + 7 Exrateit + Crisis
U1it
Model Kedua:
Gambar 5. Kerangka Pemikiran
VoFit =  + · Insiders + · Instl +
+ 1 · CS
0 it 2 it 3 it

4
Profitit + 5 DKit + 6 Exrateit + 7 ISHGit + HASIL
2it
Hasil Estimasi Model Pertama
Model penelitian yang terdiri atas 2 persamaan Untuk sampai pada hasil estimasi model data
tersebut termasuk ke dalam persamaan recursive panel yang akan dibahas maka terlebih dahulu
(recursive model). Berdasarkan persamaan matematis dipaparkan hasil estimasi menggunakan fixed effect,
kedua model tersebut, maka dapat dibuat kerangka Hasil estimasi model pertama menggunakan EViews
pemikiran penelitian ini digambarkan sebagai berikut. tampak pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Estimasi Model Pertama Menggunakan Fixed Effect


Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LIQUID 0.005248 0.002795 1.877475 0.0607**)
VOL –1.04E-10 2.36E-11 –4.399036 0.0000*)
CAPEX 0.008771 0.000288 30.48099 0.0000*)
SIZE 0.050919 0.003923 12.97913 0.0000*)
DK2 0.313254 0.003642 86.00731 0.0000*)
PROFIT –0.000233 9.58E-06 –24.28148 0.0000*)
EXRATE 8.05E-06 9.43E-07 8.540854 0.0000*)
Fixed Effects
Weighted Statistics
R-squared 0.301940 Mean dependent var 12.60875
Adjusted R-squared 0.234284 S.D. dependent var 31.09815
S.E. of regression 27.21251 Sum squared resid 817534.9
F-statistic 79.58757 Durbin-Watson stat 1.791132
Prob (F-statistic) 0.000000

*) Signifikan pada taraf alfa sebesar 1%


**) Signifikan pada taraf alfa sebesar 10%

Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan, dan Faktor Eksternal 81


pada Penentuan Nilai Perusahaan
Tampak bahwa nilai tolerance sangat tinggi tidak ditemukan adanya serial korelasi pada hasil
yang berarti pula nilai VIF sangat rendah. Karena estimasi model data panel.
semua nilai VIF rendah (hanya berkisar 1) maka Masalah heteroskedastitas biasa terjadi untuk
dapat dikatakan tidak terdapat masalah kolinear yang estimasi data cross section yang melibatkan data yang
berarti dalam hasil estimasi model tersebut. variatif sehingga varians dari regresi tidak tunggal
Tabel 2. Kolinearitas Untuk Model Data Panel (homoskedastis). Masalah ini biasanya bermuara
pada tidak konsistennya standard error dari koefisien
Collinearity Statistics regresi. Untuk memperbaiki masalah ini digunakan
metode White. Hasil estimasi dengan metode white
Tolerance VIF
tampak pada tabel 4.7. Nilai chi square adalah:
Likuid 0.995031 1.004993 df.R2 = 1200 × 0,049 = 58,8 (lebih kecil dari nilai
Vol 0.749711 1.333848 kritis dari tabel chi square sebesar 74,22). Dengan
demikian melalui Uji white tidak ditemukan masalah
Capex 0.988565 1.011568
heteroskedastis yang berarti dari hasil estimasi model
Dk 0.977135 1.023400 regresi.
Profit 0.750451 1.332533
Tabel 3. Pengujian Heteroskedastis Metode White
Excrate 0.865742 1.024536
Sumber: Data Diolah Model R R Square

1 0.222884 0.049677
Tidak adanya serial korelasi dalam model yang
diestimasi dicirikan dengan nilai statistik DW yang
berada di sekitar angka 2. Pengujian serial korelasi Hasil Estimasi Model Kedua
untuk model data panel pada penelitian ini dilakukan Seperti halnya pada persamaan pertama, dalam
juga dengan menghitung statistik DW yang diperoleh persamaan kedua yang menganalisis determinasi
sebesar 1,79. nilai perusahaan penulis tidak melakukan generalisasi
Dengan pengujian yang dilakukan terlihat bahwa hasil analisis karena unit analisis yang digunakan
nilai statistik Durbin Watson sebesar 1,79 berada juga merupakan populasi penelitian, sehingga lebih
dalam area dU dan 4-dU. Dengan demikian dapat banyak melihat hasil analisis pengaruh untuk semua
dinyatakan berdasarkan Uji Durbin Watson (DBTEST) variabel penelitian terhadap nilai perusahaan.
Tabel 4. Estimasi Model Kedua Menggunakan Fixed Effect
Dependent Variable: VOF
White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors and Covariance
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
CSE 19980.74 2325.200 8.593127 0.0000***)
INSIDER –3043.854 135.8395 –22.40772 0.0000***)
INSTL –506.8809 114.8277 –22.40772 0.0000***)
DK2 –33685.74 2734.332 –4.414274 0.0000***)
PROFIT –3837.610 3006.227 –12.31955 0.2020
EXRATE –2.726073 0.314920 –1.276554 0.0000***)
IHSG 10.57162 4.278323 2.470973 0.0136**)
Weighted Statistics
R-squared 0.502409 Mean dependent var 1592976
Adjusted R-squared 0.454182 S.D. dependent var 4892342
S.E. of regression 3614437 Sum squared resid 1.44E+16
F-statistic 185.7816 Durbin-Watson stat 1.866023
Prob (F-statistic) 0.000000
Sumber: Data Diolah
***) Signifikan pada taraf alfa sebesar 1%
**) Signifikan pada taraf alfa sebesar 5%

82 Trikonomika Jaja Suteja


Vol. 8, No. 2, Desember 2009 Wiston Manihuruk
Nilai chi square dari hasil perhitungan ter­ hipotesis tersebut. Temuan ini konsisten dengan hasil
sebut adalah: df.R2 = 1200 × 0,049 = 58,8. Bila studi agency theory seperti yang dikemukakan oleh
dibandingkan dengan nilai kritis dari tabel chi square Jensen dan Meckling (1976), juga dengan studi empiris
(terdapat dalam lampiran) yang bernilai 74,22 maka Moh’d et.al (1998), Made Sudarma (2004), Sujoko dan
statistik ujinya lebih kecil. Dengan demikian melalui Soebiantoro (2007).
Uji white tidak ditemukan masalah heteroskedastis Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap
yang berarti dari hasil estimasi model regresi. Struktur Modal Perusahaan. Variabel ukuran
Dengan dasar ini maka selanjutnya akan dibahas perusahaan sering dijadikan sebagai variabel kontrol.
hasil estimasi untuk model kedua (value of the firm), Berdasarkan penelitian ini, variabel ukuran perusahaan
dengan menggunakan motode fixed effect juga, diproksi dengan menggunakan nilai logaritma natural
hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4. dari total aktiva (Ln Assets). Berdasarkan hasil analisis
regresi, tampak bahwa variabel ukuran perusahaan
PEMBAHASAN signifikan terhadap struktur modal perusahaan pada
taraf alfa sebesar 1% (12.97913). Hasil penelitian ini
Model Pertama sesuai dengan prediksi Hipotesis (H1d) yang menyatakan
Pengaruh Likuiditas Terhadap Struktur Modal bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif
Perusahaan. Variabel likuiditas merupakan salah satu terhadap struktur modal, oleh karena itu tidak ada alasan
variabel internal yang relatif dapat dikendalikan oleh untuk menolak hipotesis tersebut dengan demikian
manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan hipotesis tersebut dapat diterima. Temuan ini konsisten
bisnisnya. Kesalahan dalam tata kelola perusahaan dengan penelitian Moh’d et.al (1998) dan Made Sudarma
dapat dengan mudah dikenali ketika perusahaan (2004).
mengalami technical insolvency atau terjadinya kondisi Pengaruh Capital Expenditures Terhadap
ilikuid, seperti yang dikemukakan oleh Pangeran Struktur Modal Perusahaan. Terdapat perbedaan
(2003). Selanjutnya ketika ada signal i-liquid, maka karakteristik yang signifikan antara perusahaan yang
manajemen seharusnya dengan cepat merespon dalam bertumbuh (growth firm) dengan perusahaan yang tidak
bentuk financial action, misalnya mencari sumber bertumbuh (Luciana, 2006). Sejumlah indikator sering
pendanaan baru, menjual aktiva yang tidak produktif dijadikan satu barometer awal yang mengindikasikan
dan bahkan melakukan penjadwalan ulang atas berbagai mengenai fenomena terjadi pertumbuhan perusahaan,
kewajibannya (re-scheduling). diantaranya adalah dengan melihat besarnya
Pengaruh Volatilitas Laba Terhadap Struktur pembelanjaan yang dikeluarkan oleh manajemen dalam
Modal Perusahaan. Hasil perhitungan menunjukkan membeli berbagai infrastruktur, seperti Property, Plant
bahwa variabel volatilitas EBIT ternyata signifikan secara atau berbagai Equipment (PPE) atau investasi pada
statistik pada taraf alfa sebesar 1% (–4.399036). Hal ini komponen aktiva tetap utama. Pembelanjaan yang
mengindikasikan bahwa sub hipotesis yang menyatakan cukup besar dalam aktiva tetap, tentunya membutuhkan
bahwa volatilitas EBIT berpengaruh negatif terhadap pemenuhan sumber pendanaan yang cukup besar, selain
struktur modal perusahaan dapat diterima. Arah negatif dapat dipenuhi dari kekuatan internal melalui laba
koefisien variabel ini secara statitistik menunjukkan ditahan, manajemen juga dapat memenuhinya dengan
bahwa makin tinggi risiko bisnis yang dihadapi oleh mengeluarkan obligasi (bond issue) atau melakukan
perusahaan, maka makin rendah struktur modalnya pinjaman pada lembaga keuangan baik bank maupun
atau dengan perkataan lain setiap ada kenaikan sebesar non bank.
1% dari volatilitas pendapatan operasi (EBIT), maka Pengaruh Krisis Ekonomi Terhadap Struktur
terdapat kecenderungan turunnya struktur modal sebesar Modal Perusahaan. Banyak perusahaan melakukan
–1.04E-10. berbagai strategi seperti restrukturisasi, reorganisasi,
Pengaruh Laba Terhadap Struktur Modal divestasi, rescheduling utang dan takeovers dengan
Perusahaan. Berdasarkan penelitian ini, variabel Profit pinjaman berbiaya rendah dengan meningkatkan jumlah
merupakan simbol yang digunakan untuk menyatakan kewajibannya. Berdasarkan hasil analisis regresi, maka
profitabilitas ternyata signifikan secara statistik pada variabel dummy crisis sebagai control variabel ternyata
taraf alfa sebesar 1% (–24.28148). Hal ini berarti bahwa signifikan secara statistik pada taraf alfa sebesar 1%
sub hipotesis yang menyatakan bahwa profitabilitas (86.00731). Hal ini berarti ketika terjadi krisis banyak
berpengaruh negatif terhadap struktur modal dapat perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan, oleh
diterima atau tidak ada alasan untuk menolak sub karena itu, sejumlah perusahaan melakukan pinjaman

Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan, dan Faktor Eksternal 83


pada Penentuan Nilai Perusahaan
baru berupa takeovers pada kreditur lainnya. Pilihan ini or insider ownership) sering menjadi satu titik awal
menguatkan implementasi pecking order dalam menutup munculnya konflik keagenan ekuitas. Menurut Jensen
kebutuhan pendanaannya dengan menggunakan and Meckling (1976), konflik keageanan muncul
pinjaman baru yang berbiaya relatif lebih rendah, hal kepermukaan ketika manajemen tidak menguasai 100%
ini beralasan karena pada saat terjadi krisis banyak sahamnya, atau dengan perkataan lain ketika terdapat
perusahaan yang memiliki negatif equity. komposisi kepemilikan perusahaan diluar manajemen
Pengaruh Nilai Tukar terhadap Struktur maka akan ada masalah keagenan (agency problems).
Modal Perusahaan. Struktur modal perusahaan Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan
mengindikasikan pendanaan permanen perusahaan, bahwa variabel kepemilian saham manajerial ternyata
dengan demikian kebijakan mengenai struktur modal signifikan secara statistik pada taraf alfa sebesar 1%
ini merupakan kebijakan yang memiliki horizon waktu (–3043.854). Hasil ini mengindikasikan bahwa sub
jangka panjang. Perubahan kemampuan atau daya hipotesis (H2b) yang menyatakan bahwa variabel
beli mata uang lokal terhadap mata uang asing (US kepemilikan saham oleh manajemen (managerial or
dollar) akan berpengaruh terhadap struktur pendanaan insiders ownership) berpengaruh negatif terhadap
perusahaan. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa nilai perusahaan dapat diterima atau tidak ada alasan
variabel nilai tukar berpengaruh positif terhadap struktur secara statistik untuk menolak hipotesis tersebut. Hasil
modal perusahaan, dengan perkataan lain variabel nilai penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian empiris
tukar signifikan pada taraf alfa sebesar 1% (8.54085). Sujoko dan Soebiantoro (2007), namun konsisten
Hal ini mengindikasikan bahwa meningkatnya nilai dengan studi yang dilakukan oleh Sudarma (2004)
tukar akan memiliki implikasi meningkatnya struktur yang menyatakan bahwa ada pengaruh negatif antara
modal perusahaan. kepemilikan saham dengan nilai perusahaan.
Pengaruh Kepemilikan Saham Institusional
Model Kedua terhadap Nilai Perusahaan. Varibel kepemilikan
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai saham institusional merupakan salah satu mekanisme
Perusahaan. Struktur modal menunjukkan bauran kontrol yang dapat dilakukan pihak pemilik perusahaan
sumber pendanaan yang dipergunakan oleh perusahaan terhadap perilaku manajemen yang tidak sesuai dengan
dalam memenuhi kebutuhan pembelanjaannya. tujuan atau kepentingan pemilik yang dianggap
Komposisi debt dalam perusahaan bersifat relatif untuk menyimpang.
satu perusahaan pada perusahaan lain, menurut teori Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel
trade off bahwa ada komposisi utang optimal bagi satu kepemilikan institusional signifikan secara statistik
perusahaan, nilai perusahaan akan meningkat, jika pada taraf alfa sebesar 1% (–506.8809). Hasil ini
perusahaan menggunakan utang karena perusahaan mengindikasikan sub hipotesis (H2c) yang menyatakan
memiliki tax deductible atau adanya tax shield. bahwa terdapat pengaruh negatif antara kepemilikan
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel institusional dengan nilai perusahaan tidak dapat
struktur modal ternyata signifikan secara statsitik pada ditolak atau diterima. Hasil ini konsisten dengan studi
taraf alfa sebesar 1% (8.59). Sehingga sub hipotesis empiris sebelumnya yang dilakukan oleh Sujoko
(H2a) yang menyatakan bahwa struktur modal (CS) dan Soebiantoro (2007) dan Sudarma (2004) yang
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dapat menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif antara
diterima atau tidak ditolak. Hal ini mengindikasikan kepemilkan institusional dengan nilai perusahaan.
bahwa kenaikan struktur modal mampu meningkatkan Pengaruh Laba terhadap Nilai Perusahaan.
nilai perusahaan, hasil penelitian ini konsisten dengan Berdasarkan penelitian ini variabel profitabilitas
studi empiris yang dilakukan oleh Pangeran (2003), juga diproksi dengan Return On Assets atau ROA, formulasi
Mukerjee (1997) yang menyatakan bahwa peningkatan ini relatif lebih mewakili utilisasi aktiva untuk dapat
struktur modal mampu menaikan nilai perusahaan. menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Hasil
Sejumlah studi empiris seperti yang dilakukan oleh analisis regresi ini menunjukkan bahwa variabel
Luciana (2006) dan Sudarma (2004) juga memberikan profitabilitas ternyata tidak signifikan (–1.276) secara
hasil yang konsisten dengan hasil analisis dalam disertasi statistik. Hasil ini menunjukkan bahwa sub hipotesis
ini. (H2e) yang menyatakan bahwa variabel profitabilitas
Pengaruh Kepemilikan Saham Manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan ternyata
terhadap Nilai Perusahaan. Variabel kepemilikan ditolak atau tidak diterima, sehingga subhipotesis ini
saham oleh para eksekutif atau manajemen (managerial dapat diabaikan.

84 Trikonomika Jaja Suteja


Vol. 8, No. 2, Desember 2009 Wiston Manihuruk
Hasil analisis regresi tersebut juga memberikan tukar valuta asing meningkat, investor akan mengalihkan
informasi, terutama mengenai arah koefisien negatif dari investasinya dari saham ke valuta asing. Kondisi
variabel profitabilitas mengindikasikan bahwa pecking demikian akan menyebabkan menurunnya harga saham
order theory relatif memiliki dukungan, menurut karena menurunnya permintaan terhadap saham.
teori ini dalam melakukan pembiayaan perusahaan Pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan
mendasarkan urutan dari laba yang ditahan, kemudian (IHSG) terhadap Nilai Perusahaan. Hasil analisis
menyusul hutang dan terakhir adalah melalui emisi regresi menunjukkan bahwa variabel Indeks Harga
saham baru. Namun demikian ketidaksignifikan variabel Saham Gabungan atau IHSG ternyata signifikan
ini menyebabkan dukungan teori tersebut menjadi tidak secara statistik pada taraf alfa sebesar 5% (2.471).
bermakna. hasil ini menunjukkan bahwa sub hipotesis (H2g) yang
Pengaruh Krisis Ekonomi terhadap Nilai menyatakan bahwa variabel IHSG berpengaruh positif
Perusahaan. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian terhadap nilai perusahaan dapat diterima atau tidak ada
sebelumnya, bahwa fenomena shock event berpengaruh alasan untuk menolak hipotesis ini.
terhadap para pelaku bisnis, selalu menjadi pemicu Hasil penelitian ini sesuai dengan studi empiris
terjadi berbagai perubahan. Pada umumnya, mekanisme yang dilakukan Sudjoko dan Soebiantoro (2007) yang
pasar akan mengatur secara alami dimana sejumlah menyatakan bahwa keadaan pasar (capital market)
perusahaan yang memiliki masalah dalam tata kelola berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun
bisnisnya seperti terjadinya kesulitan keuangan (financial demikian hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
distress) adanya krisis akan mempercepat perusahaan penelitian Sudarma (2004). Pada dasarnya perbedaan
tersebut menuju tingkat kebangkrutan atau dilikuidasi. dengan studi Sudarma kemungkinan disebabkan oleh
Oleh karena itu, secara konseptual, manajemen perbedaan proksi keadaan pasar modal (capital Market)
perusahaan yang memiliki kendala keuangan akan dengan ukuran logaritma natural dari nilai perdagangan
memiliki korelasi positif dengan tingkat kebangkrutan saham di Bursa Efek Jakarta pada akhir tahun
ketika krisis ekonomi berlangsung. Artinya ada pengaruh
negatif antara terjadinya krisis ekonomi dengan nilai KESIMPULAN
perusahaan (value of the firm).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dummy crisis Nilai perusahaan dipengaruhi oleh struktur modal,
ternyata signifikan secara statistik pada taraf alfa sebesar kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
1% (–33685.74). hasil penelitian ini menunjukkan krisis ekonomi, nilai tukar dan IHSG. Struktur modal
bahwa sub hipotesis (H2d) yang menyatakan bahwa dipengaruhi oleh rasio likuiditas, volatilitas laba,
variabel dummy crisis berpengaruh negatif terhadap profitabilitas, ukuran perusahaan, pembelanjaan
nilai perusahaan dapat diterima atau tidak ada alasan modal, krisis ekonomi dan nilai tukar. Hipotesis
untuk menolak hipotesis tersebut. Nilai koefisien negatif pertama yang menyatakan bahwa variabel rasio
dari variabel ini mengindikasikan bahwa ketika terjadi likuiditas; volatilitas laba; profitabilitas perusahaan;
krisis atau dalam penelitian ini angka 0 (Yit, dimana t = ukuran perusahaan; pembelanjaan modal; krisis
0, mewakili masa kisis yaitu rentang waktu 1997-2003) ekonomi; nilai tukar rupiah secara bersama-sama
sementara angka = 1 menunjukkan masa diluar periode berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan dapat
1997-2003, atau 1997 dan sebelumnya serta periode diterima pada taraf alfa sebesar 1%. Variabel krisis
diatas tahun 2004). ekonomi sebagai variabel yang mewakili indikator
Pengaruh Nilai Tukar terhadap Nilai ekonomi makro, ternyata memberikan kontribusi
Perusahaan. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa yang signifikan terhadap penentuan kebijakan struktur
variabel nilai tukar (exchange rate) ternyata signifikan modal perusahaan, dalam penelitian ini variabel krisis
secara statistik pada taraf alfa sebesar 1% (–8.656). ekonomi memiliki koefisien terbesar. Melihat hasil
Hal ini mengindikasikan bahwa sub hipotesis yang analisis persamaan pertama dari ketujuh variabel
menyatakan bahwa variabel nilai tukar berpengaruh predictors, semua variabel signifikan dan hanya satu
negatif terhadap nilai perusahaan (H2f) dapat diterima variabel yang arah koefisiennya tidak konsisten yaitu
atau tidak ada alasan untuk menolak hipotesis tersebut. variabel krisis ekonomi.
Hasil ini menunjukkan bahwa ketika semakin Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa struktur
kuatnya nilai rupiah terhadap Dolar Amerika, akan modal; kepemilikan saham manajerial; Kepemilikan
meningkatkan permintaan saham dan harga saham Institusional; Profitabilitas; krisis ekonomi; nilai
perusahaan. Hal ini berarti ketika terjadi fluktuasi nilai tukar; IHSG berpengaruh terhadap nilai perusahaan

Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan, dan Faktor Eksternal 85


pada Penentuan Nilai Perusahaan
dapat diterima dan signifikan pada taraf alfa sebesar Bathala, C. T., K. R. Moon, and R. P., Rao. 1994.
1%. Dari ketujuh variable predictors struktur modal, Managerial Ownership, Debt Policy, and the
semua arah koefisien variable konsisten dengan Impact of Institutional Holdings: An Agency
prediksi peneliti sebelumnya kecuali variabel krisis Perspective. Financial Management, 94(Autum):
ekonomi. Faktor kondisi ekonomi makro, yang 38-50.
diwakili oleh krisis ekonomi, nilai tukar dan IHSG Baxter, N. 1967. Leverage Risk of Ruin and the Cost
memiliki pengaruh yang signifikan walaupun krisis of Capital. Journal of Finance, 22(4): 395-403.
ekonomi dan nilai tukar bersifat un-controllable. Bayless, Mark., and Jay, Nancy.R. 2003. Is The
Variabel profitabilitas secara statistic tidak memberikan Performance of Firms Following Seasoned
pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan Equity Issues Anomalous?. Journal of Banking
sehingga hipotesis yang menyatakan profitabilitas and Finance, 27: 1273-1296.
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan tidak Beiner, Stefen., Drobetz Wolfgang, Schmid M.
dapat diterima (dapat diabaikan). Markus and Zimmermann. 2004. An Integrate
Framework of Corporate Governance and Firm
DAFTAR PUSTAKA Valuation: Evidence Switzerland. Finance
Working Paper.
Agrawal, A., and G. Mandelker .1987. Managerial Booth, Laurence., Varouj Alvajian, Asli Demirguc
Incentive and Corporate Investment and Kunt and Vojislav Maksimovic. 2000. Capital
Financing Decision. Journal of Finance, 42: Structure in Developing Countries (10thedition).
823-837. Brigham, Eugene F., Gapenski C. Louis, Daves R.
Almilia, Luciana Spica dan Silvy, Meliza. 2006. Philip. 1999. Intermediate Financial Management
Analisis Kebijakan Dividen dan Leverage (6th edition). The Driden Press Brace College
Terhadap Prediksi Kepemilikan Dengan Teknik Publisher.
Analisis Multinomial Logit. Jurnal Akuntansi Chen, Carl R., Steiner, Thomas R. 1999. Managerial
dan Bisnis, 6 (1): 24-34. Ownership And Agency Conflicts: a Nonlinear
Alwi, Syafaruddin. 1993. Alat-alat Analisa Dalam Simultaneous Equation Analysis of Managerial
Pembelanjaan (Edisi ke-3), Yogyakarta: Andi Ownership, Risk Taking, Debt Policy and
Ofset. Devidend Policy. Financial Review, 34 (3): 119-
Athanasoglou, Panayiotis. P., Brissmis, Sophocles. 137.
N., and Delis, Matthaios. D. 2005. Bank- Chirinko, Robert S., and Anuja R. Singha. 2000.
Specific, Industry-Specific and Macroeconomic Testing Static Tradeoff Agains Pecking Order
determinants of Bank Profitability. Working Models of Capital Structure: A Critical Comment.
Paper Bank of Greece, 75-99. Journal of Finance Economics, 58:417-425.
Agrawal and N. Jayaraman. 1994. The Dividend Cho, M. H.. 1998. Ownership Structure, Investment
Policies of All-Equity Firm: A Direct Test of and the corporate value: An empirical Analysis.
The Free Cash Flow Theory. Managerial and Journal of Financial Economics, 47: 103-121.
Decision Economics, (15): 139-148 Claessens, Stijn, Simeon Djankov, Joseph R. H. Fan,
Baker, M. and Wurgler, J. 2002. Market Timing and and Larry H. P. Lang. 2002. Disentangling The
Capital Structure. The Journal of Finance, 57(1): Incentive and Entrenchment Effects of Large
1-32. Shareholdings. Journal of Finance, 57 (6): 2741-
Barclay, M. J., Smith, C. W., Jr. and Watts, R. L. 1995. 2771.
The Determinants of Corporate Capital Structure Crutchley, Claire E Marlin R. H. Jensen, John S
and Devidend Policies. Journal of Applied Jahera, Jr, Jennie E. Raymond. 1999. Agency
Corporate Finance, 7: 4-19. Problems and The Simultaneity of Financial
Baskin, J. 1989. An Empirical Investigation of Decision Making The Role of Institutional
the Pecking Order Hypothesis. Financial Ownership. International Review of Financial
Management, Spring. Analysis, 8(2): 177-197.

86 Trikonomika Jaja Suteja


Vol. 8, No. 2, Desember 2009 Wiston Manihuruk
Damodaran, A., 2001. Corporate Finance: Theory Frensidy, Budi. 2007. The Effect of Management
and Practice (2nd edition). USA: John Wiley: Ownership Structure, Business Risk and Firm
235-255. Growth toward Capital Structure. Majalah
De Angelo, H. and R. Masulis. 1980. Optimal Capital Usahawan Indonesia, 36(7): 15-20.
Structure Under Corporate and Personal Taxes. Graham, John R., and Campbell, R. Harvey. 2001.
Journal of Financial Economics, 8: 3-29. The Theory and Practice of Corporate Finance:
De Miguel, A. and Pindado, J. 2001. Determinants of Evidence From the Field. Journal of Financial
Capital Structure: New Evidence from Spanish Economics, 60: 187 – 243.
Panel Data. Journal of Corporate Finance, 7 Griner, E. L and Gordon, A. Lawrence. 1995. Internal
(March): 77-99. Cash Flow, Insider Ownership, and Capital
Demsetz, H., and K. Lehn, 1985. The Structure of Expenditures: A Test Of The Pecking Order and
Corporate Ownership: Causes and Consequences. Managerial Ownership. Journal Of Business
Journal of Political Economi, 93: 1155 – 1177. Finance and Accounting, 2(2): 179-199.
Demsetz, H and Vilalonga, B. 2001. Ownership Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics
Structure and Corporate Performance. Journal (4th edition). New York: McGraw-Hill Book
of Corporate Finance, 7: 209-233. Company, Inc.
Dittmar, A. 2004. Corporate Spin-Offs. Journal of Harris, Milton and Artur, Raviv. 1991. The Theory
Business, 77(1): 9 - 43. of Capiatal Structure. Journal of Finance, 66(1):
Emery, D. R., Finnerty, J. D. 1997. Corporate 297-355.
Financial Management. USA: Prentice Hall Han, C. Ki and Suk Y, David. 1999. Ownership
International Inc: 88-92. Structure and Firm Performance: International
Fama, E. F. and Kenneth, French R. 1998. Tax Evidence. Multinational Business Review, 7(1):
Financing Decision and Firm Value. The Journal 92-97.
of Finance, 53(3): 819-843. Hermeindito, Kaaro. 2004. Keputusan Pendanaan dan
Fama, Eugene F., and Gapenski, Louis C. 1987. Keputusan Investasi Berbasis Peluang Investasi
Intermediate Financial Management (2nd dan Kendala Keuangan: Pembuktian Empiris
edition). New York: The Dryden Press. Dalam Kondisi Normal dan Krisis. Jurnal
Fama, E., and M. Jensen. 1983. Separation of Ekonomi dan Bisnis, 9(1): 15-34.
Ownership and Control. Journal of Law and Homaifar, G., Zietz, J., and Benkato, O. 1994. An
Economics, 26: 301 - 325. Empirical Model of Capital Structure : Some
Frank, Murray Z., and Vidham K. Goyal. 2003. New Evidence. Journal of Business Finance and
Testing the Pecking Order Theory of Capital Accounting, 21(1): 1-14.
Structure. Journal of Financial Ecoonomics, 67: Itturiaga, Felis J. Lopez and Juan, Antonio Rodrigez-
217-248. Sanz. 2001. Ownership Structure, Corporate
Frank M. Z., and Vidham K. Goyal. 2004. The Effect Value and Firm Investment A Simultaneous
Of Market Conditions on Capital Structure Equations Analysis of Spanish Companies.
Adjustment. Finance Research, 1: 47-55. Journal of Management and Governance, 5(2):
Frankel, Richard, and Charles M. C. Lee. 1998. 179-204.
Accounting Valuation, Market Expectation, Jensen, M. 1986. Agency Costs of Free Cash Flow,
and Cross-Sectional Stock Returns. Journal of Corporate Finance, and Takeovers. American
Accounting and Economics, 25: 283-319. Economic Review, 76(2): 323-329.
Freddy, Danny. 2004. Pengaruh Aktivitas Pendanaan Jensen, G. R, Donald, P. Solberg, and Thomas S.
Terhadap Persistensi Pola Struktur Modal Emiten Zorn. 1992. Simultaneous Determination of
Non Keuangan Pasca Penawaran Perdana: Insider Ownership, Debt and Dividend Policies.
(Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta), Disertasi Journal of Financial and Quantitative Analysis,
Program Doktor Manajemen Bisnis Program 27: 247 – 263.
Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung:
tidak dipublikasikan.

Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan, dan Faktor Eksternal 87


pada Penentuan Nilai Perusahaan
Jensen, M., and Michael. 2001. Value Maximization, Myers, S., and Majluf, N. 1984. Corporate Financing
Stakeholders Theory, and The Corporate and Investment Decisions When Firms Have
Objective Function. Working Paper No. 01-09, Information
. That Investor Do Not Have. Journal
Harvard Business School, 1-21. of Financial Economics, 13: 187 – 221.
Jensen M., and W. Meckling. 1976. Theory of The Putri, Imanda F. dan M. Nasir, 2006. Analisis
Firm: Manajerial Behaviour, Agency Costs, Persamaan Simultan Kepemilikan Manajerial,
and Ownership Structure. Journal of Financial Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang dan
Economics, 3: 305-360. Dividend dalam Persepektif Teori Keagenan.
Johnson, R. W, 1997. Financial Management (3rd Simposium Nasional Akuntansi ke-9 Padang.
edition). Allyn and Bacon Inc. AKPM-18: 22-27.
Korajczyk, R.A., and Levy, Amnon. 2003. Capital Rajan, Raghuram G., and Luigi, Zingales. 1995. hat
Structure Choice: Macroeconomic Conditions Do We Know About Capital Structure? Some
and Financial Constraints. Journal Of Financial Evidence From International Data. Journal of
Economics, 68: 75-109. Finance, 50(5): 1421-1460.
La Porta, Rafael. 1996. Expectation and The Cross Sartono, A. 2001. Pengaruh Alirn Kas Internal
Section of Stock Returns. Journal of Finance, dan Kepemilikan Manajer dalam Perusahaan
51: 1715-1742. Terhadap Pembelanjaan Modal: Managerial
La Porta, R., Josef, L., Andrei, S., and Robert, V. 1997. Hypothesis atau Peking Order Hypothesis?.
Good News for Value Stock: Further Evidence Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 16(1):
on Market efficiency. Journal of Finance, 50: 54-63.
23-51. Sekaran, Uma,. 2000. Research Methods for Business:
Leland, H. E., and David, H. Pyle,.1977. Information A Skill-building Approach. Singapore: John
Asymmetries, Financial Structure and Financial Wiley and Sons, Inc, Singapore.
Intermediation. Journal of Finance, 32(2). Shleifer, Andrei. 2000. Inefficient Markets: An
Lioyd, William P. and Jahera, John Jr. 1994. Firm Introduction to Behavioral Finance. Oxford:
Diversification Effect on Performnce as Oxford University Press.
Measured by Tobin’s q. Managerial and Decision Shyam-Sunder, L. and Myers, S.C. 1999. Testing
Economics, 15(3 ): 259 – 266. Static Tradeoff against Pecking Order Models
Lucas, D. J, and R. L. McDonald. 1990. Equity Issues of Capital Structure. Journal of Financial
and Stock Price Dynamic. Journal of Finance, Economics, 51(2): 219-44.
45 (September): 1019-1044. Slovin, Myron B., and Marie, E. Sushka. 1993.
Manurung, Adler Haymans. 2004. Teori Struktur “Ownership Concentration, Corporate Control
Modal: Sebuah Survey. Manajemen Usahawan Activity, Firm Value:Evidence from the Death of
Indonesia, 32(4): 20-46. Inside Blockholders. Journal of Finance, 68(4):
Megginson, W. L. 1997. Corporate Finance Theory. 77-83.
Addison Wesley Education Publisher, Inc. Smith, C. W., Jr. and Watts, R. L.1992. The Investment
Miller, M., and K. Rock. 1985. Dividend Policy Under Opportunity Set and Corporate Financing,
Asymmetric Information. Journal of Finance, Dividend, and Compensation Policies. Journal
40: 1031-1052. of Financial Economics, 32: 263-92.
Miller, M. H., and M. S. Scholes. 1978. Devidends Smith, Michael P. 1996. Shareholders Activision by
and Taxes. Journal of Financial Economics, Institutional Investor, Evidence from Calpers.
333-364. Journal of Finance, 61(1).
Moh’d, M. A., L. G. Perry, and J. N. Rimbey. 1998. Steiner, L. T. 1996. A Reexamination of the
The Impact of Ownership Structure On Corporate Ralationship Between Ownership Structure, Firm
Debt Policy: A Time-Series Cross-Sectional Diversification and Tobin’s Q. Quarterley,Journal
Analysis. Financial Review, 33(August): 85-99. of Business and economics, 35(4).
Myers, S. C. 1984. The Capital Structure Puzzle. The Stiglitz. 1989. Financial Market and Developmnet.
Journal of Finance, 39(3): 575- 590. Oxford Review of Economic Policy, 5(4): 55–68.

88 Trikonomika Jaja Suteja


Vol. 8, No. 2, Desember 2009 Wiston Manihuruk
Sudarma, Made. 2004. Pengaruh Struktur Kepemilikan Weston, J. Fred, and Brigham, F. Eugene. 1995.
Saham, Faktor Ekstern dan Faktor Ekstern Essential of Management Finance. The Dryden
Terhadap Struktur Modal dan Nilai Perusahaan. Press, a Advisonof Holt, Rinehart and Winston,
Disertasi Program Pascasarjana Universitas Inc: 245-265.
Brawijaya, Malang: tidak dipublikasikan. Wibowo, Erkaningrum. 2002. Analisis Hubungan
Sujoko dan ���������������������������������
Soebiantoro, Ugy.
��������������������
2007. Pengaruh Dividen, Financial Leverage dan Investasi dalam
Kepemilikan Saham Leverage, Faktor Intern Pengujian Hipotesis Pecking Order. Jurnal
dan Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan. (Studi Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 16: 33-54.
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Wooldridge, J. M. 2002. Econometric Analysis of
Efek Indonesia). Jurnal Manajemen dan Cross Section and Panel Data. England: The
Kewirausahaan, 9(1): 41-48. MIT Press Cambridge.
Titman, S. and Wessels, R. 1998. The Determinants Wruck, K. H. 1989. Equity Ownership Concentration
of Capital Structure Choice. The Journal of and Firm Value: Evidence from Private Equity
Finance, 63(1). Financings. Journal of Financial Economics, 23
Vishny, R. W. and Shleifer, Andrei. 1989. Management (June): 28-33.
Entrenchment: The Case of Manager-specific Zwiebel, Jeffrey. 1996. Dynamic Capital Structure
Investments. Journal of Financial Economics, under Managerial Entrenchment. American
25: 123-140. Economic Review, 86,(5).
Welch, I. 2004. Capital Structure and Stock Returns.
Journal of Political Economy, 112(1): 106-131.

Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan, dan Faktor Eksternal 89


pada Penentuan Nilai Perusahaan
All in-text references underlined in blue are linked to publications on ResearchGate, letting you access and read them immediately.

Вам также может понравиться