Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ABSTRACT
INTISARI
Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkanoleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ tubuh terutama paru-
paru (Kemenkes RI, 2015). Tuberkulosis yang menjadi salah satu penyakit dengan resiko
penularan yang tertinggi serta penyakit yang dapat menimbulkan kematian. Salah satu penentu
tidak berhasilnya penatalaksanaan terapi Tuberkulosis yaitu ketidakkepatuhan pasien terhadap
terapi pengobatan. Ketidakpatuhan berobat akan menyebabkan kegagalan dan kekambuhan,
sehingga muncul resisten dan penularan penyakit secara terus menerus. Hal ini dapat
meningkatkan resiko mordibitas, mortalitas dan resisten obat baik pada pasien maupun pada
masyarakat luas (Puspasari, 2014). Badan POMRI (2019) menyebutkan banyak faktor yang
menunjukan pasien patuh dalam minum obat salah satu diantaranya efikai diri. Namun kepatuhan
minum obat bukan hanya dipengaruhi oleh faktor efikasi diri, akan tetapi dapat juga dipengaruhi
oleh dukungan keluarga.
Tujuan: Mengetahui hubungan efikasi diri dan dukungan keluarga terhadap kepatuhan minum
obat pada pasien TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Totoli Kab Majene.
Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan
sampel sebanyak 30 responden. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner efikasi diri,
dukungan keluarga dan kepatuhan minum obat, dianalisis dengan menggunakan uji stastistik Chi-
Square dengan p value < 0,05.
Hasil: Analisis menunjukkan ada hubungan antara efikasi diri terhadap kepatuhan minum obat (ρ=
0,002) dan ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap kepatuhan minum obat (ρ= 0,000).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara efikasi diri dan dukungan keluarga terhadap kepatuhan
minum obat pada pasien TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Totoli Kab Majene.
Saran: Diharapkan adanya upaya untuk meningkatkan efikasi diri dan dukungan keluarga
sehingga meningkatkan kepatuhan berobat pada pasien TB Paru.
Kata Kunci :Efikasi Diri, Dukungan Keluarga, Kepatuhan Minum Obat
LATAR BELAKANG
Penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
menimbulkan kesakitan, kematian, dan kecacatan yang tinggi sehingga perlu
dilakukan penyelenggaraan penanggulangan melalui upaya pencegahan,
pengendalian dan pemberantasan yang efektif dan efisien (Permenkes RI 2014).
Salah satu penyakit menular yang berbahaya adalah Tuberkulosis, Tuberkulosis
(TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabka noleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ tubuh
terutama paru-paru (Kemenkes RI, 2015).
Data World Health Organization (WHO) (2016) menunjukkan terjadi
peningkatan kasus TB yang signifikan di dunia sejak tahun 2012 hingga tahun
2015. Kasus TB terdapat 8.6 juta kasus (2012), 9 juta kasus (2013), 9.6 juta kasus
(2014) dan pada tahun 2015 kejadian kasus TB yakni 10.4 juta kasus di seluruh
dunia, dimana 5.9 juta adalah pria, 3.5 juta wanita, dan 1.0 juta adalah anak-anak.
Data Profil Kesehatan Indonesia (2018) menemukan jumlah kasus
tuberkulosis sebanyak 2.097.56 kasus, dan meningkat bila dibandingkan semua
kasus tuberkulosis yang ditemukan pada tahun 2017 yang berjumlah 1.383.57
kasus. Jumlah kasus penderita TB tertinggi yakni Kalimantan Utara (142.96
kasus), Gorontalo (100.66 kasus), Maluku Utara (100 kasus), dan Sulawesi Barat
(1.158 kasus) (Profil Kesehatan Indonesia, 2018).
Data Profil dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat (2018)
menunjukkan data prevalensi TB paru dengan jumlah kasus TB di Kabupaten
Mamuju sebanyak 326 kasus, jumlah penderita TB di Kabupaten Mamasa
sebanyak 28 kasus, jumlah penderita TB di Kabupaten Majene sebanyak 220
kasus, jumlah penderita TB di Kabupaten Polewali Mandar sebanyak 230 kasus,
jumlah penderita TB di Kabupaten Mamuju Utara sebanyak 114 kasus, dan
jumlah penderita TB di Kabupaten Mamuju tengah sebanyak 210 kasus ( Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, 2018 ).
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Majene (2018) menunjukkan
jumlah kasus TB Paru pada beberapa puskesmas yakni, Puskesmas Lembang (22
kasus), Puskesmas Banggae I (31 kasus), Puskesmas Banggae II (15 kasus),
Puskesmas Pamboang (29 kasus), Puskesmas Sendana I (42 kasus), Puskesmas
Tabel 8.
Kepatuhan minum obat pasien TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Totoli Kab. Majene
2019 (n = 30).
Karakteristik Frekuensi Persentase
(f) (%)
Kepatuhan minum obat
Patuh 27 90.0%
Tidak patuh 3 10.0%
Hasil analisis pada Tabel 8 diatas menunjukkan mayoritas responden
penderita TB Paru patuh dalam minum obat (90.0%).
Hubungan nilai efikasi diri terhadap kepatuhan minum obat.
Hubungan nilai efikasi diri terhadap kepatuhan minum obat yang terdaftar
diwilayah kerja Puskesmas Totoli Kab. Majene tahun 2019, ditampilkan pada
tabel 9 di bawah ini:
Tabel 9.
Efikasi diri terhadap kepatuhan minim obat TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Totoli
Kab. Majene 2019 (n = 30).
Kepatuhan Minum Obat
Patuh Tidak Patuh Total P Value
F % F % F %
Efikasi Diri Buruk 2 40.0% 3 60.0% 5 100.0% 0.002𝑎∗
Tabel 10.
Dukungan keluarga terhadap kepatuhan minum obat TB Paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Totoli Kab. Majene 2019 (n = 30).
Kepatuhan Minum Obat
Patuh Tidak Patuh Total P Value
F % F % F %
Dukungan Keluarga Rendah 4 20.0% 16 80.0% 20 100.0% . 000𝑎∗
Tinggi 10 100.0% 0 .0% 26 100.0%
mencapai tujuan tententu (Sedjati, 2015). Sejalan dengan teori yang dikemukakan
oleh Zlatanovic (2015) menjelaskan bahwa efikasi diri adalah keyakinan tentang
apa yang dipikirkan seseorang yang dapat dia lakukan, bukan apa yang dia miliki
dan efikasi diri akan memberikan dampak terhadap bagaimana individu
merasakan, berpikir, memotivasi diri dan berperilaku.
Distribusi nilai dukungan keluarga pasien TB paru di wilayah kerja Puskesmas
Totoli Kabupaten Majene Tahun 2019.
Hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata dukungan keluarga responden
yang tinggi yakni (86.7%). Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti
menunjukkan bahwa rata-rata responden pasien TB Paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Totoli Kab. Majene, memiliki dukungan keluarga yang baik sehingga
penderita merasa termotivasi untuk sembuh dan patuh dalam minum obat.
Tingginya dukungan keluarga responden dipengaruhi oleh dukungan
keluarga yang baik (Sahat, 2010). Teori juga mengemukakan bahwa dukungan
keluarga yang tinggi sangat memiliki peranan penting dalam kepatuhan minum
obat karena dengan adanya dukungan keluarga pasien memiliki hidup yang lebih
bermakna dan mempunyai semangat hidup serta merasa lebih optimis (Melisa,
2012).
Distribusi nilai kepatuhan minum obat pasien TB paru di wilayah kerja
Puskesmas Totoli Kabupaten Majene Tahun 2019.
Hasil penelitian didapatkan bahwa kepatuhan minum obat kategori patuh
yakni (90.0%) dan tidak patuh yakni (10.0%). Hasil observasi yang dilakukan
oleh peneliti menunjukkan bahwa rata-rata responden pasien TB Paru di Wilayah
Kerja Puskesmas Totoli Kab. Majene, memiliki tingkat kepatuhan minum obat
yang baik sehingga akan sangat berpengaruh terhadap tingginya angka
kesembuhan pada penderita TB Paru.
Hasil yang mempengaruhi keberhasilan pada pengobatan penderita pasien
TB Paru ialah patuh dalam proses pengobatan. Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Supriyono (2011) yang mengemukakkan bahwa kepatuhan
responden TB Paru dalam minum obat termasuk dalam kategori patuh yakni
sebanyak 24 responden (60%). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Hanif (2018) yang menunjukkan bahwa dari 66
orang responden didapatkan lebih dari separuh 36 orang (54,5%) responden patuh
dalam minum obat. Penelitian ini sejalan juga dengan penelitian yang di
kemukakan oleh Syahrizal (2010), yang menjelaskan bahwa kepatuhan minum
obat pada penderita TB paru sangat penting karena dengan tidak patuhnya pasien
dalam melakukan pengobatan maka pasien tersebut tidak akan sembuh, seperti
meminum obat dengan rutin yang dilakukan selama 6 bulan tidak boleh lupa
sekalipun dalam minum obat karena kalau lupa maka akan di ulang lagi dari awal.
Distribusi nilai hubungan efikasi diri dengan kepatuhan minum obat pasien TB
paru di wilayah kerja Puskesmas Totoli Kabupaten Majene Tahun 2019.
Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan antara efikasi diri dengan
kepatuhan minum obat p value= 0,002 (p<0,05) pada penderita TB Paru di
wilayah kerja Puskesmas Totoli Kabupaten Majene Tahun 2019. Hasil observasi
yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa ada hubungan antara efikasi diri
dengan kepatuhan minum obat pasien TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas
Totoli Kab Majene, sehingga dapat diartikan bahwa semakin tinggi efikasi diri
pasien maka akan semakin patuh penderita TB Paru untuk minum obat.
Hasil penelitian ini sejalan denangan hasil penelitian oleh Utami (2018)
yang mendapatkan bahwa ada hubungan antara efikasi diri dengan kepatuhan
berobat di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat. Hasil penelitian lain juga yang
dikemukakan oleh Novitasari (2018) juga menunjukkan ada hubungan antara
efikasi diri dengan kepatuhan minum obat pada pasien TB Paru di Puskesmas
Patrang Kabupaten Jember, yang artinya pasien yang memiliki efikasi diri yang
baik mempunyai peluang untuk patuh dalam minum obat dibandingkan dengan
pasien yang memiliki efikasi diri rendah. Hasil penelitian Hendiani et al (2014),
juga menunjukkan bahawa adanya hubungan antara persepsi dukungan keluarga
sebagai PMO dengan efikasi diri. Nilai positif pada koefisien korelasi
menunjukkan bahwa semakin positif persepsi dukungan keluarga sebagai PMO,
maka semakin tinggi efikasi diri responden dan begitupun sebaliknya, semakin
negatif persepsi dukungan keluarga sebagai PMO maka semakin rendah efikasi
diri.
DAFTAR PUSTAKA
Alit Artha Sutrisna (2017). Hubungan Efikasi Diri Dengan Kepatuhan Minum
Obat Penderita Tuberkulosis Paru. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Pedoman Nasional
Penanggulangan TBC. edisi 2. Jakarta : Bakti Husada
Dinkes Provinsi. (2018). Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2018.
Dinkes Sulawesi Barat
Dinkes Kabupaten/Kota. (2018). Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahun
2018. Dinkes Sulawesi Barat
Dhewi,et al. (2011). Hubungan Self-Efficacy dengan Kecemasan Berbicara
didepan Umum pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara,
Medan
Herawati E. 2015. Hubungan antara pengetahuan dengan efikasi diri penderita
Tuberkulosis Paru Di Balai Kesehatan Masyarakat Surakarta.”