Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Biosantifika
Berkala Ilmiah Biologi
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/biosaintifika
Abstract
The study was aimed to compare the levels of vitamin A, vitamin C and the minerals i.e.
phosphorus, iron and calcium in sweet preserved and fresh fruit of Dieng mountain papaya
Carica pubescens Lenne & K. Koch, and to determine the optimal boiling duration of the
fruit in order to determine the preserved fruit processing technique. The level of vitamin C was
analyzed using Jacob’s iodine titration, the level of vitamin A was analyzed using Spectronic
20, and the minerals were analyzed using AAS. The data of the contents of vitamins and
minerals in sweet preserved and fresh fruit were analyzed using t-test, whereas the data of the
optimum boiling time was analyzed using Anova and a least significant difference test. The
results showed that the levels of vitamin A and vitamin C and minerals P, Fe and Ca at 5
brands of sweet preserved carica were lower than in carica fresh fruit. The optimum boiling
time was 10 minutes to obtain the high vitaim C content.
Alamat korespondensi: ISSN 2085-191X
FMIPA UNNES Gd D6 Lt 1 Jln. Raya Sekaran- Gunungpati- Semarang 50229
Telp./Fax. (024) 8508033; E-mail: enni.bio@gmail.com
Enni Suwarsi Rahayu, et al. / Biosaintifika 4 (2) (2012)
90
Enni Suwarsi Rahayu, et al. / Biosaintifika 4 (2) (2012)
Tabel 1. Kadar vitamin C dan vitamin A serta persentase penurunannya pada 5 merk mani-
san (B-F) dibandingkan pada buah segar (A)
92
Enni Suwarsi Rahayu, et al. / Biosaintifika 4 (2) (2012)
Pemanasan dengan pengukusan kadang-ka- lisator, sedangkan oksidasi tidak spontan ter-
dang tidak merata karena bahan makanan di jadi dengan adanya penambahan enzim atau
bagian tepi biasanya mengalami pengukusan katalisator, misalnya enzim glutation. Enzim
berlebihan, sementara di bagian tengah men- ini adalah suatu tripeptida yang terdiri dari
galami pengukusan lebih sedikit. Penguku- asam glutamat, sistein, dan glisin (Andarwu-
san juga sering dilakukan industri sebelum lan & Koswara, 1992).
proses pengalengan bahan makanan dilaku- Pada penelitian ini reaksi yang terjadi
kan dengan tujuan untuk menon-aktifkan adalah proses oksidasi spontan akibat pen-
enzim, bukan untuk membunuh mikroba. garuh udara sekitar. Mekanisme oksidasi
Kondisi enzim yang tidak aktif dapat men- spontan terjadi karena mono anion asam
cegah perubahan warna, cita rasa, atau nilai askorbat merupakan sasaran menyerangan
gizi yang tidak dikehendaki selama proses oksidasi oleh molekul oksigen menghasilkan
penyimpanan (Tahmrin & Prayitno, 2008, p. radikal anion askorbat dan H2O diikuti pem-
Swaminathan). bentukan dehidro-asam askorbat dan hidro-
Kadar vitamin C menunjukkan hasil genperoksida. Dehidro-asam askorbat (asam
bervariasi. Pada lima merk manisan karika, L-dehidroaskorbat) merupakan bentuk oksi-
kadar vitamin C lebih rendah dibandingkan dasi dari asam L-askorbat yang masih mem-
dengan kadar vitamin C pada buah karika punyai keaktifan sebagai vitamin C; namun
segar. Hal ini dikarenakan vitamin C mudah asam L-dehidro-askorbat bersifat sangat labil
sekali terdegradasi, baik oleh temperatur, ca- dan dapat mengalami perubahan menjadi
haya maupun udara sekitar. Vitamin C ber- 2.3-L-diketogulonat (DKG). DKG yang ter-
sifat mudah larut dalam air, akibatnya san- bentuk tidak mempunyai keaktifan vitamin
gat mudah hilang akibat luka di permukaan C lagi sehingga jika DKG terbentuk akan
atau pada waktu pemotongan bahan pangan mengurangi bahkan menghilangkan vitamin
(Begum et al., 2009). Menurut Safaryani et C yang ada dalam produk.
al. (2007) terdapat pengaruh interaksi anta- Kadar vitamin A manisan karika
ra suhu dengan lama penyimpanan terhadap mengalami penurunan cukup besar diband-
penurunan kadar vitamin C pada brokoli. ingkan buah karika Dieng segar, persentase
Selama proses pembuatan manisan karika, penurunannya berkisar 70-80%. Hal ini dik-
vitamin C mengalami kerusakan cukup ba- arenakan vitamin A (β-karoten) dapat rusak
nyak, terutama pada saat pengupasan, pen- akibat pemanasan. Vitamin A akan stabil
cucian serta perebusan. Secara umum reak- dalam kondisi ruang hampa udara, namun
si oksidasi vitamin C ada dua macam yaitu akan cepat rusak ketika dipanaskan dengan
proses oksidasi spontan dan tidak spontan. adanya oksigen, terutama pada suhu tinggi.
Proses oksidasi spontan adalah oksidasi yang Vitamin tersebut akan rusak seluruhnya apa-
terjadi tanpa menggunakan enzim atau kata- bila dioksidasi dan didehidrogenasi. Berbagai
Tabel 2. Hasil analisis kadar mineral Ca, Fe dan P serta persentase penurunanya pada lima
merk manisan (B-F) dibandingkan pada buah segar (A)
Penurunan
Kadar Ca Kadar Fe Kadar P
No. Sampel kadar Ca
(ppm) (ppm) (%)
(%)
1. A 24 1,2 0,0254 -
2. B 9,03 0,8 0,0054 62,47
3. C 5,51 0,61 0,0059 77,04
4. D 6,31 0,58 0,0035 73,70
5. E 8.81 0,73 0,0045 63,29
6. F 5,02 0,64 0,0088 79
93
Enni Suwarsi Rahayu, et al. / Biosaintifika 4 (2) (2012)
Tabel 3. Kadar vitamin C dalam manisan karika dengan waktu perebusan yang berbeda, dan
persentase penurunannya dibanding buah segar
94
Enni Suwarsi Rahayu, et al. / Biosaintifika 4 (2) (2012)
efek samping yang tidak diinginkan tersebut, vitamin C pada manisan karika. Hasil seja-
pengolahan dapat bersifat menguntungkan lan dengan hasil penelitian pada cabai rawit
terhadap beberapa komponen zat gizi yang putih (Rachmawati et al., 2009), yaitu suhu
terkandung dalam bahan pangan tersebut, berpengaruh nyata terhadap kandungan vi-
yaitu perubahan kadar kandungan zat gizi, tamin C. Semakin tinggi suhu maka kandun-
peningkatan daya cerna dan ketersediaan gan vitamin C semakin menurun.
zat-zat gizi serta penurunan berbagai seny- Kadar vitamin C pada manisan yang
awa antinutrisi yang terkandung di dalam- direbus selama 5-20 menit lebih tinggi di-
nya (Palupi et al., 2007). bandingkan dengan kadar vitamin C pada
Efek pengolahan makanan dan pro- 5 merk manisan karika yang diuji. Hal ter-
sedur persiapan terhadap berbagai zat gizi sebut diduga karena rentang waktu antara
dan komponen non-gizi makanan tertentu pengolahan dan pengujian kadar vitamin C
telah diteliti secara intensif, namun sedikit dalam penelitian ini lebih pendek/cepat di-
yang diketahui tentang efek terhadap mine- bandingkan dengan pada 5 merk manisan.
ral. Fermentasi selama produksi bir, anggur, Ada jeda waktu penyimpanan yang waktu-
dan yoghurt mempengaruhi ketersediaan Zn nya mungkin bervariasi antar merk. Menurut
dan Fe hayati. Baking mempengaruhi bentuk Rachmawati et al. (2009) penyimpanan buah
kimia Fe dalam produk roti fortifikasi dan pe- berpengaruh terhadap kadar vitamin C, kan-
rubahan ini dapat mempengaruhi ketersedi- dungan vitamin C tertinggi pada cabai rawit
aan hayati tersebut. Ketersediaan Fe dalam putih terdapat pada kontrol (tidak disimpan)
susu formula bayi tergantung pada Fe yang yaitu 59,9 mg/100 ml. Selama penyimpanan
ditambahkan sebelum atau sesudah pengo- kandungan vitamin C pada cabai rawit putih
lahan panas. Makanan kemasan (misalnya, mengalami penurunan terus menerus hing-
dalam kaleng) dapat mengubah komposisi ga menjadi rusak. Hal ini disebabkan oleh
makanan dan dengan demikian berpotensi terjadinya proses respirasi dan oksidasi vita-
mempengaruhi ketersediaan hayati mineral min C menjadi asam L-dehidroaskorbat dan
(Dosumu et al., 2009). mengalami perubahan lebih lanjut menjadi
asam L–diketogulonat yang tidak memiliki
Evaluasi teknik pengolahan keaktifan vitamin C. Pada suhu kamar, pe-
Kadar vitamin C dalam manisan buah nurunan kadar vitamin C paling cepat, ka-
karika cenderung makin turun sejalan den- rena pada suhu kamar kondisi lingkungan
gan meningkatnya waktu perebusan, dan se- tidak dapat dikendalikan seperti adanya pa-
jalan dengan itu persentase penurunan kadar nas dan oksigen sehingga proses pemasakan
vitamin C dibanding buah segar juga sema- buah berjalan dengan sempurna (Helmiyesi
kin meningkat (Tabel 3). Hasil perhitungan et al., 2008).
Anava satu jalan menunjukkan bahwa lama Pada penyimpanan dalam suhu ka-
waktu perebusan berpengaruh terhadap ka- mar, penguapan air menyebabkan struktur
dar vitamin C manisan karika pada taraf sel yang semula utuh menjadi layu sehingga
signifikansi 1% (Tabel 4). Waktu perebusan enzim askorbat oksidase akan dibebaskan
yang mengakibatkan kadar vitamin C paling dengan cara kontak langsung dengan asam
tinggi adalah 0 menit (tanpa perebusan), ke- askorbat dan akibatnya vitamin C mengala-
mudian diikuti waktu perebusan 5–10 menit, mi kerusakan. Penyimpanan buah-buahan
dan 15-20 menit. pada kondisi yang menyebabkan kelayuan
Kadar vitamin C tertinggi yaitu 62,18 akan menurunkan kandungan vitamin C
mg /100 g terdapat pada perebusan 0 me- dengan cepat karena adanya proses respirasi
nit dan terendah pada perebusan 20 menit dan oksidasi (Helmiyesi et al., 2008; Ersoy &
yaitu 32,27 mg/100 g. Hal tersebut dikare- Ozeren, 2011)
nakan pemanasan akan merusak vitamin Produk manisan karika yang dapat di-
C, sehingga kadar vitamin C paling banyak terima konsumen perlu mempertimbangkan
hilang pada perebusan 20 menit. Semakin tekstur, rasa, warna dan aroma serta kadar
lama waktu perebusan semakin sedikit kadar gizi yang tinggi. Rerata kadar vitamin C pa-
95
Enni Suwarsi Rahayu, et al. / Biosaintifika 4 (2) (2012)
ling tinggi terdapat pada sampel I (tanpa pe- G. V. & Okunola, M. O. (2009). Stabil-
rebusan), namun tekstur yang dihasilkan le- ity studies and mineral concentration
bih keras, rasanya kurang manis dan warna of some Nigerian packed fruit juices,
masih kuning pucat. Karakteristik tersebut concentrate and local beverages. Afri-
berkurang seiring dengan semakin lamanya can Journal of Food Science, 3(3), 082-
waktu perebusan. Pengamatan karakteristik 085.
fisik manisan, dengan pemanasan 10 menit Ersoy, B. & Ozeren, A. (2009). The effect of
mempunyai karakter yang hampir sama den- cooking methods on mineral and vita-
gan produk manisan yang telah beredar di min contents of African catfish. Food
pasaran. Chemistry, 115(2),419-422.
Helmiyesi, Hastuti, R. B. & Prihastanti, E.
SIMPULAN (2008). Pengaruh lama penyimpanan
terhadap kadar gula dan vitamin C
Buah segar karika Dieng mengandung pada buah jeruk siam (Citrus nobilis
kadar vitamin C 65,12 mg/100 g, vitamin A var. microcarpa). Buletin Anatomi dan
1771,1 µg/100 g, Ca 24 ppm, Fe 1,2 ppm, P Fisiologi, 16(2), 33-37.
0,0254%. Pada 5 merk manisan buah karika Laily, A. N., Suranto & Sugiyarto. (2012).
kadar vitamin C berkisar 24-30 mg/100 g, Characterzation of Carica pubescens in
vitamin A berkisar 300-500 µg/100 g, mine- Dieng Plateau, Central Java based on
ral Ca berkisar 5-9 ppm, mineral Fe berkisar morphological characters, antioxidant
0,5-0,8 ppm, dan mineral P berkisar 0,0035- capacity, and protein banding pattern.
0,0088%. Lama waktu perebusan pada pro- Bioscience, 4(1),16-21.
ses pembuatan manisan karika mempenga- Palupi, Zakaria & Prangdimurti. (2007).
ruhi kadar vitamin C. Semakin lama waktu Modul e-Learning ENBP. Bogor: De-
perebusan, kadar vitamin C semakin sedikit. partemen Ilmu & Teknologi Pangan-
Waktu perebusan optimal dengan kandun- Fateta IPB.
gan vitamin C cukup tinggi yaitu pada lama Rachmawati, Deviani, & Suriani. (2009).
perebusan 10 menit. Proses pembuatan ma- Pengaruh Suhu dan Penyimpanan
nisan karika sebaiknya menggunakan lama terhadap Kadungan Vitamin C pada
perebusan 10 menit untuk meminimalkan Cabe Rawit Putih (Capsicum frusten-
berkurangnya kadar vitamin C. scens). Jurnal Biologi FMIPA Universitas
Udayana, XIII.
DAFTAR PUSTAKA Safaryani, Haryanti & Hastuti. (2007). Pen-
garuh Suhu dan Penyimpanan terha-
Andarwulan, N. & Koswara. (1992). Kimia dap Penurunan Kadar Vitamin C Bro-
Vitamin. Jakarta : Rajawali koli (Brasea olerace L). Jurnal Anatomi
Baiyeri, K. P., Aba, S. C., Otitoju, G. T. & dan Fisiologi, XV.
Mbah, O. B. (2011). The effects of rip- Surahman, D. N. & Darmajana, D. A.
ening and cooking method on mineral (2004). Kajian Analisis Kandungan Vi-
and proximate composition of plan- tamin dan Mine ral pada Buah-Buahan
tain (Musa sp. AAB cv. ‘Agbagba’) fruit Tropis dan Sayur-Sayuran di Toyaman
pulp. African Journal of Biotechnology, Prefecture Jepang. Prosiding Seminar
10(36), 6979-6984. Nasional rekayasa Kimia dan Proses.
Begum, S. A., Faiaz, M., Ahmed & Rah- Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
man, M. M. (2009). Effect of cook- Undip. Semarang. Hlm 51.
ing temperature and storage period on Susangka, Hariyani & Andriyani. (2006).
preservation of water soluble vitamin Evaluasi Nilai Gizi Limbah Sayuran
C content in Citrus macroptera and Mo- Produk Cara Pengolahan Berbeda dan
ringa oleifera lunk. Asian Journal of Food Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ikan
and Agro-Industry, 2(3), 255-261. Nila. LaporanPenelitian. Bandung:
Dosumu, O. O., Oluwaniyi, O. O., Awolola, Universitas Padjajaran.
96
Enni Suwarsi Rahayu, et al. / Biosaintifika 4 (2) (2012)
Tahmrin & Prayitno. (2008). Pengaruh Lama Sains dan Teknologi-II 2008. FMIPA
Perebusan dan Perendaman terhadap Ka- Unila. Bandar Lampung, 17-18 No-
dar Air dan Tingkat Kelunakan Kolang- vember 2008. Hlm 44-49.
Kaling. Prosiding Seminar Nasional
97