Вы находитесь на странице: 1из 8

Jurnal Ilmiah Maksitek Vol. 2 No.

2 Mei 2017
ISSN-2548 – 429x

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 0-1 TAHUN


TENTANG PENYAKIT CAMPAK DI KLINIK HARAPAN IBU MEDAN
TAHUN 2016

SITI ARFAH
DOSEN AKADEMI KEBIDANAN SEHAT MEDAN

ABSTRACT
Measles is a contagious disease that often occurs in children, the cause is a virus, the symptoms that
arise are high fever for 3 days or more with a red rash around the back of the ears, neck and
chest.Tratat 875,000 cases died of measles, from the forecast 30 million cases. This research type is
descriptive with cross sectional design. This study aims to determine the description of knowledge of
mothers who have babies aged 0-1 years of measles in the Clinic Harapan Ibu Medan Jl.Denai Rawa I
Gg. Morning No. 17 year 2016 using primary data. The population of all mothers with infants aged 0-1
years old who came to visit the Clinic Harapan Ibu Medan in April 2016 as many as 60 people, and a
sample of 35 people taken by accidental sampling technique. From the results of this study it was
found that knowledge of mothers who have infants aged 0-1 years of measles are the majority of
knowledgeable enough as much as 16 people (42.86%), based on age most aged 31-35 years as many
as 13 people (37.14 %) With the majority of good knowledge as many as 7 people (53.8%), based on
the most educated high school education 23 people (65.7%) with the majority of knowledgeable
enough 12 people (52.2%), based on most work as IRT 23 people (65,7%) with majority enough
knowledgeable 11 people (47,8%), based on partiality multiparity 23 people (65,7%) with majority of
good knowledge and enough 10 people (43,5%), based on the most source of information Obtain
information from friends or family of 18 people (51.4%) with the majority of knowledgeable enough 8
people (44.5%). It is expected that mothers with infants aged 0-1 years to be more active and
concerned in seeking health information, especially about measles from various information media.
And it is expected that health workers more active again in providing health information, especially
about measles.
Keywords: Measles Disease, Knowledge Overview, Mother Who Has Baby 0-1 Year.
PENDAHULUAN
Penyakit campak merupakan salah satu penyebab kematian pada anak- anak di seluruh dunia yang
meningkat sepanjang tahun. Pada tahun 2005 terdapat 345.000 kematian di dunia akibat penyakit campak
dan sekitar 311.000 kematian terjadi pada anak - anak usia dibawah lima tahun. Pada tahun 2006 terdapat
242.000 kematian karena campak atau 27 kematian terjadi setiap jamnya. Menurut laporan World Health
Organization (WHO) tahun 2008, kematian campak yang meliputi seluruh dunia pada tahun 2007 adalah
197.000 dengan interval 141.000 hingga 267.000 kematian dimana 177.000 kematian terjadi pada anak-
anak usia dibawah lima tahun (Ronaldo, 2014).
Indonesia belum terlepas dari ancaman penyakit menular. Selama tahun 2011 tercatat kejadian wabah
penyakit menular di beberapa negara berkembang. Menurut Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2002,
kematian akibat penyakit menular adalah 14,7 juta orang (25,9%). Salah satu penyakit menular tersebut
adalah penyakit campak (Riskesdas, 2007). Penyakit campak merupakan penyakit menular yang sering
terjadi pada anak-anak, penyebabnya adalah virus, gejala yang timbul adalah demam tinggi selama 3 hari
atau lebih disertai ruam kemerahan disekitar kulit belakang telinga, leher dan dada. Pada mata, infeksi ini
menyebabkan radang konjungtiva sehingga mata menjadi merah dan banyak mengeluarkan kotoran.
Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi buruk dan anak yang lebih kecil (Riskesdas, 2007). Tercatat
875.000 kasus meninggal karena penyakit campak, dari perkiraan 30 juta kasus. Angka kejadian tersebut
merupakan 50%-60% dari 1,6 juta penderita penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi campak. Secara
global, nyata bahwa campak masih menjadi penyebab kematian terbanyak pada bayi dan anak. Pencegahan
agar tidak terjadi penyakit campak ialah dengan memberikan vaksinasi campak (Hadinegoro, 2011).
Penyakit campak terjadi tiap 2-4 tahun sekali, yaitu ketika meningkatnya jumlah anak yang belum divaksinasi

164
Jurnal Ilmiah Maksitek Vol. 2 No. 2 Mei 2017
ISSN-2548 – 429x

campak. Pada awal 1980, cakupan imunisasi campak global hanya 20%, sehingga didapat lebih dari 90 juta
kasus campak (Hadinegoro, 2011). Kasus campak di Indonesia masih sering terjadi meskipun telah berhasil
direduksi lebih dari 180.000 kasus di tahun 1990 menjadi sekitar 20.000 kasus di tahun 2010. Sebagai upaya
mengurangi terjadinya penularan penyakit ini dilakukan pemberian imunisasi rutin dan pemberian imunisasi
bertahap melalui BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) sebagai booster dan menurunkan angka
kematiannya sebesar 90%. Angka kematian penyakit campak di negara berkembang mendekati satu
kematian per seribu kasus. Di negara miskin angka kematian berkisar 10%. Kejadian tersebut banyak
dialami pada penduduk yang kurang gizi dan rendahnya perawatan kesehatan(Riskesdas, 2007). Pada
tahun 2012, jumlah kasus campak di Sumatera Utara yaitu sebanyak 257 kasus yang terjadi di 7
Kabupaten/Kota dengan rincian sebagai berikut Serdang Bedagai sebanyak 128 kasus, Mandailing Natal 34
kasus, Tapanuli Selatan 31 kasus, Batubara 24 kasus, Pakpak Barat 14 kasus dan Karo serta Samosir
masing-masing 13 kasus. Pada tahun 2013, kasus campak meningkat menjadi 927 kasus (Profil Kesehatan
SUMUT, 2012). Berdasarkan data yang diperoleh dari 39 Puskesmas yang ada di kota Medan jumlah
penyakit campak mengalami kenaikan yakni pada tahun 2012 tidak ditemukan kasus campak dan tahun
2013 ditemukan kasus campak sebanyak 32 kasus (Profil Kesehatan SUMUT, 2013). Berdasarkan data
yang telah peneliti lihat di dalam buku daftar berobat Klinik Harapan Ibu Medan Jl.Denai Rawa I Gg. Morning
No. 17 tahun 2016 ditemukan kasuscampaksebanyak 10 orang, 6 orang berumur 1 tahun, dan 4 orang
berumur 2 tahun. Berdasarkan latar belakang di atas dan hasil penelitian, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul gambaran pengetahuan ibu yang memiliki bayi usia 0 – 1 tahun tentang
penyakit campak di Klinik Harapan Ibu Medan tahun 2016.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan (knowledge)
Pengertian Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo, pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni:
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga (Wawan, 2011).
Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif
Menurut Notoatmodjo pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat (Wawan,
2011), yakni :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk
dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh
badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu ini merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah
2. Memahami (comprehensif)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar. Orang
yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi dan kondisisebenarnya (rill).
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dari penggunaan kata-kata kerja dapat
menggambarkan (membuat bagan) membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

165
Jurnal Ilmiah Maksitek Vol. 2 No. 2 Mei 2017
ISSN-2548 – 429x

5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-
bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk dapat melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang telah
ada.
Definisi Ibu
Ibu adalah wanita yang telah melahirkan anak dan sebutan untuk wanita yang sudah
bersuami (Untara, 2014).
Definisi Bayi
Bayi adalah anak yang berusia 0-1 tahun. Bayi merupakan makhluk yang sangat peka dan
halus. Apakah bayi itu akan terus tumbuh dan berkembang dengan sehat, sangat bergantung pada
proses kelahiran dan perawatannya. Tidak saja cara perawatannya, namun pola pemberian makan
juga sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan bayi (Hayati, 2009).
Penyakit Campak
Definisi Penyakit Campak
Penyakit campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular yang ditandai dengan
demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan
kaarena infeksi virus campak golongan paramyxovirus.
Virus campak merupakan organisme yang tidak memiliki daya tahan tinggi. Bila berada di
luar tubuh manusia keberadaannya tidak kekal. Pada temperatur kamar virus campak akan
kehilangan 60% sifat infektivitasnya setelah 3-5 hari sedangkan pada suhu 37 waktu paruh
usianya 2 jam, sedangkan pada suhu 56 hanya mampu bertahan selama 1 jam. Tetapi virus ini
pada suhu -70 dengan media protein mampu bertahan hidup selama 5,5 tahun, dalam lemari
pendingin pada suhu 4-6 hanya mampu bertahan hidup selama 5 bulan saja. Bila tanpa media
protein virus hanya mampu bertahan selama 2 minggu dan dengan mudah dihancurkan sinar
ultraviolet (Sodikin, 2012).
Penyebab Penyakit Campak
Campak disebabkan oleh virus campak (paramiksovirus). Penularan terjadi melalui
percikan ludah dari mulut, tenggorokan maupun hidung penderita campak (air borne disese). Masa
inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul (Maryunani, 2010).
Gejala Klinis Penyakit Campak
Gejala klinis terjadi setelah masa tunas 10-12 hari terdiri dari 3 stadium yaitu:
- Stadium Pro-dormal
Berlangsung 2-4 hari ditandai dengan demam tinggi disertai pilek, conjungtivitis, nyeri
menelan dan batuk. Pada pemeriksaan rongga mulut dapat dijumpai kopliks spot.
- Stadium Erupsi
Berlangsung selama 5-6 hari ditandai dengan timbulnya ruam
makulopapulareritromatosus, pada saat suhu tubuh sedang tinggi. Mulai pada daerah kepala,
belakang leher, kemudian ke badan dan anggota badan dan atas, selanjutnya ke anggota badan
bawah.
- Stadium Penyembuhan (konvalesens)
Setelah 3 hari, ruam berangsur-angsur menghilang. Ruam kulit menjadi kehitaman dan
mengelupas yang akan menghilang setelah 1-2 minggu (Lisnawati, 2011).
Epidemiologi
Penyakit campak hanya menyerang manusia. Daya tular sangat tinggi, sering
menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Kekebalan terhadap campak diperoleh vaksinasi, infeksi
aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir dari ibu yang telah kebal (berlangsung

166
Jurnal Ilmiah Maksitek Vol. 2 No. 2 Mei 2017
ISSN-2548 – 429x

selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan tehadap campak adalah bayi berumur lebih dari 1 tahun,
bayi yang tidak mendapatkan imunisasi, remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan
imunisasi kedua.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita
bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari setelah ruam kulit ada. Sebelum vaksinasi campak
digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia
pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya
dia akan kebal terhadap penyakit ini (Maryunani, 2010).
Komplikasi
Beberapa komplikasi yang menyertai campak:
1. Infeksi bakteri: pneumonia dan infeksi telinga tengah
2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga penderita mudah memar
dan mudah mengalami pendarahan.
3. Ensefalitis (infeksi otak) terjadi pada 1 dari 1.000-2.000 kasus (Maryunani, 2010).
Diagnosa
Diagnosis dapat ditetapkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan
serologik atau virologik yang positif yaitu bila terdapat demam tinggi terus menerus 38,5 atau
lebih disertai pilek, nyeri menelan, mata merah dan silau bila kena cahaya (fotofobia), seringkali
diikuti diare. Pada hari ke 4-5 demam, timbul ruam kulit, didahului oleh suhu yang meningkat lebih
tinggi dari semula. Pada saat ini anak mengalami kejang demam. Saat ruam timbul, batuk dan diare
bertambah parah sehingga anak mengalami sesak nafas atau dehidrasi (Proverawati, 2010).
Patogenesis
Virus dalam doplet masuk melalui saluran pernapasan dan selanjutnya masuk kelenjar
getah bening yang berada dibawah mukosa, di tempat ini virus memperbanyak diri kemudian
menyebar ke sel-sel jaringan limforetikular seperti limpa. Sel mononuklear yang terinfeksi
membentuk sel berinti raksasa yang disebut sel warthin, sedangkan sel T limposit meliputi kelompok
penekan dan penolong yang rentan terhadap infeksi, aktif membelah.
Pada hari ke-5 sampai ke-6 sesudah infeksi awal, fokus infeksi terwujud, yaitu ketika virus
masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebar ke permukaan epitel orofaring, konjungtiva,
saluran pernapasan, kulit, kandung kemih, dan saluran usus. Selanjutnya pada hari ke-9 sampai
dengan hari ke-10 fokus infeksi berada di epitel saluran napas. Pada saat itu muncul gejala pilek
disertai dengan peradangan selaput konjungtiva yang tampak merah. Penderita tampak lemah
disertai suhu tubuh yang meningkat, lalu penderita tampak sakit berat sampai munculnya ruam
kulit.
Pada hari ke-11 tampak pada mukosa pipi suatu ulser kecil (bintik koplik) yang merupakan
tempat virus tumbuh selanjutnya mati. Kondisi ini merupakan tanda pasti untuk menegakkan
diagnosis. Akhirnya muncul ruam makulopapular di hari ke-14 sesudah awal infeksi dan pada saat
itu antibodi humoral dapat dideteksi dan selanjutnya suhu tubuh menurun (Dewi, 2010).
Pencegahan Penyakit Campak
Cara pencegahan penyakit campak dilakukan dengan pemberian vaksinasi campak
(Swasanti, 2013).
Pemberian vaksin campak hanya diberikan satu kali, dapat dilakukan pada umur 9-11
bulan, dengan dosis 0,5 cc. Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu dilarutkan dengan
pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut. Kemudian suntikan diberikan pada
lengan kiri atas secara subcutan (Proverawati, 2010).
Adapun efek samping pasca pemberian imunisasi campak ialah bisa membuat anak
demam ringan dan terdapat efek kemerahan/ bercak merah pada pipi di bawah telinga pada hari ke-
7-8 setelah penyuntikan dan terdapat pembengkakan pada tempat penyuntikan (Maryunani, 2010).
Dari hasil Studi Badan Penelitian & Pengembangan dan Dirjen PPM&PL Kementrian
Kesehatan di 4 provinsi, 18,6%-32,6% anak sekolah mempunyai kadar campk di bawah batas

167
Jurnal Ilmiah Maksitek Vol. 2 No. 2 Mei 2017
ISSN-2548 – 429x

perlindungan, sehingga dijumpai kasus campak pada anak usia sekolah. Karena itu selain vaksinasi
umur 9 bulan, vaksinasi campak diberikan pada kesempatan kedua (second opportunity pada crash
program campak) pada umur 6-59 bulan dan SD kelas 1-6. Selanjutnya vaksinasi campak dosis ke-
2 diberikan pada program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) yaitu secara rutin pada anak
sekolah SD kelas 1. Apabila telah mendapat imunisasi MMR pada usia 16-18 bulan dan ulangan
umur 6 tahun, maka ulangan imunisasi campak SD kelas 1 tidak diperlukan (Hadinegoro, 2011).
METODE PENELITIAN
Kerangka Konsep

Karakteristik Ibu

1. 1. Umur Gambaran pengetahuan ibu yang

2. 2. Pendidikan memiliki bayi usia 0-1 tahun

3. 3. Pekerjaan tentang penyakit campak

4. 4. Paritas

5. 5. Sumber Informasi

Definisi Operasional
Pengetahuan ibu yang memiliki bayi usia 0-1 tahun tentang penyakit campak.
Pengetahuan
Pengetahuan adalah kemampuan ibu yang memiliki bayi usia 0 – 1tahun dalam menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti ialah berupa kuesioner dengan kategori :
1. Pengetahuan baik, apabila total jawaban benar 16-20( 76-100 % )
2. Pengetahuan cukup, apabila total jawaban benar 12-15( 56-75 % )
3. Pengetahuan kurang, apabila total jawaban benar 0-11( 0-55% )
Umur
Umur adalah lamanya usia ibu yang memilikibayi usia 0 – 1 tahun dihitung dari tahun
lahirnya sampai dengan ulang tahun yang terakhir. Dinyatakan dalam tahun yang dikategorikan
menjadi:
1. 21-25 tahun
2. 26-30 tahun
3. 31-35 tahun
Pendidikan
Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang pernah diselesaikan oleh ibu
yang memilikibayi usia 0 – 1 tahun yang dikategorikan menjadi:
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. PT (Perguruan Tinggi)/Akademi
Pekerjaan
Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan ibu sehari-hari yang memiliki bayi usia 0 – 1
tahun yang dikerjakan secara rutinitas baik mendapatkan penghasilan maupun tidak yang
dikategorikan menjadi:

168
Jurnal Ilmiah Maksitek Vol. 2 No. 2 Mei 2017
ISSN-2548 – 429x

1. Ibu Rumah Tangga


2. Wiraswasta
3. Pegawai swasta
4. PNS
Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami ibu yang memiliki bayi usia 0 – 1 tahun
dengan kategori:
1. Primipara
Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk hidup di
dunia luar.
2. Multipara
Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali.
3. Grandemultipara
Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih.
Sumber Informasi
Sumber informasi adalah darimana ibu yang memiliki bayi usia 0 – 1 tahun memperoleh
informasi tentang penyakit campak yang dikategorikan :
1. Teman atau keluarga
2. Tenaga kesehatan
3. Media cetak
4. Media elektronik
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan desain cross
sectional yang berguna untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang memiliki bayi usia 0-1
tahun tentang penyakit campak di Klinik Harapan Ibu Medan dengan cara pengisian kuisioner.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Klinik Harapan Ibu Medan dengan alasan belum pernah
dilakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu yang memiliki bayi usia 0-1 tahun tentang
penyakit campak di Klinik Harapan Ibu Medan Jl. Denai Rawa I Gg. Morning No. 17 tahun 2016.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan April – Juni tahun 2016.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 0-1 tahun yang
berkujung ke Klinik Harapan Ibu Medan pada bulan April tahun 2016 sebanyak 60 orang.
Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini ialah menggunakan teknik accidental sampling
yaitu ibu yang memiliki bayi usia 0-1 tahun yang dijumpai secara kebetulan di Klinik Harapan Ibu
Medan dari tanggal 27 Mei-03 Juni 2016 sebanyak 35 orang.
Metode Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dengan menggunakan alat ukur berupa kuisioner
yang disusun oleh penulis berdasarkan teoritisnya. Peneliti memberikan penjelasan singkat terlebih
dahulu kepada responden tentang tujuan penelitian. Untuk mengisi kuesioner, peneliti memberikan
lembar kuesioner kepada responden.
Aspek Pengukuran Pengetahuan
Aspek pengukuran dilakukan terhadap tingkat pengetahuan berdasarkan jawaban
responden dari semua pertanyaan pengetahuan yang diberikan. Jumlah soal pertanyaan 20 buah

169
Jurnal Ilmiah Maksitek Vol. 2 No. 2 Mei 2017
ISSN-2548 – 429x

dan skor tehadap jawaban-jawaban responden masing-masing sesuai dengan sistem penelitian
yang telah ditetapkan.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. Skor jawaban yang benar adalah 1 (skor jawaban maksimal dan setiap aspek jawaban yang salah
diberi skor nilai 0).
Yaitu: 1 x 20 = 20
2. Skor jawaban yang salahadalah 0 (skor jawaban minimal dan setiap aspek jawaban yang salah
diberi skor nilai 0).
Yaitu: 0 x 20 = 0
Menjumlahkan skor yang didapat dan dibuat persentase dengan menggunakan rumus :
S = x 100
Keterangan:
S : Skor
x : Jawaban benar
r : Jumlah nilai maksimal (20 soal).
Setelah semua data selesai diolah kemudian dimasukkan ke dalam kategori pengetahuan
kemudian dimasukkan kategori standart absolute sebagai berikut:
1. Pengetahuan baik, apabila total jawaban benar 16-20 ( 76-100 % )
2. Pengetahuan cukup, apabila total jawaban benar 12-15 ( 56-75 % )
3. Pengetahuan kurang, apabila total jawabanbenar 0-11 ( 0-55% )
(Nursalam, 2008).
Pengolahan Data dan Analisa Data
Pengolahan Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer, diolah dengan cara manual melalui
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Editing
Dilakukan pengecekan kelengkapan data yang telah terkumpul, sehingga tidak terdapat
kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan data tersebut.
2. Coding
Merupakan data yang diedit, diberi angka atau tanda untuk mempermudah pengolahan
data.
3. Tabulating
Untuk mempermudah analisa data, pengolahan data, serta pengambilan kesimpulan data
dimasukkan kedalam tabel distribusi data.
Analisa Data
Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat persentase data yang telah
terkumpul dan dinyatakan dalam tabel distribusi frekuensi. Kemudian dicari besar persentase
jawaban masing-masing responden selanjutnya dilakukan pembahasan dengan menggunakan teori
kepustakaan yang ada.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
5.1.1 Dari hasil penelitian diketahui bahwa gambaran pengetahuan ibu yang memiliki bayi usia 0-1 tahun
tentang penyakit campak di Klinik Harapan Ibu Medan yang terbanyak ialah berpengetahuan cukup
sebanyak 15 orang (42,86%).
5.1.2 Berdasarkan umur, responden yang paling banyak ialah berumur dan 31-35 tahun yaitu sebanyak 13
orang (37,14%) dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 7 orang (53,8%).
5.1.3 Berdasarkan pendidikan, responden yang paling banyak ialah berpendidikan SMA sebanyak 23 orang
(65,7%) dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 12 orang (52,2%).
5.1.4 Berdasarkan pekerjaan, responden yang paling banyak bekerja sebagai IRT sebanyak 23 orang
(65,7%) dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 11 orang (47,8%).

170
Jurnal Ilmiah Maksitek Vol. 2 No. 2 Mei 2017
ISSN-2548 – 429x

5.1.5 Berdasarkan paritas, responden yang paling banyak dengan paritas multipara sebanyak 23 orang
(65,7%) dengan tingkat pengetahuan baik dan cukup sebanyak 10 orang (43,5%).
5.1.6 Berdasarkan sumber informasi, responden yang paling banyak memperoleh informasi dari teman atau
keluarga sebanyak 18 orang (51,4%) dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 8 orang (44,5%).
Saran
5.2.1 Diharapkan kepada ibu yang memiliki bayi usia 0-1 tahun yang datang berkunjung ke Klinik Harapan
Ibu Medan tahun 2016 agar lebih aktif lagimencari informasi dalam meningkatkan wawasan dan
pengetahuan ibu tentang penyakit campak baik dari orang lain (tenaga kesehatan, teman/keluarga);
media cetak (koran, majalah) maupun dari media elektronik (TV, radio, internet)

171

Вам также может понравиться