Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Amanat hak atas pendidikan bagi dapat memiliki konsep yang benar
penyandang kelainan atau ketunaan tentang anak tunarungu, menumbuh-
ditetapkan dalam Undang-Undang kan sikap positif, serta meng-
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem apresiasikan dalam berbagai tindakan
Pendidikan Nasional Pasal 32 konstruktif terhadap anak tunarungu.
disebutkan bahwa ’’pendidikan Secret Of Ancient Chinese Art of
khusus atau pendidikan luar biasa Motivation (Dadan, 2002 : 15).
merupakan pendidikan bagi peserta
Siswa tunarungu mengalami
didik yang memiliki tingkat kesulit-an
pengurangan terhadap proses belajar
dalam mengikuti proses pembelajaran
mendengar yang seharusnya dapat
karena kelainan fisik, emosional,
mereka rasakan dikarenakan, organ
mental sosial” (Mohammad Efendi,
pendengaran mereka tidak berfungsi
2005: 1) Anak tunarungu memerlukan
secara normal. Hal ini akan
perhatian khusus dalam pemanfaatan
menimbulkan masalah dikarenakan
sisa pendengaran. Sisa pendengaran
organ pendengaran bagian luar,
yang ada dilatih untuk terbiasa
bagian tengah, dan bagian dalam yang
mengenal bunyi, kata-kata atau
menghubugkan ke saraf pen-dengaran
bahasa bagi kepentingan pendidikan-
sebagai organ terakhir dari rangkaian
nya.
proses pendengaran meng-alami
Dengan mengetahui beberapa hal
gangguan.
yang berkenaan dengan keberadaan
anak tunarungu, guru diharapkan
3
kemampuan bicara. Tuli (deaf), suatu anak. Prestasi anak yang mengalami
kata sifat yang menggambarkan atau ketunarunguan setelah usia 3 tahun
menerangkan seseorang yang pen- akan lebih tinggi daripada anak yang
dengaranya tidak dapat digunakan mengalami ketunarunguan lebih awal,
sebagai modalitas primer untuk dan anak yang memiliki taraf
persepsi dan perolehan kemampuan ketunarunguan kategori ringan
bicara, meskipun dapat dibantu oleh memiliki prestasi lebih besar.
indera penglihatan dan perabaan
Sunaryo Kartadinata (1996: 81),
sebagai pelengkap. Tuli total adalah
sedikitnya kosakata yang dimiliki
kata sifat yang menggambarkan atau
anak tunarungu berdampak pada
menerangkan suatu subkelompok
sulitnya mengartikan kata-kata yang
orang-orang tunarungu yang tanpa
mengandung kiasan, mengalami
indera pendengaranya atau yang
hambatan dalam berkomunikasi
perkembangan pendengaranya sangat
dengan masyarakat, sulit menerima
buruk, sehingga tidak dapat mem-
norma lingkungannya, sulit untuk
berikan bantuan apa-apa dalam
memperoleh lapangan pekerjaan.
persepsi dan perolehan kemampuan
Kesulitan memperoleh pekerjaan di
bicara atau dengan kata lain tanpa
pendengaran. masyarakat mengakibatkan timbul-
nya kecemasan dari diri anak dan
Berdasarkan penelitian Jensema keluarga, lembaga pendidikan di-
dalam Mohammad Efendi, (2005:80) anggap tidak dapat berbuat sesuatu
mencatat bahwa anak tunarungu yang agar siswa tunarungu dapat bekerja
memasuki periode usia 10 tahun dari dan bersaing dengan orang normal.
usia 8-10 tahun, rata-rata mengalami Sehingga pembelajaran untuk anak
penambahan kosakata sebanyak pada tunarungu harus dirancang secara
murid-murid yang normal benar dengan metode dan media yang
pendengaranya antara permulaan tepat.
taman kanak-kanak hingga akhir
Penilaian hasil belajar perlu di desain
kelas II. Ditemukan pula, bahwa usia
agar dapat mengukur pemahaman
terjadinya ketunarunguan dan tingkat
siswa terhadap pengetahuan,
keparahan memainkan peranan
keterampilan dan sikap yang telah
penting dalam mencapai prestasi
7
Persentase Nilai
Hasil yang diperoleh dari Perencanaa 80
60
Pelaksanaan Pembelajaran pada 40
20
0
ketiga siklus adalah sebagai berikut : Siklu Siklu Siklu
sI s II s III
Ag 01 66,67 83,33 91,67
APKG 1 Ar 02 58,33 70,89 87,56
100 85 Dm 03
76,25 70,83 83,33 91,67
80 60 St 04 70,83 79,12 91,67
60
40
20
Gambar 4.3 Perbandingan Persentase
0
Nilai Aktivitas Siswa
Siklus I, II, dan III.
Siklus I Siklus II Siklus III
pendengaran yang dimiliki oleh siswa direncanakan dengan baik dan benar
tidak menjadi penghalang bagi sesuai kebutuhan siswa. Penelitian ini
mereka untuk belajar dan memahami dapat memberikan informasi tentang :
seluruh materi yang disampaikan
1. Rencana Pelaksanaan Pem-
dengan metode dan alat peraga yang
belajaran disusun dengan
tepat serta menyenangkan.
perencanaan pemanfaatan alat
Seluruh siswa mampu menunjukkan peraga fisika, melalui metode
hasil yang luar biasa dengan ke- demonstrasi dan discovery yang
terbatasan pendengaran yang mereka dilanjutkan dengan diskusi hasil
miliki. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan di dalam kelas, sesuai
menguasaan materi getaran dan dengan standar kompetensi,
gelombang pada siswa tunarungu kompetensi dasar, indikator pem-
akan meningkat, apabila mengguna- belajaran, tujuan pembelalajaran,
kan berbagai alat peraga fisika karakteristis siswa, hingga dapat
sebagai media pembelajaran dengan meningkatkan aktivitas belajar
metode demonstrasi, discovery dan pelaku tindakan, aktivitas belajar
diskusi, dengan proses pembelajaran siswa dan penguasaan materi bagi
yang sesuai dengan perencanaan siswa.
pembelajaran yang memperhatikan 2. Pelaksanaan proses pembelajaran
kebutuhan siswa. fisika pada siklus I, II dan III
adalah proses pembelajaran
SIMPULAN DAN SARAN dengan memberikan arahan, me-
Simpulan motivasi dan melibatkan secara
Penelitian yang dilakukan merupakan aktif peran siswa dalam
penelitian pada siswa dengan pemanfaatan berbagai alat peraga
keterbatasan pendengaran. Seluruh fisika dalam kegiatan
tujuan untuk dapat memperbaiki demonstrasi, discovery dan
proses pembelajaran yang dapat diskusi yang dilaksanakan sesuai
memenuhi indikator keberhasilan, perencananan pembelajaran yang
peningkatan penguasa-an materi telah disusun, sehingga dapat
getaran dan gelombang dengan meningkatkan aktivitas belajar
menggunakan alat peraga fisika yang
14