Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
48-61)
ABSTRACT
Warm Mix Asphalt (WMA) is produced at mixing temperatures between 20°C-40°C lower than Hot Mix Asphalt
(HMA). Zycotherm added ingredients is one of the additives used in Warm Mix Asphalt. This study aims to assess
Marshall stability and resistance to deformation by using asphalt type AC 60/70 ex Shell and Zycotherm additives
on warm asphalt mixtures. In this study, the test was carried out on a layer of (AC-WC) to four mixed variations ie
HMA-0, WMA-1, WMA-2, WMA-3 with 0% Zycotherm content; 0.10%; 0.15% and 0.20%. Mixed performance is
measured by Marshall and Wheel Tracking Machine (WTM) testing. Based on the result of Gyropac test, with
Workability Index (WI) value approach, the mixing temperature and compaction of WMA-1, WMA-2 and WMA-3
mixture are respectively obtained temperature 130/120°C, 130/120°C and 140/130° C. The Marshall test, the
stability value of all mixtures fulfilled the minimum specification requirement of 800 kg, with the greatest stability
value obtained from WMA-1 mixture of 1325 kg with additive content of 0.10%. The results of the Wheel Tracking
Machine (WTM) test, a mixture that has resistance to deformation is a mixture of WMA-1 has the smallest
deformation value of 1.93 mm, the largest dynamic stability of 1400 traje / mm and the smallest deformation
velocity of 0.030 mm / min. That the use of Zycotherm is suitable for use in AC-WC warm mixture, with the
optimum value of Zycotherm 0,10%. The use of excessive Zycotherm content results in a poor AC-WC warm
mixture performance.
Keywords: Dynamic Stability, Marshall, Warm Mix, Wheel Tracking Machine, Zycotherm.
ABSTRAK
Warm Mix Asphalt (WMA) diproduksi pada suhu pencampuran antara 20°C-40°C lebih rendah daripada Hot Mix
Asphalt (HMA). Bahan tambah Zycotherm merupakan salah satu aditif yang digunakan dalam Warm Mix Asphalt.
Kajian ini bertujuan untuk mengkaji stabilitas Marshall dan ketahanan terhadap deformasi dengan menggunakan
bahan perekat aspal jenis AC 60/70 ex Shell dan aditif Zycotherm pada campuran aspal hangat. Pada kajian ini,
pengujian dilakukan pada lapis aus (AC-WC) terhadap empat variasi campuran yaitu HMA-0, WMA-1, WMA-2,
WMA-3 dengan kadar Zycotherm 0%; 0,10%; 0,15% dan 0,20%. Kinerja campuran diukur berdasarkan pengujian
Marshall dan Wheel Tracking Machine (WTM). Berdasarkan hasil pengujian Gyropac, dengan pendekatan nilai
Workability Index (WI) diperoleh suhu pencampuran dan pemadatan campuran WMA-1, WMA-2 dan WMA-3
secara berurutan diperoleh suhu 130/120°C, 130/120°C dan 140/130°C. Pengujian Marshall diperoleh nilai
stabilitas semua campuran memenuhi ketentuan spesifikasi yaitu minimum 800 kg, dengan nilai stabilitas
terbesar diperoleh dari campuran WMA-1 sebesar 1325 kg dengan kadar aditif 0,10%. Hasil pengujian Wheel
Tracking Machine (WTM), campuran yang memiliki ketahanan terhadap deformasi adalah campuran WMA-1
memiliki nilai deformasi yang paling kecil sebesar 1,93 mm, stabilitas dinamis terbesar sebesar 1400 lintasan/mm
dan kecepatan deformasi terkecil sebesar 0,030 mm/menit. Bahwa penggunaan Zycotherm cocok digunakan
pada campuran hangat AC-WC, dengan nilai optimum penggunaan Zycotherm sebanyak 0,10%. Penggunaan
kadar Zycotherm yang berlebihan menghasilkan performa campuran hangat AC-WC yang kurang baik.
Kata kunci: Stabilitas Dinamis, Marshall, Warm Mix, Whell Tracking Machine, Zycotherm.
terhadap rembesan air hujan, dan aman dinyatakan dalam lintasan/mm. Menurut
bagi lingkungan. Campuran beraspal Direktorat Jenderal Bina Marga (2017)
panas merupakan campuran beraspal yang dalam Manual Perkerasan Jalan,
memerlukan pemanasan pada temperatur membatasi rutting di jalan raya dapat
yang cukup tinggi. Salah satu upaya untuk dijelaskan dalam tiga tingkatan: 1.
menekan penggunaan bahan bakar dan Kerusakan rendah (low severity),
emisi buang ialah dengan membuat kedalaman <25 mm; 2. Kerusakan sedang
campuran beraspal yang temperatur (medium severity) yaitu alur kedalaman 25-
pencampurannya lebih rendah dari yang 75 mm, dan; 3. Kerusakan tinggi (high
umum saat ini, yang dikenal dengan severity) yaitu alur kedalaman >75 mm,
campuran beraspal hangat (warm mix). lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1.
Warm Mix Asphalt (WMA) adalah salah
satu teknologi yang berbasis green
construction, dimana campuran aspal
hangat diproduksi dengan tingkat
penurunan suhu sekitar 20º - 40ºC lebih
rendah dari campuran aspal panas (Hot
Mix Asphalt) secara otomatis akan ada
penurunan terhadap jumlah bahan bakar
yang digunakan dan penurunan energi
yang digunakan. Berbagai macam
teknologi yang dapat menurunkan suhu
pada campuran aspal hangat yaitu dengan Gambar 1. Tingkat Kerusakan Alur
penggunaan aditif organik, bahan kimia (Sumber : Manual Perkerasan Jalan, 2017)
tambahan, dan teknologi berbasis busa /
foaming (European Asphalt Pavement Untuk menangani tingkat low severity
Association, 2014). biasanya penanganan dapat dilakukan
dengan overlay, medium severity
Deformasi permanen pada campuran aspal penanganan dengan menambal sedangkan
adalah suatu kerusakan yang terjadi pada high severity membutuhkan penanganan
suhu perkerasan tinggi setelah terjadinya berat atau rekonstruksi. kondisi kritis
pembebanan. Seiring dengan trotoar biasanya terjadi pada suhu di atas
meningkatnya suhu perkerasan, campuran 50ºC atau di bawah suhu 5°C. Pada suhu
aspal menjadi lebih lunak dan lebih rentan. tinggi, perkerasan aspal akan rentan
Deformasi permanen terjadi ketika terhadap deformasi plastik yang
campuran aspal mengalami perubahan disebabkan oleh beban lalulintas.
bentuk ketika dibebani dan kemudian tidak Hubungan Marshall Stability dan Dynamic
pulih kembali ke posisi semula Stability adalah sama baiknya untuk
(unrecoverable). Seiring waktu, deformasi menentukan kemampuan campuran untuk
permanen dapat menyebabkan rutting. menahan rutting.
(Asphalt Institute, 2014).
Dalam kajian ini digunakan aditif
Stabilitas dinamis adalah kemampuan dari Zycotherm untuk memproduksi campuran
campuran menahan deformasi atau beraspal hangat (Warm Mix Asphalt –
deformasi akibat beban dinamis dalam WMA), diharapkan dengan menggunakan
suhu tinggi dan parameter uji stabilitas bahan aditif Zycotherm pada campuran
dinamis adalah kedalaman rutting, yang
beton aspal dapat mengurangi kerusakan pada kepadatan, kekakuan campuran atau
jalan tersebut. ketahanan terhadap deformasi permanen
(Zaumanis, 2010).
Produk aditif Zydex merupakan produk
berbasis Nanotechnology dengan ikatan Penggunaan bahan aditif Zycotherm
kimia organosilane yang dikembangkan dengan kadar 0,1% dan 0,15% pemadatan
Zydex Industries, Gujarat India. Zycotherm dapat dilakukan pada temperatur 20-30°C
dapat memberikan nilai keawetan yang dibawah Hot Mix Asphalt (Ranka, 2012).
lebih pada desain konstruksi jalan. Stabilitas Marshall karakteristik Marshall
Keunggulan aditif Zycotherm yaitu sebagai dapat ditingkatkan untuk campuran WMA
bahan aditif Warm Mix Asphalt dengan penambahan aditif Zycotherm
memungkinkan pencampuran dan (Sharanappanavar, 2016).
pemadatan dapat dilakukan pada suhu
lebih rendah 30–35ºC dari campuran Rutting dalam lapisan beton aspal
HMA, mudah homogen dengan aspal, disebabkan oleh kombinasi densifikasi
mudah larut dalam aspal, memberikan (perubahan volume) dan deformasi geser,
lapisan kimia untuk meningkatkan baik yang dihasilkan dari beban berulang
kerekatan aspal dengan permukaan dari beban lalu lintas. Pengaruh komposisi
agregat sehingga mengurangi campuran pada ketahanan terhadap
pengelupasan akibat efek oksidasi, deformasi permanen. Tingkat kenaikan
Zycotherm sebagai waterproving dengan akumulasi deformasi permanen dengan
nanotechology memberikan sifat tahan air cepat meningkat pada suhu yang lebih
dan tahan kelembaban dalam jangka tinggi, sehingga pengujian laboratorium
panjang, efisiensi bahan bakar di AMP, dilakukan pada suhu yang lebih tinggi dari
tidak berbau dan ramah lingkungan 50°C. Hasil pengujian alat Hamburg Wheel
sehingga dapat meningkatkan umur jalan Tracking yang dilakukan sampai 20.000
serta mengurangi biaya perawatan rutin siklus, campuran hangat menggunakan
tiap tahunnya. Zycotherm dengan suhu pencampuran
135°C-140°C menunjukkan ketahanan
Campuran beraspal hangat merupakan yang lebih baik terhadap deformasi
teknologi yang sedang berkembang di permanen dan rutting dibandingkan Hot
mana campuran beraspal dapat dikerjakan Mix Asphalt (155-150°C) (Gangopadhyay,
pada temperatur pencampuran dan et al., 2015).
pemadatan yang lebih rendah
dibandingkan campuran beraspal panas. Suparyanto, (2008) mengevaluasi
Tujuan utama dari diproduksinya WMA ini pengaruh penggunaan Aspal Pertamina
adalah untuk menghasilkan campuran AC 60/70 dan Aspal Shell AC 60/70
yang mempunyai kekuatan, durabilitas dan terhadap deformasi permanen dengan
kinerja setara dengan campuran beraspal menggunakan alat Wheel Tracking
panas tetapi dengan mengurangi Machine, hasil pengujian Wheel Tracking
temperatur pemadatan dan menunjukkan bahwa peningkatan
pencampurannya (National Cooperative temperatur pemadatan berdasarkan
Highway Research Program, 2011). viskositas 3,75 Pa.s, 0,72 Pa.s dan 0,4
Pa.s pada campuran AC-WC dengan
Campuran beraspal hangat dengan aditif bahan ikat aspal Pertamina maupun Shell
Sasobit® dan Rediset® dapat menurunkan meningkatkan ketahanan terhadap
temperatur pemadatan sampai 125ºC deformasi ditandai dengan menurunnya
tanpa adanya perubahan yang signifikan nilai deformasi permanen dan tingkat
50 INERSIA, Vol. XIV No. 1, Mei 2018
Stabilitas Marshall dan … (I Gusti/ hal. 48-61)
dapat dipikul benda uji sebelum hancur Yogyakarta. Zat aditif yang digunakan
(Marshall Stability) dan deformasi adalah Zycotherm yang diperoleh dari PT.
permanen dari suatu benda uji sebelum Jaya Trade Indonesia. Masing-masing
hancur (Marshall Flow) serta turunannya bahan kemudian dicampur menjadi suatu
yang merupakan perbandingan diantara sampel campuran untuk diuji di
keduanya yang disebut dengan Marshall laboratorium menggunakan alat Marshall
Quotient (MQ). Metode yang digunakan dan Wheel Tracking pada kondisi kadar
dalam kajian ini berdasarkan RSNI M-01- aspal optimum (KAO). Hasil pengujian
2003, merupakan metode paling umum stabilitas Marshall dilihat perbadingan nilai
yang telah distandarisasikan dalam stabilitasnya dan Wheel Tracking (WTM)
American Society for Testing and Material kemudian dibandingkan parameter dari
1993 (ASTM D 1553). pengujian tersebut seperti Deformasi (D0),
Dynamic Stabiblity (DS), Rate of
Kajian ini bertujuan untuk mengetahui Deformation (RD). Kemudian hasil
workability dengan membandingkan dan pengujian terebut dilakukan analisis dan
menganalisis stabilitas Marshall dan diambil suatu kesimpulan sesuai dengan
ketahanan deformasi menggunakan bahan tujuan kajian.
aditif Zycotherm pada beton aspal lapis aus
(AC-WC) campuran beraspal panas (hot Kusnianti & Affandi, (2013) menjelaskan
mix) dan hangat (warm mix) dengan prinsip dari pemadatan dengan alat
pengujian laboratorium di Pusat Kajian dan Gyratory Compactor Machine (GCM) ini,
Pengembangan Jalan dan Jembatan yaitu dengan memberikan tekanan vertikal
(PUSJATAN) Bandung menggunakan alat yang konstan dan pada waktu yang
Gyratory Compactor (Gyropac), Marshall bersamaan dilakukan dilakukan pemberian
dan Wheel Tracking Machine (WTM). gaya dinamis sehingga berupa gaya
pemadatan bukan tumbukan dengan sudut
girasi sebesar 2 derajat. Pada pengkajian
ini pemadatan dengan Gyropac dilakukan
METODE dengan beban vertikal sebesar 240 kPa,
sudut girasi sebesar 2 derajat dan
Secara garis besar kajian ini dimulai kecepatan girasi 60 RPM. Pemadatan
dengan melakukan studi literatur terhadap dengan cara ini merupakan simulasi dari
beberapa kajian-kajian terdahulu yang cara pemadatan yang dilakukan di
berhubungan dengan pengujian campuran lapangan. Selama pemadatan tinggi benda
beraspal hangat. Langkah selanjutnya uji diukur secara otomatis dan dicatat
adalah mempersiapkan material yang menggunakan pengukur dial Gyropac
berkaitan dengan kajian ini. Aspal, agregat setiap 25 girasi, sesuai dengan jumlah
dan bahan tambah yang digunakan girasi yang sedang berjalan.
kemudian diuji properties dan harus
memenuhi ketentuan pada Spesifikasi Metode yang di kembangkan oleh (Cabrera
Umum Edisi 2010 Revisi 3 (2014). & Dixon, 1994) dalam (Kusnianti & Affandi,
2013) untuk mengukur workabilitas
Aspal yang digunakan adalah aspal Pen campuran dengan menggunakan besaran
60/70 produksi Shell yang didistribusikan Workability index (WI) yang merupakan
oleh PT. Buntara Megah Inti. Agregat kebalikan dari sifat rongga dalam
digunakan agregat kasar dan agregat halus campuran dimana perputaran atau
dari batu pecah (Stone Crusher) yang girasinya sama dengan nol.
berasal dari Clereng, Kulon Progo,
52 INERSIA, Vol. XIV No. 1, Mei 2018
Stabilitas Marshall dan … (I Gusti/ hal. 48-61)
WMA-3, untuk lebih jelasnya dapat dilihat kepadatan yang masih diterima sebesar
dalam Tabel 4. 2% atau 5 ± 0,2 cm.
Tabel 4. Variasi campuran berdasarkan variasi Komponen utama dari Wheel Tracking Test
aditif Zycotherm adalah Wheel Tracking Compactor (alat
Komposisi Campuran & pemadat benda uji) dan Wheel Tracking
Variasi Machine (mesin penguji). Wheel Tracking
Suhu Pencampuran dan
/ KAO Machine (WTM) adalah alat yang
Pemadatan
mempunyai sebuah roda yang bergerak
HMA-0 Campuran AC-WC menggunakan aspal maju mundur membebani benda uji yang
5,70% Pen. 60/70, (158/143)°C berukuran 30 x 30 x 5 (cm3) dan digunakan
WMA-1 Campuran AC-WC + aspal Pen. 60/70 untuk memperkirakan ketahanan benda uji
6,10% dan aditif Zycotherm 0,1%, (130/120)°C terhadap deformasi permanen.
WMA-2 Campuran AC-WC + aspal Pen. 60/70
5,90% dan aditif Zycotherm 0,15%,
WMA-3 (130/120)°C
5,90% Campuran AC-WC + aspal Pen. 60/70
dan aditif Zycotherm 0,2%, (140/130)°C
yang digunakan, selanjutnya nilai Stabilitas (WMA-3) adalah 1236 kg, nilai stabilitas
tersebut harus dikoreksi dengan suatu terbesar diperoleh pada campuran WMA-1.
faktor koreksi ketebalan benda uji sesuai Dari pengujian Marshall dapat diketahui
Persamaan berikut : bahwa penambahan kadar aditif Zycotherm
pada campuran hangat (Warm Mix
MS = n x koreksi benda uji (1) Asphalt) AC-WC mempengaruhi nilai
stabilitas Marshall yaitu dengan
Dengan: peningkatan kadar aditif Zycotherm, nilai
MS : stabilitas Marshall (kg) stabilitas mengalamai penurunan. Hal ini
n : m x kalibrasi proving ring dapat disimpulkan bahwa penggunaan
m : nilai pembacaan arloji stabilitas aspal serta penambahan Zycotherm cocok
Marshall digunakan pada campuran hangat AC-WC,
dengan nilai optimum penggunaan
Tabel 7. Hasil Pengujian Stabilitas Marshall
Zycotherm sebanyak 0,1%. Penggunaan
HMA- WMA- WMA- WMA-
kadar Zycotherm yang berlebihan
Rendaman 0 1 2 3
menghasilkan performa campuran hangat
60°C Stabilitas (Kg) AC-WC yang kurang baik. Penambahan
1310 1325 1298 1236 aditif Zycotherm dapat menjaga stabilitas
walaupun dilakukan penurunan temperatur
pencampuran dan pemadatan dibawah Hot
Mix Asphalt.
DS
1145,5 1400 1016,1 851,4
(Lintasan/mm)