Вы находитесь на странице: 1из 13

Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958

E-ISSN 2540-8674

KAPABILITAS DYNAMIC GOVERNANCE DALAM


OPTIMALISASI PENGELOLAAN LAHAN TERBUKA HIJAU
DI KOTA MAKASSAR
Muchlas M. Tahir
Zulfan Nahruddin

Universitas Muhammadiah Makassar

email: muchlasmtahir7@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine the development of Dynamic Governance Capabilities in
optimizing the management of green open land in the city Makassar.Metode This study
used a qualitative approach through the instrument interview, observation and
documentation. The process of data analysis including data collection, data reduction, data
presentation, and conclusion. The results showed the vertical system in the optimization of
green open land needs to be supported by the active participation of the community by
contributing as much as 10% of their land to green open land in addition to the boost in
the form of pemerdayaan green community as a form of community participation in the
optimization of open land needs to be strengthened by the municipality at the same time
show the need to demonstrate the utilization of spaces awakened by way of planting on the
roofs and walls of buildings in addition to the strategy in terms of policies can be reached
by encouraging the preparation and adoption of Local Regulations related to the RTH is
part of our capability Dynamic Governance includes thinking ahead (thinking ahead),
thinking again (thinking again), and cross-border thinking (thinking across), which focuses
on optimizing the management of green space produces a series of adjustments to the
program as program Lorong garden (Loose) which can contribute to the optimization of
green space in the city of Makassar.

Keywords: capability, Dynamic, Governance, RTH

PENDAHULUAN actor dan tidak selalu menjadi aktor


Negara dengan birokrasi yang menentukan. Implikasi peran
pemerintahan dituntut untuk merubah pemerintah sebagai pembangunan
pola pelayanan diri birokratis elitis maupun penyedia jasa layanan dan
menjadi birokrasi populis. Dimana infrastruktur akan bergeser menjadi
sektor swasta sebagai pengelola bahan pendorong terciptanya
sumber daya di luar negara dan lingkungan yang mampu
birokrasi pemerintah pun harus memfasilitasi pihak lain di komunitas.
memberikan konstribusi dalam usaha Governance menuntut redefinisi
pengelolaan sumber daya yang ada. peran negara, dan itu berarti adanya
Penerapan cita good governance pada redefinisi pada peran warga. Adanya
akhirnya mensyaratkan keterlibatan tuntutan yang lebih besar pada warga,
organisasi masyarakatan sebagai antara lain untuk memonitor
kekuatan penyeimbang Negara. akuntabilitas pemerintahan itu
Dalam konsep governance, sendiri. (Hetifa, 2003)
pemerintah hanya menjadi salah satu

CosmoGov, Vol.3 No.1, April 2017 1


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Penilaian penerapan good kaitannya penyelenggaraan


governance di Indonesia, berbagai pemerintahan dibidang tata kota
assessment yang diadakan oleh yakni perlunya pembangunan yang
lembaga-lembaga internasional tertata dengan baik memperhatikan
selama ini menyimpulkan bahwa kepentingan masyarakat akan
Indonesia sampai saat ini belum lingkungan yang kondusif.
pernah mampu mengembangkan Upaya inovatif pembangunan
good governance. Mungkin karena dan perkembangan kota dewasa ini
gerakan reformasi yang digulirkan yang semakin pesat yang membawa
masih terbatas pada praktik KKN konsekuensi makin meningkatnya
(Clean Governance). Sofian Effendi kebutuhan lahan untuk
(Surjadi, 2012:22) menyatakan mengakomodasi pembangunan dan
bahwa kebijakan yang tidak jelas, perkembangan kota tersebut Lahan-
penempatan personal yang tidak lahan kosong potensial yang selama
kredibel, serta kehidupan politik yang ini cukup tersedia menjadi semakin
kurang berorientasi pada kepentingan menurun. Ruang terbuka hijau
bangsa yang telah menyebabkan sebenarnya juga merupakan
dunia bertanya apakah Indonesia kebutuhan yang tidak dapat
memang serius melaksanakan good diabaikan, seperti juga halnya fasilitas
governance. sosial lainnya, seperti peribadatan,
Tuntutan masyarakat kepada pendidikan, kesehatan, dan
pemerintah dalam kaitan sebagainya. Ruang terbuka hijau juga
penyelenggaraan pemerintahan yang termasuk salah satu elemen kota dan
baik terus gencar dilaksanakan seiring kehadirannya dalam suatu kota
meningkatnya tingkat pengetahuan didasarkan pada ketentuan dan
dan kepedulian masyarakat terhadap standar-standar tertentu (Rijal, 2008).
penyelenggaraan pemerintahan. Zoeraini (dalam Kusuma,
Masyarakat senantiasa menginginkan 2013) mengemukakan ruang terbuka
reformasi atau perubahan pada hijau merupakan salah satu elemen
pelayanan public dan peyelenggaran penting dalam suatu kota. Ruang
pemerintahan yang baik mengingat terbuka hijau berfungsi untuk
selama ini dalam pelaksanaanya menyeimbangkan keadaan ekologi
masih dianggap kurang baik. pada suatu kawasan agar terjadi
Jika melihat kondisi kota keseimbangan antara ekosistem dan
Makassar sekarang ini dengan slogan perkembangan pembangunan di era
Makassar Menuju Kota Dunia, modern. Fungsi dari keberadaan
banyak tantangan yang kemudian ruang terbuka hijau antara lain adalah
akan dihadapi oleh pemerintah dan sebagai penyeimbang ekosistem
masyarakat kota Makassar terkait ekologis, yaitu dimana ruang terbuka
dengan pembangunan infrastruktur hijau tersebut menjadi tempat tinggal
dan pembangunan lainnya. Melihat para binatang liar seperti burung.
hal tersebut pemerintah banyak Sebagai fungsi arsitektural yaitu
melakukan pembangunan mulai dari menambah keindahan dimana ruang
pembangunan fisik maupun nonfisik. terbuka hijau juga memberikan rasa
Salah satu tuntutan yang berbeda melalui penataan
masyarakat pada pemerintah dalam bentuk warna dan jenis vegetasi ruang

CosmoGov, Vol.3 No.1, April 2017 2


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

terbuka hijau, sebagai fungsi sosial yang sudah merambah ke pemukiman


yaitu tempat berinteraksi masyarakat warga.
sekitar dimana ruang terbuka hijau Pendekatan governance
tersebut memberikan kesejukan, membutuhkan dynamic governance
kenyamanan sehingga masyarakat sebagai bentuk lain pengembangan
terwadahi dalam melakukan interaksi dalam pemahaman ilmu
berbagai kegiatan, sebagai .pencegah pemerintahan dan pendekatan
bencana seperti erosi tanah yang di administrasi publik modern hal ini
timbulkan baik dari udara maupun membantu melihat permasalahan
pengikisan air, akar tanaman secara menyeluruh (holistic) salah
berfungsi untuk mengikat tanah agar satunya adalah model pembangunan
kuat dari serangan air dynamic governance di Singapura
Sementara itu, pesatnya oleh Neo dan Chen. dynamic
pembangunan di kota Makassar governance terlaksana jika ada
memang berdampak negatif terhadap pembelajaran terus menerus untuk
lingkungan yang ada. BLHD sendiri menghasilkan dan mengeksekusi
menurutnya berperan dalam kebijakan adaptif (adaptive policy)
melakukan pengawasan terhadap melalui pengembangan dynamic
pencemaran lingkungan. Masalah capabilities (mencakup kemampuan
lingkungan merupakan masalah yang thinking ahead, thinking again dan
sangat kompleks, sehingga BLHD thinking across) pada proses
dalam hal ini berperan terus pembangunan able people dan agile
melakukan koordinasi dengan seluruh process. (Anwar, 2009). Penelitian ini
SKPD terkait pentingnya dibatasi pada dynamic capabilities
pemeliharaan lingkungan. Selain sebagai bagian dynamic governance
tingkat pengawasan pencemaran untuk memperoleh gambaran secara
lingkungan, BLHD juga berkaitan mendalam mengenai kemampuan
dengan pengawasan Amdal. Amdal thinking ahead, thinking again dan
memegang peranan yang sangat thinking across dalam pengelolaan
penting dalam pengambilan lahan terbuka hijau kota Makassar.
keputusan pejabat yang berwenang Secara spesifik penelitian ini
dalam rangka memastikan bahwa bertujuan untuk mengetahui
pembangunan yang dilaksanakan pengembangan Kapabilitas Dynamic
dapat menjamin kelestarian dan Governance dalam optimalisasi
keberlangsungan lingkungan hidup. pengelolaan lahan terbuka hijau di
Hampir semua bangunan-bangunan Kota Makassar.
baru di Kota Makassar telah
mengabaikan aspek lingkungan TINJAUAN PUSTAKA
diantaranya tak mengadakan ruang 1. Konsep Good Governance
terbuka hijau yang memadai, serta di Menurut World Bank, Good
Makassar sendiri banyak lahan yang Governance ialah suatu
sejatinya bisa dijadikan taman hijau penyelenggaraan manajemen
namun dengan perkembangan kota pembangunan yang solid dan
yang begitu pesat berubah menjadi bertanggung jawab yang sejalan
bangunan ruko serta bangunan hotel dengan prinsip demokrasi dan pasar
yang efisien, penghindaran terhadap

CosmoGov, Vol.3 No.1, April 2017 3


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

kemungkinan salah satu alokasi atau governance tentunya saling


investasi, dan pencegahan korupsi mempengaruhi, saling membutuhkan,
baik yang secara politik maupun atau bahkan saling ketergantungan
administrative, menjalankan disiplin dalam upaya mewujudkan
anggaran serta penciptaan legal dan kepemerintahan yang baik (Widodo,
political framework bagi tumbuhnya 2008:110)
aktivitas usaha. Sedangkan menurut
UNDP Good Governance 2. Prinsip-Prinsip Good
menunjukkan suatu proses yang Governance
memposisikan rakyat dapat mengatur Good Governance awalnya
ekonominya, institusi dan sumber- digunakan dalam dunia usaha
sumber sosial dan politiknya tidak (corporate) dan adanya desakan untuk
hanya sekedar dipergunakan untuk menyusun sebuah konsep dalam
pembangunan, tetapi juga untuk menciptakan pengendalian yang
menciptakan kohesi, integritas serta melekat pada korporasi dan
untuk kesejahteraan rakyatnya manajemen professionalnya, maka
(Teguh, 2011: 22) ditetapkan Good Corporate
Dinamika perjalanan praktek Governance. Sehingga dikenal
pemerintahan yang senantiasa prinsip-prinsip utama dalam
berhadapan dengan lingkungan dan Governance Corporate adalah:
harapan masyarakat yang juga transparansi, akuntabilitas, fairness,
menjadi pendorong berubahnya responsibilitas, dan responsivitas.
paradigma pemerintahan secara Prinsip-prinsip Good Governance
konseptual. Tuntutan terhadap diatas cenderung kepada dunia usaha,
perbaikan kinerja pemerintah sedangkan bagi suatu organisasi
membuat pemerintah mencari praktek publik bahkan dalam skala Negara
yang tepat yang dapat memenuhi prinsip-prinsip tersebut lebih luas
harapan masyarakat. Hal ini juga menurut Universitas Sumatera Utara
kemudian secara akademik UNDP melalui LAN) menyebutkan
melahirkan kajian-kajian tentang bahwa adanya hubungan sinergis
konsepsi implementasi pemerintahan konstruktif di antara Negara, sektor
yang dapat memenuhi harapan swasta atau privat dan masyarakat
masyarakat dan tuntutan lingkungan yang disusun dalam sembilan pokok
strategis tersebut. Konsep yang paling karakteristik Good Governance,
aktual dalam konteks ini adalah yaitu: Dari berbagai hasil yang dikaji
konsep good governance. Lembaga Administrasi Negara (LAN)
Dari uraian tersebut, maka telah menyimpulkan sembilan aspek
unsur utama yang dilibatkan dalam fundamental dalam perwujudan clean
penyelenggaraan kepemerintahan and good governance, (Dalam Pohan,
menurut UNDP terdiri atas tiga 2014) : partisipasi (participation),
macam, yaitu the state penegakan hukum (rule of law),
(negara/pemerintah), the private tranparansi (tranparency), responsive
sector (swasta), dan civil society (responsiveness), orientasi
organization (organisasi masyarakat). kesepakatan (consensus orientation),
Hubungan di antara ketiga unsur keadilan (equity), efektifitas
utama dalam penyelenggaraan (effectiveness) dan efesiensi

CosmoGov, Vol.3 No.1, April 2017 4


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

(efficiency), akuntabilitas tersebut yaitu keamanan,


(accountability), dan visi strategi kenyamanan, kesejahteraan, dan
(strategic vision). keindahan wilayah perkotaan
tersebut. Sedangkan secara fisik RTH
3. Fungsi Ruang terbuka Hijau dapat dibedakan menjadi RTH alami
Ruang Terbuka dapat berupa yang berupa habitat liar alami,
ruang terbuka yang diperkeras kawasan lindung dan taman-taman
maupun ruang terbuka biru (RTB) nasional, maupun RTH non-alami
yang berupa permukaan sungai, atau binaan yang seperti taman,
danau maupun areal-areal yang lapangan olah raga dan kebun bunga.
diperuntukkan sebagai kawasan Melalui Peraturan Menteri
genangan. Ruang terbuka adalah Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007
ruang yang bisa diakses oleh Tentang Penataan Ruang Terbuka
masyarakat baik secara langsung Hijau Kawasan Perkotaan pada bab 1
dalam kurun waktu terbatas maupun pasal 1 ayat 2 yang menyatakan
secara tidak langsung dalam kurun bahwa Ruang Terbuka Hijau
waktu tidak tertentu. Ruang terbuka Kawasan Perkotaan yang selanjutnya
berfungsi sebagai ventilasi kota, dapat disingkat RTHKP adalah bagian dari
berupa jalan, trotoar, ruang terbuka ruang terbuka suatu kawasan
hijau, dan sebagainya. Ruang terbuka perkotaan yang diisi oleh tumbuhan
juga dapat diartikan sebagai ruang dan tanaman guna mendukung
interaksi seperti kebun binatang, manfaat ekologi, sosial, budaya,
taman rekreasi. Dilihat dari sifatnya, ekonomi dan estetika. Kawasan
ruang terbuka dapat dibedakan Perkotaan adalah kawasan yang
menjadi : (1) Ruang terbuka privat, mempunyai kegiatan utama bukan
memiliki batas waktu tertentu untuk pertanian dengan susunan fungsi
mengaksesnya dan kepemilikannya kawasan sebagai tempat permukiman
bersifat pribadi seperti, halaman perkotaan, pemusatan dan distribusi
rumah tinggal (2). Ruang terbuka pelayanan jasa pemerintahan,
semi privat, kepemilikannya pribadi pelayanan sosial dan kegiatan
tetapi dapat diakses langsung oleh ekonomi.
masyarakat seperti, Senayan, Ancol.
(3). Ruang terbuka umum, 4. Kapabilitas Dynamic
kepemilikannya oleh pemerintah dan Governance
bisa diakses langsung oleh Komponen capabilitas
masyarakat tanpa batas waktu. mencerminkan bagaimana pola pikir
Ruang Terbuka Hijau (RTH) orang singapura atas dasar tiga hal
(dalam Direktorat PU, 2006) sebagai yaitu thinking ahead, thinking again
infrastruktur hijau perkotaan adalah dan thinking across. Thinking ahead
bagian dari ruang-ruang terbuka menunjukkan kapasitas berpikir
(open spaces) suatu wilayah dalam merumuskan kondisi dimasa
perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, mendatang yang mungkin dapat
tanaman, dan vegetasi (endemik, berdampak pada kondisi dalam
introduksi) guna mendukung manfaat negeri. Sebaliknya, thinking again
langsung dan/atau tidak langsung akan merefleksikan kemampuan dan
yang dihasilkan oleh RTH dalam kota keterbukaan untuk berkaca pada

CosmoGov, Vol.3 No.1, April 2017 5


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

kebijakan sebelumnya, kemudian yang alamiah dengan memanfaatkan


dievaluasi dan disempurnakan untuk berbagai metode alamiah. (Moleong,
memaksimalisasi pencapaian tujuan. 2012:6).
Sementara, thinking across
merupakan kemampuan dan 2. Informan Penelitian
keterbukaan wawasan dalam Untuk memudahkan
mempelajari pengalaman ide dan penentuan informan di lapangan,
konsep actor-aktor lain. (Kazim, dkk, peneliti menargetkan informan
2015). Untuk lebih jelasnya kuncinya adalah pegawai pada kantor
mengenai berfikir ke depan (thinking Badan Lingkungan Hidup Daerah
ahead), berpikir lagi (thinking again), Kota Makassar, dan bagian-bagian
dan berpikir lintas batas (thinking penting dalam kantor tersebut yang
across) diuraikan (dalam Aminullah, dapat memberikan informasi yang
2014). dibutuhkan oleh peneliti termasuk
masyarakat sebagai penerima dampak
METODE PENELITIAN dari kebijakan.
1. Lokasi dan Rancangan
Penelitian 3. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini berlokasi pada Teknik pengumpulan data
Kantor Badan Lingkungan Hidup yang dipergunakan dalam penelitian
Daerah Kota Makassar, dengan ini yaitu observasi dengan melakukan
pertimbangan perlu melakukan pengamatan langsung dilapangan
penelitian untuk mengetahui sesuai dengan obyek yang diteliti.
capabilities dynamic governance Kuesioner yang dibagikan kepada
dalam optimalisasi pengelolaan lahan responden, wawancara langsung
terbuka hijau Kota Makassar. kepada informan dengan
Penelitian ini menggunakan menggunakan pedoman wawancara.
pendekatan kualitatif dengan alasan Dokumentasi dengan kajian
bahwa temuan-temuan dalam literatur/kepustakaan, dokumen, dan
penelitian kualitatif tidak diperoleh sumber tertulis lainnya yang memiliki
melalui prosedur statistik atau bentuk kaitan dengan kebutuhan data dan
hitungan lainnya serta tipe penelitian informasi pada penelitian ini.
deskriptif digunakan untuk
mengambarkan secara terperinci 4. Analisis Data
mengenai keadaan atau peristiwa Analisis data mengacu pada
yang dideskripsikan secara nyata langkah-langkah yang dipakai oleh
terkait obyek yang diteliti. Dalam Miles dan Huberman (2007:16-19)
pengertiannya, penelitian kualitatif yang terdiri dari tiga alur kegiatan
yakni penelitian yang bermaksud secara bersamaan, meliputi:
untuk memahami fenomena tentang pengumpulan data; reduksi data;
apa yang dialami oleh subyek display dan penarikan
penelitian, misalnya perilaku, kesimpulan/verifikasi. Untuk
persepsi, motivasi, tindakan, dll., meningkatkan kemampuan peneliti
secara holistik (utuh) dan dengan cara dalam menilai keakuratan hasil
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan penelitian serta meyakinkan pembaca
bahasa pada suatu konteks khusus tentang akurasi penelitian yang

CosmoGov, Vol.3 No.1, April 2017 6


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

dilakukan, maka harus menggunakan penyediaan pemanfaatan ruang


beragam strategi dalam melakukan terbuka hijau wilayah kota (RTHKP).
validasi (Creswell, 2010:286). Berdasarkan hasil wawancara
Selanjutnya Sugiyono (2011:333) dapat diketahui bahwa kebijakan
mengemukakan bahwa analisis data pemanfaatan lahan terbuka hijau
proses mencari dan menyusun secara wilayah kota (RTHKP)
sistematis data yang diperoleh dari mengharuskan setiap kota memiliki
wawancara, catatan lapangan dan lahan terbuka hijau seperti taman
dokumentasi, dengan cara perkotaan dan hutan kota minimal 30
mengorganisasikan data ke dalam persen. Namun hal ini belum dapat
kategori, menjabarkan ke dalam unit- terpenuhi oleh kota manapun di
unit, melakukan sintesa, menyusun ke Indonesia termasuk Makassar. Selain
dalam pola, memilih mana yang itu implementasi Undang-Undang
penting dan yang akan dipelajari, dan Nomor 26 Tahun 2007 tentang
membuat kesimpulan sehingga Penataan Ruang, merupakan bentuk
mudah dipahami oleh diri sendiri antisipasi pemerintah dengan tujuan
maupun orang lain. merumuskan Pedoman Penyediaan
dan Pemanfaatan Ruang Terbuka
HASIL PENELITIAN Hijau di Kawasan Perkotaan yang
Untuk mengetahui menjadi acuan dalam berbagai
pengembangan Kapabilitas Dynamic kebijakan dan kegiatan pengelolaan
Governance dalam optimalisasi ruang terutama pengelolaan ruang
pengelolaan lahan terbuka hijau di terbuka termasuk ruang publik di
Kota Makassar melalui aspek berikut Kota Makassar.
ini : Berdasarkan hasil wawancara
1. Berfikir ke depan (thinking dapat dipahami bahwa pemahaman
ahead) pencapaian tujuan belum dapat
Berdasarkan hasil wawancara dikatakan dapat dipahami secara
dapat diketahui bahwa langkah menyelurh karena masih terbendung
antisipasi yang dilakukan pemerintah oleh arus urbanisasi perkembangan
yaitu dalam bentuk sosialisasi perkotaan seperti pembangunan
terhadap pencemaran lingkungan perumahan dan ruko-ruko belum lagi
yang mengedepankan Pentingnya konvensi wilayah resapan air banyak
pengawasan dan pengendalian terjadi yang disebabkan oleh
terhadap pencemaran lingkungan sejumlah pembangunan. Selain itu
hidup membutuhkan perpaduan pemenuhan RTH sejumlah 30 Persen
dengan seluruh stakeholder dan yang disyarakat dalam Undang-
masyarakat untuk bekerjasama dalam Undang Nomor 26 Tahun 2007 masih
mengelola lingkungan. Salah satu belum dapat terpenuhi.
bentuk pencemaran lingkungan Berdasarkan hasil wawancara
diakibatkan oleh limbah (Bahan dapat diketahui bahwa opsi starategi
berbahaya dan beracun). Khusus yang dapat dimunculkan yaitu
untuk kebijakan pada Lahan Terbuka pemanfaatan ruang-ruang terbangun
Hijau menelisik pada kebijakan dengan cara melakukan penanaman
Kepmendagri No. 01/2007, tentang pada atap dan tembok bangunan
selain itu strategi dari segi kebijakan

CosmoGov, Vol.3 No.1, April 2017 7


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

dapat ditempuh dengan mendorong adalah menyediakan lahan terbuka


penyusunan dan penetapan Peraturan hijau pada lahan masyarakat yakni
Daerah terkait dengan RTH dan sejumlah 10 %. Selain mendukung
Rencana Induk RTH agar system Vertikal tersebut juga perlu
perencanaan pembangunan RTH difollow up dengan peneningkatan
memiliki kekuatan hukum melalui partisipasi masyarakat dalam
peran DPRD. mendukung kebijakan lahan terbuka
hijau. Berdasarkan hasil wawancara
2. Berpikir Lagi (Thinking Again) dapat diketahui bahwa system vertical
Berdasarkan hasil wawancara dalam optimalisasi lahan terbuka
dapat diketahui bahwa hasil tinjuan hijau perlu didukung oleh partisipasi
yang dilakukan pemerintah kota aktif masyarakat dengan
masih kesulitan dalam memenuhi mengkontribusikan sebanyak 10%
target RTH dimana kota Makassar lahan mereka untuk lahan terbuka
masih dibawah 10 % dari 30 % hijau disamping itu dorongan berupa
persyaratan yang ada dalam Undang- pemerdayaan komunitas hijau sebagai
Undang Nomor 26 Tahun 2007 bentuk partisipasi masyarakat dalam
Tentang Penataan Ruang. Peninjuan optimalisasi lahan terbuka perlu
dilakukan dengan memaksimal diperkuat oleh pemerintah kota.
pendataan dan mengapdate kembali
ruang terbuka hijau yang ada di Kota 3. Berpikir lintas batas (thinking
Makassar yang mengunakan across)
teknologi dari satelit selain itu juga Berdasarkan hasil wawancara
mendapat klarifikasi langsung dari dapat diketahui bahwa indikator
kelurahan mengenai area lingkungan adopsi dapat dilakukan dengan
terbuka hijau yang ada di Kota mengikuti pola yang digambarkan
Makassar. Berdasarkan hasil oleh Negara lain seperti di Amerika
wawancara dapat diketahui bahwa dan Jepang dimana RTH dibangun
mendesain ulang kebijakan dan melalui ijin sebagai bagian karya
program RTH dapat dilakukan pembangunan dalam artian ada aturan
pemerintah secara sinergis dengan pembatasan perencanaan kota,
tidak terlepas dari strategi istilahnya sub-division control yakni
pengelolaan lingkungan hidup Metode menyisihkan lahan untuk
terpadu lainnya yang difokuskan pada RTH didasarkan pada kriteria dengan
empat aspek pengelolaan, yaitu skala dan tipe karya pembangunan
permasalahan sampah, RTH, kualitas tertentu sesuai yang dikehendaki,
air, dan fasilitas umum lain yang sekaligus merupakan kondisi penting
terkait erat. agar usulan pembangunan disetujui
Berdasarkan hasil wawancara hal ini berlaku di Amerika dan di
dapat diketahui bahwa system baru Jepang juga sangat
yang dapat dilakukan di Kota mempertimbangkan struktur
Makassar dengan mengadakan bangunan di dalamnya yang
strategi vertical garden yang dapat memerlukan proyeksi sebuah area
meningkatkan fungsi RTH namun kosong dan terbuka untuk umum
tidak menambah luasan RTH namun merupakan contoh yang patut untuk
strategi baru yang perlu dipotimalkan ditiru atau di adopsi.

CosmoGov, Vol.3 No.1, April 2017 8


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Berdasarkan hasil wawancara lahan terbuka hijau seperti taman


dapat diketahui bahwa evaluasi yang perkotaan dan hutan kota minimal 30
perlu diperkuat adalah komitmen persen namun hal ini belum dapat
bersama untuk menambah luas lahan terpenuhi di Kota Makassar selain itu
agar mencapai 30 % luas lahan indikator pemahaman pencapaian
terbuka hijau kota selain itu perlunya tujuan belum dapat dikatakan dapat
peningkatan peran pemerintah, dipahami secara menyelurh karena
swasta dan masyarakat yang sinergis masih terbendung oleh arus
untuk mengoptimal Lahan Terbuka urbanisasi perkembangan perkotaan
Hijau Kota Makassar. Berdasarkan seperti pembangunan perumahan dan
hasil wawancara dapat diketahui ruko-ruko selain itu opsi startegi yang
bahwa indikator penyesuaian dapat dimunculkan dalam penelitian
menunjukkan perlunya sosialisasi ini yaitu pemanfaatan ruang-ruang
pada publik megenai pentingnya terbangun dengan cara melakukan
menjaga keseimbangan dan penanaman pada atap dan tembok
keberlangsungan lingkungan kota bangunan selain itu strategi dari segi
melakukan inventarisasi wilayah- kebijakan dapat ditempuh dengan
wilayah yang termasuk sebagai mendorong penyusunan dan
Ruang Terbuka Hijau serta penetapan Peraturan Daerah terkait
melakukan penegakan hukum dengan RTH dan Rencana Induk RTH
disamping itu penyesuaian juga perlu agar perencanaan pembangunan RTH
mempertimbangkan sinergitas antara memiliki kekuatan hukum melalui
pemerintah dan masyarakat melalui peran DPRD.
serangkaian program seperti program Pada variabel berpikir lagi
Lorong garden (Longgar) yang (thinking again) memberikan
sekiranya dapat memberikan gambaran bahwa adanya hasil tinjuan
kontribusi pada optimalisasi RTH yang dilakukan pemerintah kota
Kota Makassar. masih kesulitan dalam memenuhi
target RTH dimana kota Makassar
PEMBAHASAN masih dibawah 10 % dari 30 %
Penelitian ini menunjukkan persyaratan yang ada dalam Undang-
ketiga komponen atau variabel Undang Nomor 26 Tahun 2007
Kapabilitas Dynamic Governance Tentang Penataan Ruang. Peninjuan
Dalam Optimalisasi Pengelolaan dilakukan dengan memaksimal
Lahan Terbuka Hijau Di Kota pendataan dan mengapdate kembali
Makassar yaitu berfikir ke depan ruang terbuka hijau yang ada di Kota
(thinking ahead), berpikir lagi Makassar yang mengunakan
(thinking again), dan berpikir lintas teknologi dari satelit selain itu juga
batas (thinking across) (Aminullah, mendapat klarifikasi langsung dari
2014) diperoleh gambaran bahwa kelurahan mengenai area lingkungan
kemampuan mengantisipasi terbuka hijau yang ada di Kota
merupakan bagian dari komponen Makassar. Kemudian indikator
berfikir ke depan terlihat dari mendesain ulang kebijakan dan
kebijakan pemanfaatan lahan terbuka program RTH dapat dilakukan
hijau wilayah kota (RTHKP) pemerintah secara sinergis dengan
mengharuskan setiap kota memiliki tidak terlepas dari strategi

CosmoGov, Vol.3 No.1, April 2017 9


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

pengelolaan lingkungan hidup dalam artian ada aturan pembatasan


terpadu lainnya yang difokuskan pada perencanaan kota, istilahnya sub-
empat aspek pengelolaan, yaitu division control yakni Metode
permasalahan sampah, RTH, kualitas menyisihkan lahan untuk RTH
air, dan fasilitas umum lain yang didasarkan pada kriteria dengan skala
terkait erat. Berdasarkan Peraturan dan tipe karya pembangunan tertentu
Daerah Kota Makassar Nomor 6 sesuai yang dikehendaki, sekaligus
Tahun 2006 tentang Rencana Tata merupakan kondisi penting agar
Ruang Wilayah Kota Makassar usulan pembangunan disetujui hal ini
Tahun 2005-2015, persentase luas berlaku di Amerika dan di Jepang
Ruang Terbuka Hijau ditargetkan 5% juga sangat mempertimbangkan
dari kawasan pusat kota. Pemanfaatan struktur bangunan di dalamnya yang
Ruang Terbuka Hijau sebagai ruang memerlukan proyeksi sebuah area
public diharapkan dapat berfungsi kosong dan terbuka untuk umum
secara ekologis,sosial/budaya merupakan contoh yang patut untuk
arsitektural ekonomi yang ditiru atau di adopsi. Selanjutnya
meningkatkan kualitas air indikator evaluasi yang perlu
tanah,mencegah banjir mengurangi diperkuat adalah komitmen bersama
polusi udara dan menurunkan untuk menambah luas lahan agar
temperature kota dan menjadikan mencapai 30 % luas lahan terbuka
keteduhan pada Ruang Terbuka Hijau hijau kota selain itu perlunya
sebagai ruang public. (Maruddani, peningkatan peran pemerintah,
dkk 2010) swasta dan masyarakat yang sinergis
Selanjuntnya indikator untuk mengoptimal Lahan Terbuka
menjalankan system baru sebagai Hijau Kota Makassar. Hal sesuai
bagian terakhir dari variabel berpikir dengan konsep governance lebih
lagi (thinking again) menjelaskan merupakan serangkaian proses
adanya vertical system dalam interaksi sosial politik antara
optimalisasi lahan terbuka hijau perlu pemerintahan dengan masyarakat
didukung oleh partisipasi aktif dalam berbagai bidang yang berkaitan
masyarakat dengan dengan kepentingan masyarakat dan
mengkontribusikan sebanyak 10% intervensi pemerintah atas
lahan mereka untuk lahan terbuka kepentingan-kepentingan tersebut
hijau disamping itu dorongan berupa (Sedarmayanti, 2009: 273).
pemerdayaan komunitas hijau sebagai Selanjutnya indikator
bentuk partisipasi masyarakat dalam penyesuaian yang merupakan bagian
optimalisasi lahan terbuka perlu dari variabel berpikir lintas batas
diperkuat oleh pemerintah kota. (thinking across) menunjukkan
Pada variabel berpikir lintas perlunya sosialisasi pada publik
batas (thinking across) diperoleh megenai pentingnya menjaga
gambaran yaitu indikator adopsi keseimbangan dan keberlangsungan
dapat dilakukan dengan mengikuti lingkungan kota melakukan
pola yang digambarkan oleh Negara inventarisasi wilayah-wilayah yang
lain seperti di Amerika dan Jepang termasuk sebagai Ruang Terbuka
dimana RTH dibangun melalui ijin Hijau serta melakukan penegakan
sebagai bagian karya pembangunan hukum disamping itu penyesuaian

CosmoGov, Vol.3 No.1, April 2017 10


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

juga perlu mempertimbangkan dengan mendorong penyusunan dan


sinergitas antara pemerintah dan penetapan Peraturan Daerah terkait
masyarakat melalui serangkaian dengan RTH.
program seperti program Lorong
garden (Longgar) yang sekiranya KESIMPULAN DAN SARAN
dapat memberikan kontribusi pada Kapabilitas Dynamic
optimalisasi Ruang Terbuka Hijau Governance yang ditunjukkan dalam
yang ada di Kota Makassar. penelitian ini mengungkapkan bahwa
Komponen capabilitas mencerminkan adanya antisipasi RTH melalui
bagaimana pola pikir atas dasar tiga kebijakan, pemahaman pencapaian
hal yaitu thinking ahead, thinking tujuan belum dapat dikatakan dapat
again dan thinking across. Thinking dipahami secara menyeluruh namun
ahead menunjukkan kapasitas opsi startegi yang dapat dimunculkan
berpikir dalam merumuskan kondisi dalam penelitian ini yaitu
dimasa mendatang yang mungkin pemanfaatan ruang-ruang terbangun
dapat berdampak pada kondisi dalam dengan cara melakukan penanaman
negeri. Sebaliknya, thinking again pada atap dan tembok bangunan
akan merefleksikan kemampuan dan selain itu strategi dari segi kebijakan
keterbukaan untuk berkaca pada dapat ditempuh dengan mendorong
kebijakan sebelumnya, kemudian penyusunan dan penetapan Peraturan
dievaluasi dan disempurnakan untuk Daerah terkait dengan RTH.
memaksimalisasi pencapaian tujuan. Selanjutnya peninjauan kebijakan
Sementara, thinking across dapat dilakukan dengan memaksimal
merupakan kemampuan dan pendataan dan mengapdate kembali
keterbukaan wawasan dalam ruang terbuka hijau yang ada di Kota
mempelajari pengalaman ide dan Makassar selain itu desain kebijakan
konsep actor-aktor lain. (Kazim, dkk, tidak terlepas dari strategi
2015). pengelolaan lingkungan hidup secara
Pada akhirnya penelitian ini terpadu termasuk didalamnya vertical
menjelaskan adanya vertical system system yang perlu didukung oleh
dalam optimalisasi lahan terbuka partisipasi aktif masyarakat serta
hijau perlu didukung oleh partisipasi sinergitas antara pemerintah dan
aktif masyarakat dengan masyarakat melalui serangkaian
mengkontribusikan sebanyak 10% program seperti program Lorong
lahan mereka untuk lahan terbuka garden (Longgar) yang memberikan
hijau disamping itu dorongan berupa kontribusi pada optimalisasi Ruang
pemerdayaan komunitas hijau sebagai Terbuka Hijau yang ada di Kota
bentuk partisipasi masyarakat dalam Makassar. Program pemerintah kota
optimalisasi lahan terbuka perlu Makassar seperti lorong garden perlu
diperkuat oleh pemerintah kota mendapat dukungan semua pihak
sekaligus memperlihatkan perlunya terutama masyarakat agar
memperlihatkan pemanfaatan ruang- berpartisipasi secara aktif dalam
ruang terbangun dengan cara memaksimal setiap ruang yang ada
melakukan penanaman pada atap dan dilahannya masing-masing agar
tembok bangunan selain itu strategi membantu mengoptimalkan
dari segi kebijakan dapat ditempuh ruang/lahan terbuka hijau di Kota

CosmoGov, Vol.3 No.1, April 2017 11


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Makassar agar sekiranya mampu Koridor Jalan Fatmawati


memaksimal pemenuhan persentasi Semarang. Jurnal Teknik
RTH sesuai kebijakan pemerintah. PWK Volume 2 No. 1.
Semarang : Universitas
DAFTAR PUSTAKA Diponegoro.
Aminullah. 2014. Dynamic Maruddani, dkk. 2010. Pemanfaatan
Governance (Kerangka Ruang Terbuka Hijau Sebagai
Konseptual Melembagakan Ruang Publik Di Makassar
Budaya, Kapabilitas, dan (Kasus : Lapangan
Perubahan). Jurnal Karebosi,Lapangan
Kebangsaan Volume 9 Nomor Hasanuddin,Taman
1 Maret 2014. Fakultas Ilmu Macan,Taman Hasanuddin,
Sosial dan Ilmu Politik Lapangan Andi Matalatta).
Universitas Yudharta Lembaga Penelitian Dan
Pasuruan. Pengabdian Masyarakat
Anwar, Rozan. 2009. Pengembangan (LP2M) Makassar :
Model tentang Pengaruh Able Universitas Hasanuddin.
People dan Agile Process Miles, M dan Huberman, A.M. 2007.
terhadap Dynamic Analisis Data Kualitatif: Buku
Capabilities dalam Proses Sumber Tentang Metode-
Kebijakan Publik (Studi Metode Baru. Jakarta:
Kasus Pelayanan Bidang Universitas Indonesia Press.
Pendidikan di Kabupaten Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi
Jembrana, Propinsi Bali). Penelitian Kualitatif. Bandung:
(Disertasi) Fisip Ilmu Remaja Rosdakarya.
Administrasi. Depok : Pohan, Chairil Anwar. 2014.
Universitas Indonesia Perspektif Kepatuhan Pajak
Creswell, W.J. 2010. Reseach Design Dalam Upaya Pemberantasan
Qualitative and Quantitative Korupsi. Prosiding Seminar
Approach. Penerjemah Achmad STIAMI Volume I, No. 02,
Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Oktober 2014.
Pelajar. Rijal, Syamsu. 2008. Kebutuhan
Hetifa, Sumarto Sj. 2003. Inovasi, Ruang Terbuka Hijau Di Kota
Partisipasi dan Good Makassar Tahun 2017. Jurnal
Governance. Bandung: Hutan dan Masyarakat, Vol.3,
Yayasan Obor Indonesia. No.1. Dosen Fakultas
Kazim, Azhar, dkk. 2015. Kehutanan. Makassar :
Merekonstruksi Indonesia : Universitas Hasanuddin
Sebuah Perjalanan Menuju Sedarmayanti, 2009. Manajemen
Dynamic Governance. Jakarta Sumber Daya Manusia
: PT. Kompas Media Reformasi Birokrasi dan
Nusantara Manajemen Pegawai Negeri
Kusuma, Bagas H. 2013. Sipil. Bandung: Rafika
Ketersediaan Ruang Terbuka Aditama
Hijau Sebagai Penopang
Kawasan Mixed Use Pada

CosmoGov, Vol.3 No.1, April 2017 12


Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Surjadi. 2012. Pengembangan
Kinerja Organisasi Publik.
Refika Aditama. Bandung.
Tahir, Arifin. 2011. Kebijakan Publik
dan Transparasi
Penyelengaraan Pemerintah
Daerah. Jakarta : PT. Pustaka
Indonesia Press
Teguh, Ambar. 2011. Memahami
Good Governance Dalam
Perspektif Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta : Gava
Media
Widodo, Joko. 2008. Good
Governance : Telaah Dan
Dimensi Akuntabilitas
Birokrasi Pada Era
Desentralisasi Dan Otonomi
Daerah. Surabaya : Instan
Cendikia.
Direktorat Jenderal Penataan Ruang
Departemen Pekerjaan
Umum. 2006. Modul Tata
Cara Penyusunan Peraturan
Zonasi, Jakarta : Departemen
Pekerjaan Umum.
Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Perkotaan. Jakarta.
Peraturan Daerah Kota Makassar
Nomor 6 Tahun 2006 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Makassar

CosmoGov, Vol.3 No.1, April 2017 13

Вам также может понравиться