Вы находитесь на странице: 1из 13

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS PELAKSANAAN POSYANDU LANJUT USIA DI


PUSKESMAS BANDARHARJO DAN KROBOKAN KOTA SEMARANG
Ade Kurniasari, Antono Suryoputro, Septo Pawelas Arso, Ayun Sriatmi
Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: adekurniasari08@gmail.com

Abstract: Elderly is someone aged 60 years and over. The increasing number
of elderly has received the attention of the government by making the elderly
health as a priority by the issuance of PMK No. 67 of 2015. The report of the
elderly health service coverage in Semarang City 2017 showed that there
were 8 puskesmas that didn’t reach the target (67%). Puskesmas Bandarharjo
has the lowest coverage and Krobokan has the highest coverage. To increase
this coverage, puskesmas developed posyandu for elderly. A preliminary
study at Puskesmas Bandarharjo showed that the coverage of pre-elderly and
elderly services was below the target, the elderly who were served in the
posyandu were only 41,87%, the coverage of elderly who measured blood
pressure at posyandu was fluctuated, peaking at 30.5% of the total elderly
who were served. This study aims to analyze the implementation of elderly
posyandu in Puskesmas Bandarharjo and Krobokan working area with a
system theory approach. This study uses a qualitative research method with
in-depth interview. Cadres are the main informants, while stakeholder of
elderly programs at puskesmas, stakeholder of elderly program at Semarang
Health Department and the elderly are the triangulation informants. The result
of this study shows that there were similarities in the problems between the
two puskesmas including inadequate human resources, the lack of trainings
for cadres, puskesmas staffs’ tardiness or absence, insufficient funds,
incomplete facilities, the fact that the target of some posyandu is only elderly
and doesn’t include the pre-elderly people, the lack of clarity in terms of
organizational structure, posyandu did not monitor the elderly to check their
Hb and blood glucose, and the lack of community support. Other problems
found in puskesmas Bandarharjo include posyandu which had not been
functioning for one year, the implementation of posyandu that had not been in
accordance with guidelines, and the fact that not all of the cadres were able to
write the report.

Keywords : Elderly Integrated Health Service (Posyandu Lansia),


Puskesmas.

PENDAHULUAN 18,1 juta jiwa atau setara dengan


Lansia / lanjut usia didefinisikan 7,6% dari total penduduk. Jumlah ini
sebagai seseorang yang telah diprediksi akan menjadi 48,2 juta
berusia 60 tahun keatas. jiwa di tahun 2035 dan bahkan lebih
Berdasarkan sensus penduduk banyak daripada populasi lansia di
2010, didapatkan gambaran bahwa wilayah Asia pada tahun 2050
Indonesia merupakan salah satu dari mendatang.1,2 Pada dasarnya,
lima negara yang memiliki lansia semakin bertambah usia maka akan
terbanyak di dunia dengan jumlah semakin berisiko menderita

1
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

permasalahan kesehatan yang Cakupan


terjadi akibat adanya proses Pelayanan
Puskesmas
degenerasi fungsi tubuh. Sehingga, Kesehatan
penyakit yang diderita lansia Lansia
cenderung bersifat tidak menular, Ngaliyan 65,70%
serta multi diagnosis. Jumlah lansia Bulu Lor 62,23%
yang terus bertambah telah Karangdoro 55,34%
mendapat perhatian khusus dari Miroto 50,58%
pemerintah dengan menjadikan Kedungmundu 44,80%
kesehatan lansia sebagai salah satu Poncol 33,99%
bidang yang diprioritaskan, Lamper Tengah 27,30%
dibuktikan dengan adanya komitmen Bandarharjo 10,03%
nasional dalam memperhatikan Tabel tersebut menunjukkan
kesejahteraan lanjut usia termasuk bahwa cakupan terendah berada di
status kesehatan lanjut usia. Puskesmas Bandarharjo. Sementara
Pemerintah juga mengembangkan itu, puskesmas dengan cakupan
puskesmas dengan konsep ramah pelayanan kesehatan lansia tertinggi
lansia yang menyediakan pelayanan adalah Puskesmas Krobokan.
kesehatan paripurna bagi penduduk Dalam rangka meningkatkan
usia lanjut.3 Di Jawa Tengah, cakupan pelayanan kesehatan
puskesmas yang telah menjalankan lansia, Puskesmas juga
konsep ramah lansia berjumlah 73 mengembangkan kegiatan posyandu
Puskesmas. Sementara itu, semua lansia baik untuk lansia itu sendiri
Puskesmas di Kota Semarang telah maupun pra-lansia sesuai dengan
menerapkan konsep ramah lansia.4 Peraturan Menteri Kesehatan No. 67
Mengacu pada profil kesehatan Tahun 2015.7 Namun, berdasarkan
provinsi Jawa Tengah, didapatkan hasil studi pendahuluan yang
data cakupan pelayanan kesehatan dilakukan kepada pemegang
lansia di Jawa Tengah tahun 2017 program lansia puskesmas
sebesar 53,02% masih berada Bandarharjo, didapatkan informasi
dibawah target 60%. Kota Semarang bahwa pelaksanaan posyandu lansia
merupakan salah satu wilayah masih belum optimal. Pelaksanaan
dengan cakupan pelayanan (implementasi) program merupakan
kesehatan lansia yang telah suatu cara untuk mencapai tujuan
mencapai target, yaitu sebesar yang telah ditetapkan. Salah satu
98.67%.5 Namun berdasarkan tujuan penyelenggaraan posyandu
laporan cakupan pelayanan lansia ini adalah untuk meningkatkan
kesehatan lansia Kota Semarang cakupan pelayanan kesehatan
tahun 2017 didapatkan data bahwa lansia. Namun cakupan pelayanan
dari seluruh puskesmas yang ada di pra lansia yang dilayani sebesar
kota Semarang. masih terdapat 8 37,85% masih berada dibawah
puskesmas yang belum mencapai target 40%. Begitu pula dengan
target Renstra Kota Semarang cakupan pelayanan lansia sebesar
(67%). Puskesmas tersebut 57,79% masih berada dibawah
6
diantaranya : target 65%. Selain itu, lansia yang
Tabel 1.1 Daftar Puskesmas dengan dibina posyandu 41,87% dari total
cakupan pelayanan dibawah target lansia yang ada di wilayah kerja
renstra Dinkes Kota Semarang 2017 Puskesmas. Lansia maupun pra-
lansia yang melakukan pengukuran
tekanan darah di posyandu setiap

2
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

bulannya pun bersifat fluktuatif Puskesmas Krobokan adalah 13


dengan pencapaian tertinggi sekitar hingga 20 orang yang dipilih dengan
30,5% dari total lansia yang dibina. mengambil perwakilan dari masing-
Kondisi posyandu lansia ini apabila masing RT dimana kader biasanya
ditinjau sebagai suatu sistem, berasal dari pengurus PKK maupun
berkaitan dengan ketersediaan input FKK.
yang akan mempengaruhi proses Jumlah kader posyandu di kedua
pelaksanaan posyandu lansia itu wilayah kerja Puskesmas tersebut
sendiri. sudah melebihi jumlah yang
Pelaksanaan posyandu lansia dianjurkan dalam pedoman
ini perlu diteliti mengingat peran pelaksanaan posyandu lansia,
posyandu lansia sangat penting dimana setiap posyandu minimal
dalam upaya deteksi dini secara harus terdapat 5 orang kader.
rutin terhadap penyakit yang Namun, setelah dilakukan konfirmasi
diderita. Apabila ditemukan dengan pemegang program lansia
permasalahan kesehatan, lansia dan Puskesmas Bandarharjo, jumlah
pra-lansia dapat segera dirujuk ke kader aktif posyandu lansia yang
puskesmas maupun rumah sakit, terdata adalah 98 orang dengan total
sehingga tidak akan terlambat 14 posyandu lansia. Apabila jumlah
mendapatkan penanganan. minimal kader di masing-masing
Penelitian ini menggunakan posyandu adalah 9 orang, maka
pendekatan kualitatif dengan metode seharusnya kader aktif yang terdata
wawancara mendalam (in-depth adalah 126 orang. Begitu pula
interview) kepada kader posyandu dengan kondisi di Puskesmas
lansia sebagai informan utama. Krobokan, dimana setelah dilakukan
Sedangkan informan triangulasi konfirmasi dengan pemegang
dalam penelitian ini melibatkan program lansia Puskesmas
pemegang program lansia di Krobokan, jumlah kader yang aktif
Puskesmas Bandarharjo maupun adalah 109 orang dengan total 18
Krobokan, pemegang program posyandu lansia. Apabila jumlah
lansia di Dinas Kesehatan Kota minimal kader di masing-masing
Semarang,serta lansia. posyandu adalah 13 orang, maka
seharusnya kader aktif yang
HASIL DAN PEMBAHASAN terdaftar adalah 234 orang. Kondisi
Variabel Masukan ini menunjukkan bahwa tidak semua
a. Sumber Daya Manusia kader yang dikatakan oleh informan
Sumber daya manusia dalam utama berstatus aktif.
penelitian ini adalah pelaksana Selanjutnya pada aspek
posyandu lansia yang terdiri dari kehadiran petugas Puskesmas,
kader serta petugas kesehatan dari masih ditemukan kondisi dimana
puskesmas dengan melihat aspek petugas terlambat bahkan tidak
ketersediaan, kecukupan, serta hadir dalam pelaksanaan posyandu
karakteristik sumber daya manusia dengan alasan terdapat kegiatan lain
(meliputi tingkat pendidikan serta baik didalam gedung maupun diluar
kompetensi yang diukur dari gedung. Sementara itu, ketika
pendidikan dan pelatihan). dilakukan konfirmasi kepada
Rata-rata rata-rata jumlah kader pemegang program lansia di
posyandu di wilayah kerja Puskesmas, dikatakan bahwa tugas
Puskesmas Bandarharjo adalah 9 petugas puskesmas untuk membina
hingga 16 orang, sedangkan di posyandu sudah terjadwal. Jika ada

3
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

petugas yang tidak dapat hadir Puskesmas. Sementara itu apabila


dalam pelaksanaan posyandu, maka mengacu pada pedoman
akan digantikan oleh petugas pelaksanaan posyandu lansia, dana
lainnya. Namun pada kenyataanya posyandu tidak hanya dapat berasal
masih ditemukan kondisi petugas dari iuran atau donatur dari warga
tidak hadir dalam pelaksanaan dan bantuan dari dunia usaha saja,
posyandu. melainkan dapat berasal dari usaha
Selanjutnya, karakteristik kader mandiri posyandu, bantuan dari
yang dilihat dari rata-rata pendidikan kelurahan, serta subsidi
kader posyandu lansia di wilayah pemerintah.8
kerja Puskesmas Bandarharjo
adalah minimal SD dan maksimal c. Sarana dan Prasarana
SMA/SLTA, sedangkan di Krobokan Sarana dan prasarana
adalah SMP-SMA/SLTA. Pada merupakan semua perlengkapan
aspek diklat, belum terdapat yang dibutuhkan dalam
pelatihan bagi kader posyandu penyelenggaraan posyandu lansia
lansia di Puskesmas Bandarharjo. dengan melihat aspek ketersediaan
Namun kader pernah diberi dan kelayakan. Mengacu pada
sosialisasi. Sedangkan di pedoman pelaksanaan posyandu
Puskesmas Krobokan, beberapa lansia, sarana prasarana meliputi
kader yang sudah mendapat ruangan; formulir registrasi lansia;
pelatihan menggunakan tensimeter alat pengukur tinggi badan, berat
digital serta cara mengetahui gejala badan, tekanan darah, gula darah,
demensia. hemoglobin; PMT; dan formulir
pencatatan.8 Pada sub variabel ini,
b. Sumber Dana masih terdapat ketidaklengkapan
Sumber dana dalam hal ini sarana dan prasarana di beberapa
merupakan sejumlah dana yang posyandu Puskesmas Bandarharjo
dibutuhkan untuk penyelenggaraan seperti tidak adanya alat
posyandu lansia dengan melihat pemeriksaan gula darah dan
aspek ketersediaan dan hemoglobin; tidak semua posyandu
kecukupannya. Dana posyandu memiliki tensimeter, timbangan, dan
lansia utamanya bersumber dari alat pengukur tinggi badan; serta
swadaya masyarakat dengan PMT tidak selalu disediakan dengan
mekanisme iuran rutin yang alasan keterbatasan dana.
diberikan pada saat pelaksanaan Sedangkan di Puskesmas Krobokan
posyandu maupun dikumpulkan per terdapat beberapa posyandu yang
RT. Beberapa posyandu lansia di juga belum memiliki kelengkapan
wilayah kerja Puskesmas Krobokan sarana prasarana seperti alat
pernah menerima bantuan dari pemeriksaan gula darah dan
Bapermasper serta Angkasapura, hemoglobin. Sarana prasarana yang
dan pernah mendapat donasi dari masih dirasa kurang layak di
warga setempat. Sedangkan posyandu wilayah kerja kedua
pemerintah kota maupun Puskesmas adalah alat penimbang
Puskesmas tidak pernah berat badan yang kurang akurat.
memberikan bantuan dana bagi Selanjutnya semua informan
posyandu lansia di kedua wilayah utama dari Puskesmas Bandarharjo
Puskesmas ini. Selanjutnya dana maupun Krobokan menyatakan
posyandu dirasa masih belum bahwa segala macam obat sudah
mencukupi di kedua wilayah kerja tidak disediakan di posyandu. Hal ini

4
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

sesuai dengan pernyataan balita. Kerusakan tersebut


pemegang program lansia di disebabkan oleh balita yang terlalu
Puskesmas. Menanggapi hal keras menginjak timbangan.
tersebut, pemegang program lansia Kemudian menurut informan
Dinas Kesehatan Kota Semarang triangulasi pemegang program
menyatakan bahwa obat dan vitamin lansia Puskesmas Krobokan,
sudah tidak disediakan di posyandu terdapat laporan dari kader
lansia sejak tahun 2008/2009/2010. mengenai adanya tensimeter yang
Hal ini terkait dengan kondisi dimana rusak. Kemudian ketika ditelusuri
saat ini masyarakat bisa kembali informasi kepada informan
memperoleh obat di puskesmas utama, ternyata tensimeter tersebut
secara gratis, serta pengawasan masih dapat berfungsi. Hanya saja
obat akan lebih mudah di kader yang menggunakan
puseksmas daripada di posyandu. tensimeter tersebut tidak mampu
Pada aspek kelayakan sarana menangkap suara denyut nadi
prasarana, satu informan utama dari melalui tensimeter manual tersebut.
Puskesmas Bandarharjo Sementara itu, menurut salah
menyatakan bahwa terdapat gedung seorang informan triangulasi lansia
posyandu lansia yang kurang layak dikatakan bahwa gedung posyandu
karena berada dibawah jalan lansia sudah nyaman meskipun
sehingga perlu diperbaiki agar lansia menumpang di rumah warga, karena
merasa nyaman. Kemudian terdapat tetap disediakan kursi untuk
informan utama yang menyatakan menunggu. Sedangkan satu
bahwa ada alat penimbang berat informan lainnya menyatakan bahwa
badan yang tidak valid. Hal tersebut gedung posyandu lansia dirasa
dibuktikan dengan terdapat kurang nyaman karena masih
beberapa lansia yang melakukan menumpang di rumah warga.
penimbangan berat badan di Sementara itu, menurut
Puskesmas dan posyandu dan pemegang program lansia Dinas
menunjukkan hasil yang berbeda. Kesehatan Kota Semarang, terdapat
Ketika dilakukan konfirmasi dengan laporan terkait kekurangan maupun
pemegang program lansia kelayakan peralatan di posyandu
Puskesmas Bandarharjo, dikatakan lansia, akan tetapi hanya berupa
bahwa peralatan yang tersedia laporan verbal dan bukan laporan
masih layak. Selain itu didapatkan tertulis.
pula informasi dari dua informan
triangulasi lansia, yang menyatakan d. Metode
bahwa alat penimbang berat badan Metode dalam hal ini diartikan
pernah mengalami kerusakan, akan sebagai ketersediaan dokumen yang
tetapi sudah mendapat alat baru. berisi prosedur penyelenggaraan
Serta terdapat dua informan lansia posyandu lansia. Kondisi di
yang menyatakan bahwa gedung Puskesmas Bandarharjo maupun
posyandu dirasa sudah nyaman. Krobokan sama, yaitu sudah
Sedangkan dua informan dari terdapat pedoman pelaksanaan
Puskesmas Krobokan menyatakan posyandu lansia namun tidak
bahwa beberapa alat penimbang diberikan oleh Puskesmas kepada
berat badan kurang akurat bahkan kader dalam bentuk dokumen,
ada yang dalam kondisi rusak melainkan melalui sosialisasi atau
karena alat penimbang berat badan ceramah. Menurut pemegang
tersebut juga digunakan di posyandu program lansia Puskesmas

5
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Bandarharjo didapatkan informasi definisi posyandu lansia, tujuan,


bahwa tidak terdapat SOP untuk sasaran maupun kegiatan yang
kader posyandu secara langsung dilakukan dalam posyandu.
karena sudah terdapat SOP Selanjutnya kelurahan akan
posyandu lansia yang diberikan menyampaikan informasi kepada
kepada petugas Puskesmas yang RW hingga ke RT untuk kemudian
kemudian prosedur pelaksanaan dibentuk pengurus posyandu lansia.
posyandu akan disampaikan kepada Perencanaan kegiatan posyandu
kader dengan metode sosialsiasi. lansia dikedua puskesmas sudah
Sementara itu terdapat perbedaan sesuai dengan pedoman, yaitu
informasi antara informan utama dilakukan oleh pengurus internal
dengan pemegang program lansia serta melibatkan puskesmas melalui
Puskesmas Krobokan yang rapat koordinasi rutin setiap
menyatakan bahwa SOP pernah bulannya. Penentuan jadwal
diberikan ke masing-masing posyandu pun dikoordinasikan oleh
posyandu. kedua belah pihak, pihak kader
Ketersediaan SOP sangat maupun Puskesmas. Namun masih
diperlukan dalam pelaksanaan suatu terdapat ketidaksesuaian pada
kebijakan program. Hal ini didukung aspek sasaran dimana ada
oleh Any Isro’aini yang dalam beberapa informan utama dari
penelitiannya menyatakan bahwa Puskesmas Bandarharjo dan
SOP berisi suatu kegiatan rutin yang Puskesmas Krobokan yang
memungkinkan para pelaksana menganggap bahwa sasaran
kebijakan menjalankan kegiatannya posyandu lansia hanya lansia
sesuai dengan standar minimum berusia 60 tahun keatas saja.
yang telah ditetapkan. Penelitian Beberapa posyandu lansia di
tersebut juga dapat membuktikan Puskesmas Bandarharjo, pra lansia
bahwa struktur birokrasi yang baik belum diperbolehkan untuk
akan menimbulkan implementasi memanfaatkan pelayanan posyandu.
posyandu lansia yang baik pula. Sedangkan di Puskesmas Krobokan,
Struktur birokrasi yang dimaksud pra lansia memang bukan
dalam penelitian ini adalah merupakan sasaran posyandu,
ketersediaan SOP serta koordinasi namun jika mereka ingin
antar kader posyandu.9 memeriksakan tekanan darah maka
akan dilayani.
Variabel Proses
a. Perencanaan b. Pengorganisasian
Perencanaan merupakan proses Pengorganisasian dalam hal ini
penyusunan konsep dan kegiatan merupakan ketersediaan struktur
yang dapat digunakan sebagai organisasi serta pembagian tugas
acuan pelaksanaan posyandu lansia pelaksana posyandu lansia, berikut
meliputi pembentukan posyandu dengan koordinasi rutinnya.
lansia, penentuan pihak yang terlibat Pada aspek ketersediaan struktur
dalam perencanaan, target sasaran, organisasi, terdapat beberapa
serta jadwal pelaksanaan. posyandu di kedua wilayah kerja
Pembentukan posyandu lansia di Puskesmas dengan struktur
kedua wilayah kerja Puskesmas organisasi yang bergabung dengan
dilakukan dengan pendekatan posyandu balita. Namun ada pula
puskesmas kepada warga melalui posyandu lansia yang telah memiliki
sosialisasi kepada kelurahan terkait struktur organisasi sendiri tetapi

6
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

orang yang terlibat tetap sama dan bahwa jika alat penimbang berat
hanya dibedakan dari sisi jabatan. badan error, maka tidak dilakukan
Hal ini menunjukkan bahwa kader penimbang berat badan.
memiliki beban kerja ganda yaitu Selanjutnya, semua informan
pada posyandu lansia serta balita. mengatakan bahwa pemeriksaan
Selanjutnya, pengkoordinasian gula darah dan Hb tidak dilakukan di
antara pengurus internal posyandu posyandu melainkan di Puskesmas.
dengan puskesmas sudah dapat Hasil pemeriksaannya pun tidak
dikatakan baik karena selalu dicatat oleh kader. Setelah dilakukan
dilaksanakan pertemuan rutin setiap konfirmasi dengan pemegang
bulannya di puskesmas. Begitu pula program lansia Puskesmas
dengan rapat koordinasi antar Bandarharjo, didapatkan informasi
pegurus internal posyandu juga bahwa kegiatan di posyandu lansia
dilaksanakan seiap bulannya. sama seperti posyandu balita yang
Namun di wilayah kerja Puskesmas terdiri dari lima meja, yaitu meliputi
Bandarharjo tidak semua posyandu penimbangan, pengukuran tinggi
mengadakan rapat koordinasi badan, pemeriksaan tekanan darah,
internal pengurus tersebut. konseling, serta pemberian makanan
tambahan (PMT). Akan tetapi
c. Pelaksanaan pengukuran tinggi badan tidak
Pelaksanaan merupakan seluruh dilakukan setiap bulan melainkan
aktivitas posyandu lansia oleh kader setiap tahun, sesuai dengan
maupun petugas kesehatan dari pernyataan dari pemegang program
puskesmas sesuai dengan lansia Dinas Kesehatan Kota
perencanaan dan pengorganisasian Semarang. Hal ini menunjukkan
yang telah dilakukan sebelumnya. bahwa masih terdapat beberapa
Berdasarkan pedoman pelaksanaan kegiatan yang tidak dilakukan di
posyandu lansia, kegiatan yang posyandu namun tidak diketahui
dilakukan terdiri dari 5 meja yakni oleh pemegang program.
pendaftaran pra lansia maupun Selain itu ditemukan beberapa
lansia; penimbangan berat badan, kendala dalam pelaksanaan
mengukur tinggi badan, mengukur posyandu lansia di wilayah kerja
tekanan darah lansia, menghitung Puskesmas Bandarharjo yang
IMT, serta mencatat hasil berkaitan dengan aspek
pengukuran; pemeriksaan tekanan ketersediaan dana yang kurang
darah, gula darah, hemoglobin, serta mencukupi, tugas administratif yang
pemberian vitamin; konseling; serta hanya dibebankan pada satu pihak,
pemberian makanan tambahan ketidakhadiran kader dalam
8
(PMT). posyandu, serta keterlambatan
Menurut informan utama maupun ketidakhadiran petugas
Puskesmas Bandarharjo, kegiatan puskesmas. Selain itu terdapat satu
posyandu lansia hanya terdiri dari informan dari Puskesmas
pendaftaran, penimbangan berat Bandarharjo yang menyatakan
badan dan pemeriksaan tekanan bahwa posyandu lansia di satu
darah oleh petugas Puskesmas; kelurahan sudah satu tahun tidak
Konseling kesehatan dari dilaksanakan dengan alasan
Puskesmas maupun kader tidak kekurangan tenaga kader serta
selalu dilakukan; serta PMT hanya ketiadaan dana. Sedangkan ketika
diberikan jika memiliki dana. Lalu dilakukan konfirmasi dengan
terdapat informan yang menyatakan pemegang program lansia

7
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Puskesmas Bandarharjo tidak Puskesmas Bandarharjo.


terdapat kendala dalam pelaksanaan Sedangkan pemeriksaan Hb dan
posyandu lansia. Namun ketika gula darah tidak dilakukan di
dilakukan konfirmasi kepada salah posyandu melainkan di puskesmas.
seorang lansia, didapatkan informasi Hasil pemeriksaan tersebut akan
bahwa petugas puskesmas pernah dicatat oleh kader supaya dapat
datang terlambat sedangkan yang terpantau perkembangan status
melakukan pemeriksaan tekanan kesehatan lansia.
darah adalah petugas puskesmas. Selanjutnya menurut informan
Sehingga jika lansia malas untuk utama Puskesmas Krobokan,
menunggu kehadiran petugas, maka terdapat kendala dalam pelaksanaan
lansia langsung pulang tanpa posyandu lansia diantaranya
mendapat pemeriksaan tekanan ketidakhadiran kader dalam
darah. Informan lansia lainnya posyandu, tidak semua lansia mau
menyatakan bahwa hanya terdapat memanfaatkan pemeriksaan
satu tensimeter di posyandu. kesehatan tetapi justru hanya
Terkadang jika lansia malas untuk meminta PMT, serta hanya orang-
mengantri, maka lansia tersebut orang tertentu saja yang bersedia
langsung pulang. menjadi kader, sehingga tidak ada
Sementara itu menurut seluruh yang bersedia menggantikan peran
informan utama Puskesmas kader tersebut. Setelah dilakukan
Krobokan, didapatkan informasi konfirmasi dengan pemegang
kegiatan posyandu lansia terdiri dari program lansia Puskesmas
pendaftaran, penimbangan berat Krobokan, dikatakan bahwa tidak
badan, pemeriksaan tekanan darah ada kendala yang berarti dalam
oleh kader maupun petugas posyandu lansia. Kendala yang
Puskesmas, konseling, serta PMT. muncul hanya seputar
Selanjutnya, salah seorang informan keterlambatan kader dalam
menyatakan bahwa pemeriksaan Hb memberikan laporan posyandu.
dan gula darah, namun sebagian Sementara itu ketika dilakukan
besar lansia tidak mau konfirmasi terhadap lansia,
memanfaatkan pelayanan tersebut didapatkan informasi bahwa merasa
karena harus membayar sebesar Rp kurang nyaman dengan gedung
10.000,00. Sementara itu, informan posyandu yang masih menumpang
lain mengatakan bahwa di rumah warga.
pemeriksaan gula darah dan Hb
tidak dilakukan di posyandu d. Penilaian
melainkan di Puskesmas. Hasil Penilaian dalam hal ini
pemeriksaannya yang dilakukan merupakan mekanisme monitoring
oleh lansia akan dicatat oleh kader dan evaluasi (monev) posyandu
pada saat posyandu lansia bulan lansia yang dilakukan dengan
berikutnya. Sedangkan menurut melihat aspek ada tidaknya monev
pemegang program lansia berikut dengan bentuk kegiatan
Puskesmas Krobokan, kegiatan monev, serta pihak yang terlibat.
posyandu lansia sama dengan Menurut salah seorang informan dari
posyandu balita yang ditambah Puskesmas Bandarharjo, monev
pemeriksaan tekanan darah. Namun dilakukan dengan melihat laporan
pengukuran tinggi badan tidak posyandu lansia. Namun,
dilakukan setiap bulan, hal ini serupa puskesmas tidak melakukan monev
dengan kondisi posyandu lansia di jika tidak ada laporan dari kader

8
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

yang diberikan ke Puskesmas. kader sudah terlalu banyak.


Sedangkan informan lainnya Sedangkan informan lain
menyatakan tidak ada monev dari menyatakan bahwa belum ada
Puskesmas. Petugas puskesmas upaya tindak lanjut dari puskesmas
hanya datang dalam pelaksanaan mengenai hasil penilaian posyandu
posyandu lansia saja. Serta terdapat lansia. Hal ini sesuai dengan
satu informan yang menyatakan pernyataan pemegang program
bahwa lansia kurang diprioritaskan lansia Puskesmas Bandarharjo.
oleh Puskesmas. Sementara itu selain itu puskesmas juga
menurut pernyataan informan utama memberikan reward berupa rekreasi
dari Puskesmas Krobokan, monev kader.
dilakukan ketika posyandu Sementara itu, dua informan dari
berlangsung dan melalui laporan Puskesmas Krobokan menyatakan
posyandu lansia. Setelah dilakukan bahwa biasanya puskesmas
konfirmasi kepada pemegang membawa vitamin untuk lebih
program lansia Puskesmas menarik perhatian lansia agar mau
Bandarharjo maupun Puskesmas datang ke posyandu. Sedangkan
Krobokan, didapatkan informasi satu informan lainnya menyatakan
bahwa monitoring dan evaluasi bahwa puskesmas menyampaikan
dilakukan dengan melihat cakupan ke kader untuk tidak memberikan
pelayanan yang berasal dari laporan PMT kepada lansia sebelum lansia
kegiatan posyandu lansia. Lalu tersebut mendapatkan pemeriksaan
dikatakan bahwa Dinas Kesehatan tekanan darah. Hal ini sejalan
juga ikut serta dalam monev dengan dengan pernyataan informan
melakukan kunjungan langsung ke triangulasi pemegang program
posyandu lansia secara acak. Hal ini lansia yang menyatakan bahwa
sesuai dengan pernyataan tindak lanjut dari puskesmas
pemegang program lansia Dinas terhadap hasil evaluasi posyandu
Kesehatan Kota Semarang yang lansia diantaranya dalam rangka
menyatakan bahwa evaluasi lebih menarik perhatian lansia, maka
posyandu lansia dilakukan dengan petugas akan membawa vitamin.
datang secara langsung, tetapi pada Dalam rangka mempertahankan
beberapa posyandu saja. Sementara kader, maka puskesmas memberi
itu evaluasi dengan Puskesmas reward berupa rekreasi maupun
dilakukan melalui tiga kali pertemuan diikutsertakan dalam sosialisasi
dalam satu tahun. yang diselenggarakan oleh Dinas
Selanjutnya, pada aspek tindak Kesehatan.
lanjut dari penilaian yang dilakukan
oleh pihak puskesmas, salah Variabel Lingkungan
seorang informan dari Puskesmas Variabel lingkungan dalam hal
Bandarharjo menyatakan bahwa ini didefinisikan sebagai Elemen
Puskesmas selalu menyampaikan diluar posyandu lansia yang dapat
kepada kader untuk mengaktifkan memberikan pengaruh teradap
kembali posyandu lansia yang sudah penyelenggaraan posyandu lansia.
tidak berjalan selama satu tahun di Elemen ini dilihat dari aspek
salah satu kelurahan. Namun pada dukungan keluarga lansia serta
kenyataannya posyandu belum dukungan masyarakat sekitar baik di
mampu diaktifkan kembali dengan tingkat RT maupun RW.
alasan keterbatasan jumlah kader Dukungan keluarga dari kedua
karena kegiatan UKBM yang diampu puskesmas dirasa kurang. Keluarga

9
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

lansia tidak senantiasa mengajak pendekatan variabel masukan,


atau mengantar lansia ke posyandu proses, dan lingkungan. Terdapat
meskipun terdapat beberapa beberapa persamaan dalam
keluarga yang cukup mendukung permasalahan yang muncul yaitu
dengan cara mengantar lansia ke pada aspek ketersediaan sumber
posyandu. Sedangkan dukungan daya manusia yaitu kader yang tidak
masyarakat sekitar, dapat semuanya berstatus aktif, belum
disimpulkan terdapat beberapa pihak semua kader mendapatkan
yang cukup mendukung dan ada pelatihan mengenai pemeriksaan
pula yang bersikap biasa saja. kesehatan maupun pencatatan
Dukungan yang muncul dari pelaporan kegiatan posyandu,
masyarakat di wilayah kerja keterlambatan serta ketidakhadiran
Puskesmas Bandarharjo berupa petugas puskesmas dalam
ketua RT yang biasanya turut pelaksanaan posyandu,
mengingatkan agar keluarga ketidakcukupan dana,
maupun masyarakat disekitar lansia ketidaklengkapan sarana prasarana,
mengajak lansia tersebut datang ke sasaran beberapa posyandu hanya
posyandu, lalu dukungan di tingkat lansia saja, struktur organisasi masih
RT dan RW diberikan dalam bentuk bergabung dengan posyandu balita
bantuan dana, serta dukungan dari yang menimbulkan beban kerja
tingkat kelurahan berupa ganda pada kader, posyandu tidak
penyediaan fasilitas untuk senam memonitor lansia untuk melakukan
lansia maupun penyampaian pemeriksaan hemoglobin dan gula
informasi terkait kesehatan dari darah, dukungan masyarakat dalam
Dinas Kesehatan. Sementara itu, hal pendanaan dirasa kurang. Lalu
dukungan dari masyarakat di permasalahan lain dalam
wilayah kerja Puskesmas Krobokan pelaksanaan posyandu lansia di
diantaranya bantuan dana dari Puskesmas Bandarharjo yaitu
warga di tingkat RT maupun RW, terdapat posyandu yang sudah tidak
ajakan agar lansia menghadiri berjalan selama satu tahun,
posyandu, bantuan tenaga dalam pelaksanaan posyandu belum
melakukan pemeriksaan tekanan sesuai dengan pedoman yang ada,
darah tinggi mengingat beberapa serta tidak semua kader mampu
warga berprofesi sebagai dokter, melakukan pencatatan. Sedangkan
serta kader yang biasanya permasalahan lain yang muncul di
mengingatkan baik secara langsung posyandu lansia wilayah kerja
maupun melalui whatsapp group. Puskesmas Krobokan adalah tidak
Sedangkan dukungan dari tingkat semua lansia mau memeriksakan
kelurahan berupa penyampaian kesehatan tetapi hanya meminta
informasi yang didapatkan dari PMT.
Dinas Kesehatan maupun
Puskesmas. SARAN
Berdasarkan penelitian yang
KESIMPULAN telah dilakukan, peneliti memberikan
Pelaksanaan posyandu lansia di saran-saran untuk perbaikan
Puskesmas Bandarharjo maupun pelaksanaan posyandu lansia yaitu :
Puskesmas Krobokan belum 1. Bagi Dinas Kesehatan
berjalan dengan optimal karena a. Memberikan penghargaan
masih terkendala pada beberapa bagi kader posyandu lansia
aspek yang ditinjau menurut teraktif.

10
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

bersamaan dengan posbindu


2. Bagi Puskesmas Bandarharjo PTM mengingat kegiatan
a. Memberikan penghargaan yang dilakukan hampir sama
kepada posyandu dengan yaitu berkonsep deteksi dini,
kader teraktif berupa serta penyakit yang diderita
pemberian tensimeter digital. lansia pada umumnya adalah
b. Meningkatkan kerjasama penyakit tidak menular dan
dengan tokoh masyarakat degeneratif.
agar bersedia memberikan
dukungan lebih bagi 3. Bagi Puskesmas Krobokan
posyandu lansia, utamanya a. Memberikan penghargaan
dukungan finansial maupun kepada posyandu dengan
sarana prasarana seperti kader teraktif berupa
tensimeter digital. pemberian tensimeter digital.
c. Mengedukasi kader kembali b. Meningkatkan kerjasama
dengan memberikan dengan tokoh masyarakat
sosialisasi mengenai sasaran agar bersedia memberikan
posyandu lansia, kegiatan dukungan lebih bagi
yang dilakukan dalam posyandu lansia, utamanya
posyandu lansia sesuai dukungan finansial maupun
pedoman, tujuan kegiatan sarana prasarana seperti
tersebut; serta memberikan tensimeter digital.
pelatihan terkait cara c. Mengedukasi kader kembali
menggunakan alat untuk dengan memberikan
deteksi din maupun sosialisasi mengenai sasaran
pencatatan posyandu. posyandu lansia, kegiatan
d. Menghimbau kader untuk yang dilakukan dalam
merujuk lansia dengan posyandu lansia sesuai
tekanan darah tinggi agar pedoman, tujuan kegiatan
memeriksakan kondisi tersebut; serta memberikan
kesehatannya lebih lanjut ke pelatihan terkait cara
puskesmas (gula darah, menggunakan alat untuk
hemoglobin) serta deteksi din maupun
memonitoring data hasil pencatatan posyandu.
pemeriksaannya, sehingga d. Menghimbau kader untuk
dapat dilihat perkembangan merujuk lansia dengan
periodik kondisi kesehatan tekanan darah tinggi agar
lansia tersebut. memeriksakan kondisi
e. Meningkatkan koordinasi kesehatannya lebih lanjut ke
terkait jadwal posyandu puskesmas (gula darah,
dengan kader maupun antar hemoglobin) serta
petugas yang berkewajiban memonitoring data hasil
melakukan pembinaan pemeriksaannya, sehingga
posyandu, sehingga petugas dapat dilihat perkembangan
Puskesmas dapat selalu hadir periodik kondisi kesehatan
dalam pelaksanaan posyandu lansia tersebut.
lansia. e. Meningkatkan koordinasi
f. Merevitalisasi posyandu terkait jadwal posyandu
lansia yang sudah tidak aktif dengan kader maupun antar
untuk dapat diselenggarakan petugas yang berkewajiban

11
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

melakukan pembinaan Usia. Jakarta: Komnas Lansia.


posyandu, sehingga petugas 2010.
Puskesmas dapat selalu hadir 9. Isro’aini, Any. Analisis
dalam pelaksanaan posyandu Implementasi Posyandu Lansia
lansia. Oleh Kader di Kabupaten
Jombang. (Tesis). Semarang:
4. Bagi Peneliti Lain Universitas Diponegoro; 2016.
a. Diperlukan analisis lebih lanjut
mengenai faktor apa saja
yang mempengaruhi keaktifan
kader posyandu lansia.
b. Diperlukan analisis lebih lanjut
mengenai faktor apa saja
yang mempengaruhi lansia
dan pra lansia dalam
memanfaatkan pelayanan di
posyandu.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Gambaran
Kesehatan Lanjut Usia di
Indonesia. 2013.
2. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Elderly
Condition in Indonesia. 2016.
https://doi.org/ISSN 2442-7659
3. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Gambaran
Kesehatan Lanjut Usia di
Indonesia; 2013.
4. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Situasi dan
Analisis Lanjut Usia. 2014.
5. Dinas Keseatan Provinsi Jawa
Tengah. Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah Tahun
2016.
6. Dinas Kesehatan Kota
Semarang. Laporan Tahunan
Bidang Kesehatan Masyarakat
2017.
7. Peraturan Menteri Kesehatan
No. 67 tentang Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Lanjut
Usia di Pusat Kesehatan
Masyarakat.
8. Komnas Lansia. Pedoman
Pelaksanaan Posyandu Lanjut

12
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

13

Вам также может понравиться