Вы находитесь на странице: 1из 7

STUDI PENGGUNAAN KALSIUM KARBONAT ATAU TRIKALSIUM

FOSFAT DAN KONSENTRASI AGAR TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA


DAN ORGANOLEPTIK SOYGURT BERKALSIUM TINGGI

(Calcium carbonate or tricalcium phosphate and agar’s concentration effect


on physiochemical and sensory characteristics of high calcium soygurt)

Grace Evekyn Josaphata, Indah Kuswardania*, Maria Matoetina Suprijonoa

a Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Indonesia

* Penulis korespondensi
Email: kuswardaniindah@yahoo.com

ABSTRACT
Soymilk has beany flavor and lack of calcium content which can be improved by fermentation of soymilk
becoming set soygurt and calcium fortification using calcium carbonate or tricalcium phosphate. The
differences of calcium salts may affect the soymilk colloid system, therefore it needs a stabilizer, for
example agar. Then, a study of the use of calcium salts and appropriate agar concentration to produce a
high calcium set soygurt is needed. The experimental was Randomized Block Design using factor Agar
Concentrations on (A): 0,0% (0); 0,1% (1) and 0,2% (2) nested to the of Calcium Salts: Calcium
Carbonate (C) and Tricalcium Phosphate (F). Parameters observed were syneresis, calcium content, and
sensory characterisitics (preferences to texture and taste of the soygurt). The complement analysis were
pH, acidity and protein content of soygurt. The data were analyzed using ANOVA at α = 5%, continued by
DMRT test to determine the level of treatment that gives the significant effects. The result show significant
difference of agar concentrations nested to the calcium salts gave significant effects to texture & taste of
soygurt, but no siginificant effect to calcium content and syneresis of soygurt. Soygurt with 0,0%
concentration of agar gave the highest score of texture preference at both kind of calcium salts. Agar
concentration at 0,1% and 0,2% gave no significant difference on texture. Kind of calcium salts gave
significant effect on taste preference on which soygurt with Tricalcium Phosphate gave higher score than
Calcium Carbonate. The preference of taste of soyghurt treated with Tricalcium Phosphate was higher
than The Calcium Carbonate, showed by score 4.3-4.4 compared to 3.2-3.8, on scale 1-7.

Keywords: set soygurt, calcium carbonate, tricalcium phosphate, agar

ABSTRAK
Flavor langu dan kadar kalsium yang rendah pada susu kedelai dapat diatasi dengan fermentasi menjadi
set soygurt dan fortifikasi garam Kalsium Karbonat atau Trikalsium Fosfat. Perbedaan jenis garam
kalsium berpeluang berpengaruh terhadap kestabilan koloid susu kedelai sehingga perlu ditambahkan
agar sebagai stabilizer untuk membantu menstabilkan sistem koloid. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian untuk mengkaji penambahan garam kalsium dan konsentrasi agar yang sesuai untuk
menghasilkan soygurt berkalsium tinggi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah RAK (Rancangan
Acak Kelompok) faktorial dengan faktor Konsentrasi Agar (A) pada 3 taraf perlakuan 0,0% (0); 0,1% (1)
dan 0,2% (2) yang tersarang pada faktor Jenis Garam Kalsium pada 2 taraf perlakuan yaitu kalsium
karbonat (C) dan trikalsium fosfat (F). Parameter penelitian yaitu sineresis, kadar kalsium, dan
organoleptik (kesukaan terhadap tekstur dan rasa). Analisa pendukung adalah pH, total asam, dan kadar
protein. Data dianalisa dengan ANOVA pada α = 5% dan dilanjutkan dengan uji Beda Jarak Nyata
Duncan untuk menentukan taraf perlakuan yang memberikan perbedaan nyata. Hasil ANOVA
menunjukkan konsentrasi agar yang tersarang pada jenis kalsium berpengaruh nyata terhadap tekstur
Grace Evelyn Josaphat et al., 2014.

dan rasa soygurt, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar kalsium dan sineresis soygurt.
Perlakuan konsentrasi agar 0,0% menghasilkan soygurt dengan tekstur yang paling disukai pada setiap
perlakuan jenis kalsium. Perlakuan konsentrasi agar 0,1% dan 0,2% tidak menghasilkan tekstur soygurt
yang berbeda nyata. Perbedaan konsentrasi agar tidak berpengaruh nyata terhadap rasa soygurt.
Perbedaan jenis kalsium berpengaruh nyata terhadap rasa soygurt dimana perlakuan Trikalsium Fosfat
menghasilkan soygurt dengan rasa yang lebih disukai dibanding dengan perlakuan Kalsium Karbonat.
Tingkat kesukaan panelis terhadap rasa soygurt dengan perlakuan Trikalsium Fosfat ternyata lebih tinggi
dibanding dengan perlakuan Kalsium Karbonat dengan nilai 4.3-4.4 berbanding 3.2-3.8 pada skala
pengujian 1-7.

Kata kunci: set soygurt, kalsium karbonat, trikalsium fosfat, agar

PENDAHULUAN kelarutan garam kalsium akan


menyebabkan perbedaan sifat pada soygurt
Susu kedelai telah digunakan sebagai yang dihasilkan.
pengganti susu sapi karena komposisinya Perbedaan jenis garam kalsium akan
yang mirip dengan susu sapi yaitu berpengaruh terhadap kelarutan. Garam
kandungan protein yang tinggi (Koswara, kalsium yang umum digunakan untuk
1995). Namun penerimaan masyarakat fortifikasi pada susu kedelai yaitu garam
akan susu kedelai umumnya rendah karena kalsium anorganik seperti kalsium karbonat
flavour langu. Fermentasi oleh bakteri asam dan trikalsium fosfat. Garam kalsium
laktat dalam pembuatan set soygurt akan karbonat memiliki kandungan kalsium 40%
menghasilkan asam asam organik yang sedangkan trikalsium fosfat memiliki
mendukung pembentukan flavor spesifik kandungan kalsium lebih rendah yaitu 38%,
sehingga dapat mengurangi atau menutupi namun kelarutan trikalsium fosfat lebih
flavour langu (Favaro et al., 2001). tinggi disbanding kalsium karbonat.
Kedelai merupakan bahan pangan Bioavailabilitas kalsium pada susu kedelai
nabati yang umumnya memiliki kandungan yang difortifikasi kalsium karbonat sama
kalsium rendah. Sementara susu hewani dengan bioavailabilitas kalsium susu sapi
kaya akan kalsium dengan bioavailabilitas yang diujikan pada wanita premenopause
yang tinggi. Kadar kalsium susu kedelai pada kadar kalsium yang sama.
yaitu 20mg/100ml sedangkan kadar kalsium Bioavailabilitas kalsium susu kedelai
susu sapi yaitu 120mg/100ml (Zhao dkk, dengan penambahan trikalsium fosfat lebih
2005). Untuk meningkatkan kandungan rendah dibanding kalsium karbonat. Produk
kalsium soygurt dapat dilakukan fortifikasi makanan dengan penambahan kalsium
kalsium. Umumnya penambahan kalsium karbonat umumnya memiliki penerimaan
pada susu kedelai dilakukan pada kadar panelis yang lebih rendah dari segi rasa
kalsium yang sama dengan susu sapi (Tang dibanding dengan trikalsium fosfat
dkk, 2007) atau cukup untuk memenuhi (Gerstner, 2004). Menurut penelitian Cox &
20% kebutuhan kalsium sehari orang Miller (2003), penambahan garam kalsium
dewasa (20% RDA kalsium). Pada susu sebanyak 40% RDA pada susu kedelai
sapi ion kalsium terikat oleh protein kasein menyebabkan pengendapan. Kalsium
sehingga tidak terjadi pengendapan karbonat (0,64% b/v) menyebabkan
kalsium. Penambahan garam kalsium pada pengendapan sebanyak 0.02%, sedangkan
kadar yang sama dengan susu sapi pada garam trikalsium fosfat (0,68% b/v)
susu kedelai dapat menyebabkan terjadinya menyebabkan pengendapan sebanyak
pengendapan garam kalsium. Hal ini dapat 0.08% dari volume total susu kedelai.
disebabkan protein dalam susu kedelai Garam kalsium fortifikan juga melakukan
yaitu globulin yang tidak mengikat ion interaksi dengan protein susu kedelai.
kalsium seperti kasein. Perbedaan Interaksi protein dengan garam kalsium
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 13 (1): 40-46, 2014.

dapat menyebabkan protein menjadi lebih Bahan yang digunakan untuk analisa
tidak larut sehingga dapat terjadi pemisahan soygurt terdiri dari 2 jenis yaitu teknis dan
koloid susu kedelai. Berdasarkan penelitian p.a (pro analitis). Bahan p.a antara lain
pendahuluan, garam kalsium karbonat asam oksalat, NaOH, Lantanum klorida,
maupun trikalsium fosfat menyebabkan CaCl2, H2SO4 (93-98%), HCl, HNO3, HClO4
pemisahan koloid pada susu kedelai. dan bubuk Zn. Bahan analisa teknis antara
Pemisahan koloid akan menyebabkan lain NaOH, etanol 70%, etanol 96%,
tekstur set soygurt yang tidak diinginkan. spiritus, akuades.
Dengan demikian garam kalsium akan
berpengaruh terhadap sineresis set soygurt Pembuatan Susu Kedelai dan Fortifikasi
yang dihasilkan. Untuk mengatasi masalah Kalsium
tersebut dapat digunakan agar sebagai Kedelai kering disortasi dan dicuci
stabilizer. Agar sebagai stabilizer dapat dengan air. Kedelai direndam dengan air
membantu pengikatan air sehingga selama 8 jam. Kedelai dihancurkan disertai
sineresis dapat dikurangi. Menurut Kusmijati penambahan air 90°C dengan
(1994), penambahan agar sebanyak 0,2% perbandingan kedelai : air sebesar 1:6.
sebagai stabilizer memberikan hasil soygurt Hasil hancuran disaring untuk mendapatkan
dengan sifat fisik dan kimia yang baik filtrate. Filtrat dicampur dengan gula pasir
dibandingkan dengan gelatin 0,7% maupun 4,2% (b/v), glukosa bubuk 2,8% (b/v), dan
NaCMC 0,3%. Penggunaan garam kalsium SPI 3,0% (b/v).
yang berbeda memerlukan tingkat
penambahan agar yang berbeda untuk Pembuatan Soygurt
menghasilkan tekstur yang diharapkan. Susu kedelai dibagi menjadi 3 bagian
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian sama besar, selanjutnya dicampurkan agar
untuk mengkaji penambahan garam kalsium sesuai perlakuan kedalam masing masing
dan agar yang sesuai untuk menghasilkan wadah. Susu kedelai dipasteurisasi suhu
soygurt berkalsium tinggi. 80-90°C selama 15 menit. Susu kedelai
dibagi pada setiap perlakuan agar menjadi
BAHAN DAN METODE 2 bagian sama besar sehingga terdapat 6
wadah. Pada setiap perlakuan agar yang
Bahan telah dibagi menjadi 2 bagian sama besar,
Bahan yang digunakan dalam proses dicampurkan garam kalsium sesuai
pembuatan soygurt yaitu bahan utama dan perlakuan. Pencampuran kalsium dilakukan
bahan pembantu. Bahan utama yaitu pada suhu 50°C. Susu kedelai didinginkan
kedelai kuning merk “Finna”, agar merk hingga mencapai suhu 43-45°C. Campuran
“Belida”, dan garam kalsium (kalsium starter LB dan ST (1:1) diinokulasikan pada
karbonat & trikalsium fosfat) merk “Merck. susu kedelai sebanyak 3% kemudian
Bahan pembantu yaitu kultur bakteri membagi susu kedelai tersebut ke dalam
yogurt, MRS broth, agar, glukosa, gula cup plastik steril. Inkubasi pada suhu 42°C
pasir, dan Isolat Protein Kedelai (Soy selama 7 jam (Santoso, 1994 dengan
Protein Isolate/ SPI). Kultur bakteri yogurt modifikasi).
yaitu Streptococcus thermophilus FNCC
0040, dan kultur Lactobacillus bulgaricus Kadar Kalsium
FNCC 0041. Media MRS broth (de Man Pengukuran kadar kalisum dengan
Rogosa Sharpe Broth) merk “Pronadisa dan Metode Flame Photometry BWB-XP
agar merk “oxoid” sebagai media untuk Performance Plus (BWB Technologies,
peremajaan kultur. Gula pasir merk 2006).
“Gulaku”, glukosa merk Putaotang” dan SPI
yang diperoleh dari toko Tristar, Surabaya.
Grace Evelyn Josaphat et al., 2014.

Sineresis ANOVA menunjukkan ada pengaruh nyata,


Pengukuran sineresis bertujuan untuk maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s
mengetahui jumlah molekul air yang lepas Multiple Range Test (DMRT) dengan α =
pada permukaan gel yang disebabkan oleh 5% untuk menentukan taraf perlakuan
beberapa faktor seperti denaturasi protein mana yang memberikan perbedaan nyata.
karena lingkungan yang asam, pelarutan
kalsium, dan pH yang berada pada titik HASIL DAN PEMBAHASAN
isoelektris. Persentase sineresis didapatkan
dari berat air yang terpisah dibagi dengan Konsentrasi agar yang tersarang
berat sampel dan dikali dengan 100% dalam jenis kalsium tidak memberikan
(Supavititpatana et al., 2007 dengan pengaruh nyata terhadap kadar kalsium.
modifikasi). Terjadi peningkatan kadar kalsium susu
kedelai setelah penambahan garam
Uji Organoleptik kalsium. Tabel 1 menunjukkan hasil
Pengujian ini menggunakan metode pengukuran kadar kalsium soygurt.
Hedonic Scale Scoring. Jenis pengujian Penurunan pH pada fermentasi soygurt
yang digunakan adalah uji kesukaan skala berpengaruh pada kelarutan kalsium. Tabel
garis. Tipe pengujian ini sering digunakan 2 dan 3 menunjukkan hasil pengukuran total
untuk menilai mutu produk dan intensitas asam dan pH soygurt.
sifat tertentu. Pengujian organoleptik ini
akan menggunakan 80 orang panelis. Tabel 1. Kadar Kalsium Soygurt
Setiap panelis dihadapkan pada keenam Perlakuan Rata-rata (mg/L)
sampel yang akan diuji dan diminta untuk A0(C) 1211
A1(C) 1284
mengisi kuesioner uji kesukaan terhadap A2(C) 1306
tekstur dan rasa yang telah disediakan A0(F) 1377
terhadap tekstur (kekasaran) dan rasa A1(F) 1538
(Kartika dkk., 1988). A2(F) 1321

Analisis Statistik Tabel 2. Total Asam Soygurt


Rancangan penelitian yang digunakan Perlakuan Rata-rata (%)
A0(C) 0,64
adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) A1(C) 0,64
faktorial tersarang, dengan faktor yaitu A2(C) 0,64
konsentrasi agar dengan 3 taraf perlakuan A0(F) 0,67
0,0% (0), 0,1% (1) dan 0,2% (2) yang A1(F) 0,70
tersarang pada faktor jenis garam kalsium A2(F) 0,62
dengan 2 taraf perlakuan yaitu kalsium
karbonat (C) dan trikalsium fosfat (F). Dari Tabel 3. pH Soygurt
Perlakuan Rata-rata
kedua faktor tersebut didapat 6 kombinasi
A0(C) 4,595
perlakuan dan masingmasing perlakuan A1(C) 4,601
akan diulang sebanyak 4 kali sehingga ada A2(C) 4,590
24 satuan percobaan. Parameter utama A0(F) 4,632
yang diuji yaitu pengujian terhadap kadar A1(F) 4,578
A2(F) 4,625
kalsium, sineresis, dan organoleptik
(tekstur: kekasaran dan rasa). Parameter
Proses fermentasi susu kedelai akan
pendukung yaitu pengujian pH, total asam,
menyebabkan penurunan pH yang akan
dan pengukuran kadar protein. Data dari
meningkatkan kelarutan kalsium. Makin
hasil pengujian akan dianalisa dengan
rendah pH maka akan makin banyak ion H+
menggunakan uji ANOVA (Analysis of
yang dihasillkan. Ion H+ akan menggantikan
Variance) pada α = 5% untuk mengetahui
ion Ca2+ pada garam kalsium sehingga ion
ada tidaknya pengaruh perlakuan terhadap
Ca2+ terlepas. Hal ini akan menyebabkan
parameter penelitian. Apabila hasil uji
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 13 (1): 40-46, 2014.

peningkatan kelarutan kalsium. Fermentasi 0,00%-0,91% dapat dilihat pada Tabel 4.


susu kedelai menjadi soygurt dihentikan Penambahan isolat protein kedelai
pada pH 4,4-4,6. Soygurt dengan sebanyak 3% dapat mengurangi sineresis
penambahan kalsium karbonat memerlukan soygurt. Hal tersebut dikarenakan
waktu lebih lama yaitu 8 jam untuk penambahan isolat protein kedelai tersebut
mencapai pH 4,4-4,6 sedangkan soygurt akan meningkatkan total padatan terlarut
dengan penambahan trikalsium fosfat sehingga meningkatkan kekokohan soygurt.
memerlukan waktu yang lebih singkat yaitu Kandungan protein yang tinggi akan
7 jam. Kadar protein susu kedelai yaitu menyebabkan pembentukan curd yang
3,0293%. Protein akan berikatan dengan banyak pula karena air yang terikat dalam
ion Ca2+ dari garam kalsium. Kadar protein jaringan gel semakin banyak sehingga
yang tinggi akan menyebabkan tingginya tingkat sineresis akan berkurang.
jumlah ion Ca2+ yang dapat terikat pada Perbedaan jenis kalsium tidak
soygurt. Agar ditambahkan sebagai menyebabkan perbedaan tingkat sineresis.
stabilizer pada sistem sistem koloid soygurt. Menurut Cox dan Miller (2003), kekuatan
Penambahan kalsium pada susu kedelai pengikatan protein oleh trikalsium fosfat dan
akan menyebabkan menurunya daya ikat kalsium karbonat hampir sama. Trikalsium
air protein dalam susu kedelai selama fosfat dan kalsium karbonat merupakan
proses fermentasi. Penurunan daya ikat air kalsium anorganik yang tidak mudah
tersebut dapat menyebabkan penurunan terionisasi. Rendahnya jumlah kalsium yang
kadar kalsium pada curd soygurt dapat terionisasi, akan menyebabkan ion
dikarenakan air yang melarutkan kalsium kalsium yang dapat mengikat protein sedikit
tidak terikat pada curd soygurt. Agar akan sehingga dengan jumlah protein yang tinggi,
membantu penjeratan air tersebut sehingga daya pengikatan air pada soygurt tidak
kalsium tetap berada pada curd soygurt. terpengaruh. Agar sebagai stabilizer akan
Kadar protein yang tinggi dapat membantu pengikatan air sehingga
meminimilkan resiko penurunan daya ikat sineresis dapat dikurangi. Makin tinggi
air oleh selama proses fermentasi. Hal konsentrasi agar yang ditambahkan maka
tersebut menyebabkan tidak ada perbedaan diharapkan semakin sedikit sineresis yang
nyata kadar kalsium pada setiap dihasilkan. Berdasarkan hasil ANOVA
konsentrasi agar. menunjukkan bahwa konsentrasi agar yang
Tabel 4. Sineresis Soygurt tersarang dalam jenis kalsium tidak
Perlakuan Rata-rata (%) memberikan pengaruh nyata terhadap
A0(C) 0,91 sineresis.
A1(C) 0,69
A2(C) 0,00
Tabel 5. menunjukkan perbedaan
A0(F) 0,42 tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur
A1(F) 0,00 soygurt. Berdasarkan hasil ANOVA
A2(F) 0,01 menunjukkan konsentrasi agar yang
Soygurt akan memiliki tingkat tersarang dalam jenis kalsium memberikan
sineresis yang lebih tinggi dibandingkan pengaruh nyata terhadap kesukaan panelis
yogurt, hal ini disebabkan oleh kemampuan terhadap tekstur soygurt. Tingkat kesukaan
protein kedelai dalam mengikat air tidak panelis terhadap tekstur soygurt pada
sebaik kasein pada susu sapi. Selain itu perlakuan garam kalsium karbonat berkisar
adanya ion kalsium akan mengurangi 3,3725-4,5686 (agak tidak suka-netral)
kekuatan gel dikarenakan meningkatnya dengan tingkat konsentrasi agar 0,0% yang
kekuatan pengikatan ionik antara ion paling disukai panelis, sedangkan tingkat
kalsium dengan protein pada titik isoelektris konsentrasi agar 0,1% dan 0,2% tidak
protein kedelai yang berkisar 4,1-4,6. memberikan perbedaan kesukaan panelis.
Tingkat sineresis soygurt berkisar antara Tingkat kesukaan panelis pada perlakuan
Grace Evelyn Josaphat et al., 2014.

garam trikalsium fosfat berkisar 4,0000- dengan penambahan trikalsium fosfat


5,0980 (netral-agak suka) dimana soygurt cenderung lebih tinggi dibanding soygurt
tanpa penambahan agar paling disukai dengan penambahan kalsium karbonat
panelis. Penambahan agar akan pada setiap konsentrasi agar yang berbeda.
mengakibatkan tekstur soygurt menjadi Tingkat kesukaan panelis pada perlakuan
lebih kompak. soygurt dengan penambahan trikalsium
Tabel 5. Perbedaan Tingkat Kesukaan fosfat berkisar antara agak tidak suka
Panelis terhadap Tekstur Soygurt hingga netral, sedangkan dengan kalsium
Perlakuan Rata-rata Notasi karbonat berkisar antara netral hingga agak
A1(C) 3.3725 a suka. Perbedaan jenis kalsium akan
A2(C) 3.6275 ab
A2(F) 4.0000 bc
memberikan perbedaan rasa sehingga
A1(F) 4.4510 c menghasilkan tingkat kesukaan panelis
A0(C) 4.5686 cd yang berbeda. Menurut Gerstner (2007),
A0(F) 5.0980 d kalsium karbonat memiliki rasa bersabun
(soapy) atau lemony, sedangkan trikalsium
Tabel 6. Perbedaan Tingkat Kesukaan tidak memiliki rasa yang begitu kuat (bland).
Panelis terhadap Rasa Soygurt Rasa yang ditimbulkan oleh kalsium
Perlakuan Rata-rata Notasi karbonat mungkin tidak begitu disukai oleh
A0(C) 3.1833 a
A1(C) 3.5000 ab
panelis sehingga menghasilkan penerimaan
A2(C) 3.8000 bc terhadap rasa soygurt lebih rendah
A0(F) 4.2667 c disbanding soygurt dengan penambahan
A1F) 4.2667 cd trikalsium fosfat. Garam trikalsium fosfat
A2(F) 4.3667 d terdiri atas ion Ca2+ dan PO43- atau ion
Tabel 6. menunjukkan hasil fosfat. Senyawa fosfat dalam makanan
perbedaan tingkat kesukaan panelis digunakan untuk meningkatkan kapasitas
terhadap rasa soygurt. Berdasarkan hasil penjeratan air untuk mengurangi kehilangan
ANOVA menunjukkan konsentrasi agar kelembaban. Kemampuan penjeratan air
yang tersarang dalam jenis kalsium oleh senyawa fosfat akan menyebabkan
memberikan pengaruh nyata terhadap makin banyaknya air yang dapat diikat oleh
kesukaan panelis terhadap rasa soygurt. curd dan tidak dapat bergerak bebas. Hal
Kesukaan panelis terhadap rasa soygurt tersebut menyebabkan makin sedikitnya air
pada setiap jenis garam kalsium cenderung yang dapat membantu lidah untuk
meningkat seiring peningkatan konsentrasi merasakan makanan. Pada soygurt hal
agar. Senyawa penyebab off-flavor dalam tersebut akan menyebabkan makin
kedelai yang larut dalam air pada soygurt sedikitnya senyawa penyebab off-flavor
akan ikut terikat pada curd soygurt, yang dapat dirasakan oleh panelis. Hal
sehingga dengan makin meningkatnya tesebut menyebabkan soygurt dengan
konsentrasi agar, akan makin banyak pula penambahan trikalsium fosfat lebih disukai
senyawa penyebab off-flavor yang terikat panelis dibanding soygurt dengan kalsium
pada curd. Makin banyak senyawa karbonat.
penyebab off-flavor yang terikat pada curd.
Peningkatan konsentrasi agar KESIMPULAN
menyebabkan makin banyaknya air yang
dapat diikat oleh curd dan tidak dapat Jenis garam kalsium tidak
bergerak bebas. Hal tersebut menyebabkan memberikan pengaruh nyata terhadap
makin sedikitnya air yang dapat membantu kadar kalsium, sineresis dan tekstur
lidah untuk merasakan makanan. Pada soygurt. Jenis garam kalsium memberikan
soygurt hal tersebut akan menyebabkan pengaruh nyata terhadap rasa soygurt
makin sedikitnya senyawa penyebab off- dimana soygurt dengan penambahan
flavor yang dapat dirasakan oleh panelis. trikalsium fosfat lebih disukai panelis
Tingkat kesukaan panelis untuk soygurt disbanding soygurt dengan kalsium
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi
Journal of Food Technology and Nutrition
Vol 13 (1): 40-46, 2014.

karbonat. Tingkat konsentrasi agar tidak Kartika, B. 1988. Pedoman Uji Inderawi
memberikan pengaruh nyata terhadap Bahan Pangan. Yogyakarta : Pusat
kadar kalsium, sineresis dan rasa soygurt. Antar Universitas Pangan dan Gizi,
Tingkat konsentrasi agar memberikan Universitas Gajah Mada.
pengaruh nyata terhadap tekstur soygurt Koswara, S. 1995. Teknologi Pengolahan
dimana soygurt tanpa penambahan agar Kedelai. Jakarta: Pustaka Sinar
paling disukai panelis. Tingkat konsentrasi Harapan.
agar terbaik untuk soygurt dengan Kusmijati, E. 1994. Pengaruh Suhu
penambahan kalsium karbonat maupun Pemeraman dan Bahan Penstabil
trikalsium fosfat adalah 0,0%. terhadap Sifat Fisik dan Kimia
Soygurt. Skripsi S-1. Surabaya:
DAFTAR PUSTAKA Program Studi Teknologi Pangan,
Fakultas Teknologi Pertanian,
BWB Technologies. 2006. A Guide to Flame Universitas Katolik Widya Mandala,
Photometer Analysis. Cox, S.D. & J.L. Surabaya.
Miller. 2003. Comparison of Supavititpatana, P., T. I. Wirjantoro, A.
Precipitated Calcium Carbonate and Apichartsrangkoon dan P. Raviyan.
Tricalcium Phosphate in Calcium 2007. Addition of Gelatin Enhanced
Fortificaton of Gelation of Corn-Milk Yogurt. Food
Soymilk.http://www.mineralstech.com/ Chemistry 106:211-216.
fileadmin/user_upload/smi/Publication Tang A. L., N. P. Shah, G. Wilcox, K. Z.
s/S-HO-AT-PB-53.pdf (25 September Walker, L. Stojanovska. 2007.
2009). Fermentation of Calcium-Fortified
Favaro, C. S., Terzi, S. C., L. C. Trugo, R. Soymilk with Lactobacillus: Effects of
C. Della Modesta dan S. Couri. 2001. Calcium Solubility, Isoflavone
Development and Sensory Evaluation Conversion, and Production of
of Soy Milk Based Yoghurt. Archivos Organic Acids. Journal of Food
Latinoamericanos de Nutricion Science 72, 9.
51(1):100-104. Zhao, Y., B. M Martin, dan C. M. Weaver.
Gerstner, G. 2004. Feasibility of Calcium 2005. Calcium Bioavailability of
Fortification in Dairy and Soy Calcium Carbonate Fortified Soymilk
Drinks.http://www.jungbunzlauer.com/ is Equivalent to Cow’s Milk in Young
.../Feasibility_of_Calcium_fortification Women. Journal of Nutrition.
_in_dairy_and_soy_drinks.pdf - (20 135:2379-2382.
Februari 2011).

Вам также может понравиться