Вы находитесь на странице: 1из 6

PEMBERIAN SARI BENGKOANG TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA PENDERITA DIABETES

MELITUS TIPE 2

GIVING SARI BENGKUANG TO THE CONTENTS OF FAST BLOOD GLUCOSE IN TYPE 2 DIABETES MELITUS
1 2 3 4 5
Yunita Dwi Nunggaryati ;Ria Ambarwati ;Sri Noor Mintarsih ;Sunarto ;Yuwono Setiadi
1
Mahasiswa Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
2,3,4,5
Dosen Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

ABSTRACT

Background : Diabetes mellitus is a condition in which blood levels in the body is high due to a disruption in the
pancreas gland so the body can not produce or can not use insulin. Diabetes mellitus type 2 is a type of
diabetes mellitus that does not depend on insulin or better known as non-insulin-dependent. Prevalence of
Diabetes Mellitus in Central Java was ranked 2nd out of 8 new cases of PTM (Non Communicable Disease), with
a percentage of 18.44%. Control efforts can be done by eating high-fiber foods, one of the foods that contain
fiber is high enough and potentially lower blood glucose levels, namely bengkoang.

Objective: To determine the effect of bengkoang juice on fasting blood glucose level in type 2 diabetes mellitus.

Methods : Type of quasy experiment study with pretest-posttest control group design. The population is
patients of type 2 diabetes mellitus aged 40-60 years in the work area of Kedungmundu Public Health Center in
April as many as 60 people. Sampling using non randomized sampling technique. The sample size is 36 people
divided into 18 treatment groups and 18 control groups. Intervention given in the form ofbengkoang juice for
14 days. Multivariate test using anova repeated measured.

Results : The giving of bengkoang juice controlled by nutrient intake (energy, protein, fat, carbohydrate and
fiber) showed no significant effect on decreasing fasting blood glucose level (p = 0.344).

Conclusion: Bengkoang juice has no significant effect on decreasing fasting blood glucose level in type 2
diabetes mellitus.

Keywords: Bengkoang juice, fasting blood sugar

ABSTRAK

Latar Belakang :Diabetes mellitus merupakan keadaan dimana kadar darah di dalam tubuh tinggi akibat
adanya gangguan pada kelenjar pankreas sehingga tubuh tidak dapat menghasilkan atau tidak dapat
menggunakan insulin. Diabetes mellitus tipe 2 adalah jenis diabetes mellitus yang tidak bergantung kepada
insulin atau yang lebih dikenal dengan non-insulin-dependent. Prevalensi Diabetes Mellitus di Jawa Tengah
menduduki peringkat ke-2 dari 8 kasus baru PTM (Penyakit Tidak Menular), dengan persentase sebesar
18,44%. Upaya pengendalian dapat dilakukan dengan mengonsumsi bahan makanan tinggi serat, salah satu
bahan makanan yang mengandung serat cukup tinggi dan berpotensi menurunkan kadar glukosa darah yaitu
bengkoang.

Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian sari bengkoang terhadap kadar glukosa darah puasa pada penderita
diabetes mellitus tipe 2.

Metode : Jenis penelitian quasi eksperimen dengan rancangan pretest-posttest control group design. Populasi
yang digunakan adalah penderita diabetes mellitus tipe 2 berusia 40-60 tahun di wilayah kerja Puskesmas
Kedungmundu pada bulan April sebanyak 60 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara non randomized
sampling. Jumlah sampel sebanyak 36 orang yang terbagi menjadi 18 kelompok perlakuan dan 18 kelompok
kontrol. Intervensi yang diberikan berupa pemberian sari bengkoang selama 14 hari. Uji multivariat
menggunakan anova repeated measured.

15
Hasil : Pemberian sari bengkoang yang dikontrol oleh asupan zat gizi (energi, protein, lemak, karbohidrat dan
serat) menunjukkan adanya pengaruh yang tidak signifikan terhadap penurunan kadar glukosa darah puasa
(p= 0.344).

Kesimpulan :Pemberian sari bengkoang berpengaruh tidak signifikan terhadap penurunan kadar glukosa darah
puasa pada penderita diabetes mellitus tipe 2.

Kata Kunci : Sari bengkoang, gula darah puasa

PENDAHULUAN mengandung serat cukup tinggi dan berpotensi


menurunkan kadar glukosa darah adalah
Diabetes Mellitus atau yang dikenal bengkoang.
dengan kencing manis adalah penyakit kronis Bengkoang adalah jenis buah-buahan
dimana kadar glukosa darah di dalam tubuh tinggi golongan umbi-umbian yang banyak dikonsumsi
(hiperglikemia) akibat gangguan pada kelenjar oleh masyarakat di Indonesia, mudah didapat, dan
pankreas sehingga tubuh tidak dapat memiliki harga yang relatif murah. Kandungan
menghasilkan atau tidak dapat menggunakan serat di dalam 100 gr bengkoang sebanyak 0,64%
1
insulin . Prevalensi Diabates Mellitus pada tahun dan vitamin tertinggi yang terkandung di dalam
2014 diperkirakan meningkat menjadi 8,5% atau bengkoang yaitu vitamin C, selain itu serat yang
sekitar 422 juta orang usia dewasa. Diabetes terkandung di dalam bengkoang merupakan jenis
Mellitus tanpa komplikasi menyebabkan 1,5 juta serat larut air yaitu oligosakarida berupa inulin .
6
kematian pada tahun 2012 dan banyaknya Inulin tersusun dari unit-unit fruktosa berserat
kematian (43%) terjadi di bawah usia 70 tahun. pangan tinggi (lebih dari 90%), selain itu inulin juga
Jumlah kematian terbesar akibat glukosa darah memberikan efek prebiotik yang paling baik
tinggi terjadi di negara berpenghasilan menengah 7
dibandingkan prebiotik lain . Inulin memiliki
ke atas (1,5 juta) dan terendah di negara banyak manfaat antara lain mengurangi jumlah
2
berpenghasilan rendah (0,3 juta) . bakteri patogen dalam usus, meningkatkan
Pada tahun 2015, sebanyak 10 juta orang kekebalan tubuh, dan dapat digunakan sebagai
di Indonesia mengalami Diabetes Mellitus dan pengganti lemak dan gula pada produk makanan
menduduki peringkat ke-7 dengan prevalensi rendah kalori sehingga dapat digunakan sebagai
tertinggi di bawah China, India, Amerika Serikat, 8
alternatif bagi penderita diabetes . Berdasarkan
Brazil, Rusia, dan Meksiko, sedangkan prevalensi hasil penelitian dari uji laboratorium sari
Diabetes Mellitus di Jawa Tengah menduduki bengkoang mengandung senyawa flavonoid
peringkat ke-2 dari 8 kasus baru PTM (Penyakit 26,455%, vitamin C 13.86 mg, oligosakarida 44.04
34
Tidak Menular), yaitu sebesar 18,44% . 9
gr, dan serat 3.94 gr .
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Semarang Sari buah merupakan bagian dari pangan
bulan Januari-Desember Tahun 2017, salah satu fungsional yang bermanfaat bagi tubuh apabila
Puskesmas yang masuk ke dalam 10 besar dikonsumsi. Pangan fungsional dapat berupa
persentase tertinggi kasus Diabetes Mellitus tipe 2 bahan pangan alami, bahan pangan yang telah
terdapat di Puskesmas Kedungmundu yaitu ditambah komponen tertentu, bahan yang
sebanyak 669 kasus. Data rekam medik Puskesmas memiliki fungsi biologis yang telah dimodifikasidan
Kedungmundu mencatat sebanyak 238 kasus baru bahan pangan dengan kombinasi dari ciri-ciri di
Diabetes Mellitus tipe 2 yang datang berobat pada 7
atas . Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada
bulan Januari- Maret 2018. wanita prediabetes yang diberikan sari bengkoang
Upaya pengendalian diabetes dapat 250 ml selama 21 hari, hasil menunjukkan bahwa
dilakukan melalui 4 pilar yaitu meliputi edukasi, pemberian sari bengkoang dapat menurunkan
pengaturan makan, peningkatan aktivitas fisik, dan kadar glukosa darah puasa (GDP) sebesar 6
terapi farmakologis. Prinsip dalam melakukan mg/dl .
10

pengaturan makan salah satunya dengan Penelitian efek sari bengkoang sebelumnya
5
mengonsumsi makanan tinggi serat . Serat memang pernah dilakukan pada wanita
berperan terhadap kesehatan tubuh seperti dalam prediabetes, namun pada penderita Diabetes
proses pengontrolan kadar glukosa darah, Mellitus tipe 2 belum pernah dilakukan.
sehingga dianjurkan mengonsumsi serat dalam Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin melakukan
sehari sebanyak sekitar 20-35 gram per hari. penelitian mengenai pengaruh pemberian sari
Sumber makanan yang tinggi serat terdapat pada bengkoang terhadap kadar glukosa darah puasa
buah dan sayur serta pada makanan sumber pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2.
karbohidrat. Salah satu bahan makanan yang

16
METODE
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian
bidang gizi klinik dengan jenis penelitian yaitu Penelitian dilakukan di wilayah kerja
eskperimen semu untuk menguji hipotesis yang Puskesmas Kedungmundu, Kecamatan Tembalang,
ada sehingga diketahui pengaruh antar variabel. Kota semarang. Penelitian dilaksanakan selama 2
Rancangan penelitian yang digunakan yaitu non minggu dengan jumlah sampel sebanyak 36 orang
randomized pretest-postest control group design yang diperoleh secara non randomized sampling.
dengan melihat perubahan sebelum dan setelah
dilakukan penelitian. a. Karakteristik Subjek
Populasi dalam penelitian adalah semua Sebagian besar subjek dalam
pasien berusia 40-60 tahun yang menderita penelitian ini adalah wanita dengan usia 51-60
diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas tahun, dimana pada usia tersebut sebagian
Kedungmundupada bulan April sebanyak 60 orang. besar wanita sudah mengalami menopause.
Sampel dalam penelitian ini adalah penderita Wanita yang sudah mengalami menopause
diabetes mellitus tipe 2 tanpa komplikasi, tidak akan terjadi penurunan hormon estrogen dan
mengonsumsi obat hipoglikemik oral (OHO), tidak progesteron. Peran kedua hormon ini memiliki
merokok dan tidak mengonsumsi alkohol. kemampuan dalam meningkatan respons
Pengambilan sampel dilakukan secara non insulin di dalam darah. Pada saat masa
randomized sampling. Jumlah sampel penelitian menopause terjadi, maka respons insulin akan
yaitu 36 orang yang terdiri 18 orang pada menurun akibat dari rendahnya hormon
11
kelompok perlakuan dan 18 orang pada kelompok estrogen dan progesteron .
kontrol. Variabel penelitian terdiri dari variabel Berdasarkan karakteristik usia,
pengaruh (independent) yaitu sari bengkoang 320 sebagian besar usia subjek berusia 51-60
gram dalam 200 ml yang diberikan pada kelompok tahun. Semakin bertambahnya usia maka
perlakuan selama 14 hari. Kelompok kontrol tidak resiko terkena penyakit diabetes mellitus tipe 2
diberikan apapun. Variabel terpengaruh semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan
(dependent) yaitu kadar glukosa darah puasa. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
Variabel pengganggu berupa presentase bahwa usia ≥45 tahun berpeluang lebih besar
kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat dan menderita diabetes mellitus tipe 2
5
serat. dibandingkan orang yang berusia <45 tahun .
Data identitas sampel meliputi nama, Semakin bertambahnya usia, kemampuan
umur, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, jaringan dalam mengambil glukosa di dalam
12
pendidikan terakhir, pekerjaan, nomor hp dengan darah semakin menurun . Menurut The
wawancara langsung menggunakan formulir Hormone Foundation, orang yang mengalami
identitas sampel. Data antropometri diperoleh penuaan akan mengalami perubahan pada
melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan sistem endokrin, hal ini disebabkan karena
yang dilakukan secara langsung oleh peneliti. Data sistem endokrin mengalami perubahan dalam
asupan energi, protein, lemak, karbohidrat dan proses produksi dan sekresi hormon termasuk
serat yag dikonsumsi diperoleh melalui food recall hormon insulin sehingga pada orang yang
13
3 x 24 jam pada hari ke 0 (sebelum intervensi), hari semakin tua akan rentan terkena diabetes .
ke 3, hari ke 7 dan hari ke 14. Data kadar glukosa Tingkat pendidikan merupakan salah
darah puasa diperoleh melalui pengecekan pada satu unsur penting yang dapat mempengaruhi
awal dan akhir penelitian menggunakan blood penerimaan informasi, karena pendidikan
glucometer test merek Nesco yang dilakukan oleh merupakan behavioral investmen jangka
mahasiswa analis kesehatan semester 6 dengan panjang. Penelitian ini didukung oleh penelitian
hasil ukur dalam mg/dl dan berskala interval. lain yang menyebutkan bahwa tingkat
Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan pendidikan yang lebih rendah dikaitkan dengan
karakteristik sampel dan karakteristik variabel risiko diabetes mellitus tipe 2 yang lebih tinggi
yang diteliti berupa umur, jenis kelamin, baik pada laki-laki maupun perempuan. Tingkat
pendidikan terakhir, asupan zat gizi sebelum dan pendidikan tidak memiliki pengaruh yang
selama intervensi. Analisis multivariat dilakukan langsung terhadap kejadian diabetes mellitus
untuk mengetahui pengaruh pemberian sari tipe 2, akan tetapi dipengaruhi oleh faktor
bengkoang yang dikontrol oleh asupan zat gizi risiko lain riwayat merokok, BMI, dan aktivitas
14
(energi, protein, lemak, karbohidrat dan serat) fisik .
dengan menggunakan uji ANOVA Repeated Pendidikan yang dimiliki oleh
Measured. seseorang akan mempengaruhi pengetahuan,

17
yang mana dalam hal ini termasuk pada kelompok perlakuan dan kontrol yaitu
pengatahuan dalam memperoleh informasi 1451.9 kkal dan 1421.0 kkal, protein 43.6
15
mengenai gizi . Pengetahuan juga akan gramdan 40.2 gram, lemak 53.1 gram dan 52.3
mempengaruhi pola pikir seseorang dalam gram, karbohidrat 205.8 gram dan 200.5 gram,
menganalisa suatu penyakit, karena serat 10.1 gram dan 10.4 gram. Rata-rata
dimungkinkan lebih mudah dalam menerima asupan energi setelah intervensi pada
informasi pencegahan, dan memiliki kelompok perlakuan dan kontrol 1439.5 kkal
kemampuan yang lebih tinggi untuk mengubah dan 1541.8 kkal, protein 40.4 gram dan 45.6
16 14
perilaku kesehatan gram, lemak 54 gram dan 55.8 gram,
karbohidrat 203.3 gram dan 220.6 gram, serat
Karakteristik Subjek Menurut Tingkat Energi, 14.7 gram dan 10 gram.
Protein, Lemak, Karbohidrat dan Serat Rata-rata asupan serat perhari pada
Hasil penelitian menunjukkan rata- kelompok yang diberi sari bengkoang yaitu 14.7
rata asupan energi dan karbohidrat pada kedua gram, jumlah tersebut lebih besar daripada
kelompok sudah dalam kategori baik. Rata-rata kelompok yang tidak diberi sari bengkoang
asupan protein pada kelompok perlakuan dan yaitu sebesar 10 gram.
kelompok kontrol masih dalam kategori defisit Akan tetapi angka ini masih sangat
berat (70%). Rata-rata asupan lemak pada jauh dari anjuran kebutuhan serat perhari yang
kelompok perlakuan dan kontrol dalam dianjurkan menurut American Diabetes
17
kategori lebih (≥ 120 % ), asupan serat dalam Association yaitu sebesar 25-30 gram/hari .
kategori kurang yaitu <25 gram/hari dari
rekomendasi asupan serat berdasarkan Tabel 3. Karakteristik Subjek Menurut Asupan
American Diabetes Association (ADA) sebesar Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat dan Serat
17
25 – 30 gram/hari .

Tabel 1. Karakteristik Subjek Menurut Jenis


Kelamin, Usia Dan Pendidikan

b. Analisis Multivariat

Tabel 2. Karakteristik Subjek Menurut Tingkat


Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat dan Serat

Gambar 1. Pengaruh Pemberian Sari


Bengkoang Terhadap Kadar Glukosa Darah
Puasa yang Dikontrol dengan Asupan Zat Gizi
Karakteristik Subjek Menurut Asupan Energi,
Protein, Lemak, Karbohidrat dan Serat Hasil uji statistik menunjukan bahwa
pemberian sari bengkoang selama 14 hari
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berpengaruh tidak signifikan terhadap
rata-rata asupan energi sebelum intervensi

18
penurunan kadar glukosa darah puasa (p = Sari bengkoang yang diperoleh dari
0.344). Gambar 1 menunjukkan bahwa kadar 320 gram bengkoang juga mengandung
glukosa darah puasa pada kelompok perlakuan kandungan vitamin C sebesar 13.86 mg.
mengalami penurunan sebesar 12.3 mg/dl dan Kandungan vitamin C di dalam sari bengkoang
pada kelompok kontrol mengalami merupakan kandungan vitamin yang paling
peningkatan sebesar 4.1 mg/dl, akan tetapi tinggi dibandingkan kandungan vitamin yang
10
penurunan tersebut secara statistik tidak lain . Menurut penelitian oleh Mutiarani
signifikan (p> 0.05). Penelitian ini sejalan (2017), pemberian dosis vitamin C pada tikus
dengan penelitian sebelumnya yang Wistar sebesar 1.62 mg/hari ~ 2 mg/hari atau
menyebutkan bahwa pemberian sari sekitar 90 mg/hari untuk dosis pada manusia
bengkoang sebanyak 250 ml selama 21 hari yang diberikan selama 40 hari memberikan
22
secara signifikan dapat menurunkankan kadar pengaruh terhadap kadar insulin (p=0.017) .
glukosa darah puasa sebesar 6 mg/dl atau Vitamin C merupakan antioksidan non
10
sebesar 5.53% . enzimatis, dan berperan dalam melindungi
Sari bengkoang memiliki kandungan kerusakan sel yang diakibatkan oleh radikal
oligosakarida dalam bentuk inulin yang bebas yaitu auto oksidasi glukosa dan glikosilasi
diketahui berperan dalam menurunkan kadar protein yang terlibat dalam pembentukan
glukosa darah. Berdasarkan uji laboratorium di stress oksidatif. Mekanisme vitamin C dalam
UPT Laboratorium Ilmu Gizi dan Pangan penurunan kadar glukosa darah yaitu dengan
Universitas Muhammadiyah Semarang dalam cara mengurangi toksisitas glukosa yang
penelitian Yasmina (2013), kandungan berkontribusi dalam mencegah penurunan
oligosakaraida dalam 320 gram bengkoang masa sel β dan kadar inulin. Vitamin C akan
10
sebanyak 44.04 gram . Sedangkan menurut memodulasi kerja insulin yang disebabkan oleh
penelitian oleh Mulyani, dkk, (2004), peningkatan metabolisme glukosa non-
kandungan inulin dalam filtrat umbi bengkoang oksidatif, sehingga akan menurunkan kadar
18 23
sebesar 4.41% . Penelitian secara in vivo yang glukosa darah .
dilakukan pada tikus dengan pemberian inulin
(50 mg/kg BB dan 100 mg/ kg BB) sebesar KESIMPULAN
60.73-63.4% pada minggu ke-4 menunjukkan
penurunan kadar glukosa darah (p<0.05) .
19 Pemberian sari bengkoang yang dikontrol
Inulin merupakan jenis serat larut air oleh asupan energi, protein, lemak, karbohidrat
yang tidak dapat dicerna oleh enzim di saluran dan serat secara statistik berpengaruh tidak
pencernaan akan tetapi dapat difermentasi di signifikan (p > 0.05) terhadap penurunan kadar
usus besar dan dapat digunakan sebagai terapi glukosa darah puasa setelah pemberian intervensi
hipoglikemik dengan cara meningkatkan selama 14 hari.
sekresi insulin yang dirangsang oleh sel β-
pankreas dan memperbaiki sensitivitas SARAN
20
insulin . Mekanisme inulin dalam penurunan Masyarakat dapat mengonsumsi sari
kadar glukosa darah seperti halnya serat larut bengkoang sebagai salah satu diet alternatif bagi
air lainnya melalui peningkatkan viskositas penderita diabetes mellitus. Dapat menggunakan
lambung sehingga memperlambat pencernaan kombinasi dengan bahan lain untuk meningkatkan
dan menunda pengosongan lambung. kandungan serat di dalam produk.
Penelitian oleh Robert, dkk, (2012) menyatakan
bahwa peningkatan asupan serat berpengaruh DAFTAR PUSTAKA
dalam memperbaiki kadar glukosa darah puasa
yaitu dengan menurunkan kadar sebesar 0.85 1. Soebroto I. Hidup Bahagia Dengan Diabetes.
mmol/L dan HbA1c mengalami penurunan I. Bantul, Yogyakarta: Bangkit; 2015. 1-180 p.
21
0.26% . Mengonsumsi tinggi serat dapat 2. World Health Organization. Global Report on
membantu sel-sel lebih sensitif terhadap Diabetes [Internet]. Vol. 978, Isbn. 2016. 88
insulin yang mengatur kadar glukosa darah. p. Available
Mekanisme serat larut air di dalam saluran from:http://www.who.int/about/licensing/%
pencernaan akan memperlambat aliran glukosa 5C
ke dalam darah sehingga konsentrasi glukosa nhttp://apps.who.int/iris/bitstream/10665/2
dalam darah akan stabil. Serat juga membuat 04871/1/9789241565257_eng.pdf.
rasa kenyang yang lebih lama di dalam tubuh 3. Nam Han Cho, Whiting D, Forouhi N,
sehingga akan mengurangi rasa lapar lebih Guariguata L, Hambleton, Ian, et al. IDF
13
lama . Diabetes Atlas. In: David Cavan, Fernandes J

19
da R, Makaroff L, Ogurtsova K, Webber S, Determinan. Gizi dan Pangan. 2007;2(2):55–
editors. International Diabetes Federation. 74.
Seventh. 2015. p. 144. 16. Amilia Y, Saraswati LD, Epid M, Muniroh M,
4. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Med MS, Ph D, et al. Hubungan Pengetahuan
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah [Internet]. , Dukungan Keluarga Serta Kejadian Ulkus
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2015. Kaki Diabetes ( Studi di Wilayah Kerja
48-49 p. Puskesmas Ngesrep Semarang ). J Kesehat
Availablefrom:dinkesjatengprov.go.id/v2015/ Masy. 2018;6.
dokumen/profil2015/Profil_2015_fix.pdf 17. IKAPI. Bebas Masalah Berat Badan. 1st ed.
5. Palimbunga TM, Ratag BT, Kaunang WPJ. Yogyakarta: Kanisius; 2009. 7-9 p.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan 18. Mulyani T, A SS. Kajian Peran Susu Skim Dan
Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSU Bakteri Asam Laktat Pada Minuman Sinbiotik
Gmim Pancaran Kasih Manado. 2016;1–11. Umbi Bengkoang (pachyrrhizus erosus ).
6. PERKENI. Konsensus Pengendalian dan 2004.
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di 19. Byung-Sung P. Effect of oral administration of
Indonesia 2015 [Internet]. Perkeni. 2015. 78 jerusalem artichoke inulin on reducing blood
p. Available from: lipid and glucose in STZ-induced diabetic rats.
http://pbperkeni.or.id/doc/konsensus.pdf Vol. 10, Journal of Animal and Veterinary
7. Kamsina. Pengaruh Konsentrasi Sari Buah Advances. 2011. p. 2501–7.
Dan Jenis Gula Terhadap Mutu Minuman 20. Putri DA. Manfaat inulin bagi kesehatan dan
Fungsional Dari Bengkoang (Pachyrhizus aplikasinya. 2013.
erosus). Litbang Ind. 2014;4(1):19–27. 21. Post RE, Iii AGM, King DE, Simpson KN.
8. Sundari E, Desfitri ER, Martynis M, Praputri E. Dietary Fiber for the Treatment of Type 2
Identifikasi Dan Kondisi Ekstraksi Inulin Dari Diabetes Mellitus : A Meta-Analysis.
Umbi Dahlia Di Sumatera Barat. 2012;25(1).
2014;(September). 22. Mutiarani AL. Pengaruh Pemberian Vitamin C
9. Wimala M, Retaningtyas Y, Wulandari L. , Vitamin E , Dan Kromium ( Cr3 + ) Terhadap
Penetapan Kadar Inulin dalam Ekstrak Air Kadar Insulin Tikus Wistar Yang Diinduksi
Umbi Bengkoang ( Pachyrhizus erosus L .) dari Aloksan. Med Heal Sci. 2017;1(1):14–21.
Gresik Jawa Timur dengan Metode KLT 23. Winarsi H, Sasongko ND, Purwanto A,
Densitometri ( Inulin Determination of Yam Nuraeni I. Cardamom Extract Leaves
Bean Tuber ( Pachyrhizus erosus L .) from Decreased Atherogenic Indexs and Blood
Gresik East Java using TLC Densitometry ). e- Glucose Level of Diabetic Rats Alloxans-
Jurnal Pustaka Kesehat. 2015;3(1):61–5. Induced. J Agritech. 2013;33(3):273–80.
10. Yasmina AR, Probosari E. Perbedaan Kadar
Glukosa Darah Puasa Sebelum dan Setelah
Pemberian Sari Bengkoang (Pachyrrizus
erosus) Pada Wanita Prediabetes. J Nutr Coll.
2014;3:440–6.
11. Meidikayanti W, Wahyuni CU. Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas
Pademawu. J Berk Epidemiol.
2017;(August):240–52.
12. Suiraoka IP. Penyakit Degenaratif.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2012.
13. Leoni AP. Hubungan Umur, Asupan Protein,
Dan Faktor Lainnya Dengan Kadar Gula Darah
Puasa Pada Pegawai Satlantas Dan Sumda Di
Polresta Depok Tahun 2012. 2012.
14. Sacerdote C, Ricceri F, Rolandsson O, Baldi I,
Chirlaque M, Feskens E, et al. Lower
educational level is a predictor of incident
type 2 diabetes in European countries : The
EPIC-InterAct study. J Epidemiologi.
2012;(June):1162–73.
15. Factors D, Diversity D. Review Faktor

20

Вам также может понравиться