Вы находитесь на странице: 1из 21

26

KARYA TULIS ILMIAH

Naskah Publikasi
PEMENUHAN KEBUTUHAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL)
PASIEN STROKE OLEH PERAWAT DI RUMAH SAKIT PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA DAN GAMPING

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana


Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :
LIA NURUL LATIFAH
20120320001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
26
Nursing Role In Stroke Patient Activites Daily Living
(ADL) Fulfillment In PKU Muhammadiyah Hospital
Yogyakarta and Gamping

Pemenuhan Kebutuhan Activites Daily living (ADL)


Pasien Stroke oleh Perawat di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Dan Gamping

Lia Nurul Latifah1, Erfin Firmawati2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, FKIK, UMY
2
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, FKIK, UMY

Abstract

Background: Stroke patients in Indonesia was increasing every years. One effect of stroke was impaired of
motor function that cause stroke patients required assistance in ADL and need long term care. The important
role of nurses to improved the stroke patient independence, like assessed, assisted, and taught stroke patient
and their families about ADL so it do not hamper the fulfillment of patients need. This study aims to describe
of nursing implementation in stroke patients ADL fulfillment in PKU Muhammadiyah Hospital Yogyakarta
and Gamping Methods: This research was quantitative descriptive. The sampling technique used accidental
sampling with number of sample 42 respondents. The research instrument used a questionnaire of nursing
role in stroke patients ADL fulfillment that arranged alone in the form of question with Likert sacle. Data
were analyzed using descriptive statistics. Results: Nursing implementation in ADL fulfillment, showed
88,10% including poor category, with details in assessing ADL (59,52%), assisting ADL (66,67%), and
teaching ADL for stroke patient and their families (90,48%) were in the poor category. Conclusions and
recommendations: Nursing implementation in stroke patients ADL fulfillment is poor category, either on
assessing, assisting, or teaching stroke patient and their families. Researchers suggest in future studies to do
observation and for nurse must improve their performance.

Keyword: Activites Daily Living, Nurse, Stroke

Abstrak

Latar Belakang: Penderita stroke di Indonesia meningkat setiap tahun. Salah satu dampak stroke yang dapat
terjadi adalah gangguan fungsi motorik yang mengakibatkan pasien stroke memerlukan bantuan dalam
melakukan ADL sehingga memerlukan perawatan yang lama. Pentingnya peran perawat untuk meningkatkan
kemandirian pasien, seperti mengkaji, membantu, dan mengajarkan ADL keluarga dan pasien stroke sehingga
pemenuhan kebutuhan tidak terhambat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi perawat
dalam pemenuhan kebutuhan ADL pasien stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan
Gamping. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel
menggunakan acidental sampling dengan jumlah sampel 42 responden. Instrumen penelitian menggunakan
kuesioner implementasi perawat dalam ADL pasien stroke yang disusun sendiri dalam bentuk pertanyaan
dengan skala Likert. Analisa data menggunakan deskristif statistik. Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa implementasi perawat dalam pemenuhan kebutuhan ADL pasien stroke termasuk
kategori kurang (88,10%), dengan rincian dalam mengkaji aktivitas sehari-hari (59,52%), membantu aktvitas
sehari-hari (66,67%), dan mengajarkan aktivitas sehari-hari pada keluarga dan pasien stroke (90,48%) berada
dalam kategori kurang. Kesimpulan dan Saran: Implementasi perawat dalam pemenuhan kebutuhan ADL
pasien stroke adalah kurang baik dalam mengkaji, membantu, dan mengajarkan ADL pada keluarga dan
pasien stroke. Bagi perawat diharapkan untuk meningkatkan kinerjanya dan bagi peneliti selajutnya untuk
melakukan observasi secara langsung.

Kata Kunci: Activies Daily Living (ADL), Perawat, Stoke

1
2

PENDAHULUAN mengalami disabilitas sebanyak 71,5%

Stroke adalah suatu sindrom klinis dan hanya ada 15% yang sembuh dari

yang ditandai dengan hilangnya fungsi serangan stroke dan disabilitas6.

otak secara akut dan dapat Disabilitas (kecacatan fisik)

menimbulkan kematian (World Health tersebut mengakibatkan penderita

Organization [WHO], 2014)1. mengalami kesulitan dalam

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar melaksanakan aktivitas sehari-hari

prevalensi stroke di Indonesia sebanyak sehingga pasien memerlukan bantuan

57,9%. Angka kejadian stroke di dalam melakukan aktivitas sehari-hari

Yogyakarta sebesar 26,3% dan yang meliputi makan, berpakaian,

menempati peringkat kedua di Provinsi mandi, toileting, berhias, pengontrolan

D.I.Y 2,3. eliminasi, berpindah, dan mobilisasi

Stroke terjadi karena secara mandiri7,8,9. Keadaan ini

terhambatnya oksigenasi dan nutrisi ke menyebabkan pasien stroke

otak menyebabkan hilangnya fungsi membutuhkan bantuan dalam

otak sehingga menimbulkan gangguan melakukan aktivitas sehari-hari.

atau kecacatan fisik4. Irish Heart Pasien stroke dengan disabilitas

Foundation menyebutkan bahwa memerlukan bantuan keluarga maupun

hemiplegia dan hemiparesis merupakan perawat di rumah sakit untuk

kecacatan fisik yang paling sering membantu aktivitas sehari-hari pasien

terjadi pada 80% pasien stroke5. stroke dalam jangka waktu yang cukup

Indonesia sendiri penderita stroke yang lama7. Perawat memiliki peran penting
3

dalam membantu ADL pasien stroke, bisa melakukan apapun dan depresi

tindakan perawat tersebut menurut pada orang yang membantu merawat

Doctherman dan Irish Heart pasien12,13.

Fundation adalah mengkaji kebutuhan Banyak penelitian yang

pasien yang bertujuan untuk menyebutkan bahwa program

mengetahui keadaan umum pasien dan rehabilitasi efektif dalam meningkatkan

merupakan salah satu poin penting status fungsional pasien stroke, namun

untuk menentukan intervensi dan masih tetap diperlukan latihan lain

implementasi keperawatan yang seperti melatih ADL agar dapat

tepat5,10,11. Selain itu perawat memiliki mengurangi ketergantungan pasien,

peran membantu pasien dalam jika hanya melakukan rehabilitasi

beraktivitas sehari-hari dan membantu medis tanpa di ikuti latihan yang lain

mengatur aktivitas sehari-hari pasien, maka pasien stroke dalam melakukan

serta yang ketiga memberikan ADL akan bergantung pada caregiver,

dukungan dan edukasi kepada pasien dan juga bisa memperparah

maupun orang lain yang membentu disabilitasnya14.

merawat pasien. Apabila perawat tidak Hasil studi pendahuluan yang

melakukan asuhan keperawatan terkait dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit

ADL kepada pasien stroke, maka dapat PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan

menghambat pemenuhan kebutuhan Gamping dengan melakukan

pasien, kemunduran kemandirian wawancara dengan beberapa perawat di

pasien, dan dapat menyebabkan depresi rumah sakit menyatakan bahwa peran

pada pasien stroke karena merasa tidak implementasi perawat di rumah sakit
4

terkait ADL masih kurang maksimal, satu tahun sebanyak 47 pasien dengan

10 perawat yang di wawancara, 7 jumlah keseluruhan pasien berjumlah

perawat mengatakan jarang melakukan 564 pasien pada tahun 2015, sedangkan

pengkajian spesifik terkait ADL pasien sampel dalam penelitian ini sebanyak

stroke dan penelitian yang membahas 42 responden yang dipilih dengan

peran implementasi perawat terkait teknik accidental sampling dengan

ADL juga masih sedikit. Berdasarkan kriteria inklusi pasien stroke dengan

uraan permasalahan di atas, peneliti hemiplegi atau hemiparesis, tidak

tertarik untuk melakukan penelitian afasia, dirawat selama >3 hari dengan

tentang implementasi perawat dalam kondisi stabil dan telah melewati fase

pemenuhan activity daily living (ADL) akut stroke, serta berpendidikan

pasien stroke di Rumah Sakit PKU terakhir SD.

Muhammadiyah Yogyakarta dan Kriteria eksklusi penelitian ini

Gamping. adalah pasien yang mengalami

perburukan kondisi. Teknik

METODE PENELITIAN pengambilan data dengan cara peneliti

Penelitian ini merupakan memberikan kuisioner tentang

penelitian deskriptif kuantitatif. implementasi perawat dalam

Populasi dalam penelitian ini adalah pemenuhan ADL pasien strokekepada

pasien stroke yang dirawat inap di pasien. Pengolahan data menggunakan

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah analisis univariat.

Yogyakarta dan Gamping. Rata-rata

pasien per bulan yang dirawat selama


5

HASIL PENELITIAN (42,86%) memiliki tingkat

Karakteristik Responden ketergantungan sedang. Sebagian besar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden responden (95,24%) mengalami


Berdasarkan Jenis kelamin, Usia, Jenis Stroke,
dan Tingkat Ketergantungan di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan
hemiparesis.
Gamping Tahun 2016
Karatkeristik Perawat
No Karakteristik Subyek penelitian Frekuensi Persentai
(n) (%)
1. Jenis Kelamin Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perawat di
Laki-laki
Perempuan
27
15
64,29
35,71
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Total 42 100,00 Yogyakarta dan Gamping Berdasarkan Tingkat
2. Usia
35 – 44 1 2,38
Pendidikan dan Lama Kerja Tahun 2016
45 – 54 9 21,42
55 – 64 16 38,10 No Karakteristik Subyek Penelitian Frekuensi Persentase
> 64 16 38,10 (n) (%)
Total 42 100,00
1. Tingkat Pendidikan
3. Pendidikan S1 27 64,29
SD 13 30,95 D3 15 35,71
SMP 14 33,33
Total 42 100,00
SMA 12 28,57
Sarjana 3 7,14 2. Lama Kerja
1 – 5 tahun 23 54,76
Total 42 100,00
6 – 10 tahun 6 14,29
4. Jenis Stroke
> 10 tahun 13 30,95
Iskemik 36 85,71
Non-Iskemik 6 14, 29 Total 42 100,00
Total 42 100,00
5. Tingkat Ketergantungan
Mandiri 2 4,76
Ketergantungan Ringan 7 16,67 Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat
Ketergantungan Sedang 18 42,86
Ketergantungan Berat 14 33,33
Ketergantungan Total 1 2,38
Total 42 100,00 bahwa sebagian besar perawat
6. Kelemahan
Hemiparesis 40 95,24
Hemiplegi 2 4,76
Total 42 100,00
penanggung jawab pasien

Berdasarkan table 1, dapat berpendidikan terakhir SI (64,29%)

diketahui sebagian besar responden Ditinjau dari lama kerja perawat

(64,29%) berjenis kelamin laki-laki. penanggung jawab pasien sebagian

Sebagian responden berusia antara besar mempunyai masa kerja dari 1 – 5

rentang 55 – 64 dan > 64 tahun tahun (54,76%).

(23,81%). Sebagian responden

memiliki pendidikan terakhir SMP


Peran Perawat dalam ADL Pasien
(33,33%). Sebagian besar responden Stroke di Rumah Sakit PKU
(85,71%) menderita stroke iskemik. Muhammadiyah Yogyakarta dan
Gamping
Karakteristik responden sebagian
6

Tabel 3. Peran perawat dalam ADL Pasien menunjukkan bahwa tidak ada
Stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta dan Gamping Tahun 2016
responden yang menilai peran perawat
Karakteristik Frekuensi (n) Persentasi(%)
Peran Perawat dalam Pemenuhan
Kebutuhan ADL Pasien Stroke yang tergolong dalam kategori baik.
Baik 0 0
Cukup 4 9,52
Kurang 38 90,48 Tabel 5. Peran perawat dalam mengkaji ADL
Total 42 100,00
pasien stroke di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping
Berdasarkan tabel 3, dapat Tahun 2016
Peran perawat Frekuensi (n) Persentase (%)
Mengkaji ADL pasien stroke
Baik 1 2,38
diketahui bahwa peran perawat yang Cukup 16 38,10
Kurang 25 59,52
Total 42 100,00
terdiri dari tindakan mengkaji ADL,
Berdasarkan table 5, dapat
membantu ADL, dan mengajarkan
diketahui bahwa peran perawat dalam
pasien serta keluarga terkait ADL
bentuk mengkaji ADL pasien stroke
pasien stroke masih kurang (90,48%).
(59,52%) masih tergolong kurang.
Data tersebut juga menunjukkan bahwa
Tabel diatas juga menunjukkan
tidak ada responden yang menilai peran
responden yang menilai perawat baik
perawat yang tergolong baik.

Tabel 4. Peran Perawat dalam ADL Pasien


hanya 1 responden (2,38%).
Stroke di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta dan Gamping berdasarkan tingkat Tabel 6. Peran perawat dalam membantu ADL
pendidikan dan lama kerja perawat tahun 2016 pasien stroke di Rumah Sakit PKU
Peran perawat
Jumlah
Muhammadiyah Yogyakarta dan Gamping
Karakteristik Cukup
Baik (%)
(%)
Kurang (%) (%) Tahun 2016
Tingkat Pendidikan Peran Perawat Frekuensi (n) Persentase (%)
S1 0 4,76% 59,53% 64,29 Membantu ADL pasien stroke
D3 0 4,76% 30,95% 35,71 Baik 0 0
Total 100,00 Cukup 7 16,67
Lama kerja Kurang 35 83,33
< 3 tahun 0 2,38% 7,14% 9,52 Total 42 100,00
> 3 tahun 0 7,14% 83,34% 90,48
Total 100,00

Berdasarkan table 6, dapat


Berdasarkan tabel 4, dari kategori
diketahui bahwa peran perawat terkait
peran perawat yang kurang, sebagian
membantu ADL pasien stroke
besar adalah perawat S1 (59,53%) dan
(83,33%) masih kurang. Responden
mayoritas memiliki masa kerja > 3

tahun (83,34%). Data tersebut juga


7

yang menilai baik terhadap perawat stroke paling banyak terjadi pada

tidak ada. rata-rata berusia > 55 tahun2. Hasil

Tabel 7. Peran perawat dalam mengajarkan tersebut di perkuat oleh Ratnasari


ADL pada keluarga dan pasien stroke di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta dan Rumah Sakit PKU
(2011), Sofyan (2013) dan Ghani
Muhammadiyah Gamping Tahun 2016
Peran Perawat
Mengajarkan ADL pada
Frekuensi (n) Persentase (%) (2016) dalam penelitiannya yang
keluarga dan pasien stroke
Baik 0 0
Cukup
Kurang
4
38
9,52
90,48
menyatakan bahwa usia > 55 tahun
Total 42 100,00

memiliki risiko 5 kali lebih besar


Berdasarkan table 7, dapat
terjadi stroke dibanding kelompok
diketahui bahwa peran perawat dalam
usia <55 tahun. Hal tersebut
mengajarkan ADL pada keluarga dan
banyak dipengaruhi oleh proses
pasien stroke (90,48%) tergolong
degenerasi tubuh, oleh karena itu
kurang. Responden yang menilai peran
perawat perlu mengkaji kebutuhan
perawat baik belum ada.
pasien sehingga mampu dilakukan
Diskusi
perawatan secara optimal15,16,17.
Karakteristik responden
b. Jenis Kelamin
a. Usia
Berdasarkan penelitian yang
Berdasarkan hasil penelitian
dilakukan dapat dilihat bahwa jenis
terlihat bahwa usia responden
kelamin responden mayoritas
sebagian besar berusia antara 55 –
adalah laki-laki, sebanyak 27
64 dan lebih dari 64 tahun masing-
responden (64,29%). Penelitian ini
masing sebanyak 38,10%. Data
selaras dengan hasil penelitian dari
tersebut sebanding dengan data
Wardhana (2011) dan Wardhani
Riset Kesehatan Dasar yang
(2015) yang menyebutkan bahwa
menyatakan bahwa angka kejadian
8

stroke paling banyak terjadi pada laki-laki21,22,23. Perbedaan ini

jenis kelamin laki-laki18,19. Hal ini terjadi karena pada perempuan

diperkuat oleh hasil penelitian pasca menopause (>55 tahun)

Ghani (2016) yang menyatakan kadar hormon estrogen menurun

bahwa laki-laki memiliki risiko sehingga meningkakan resiko

lebih tinggi terkena stroke terjadinya stroke.

dibanding dengan perempuan17. c. Pendidikan

Hal ini berbeda dengan data Berdasarkan tabel 1, dapat di

yang ditunjukkan oleh AHA katahui bahwa sebagian responden

(2010) yang menyatakan bahwa memiliki pendidikan terakhir SMP

prevalensi stroke berdasarkan jenis (33,33%). Semakin rendah jenjang

kelamin lebih banyak terjadi pada pendidikan maka semakin sedikit

perempuan, namun perbedaan informasi yang dapat di tangkap,

yang terjadi hanya sebesar 0,6%. dan semakin tinggi pendidikan

Data tersebut selaras dengan hasil yang peroleh maka semakin luas

Riskesdas tahun 2013 yang pengetahuan yang diperoleh24.

menunjukkan perbedaan 0,1% Berdasarkan hal diatas tingkat

stroke lebih banyak terjadi pada pendidikan pasien akan

perempuan2,20. Penelitian yang berpengaruh terhadap kepatuhan

dilakukan oleh Dinata (2013), pasien dengan apa yang telah di

Fandri (2014), dan Senaen (2015), ajarkan perawat terkait ADL ketika

pasien stroke perempuan lebih menjalani perawatan di rumah.

besar dibandingkan dengan pasien


9

d. Jenis Stroke e. Tingkat Ketergantungan

Berdasarkan penelitian Berdasarkan hasil penelitian di

didapatkan bahwa sebagian besar dapatkan bahwa sebagian tingkat

(85,71%) pasien memiliki jenis ketergantungan pasien stroke

stroke iskemik. Hal ini sejalan termasuk pada tingkat

dengan penelitian Yulinda (2009), ketergantungan sedang (42,86%).

Dinata (2013), dan Nasution Hal ini berkebalikan dengan hasil

(2013) yang menyebutkan bahwa penelitian Yuniata (2013) yang

angka kejadian stroke iskemik hasilnya mayoritas pasien stroke

lebih besar (85%) dari pada stroke yang di rawat inap memiliki

hemoragik21,25,26. tingkat ketergantungan berat27.

Pasien dengan stroke iskemik Perbedaan hasil penelitian tersebut

memiliki tingkat ketergantungan Perbedaan hasil penelitian tersebut

yang lebih rendah dan dapat di mungkin dipengaruhi oleh

tingkatkan seiring berjalannya perbedaan tempat rawat inap

waktu dengan melakukan pasien, dalam pelitian Yuniata

rehabilitasi25. Oleh karena itu (2013) pasien di rawat di ruang

perawat perlu melakukan IMC. Keterbatasan pasien stroke

implementasi terkait pemenuhan merupakan akibat dari penyakit

ADL pada pasien stroke agar bisa stroke yang berupa kelumpuhan

dapat meningkatkan kualitas hidup motorik yang terjadi karena

pasien stroke. kerusakan otak, hal tersebut

mengakibatkan pasien stroke sulit


10

melakukan ADL sehingga bantuan Berdasarkan hasil penelitian

dari perawat dan dukungan dari tentang peran perawat dalam ADL

keluarga sangat di perlukan untuk pasien stroke, didapatkan bahwa peran

menghindari kejadian depresi pada perawat kurang, baik itu dalam

pasien stroke15. mengkaji ADL pasien stroke,

f. Kelemahan membantu ADL pasien stroke, maupun

Berdasarkan penelitian mengajarkan ADL pada keluarga dan

mayoritas responden mengalami pasien stroke. Hasil penelitian ini

hemiparesis (95,24%). Hal ini berbeda dengan penelitian Dewi (2016)

sejalan dengan penelitian Lingga yang menyatakan bahwa peran perawat

(2013) dan Fleming (2015) yang dalam pemenuhan kebutuhan dasar

menyebutkan bahwa hemiparesis seperti makan, minum, berpakaian,

merupakan bentuk kelumpuhan istirahat, BAK, BAB, rasa aman dan

yang paling banyak (88%) perlindungan diri pasien tergolong

ditemukan pada pasien dengan baik, dari 78 responden 73,1%

stroke28,29. Sekitar 8 dari 10 pasien responden menilai perawat berperan

stroke yang mengalami baik dalam pemenuhan kebutuhan

hemiparesis sulit untuk melakukan dasar31. Perbedaan hasil penelitian ini

ADL seperti aktivitas makan, dengan penelitian yang dilakukan oleh

berpakaian, dan aktivitas mandi30. Dewi (2016) kemungkinan terjadi

Peran Perawat dalam ADL pasien karena perbedaan luas ruang lingkup
Stroke di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta dan dari peran perawat yang mencakup
Gamping
pencegahan penyakit, peningkatan
11

kesehatan, dan memandang klien Menurut Standar Kompetensi

secara komprehensif. Penelitian terkait Perawat Indonesia (2012) peran

peran perawat dalam ADL pasien perawat D3 dan S1 memiliki

stroke sendiri masih jarang dilakukan, perbedaan. peran perawat D3 (ahli

sehingga hal tersebut juga madya) yaitu melakukan pengkajian

mempengaruhi perbedaan dari hasil dan mengidentifikasi data yang

penelitian. berpotensi terjadinya masalah

Berdasarkan tabel 2 didapatkan kesehatan, mencatat dan melaporkan

bahwa sebagian besar perawat data temuan secara akurat dan tepat

penanggung jawab pasien memiliki waktu sesuai dengan standar praktik

tingkat pendidikan S1 (64,29%). dan kebijakan pelayanan/asuhan

Penelitian ini selaras dengan penelitian kesehatan, melaksanakan tindakan

Kambuaya (2016) yang menyatakan keperawatan mandiri yang

bahwa jumlah perawat yang memiliki direncanakan sesuai dengan standar

pendidikan terakhir S1 lebih besar di asuhan keperawatan, Mengidentifikasi

banding dengan perawat yang memiliki dan melaporkan situasi perubahan yang

pendidikan terakhir D332. Hal ini memperburuk kondisi pasien, dan

berkaitan dengan peran perawat dimana melaksanakan prosedur bantuan hidup

terdapat kecenderungan tingkat dasar pada situasi gawat darurat. Peran

pendidikan perawat mempengaruhi perawat S1 yaitu melakukan

seorang perawat dalam bertindak, pengkajian dengan sistematis dalam

berfikir, dan berperilaku33. melengkapi data yang akurat dan

relevan, mengorganisasikan,
12

menganalisis, menerjemahkan data tergolong kurang. Pendidikan

hasil pengkajian dari berbagai sumber, merupakan salah satu faktor yang

untuk menegakkan diagnosis mempengaruhi peran perawat, namun

keperawatan dan menetapkan rencana ada beberapa hal yang turut serta

asuhan keperawatan, mampu berbagi mempengaruhi kinerja perawat yang

data temuan secara akurat dan tepat berkaitan dengan tingkat pendidikan

waktu yang sesuai dengan standar yaitu lama kerja perawat. Tabel 2

praktik dan kebijakan pelayanan menunjukkan bahwa hampir semua

kesehatan, melaksanakan serangkaian (90,48%) perawat mempunyai lama

prosedur, treatment dan intervensi yang kerja >3 tahun dan pada tabel 3

berada dalam lingkup praktik perawat dengan lama kerja >3 tahun

keperawatan dan sesuai standar asuhan sebagian besar (83,34%) memiliki

keperawatan, merespon perubahan peran yang masuk dalam kategori

kondisi klien yang tidak diharapkan kurang. Penelitian ini sejalan dengan

secara cepat dan tepat, bertanggung penelitian yang dilakukan oleh Yanti

jawab dalam pengelolaan tim (2013) yang mengatakan bahwa

emergensi pada situasi gawat darurat semakin lama bekerja maka semakin

sesuai dengan standar pelayanan berkurang motivasi dalam bekerja35.

keperawatan34. Peran perawat yang dilihat dalam

Peran perawat berdasarkan tingkat penelitian ini mencakup tiga hal, yaitu

pendidikan pada tabel 3 menunjukkan mengkaji ADL pasien stroke,

bahwa sebagian besar perawat S1 membantu ADL pasien stroke dan

(59,53%) dan D3 (30,95%) masih


13

mengajarkan ADL pada keluarga dan harus dilakukan secara berkala

pasien stroke. untuk melihat perkembangan

a. Mengkaji ADL pasien stroke keadaan pasien dan sebagai dasar

Berdasarkan tabel 5 dapat untuk menentukan rencana tindak

diketahui bahwa peran perawat lanjut perawatan yang sesuai

dalam mengkaji ADL tergolong dengan keadaan pasien11. Alfaro-

kurang. Penelitian yang spesifik LeFevre (2014) dan The Royal

meneliti terkait peran perawat Marsden NHS Fondation (2015)

dalam mengkaji ADL pasien menyebutkan bahwa dalam

stroke sendiri masih belum ada, mengkaji pasien perawat harus

namun penelitian yang dilakukan fokus dalam optimalisasi fungsi,

oleh Abidin (2014) menyebutkan kualitas hidup dan optimalisasi

bahwa peran perawat dalam dalam mempromosikan

mengkaji nutrisi tergolong baik kemandirian pasien, namun

(79%)36. Doctherman (2008) dan didalam penerapannya peran

Irish Heart Fundation (2015) perawat dalam mengkaji masih

berpendapat bahwa mengkaji ADL kurang, Yanti (2013) dalam

pasien stroke merupakan salah satu penelitiannya beranggapan bahwa

hal yang penting5,10. hal itu mungkin disebabkan oleh

Hal ini di dukung oleh jumlah perawat yang lebih sedikit

National Stroke Foundation (2010) dibandingkan dengan jumlah

bahwa proses pengkajian ADL pasien, sehingga menurunkan

pasien stroke merupakan hal yang motivasi perawat yang terjadi


14

akibat kejenuhan terhadap rutinitas peran perawat terkait membantu

pekerjaan yang djalani oleh ADL pasien stroke masih kurang.

perawat35,37,38. Rumah sakit tempat Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian ini setiap bangsal rata- hasil penelitian yang dilakukan

rata memiliki jumlah perawat 17 oleh Pausther (2013) yang

yang dibagi ke dalam 3 shift menyebutkan bahwa pelaksanaan

dengan masing-masing shift 6 – 7 mobilisasi oleh perawat pada

perawat yang merawat 30 pasien di pasien stroke masih kurang39.

setiap bangsalnya. Perbandingan Pausther berpendapat bahwa

jumlah perawat dan pasien yang kurangnya pelaksanan mobilisasi

tidak sebanding ini membuat yang dilakukan oleh perawat

perawat lebih memprioritaskan disebabkan karena perawat hanya

pada pasien yang memiliki kondisi melakukan mobilisasi pada area

yang lebih berat. Perawat juga yang tidak mengalamu gangguan

menganggap pengkajian ADL saja. ADL pasien stroke sendiri

sudah termasuk dalam pengkajian memiliki beberapa tingkatan,

umum yang dilakukan di awal berdasarkan hasil penelitian

masuk dan saat pasien pulang. sebagian besar pasien stroke

b. Membantu ADL Pasien stroke memiliki tingkat ketergantungan

Peran perawat terkait sedang (42,86%), sehingga dalam

membantu ADL pasien stroke melakukan ADL pasien stroke

seperti yang dapat dilihat pada memerlukan bantuan orang lain39.

tabel 6 menunjukkan data bahwa Apabila perawat tidak membantu


15

dalam pemenuhan ADL pasien tugas membantu pasien lebih

stroke yang memiliki dititik beratkan pada keluarga.

ketergantungan kepada orang lain c. Mengajarkan ADL Pada Keluarga

dapat menghambat pemenuhan dan Pasien Stroke

kebutuhan pasien, kemunduran Berdasarkan tabel 7 peran

kemandirian pasien, dan dapat perawat terkait mengajarkan ADL

menyebabkan depresi pada pasien pada keluarga dan pasien stroke

stroke maupun keluarga pasien tergolong kurang. Hal ini

stroke15.Berdasarkan hal tersebut dikarenakan tugas perawat yang

peran perawat dalam membantu terlalu banyak sehingga perawat

pasien merupakan salah satu hal masih mengesampingkan

yang harus diperhatikan oleh pemberian discharge planning, dan

perawat, sehingga kebutuhan ADL pemberian informasi hanya

pasien stroke dapat terpenuhi dan dilakukan pada hari pasien pulang.

meminimalkan terjadinya depresi Penelitian ini tidak sesuai dengan

pada keluarga dan pasien stroke. penelitian yang dilakukan Suryadi

Hasil penelitian ini juga (2013) dan Himam (2015)

dipengaruhi oleh adanya menyatakan bahwa peran perawat

fisioterapis yang membantu pasien dalam discharge planning pada

dalam pelaksanaan terapi pasien tergolong baik, namun

mobilisasi dan adanya keluarga penelitian ini di dukung oleh

yang menunggu pasien sehingga penelitian yang dilakukan oleh

Okatiranti (2015) yang


16

menyatakan bahwa hampir kemandirian pasien ketika di rawat

setengah (54%) dari populasi di rumah43. Berdasarkan hal

perawat memiliki sikap tidak tersebut maka meskipun pasien

mendukung discharge dan keluarga mendapat informasi

planning40,41,42. perawatan secara mandiri, perawat

Sikap perawat yang tidak tetap perlu melakukan pemberian

mendukung pemberian informasi informasi dan mengajarkan cara

dalam discharge planning perawatan pasien di rumah agar

dipengaruhi oleh adanya media tidak terjadi hal-hal yang tidak

massa yang digunakan oleh pasien diinginkan.

maupun keluarga pasien untuk KESIMPULAN

mendapatkan informasi baru yang 1. Sebagian besar responden

merupakan faktor eksternal yang berjenis kelamin laki-laki,

mempengaruhi sikap perawat berusia >55 tahun,

tersebut42. Damawiyah (2015) berpendidikan terakhir SMP,

berpendapat bahwa peran perawat mengalami stroke iskemik

terkait mengajarkan ADL kepada dengan hemiparesis dan

keluarga dan pasien stroke akan memiliki tingkat

mempengaruhi proses perawatan ketergantungan sedang.

pasien ketika di rumah, jika dalam 2. Sebagian besar perawat

mengajarkan ADL kepada penanggung jawab pasien

keluarga dan pasien stroke belum memiliki pendidikan terakhir

optimal dapat berpengaruh pada


17

S1 dan mempunyai masa kerja 2. Bagi Pasien dan Keluarga dapat

antara 1 – 5 tahun. menggunakan penelitian ini

3. Implementasi perawat dalam sumber informasi bagi masyarakat

pemenuhan ADL pasien stroke untuk mengetahui peran perawat.

adalah kurang baik itu dalam Hal ini diharapkan keluarga dapat

mengkaji kebutuhan ADL, membatasi untuk memberikan

membantu ADL, dan pasien bantuan sehingga tingkat

mengajarkan ADL pada ketergantungan pasien berkurang.

keluarga dan pasien stroke. 3. Bagi Peneliti selanjutnya,

SARAN penelitian ini dapat dijadikan

1. Bagi profesi keperawatan sebagai acuan untuk memberikan

penelitian ini diharapkan dapat informasi tentang implementasi

dijadikan sebagai bahan evaluasi perawat terkait pemenuhan ADL

dan masukan bagi perawat untuk pasien stroke. Selain tu, jika

meningkatkan kinerja perawat meneliti tentang topik sama

dalam melakukan implementasi peneliti selanjutnya dapat

perawat. Diharapkan dalam membagikan kuisioner pada pasien

perawatan pasien stroke perawat dan perawat, sehingga data yang di

melakukan asuhan keperawatan dapatkan berasal dari dua arah.

secara komprehansif dan lebih Selain memberikan kuisioner pada

mempertimbangkan ADL pasien perawat alangkah lebih baik lagi

stroke. jika dilakukan observasi langsung

pada tindakan perawat.


18

REFERENSI Rehabilitasi Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 3,


No. 1 Januari 2015 : 24–34.
20. American Heart Association (AHA). (2010).
1. World Health Organization (WHO). (2014). Global Guidelines for the Prevention of Stroke in Patients
Status Report on Non-communicabel Diseases. WithStroke or Transient Ischemic Attack A
Geneva: WHO Press. Guideline for Healthcare Professionals From the
2. Departemen Kesehatan Republik Indnesia. (2014). American Heart ssociation/American Stroke
Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2013. Association.
Jakarta: DepKes RI. 21. Dinata, Cintya Agreayu, Yuliarni Safrita, Susila
3. Dinas Kesehatan Provinsi D.I. Yogyakarta (2014). Sastri. (2013). Gambaran Faktor Risiko dan Tipe
Profil Kesehatan Provinsi DIY tahun 2014. Stroke pada Pasien Rawat Inap di Bagian Penyakit
Yogyakarta: DinKes Provinsi DIY. Dalam RSUD Kabupaten Solok Selatan Periode 1
4. Muttaqin, Arif (2008). Buku Ajar Asuhan Januari 2010 - 31 Juni 2012. Jurnal Kesehatan
Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Andalas.
Persarafan. Jakarta :Penerbit Salemba Medika. 22. Fandri, Sherly, Wasisto Utomo, Ari Pristiana Dewi.
5. Irish Heart Fundation. (2015). Stroke – a guide for (2014). Perbedaan Status Fungsional Pasien Stroke
those affected by stroke and their carers. Ireland : Saat Masuk Dan Keluar Ruang Rawat Inap RSUD
Royal College of Surgeons. Arifin Achmad. JOM PSIK Vol.1 No.2 Oktober
6. Khairunnisa N. (2014). Hemiparese sinistra, 2014
paresenervus vii, ix, x, xii e.c stroke 23. Senaen, Caroline G., Mieke A. H. N Kembuan,
Nonhemorrhagic. JUKE Unila. 2(3):53. Rizal Tumewah (2015). Profil Penderita Stroke
7. Bogousslavsky, Julien et al. (2005). Long-Term dengan Hipertensi Di Bagian Rawat Inap Neurologi
Effects Of Stroke. New York : Marcel Dekker Inc. RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Juli
8. National Institude of Health. (2014). Post-Stroke 2013 – Juni 2014. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3,
Rehabilitation. NIH Publication No. 14 1846 Nomor 1, Januari - April 201.
[Brosur]. 24. Saputera, Ariawan Wangsa, Maria Manuk, Yohanes
9. Fricke, Janet. (2010). Activities of Daily Living. Kurniawan. (2015). Dukungan Sosial Keluarga Dan
Center for International Rehabilitation Research Proses Rehabilitasi Motorik Pasien Stroke. Adi
Information and Exchange (CIRRIE). Husada Nursing Journal Vol. 1, NO. 2, Desember
10. Doctherman, Joanne McCloskey, Gloria N. 2015.
Bulecheck. (2008). Nursing Interventions 25. Nasution, LF. (2013). Stroke Non Hemoragik Pada
Classification Fifth Edition. USA : Mosby Elsevier. Laki-Laki Usia 65 Tahun. Medula, Volume 1,
11. National Stroke Foundation (NSF). (2010). Clinical Nomor 3, Oktober 2013. Universitas Lampung
Guidelines for Stroke Management; A quick guide 26. Yulinda. W. (2009). Pengaruh Empat Minggu
for nursing. Melbourne: 2010 pp. 78 – 95. Terapi Latihan Pada Kemenpuan Motorik Penderita
12. Indriyati. (2009). Hubungan activity of daily living Stroke. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Sumatera
(adl) berdasarkan indeks barthel dengan tingkat Utara : Medan.
depresi pada pasien stroke di bangsal anggrek 1 27. Yuanita, Endra, Maria Suryani, Sayono. (2013).
rumah sakit dr. Moewardi surakarta.Skripsi thesis Hubungan antara tingkat Ketergantungan Pasien
[on-line]. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dengan lamanya Kontak perawat dalam memenuhi
13. Aadal, Lena., et al. (2013). Nursing roles and Kebutuhan Nutris pada pasien stroked RSUD
functions in the inpatient neurorehabilitation of Tugurejo Semarang. Stikes Telogorejo.
stroke patients: a literature review. Journal of 28. Lingga, Lanny. 2013. All About Stroke. Jakarta: PT.
neuroscience Nursing, 45(3):158-70. Elex Media Komputindo
14. Syairi, Abu. (2013). Tingkat Pengetahuan Keluarga 29. Fleming, Talya K. (2015) Functional Problems In
Pasien Tentang Self-Care (Perawatan Diri) Pada Post-Acute Stroke Rehabilitation. Johnson
Anggota Keluarga yang Mengalami Stroke di RSU Rehabilitation Institute.
Kabupaten Tangerang Tahun 2013. Universitas 30. National Stroke Association. (2014). Am I Having A
Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta. The Royal Stroke ?.
Marsden NHS Foundation Trust. (2015. ) The Royal 31. Dewi,Mei, Mulyaningsih. (2016). Peran Perawat
Marsden Manual of Clinical Nursing Procedures: dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Mempengaruhi
Student Edition, Ninth Edition. Tingkat Kepuasan Keluarga Pasien Stroke di RSUD
15. Ratnasari, Pepy. (2011). Hubungan Antara Tingkat dr. Moewardi Surakarta. Gaster Vol. XIV No. 1
Ketergantungan Activiy Daily Living dengan Februari 2016. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Depresi Pada Pasien Stroke di RSUD Tugurejo ‘Aisyiyah Surakarta
Semarang. STIKES Tugurejo Semarang. 32. Kambuaya, Hanna Grace, Sefty Rompas, Rivelino S.
16. Sofyan, Aisyah Muhrini, Ika Yulieta Sihombing, Hamel. (2016). Hubungan Tingkat Pendidikan Dan
Yusuf Hamra.(2013). Hubungan Umur, Jenis Lamanya Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Rumah
Kelamin, dan Hipertensi dengan Kejadian Stroke. Sakit Umum Kabupaten Sorong. e-journal
Universitas Halu Oleo. Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1 Mei 2016.
17. Ghani, Lannywati, Laurentia K. Mihardja, Delima. 33. Murtianingarum, Bella. (2015). Hubungan Tingkat
(2016). Faktor Risiko Dominan Penderita Stroke di Pendidikan Perawat Dengan Perilaku Caring
Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 44 Perawat dii RSUD Panembahan Senopati Bantul.
No. 1, Maret 2016 : 49 – 58. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
18. Wardhana, Wisnu A. (2011). Strategi Mengatasi dan 34. PPNI, AIPNI, AIPDIKTI. (2012). Standar
Bangkit dari Stroke. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Kompetensi Perawat Indonesia
19. Wardhani, Irma Okta, Santi Martini. (2015). 35. Yanti, Retyaningsih Ida, Bambang Edi Warsito.
Hubungan Karakteristik Pasien Stroke Dan (2013). Hubungan Karakteristik Perawat, Motivasi,
Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalani Dan Supervisi Dengan Kualitas Dokumentasi Proses
19

Asuhan Keperawatan. Jurnal Managemen


Keperawatan Volume 1, No. 2, November 2013;
107-114
36. Abidin. (2014). Peran Perawat Dalam Memenuhi
Kebutuhan Nutrisi Pasien Kemoterapi Di Rumah
Sakit Umum Daerah Banda Aceh Tahun 2014.
Universitas Syiah Kuala
37. Alfaro-LeFevre, R. (2014) Applying Nursing
Process: The Foundation for Clinical Reasoning.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
38. The Royal Marsden NHS Foundation Trust. (2015. )
The Royal Marsden Manual of Clinical Nursing
Procedures: Student Edition, Ninth Edition.
39. Pausther, Agus Pahrianto. (2013). Gambaran
Pelaksanaan Mobilisasi Pada Pasien Stroke Oleh
Perawat di RSUD.Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota
Gorontalo 2013. Universitas Negeri Gorontalo.
40. Suryadi, Riza Firman, Dodi Wijaya, Anisah
Ardiana. (2013). Hubungan Peran Educator
Perawat dalam Discharge Planning dengan Tingkat
Kepatuhan Pasien Rawat Inap untuk Kontrol di
Rumah Sakit Paru Kabupaten Jember. Artikel Ilmiah
Hasil Penelitian Mahasiswa 2013 Universitas
Jember.
41. Himam, Iqonul. (2015). Hubungan Peran Educator
Perawat Dalam Pelaksanaan Discharge Planning
Dengan Tingkat Kepatuhan Pasien Untuk Kontrol
Di Poli Interna RSUD dr.h. Moh. Anwar Sumenep.
Universitas Muhammadiyah Surabaya.
42. Okatiranti. (2015). Gambaran Pengetahuan dan
Sikap Perawat dalam Pelaksanaan Discharge
Planning Pada Pasien Diabetes Mellitus Type II.
Jurnal Ilmu Keperawatan Volume III No. 1 April
2015.
43. Damawiyah, Siti. (2015). Pengaruh Penerapan
Discharge Planning dengan Pendekatan Family
Centered Nursing Terhadap Motivasi dan Kesiapan
Keluarga dalam Merawat Pasien Stroke Pasca Akut
di RS. Islam Surabaya. Universitas Diponegoro
Semarang.

Вам также может понравиться