Вы находитесь на странице: 1из 13

Suwarni et al.

/ Effect of Dementia, Family Support, Peer Support

Effect of Dementia, Family Support, Peer Support, Type


of Residence, and Marital Status on Quality of Life
of the Elderly in Surakarta, Central Java
Sri Suwarni1), RB. Soemanto2), Aris Sudiyanto3)

1)School
of Health Polytechnics, Ministry of Health, Surakarta
2)Faculty
of Social and Political Sciences, Universitas Sebelas Maret
3)Department of Psychiatry, Faculty of Medicine, Universitas Sebelas Maret

ABSTRACT

Background: The aging population is increasing in Indonesia and worldwide. Indonesia is one of
the countries that has high aging population structure. As such, the quality of life of the elderly is of
major concern. This study aimed to determine the effect of dementia, family support, peer support,
type of residence, and marital status on quality of life of the elderly in Surakarta, Central Java.
Subjects and Method: This was an analytical observational study with cross-sectional design. A
total sample of 218 elderly people in Surakarta, Central Java, was selected for this study by fixed
exposure sampling, with 1:3 ratio consisting of 50 elderly people living in Dharma Bakti nursing
home and 168 elderly people living with their families in the community. The dependent variable
was health-related quality of life. The independent variables were dementia, family support, peer
support, type of residence, and marital status. The data were collected by questionnaire and
analyzed by path analysis.
Results: Better quality of life of the elderly was directly increased by strong peer support (b= 0.25,
p<0.001), strong family support (b= 0.59, p= 0.002), mild dementia (b= 1.79, p<0.001), and being
married (b= 12.73, p= 0.039). Better quality of life was also increased indirectly by strong peer
support (b= 0.67, p= 0.012) and living with families (b= 22.93, p<0.001), through family support.
Conclusion: Better quality of life of the elderly is directly increased by strong peer support, strong
family support, mild dementia, and being married. It is indirectly increase by strong peer support
and living with families.

Keyword: quality of life, dementia, family support, peer support, elderly

Correspondence:
Sri Suwarni. School of Health Polytechnics, Ministry of Health, Surakarta.
Email: tanasfa@gmail.com

LATAR BELAKANG (ageing population). Peningkatan usia


Secara global populasi lansia diprediksi harapan hidup melebihi angka kelahiran
terus meningkat. Proporsi penduduk dunia sehingga populansi lanjut usia (lansia)
usia 60 tahun keatas diprediksi naik dari tinggi.
12% menjadi 22% pada tahun 2015 hingga Peningkatan populasi lansia dapat
2050 (WHO, 2015). Di Indonesia, jumlah menimbulkan permasalahan pada aspek
penduduk berusia di atas 60 tahun men- kesehatan, psikologis, ekonomi dan sosial
capai 21.4 juta (BPS, 2015). Menurut Ke- (Info DATIN, 2016). Perubahan yang ter-
menkes RI tahun 2014, sejak tahun 2000 jadi secara bertahap pada lansia mengarah
persentase penduduk lansia Indonesia me- pada penurunan fungsi dan berhubungan
lebihi 7 persen yang berarti Indonesia ter- dengan berbagai kemampuan individu.
masuk kelompok negara berstruktur lansia Meskipun merupakan proses yang normal,

e-ISSN: 2549-0273 (online) 83


Journal of Epidemiologi and Public Health (2018), 3(1): 83-94
https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2018.03.01.07

namun akan menyebabkan ketergantungan Kualitas hidup berhubungan erat


saat melakukan aktivitas sehari-hari dalam dengan kesejahteraan lansia, yaitu tata ke-
hidup. Permasalahan pada lansia akan hidupan dan penghidupan sosial, material
mempengaruhi kualitas hidupnya, seperti dan spiritual yang meliputi rasa keselamat-
perubahan peran sosial, perasaan kesepian an, kesusilaan dan ketentraman lahir batin
dan kepikunan atau demensia. dan memungkinkan setiap lansia untuk
Merujuk pada World Health Organi- mengadakan pemenuhan kebutuhan jas-
zation Quality of life (WHOQOL) kualitas mani, rohani dan sosial sebaik-baiknya bagi
hidup merupakan persepsi individu tentang diri, keluarga dan masyarakat dengan men-
posisi mereka dalam kehidupan. Sistem junjung tinggi hak dan kewajiban asasi
budaya dan nilai tempat tinggal dan berhu- manusia (UU No 13 tahun 1998). Sehingga
bungan dengan tujuan, harapan, standar kesejahteraan lansia dapat dikorelasikan
dan masalah mereka (WHO, 1995). Kualitas dengan kualitas hidupnya. Indikator yang
hidup sering dihubungan dengan kondisi nyata dapat dilihat dari kondisi fisik, psiko-
fisik, psikologis, kemandirian, interaksi so- logis dan hubungan sosial lansia.
sial dan lingkungannya. Rumusan masalah dari penelitian ini
Interaksi sosial sangat berpengaruh adalah apakah ada pengaruh demensia,
dalam kehidupan manusia dalam hal ini dukungan keluarga, dukungan teman se-
lansia. Kecenderungan lansia yang kurang baya, tempat tinggal dan status perkawinan
bersosialisasi, menurunnya daya tahan terhadap kualitas hidup lansia?. Tujuan
tubuh, harus melakukan pekerjaan rumah penelitian ini adalah untuk mengetahui
tangga sendiri bahkan untuk anggota kelu- pengaruh demensia, dukungan keluarga,
arga, merupakan permasalahan yang di- dukungan teman sebaya, tempat tinggal
hadapi lansia dalam menjalani sisa usianya. dan status perkawinan terhadap kualitas
Permasalahan dari aspek fisik, psikis dan hidup lansia. Hipotesis dalam penelitian ini
sosial yang terjadi pada lansia saling ber- adalah ada pengaruh demensia, dukungan
kaitan sehingga meningkatkan ketergan- keluarga, dukungan teman sebaya, tempat
tungan kepada orang lain. Pada kondisi ini tinggal dan status perkawinan terhadap
maka dukungan sosial terhadap lansia kualitas hidup lansia.
diperlukan untuk kesejahteraannya (Me-
léndez-Moral et al, 2013) bahkan penurun- SUBJEK DAN METODE
an kontak sosial berhubungan secara signi- 1. Populasi dan Sampel.
fikan dengan buruknya kualitas hidup dan Populasi mencakup keseluruhan subjek pe-
sebaliknya (Sok dan Choi, 2012). nelitian. Populasi penelitian adalah lansia
Dukungan sosial tinggi menurunkan yang tinggal di kalurahan Pajang laweyan.
risiko gangguan mental, penyakit, kematian Sampel yang digunakan adalah lansia usia
dan peningkatan kualitas hidup (Karnell et 60 tahun keatas yang tinggal di panti
al, 2007; Reblin dan Uchino, 2008). Du- Wreda dan peserta posyandu lansia sekitar
kungan keluarga, dukungan teman sebaya, panti wreda.
lingkungan tempat tinggal merupakan 2. Metode dan Tempat Penelitian.
bentuk dukungan sosial yang diperlukan Metode yang digunakan dalam penelitian
lansia. Teman dan keluarga merupakan ini adalah analitik observasional dengan
pendukung makna kehidupan dan rasa pendekatan cross sectional. Tehnik sam-
tujuan yang lebih kuat (Krause, 2007). pling adalah fixed exposure sampling
dengan perbandingan 1:3. Kelompok kasus

84 e-ISSN: 2549-0273 (online)


Suwarni et al./ Effect of Dementia, Family Support, Peer Support

sebanyak 54 orang sampel dari panti wreda Kualitas hidup adalah penilaian sub-
dan kelompok kontrol sebanyak 164 orang jek terhadap kondisi yang dirasakannya
dari Posyandu lansia. Keseluruhan jumlah fisik, psikologis, hubungan atau interaksi
subjek pada penelitian ini sebanyak 218 dan lingkungan sosial.
orang. 5. Instrumen Penelitian.
Penelitian ini dilakukan di Panti Instrumen yang digunakan pada penelitian
Wreda Dharma Bhakti Surakarta dan pos- adalah kuesioner dan disampaikan dengan
yandu lansia di kalurahan Pajang Laweyan metode wawancara kepada semua subjek
Surakarta yang terletak disekitar panti penelitian. Kuesioner untuk dukungan
wreda. Lansia di Panti wreda mewakili keluarga dan dukungan teman sebaya dila-
subjek penelitian di institusi. Sementara kukan uji validitas dan reliabilitas sedang-
lansia pada Posyandu Lansia di kelurahan kan kuesioner untuk MMSE dan WHO-
Pajang Laweyan mewakili subjek komu- QOL-BREF tidak karena sudah merupakan
nitas dari masyarakat. Pelaksanaan pene- gold standard.
litian bulan Oktober hingga Desember Uji validitas yang dilakukan dengan
2017. cara mengkorelasikan antar skor butir per-
3. Variabel Penelitian. tanyaan (indikator) dengan total skor kons-
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel truk atau variabel yaitu dengan memban-
bebas dan terikat. Variabel bebas adalah dingkan r hitung (hasil kolom Correlated
demensia, dukungan keluarga, dukungan Item-Total Correlation) dengan hasil per-
teman sebaya, tempat tinggal dan status hitungan r tabel. Hasil uji validitas pada
perkawinan, sedangkan variabelterikatnya variabel dukungan keluarga r hitung antara
yaitu kualitas hidup lansia. 0.61 – 0.88 dan dukungan dari teman se-
4. Definisi Operasional. baya dengan nilai r hitung antara 0.61 –
Lansia yaitu seseorang yang berusia mulai 0.95 sedangkan r tabel senilai 0.13. Nilai r
dari 60 tahun keatas yang tinggal di Panti hitung lebih besar dari r tabel sehingga alat
wreda Dharma Bakti Surakarta dan peserta ukur ini adalah valid.
posyandu lansia di kalurahan Pajang. Uji reliabilitas yaitu uji kehandalan
Demensia adalah gangguan kognitif kuesioner. Metode yang digunakan adalah
yang terjadi pada seseorang saat dilakukan Alpha Cronbach dengan batas minimal
tes skrining dengan MMSE. Dukungan reliabilitas ≥0.60 (Sujarweni, 2012). Hasil
keluarga adalah sikap, tindakan, dukungan, analisis reliabilitas dukungan keluarga ada-
perhatian dan penerimaan keluarga ter- lah 0.967 dan untuk dukungan teman se-
hadap lansia. baya sebesar 0.961. Hasil ini dikatakan
Dukungan teman sebaya adalah du- sangat reliabel.
kungan dari teman lansia yang tingkat usia 6. Analisis.
dan kematangannya hampir sama. Tempat Analisis data univariat untuk mengukur
tinggal adalah tempat lansia tinggal dan distribusi variabel yang diteliti berdasarkan
melangsungkan kegiatan sehari-hari. karakteristik responden. Hasil analisis uni-
Status perkawinan adalah status ikat- variat berupa karakteristik dan diskripsi
an lahir batin antara seorang pria dan se- subjek penelitian dalam bentuk tabel dan
orang wanita sebagai suami istri dengan diinterpretasikan sesuai hasil pengukuran
tujuan membentuk keluarga (rumah yang diperoleh. Informasi yang diperoleh
tangga). berupa frekuensi, persentase, maksimum,
minimum, mean dan standar deviasi.

e-ISSN: 2549-0273 (online) 85


Journal of Epidemiologi and Public Health (2018), 3(1): 83-94
https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2018.03.01.07

Analisis bivariat dilakukan untuk me- eksogen terhadap variabel endogen. Se-
lihat pengaruh demensia, dukungan kelu- makin besar koefisien jalur maka pengaruh
arga, dukungan teman sebaya, tempat ting- yang diberikan variabel itu juga semakin
gal dan status perkawinan terhadap kua- besar.
litas hidup lansia dilakukan. Analisis yang
digunakan adalah uji korelasi Pearson HASIL
Product Moment. 1. Analisis Univariat
Analisis jalur digunakan untuk meng- Analisis univariat dilakukan untuk menge-
etahui pengaruh antara variabel endogen tahui gambaran karakteristik subjek pene-
dan variabel eksogen secara langsung dan litian dalam distribusi frekuensi dan per-
tidak langsung (Rutherford, 1993 cit Manu- sentase, mean, maksimum, minimum dan
rung, 2014). Nilai koefisien jalur dipakai standar deviasi dari tiap variabel yang
untuk melihat besarnya pengaruh variabel diteliti.
Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian
Variabel Jumlah Persentase
Usia (tahun) Elderly (60-74) 154 70.6 %
Old (75-90) 64 29.4 %
Jenis Kelamin Laki-laki 36 16.5 %
Perempuan 182 83.5 %
Agama Islam 193 88.5 %
Kristen 24 11 %
Katolik 1 0.5 %
Pendidikan Tidak Sekolah 71 32.6 %
SD 80 36.7 %
SMP 30 13.8 %
SMA 31 14.2 %
Sarjana 6 2.8 %
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 74 33.9 %
Petani 23 10.6 %
Pegawai Negeri Sipil 13 6%
Swasta 108 49.5 %
Status Perkawinan Tidak kawin 158 72.5 %
Kawin 60 27.5 %
Tempat Tinggal Panti Wreda 54 24.8 %
Dengan keluarga /Sendiri 164 75.2 %
Kondisi Kesehatan Sangat bagus 7 3.2 %
Bagus 105 48.2 %
Antara bagus dan buruk 83 38.1 %
Buruk 23 10.6 %
Masalah Kesehatan Sehat 93 42.7 %
Sakit 125 57.3 %

Tabel 2. Analisis deskriptif subjek penelitian


Variabel N Minimum Maksimum Mean Std. Deviasi
Demensia 218 6 30 21.31 5.51
Dukungan keluarga 218 19 76 58.40 14.91
Dukungan teman sebaya 218 14 60 67.32 10.29
Kualitas hidup lansia 218 45 462 210.98 43.76

2. Analisis Bivariat Moment. Analisis bivariat dapat menunjuk-


Analisis bivariat dilakukan dengan meng- kan makna hubungan antar variabel kuat
gunakan analisis korelasi Pearson Product atau lemah, signifikansi dan arah hubungan

86 e-ISSN: 2549-0273 (online)


Journal of Epidemiologi and Public Health (2018), 3(1): 83-94
https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2018.03.01.07

antar variabel menunjukkan ke arah positif variabel bebas terhadap kualitas hidup
atau negatif. Hasil analisis korelasi Pearson lansia sangat signifikan, hubungannya
Product Moment seperti pada Tabel 3. Dari lemah dengan arah yang positif.
hasil analisis bivariat menunjukkan semua
Tabel 3. Hasil analisis bivariat dengan analisis korelasi Pearson Product Moment
Variabel r p
Demensia 0.27 <0.001
Dukungan Keluarga 0.29 <0.001
Dukungan Teman sebaya 0.22 0.001
Tempat Tinggal 0.21 0.002
Status perkawinan 0.21 0.002

3. Analisis Jalur terdapat satu model struktural dengan


a. Spesifikasi Model enam variabel terukur yang digunakan
Spesifikasi model akan menggambarkan dalam penelitian ini. Spesifikasi model
hubungan yang terjadi antar variabel yang yang didapat ditunjukkan pada Gambar 1.
diteliti. Pada spesifikasi model yang dibuat

Gambar 1. Model struktural yang mempengaruhi kualitas hidup subjek

b. Identifikasi model 1) Jumlah variabel terukur : 6


Analisis jalur bisa dilakukan jika memiliki 2) Variabel endogen :2
nilai degree of freedom (df) ≥0. Peng- 3) Variabel eksogen :4
hitungan degree of freedom (df) dengan 4) Jumlah parameter : 12
rumus sebagai berikut: Nilai degree of freedom-nya adalah 3.
df= jumlah variabel terukur x (jumlah c. Kesesuaian model dan estimasi
variabel terukur + 1) / 2 – (variabel parameter
endogen + Variabel eksogen + jumlah Kesesuaian antara model struktural yang
parameter). telah dibuat dengan model hubungan varia-
Identifikasi model struktural pada bel yang terbaik harus dilakukan pengecek-
faktor yang mempengaruhi kualitas hidup an. Hasil pengecekan kesesuaian model
lansia adalah sebagai berikut:

84 e-ISSN: 2549-0273 (online)


Suwarni et al./ Effect of Dementia, Family Support, Peer Support

dalam penelitian ini seperti pada Gambar 2 suaian model analisis jalur ditunjukkan
dan Tabel 4. adanya fit index (indeks kecocokan) dengan
Gambar 2 menunjukkan model struk- CMIN <0.001, nilai p<0.001 jika p <0.05
tural yang telah diestimasi dengan sofware berarti signifikan atau ada pengaruh, GFI=
SPSS AMOS 13 dan diperoleh nilai sesuai 1.00 >0.90, NFI= 1.00 > 0.90, CFI= 1.00 >
dengan gambar tersebut. Indikator kese- 0.90, RMSEA < 0.001 yang berarti <0.08.

Gambar 2. Model struktural faktor yang mempengaruhi kualitas hidup lansia

Estimasi parameter menunjukkan c) Setiap peningkatan 1 unit dukungan


adanya hubungan sebab akibat tampak teman sebaya yang kuat akan me-
dengan adanya koefisien jalur (b) belum ningkatkan kualitas hidup sebesar 0.67
terstandarisasi (unstandardized). Koefisien unit (b= 0.67, SE = 0.27, p = 0.012).
jalur (b) yang belum terstandarisasi me- d) Setiap peningkatan 1 unit status kawin
nunjukkan hubungan variabel endogen dan akan meningkatkan kualitas hidup se-
eksogen dalam unit pengukuran asli. besar 12.73 unit (b= 12.73, SE = 6.17, p=
Hasil analisis jalur melalui nilai 0.039).
koefisen jalur yang belum terstandarisasi 2).Adanya variabel penelitian yang ber-
(b) menunjukkan: pengaruh tidak langsung terhadap kua-
1) Adanya variabel penelitian yang ber- litas hidup lansia, yaitu;
pengaruh langsung terhadap kualitas a) Setiap peningkatan 1 unit dukungan
hidup lansia, yaitu; teman sebaya yang kuat akan mening-
a) Setiap peningkatan 1 unit demensia yang katkan dukungan keluarga sebesar 0.25
ringan akan meningkatkan kualitas unit ( b = 0.25, SE = 0.07, p < 0.001)
hidup sebesar 1.79 unit (b = 1.79, SE = b) Setiap peningkatan 1 unit tempat tinggal
0.49, p < 0.001). bersama dengan anggota keluarga akan
b) Setiap peningkatan 1 unit dukungan meningkatkan dukungan keluarga se-
keluarga yang kuat akan meningkatkan besar 22.93 unit ( b = 22.93, SE = 1.72, p
kualitas hidup sebesar 0.59 unit (b = < 0.001).
0.59, SE = 0.19, p = 0.002).

e-ISSN: 2549-0273 (online) 85


Journal of Epidemiologi and Public Health (2018), 3(1): 83-94
https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2018.03.01.07

Tabel 4. Hasil analisis jalur tentang pengaruh demensia, dukungan keluarga,


dukungan teman sebaya, tempat tinggal dan status perkawinan terhadap kualitas
hidup lansia
Variabel Independen Variabel Dependen b* SE P Β**
Pengaruh Langsung
Kualitas hidup baik Demensia (ringan) 1.79 0.49 < 0.001 0.23
Kualitas hidup baik Dukungan keluarga
0.59 0.19 0.002 0.20
(kuat)
Kualitas hidup baik Dukungan teman sebaya
0.67 0.27 0.012 0.16
(kuat)
Kualitas hidup baik Status perkawinan
12.73 6.17 0.039 0.13
(kawin)
Pengaruh Tidak Langsung
Dukungan keluarga kuat Dukungan teman sebaya
0.25 0.07 < 0.001 0.18
(kuat)
Dukungan keluarga kuat Tinggal bersama
22.93 1.72 < 0.001 0.66
keluarga
N = 218
Model Fit
CMIN <0.001 p< 0.001
GFI = 1.00
NFI = 1.00
CFI = 1.00
RMSEA < 0.001
* = Koefisien jalur tidak terstandarisasi
** = Koefisien jalur terstandarisasi

PEMBAHASAN Hasil analisis jalur pada penelitian ini


1. Pengaruh demensia terhadap kua- menunjukkan adanya pengaruh variabel
litas hidup lansia demensia ringan terhadap peningkatan
Penurunan fungsi kognitif pada lansia me- kualitas hidup lansia. Jadi pada status
rupakan penyebab ketidakmampuan dalam demensia ringan didapatkan pengaruh
melakukan aktifitas normal sehari-hari pada kualitas hidup yang tinggi/baik. Se-
sehingga membutuhkan bantuan orang lain baliknya dengan status demensia yang
dalam pelaksanaannya. Faktor utama yang berat maka didapatkan pengaruh pada kua-
mempengaruhi kualitas hidup pada pen- litas hidup yang rendah pada lansia.
derita demensia terkait kesehatan yaitu Hasil ini sejalan dengan penelitian
penurunan aktivitas kehidupan sehari-hari Haris et al. (2014) yang menyatakan bahwa
(Koek, 2016). Menurut Clare et al. (2014) demensia dan depresi berdampak pada
suasana positif seperti merasa bahagia dan kualitas hidup, baik secara umum maupun
kepuasan hidup biasanya berhubungan domain. Lansia yang berpartisipasi aktif
dengan QoL yang lebih tinggi pada lansia dalam kegiatan sosial dan interaksi dengan
dengan demensia. Disarankan peningkatan orang lain, dapat membantu menstimulasi
dukungan kepada lansia dengan demensia fungsi kognitif dan memperlambat terjadi-
supaya untuk meningkatkan kualitas nya kepikunan. Aktifitas sosial dan keter-
hidupnya (Nikmat et al, 2015). ikatan sosial telah dibuktikan berpengaruh

86 e-ISSN: 2549-0273 (online)


Suwarni et al./ Effect of Dementia, Family Support, Peer Support

terhadap fungsi kognitif pada lansia (Haris nimbulkan kenyamanan. Dukungan kelu-
et al, 2014). arga sangat diperlukan selama menjalani
2. Pengaruh dukungan keluarga ter- kehidupannya, sehingga lansia merasa
hadap kualitas hidup lansia. dihargai dan diperhatikan.
Suatu keluarga mempunyai hubungan Mayoritas subjek penelitian yang
darah, saling berinteraksi dan saling ter- hidup dengan keluarga akan mendapatkan
gantung satu sama lain untuk mendapatkan keempat komponen dukungan keluarga ter-
dukungan secara emosional, instrumental, sebut meski dengan kedalaman yang ber-
informasional, penghargaan. Sebagaimana variasi. Sehingga kualitas hidupnya akan
manusia sebagai makluk sosial akan saling lebih tinggi dibandingkan subjek penelitian
terlibat dalam suatu hubungan dan keter- yang hidup di panti wreda. Penghuni panti
gantungan, hal ini merupakan suatu bentuk wreda mendapat dukungan sangat terbatas
dukungan satu sama lain. Dukungan yang dari keluarga, bahkan sama sekali tidak
terjadi bisa bersifat positif atau negatif. mendapatkannya. Keadaan ini sangat
Dukungan yang bersifat positif akan sangat dimaklumi jika kualitas hidup lansia yang
memotivasi ke arah yang baik, namun jika hidup dipanti wreda cenderung rendah.
dukungan yang terjadi adalah bersifat Berdasarkan observasi mayoritas penyebab
negatif maka akan berpengaruh pada hal- dukungan keluarga tidak baik berhubungan
hal yang tidak baik. dengan masalah ekonomi.
Dukungan keluarga yang bersifat Dukungan dari keluarga merupakan
positif mempengaruhi aktivitas, kondisi dukungan yang utama dan mutlak bagi
fisik dan mental keseharian seseorang. lansia disepanjang masa kehidupannya
Orang akan lebih bersemangat dalam ber- Peran anggota keluarga dalam merawat
karya dan beraktivitas untuk meraih ke- lansia sangat penting, memberikan kasih
inginan, sehingga hasil yang diperoleh juga sayang, saling berinteraksi dan komunikasi,
akan maksimal. Namun jika dukungan membantu menyelesaikan permasalahan
keluarga bersifat negatif maka akan me- dan memberikan dukungan dalam upaya
nimbulkan tekanan, ketidaknyamanan, memaksimalkan kepuasan di hidupannya.
malas dan enggan beraktivitas sehingga Kepuasan hidup yang baik akan timbul
hasil yang didapat tidak maksimal bahkan suatu perasaan tenang, nyaman dan lansia
cenderung gagal. Hal ini yang kadang dapat lebih menikmati masa hidupnya. Hal
menimbulkan stres dan keputusasaan. inilah yang membuat lansia mendapatkan
Hasil analisis jalur dari penelitian ini kualitas hidup yang tinggi. Apabila fungsi
didapatkan pernyataan bahwa ada peng- keluarga pada lansia kurang akan timbul
aruh langsung dari dukungan keluarga masalah pada fisik, mental, psikososial dan
yang kuat terhadap peningkatan kualitas memperparahi kondisi fisiknya, karena ada
hidup lansia. Keluarga berfungsi sebagai perasaan tidak berharga. Hasil penelitian
tempat saling bertukar antar anggota ini sejalan dengan hasil penelitian yang
keluarga untuk memenuhi kebutuhan fisik dilakukan Meidikayanti dan Wahyuni
dan emosional setiap individu. Dalam (2017) yang meneliti hubungan dukungan
kehidupan berkeluarga akan terjadi proses keluarga dengan kualitas hidup DM tipe 2.
adaptasi, kemitraan, pendewasaan anggota 3. Pengaruh dukungan teman sebaya
keluarga, kasih sayang, kebersamaan. Jika terhadap kualitas hidup lansia
fungsi keluarga berjalan maka hidup dalam Hasil analisis jalur pada penelitian ini
kebersamaan dengan keluarga akan me- variabel dukungan teman sebaya yang kuat

e-ISSN: 2549-0273 (online) 87


Journal of Epidemiologi and Public Health (2018), 3(1): 83-94
https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2018.03.01.07

berpengaruh secara langsung maupun tidak mempengaruhi kualitas hidup lansia subjek
langsung terhadap peningkatan kualitas melalui dukungan keluarga. Lansia yang
hidup lansia.Secara langsung dukungan tinggal dengan keluarga di komunitas
teman sebaya yang kuat mempengaruhi masyarakat akan meningkatkan dukungan
peningkatan kualitas hidup lansia dalam keluarga terhadap lansia dan kualitas hidup
aspek psikologisnya yaitu mengakomodir lansia menjadi meningkat.
rasa kesepian sehingga mengurangi resiko Lingkungan tempat tinggal menjadi
depresi. Dukungan teman sebaya yang kuat faktor penting yang mempengaruhi kualitas
juga sangat berpengaruh pada peningkatan hidup lansia. Perubahan lingkungan tempat
dukungan keluarga. Dukungan keluarga tinggal akan mengakibatkan perubahan
yang kuat akan meningkatkan kualitas peran lansia dalam beradaptasi. Perubahan
hidup lansia yang bersangkutan. Sehingga peran dalam keluarga, sosial ekonomi dan
pengaruh tidak langsung dukungan teman sosial masyarakat akan mengakibatkan ke-
sebaya yang kuat terhadap peningkatan munduran dalam beradaptasi dan berinte-
kualitas hidup adalah melalui dukungan raksi dengan lingkungan sosialnya.
keluarga. Lingkungan tempat tinggal di panti
Dukungan teman sebaya memotivasi berbeda dengan di komunitas masyarakat.
lansia untuk tetap semangat melanjutkan Lansia yang tinggal di panti harus beradap-
kehidupan. Persahabatan yang terjalin akan tasi secara positif ataupun negatif terhadap
memberikan efek manfaat dari aktivitas paparan lingkungan dan teman baru (Nur-
bersama, persahabatan dan interaksi yang yanti, 2012). Lingkungan tempat tinggal
menyenangkan. Pertemanan berpengaruh yang berbeda akan berakibat pada kondisi
pada efek interaksi dan bersosial yang baik. lingkungan sosial, ekonomi, psikologis,
Bertambahnya usia akan menyebabkan pe- fisik dan spiritual religious lansia. Kondisi
nurunan kemampuan fisik. Hal ini akan ini berpengaruh pada status kesehatan
membatasi kemampuan seseorang untuk lansia yang tinggal didalamnya (Wulandari,
melakukan instrumental aktivitas hidup 2011).
sehari-hari sehingga kualitas hidup lansia Perbedaan tempat tinggal lansia me-
menurun. Dukungan teman sebaya sangat nyebabkan perbedaan pelayanan kesehatan
penting dan berpengaruh pada kesehatan yang diperoleh lansia sehingga terjadi
seseorang. Hasil penelitian ini sejalan kesenjangan kualitas hidup. Hasil peneli-
dengan hasil penelitian Sreedevi et al. tian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
(2017) yang menyatakan dukungan teman dilakukan Putri et al. (2014) yang memban-
sebaya meningkatkan kualitas hidup pada dingkan kualitas hidup lansia yang tinggal
domain sosial dan lingkungan wanita bersama keluarga dan panti.
dengan diabetes. 5. Pengaruh status perkawinan ter-
4. Pengaruh tempat tinggal terhadap hadap kualitas hidup lansia
kualitas hidup lansia Status perkawinan subjek mempengaruhi
Hasil analisis dari variabel tempat tinggal kualitas hidup. Subjek dengan status kawin
berpengaruhsecara tidak langsung pada memiliki kualitas hidup lebih baik diban-
kualitas hidup lansia subjek penelitian. dingkan yang berstatus tidak kawin, janda
Tempat tinggal mempengaruhi dukungn atau duda. Dalam kesehariannya lansia
keluarga secara langsung dan dukungan lebih banyak menghabiskan waktu di dalam
keluarga mempengaruhi kualitas hidup rumah, sehingga dengan adanya pasangan
lansia secara langsung. Jadi tempat tinggal hidup akan sangat berarti lahir dan batin

88 e-ISSN: 2549-0273 (online)


Suwarni et al./ Effect of Dementia, Family Support, Peer Support

dalam kehidupannya. Pasangan hidup akan arga (kuat) (b= 0.59; p= 0.002), dan de-
menjadi tempat untuk berbagi, memotivasi mensia ringan (b= 1.79; p<0.001), dukung-
dan mendukung dalam menghadapi per- an teman sebaya (kuat) (b= 0.67; p= 0.012)
masalahan dimasa tua. Populasi umum ter- dan status perkawinan (berstatus kawin)
masuk lansia yang berstatus kawin akan (b= 12.73; p= 0.039) terhadap kualitas
berpengaruh baik terhadap kondisi kese- hidup lansia (baik).
hatan secara fisik, psikologis, biologis dan Implikasi secara teoritis hipotesis
kepuasan hidup lebih besar. sangat mendukung, variabel pendukung
Lansia dengan status kawin hidup cukup kuat dan seiring dengan penelitian
bersama dengan pasangannya sehingga sebelumnya. Status demensia, dukungan
memiliki fungsi sosial yang lengkap dan keluarga, dukungan teman sebaya, tempat
lebih baik sehingga kualitas hidupnya juga tinggal, status perkawinan mempengaruhi
tinggi. Pasangan dari perkawinan dapat kualitas hidup lansia. Sedangkan implikasi
memberikan fungsi pendukung terluas metodologisnya yaitu penggunaan path
dalam kehidupan yaitu dalam dukungan analysis bisa menggambarkan metodologi
emosional dan bantuan instrumental. yang kuat dan mendukung terhadap ana-
Sedangkan orang yang berstatus tidak lisis data. Sehingga tercapai konsistensi
kawin, janda atau duda pasti akan mem- antara pendekatan metodologi dari desain
punyai perasaan yang kurang dalam fungsi secara cross sectional, pemilihan lokasi dan
sosialnya. Kesendirian menyebabkan rasa hasil analisisnya.
kesepian yang bisa menyebabkan depresi Saran untuk masyarakat supaya
atau putus asa. Hal ini yang akan berpeng- mampu memelihara fungsi kognitif fisik,
aruh terhadap kualitas hidupnya menjadi aktivitas produktif, dan interaksi sosial
lebih rendah. yang baik. Bagi peneliti selanjutnya variabel
Kualitas hidup sangat menekankan dukungan teman sebaya dan tempat tinggal
pada persepsi individu yang berhubungan menarik untuk dikembangkan dan diteliti
dengan kepuasan terhadap keadaan dan lebih lanjut, misal pada komunitas yang
posisi lansia dalam menjalani kehidupan. mempunyai hubungan kedekatan keluarga
Mayoritas lansia menilai kualitas hidup tinggi implikasinya (pedesaan).
berdasar kontak sosial, ketergantungan,
kesehatan, keadaan jasmani dan sosial. REFERENCE
Kemampuan beradaptasi dan ketahanan BPS (2015). Statistik penduduk lansia.
berperan dalam mempertahankan kualitas https://www.bappenas.go.id/files/dat
hidup yang baik (Rantepadang, 2012). a/Sumber_Daya_Manusia_dan_Keb
Keterbatasan dalam penelitian ini udayaan/Statistik%20Penduduk%20
adalah informasi yang didapat terbatas Lanjut%20Usia%20Indonesia%20201
karena alat ukur yang digunakan berupa 4.pdf. Diakses 13 Februari 2017.
kuesioner. Kajian kurang mendalam karena Clare L, Woods RT, Nelis SM, Martyr A,
merupakan penelitian bersifat kuantitatif. Markova IS, Roth I, Whitaker C J,
Simpulan dari hasil penelitian dan Morris RG (2014). Trajectories of
pembahasan penelitian ini adalah terdapat quality of life in early-stage dementia:
pengaruh dari dukungan teman sebaya individual variations and predictors of
(kuat) (b= 0.25; p<0.001) dan tempat change. International Journal of Geri-
tinggal (bersama dengan keluarga) (b= atric Psychiatry, 29(6):616–623.
22.93; p<0.001) melalui dukungan kelu-

e-ISSN: 2549-0273 (online) 89


Journal of Epidemiologi and Public Health (2018), 3(1): 83-94
https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2018.03.01.07

Haris ER, Steven R, Handajani YS (2014). pada lansia yang tinggal di UPT PSLU
Quality of life in elderly with cognitive Pasuruan, Babat Lamongan. Available
impairment and mental disorders: :http://journal.unair.ac.id/fTitikN.pd
cross sectional study in kelurahan f. diakses 22 November 2017.
kalianyar, West Jakarta. Damianus Putri ST, Fitriana LA, Ningrum A, Sulastri
Journal of Medicine.13(2): 117-127. A(2014). Studi komparatif: kualitas
InfoDATIN: Pusat data dan informasi hidup lansia yang tinggal bersama
kementerian kesehatan RI; Situasi keluarga dan panti. http://download.
lanjut usia (Lansia) di Indonesia 29 portalgaruda.org/article.php?. diakses
Mei 2016 - Hari lanjut usia nasional; tanggal 5 Desember 2017.
diakses tanggal 3 Maret 2017 Rantepadang A (2012). Interaksi sosial dan
Karnell L, Christensen A, Rosenthal E, kualitas hidup. Universitas Klabat.
Magnuson J, Funk G(2007). Influence JKU; 1:1; Available: http://www. Ige
of social support on health-related nursing.weebly.com./fix_jku_andreas
quality of life outcomes in head and .pdf. diakses 22 November 2017.
neck cancer: Head Neck. 29(2):143–6. Reblin M, Uchino B (2008). Social and
Koek MERHL (2016). Predictors of functio- emotional support and its implication
nal disability in mild cognitive im- for health. Curr opin psychiatry.
pairment and dementia. Journal 21(2): 201–5.
maturitas. MAT 6615. Sok S, Choi J (2012). Factors associated
Krause N (2007). Longitudinal study of so- quality of life of elderly in non-paid or
cial support and meaning in life. Psy- paid assisted living facilities. Korean J
chology and Aging. 22(3): 456–69. Adult Nurs. 24(2):99–108.
Meidikayanti W, Wahyuni CU (2017). Hu- Sreedevi A, Unnikrishnan AG, Karimassery
bungan dukungan keluarga dengan SR, Deepak KS (2017). The effect of
kualitas hidup DM tipe 2 di pus- yoga and peer support intervention on
kesmas Pademawu. JBE; 5(2). the quality of life of women with dia-
Manurung RPR (2014). Analisis Jalur (Path betes: Results of A randomized con-
Analisis); Teori dan Aplikasi Dalam trolled trial. IJEM. 21(4):524-530.
Riset Bisnis; Rineka Cipta Jakarta. Sujarweni (2012). SPSS Untuk Paramedis.
Melendez-Moral JC, Charco-Ruiz L, Mayor- Gava Medika Yogyakarta.
domo-Rodriguwz, Sales-Galan A Undang-undang kesejahteraan lansia No.13
(2013). Effects of a reminiscencepro- tahun 1998.
gram among institutionalized elderly WHO(1995). The WHOQOL Group. The
adults. Psicothema. 25(3): 319–23. world health organization quality of
Nikmat A, Hawthorne G, Al-Mashoor life assessment (WHOQOL): Position
S (2015). The comparison of quality paper from the world health orga-
of life among people with mild nization. Social science and medicine.
dementia in nursing home and 41: 1403–1409.
home care, a preliminary report. De- WHO (2015). Thematic briefs for the first
mentia: The international journal of who ministerial conference on global
social research and practice. 14(1): action against dementia, 16-17. Gene-
114-125. va: http://www.who.int/mental _he-
Nuryanti T (2012). Hubungan perubahan alth/neurology/dementia/thematic_-
peran diri dengan tingkat depresi

90 e-ISSN: 2549-0273 (online)


Suwarni et al./ Effect of Dementia, Family Support, Peer Support

briefs_dementia/en/. Diakses 6 April Universitas Diponegoro Semarang.


2017. Available:http://eprints.undip.ac.id/
Wulandari ASF (2011). Kejadian dan ting- Ayu_Fitri.pdf.diakses 20 November-
kat depresi pada lanjut usia: studi 2017.
perbandingan di panti wreda dan
komunitas. KTI Fakultas kedokteran

e-ISSN: 2549-0273 (online) 91

Вам также может понравиться