Вы находитесь на странице: 1из 7

BALAI KESEHATAN JIWA DENGAN PENDEKATAN HEALING

ENVIRONMENT DI SURAKARTA
Deva Bagus Zhafran, Hardiyati, Leny Pramesti

Program Studi Arsitektur


Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Email:devazhafran@gmail.com

Abstract: Mental health is projected to be one of issues that would be a problem among people's
live in the future. This issue is caused by a lack of knowledge and insight into the mental health
community, as well as the negative stigma attached to people's perceptions of mental illness and
the sufferers. The negative stigma hamper government and community efforts in creating mental
health in the community. Stigma obstruct the recovery process of mental disorders that can
happen to any human being and for the sufferers will be difficult to live in the midst of the
general public. “balai kesehatan jiwa” that is designed aiming at providing a forum for people
with mental disorders transition before returning to the life of society, as well as to create
containers mental health services closer to the people so that the people who sought mental
health can be achieved more efficiently.the concept of environment’s design is applied using a
basic principle as the basis of healing environmental considerations whole aspects both
component architecture and components forming other neighborhoods that are conducive and
supportive user’s mental health. This building is planned by the location, building appearance,
structure, landscaping and utilities on the building considering the stimulants wich is received
by the users from the building components.

Keywords: Negative Stigma, Mental Health Centre, Containers Transition, Healing


Environment

1. PENDAHULUAN
Stigma negatif tentang gangguan jiwa juga menginginkan kehidupannya kembali,
merupakan permasalahan utama yang sehingga masalah dari stigma negatif tersebut
melatarbelakangi ide perencanaan dan menyebar menjadi permasalahan banyaknya
perancangan balai kesehatan jiwa tersebut. gelandangan psikosis di kota-kota di Indonesia
Stigma negatif yang sudah melekat pada (depkes.go.id).
persepsi setiap orang memiliki dampak negatif Balai kesehatan jiwa yang direncanakan
bagi orang lain bahkan dirinya sendiri. Stigma bertujuan untuk memberikan wadah transisi
negatif bahwa gangguan jiwa akan bagi penderita gangguan jiwa sebelum dapat
menyebabkan orang bertindak kekerasan, tidak benar-benar kembali ke tengah-tengah
dapat disembuhkan dan menjadi aib bagi masyarakat. Para penderita ini diberdayakan
seseorang telah menjadi masalah serius dan diberi bekal untuk hidup di masyarakat
ditengah-tengah masyarakat. Adanya stigma sebagai mantan penderita gangguan jiwa. Selain
negatif ini diperburuk dengan perilaku dari itu, balai kesehatan jiwa ini juga menyediakan
masyarakat yang seolah-olah membenarkan pelayanan kesehatan jiwa bagi masyarakat
stigma tersebut. Akibatnya, banyak kasus umum. Sejauh ini, masyarakat umum
pemasungan, stres, halusinasi, dan kasus mengetahui pelayanan kesehatan jiwa hanya
kesehatan jiwa lainnya yang semakin parah pada rumah sakit jiwa, dan tempat-tempat
akibat penanganan yang terlambat atau kurang praktek psikiatri yang tidak banyak diketahui
tepat karena kurangnya pengetahuan dan oleh masyarakat itu sendiri. Gangguan jiwa
wawasan masyarakat. Adanya stigma ini dapat menyerang siapa saja, karena pada
mempersulit hubungan antara masyarakat dasarnya setiap manusia memiliki perbedaan
umum dengan penderita gangguan jiwa yang faktor psikologis dimana pada titik tertentu
Arsitektura, Vol. 15, No.1, April 2017: 149-155

dapat dikatakan mengalami gangguan atau Komponen-komponen pembentuk


abnormal (Eko Prabowo, 2014). Menanggapi lingkungan tersebut memiliki berbagai jenis dan
masalah-masalah tersebut, balai kesehatan jiwa macamnya. Pemilihan jenis dari berbagai
yang dirancang ini berupaya untuk macam komponen-komponen desain tersebut
mendekatkan dan memberi wadah bagi didasarkan atas kriteria yang digunakan sesuai
masyarakat umum dan penderita gangguan jiwa dengan prinsip Healing Environmentuntuk
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa perancangan wadah pelayanan kesehatan jiwa.
serta berinteraksi dengan tujuan pengurangan Prinsip Healing Environmentyang
dan menghilangkan stigma negatif yang digunakan mengalami pengembangan yaitu
melekat diantara kedua belah pihak. merujuk pada prinsip-prinsip Healing
Healing Environmentdigunakan sebagai Environmentuntuk fasilitas kesehatan jiwa.
metode pendekatan pada perancangan balai Pengembangan khusus ini bertujuan untuk
kesehatan jiwa ini. Prinsip-prinsip pada Healing mendapatkan kriteria perancangan yang lebih
Environmentdinilai cocok sebagai kriteria spesifik dan sesuai dalam perancangan
keputusan desain yang diambil pada lingkungan yang memulihkan dan menciptakan
perancangan lingkungan yang direncanakan. suatu kesehatan khususnya kesehatan mental
Lingkungan menjadi salah satu faktor yang atau jiwa penggunanya. (Ralene van der Walt
sangat berperan dalam proses penyembuhan and Ida Breed, 2012). Prinsip-prinsip tersebut
dan penciptaan kesehatan jiwa masyarakat. antara lain adalah:
Desain pada lingkungan di sekitar sangat 1. Stimulant (rangsangan)
mempengaruhi tingkat kesembuhan pengguna. 2. Coherence (kesinambungan)
Pola Perilaku penggunajuga dipengaruhi oleh 3. Affordance (keberhasilan)
rangsangan-rangsangan diterima dari 4. Independence(kebebasan/keleluasaan)
lingkungan (Joyce Marcella Laurens, 2004). 5. Consciousness (kesadaran)
Beberapa kasus telah membuktikan bahwa 6. Purpose (kujuan)
pasien gangguan jiwa kembali kambuh setelah 7. Physical Activities (kegiatan kisik)
dipulangkan kerumahnya karena kondisi 8. Restorative (pemulihan)
lingkungan rumahnya dianggap tidak kondusif Prinsip-prinsip tersebut digunakan dan
dan justru memberikan rangsangan buruk. diterapkan dalam proses analisis setiap
Untuk mendukung upaya penciptaan kesehatan komponen perancangan balai kesehatan jiwa
jiwa dan kesejahteraan hidup masyarakat, yang direncanakan. Arsitektur memiliki peran
Healing Environmentditerapkan guna penting dalam kesehatan jiwa manusia, karena
menciptakan lingkungan yang kondusif dan arsitektur merupakan ilmu perancangan
supportive bagi kesehatan jiwa manusia. lingkungan yang menjadi wadah bagi manusia
menciptakan kesehatan tersebut (Gary W.
2. METODE Evans And Janetta Mitchell Mccoy, 1998).
Pada dasarnya, Healing
Environmentmenitikberatkan pada metode 3. ANALISIS
perancangan seluruh aspek pada komponen 3.1 Analisis Peruangan
arsitektur terutama komponen-komponen Kebutuhan ruang pada balai kesehatan
pembentuk lingkungan. Selain komponen jiwa yang dirancang didapatkan dari hasil
pembentuk lingkungan ini yang nantinya akan pengamatan preseden dan kriteria perancangan
berinteraksi langsung dengan pengguna melalui dari prinsip-prinsip Healing Environmentyang
panca indera. Komponen-komponen tersebut digunakan sebagai pendekatan (Tabel 1).
antara lain adalah: Kebutuhan ruang tersebut diolah dengan
1. Peruangan mempertimbangkan pola hubungan ruang untuk
2. Lokasi memberikan kemudahan dan kenyamanan
3. Komponen pembentuk lingkungan: pengguna dalam berkegiatan.
a. Warna.
b. View. Tabel 1. Analisis Kebutuhan Ruang.
c. Bentuk.
d. Tekstur. Pelaku Kebutuhan ruang
e. Pencahayaan. Pengelola 1. Ruang kerja
f. Suara. 2. Ruang servis
g. Termal. Masyarakat 1. UGD
h. Aroma. Umum 2. Poli Kesehatan Umum

150
Deva Bagus, Hardiyati, Leny Pramesti, Balai Kesehatan…

3. Poli Kesehatan Jiwa Komponen warna pada lingkungan


4. Perpustakaan dianalisis dengan menggunakan beberapa
5. Ruang Pelatihan Petugas prinsip dalam pendekatan yaitu:
Kesehatan Jiwa 1. Stimulant (rangsangan).
6. Ruang Pelatihan 2. Coherence (kesinambungan).
Pengembangan Diri 3. Consciousness (kesadaran).
7. Ruang Penyuluhan 4. Restorative (pemulihan).
Kesehatan Jiwa dan
Keluarga penderita Tabel 2. Analisis Warna
8. Ruang Serbaguna
Warna Keterangan
9. Taman
Orang Dengan
10. Taman Warna cerah natural (putih) Bersih
Gangguan 11. Ruang Serbaguna Warna cerah natural (abu- Bersih, alami,
Jiwa (ODGJ)12. Ruang Keagamaan abu muda) ketenangan
13. Ruang Kegiatan Binaan Warna tanah (cokelat, abu- Membumi
14. Ruang Kesehatan abu tua, dan warna-warna
15. Ruang Keluarga
tanah lainnya)
16. Rumah Singgah
17. Ruang Isolasi / Transisi Kuning Optimis
Oranye Semangat
3.2 Analisis Lokasi Merah Berani, tegas
Lokasi mempengaruhi kualitas suatu Merah muda Cinta, kasih
lingkungan pada kawasan. Pemilihan lokasi sayang
yang tepat berhubungan dengan kenyamanan Ungu Meditasi
pengguna untuk mencapai kesehatan jiwa yang Hijau Keseimbangan,
diinginkan.
alami, segar
3.2.1 Tujuan
Tapak yang mendukung kenyamanan dan Turquois Menenangkan
keamanan kegiatan pada balai kesehatan jiwa Biru Tenang
sesuai dengan prinsip Healing Analisis warna bertujuan untuk mengetahui
Environmentyang diterapkan. efek yang diberikan pada penggunaan warna-
warna tertentu (Tabel 2).
3.2.2 Dasar pertimbangan
Pertimbangan pemilihan lokasi 3.3.2 View
berdasarkan prinsip Healing Environmentdan Komponen view pada lingkungan
hasil pengamatan langsung terhadap pengguna dianalisis dengan menggunakan beberapa
yaitu penderita gangguan jiwa, yaitu: prinsip dalam pendekatan yaitu:
a. Lokasi mampu menciptakan kondisi 1. Stimulant (rangsangan).
lingkungan yang cukup tenang. 2. Consciousness(kesadaran).
b. Berhubungan dengan lingkungan kehidupan 3. Restorative (pemulihan).
masyarakat. Analisisview pada tapak
c. Akses yang cukup mudah ke rumah sakit Lingkungan yang dirancang di desain
rujukan (RSJ / RSU). sedemikian rupa dengan memanfaatkan view
d. Memiliki akses yang mudah ke lokasi- buatan dan view eksisting pada tapak (Gambar
lokasi penting. 1).
e. Berada pada daerah dengan iklim dan cuaca
yang mendukung untuk proses
penyembuhan penderita gangguan jiwa.
f. Memiliki view atau pemandangan yang
dapat dinikmati.

3.3 Analisis Komponen Pembentuk


Lingkungan
3.3.1 Warna

151
Arsitektura, Vol. 15, No.1, April 2017: 149-155

ruang terutama ruang luar.

Analisa bentuk geometris tersebut bertujuan


untuk mendapatkan kesimpulan dari sifat-sifat
bentuk geometris yang akan di terapkan sebagai
keputusan desain pada proses perancangan balai
kesehatan jiwa.
1. Terpusat
Tata massa dimana adanya ruang
pemersatu antar massa bangunan yang
terdiri dari pusat yang dikelilingi massa
sekunder.
2. Linier
Bersifat fleksibel dan tanggap terhadap
Gambar 1. AnalisisView Pada Tapak
kondisi tapak.
3.3.3 Bentuk 3. Grid
Komponen bentuk pada lingkungan Merupakan tata massa pengulangan
dianalisis dengan menggunakan beberapa modul secara teratur.Penataan ini
prinsip dalam pendekatan yaitu: memberikan kesan kaku.
1. Stimulant (rangsangan). 4. Cluster
2. Coherence (kesinambungan). Tata massa penggabungan dari ruang
3. Consciousness (kesadaran). yang berlainan bentuk tapi tetap
4. Restorative (pemulihan). berhubungan dengan yang lain berdasarkan
Proses pemilihan bentuk pada desain penempatan.
didasarkan pada hasil analisis dari beberapa 5. Radial
bentuk geometris (Tabel 2). Tata massa perpaduan dari organisasi
masa terpusat dan linear yang terdiri dari
Tabel 2 Analisis bentuk geometris. ruang pusat dengan beberapa organisasi
linear berkembang membentuk jari.
Bentuk Analisis
Persegi 1. Merupakan bentuk yang 3.3.4 Tekstur
paling efektif untuk suatu Komponen tekstur pada lingkungan
ruangan. dianalisis dengan menggunakan beberapa
2. Hubungan antar ruang prinsip dalam pendekatan yaitu:
yang dibentuk komposisi 1. Stimulant (rangsangan).
persegi cenderung kaku 2. Purpose (tujuan).
dan memberikan kesan
jauh menurut aspek Tabel 3. Analisis tekstur material.
sirkulasi.
Segitiga 1. Komposisi segitiga Bahan Warna Tekstur Efek Psikologis
menciptakan hubungan Rumput Hijau Halus Rileks/santai
antar ruang dalam yang Tanah Merah Halus Membangkitkan
dekat dan intim. Semangat
2. Memiliki sudut-sudut yang Batu Abu- Kasar Ketenangan
runcing yang kurang baik Kerikil abu
pada ruang. Tanah Abu- Halus Ketenangan
Lingkaran 1. Bentuk ruang dalam dari Liat abu
bentuk lingkaran Berpasir
cendurung kruang efektif Batu Merah Halus Membangkitkan
untuk perletakan perabot Bata Semangat
yang digunakan oleh
pengguna di dalamnya. Batu Putih, Kasar Ketenangan
2. Bentuk lingkaran Alam Abu-
memberikan kesan yang abu
luas dan lapang pada suatu
(Ralene van der Walt dan Ida Breed, 2012)

152
Deva Bagus, Hardiyati, Leny Pramesti, Balai Kesehatan…

Pada dasarnya, tekstur dibedakan mejadi dua Hasil analisis suara yang didapatkan
jenis, yaitu tekstur kasar dan halus. Penggunaan bertujuan untuk memberikan respon desain
tekstur pada kawasan diutamakan tekstur yang khusus pada lingkungan untuk mengurangi
berasal dari alam (Tabel 3), untuk menciptakan rangsangan buruk yang dapat diterima oleh
suasana yang lebih alami pada lingkungan. pengguna pada lingkungan Balai Kesehatan
1. Penggunaan tekstur kasar Jiwa.
a. Objek yang difungsikan sebagai
pegangan oleh pengguna seperti 3.3.7 Termal
railing, dinding. Komponen termal pada lingkungan
b. Path jalan pada taman untuk dianalisis dengan menggunakan beberapa
menciptakan kesadaran ruang jalan dan prinsip dalam pendekatan yaitu:
keamanan pengguna. 1. Independence (keleluasaan).
2. Penggunaan tesktur halus 2. Restorative (pemulihan).
a. Penggunaan material dengan tekstur Keleluasaan pengguna dalam
halus pada objek-objek yang digunakan mengendalikan termal di analisis dari 2
sebagai tempat beristirahat. komponen klimatologi yaitu matahari dan
b. Penggunaan tekstur halus pada suatu angin.
ruang membuat psikologispengguna 1. Pengendalian termal matahari.
lebih tenang. 2. Pengendalian termal angin.
3. Pengendalian termal dengan alat.
3.3.5 Pencahayaan Penciptaaan desain lingkungan yang
Analisis berdasarkan pendekatan memulihkan, maka dari hasil analisis
1. Independence (kebebasan/keleluasaan). didapatkan beberapa rekayasa desain yang
2. Consciousness (kesadaran). digunakan untuk mengatasi komponen termal
3. Purpose (tujuan). pada lingkungan, yaitu:
Sumber cahaya ada dua yaitu alami (cahaya 1. Perencanaan arah orientasi bangunan.
matahari) dan buatan (lampu). Pencahayaan 2. Perletakan vegetasi pada lingkungan.
alami dapat diperoleh melalui bukaan pada 3. Perletakan ruang-ruang yang
dinding (jendela) maupun pada langit-langit mempengaruhi termal lingkungan.
(skylight). Manfaat pencahayaan alami 4. Penggunaan tritisan pada bukaan.
khususnya pada kondisi psikis seseorang 5. Penggunaan atap miring dengan ruang
adalah mengurangi kecemasan psikis untuk sirkulasi udara dengan kombinasi
(psychological fatigue) serta mendorong emosi roof garden.
positif seseorang.
3.3.8 Aroma
3.3.6 Suara Komponen aroma pada lingkungan
Suara merupakan unsur yang cukup banyak dianalisis dengan menggunakan salah satu
ada di lingkungan. Komponen suara pada prinsip dalam pendekatan yaiturestorative
lingkungan dianalisis dengan menggunakan (pemulihan).
beberapa prinsip dalam pendekatan yaitu: Beberapa penelitian telah membuktikan
1. Stimulant (rangsangan). bahwa aroma bunga dan buah dapat
2. Restorative (pemulihan). memperlambat pernafasan, mengurangi tekanan
Suara pada lingkungan memberikan darah dan denyut jantung, serta membuat otot
kemungkingan berbagai rangsangan buruk dan rileks. Wewangian juga dapat mengurangi rasa
baik yang memberikan rangsangan buruk antara sakit dengan merangsang kelenjar tubuh untuk
lain bersumber dari: mengeluarkan endorphine, salah satu hormon
1. Kegiatan manusia. pereda rasa sakit paling kuat yang dimiliki
2. Kegiatan kendaraan. tubuh.
3. Kegaduhan Orang Dengan Gangguan Jiwa Berikut ini adalah macam-macam tanaman
(ODGJ) lain. yang dapat digunakan sebagai aromaterapi:
Suara dapat memberi rangsangan baik yang 1. Lavender: biasanya dipakai sebagai
bersumber dari: antiseptik serta menyembuhkan luka kecil
1. Suara-suara alam. dan luka bakar. Selain itu digunakan untuk
2. Musik dengan irama pelan. relaksasi dan pereda sakit kepala.

153
Arsitektura, Vol. 15, No.1, April 2017: 149-155

2. Mawar: aroma yang dikeluarkan berkhasiat menciptakan suasana yang kondusif dan
untuk meningkatkan kegiatan memori otak supportive untuk kenyamanan, keamanan dan
serta semangat kerja. keselamatan pengguna dimana banyak
3. Cendana: memiliki efek stimulasi sekaligus diantaranya adalah Orang Dengan Gangguan
relaksasi sehingga baik untuk meredam Jiwa (ODGJ).
ketegangan, ketakutan, maupun rasa cemas. Peruangan dan lokasi yang dipilih
4. Melati: aroma yang dikeluarkan mampu ditentukan berdasarkan aspek kenyamanan,
meningkatkan kegiatan gelombang beta di keamanan dan kemudahan bagi pengguna untuk
otak sehingga kemampuan berpikir lebih berkegiatan pada kawasan Balai Kesehatan
optimal, positif, meningkatkan kejernihan Jiwa yang dirancang. Komponen-komponen
pikiran, dan ketenangan jiwa. pembentuk ruang yang di rancang meliputi
5. Kenanga: aroma yang dikeluarkan akan warna, bentuk, view, tekstur, pencahayaan,
mempengaruhi dan mengatur aliran suara, aroma, dan termal dengan menerapkan
kelenjar adrenalin dalam sistem syaraf prinsip-prinsip Healing Environmentsebagai
sehingga menimbulkan perasaan senang kriteria perancangan balai kesehatan jiwa.
dan tenang. Secara keseluruhan, komponen-komponen
6. Rosemary: aromanya dapat menyegarkan arsitektur lainnya seperti struktur, utilitas, dan
tubuh dan pikiran serta mengembalikan rasa material juga menggunakan prinsip-prinsip
percaya diri. Healing Environmentsebagai dasar analisis.
7. Geranium: sering dipakai untuk Seluruh komponen arsitektur yang diolah
mengurangi ketegangan syaraf sebagai menjadi konsep perancangan didesain dengan
afrodisiak karena aromanya dapat tujuan menciptakan lingkungan yang memberi
meregangkan produksi hormon. rangsangan baik secara psikologis dan jasmani
Hasil analisis komponen-komponen kepada pengguna.
pembentuk lingkungan tersebut akan diterapkan
sesuai kebutuhan pada desain Balai Kesehatan Keputusan desain yang digunakan pada
Jiwa yang di rancang dan diharapkan mampu kawasan mengacu pada hasil analisis
memberikan rangsangan positif untuk komponen-komponen pembentuk lingkungan
terciptanya kesehatan jasmani dengan menggunakan prinsipHealing
maupunpsikologis penggunanya. Environment.Keputusan desain tersebut terlihat
pada desain perancangan tapak (Gambar 2),
4. KESIMPULAN (KONSEP DESAIN) Pengolahan lansekap (Gambar 3 dan Gambar
4), tampilan luar bangunan (Gamabr 5 dan 6),
Konsep perancangan balai kesehatan jsiwa
dan tampilan dalam bangunan (Gambar 7 dan
mengacu pada prinsip Healing Environment.
8). Keputusan desain tersebut dipilih sebagai
Prinsip-prinsip tersebut digunakan sebagai
penerapan prinsip pendekatan Healing
landasan kriteria pemilihan keputusan desain
Environment yang bertujuan untuk menciptakan
komponen-komponen arsitektur pada proses
suatu kesehatan jasmani maupun psikologi
perencanaan dan perancangan yang
pengguna yang berkegiatan pada lingkungan
menitikberatkan pada peruangan, lokasi, dan
tersebut.
komponen pembentuk lingkungan.
Nama proyek : Balai Kesehatan Jiwa.
Lokasi : Jl Sumbing raya, Jebres,
Mojosongo.
Luas lahan : 22.608 m2.
Luas bangunan : 17.009,178m2
Jenis kegiatan : Pelayanan kesehatan jiwa
masyarakat dan pemberdayaan Orang Dengan
Gangguan Jiwa (ODGJ).
Hasil Desain:
Balai kesehatan jiwa yang dirancang
menerapkan prinsip-prinsip pada Healing
Environmentterutama pada konsep peruangan,
konsep lokasi, dan konsep perancangan
komponen-komponen pembentuk lingkungan.
Perancangan ruang dan lokasi bertujuan untuk Gambar 2. Susunan Tata Massa Kawasan

154
Deva Bagus, Hardiyati, Leny Pramesti, Balai Kesehatan…

Gambar 7. Penerapan Konsep View pada Interior


Gambar 3. Penggunaan Elemen-Elemen Alam pada
Ruangan
Tapak dan Bangunan

Gambar 8. Konsep Perancangan Ruang Inap Orang


Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
Gambar 4. Konsep Komponen Bau dan Warna pada
Taman
REFERENSI

Gary W. Evans And Janetta Mitchell Mccoy,


1998.“When Buildings Don’t Work: The
Role Of Architecture In Human Health”.
Journal of Environmental Psychology.
Vol 18, no 85-94.
http://citeseerx.ist.psu.edu, 15 agustus
2016
Laurens, Joyce Marcella. 2004 Arsitektur dan
Perilaku Manusia. Jakarta; PT. Grasindo
Gambar 5. Penerapan Prinsip Healing Environment
Prabowo, Eko. 2014.Buku ajar Keperawatan
yaitu Pemulihan pada Bangunan
Jiwa.Yogyakarta Nuha Medika.
Ralene van der Walt and Ida Breed, 2012. “The
mindful landscape: a healing outdoor
experience for Weskoppies psychiatric
hospital”. Vol 27, no. 2.
http://hdl.handle.net/2263/21190, 30 juli
2016
http://www.depkes.go.id diakses pada
18.03.2016 (23.30)
http://www.creativecolormetabolismehemes.co
m/resources/free-color-
metabolismehemes/earth-tone-color-
Gambar 6. Penerapan Konsep Pencahayaan pada metabolismeheme.shtml diakses pada
Bangunan 10.08.2016 (20.55)

155

Вам также может понравиться