Вы находитесь на странице: 1из 11

HUBUNGAN KONFIGURASI DAN ELEMEN FISIK RUANG DENGAN AKTIVITAS KRIMINAL

DI KAWASAN TAMBAKBAYAN, BABARSARI


(The Relationship of Space Configuration and Physical Elements with The Criminal Activities in
Tambakbayan Residential Area, Babarsari)

ABSTRACT

There is an increasing tendency on the growth of criminal number in Indonesia, including in


Yogyakarta. Babarsari Area is one of the areas with very rapid increase level of criminal
number.. Space is a place in which human beings interact, both with fellow humans and
environment. From the interactions, there is a spatial pattern called as Space Configuration
(Hillier,1996). There are some developing theories giving confirmation on the relationship of
configuration space and physical elements with crime activities.
This research uses quantitative rationalistic method with descriptive approach. The data is
analyzed and discussed with assistance of space syntax so that it can obtain clear correlation
of configuration space and spatial physical elements with criminal activities.
In general, the criminal activity that occurred in Tambakbayan area are triggered by the condition of
residential buildings, high accessibility area, free building access, and lack of surveillance
(supervision). High accessibility is where buildings are located in areas with multiple connections
and integrated. Free building access is characterized by the absence of territorial and access
restrictors limits. Lack of surveillance (supervision) is where the facade of massive buildings, road
lighting facilities are not organized / less ideal and is in a quiet area of activity.

Keywords:Konfigurasi ruang, Elemen fisik ruang, Aktivitas kriminal, space syntax

ABSTRAK

Pertumbuhan angka kriminalitas di Indonesia cenderung meningkat, tidak terkecuali di


Yogyakarta. Kawasan Babarsari merupakan salah satu kawasan yang mengalami
perkembangan sangat pesat. Kawasan tersebut pula merupakan kawasan dengan tingkat
kerawanan tertinggi. Ruang adalah wadah di mana manusia melakukan interaksi, baik dengan
sesamanya maupun dengan lingkungan. Dari interaksi tersebut, memunculkan suatu pola
ruang yang disebut Konfigurasi Ruang (Hillier,1996). Beberapa teori yang berkembang
menegaskan hubungan antara konfigurasi dan elemen fisik ruang dengan aktivitas kriminal.
Penelitian ini menggunakan paradigma rasionalistik dengan metode kuantitatif dan pendekatan
deskriptif. Dimana data yang dikumpulkan adalah data bentuk konfigurasi ruang, elemen fisik
ruang, dan aktivitas kriminal.
Secara umum, aktivitas kriminal yang terjadi di kawasan Tambakbayan dipicu oleh kondisi
bangunan hunian yang terawat, aksesibilitas kawasan yang tinggi, akses bangunan yang
bebas, serta kurangnya surveillance (pengawasan). Aksesibilitas yang tinggi adalah apabila
bangunan berada pada area yang memiliki banyak koneksi dan terintegrasi baik. Akses
bangunan bebas ditandai dengan ketiadaan pembatas teritori dan pembatas akses. Kurangnya
surveillance (pengawasan) adalah di mana kondisi fasad bangunan masif, fasilitas
pencahayaan jalan yang tidak tertata/kurang ideal serta berada pada area yang sepi aktivitas.

Kata kunci: Configuration space, Spatial physical elements, Criminal activity, Space syntax
PENDAHULUAN atas, maka kawasan yang paling tinggi
Latar Belakang kualitas kriminalitasnya adalah juga
Dewasa ini, pertumbuhan angka kawasan Seturan. Namun jika
kriminalitas Perkotaan di Indonesia dikalkulasikan kepadatan kriminalitasnya,
cenderung meningkat, tidak terkecuali kawasan Tambakbayan merupakan
dengan Yogyakarta. Masyarakat kawasan yang paling padat kriminalitasnya
Yogyakarta dewasa ini dihadapi oleh dengan 1,12 kasus / hektar. Dua kali lipat
beberapa masalah kriminalitas yang dari kepadatan kriminalitas kawasan
mengurangi kenyamanan masyarakat. Seturan yang hanya mencapai 0,52 kasus /
Menurut Hasil Survei yang dilakukan oleh hektar. Hal ini menunjukkan bahwa
IAP (Ikatan Ahli Perencanaan), melalui kawasan Tambakbayan secara khusus
survei Most Livable City pada tahun 2009 – merupakan kawasan yang paling rawan
2011 Yogyakarta selalu menjadi kota terjadinya aktivitas kriminal di Yogyakarta.
ternyaman berturut – turut, Namun pada Ruang adalah wadah di mana manusia
survei terakhir di tahun 2014, posisi melakukan interaksi, baik dengan
Yogyakarta merosot ke posisi 4 di bawah sesamanya maupun dengan lingkungan.
Balikpapan, Solo, dan Malang. Bila dilihat Interaksi dalam ruang tersebut bisa
menurut kabupaten / kota, tindak kejahatan berbentuk perilaku Dari perilaku tersebut,
selalu memunculkan suatu bentuk pola
yang terjadi pada tahun 2015 terbanyak di ruang yang disebut Konfigurasi Ruang
Kabupaten Sleman yang terjadi pada 165 (Hillier,1996).
desa/kelurahan, Disusul Kota Yogyakarta Beberapa Teori yang berkembang
yang terjadi pada 111 desa kelurahan menegaskan hubungan antara aktivitas
(Statistik Lingkungan Hidup, 2015, Badan yang terjadi di dalam kawasan dengan
Pusat Statistik Yogyakarta, 2016). aktivitas kriminal. Suatu kawasan dengan
Kawasan Babarsari merupakan salah tingkat intensitas aktivitasnya rendah dan
satu kawasan yang mengalami pencahayaan yang kurang baik akan
perkembangan pesat di Yogyakarta. meningkatkan kesempatan bagi pelaku
Berkembang berdampingan dengan kriminalitas untuk beraksi dan menjadikan
kawasan Seturan, kawasan Babarsari kawasan tersebut sebagai target
berkembang dengan sangat pesat, di mana (Felson,1979). Hillier & Hanson pada 1984
terlihat berbagai Universitas, tempat mulai memperkenalkan teori Space
hiburan, kuliner, hotel berbintang, serta Synytax yang bertujuan mengembangkan
pusat perbelanjaan. pemahaman teori mengenai bagaimana
ruang bekerja dengan strategi memadukan
Perkembangan kawasan ini tentu saja deskripsi berbasis komputer (digital) yang
memberikan dampak positif yang sangat mendasarkan pada aturan mengenai pola
besar pada di berbagai sektor terutama ruang dengan pengamatan empiris
ekonomi kawasan, namun seiring dengan mengenai bagaimana pola ruang
itu, juga diikuti efek negatif terhadap digunakan. Selain teori tentang konfigurasi
keamanan kawasan. Berbagai aksi kriminal ruang dan hubungannya dengan aktivitas
dan pelanggaran hukum sering kali di kriminal, berkembang pula teori yang
kawasan ini. Menurut penelusuran dalam menjelaskan pengaruh elemen fisik ruang
wilayah kerja Polda DI Yogyakarta, terhadap aktivitas kriminal di sebuah
Kabupaten Sleman menjadi Kabupaten kawasan. Newman (1972) dalam Teori
dengan tingkat kerawanan kriminal paling Defensible Space berpendapat bahwa
tinggi, sedangkan di dalam peta kerawanan suatu lingkungan perumahan bisa dikurangi
Polres Sleman, wilayah yang paling tinggi atau dihilangkan kerawanan kriminalnya
dengan membuat rancangan elemen fisik
tingkat kerawanannya adalah wilayah sedemikian rupa sehingga membentuk
Polsek Depok Barat yang mencakup defensible space.
Tambakbayan dan Seturan.
Dari data kriminalitas yang dihimpun Perumusan Masalah
dari Kepolisian Polsek Depok Barat, secara Berdasarkan latar belakang diatas
kuantitas selama kurun waktu 1 tahun dapat dirumuskan masalah bahwa
(Januari 2014 - Januari 2015), kasus fenomena kriminalitas di Yogyakarta
kriminal berat yang banyak adalah kawasan cenderung meningkat, dimana Kawasan
Seturan dengan 59 Kasus, sedangkan Tambakbayan Babarsari merupakan salah
kawasan Tambakbayan sebanyak 49 satu kawasan yang paling rawan aktivitas
Kasus. Jika diterjemahkan secara kualitas kriminalnya dimana akses kawasan dan
dalam perbandingan antara dua kawasan di
kondisi elemen fisik ruang kawasan Minimarket. Kondisi umum mempunyai
cenderung berkontribusi terhadap karakter jalan yang kecil karena merupakan
terjadinya aktivitas kriminal. jalan rukunan. Kawasan ini sebagian besar
dihuni oleh Mahasiswa dan Karyawan
Pertanyaan Penelitian Swasta karena lokasinya yang berdekatan
1) Seperti apa Bentuk Konfigurasi dan dengan Kampus dan Pusat – Pusat Commented [A1]: Pertanyaan penelitian: seperti... tidak umum,
Elemen Fisik Ruang di Kawasan perbelanjaan. mohon sisesuaikan
Permukiman Tambakbayan, Babarsari? 2)
Seperti apa karakter aktivitas kriminal di Commented [A2]: idem
kawasan Tambakbayan, Babarsari? 3)
Seperti apa Hubungan Konfigurasi dan Commented [A3]: idem, sebaiknya ada jenjang pertanyaan
Elemen Fisik Ruang dengan Aktivitas penelitian.
Kriminal di Kawasan Tambakbayan,
Babarsari?

Tujuan Penelitian
1) Seperti apa Bentuk Konfigurasi dan Commented [A4]: Tujuan penelitian sama dengan pertanyaan
Elemen Fisik Ruang di Kawasan penelitian?
Permukiman Tambakbayan, Babarsari? 2)
Gambar 1 Peta Wilayah Amatan Babarsari
Seperti apa karakter aktivitas kriminal di
(Sumber: Google Earth& Albaar, 2016, Hal. 47)
kawasan Tambakbayan, Babarsari? 3)
Seperti apa Hubungan Konfigurasi dan
Elemen Fisik Ruang dengan Aktivitas
Kriminal di Kawasan Tambakbayan,
Babarsari?

METODE
Penelitian ini menggunakan Paradigma
rasionalistik yaitu menemukan permasalahan
di lapangan, menyusun kerangka
penelitiannya kemudian mengolah data
secara kuantitatif (mengumpulkan data
empiris alami atau tanpa membawa opini dan
dugaan). Data ini ditekankan pada Gambar 2 Peta Wilayah Penelitian Tambakbayan
pengukuran, dan menekankan pada angka (Sumber: Google Earth& Albaar, 2016, Hal. 48)
dan variabel yang ditentukan. Pendekatan
deskriptif menjelaskan data yang ditemukan Waktu pengamatan dilakukan pada
di lapangan secara sistematis, faktual, dan April 2016 - Juni 2016. Tahapan pertama
akurat kemudian memformulasikan berbagai dalam penelitian ini adalah pengambilan
teori menjadi beberapa parameter, variabel, data. Data yang dikumpulkan adalah data
dan indikator yang mendukung penelitian. bentuk konfigurasi ruang yang didapat
melalui observasi lapangan, digunakan
untuk menkonfirmasi bentuk konfigurasi
Lingkup Wilayah Penelitian ruang berdasarkan citra satelit dan analisa
Wilayah penelitian ini difokuskan pada space syntax. Data Intensitas Pergerakan
Permukiman Tambakbayan, yang terletak yang diperoleh melalui metode count gate.
di tenggara kawasan Babarsari. Kawasan Data lainnya adalah bentuk elemen fisik
studi kasus di Blok Tambakbayan 1 sampai ruang kawasan yang diperoleh dari
dengan 15. Dengan batas wilayah observasi lapangan dan dokumentasi.
Utara : Jalan Megar Sari Selanjutnya adalah Data Persebaran
Selatan : Jalan Laksda Adisutjipto Aktivitas Kriminal yang diperoleh dari Data
Timur : Sungai Tambakbayan Sekunder (Polsek Depok Barat) dilanjutkan
Barat : Jalan Babarsari. observasi lapangan untuk mengidentifikasi
titik aktivitas kriminal di Kawasan.
Permukiman Tambakbayan ini Pengolahan Data dilakukan melalui
merupakan permukiman yang berada di tahapan klasifikasi data, input data,
sebelah timur Kampus II UPN dan Kampus pengolahan data temuan dan pembahasan,
Atma Jaya. Selain itu di barat kawasan kesimpulan, arahan desain dan saran.
Permukiman ini juga berdiri beberapa Klasifikasi yaitu mengumpulkan data yang
bangunan – bangunan komersial seperti diperoleh dari tahapan pengumpulan,
Mall, Tempat Karaoke, Rumah Makan, dan menjadi data primer dan data sekunder.
Input data adalah penulisan hasil Observasi
Lapangan, dokumentasi dan data dari hasil Pencegahan Aktivitas Kriminal dengan
analisa space syntax untuk dijadikan Lingkungan
laporan penelitian. Pengolahan data Kriminal terjadi disebabkan oleh faktor
analisis adalah analisis yang dilakukan psikologi pelaku, kondisi geografis,
untuk menjawab pertanyaan penelitian. ekonomi dan sosial, lingkungan, dan
Analisis data dirangkum menjadi temuan kombinasi antara ruang, waktu dan target
yang kemudian dilakukan pembahasan. yang tepat.Teori Pencegahan Aktifitas
Pembahasan dilakukan antar temuan Kriminal dengan Lingkungan
dengan menggunakan teori dan dilakukan dikembangkan oleh Newman (1972),
secara objektif, kemudian ditarik Paulsen (2001), dan Jacobs (1961),
kesimpulan berdasarkan hasil bertujuan mengurangi kesempatan yang
pembahasan. Dapat ditambahkan arahan memungkinkan terjadinya kejahatan,
dan rekomendasi pengembangan kawasan. mengurangi rasa takut terhadap kejahatan,
memperbaiki hubungan ketetanggaan yang
KAJIAN TEORI berkualitas serta mengupayakan tempat
Konfigurasi Ruang tinggal yang lebih terlindungi, melalui
Ruang merupakan wadah manusia desain lingkungan yang baik. Strategi
untuk melakukan aktivitas. Pengaturan tersebut terdiri Akses Teritori Bangunan,
ruang memunculkan pola ruang yang oleh Orientasi Bangunan, Karakter Fasad
Hillier (1996) disebut sebagai konfigurasi Bangunan, Pencahayaan Fasad Bangunan,
ruang. Konfigurasi berhubungan dengan Pencahayaan Jalan, Keberadaan dan Jenis
ruang – ruang yang saling berkaitan satu Pembatas Teritori, Kondisi Bangunan dan
sama lain, tidak hanya berdiri sendiri tapi Jalan, serta Tata Guna Lahan.
juga dengan memperhatikan pola
keseluruhan yang terbentuk (Peponis, Keterkaitan antara Konfigurasi Ruang
Zimiring and Choi, 1990). dengan Kriminalitas
Space Syntax adalah teori tentang Konfigurasi antar ruang yang akan
ruang dan perilaku manusia, yang bersama sangat berpengaruh terhadap potensi
– sama dengan alat dan metode untuk kriminalitas. Jacobs (1961) berpendapat
menganalisis interaksi manusia dalam bahwa jalan yang permeabel dan aman akan
lingkungan binaan, mengkaji dampak menurunkan potensi kriminalitas karena akan
aksesibilitas di layout spasial pada perilaku, mendorong peningkatan interaksi sosial dan
komunikasi, dan interaksi. Untuk mengukur meningkatkan pengawasan alami kawasan.
interaksi dalam konfigurasi ruang, space Mereka yang tinggal di lingkungan yang
syntax menggunakan beberapa dimensi mudah diakses akan banyak melakukan
pengukuran yaitu Konektivitas, Integrasi, interaksi dan membentuk komunitas yang
dan Kejelasan. Hillier (1996) berpendapat ketat, meningkatkan kontrol sosial informal
bahwa konfigurasi dari Layout urban sehingga mengurangi korban kriminal
berpengaruh pada pergerakan tanpa (Paulsen, 2013). Hillier (1988) menemukan
adanya keberadaan atraktor. bahwa risiko kriminalitas di jalan cul de sac
dua kali lebih tinggi daripada kawasan
Elemen Fisik Kawasan permeabel tinggi. Pada kenyataannya justru
Urban design adalah tentang sebaliknya, orang lain termasuk orang asing
bagaimana membuat koneksi antara yang melewati depan rumahmu membuatmu
manusia dan tempat, pergerakan dan lebih aman (Newman, 1972).
bentuk fisik kota, kawasan alami dan
terbangun (urbandesign.org). Konfigurasi Commented [A5]: ?
ruang dan elemen fisik kawasan menjadi Keterkaitan antara Elemen Fisik
komponen yang mampu menjelaskan Kawasan dengan Kriminalitas
tentang kondisi lingkungan dalam konteks Penelitian, Clarke dan Cornish (1985)
urban design. Bentuk fisik kawasan dapat menunjukkan bahwa kriminal cenderung
dilihat dari elemen fisik pembentuknya yaitu terjadi disaat calon pelaku bisa masuk lokasi
Bangunan, Tata Guna Lahan, dan Street target yang kemungkinan terdeteksi sangat
Furniture. rendah dan walaupun terdeteksi, pelaku bisa
keluar lokasi tanpa dikenali. Elemen fisik
Aktivitas Kriminal lingkungan mampu mempengaruhi terjadinya
Aktivitas kriminal merupakan bentuk kriminal, karena bisa mempengaruhi persepsi
aktivitas yang bersifat negatif dengan tujuan dan pertimbangan risiko, evaluasi keadaan
tertentu. Jenis tindakan kriminal dalam sekitar area target potensial, serta
KUHP, yaitu Pencurian, Tindakan Asusila, keberadaan dan visibilitas dari satu atau lebih
Pencopetan, Penjambretan, Penodongan pengawasan / penjagaan alami kawasan dari
dengan senjata api, Penganiayaan, calon pelaku kejahatan. Tentu hal ini mampu
Pembunuhan, Penipuan. mempengaruhi secara
signifikan keputusan yang akan diambil
oleh calon pelaku kejahatan.

HASIL PENELITIAN
dan PEMBAHASAN
Identifikasi Kawasan Tambakbayan
Dengan Luas Wilayah ± 43,75 Ha,
struktur Kawasan Tambakbayan berbentuk
Grid di sebelah utara dan selatan kawasan,
grid berukuran besar dibentuk oleh
bangunan kampus yang bermassa besar.
Sedangkan karakter grid kecil dan teratur di
utara dan selatan kawasan dibentuk oleh
bangunan permukiman. Kawasan Gambar 4 Representasi Peta Garis (Axial Map)
Nilai Konektifitas dan Integrasi Ruang
Tambakbayan berada diantara 2 sirkulasi Kawasan Tambakbayan
kota skala besar, yaitu Jalan Laksda (Sumber: Albaar, 2016, Hal. 68 dan 71) Commented [A7]: Gambar tidak jelas
Adisutjipto dan Jalan Babarsari. Kedua
Jalan terhubung dengan seluruh pintu Intensitas pergerakan ramai di kawasan
keluar dan masuk kawasan Tambakbayan. Tambakbayan terjadi pada waktu malam.
Commented [A6]: Gambar berwana, apakah nanti akan dicetak
Intensitas pergerakan meningkat secara warna, dengan biaya ditanggung menulis?
berkala mulai Pagi hari dan mencapai
klimaksnya pada Malam hari. Sedangkan
pada dini hari terjadi penurunan drastis. Pintu
masuk kawasan dari Jalan Babarsari dan
Jalan Tambakbayan sendiri merupakan jalan
dengan intensitas pergerakan paling ramai.
Dapat disimpulkan bahwa pola
kecenderungan pergerakan terkonsentrasi di
Jalan Tambakbayan sisi Selatan. Hal ini
menunjukkan keterhubungan antara
Kawasan Tambakbayan dengan Jalan
Babarsari dan Jalan Laksda Adisutjipto yang
sangat kuat. Keberadaan atraktor seperti
bangunan kampus dan komersial menjadi
salah satu pemicu meningkatnya intensitas
pergerakan di dalam kawasan Tambakbayan.

Gambar 3 Struktur dan klasifikasi jalan Kawasan


Tambakbayan
(Sumber: Albaar, 2017, Hal. 65)

Analisis Data
Konfigurasi Ruang
Hasil analisa Space syntax dan
observasi lapangan menunjukkan bahwa
Jalan Tambakbayan merupakan ruang
paling terintegrasi dan terkoneksi
dibandingkan ruang lainnya. Ruang
terintegrasi lainnya merupakan jalan yang
menjadi pintu masuk dari Jalan Babarsari.
Konektifitas tinggi terlihat di grid kawasan
utara dan selatan yang merupakan
permukiman. Sedangkan ruang
tersegregasi dan terkoneksi rendah,
sebagian besar mengarah ke bagian tepi Gambar 5 Peta Pergerakan Kawasan
timur kawasan. Tambakbayan Rata-Rata Per Hari
(Sumber: Albaar, 2016, Hal. 85)
Tabel 1 Uraian Pergerakan Kawasan terawat rata-rata merupakan hunian yang
Tambakbayan Rata-Rata Per Hari tidak dihuni dimana sebagian besarnya
Hasil Observasi berada di utara kawasan. Bangunan yang
Pergerakan Rata-Rata Uraian tidak memiliki pencahayaan didominasi
Per Hari oleh bangunan yang umumnya aktif sampai
Kepadatan Pintu Masuk Gate Nilai sore hari seperti sekolah, kampus, dan
Gate 1 30,1 bangunan komersial. Bangunan yang tidak
Gate 2 74,3 memiliki pembatas teritori dan pembatas
Gate 11 16,6 akses sebagian besar merupakan hunian
Urutan Pintu Masuk
Gate 15 23,8 dan komersial. Tidak terjangkaunya
Jalan Babarsari
Gate 22 72,9 pencahayaan jalan di bangunan karena titik
Gate 27 37,1 pencahayaan jalan hanya berada di
Gate 38 205,1 persimpangan jalan dan memiliki kondisi
Gate 51 119,5 yang kurang ideal. Fungsi bangunan
Urutan Pintu Masuk
Jalan Solo Gate 52 11,5 hunian mendominasi grid di sisi timur
Gate 53 9,6 kawasan dan utara kawasan. Sedangkan
Kepadatan di dalam Kawasan bangunan komersial dan mixed use rata-
Gate 45 154,6 rata berada di jalan yang mempunyai
Gate 34 125,6 intensitas pergerakan tinggi seperti jalan
Gate 30 122,1 Tambakbayan. Fungsi bangunan sosial &
Gate 28 104,5 fasilitas umum sendiri terletak secara
10 Urutan kepadatan Gate 24 79,4 terpisah.
tertinggi Gate 25 71,9
Gate 7 67,6 Aktivitas Kriminal di Kawasan Tambakbayan
Gate 4 62,6 Kejadian kriminal yang paling banyak
Gate 3 62,4 terjadi di kawasan Tambakbayan adalah
Gate 13 60,6 aktivitas Pencurian dengan 86 bangunan,
Gate 21 1,4 sedangkan aktivitas penganiayaan terjadi di
Gate 5 5,8 15 bangunan. Aktivitas kriminal paling
Gate 50 6,8 banyak terdapat di sepanjang jalan
Gate 12 7,4 Tambakbayan serta di grid sisi utara dan
10 Urutan kepadatan Gate 37 8,4 selatan kawasan. Area tersebut didominasi
terendah Gate 32 10,8 oleh fungsi Hunian. Aktivitas penganiayaan
Gate 42 13,8 sebagian besar terjadi di grid utara
Gate 19 16,0 kawasan, sedangkan bangunan dengan
Gate 29 17,4 aktivitas pencurian dan penganiayaan lebih
Gate 47 18,0 dari sekali sebagian besar berada di tepi
timur kawasan Tambakbayan.
(Sumber: Albaar, 2016, Hal 85) Sebagian besar aktivitas kriminal terjadi
pada malam hari. Pada pagi hari juga
Elemen Fisik Ruang Kawasan cukup banyak terjadi aktivitas kriminal,
Hasil observasi elemen fisik ruang sedangkan aktivitas kriminal penganiayaan
menunjukkan bahwa kawasan paling banyak terjadi pada dini hari.
Tambakbayan didominasi oleh bangunan Commented [A8]: Gambar berwarna?
yang memiliki fasad masif, orientasi
menghadap jalan, kondisi terawat, tidak
memiliki pembatas teritori, tidak memiliki
pembatas akses, tidak terjangkau
pencahayaan jalan, dan sebagian besar
merupakan hunian. Sedangkan bangunan
yang memiliki pencahayaan fasad
cenderung seimbang dengan bangunan
yang tidak memiliki pencahayaan fasad.
Sebagian besar bangunan hunian
memiliki fasad masif dan semi transparan
sedangkan bangunan dengan fasad
transparan merupakan bangunan komersial
dan kampus. Bangunan yang tidak
menghadap jalan pada umumnya terletak di
tepi barat dan selatan kawasan yang
orientasi bangunannya menghadap ke jalan
Peta Sebaran Aktivitas Kriminal di Kawasan
Babarsari dan jalan Laksda Adisutjipto. Tambakbayan
Bangunan yang berada dalam kondisi tidak (Sumber: Albaar, 2016, Hal. 107)
Pembahasan
Hubungan Konfigurasi Ruang dan Aktivitas
Kriminal
Konektifitas dan Integrasi Ruang
berkorelasi positif dengan aktivitas kriminal
Pencurian dan Penganiayaan di Kawasan
Tambakbayan. Ini berarti bahwa semakin
tinggi permeabilitas ruang akan meningkatkan
aktivitas kriminal. Tidak sejalan dengan
pendapat Jacobs (1961) dan hasil penelitian
Hillier (1988) bahwa permeabilitas yang tinggi
mampu mereduksi potensi terjadinya aktivitas
kriminalitas.
Konektifitas ruang dan aktivitas kriminal
memiliki hubungan paling erat di Jalan
Tambakbayan. Ruang yang memiliki banyak
koneksi cenderung meningkatkan potensi
terjadinya kriminal, bersesuaian dengan
pendapat Paulsen (2013) dalam Crime and
Planning. Hal ini disebabkan jalan yang paling
banyak simpangannya bisa menjadi alternatif
bagi pelaku melarikan diri. Sedangkan ruang
yang terintegrasi cenderung menjadi
ruang/jalan yang langsung terhubung atau
dekat dengan jalan keluar kawasan sehingga (Sumber: Albaar, 2016, hal 125,128, dan 130)
mudah untuk melarikan diri. Sesuai dengan
teori Routine Activity oleh Cohen dan Felson
(1979) bahwa pelaku harus mempunyai niat
yang kuat dan harus memiliki target yang Tabel 2 Korelasi antara Konfigurasi Ruang
dengan titik Aktivitas Kriminal Penganiayaan
sesuai dan kesempatan.
Overlay Korelasi Konfigurasi
Aktivitas kriminal pencurian juga
cenderung terjadi pada ruang yang ramai Konfigurasi dengan Titik Aktivitas
dilalui, walaupun hubungannya lemah. Ruang dengan Kriminal
Berkaitan dengan Teori Crime and Planning Titik Aktivitas Penganiayaan
oleh Paulsen (2013) bahwa aktivitas yang Kriminal
tinggi pada suatu lingkungan dapat Penganiayaan
menciptakan potensi anomalitas yang dapat
membawa kejahatan serta mengurangi
manfaat pencegahan. Sedangkan aktivitas
kriminal penganiayaan justru berhubungan
dengan ruang yang sepi dilalui. Hal ini
dikarenakan, sebagian besar terjadi pada dini
hari yang pada umumnya sudah tidak ada
aktivitas.

Tabel 1Korelasi antara Konfigurasi Ruang dengan


titik Aktivitas Kriminal Pencurian
Overlay Konfigurasi Korelasi Konfigurasi
Ruang dengan Titik dengan Titik Aktivitas
Aktivitas Kriminal Kriminal Pencurian
Pencurian
yang menghadap jalan dan pencahayaan
jalan yang layak bisa meningkatkan
surveillance penghuni.
Ketidakberadaan pembatas teritori,
pembatas akses serta tidak adanya teras
bangunan menjadi pemicu terjadinya
aktivitas kriminal pencurian maupun
penganiayaan. Tidak adanya pembatas
teritori dan pembatas akses menyebabkan
tidak ada batas yang antara area publik
dan privat sehingga teritori bangunan bisa
(Sumber: Albaar, 2016, hal 133,135, dan 137) diakses oleh orang asing. Tidak adanya
teras bangunan mengurangi surveillance
dari dalam bangunan karena penghuni
Hubungan Elemen Fisik Ruang dengan tidak memiliki jarak proporsional untuk
Aktivitas Kriminal melakukan surveillance sehingga
Pada aktivitas pencurian, walaupun bangunan bisa diakses dengan mudah oleh
orientasi bangunan menghadap \jalan dan calon pelaku tanpa diketahui. Sesuai
memiliki pencahayaan fasad bangunan, dengan Newman (1972) bahwa desain
tidak berpengaruh terhadap surveillance pagar dan pembatas akses mampu
karena fasad bangunan masif sehingga mencegah pergerakan ke area pribadi,
penghuni tidak bisa mengamati area sekitar serta adanya teras meningkatkan cakupan
bangunan. surveillance penghuni.

Gambar 8 Bangunan yang tidak memiliki


pembatas teritori dan halaman
Gambar 6 Karakter Fasad bangunan Masif
(Sumber: Albaar, 2016, Hal. 156)
(Sumber: Albaar, 2016, Hal. 152)

Sedangkan Aktivitas penganiayaan, Bangunan hunian yang terawat


selain bangunannya memiliki fasad masif, berhubungan dengan aktivitas kriminal
turut dipicu oleh fasilitas pencahayaan yang pencurian maupun penganiayaan. Namun,
kurang dan tidak tertata menyebabkan pada kasus pencurian kondisi bangunan
banyak blindspot. Serta waktu terjadinya yang terawat berkaitan dengan potensi
aktivitas kriminal pada dini hari dimana material akibat karakter kawasan
sudah tidak ada aktivitas rutin sehingga permukiman organik yang kesenjangan
bangunan tidak memiliki surveillance dari ekonominya tergambar secara visual. Pada
dalam maupun dari luar bangunan. kasus pencurian, bangunan hunian terawat
merupakan representasi hunian mahasiswa
yang sering kali mengalami pergesekan
sosial yang menjadi pemicu awal aktivitas
kriminal tersebut. Hal ini berkaitan dengan
akibat tekanan ekonomi dari teori sosialis
dan proses – proses sosial dari teori
sosiologis Weda (1996) sehingga
memunculkan apa yang disebut Felson
(1979) motivasi pelaku, target yang sesuai
dan yang menentukan adalah kurangnya
Gambar 7 Kualitas Pencahayaan Jalan penjagaan lingkungan dari segi keuangan.
yang kurang baik
(Sumber: Albaar, 2016, Hal. 166)
Hubungan Konfigurasi dan Elemen Fisik
Ruang dengan Aktivitas Kriminal
Secara khusus, bangunan titik aktivitas
penganiayaan terjadi sebagian berada di Hubungan Konfigurasi dengan Aktivitas
depan lahan kosong dan bangunan yang Kriminal dan Hubungan Elemen Fisik
orientasinya menghadap ke jalan lain Ruang dengan Aktivitas kriminal yang telah
sehingga surveillance dari bangunan sekitar dibahas sebelumnya disatukan dalam satu
terhadap aktivitas penganiayaan yang terjadi rangkuman berbentuk matriks berdasarkan
tidak terpenuhi. Ini sesuai dengan Newman jenis aktivitas kriminal
(1972) bahwa adanya bukaan
Tabel 4 Pola Hubungan Konfigurasi dan Elemen Fisik Ruang dengan Aktivitas kriminal

Commented [A9]: Tabel berwarna?, beban cetak ditanggung


penulis

(Sumber: Albaar, 2017, Hal. 169)

Potensi pemicu aktivitas pencurian paling kawasan cenderung rendah potensi aktivitas
besar adalah bangunan terawat yang berada kriminalnya yang berarti di kawasan
pada area yang terakses atau berada dekat Tambakbayan, area yang semakin dekat
dengan jalan yang menuju keluar kawasan dengan jalan Tambakbayan cenderung akan
(terintegrasi tinggi). Kemudian bangunan semakin berpotensi aktivitas kriminal.
yang teritorinya tidak memiliki pembatas
akses (gerbang) menjadi pemicu potensi Potensi Kecenderungan Aktivitas Kriminal
aktivitas kriminal pencurian selanjutnya. berdasarkan Konfigurasi dan Elemen Fisik
Disusul area yang berada di jalan yang Ruang Kawasan Tambakbayan
terkoneksi baik, bangunan hunian yang tidak Dari hasil pembahasan Hubungan
memiliki pembatas teritori, area yang tidak Konfigurasi dan Elemen Fisik Ruang dengan
terjangkau pencahayaan jalan dan yang
aktivitas Kriminal di atas, selanjutnya
paling kecil potensinya adalah fasad
indikator yang saling berhubungan dalam
bangunan yang masif.
proses aktivitas kriminal dipaparkan dalam
Sedangkan pada aktivitas
bentuk nilai rasio untuk menentukan besaran
penganiayaan, jalan yang terintegrasi baik
berpotensi memicu terbesar terjadinya potensi kecenderungan yang dihasilkan oleh
aktivitas penganiayaan. Selanjutnya tiap kondisi terhadap aktivitas kriminal pada
bangunan yang terawat cenderung pada sebuah bangunan di Kawasan
berpotensi terjadinya aktivitas kriminal, Tambakbayan.
disusul bangunan yang tidak memiliki Nilai Rasio tersebut didapatkan dari
pembatas akses teritori, area yang sepi dan jumlah aktivitas kriminal yang terjadi pada
tidak terjangkau pencahayaan jalan, area setiap indikator yang berhubungan dengan
yang banyak terhubung dengan area lain aktivitas kriminal itu sendiri yaitu didasarkan
(terkoneksi tinggi), dan yang paling kecil pada pembahasan yang telah dilakukan,
potensi kecenderungannya adalah selanjutnya indikator yang mempunyai
bangunan hunian yang berfasad masif dan korelasi dengan aktivitas kriminal dihitung
tidak memiliki pembatas teritori.
dan dikonversi menjadi nilai rasio potensi
Persebaran potensi kecenderungan kecenderungan kriminal.
aktivitas kriminal pencurian dan
penganiayaan di kawasan Tambakbayan Nilai rasio tersebut kemudian digunakan
hampir serupa. Secara detail, jalan untuk melihat potensi kecenderungan
Tambakbayan cenderung paling berpotensi aktivitas kriminal secara keseluruhan pada
terjadinya aktivitas kriminal. Di Jalan kawasan Tambakbayan. Pemetaan potensi
Tambakbayan sendiri area yang paling kecenderungan kriminal ini didapatkan
berpotensi terjadinya aktivitas kriminal dengan membandingkan kondisi konfigurasi
adalah yang terhubung dengan grid jalan di dan elemen fisik ruang kawasan yang
utara kawasan dan area yang berada dekat didasarkan pada sub bab Analisis Data
dengan Jalan Laksda Adisutjipto di selatan dengan Rasio Potensi kecenderungan
kawasan. kriminal pada masing-masing indikator
Selain itu, area yang terhubung dengan sehingga nanti terlihat potensi
jalan Tambakbayan cenderung lebih kecenderungan aktivitas kriminal di kawasan
berpotensi terjadi aktivitas kriminal. Tambakbayan dalam bentuk Peta.
Sedangkan area yang terhubung dengan
jalan Babarsari dan area di tepi timur
Tabel 5 Rasio Potensi Kecenderungan Aktivitas Kriminal

(Sumber: Albaar, 2017, Hal. 175)

PENCURIAN PENUTUP
Kesimpulan
Secara umum, aktivitas kriminal yang
terjadi di kawasan Tambakbayan dipicu Commented [A10]: Belum terlihat kesinambungan dengan
oleh kondisi bangunan hunian yang pertanyaan penelitian Iseperti apa...
terawat, aksesibilitas kawasan yang tinggi,
akses bangunan yang bebas, serta
kurangnya surveillance (pengawasan).
Aksesibilitas yang tinggi adalah apabila
bangunan berada pada area yang memiliki
banyak koneksi dan terintegrasi baik
sehingga bangunan mudah diakses dari luar
dan dalam kawasan. Akses bangunan bebas
ditandai dengan ketiadaan pembatas teritori
dan pembatas akses sehingga calon pelaku
dapat bebas masuk ke dalam bangunan.
Kurangnya surveillance (pengawasan) adalah
di mana kondisi fasad bangunan masif,
PENGANIAYAAN
fasilitas pencahayaan jalan yang tidak
tertata/kurang ideal serta berada pada area
yang sepi aktivitas sehingga
mengurangi/membatasi surveillance dari
dalam maupun luar bangunan. Bangunan
hunian yang terawat dalam konteks aktivitas
pencurian berkaitan dengan potensi material
sedangkan dalam konteks aktivitas
penganiayaan, hunian yang terawat
merupakan representasi kost-kostan dan
rumah kontrakan bagi mahasiswa sebagai
mayoritas korban.

Arahan Desain
Arahan Desain dibutuhkan untuk
memecahkan permasalahan sehingga
mampu mereduksi aktivitas kriminal yang
Gambar 9 Peta Potensi Kecenderungan Aktivitas terjadi di Kawasan Tambakbayan. Berikut
Kriminal Kawasan Tambakbayan penjabaran permasalahan dan arahan
(Sumber: Albaar, 2016, Hal. 179) desain yang digunakan untuk menjawab
permasalahan tersebut.
Tabel 6 Permasalahan di kawasan Tambakbayan
serta solusi yang ditawarkan Ucapan Terimakasih
Penyebab
Permasalahan Solusi Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada
Permasalahan
Merekayasa pihak kepolisian Resor Sleman, terutama Polsek
Area yang konfigurasi Depok Barat serta ketua pedukuhan dan seluruh
memiliki banyak ruang warga kawasan Tambakbayan yang telah
koneksi dan (aksesibilitas)
terintegrasi baik kawasan
membantu saat proses penelitian di lokasi.
menyebabkan dengan Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada
bangunan menutup program studi Magister Arsitektur Konsentrasi
mudah diakses beberapa jalan Desain Kawasan Binaan Departemen Teknik
dari luar dan pada periode Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik
dalam kawasan tertentu.
(sistem portal) UGM yang telah memberikan dukungan dalam
Membuat atau penelitian ini.
merenovasi
pembatas
teritori berupa
DAFTAR PUSTAKA
pagar dengan Cohen, L.E., Felson, M. 1979, “Social
tinggi lebih
Ketiadaan dari 160 cm
Change and Crime Rate Trends: A
pembatas teritori yang Routine Activity Approach”, American
dan pembatas transparan Sociological Review, 44, 588-608.
akses sehingga
menyebabkan selain menjadi Hillier, Bill Julienne Hanson dan Peponis.
orang (calon pembatas 1987. Syntatic analysis of settlements.
pelaku) dapat akses dari Bartlett school of Architecture and
dengan bebas area publik ke
masuk ke dalam dalam teritori Planning, University College of London.
bangunan bangunan, Hillier, Bill dan Julienne Hanson. 1984. The
juga tidak
menutup
Social Logic of Space. Bartlett school
visibilitas of Architecture and Planning, University
alami dari College of London. Cambridge
dalam
bangunan.
university press.
Terjadinya
Mengarahkan Hillier, B., 1996, Space is the Machine,
aktivitas kriminal
area yang Cambridge University Press, UK.
didominasi
pencurian dan Jacob, Jane. 1961. The Death and Life of
bangunan
penganiayaan
di Kawasan
hunian agar Great American Cities. New York :
juga memiliki Random House,.
Tambakbayan,
bangunan
Babarsari Newman, O. 1972. Defensible Space,
komersial dan
mixed use Crime Prevention Through Urban
sehingga bisa
meningkatkan
Design, Macmillan, New York.
intensitas Newman, O. 1971. Architectural Design for
aktivitas area Crime Prevention. Institute of Planning
Bangunan
tersebut
Hunian terawat
menjadi ramai. and Housing New York University, New
berfasad masif, York.
Jika
fasilitas
memungkinka Paulsen, P. Derek. 2013. Crime and
pencahayaan
n, perlu untuk
yang tidak
merubah Planning. CRC Press. New York
tertata dan
kurang ideal
fasad Peponis, J., Zimring, C., & Choi, Y. K. 1990.
bangunan
serta sepi
menjadi lebih
Finding the building in wayfinding.
aktivitas Environment & Behavior, 22(5), 555-
transparan
mengurangi/
membatasi
sehingga 590.
meningkatkan
surveillance dari Weda, Made Darma. 1996.
pengawasan
dalam maupun
dari luar
dari dalam Kriminologi/Made Darma Weda.
bangunan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
bangunan
Namun jika
tidak http://www.slideshare.net/OswarMungkasa/i
memungkinka ap-livable-city (diunduh 10 Desember
n, maka 2015)
diperlukan
penambahan http://www.urbandesign.org/ (diunduh 20
pencahayaan Januari 2016)
jalan untuk
meningkatkan
kontrol
pengawasan
dari luar
kawasan
(Sumber: Albaar, 2017, Hal. 183-184)

Вам также может понравиться