Вы находитесь на странице: 1из 5

{Indonesian Journal of Chcmistn 30

THE MULTIELECTRODES OSCILLATION SYSTEM


STUDIED BY IRREVERSIBLE THERMODYNAMICS

Slstem Osllasi Multielektroda Ditinjau Secara Termodlnamika Irreversibel


EKO SUHARTONO
Faculty of Medicine UNLAM Banjarmasin
DJAKA SASMITA, SAHIRUL ALIM
Chemistry Dept. FMIPA Gadjah Mada University, Yogyakarta

ABSTRACT
Oscillation process that occurs in a system may be formed from non linear dynamic
phenomena that far from equilibrium. Mechanism of oscillation in a chemical reaction system such
as Belousov-Zhabotinski (B-Z) reaction is quite complex. For that reason, in order the irreversible
thermodynamics that for from equilibrium can be more easily understood, the generation of
oscillation in a system is tried to be investigated in this study.
In this case, the author attempts to come up at the oscillation process coming from the
potential difference between the couple of Pb and Pb02 electrodes which are parallel arranged to
from eight channels in the solution of sulfuric acid with certain concentrations. The measurements
of potential difference from Pb||Pb02 electrode, i.e., from the eight channels all together, were
done by the use of an interface connected to a computer and it worked with time interval of one
second for the time duration of 5 hours. The data were then automatically recorded. Non periodic
waves which were resulted from all channel have wave forms which are triangular and square.
Oscillation process occurred in each channel of a couple of Pb||Pb02 electrodes can be compared
with the process of spreading of action potentials that occur in nerve cells.

PENDAHULUAN menemukan reaksi osilasi pelepasan oksigen


dan iodium pada reaksi osilasi pelepasan
oksigen dan iodium pada reaksi antara H202,
Termodinamika
adalah salah satu cabang
dari ilmu pengetahuan alam yang I03 dan larutan asam sulfat (Babloyantz,
mempelajari tentang energi atau panas 1984) [1].
serta perubahannya pada suatu sistem dan Pada tahun 1958 kembali ditemukannya
lingkungannya secara fisika dan kimia. reaksi osilasi spontan antara asam sulfat,
Perubahan di sini hanya melihat keadaan kalium bromat, kalium bromida dan ion cerium
awal dan keadaan akhir saja serta bukan yang akhirnya kemudian dikenal dengan
jalan perubahan ataupun cara pencapaian reaksi Belouzov-Zhabotinski atau reaksi B-Z
keadaan akhir tersebut [2,4]. [6].
Dalam termodinamika dikenal adanya Suatu jenis osilator baru juga ditemukan
dua keadaan penting yaitu termodinamika pada sistem larutan asam sulfat (1M) yang
kesetimbangan yang reversibel dan dialirkan gas Br2-H2 atau Cl2-H2. Osilasi
termodinamika tidak setimbang yang diamati melalui perubahan potensial dari
irreversibel. Pengkajian tentang elektroda Pt terhadap elektroda pembanding
termodinamika (sistem) tak setimbang dengan Hg||HgS04||K2S04 [6] pada tahun 1996 telah
proses irreversibel baik secara teoritis dilakukan penelitian oleh Mahmudi, tentang
maupun secara praktis sangatlah pelik dan gejala osilasi beda potensial dari sepasang
sukar. Hal ini disebabkan oleh bentuknya elektroda Pb||Pb02 dalam medium asam
yang tidak saja hanya berbentuk sistem yang sulfat (96%).
linier tetapi juga berbentuk tidak tinier, dimana Berdasarkan pengamatan penults,
pada sistem linier hanya tertibat satu atau dua penelitian tentang reaksi osilasi ini jarang
parameter bebas, sedang pada sistem tidak dilakukan di Indonesia, maka hal ini menarik
linier biasanya terdiri lebih dari dua parameter perhatian penulis untuk mempelajari lebih
[3,5]. jauh tentang osilasi pada pengukuran beda
Beberapa reaksl anorganik yang potensial elektroda Pb||Pb02 dalam medium
memperlihatkan keteraturan waktu sudah asam sulfat (96%).
lama dikenal seperti yang ditemukan oleh
Morgan tahun 1916 yaitu reaksl asam formiat, Entropl adalah hukum ke-2
hidrogen peroksida dan asam sulfat terbentuk termodinamika dan merupakan hukum
pelepasan karbon mono oksida secara terpenting dan banyak digunakan dalam
berkala. Pada tahun 1921 William C. Bray proses Irreversibel. Berbeda dengan sistem

Eko Suhartono, Djaka Sasmita, RHA. Sahirul Alim


Indonesian Journal of Chemistn

setimbang proses reversibel, dimana Suatu keadaan mantap sederhana


sistemnya tertutup dan tidak terjadi seperti yang telah dijelaskan di atas akan
pertukaran baik mated maupun energi antara menghasilkan suatu osilasi terhadap waktu
sistem dan lingkungannya, maka pada sistem dan ruang karena keadaan mantapnya
tak seimbang dan proses irreversibel tidaklah mapan. Jadi keadaan mantap di sini
sistemnya adalah terbuka dan terjadi bisa dikatakan sebagai keadaan mapan semu
pertukaran mated dan energi antara sistem yang berfluktuasi (berosilasi) sampai
dan lingkungannya. Hal ini merupakan prinsip tercapainya keadaan mantap baru lagi yang
dasar untuk berlangsungnya nantinya kembali berosilasi, demikianlah
ketidaksetimbangan dan irreversibelitas dari berulang-ulang hingga semua reaktannya
suatu sistem [7,8]. habis. Keadaan ini disebabkan oleh
Pada rentang waktu kecil dt, perubahan pengurangan konsentrasi reaktan atau
entropi sistem yang terbuka dan melakukan munculnya produk bedangsung secara tidak
pertukaran mated dan energi dengan seragam di mana spesies yang tedibat iebih
lingkungannya, yaitu: dari satu (non linier), pada sistem linier
dS= diS + deS (1) berlaku sebaliknya dan osilasi tidak dapat
dimana diS adalah perubahan entropi yang terjadi.
bedangsung di dalam sistem misalnya reaksi Kemampuan pengaturan did atau
kimia, aliran atau diffusi, sedangkan deS katalitik yang mirip model reaksi B-Z adalah
adalah perubahan akibat pertukaran entropi tatanan dan cara keija dari jaringan urat
antara sistem dan lingkungannya. Jika sistem syaraf ( nerve axons), jaringan otot jantung
terisolasi, maka tidak terdapat pertukaran dan otak. Proses otokatalitik dalam jaringan
mated, sehingga deS= 0 dan sistemnya: syaraf berupa penjalaran denyutan listrik ke
dS= diS < 0 (2) seluruh jaringan syaraf dan sebaliknya yang
Harga diS selalu positif, akan tetapi tandanya menuju ke pusat syaraf. Denyutan jantung jika
bisa positif maupun negatif tergantung pada disimulasikan dengan komputer akan
arah pertukaran mated dan tenaganya. Pada menghasilkan pola gelombang sulur (spiral)
keadaan mantap (steady-state ) dimana dS=0, seperti pada reaksi B-Z, demikian halnya
maka dengan otak.
dS= diS + deS = 0 Pergerakan suatu materi dari satu tempat
deS= -diS < 0 (3) ke tempat lain bisa diakibatkan oleh adanya
Dari persamaan (3) di atas tampak jelas perbedaan-perbedaan energi (potensial),
bahwa sistem akan selalu memberikan panas medan listrik, temperatur, konsentrasi dan lain
atau kerja ke lingkungannya selama masih sebagainya. Untuk pasangan elektroda Pb (s)
bedangsungnya pemasukan tenaga dan dan Pb02 (s) yang diceiupkan dalam elektolit
mated dari lingkungan kepada sistem dan H2S04 dengan reaksi pada permukaan
selama itu pula, sistem berada dalam masing-masing elektroda, adalah:
keadaan ketidaksetimbangan dan melakukan Elektroda negatif (Pb):
proses irreversibel. Prigogine, dkk
menegaskan bahwa acuan banding: Pb(s) + S04‘2(s) PbS04(s) + 2e (4)

d,P = jj£8J,8X,jdV>0 Elektroda positif (Pb02):


Pb02(s)+S04‘2(s)+4H++2e <--» PbS04(s) + 2H20 (5)
di atas merupakan syarat agar tercapai Besarnya rapat arus pada masing-masing
kemapanan, artinya jika kelebihan produksi permukaan elektroda ditentukan melalui
entropi bernilai positif maka sistem non linier eliminasi gradien potensial pada persamaan
tersebut akan mapan terhadap reaksi (4) dan (5) yang disertai penyelesaian
penyimpangan. Akan tetapi sebaliknya jika matematis sederhana, maka dihasilkan
harganya negatif maka sistem dapat mapan ungkapan:
atau tidak, dan ketidakmapanan atau Untuk permukaan elektroda negatif (Pb):
penyimpangan akan menyebabkan secara
keseluruhan tidak mapan. Sesudah keadaan iy _ D dc
ketidakmapanan inilah dapat muncul suatu z_v_F 1- 1. dy
tatanan keteraturan baru dimana untuk permukaan elektroda positif (Pb02):
k ~_
ketidakmapanan itu disebut dengan rambang
(chaos) dan struktumya pada saat itu z+D dec
disamakan struktur disslpatif [8,9]. F 2 - 1+ 9y
dimana:

Eko Suhartono, Djaka Sasmlta, RHA. Sahirul Alim


32
\lndoncsian Journal of Chemistry
t+ = bilangan pemindahan kation
t = bilangan pemindahan anion
D = koefisien difusi

CARA PENELITIAN

Pasangan elektroda Pb-Pb02 dipasang


paralel pada pipa PVC sebanyak 8 buah
kanal dengan jarak masing-masing 5 cm.
Ujung kanan kin PVC ditutup dan pada bagian
atas dari salah satu ujungnya dilubangi
sebagai tempat masuknya asam sulfat
(H2S04). Kemudian larutan asam sulfat 1M Gambar 1. Osilasi beda potensial Pb||Pb02
dimasukkan ke dalam reaktor dan kabel pada pada medium H2S04
interface (komputer) selanjutnya dihubungkan
pada elektroda-elektroda Pb-Pb02 yang telah 1. Adanya pergerakan mated dalam luasan
terendam dalam H2S04 dengan urutan kanal tertentu per satuan waktu menimbulkan
yang sesuai. adanya efek induktansi sehingga
Setelah itu disket kerja dimasukkan ke menyebabkan timbulnya GGL induktansi.
dalam komputer untuk penyimpan dan Adanya GGL ini pada induksi awal (a)
kemudian komputer dihidupkan dan memicu terbentuknya deposit PbS04.
dioperasikan. Data yang diambil langsung Ketebalan deposit semakin meningkat
terekam pada komputer dalam bentuk data dengan bertambahnya waktu yang
digital. Setelah 5 jam larutan asam sulfat 1M menyebabkan penurunan beda potensial
diambil kemudian diganti dengan larutan V(t) secara tajam, yang disebut dengan
asam sulfat 1,5M dan selanjutnya asam sulfat potensial aksi minimum. Penurunan ini juga
2M. disebabkan oleh energi yang dihasilkan
oleh GGL induktansi juga semakin turun
HASIL DAN PEMBAHASAN hingga pada kondisi (b).
2. Perbedaan bahan dari elektroda Pb||Pb02
Hasil pengukuran beda potensial menyebabkan timbulnya efek kapasitans
Pb||Pb02 untuk selang waktu pengukuran per sehingga menyebabkan timbulnya GGL
detik selama kurang lebih 5 jam, data-datanya kapasitans. Penurunan energi GGL yang
digambarkan dalam grafik antara V(t) vs dihasilkan dari induktansi diikuti dengan
waktu. Dari grafik yang dihasilkan peningkatan energi yang dihasilkan dari
menunjukkan bahwa semua kanal GGL kapasitansi. Pada kondisi (b) energi
menunjukkan adanya gejala osilasi untuk yang dihasilkan dari GGL kapasitansi
semua H2S04 berbagai konsentrasi. mencapai nilai ambang maksimum,
Terjadinya osilasi yang dihasilkan oleh sehingga memicu terurainya deposit
semua kanal pada medium H2S04 berbagai PbS04. Akibatnya ketebalan deposit
konsentrasi dapat dijelaskan bahwa sesuai PbS04 berkurang, sehingga menyebabkan
dengan persamaan reaksi (4) dan (5) serta beda potensial V(t) meningkat secara
berdasarkan data yang dihasilkan dari tajam, yang disebut dengan potensial aksi
penelitian ini, maka persamaan reaksi maksimum hingga kondisi (c).
tersebut merupakan reaksi bolak-balik yang 3. Pada kondisi (c) energi yang dihasilkan dari
tidak setimbang yaitu terjadinya pembentukan GGL kapasitansi berkurang tajam dan
dan penguraian PbS04 atau sebaliknya. penurunan energi ini diikuti oleh
Mekanisme terjadinya osilasi terjadi dengan peningkatan energi yang dihasilkan dari
tahapan sebagai berikut: GGL induktansi. Bila kenaikan GGL
induktansi ini mencapai nilai ambang
maksimum maka akan memicu
terbentuknya deposit PbS04, hingga pada
kondisi (d).
4. Kondisi (a) hingga (d) terjadi berulang-
ulang dan terus menerus secara acak,
sehingga gelombang potensial aksi
maksimum maupun minimum yang
dihasilkannya juga bersifat acak. Hal ini
disebabkan multielektroda yang tercelup di

Eko Suhartono, Djaka Sasmita, RHA. Sahlrul Alim


{Indonesian Journal of Chemistr 3

dalam elektrolit bila diukur beda gelombang segitiga ataupun gigi gergaji
potensialnya secara serentak, masing- adalah hubungannya dengan osiloskop sinar
masing elektroda memberikan efek gaya katoda, yaitu penyapuan berkas elektron
yang berbeda-beda sehingga ion-ion dalam secara horisontal melewati layar (Millman J.,
larutan akan bergerak ke elektroda sesuai 1987).
dengan pengaruh gaya yang ada di Pola gelombang osilasi yang terbentuk
sekitamya. Dengan demikian aliran ion di pada kanal 8 dengan H2S04 berbagai
dalam elektrolit tidak dapat dikehendaki konsentrasi secara umum merupakan bentuk
untuk berjalan hanya dalam arah tertentu gelombang persegi yang non periodik. Bentuk
saja. gelombang ini juga merupakan gelombang
Berdasarkan grafik yang dihasilkan pada superposisi dari gelombang-gelombang sinus
penelitian ini secara umum terlihat adanya yang dihubungkan secara harmonik. Hal lain
kemiripan pola gelombang osilasi antara yang menarik dari bentuk gelombang kanal ini
kanal 2 dan 7, kanal 3 dan 6 serta kanal 4 dan adalah kemiripannya dengan pola gelombang
5. Dengan demikian kemiripan pola aksi pada sel syaraf normal yang direkam
gelombang osilasi tersebut secara umum dalam EEG. Dengan demikian hal ini dapat
dapat dikelompokkan menjadi dua bagian dianalogikan dengan terbentuknya gelombang
yaitu bagian kanal sebelah kiri (kanal 1,2,3,4) aksi pada sel syaraf.
dengan kanal sebelah kanan (5,6,7,8) dengan Pada penelitian ini besarnya nilai
titik tengah antara kanl 4 dengan kanal 5. potensial sebagai pengaruh akibat adanya
Apabila dianggap terdapat kemiripan antara polarisasi kinetika dapat dianggap nol, karena
kanal bagian kanan dan kiri maka pada permukaan elektroda reaksi yang terjadi
kemungkinan terjadinya perbedaan pola adalah pembentukan endapan (PbS04).
gelombang osilasi antara kanal 1 dan 8 Tetapi untuk reaksi pada permukaan anoda
disebabkan oleh ausnya sel Pb atau Pb02 yang menghasilkan gas, pengaruh polarisasi
sehingga yeijadi perubahan luas permukaan kinetika tidak dapat diabaikan (Skoog, 1992
elektroda yang dapat mempengaruhi dan Buchari
besarnya GGL yang dihasilkan.
Pada kelompok kanal sebelah kiri nilai KESIMPULAN DAN SARAN
GGL turun berturut-turut dari kanal 4, kanal 3
dan kanal 2. Demikian halnya dengan Berdasarkan pembahasan atas hasil-
kelompok kanal sebelah kanan, nilai GGL hasil pengamatan di laboratorium, maka
turun berturut-turut dari kanal 5, 6 dan 7. dapat disimpulkan sebagai berikut:
Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin 1. Osilasi GGL untuk sistem multielektroda
jauh dari titik tengah, maka GGL yang Pb||Pb02 (sebayak 8 kanal) yang tercelup
dihasilkan akan semakin kecil Hal ini sesuai dalam medium osilator H2S04 berbagai
dengan ungkapan Hukum Fick’s pertama, konsentrasi, seluruh kanal menunjukkan
dimana semakin jauh jarak yang ditempuh adanya gejala osilasi.
oleh suatu materi, maka rapat arus yang 2. Model gelombang-gelombang yang dapat
ditimbulkan akan semakin kecil, akibatnya dimunculkan untuk sistem yang terpadu
GGL yang dihasilkan juga akan semakin kecil. dari osilator Pb||H2S04||Pb02 merupakan
Bentuk gelombang osilasi yang gelombang non periodik yang mempunyai
dihasilkan pada kanal 2 dan 7 untuk medium kemiripan dengan model gelombang
H2S04 berbagai konsentrasi secara umum potensial aksi sel otot jantung, gelombang
merupakan bentuk gelombang segitiga yang segitiga dan gelombang potensial aksi sel
non periodik. Bentuk gelombang ini syaraf.
merupakan gelombang superposisi dari Untuk mendapatkan sifat-sifat khas terhadap
gelombang sinus yang dihubungkan secara timbulnya gejala osilasi GGL, perlu kiranya
harmonik. Sisi lain yang cukup menarik pada dicoba untuk pasangan elektroda yang pada
kanal 7 dengan konsentrasi medium H2S04 reaksi redoksnya tidak menghasilkan deposit
1M ini adalah diperolehnya beda potensial pada permukaan elektroda. Jadi perbedaan
dengan nilai 0 mV yang konstan terjadi pada potensial pasangan elektroda pada setiap
selang waktu tertentu. Nilai-nilai beda kanal hanya disebabkan oleh penggunaan
potensial yang cukup rendah ini apabila pasangan elektroda yang berlainan di dalam
diisolasi maka tidak menutup kemungkinan medium osilator yang sama.
akan sangat berguna bagi perkembangan dan
kemajuan bidang ilmu-ilmu terapan,
khususnya bidang mikroelektronik dan bidang
kedokteran. Penggunaan dari bentuk

Eko Suhartono, Djaka Sasmita, RHA. Sahirul Alim


|Indonesian Journal of Chemistry

DAFTAR PUSTAKA 6. Epstein, I.R., Orban, M., Alamgir, M., 1983,


Inorganic Bromate Oscillator. Bromate-
1. Babloyantz, A., 1986, Molecules Dynamics Manganaous-Reductant, J.Phys.Chem.,
& Life, John Wiley & Sons, New York. 87, 3725-3728.
2. Bar-Ell, K., Delseler, W„ 1983, Oscillation 7. Horpe, W., 1983, Biophysic, Springer
in Bmmate-Bromide-Cenous System. The verlag, Berlin.
Simplest Chemical Oscillator , J.Chem. 8. Kapral, R., Schell, M., Fraser, S., 1982,
Phys., 87, 3169-3174. Chaos and Fluctuation in Nonlinear
3. Bar-Ell, K., 1984, Coupling of Chemical Dissipative Systems, J.Phys.Chem., 86,
Oscillator, J. Chem. Phys., 88, 3616-3622. 2218-2224.
4. De Groot, S.R., 1963, Thermodynamics of 9. Keizer, J., On-Kok Chang., 1987, The Non
Irreversible Processes, North Holland Equilibrium Electromotive Force I.
Publishing Co., Amsterdam, Netherland. Measurement an A Continuously Stirred
5. Delale, F.C., 1985, Irreversible Tank Reactor, J.Phys.Chem., 87, 4064-
Thermodynamics of Kinetic Process in 4073.
Multiple Gas Mixture, J.Chem.Phys., 83,
3062-3068.

Eko Suhartono, Djaka Sasmita, RHA. Sahirul Alim

Вам также может понравиться