Вы находитесь на странице: 1из 5

Page |1

STRATEGI ALTERNATIF PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT


DI KABUPATEN PASURUAN

Rafida Aziz 1*) Isna Fitria Agustina 2*)


1)
Program Studi Administrasi Publik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia
2)
Program Studi Administrasi Publik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia
*Email Penulis Korespondensi: radaarmoza@yahoo,co,id , isnaagustina@umsida.ac.id

Abstract. Changes in people's views about waste need to be done in a sustainable manner. Educating awareness
and skills of citizens for waste management by applying the 4R principles which include: Reduce, Reuse, Recycle
and Replant. It is very important to be done as a solution to the problem regarding waste through waste
management from its source. One alternative strategy for community-based waste management is a waste bank.
Waste bank activity is a form of collecting dry waste and is sorted and has management that is like a banking
system but what is saved is no longer money but garbage that is generated every day. The purpose of this study is
to describe and analyze alternative strategies for Community-Based Waste Management. The method used in this
research is descriptive qualitative method. The results of this study indicate that community empowerment through
empowerment activities, education, and training with emancipatory participation methods (interaction and
communication), as well as communication with the community. In addition, it requires support by building
networks and mechanisms for institutional cooperation between citizens of waste management and related
stakeholders. Alternative strategies for community-based waste management have provided benefits to the
community, especially the direct benefits of reduced waste dumping at TPS, the environment becomes cleaner so
that it becomes a satisfaction for the community itself, and can increase the economy. The benefits arising from
the existence of this Waste Bank include: economic, social and psychological. Integrated waste management can
foster creativity and innovation from the community so that it can improve welfare.

Keywords : Strategy; Alternative; Waste Management; public.

Abstrak. Perubahan pandangan masyarakat mengenai sampah perlu dilakukan secara berkelanjutan. Edukasi
kesadaraan dan keterampilan warga untuk pengelolaan sampah dengan penerapan prinsip 4R yang meliputi :
Reduce, Reuse, Recycle dan Replant. Sangat penting di lakukan sebagai penyelesaian masalah mengenai sampah
melalui pengelolaan sampah dari sumbernya. Strategi alternatif pengelolaan sampah berbasis masyarakat salah
satunya adalah Bank sampah. Kegiatan bank sampah merupakan bentuk pengumpulan sampah kering serta dipilah
dan memiliki manajemen pengelolaan yang layaknya perbankan namun yang ditabung bukan lagi uang melainkan
sampah yang di hasilkan setiap hari. Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan dan menganalisis strategi
alternative Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan
pemberdayaan, edukasi, serta pelatihan dengan metode partisipasi emansipatoris (interaksi dan komunikasi), serta
komunikasi dengan masyarakat. Selain itu memerlukan dukungan dengan membangun jejaring dan mekanisme
kerja sama kelembagaan antara warga pengelola sampah dengan stakeholder terkait. Strategi alternative
pengelolaan sampah berbasis masyarakat di telah memberikan manfaat kepada masyarakat, terutama manfaat
langsung dengan berkurangnya timbunan sampah di TPS, lingkungan menjadi lebih bersih sehingga menjadi
kepuasan tersendiri pada diri masyarakat, serta dapat menambah ekonomi. Manfaat yang di timbulkan dengan
adanya Bank Sampah Ini antara lain: ekonomi, sosial dan psikologis. Pengelolaan sampah terintegrasi dapat
menumbuhkan kreativitas dan inovasi dari masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan.

Kata kunci : Strategi; Alternatif; Pengelolaan sampah; Masyarakat.

I. PENDAHULUAN
Edukasi masyarakat tentang masalah lingkungan yang kompleks, diakibatkan dari timbulan sampah yang
diperlukan supaya terbentuknya kesadaran masyarakat. Salah satu faktor penyebab masyarakat peduli dengan
lingkungan berdasarkan dari cara pikir dan sudut pandang perilaku manusia itu sendiri. Sehingga masyarakat
berperan aktif dalam pengelolaan sampah. Upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan harus di mulai dari
masing-masing individu dengan melakukan hal-hal kecil. Sehingga perubahan yang dilakukan bisa menjadi
kebiasaan sehari-hari di dalam keluarga maupun dimasyarakat. Hingga perubahan kecil tersebutdapat menjadi
Page |2

perubahan besar [1] . perubahan cara berpikir masyarakat mengenai pengelolaan sampah rumah tangga untuk
mengurangi sampah dari sumber melalui partisipasi warga harus diintegrasikan ke dalam proyek bank sampah
yang berbasis masyarakat. Sesuai dengan UU No 18 Tahun 2008 Tentang pengelolaan sampah, PPRI No 81 Tahun
2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga dan Perbub No 22 Tahun 2016
Tentang pengelolaan sampah di kabupaten Pasuruan. Saat ini perlu diubah cara pandang masyarakat mengenai
sampah dan cara pengelolaannya. Sampah yang dulu hanya di pandang sebagai hasil buangan yang sudah tidak
berguna dan tidak memiliki nilai ekonomis, seharusnya dipandang sebagai sesuatu yang memiliki nilai ekonomis
berguna dan bermanfaat. Pemilahan sampah rumah tangga yang termasuk kategori sampah organik dapat dijadikan
kompos sedangkan sampah rumah tangga anargonik ditabungkan ke bank sampah untuk didaur ulang kembali dan
dapat dijadikan bahan yang bernilai ekonomis [2].
Pengelolaan sampah di Kota Pasuruan masih belum menjalani proses pengelolaan sampah dengan
menggunakan metode reduce, reuse, recycle dan replant (4R) namun, masyarakat masih menggunakan paradigma
lama yaitu reduce, reuse and recycle atau disebut 3R. Kota Pasuruan didasari oleh beberapa permasalahan
lingkungan. Yaitu dari sistem pengelolaan sampah dengan cara kumpul-angkut-buang dan timbun di TPA. Untuk
alternatif solusi dalam mengatasi masalah sampah di perkotaan, pengembangan bank sampah merupakan kegiatan
bersifat social engineering [3]. Sehingga muncullah alternative dalam mengatasi masalah ini dengan strategi
alternatif pengelolaan sampah berbasis masyarakat yaitu dengan adanya program bank sampah sesuai dengan
Permen Lingkungan hidup No 13 Tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan 3R melalui bank sampah. dengan
adanya bank sampah ini akan menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan sampah. pembentukan
bank sampahakan memberikan manfaat langsung tidak hanya manfaat ekonomi namun juga terwujudnya
kesehatan lingkungan, manfaat psikologis, social dll. bank sampah juga dapat membangun kepedulian masyarakat
agar dpat berteman dengan sampah.

Gambar 1.
Data Timbunan Sampah pada tiap Kecamatan di Kabupaten Pasuruan Tahun 2018

No. Kecamatan Jumlah Penduduk Volume Timbunan Sampah


(populasi) Pedesaan Perkotaan Total (m³)
(m³) (m³)
1. Purwodadi 66.939 108,7 51,6 160,3
2. Tutur 53.709 12,9 100,3 113,2
3. Puspo 27.510 36,6 36,6 73,2
4. Tosari 18.746 25,7 19,6 45,3
5. Lumbang 33.299 82,6 52,2 134,8
6. Pasrepan 50.950 108,4 14,4 122,8
7. Kejayan 64.068 106,1 28,9 135
8. Wonorejo 57.688 127,6 10,4 138
9. Purwosari 8.074 147,2 44 191,2
10. Prigen 84.458 108,4 93,8 202,2
11. Sukorejo 84.014 54,4 138 192,4
12. Pandaan 109.995 111,1 147,3 258,4
13. Gempol 127.208 172,6 129,4 302
14. Beji 79.738 69,8 103 172,8
15. Bangil 86.354 23,1 184 207,1
16. Rembang 62.801 100,6 32,4 133
17. kraton 91.947 138,5 81,5 220
18. Pohjentrek 28.308 24,7 44,8 69,5
19. Gondang wetan 55.370 93,9 30,2 124,1
20. Rejoso 45.286 36,6 36,6 73,2
21. Winongan 41.367 105,9 16 121,9
22. Grati 75.494 158,2 23,5 181,7
23. Lekok 73.225 109,4 63,6 173
24. Nguling 55.324 82,6 52,2 134,8
Jumlah 1 481.872 2 145.6 1 534.3 3 679.9

Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan, 2018.


Page |3

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang tinggi mempengaruhi jumlah timbunan
sampah yang tinggi pada tiap Kecamatan di Pasuruan. Maka perlu adanya pengelolaan sampah yang baik dan
benar Masyarakat harus meninggalkan cara lama yang hanya membuang sampah dengan mendidik dan
membiasakan masyarakat memilah,memilih dan menghargai sampah sekaligus mengembangkan ekonomi
kerakyatan melalui pengembangan bank sampah sehingga dapat mengatasi masalah sampah tersebut [4]. Terutama
partisipasi masyarakat juga diperlukan dalam pengelolaan sampah sehingga dapat membatasi jumlah timbunan
sampah. Dari latar belakang diatas maka penulis mengambil rumusan masalah 1. Bagaimana strategi alternatif
dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Pasuruan, 2. Apa faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam
pengelolaan sampah sebagai strategi alternatif. Tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk mendiskripsikan dan
menganalisis strategi alternatif pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Pasuruan, 2. Untuk mendiskripsikan
dan menganalis faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam pengelolaan sampah sebagai strategi alternatif.

II. METODE
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, menjelaskan gambaran secara narasi terkait
dengan data- data yang diperoleh dilapangan. metode kualitatif adalah metode yang berupa pemahaman dan
pengelolaan data untuk menganalisis hasil wawancara dengan narasumber, dengan lokasi penelitian di Kabupaten
Pasuruan. Fokus dari penelitian ini akan membahas mengenai strategi alternatif pengelolaan sampah berbasis
masyarakat dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam pengelolaan sampah sebagai alternatif.
Data yang diperoleh dari penelitian ini terdiri dari data primer yang di dapat dari hasil wawancara dengan dinas
terkait yaitu dinas lingkungan hidup dan kebersihan dan masyarakat yang terlibat. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi dan menggunakan teknis analisis data menurut miles
dan hubberman [5].

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Strategi Alternatif Pengelolaan Sampah
Pemerintah mengajarkan kepada masyarakat untuk mengelola sampah dengan baik dengan
menumbuhkan kesadaran masyarakat. Cara yang di gunakan oleh pemerintah adalah dengan memberikan strategi
alternatif pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang disebut dengan Bank Sampah. Adaptasi bank sampah
pada setiap komunitas sangat ditentukan partisipasi warga yang juga akan menentukan keberlanjutan program
bank sampah sehingga pengelolaan berbasis komunitas menjadi perlu diperhatikan [6]. pengelolaan sampah
dengan bijak dapat mengurangi sampah yang diangkut ke TPA. Selain itu warga yang menyerahkan sampah akan
memperoleh tambahan penghasilan mereka serta dapat digunakan untuk usaha simpan pinjam dengan bunga
rendah agar keuangan bank sampah dapat diputar dan dikembangkan, Serta terwujudnya lingkungan yang bersih
dan sehat.
Pembentukan bank sampah sebagai alternatif pengelolaan sampah yang diintegrasikan dengan edukasi
mengenai prinsip 3R menjadi pengetahuan dasar bagi masyarakat untuk mengelola sampah sejak dari sumbernya,
yaitu sampah rumah tangga. Pemberdayaan warga untuk membentuk pengetahuan dan keterampilan warga
sehingga mampu memilah sampah organik dan non organik. Manfaat dari kemampuan masyarakat dalam
mengelola sampah dengan menerapkan prinsip 3R dapat memberikan manfaat langsung tidak hanya manfaat
ekonomi, namun juga terwujudnya kesehatan lingkungan. Selain itu upaya untuk memaksimalkan keterampilan
warga, upaya memantau perkembangan harga sampah di pasaran juga harus terus dilakukan, Hal ini sangat
mendasar untuk keberlanjutan bank sampah, sehingga koordinasi dan kerja sama dengan para pengepul baik yang
termasuk kategori pengepul besar dan kecil di Pasuruan. Sampah plastik dari bank sampah, salah satunya jenis
plastik kresek hitam yang tidak laku dijual akan diolah di pabrik. Pabrik menjadi mitra konsumen utama sampah
plastik dari bank sampah untuk jenis sampah yang tidak diterima oleh pengepul karena nilai jual yang rendah.
Inovasi pengolahan sampah dengan program bank sampah menjadi inovasi di tingkat akar rumput yang dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat miskin perkotaan [7]. Bapak mustain selaku dinas Dlhk pasuruan
menyampaikan bahwa :

“Dengan meningkatnya jumlah timbunan sampah di TPA maka pemerintah membuat strategi
alternatif pengelolaan sampah berbasis masyarakat yaitu bank sampah. bank sampah wajib didirikan
ditiap Kecamatan dengan prosedur pengelolaan sampah yang sesuai dengan peraturan menteri
negara lingkungan hidup nomor 13 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan reduce,reuse dan
recycle melalui bank sampah. (wawancara pada tanggal 20 agustus 2019).” [8].

Hal tersebut berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Ibu Zaidah selaku Ketua bank sampah bahwa :
Page |4

“partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah sudah baik namun tempat yang digunakan
kurang strategis. Masyarakat juga aktif dalam pengelolaan sampah seperti pembuatan daur ulang
berbahan dasar sampah yang sudah tidak di pakain lagi. Dan dengan adanya bank sampah
masyarakat lebih giat dalam pengelolaan sampah karena dapat menambah hasil perekonomian ”.

Dari pernyataan diatas dapat dilihat bahwa strategi pengelolaan sampah di buat berdasarkan jumlah
timbunan sampah yang meningkat sehingga pemerintah membuat strategi alternative pengelolaan sampah berbasis
masyarakat. Sehingga terciptanya bank sampah sebagai alternatif strategi dalam pengelolaan sampah namun bank
sampah sendiri tidak dapat bergerak tanpa adanya partisipasi masyarakat. Jika dibandingkan dengan penelitian
terdahulu oleh [9]. yang dimana penelitiannya bahwa bank sampah telah mendorong adanya capacity building
bagi warga dengan mengupayakan terbentuknya kemandirian dan keswadayaan warga melalui terbentuknya
kesadaran, pengetahuan, dan kemampuan yang mendorong partisipasi mengelola lingkungan di komunitasnya.
Khususnya bagi warga perempuan, pengetahuan dan keterampilan mengelola sampah telah menstimulasi
kreativitas dan inovasi kerajinan daur ulang sampah. Maka dapat ditarik kesimpulan jika dikaitkan dengan
penelitian terdahulu dari donna asteria dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai strategi alternative
pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Pasuruan yang di lakukan masih belum optimal karena lokasi yang
digunakan dalam pengelolaan sampah masih belum strategis namun dalam pengelolaan sampah masyarakat sudah
berperan aktif.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam pengelolaan sampah sebagai strategi


alternatif
faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat diantaranya yaitu motif ekonomi, karena dalam motif ini
masyarakat akan lebih giat dan berperan aktif dalam pengelolaan sampah karena dengan mereka yang aktif akan
menambah penghasilan mereka. Lalu motif social, dengan adanya motif social yang tumbuh dihati masyarakat
mereka akan lebih mudah bergaul dalam bermasyarakat, motof psikologis, dengan adanaya motif psikologis ini
masyarakat akan merasa bangga dan senang karena tempat tinggalnya menjadi lebih bersih, serta motivasi dan
dukungan dari pihak pengurus dan pihak pemerintahan dengan adanya dukungan-dukungan tersebut membuat
masyarakat lebih berperan aktif karena tidak ada jarak antara masyarkat dan pihak terkait lainnya.

IV. KESIMPULAN
a. Strategi pengelolaan sampah berbasis masyarakat sudah berjalan dengan optimal. Masyarakat
berpartisipasi dalam pengelolaan sampah seperti dalam pemilihan sampah, pembuatan daur ulang dan
lain-lain.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam pengelolaan sampah diantaranya yaitu motif social
yang membuat warga menjadi berperan aktif dalam pengelolaan sampah karena dengan adanya motif
sosial masyarakat akan lebih bersosialisasi. Lalu motif ekonomi, dengan adanya motif ekonomi membuat
masyarakat lebih giat karena akan menambah perekonomian masyarakat. Motif psikologis, dengan
adanya motif psikologis membuat bangga karena lingkungannya menjadi lebih bersih dan nyaman.
Motivasi dan dukungan dari pihak pengurus dan juga pemerintah membuat masyarakat merasa tidak
adanya jarak antara masyarakat dan pihak terkait lainnya.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih kepada orang tua peneliti yang telah memberikan ridho dan bimbingan baik moril
maupun materil. Terima kasih kepada DLHK Pasuruan dan pengurus bank sampah Bangil Kabupaten Pasuruan
beserta jajarannya yang telah bersedia dan memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan
penelitian. Terima kasih kepada pihak – pihak yang turut berpartisipasi dalam proses penelitian yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Page |5

REFERENSI

[1] H. Kristina, "Model Konseptual Untuk Mengukur Adaptabilitas Bank Sampah di Indonesia," Jurnal Teknik
Industri, vol. 12, no. Bank Sampah, p. 28, 2014.

[2] F. Jumar, dan R. Kalalinggie, "Strategi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kelurahan Lok Bahu
Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda," administrative Reform, vol. 23, no. Pengelolaan Sampah, p.
112, 2014.

[3] R. J. Ridley-Duff and M. Bull, Understanding Social Enterprise, vol. 23, London: Sage Publication, 2011, p.
4.

[4] W. Singhirunnusorn, K. Donlakorn, and W. Kaewhanin, "Household Recycling Behaviours and Attitudes
toward waste Bank Project: Mahasarakam Municipality," Behavioral Studies, vol. 114, no. Behavioral
Studies, p. 7, 2003.

[5] H. and Miles, Qualitative Data Analysis, A Methods Sourcebool, Edition 3, USA: Sage Publication, 2014.

[6] E. Trina,T. E. Tallei, J. Iskandar, S. Runtuwene, and W. L. Filho, "Local Community Based initiatives of
Waste Management Activities on Bunaken Island in North Sulawesi, Indonesia," Journal of Environmental
and Earth Sciences, no. Environmental and Earth Sciences, 2013.

[7] H. Winarso dan A. Larasati, "Dari Sampah Menjadi Upah: Inovasi Pengolahan Sampah di Tingkat Akar
Rumput Kasus Program Bank Sampah "sendu" di Kelurahan Pasar Minggu Jakarta Selatan," jurnal Manusia
dan Lingkungan, no. Manusia dan Lingkungan, 2011.

[8] A. Rafida, dan F. A. Isna, "Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah," Skripsi Administrasi Publik.
Bank Sampah, 2019.
[9] D. Asteria dan H. Heruman, "Bank Sampah Sebagai Alternatif Strategi Pengelolaan Sampah Berbasis
Masyarakat di Tasikmalaya," Lingkungan, no. Lingkungan, 2016.

Вам также может понравиться