Вы находитесь на странице: 1из 7

AKTIVITAS DAYA HAMBAT EKSTRAK BATANG PASAK BUMI (Eurycoma

longifolia Jack) TERHADAP Escherichia coli IN VITRO

Ayudhia Giovanny Halim1, Lia Yulia Budiarti2, Hendra Wana Nur’amin3

1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin
2
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
3
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

Email Korespondensi: gheagio@gmail.com

Abstract: Pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) is one of many plants found in South
Kalimantan and has been used as a herbal remedy. The stem of Eurycoma longifolia contains
active substances such as flavonoids, alkaloids, and terpenoids that act as antibacterial
agents. This study aimed to measure the optimal concentration of ethanol extract of
Eurycoma longifolia stem on Eurycoma longifolia. This study was a true experiment using
post test-only with control group design, consisted of 7 treatments of ethanol extract of
Eurycoma longifolia stem with five repetitions, ciprofloxacin as positive control and aquadest
as negative control. Data analysis was performed by One-way ANOVA test (p<0,05) and
Post-hoc LSD test (α=0,05). The results showed significant differences in conecentration
20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, and 80% whose inhibitory zones were 11,18 mm; 14,19
mm; 17,01 mm; 21,15 mm; 24,10 mm; 26,18 mm; 28,04 mm; and ciprofloxacin’s inhibitory
zone was 26,28 mm. The conclusion were there were significant differences in all 7
treatments and the optimal concentration of ethanol extract of Eurycoma longifolia stem on
Escherichia coli was 70%.
Keywords: Escherichia coli, Eurycoma longifolia Jack stem extract, inhibitory activity.

Abstrak: Pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) merupakan salah satu tanaman yang
banyak ditemukan di Kalimantan Selatan dan telah banyak sebagai obat herbal. Bagian
batang pasak bumi mengandung zat-zat aktif seperti flavonoid, alkaloid, dan terpenoid yang
berperan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur daya hambat optimum
ekstrak etanol batang pasak bumi pada Escherichia coli secara in vitro. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimental murni menggunakan rancangan post test-only with
control group design, yang terdiri dari 7 perlakuan konsentrasi ekstrak etanol batang pasak
bumi dengan pengulangan sebanyak 5 kali, siprofloksasin sebagai kontrol positif, dan
aquadest sebagai kontrol negatif. Analisis data dilakukan dengan uji One-way ANOVA
(p<0,05) dan uji Post-hoc LSD (α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi
20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, dan 80%, berbeda bermakna dengan zona hambat secara
berurutan, yaitu: 11,18 mm; 14,19 mm; 17,01 mm; 21,15 mm; 24,10 mm; 26,18 mm; 28,04
mm; dan siprofloksasin sebesar 26,28 mm. Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan
aktivitas daya hambat secara berurutan dari tujuh perlakuan tersebut dan konsentrasi ekstrak
etanol batang pasak bumi 70% merupakan konsentrasi optimum terhadap Escherichia coli.
Kata kunci: daya hambat, ekstrak etanol batang pasak bumi, Escherichia coli.
PENDAHULUAN menyebutkan bahwa ekstrak alkohol dan
Escherichia coli adalah bakteri Gram ekstrak aseton dari bagian batang dan
negatif yang normalnya hidup sebagai bagian daun pasak bumi memiliki daya
flora normal di sistem pencernaan manusia antibakteri terhadap Escherichia coli dan
dan merupakan penyebab utama diare, Salmonella typhi, karena mengandung zat
meningitis, serta sepsis.1,2 Salah satu jenis aktif berupa alkaloid, flavonoid dan
antibiotik yang sering digunakan untuk terpenoid.7 Hasil penelitian Khanam Z et
mengatasi infeksi akibat Escherichia coli al (2015), menyebutkan bahwa ekstrak
termasuk di RSUD Ulin Banjarmasin metanol batang pasak bumi sudah dapat
adalah antibiotik golongan kuinolon, yakni menghambat Escherichia coli pada
siprofloksasin yang bersifat bakteriosidal. konsentrasi 20%.8 Hasil penelitian Faisal
Efektivitas terapi antibiotik terhadap G et al (2015), menyebutkan bahwa
Escherichia coli saat ini sudah banyak ekstrak etanol bagian akar pasak bumi
dilaporkan menurun, hal tersebut pada konsentrasi 15% sudah dapat
ditunjukkan dengan tingginya angka menghambat pertumbuhan Staphylococus
resistensi Escherichia coli terhadap obat aureus (bakteri Gram positif) dan pada
golongan kuinolon.3 konsentrasi 5% sudah dapat menghambat
Selain menggunakan antibiotik, pertumbuhan Salmonella typhi, namun
WHO melaporkan hampir sekitar 4 miliar pada konsentrasi 5-15% belum
orang telah menggunakan obat herbal memperlihatkan aktivitas daya hambatnya
sebagai bagian dari pengobatan penyakit terhadap Escherichia coli.9
infeksi. Peningkatan penggunaan bahan Beberapa hasil penelitian di atas
alam berhubungan dengan adanya isu back dapat menggambarkan bahwa ekstrak
to nature dan bahan alam juga banyak etanol batang pasak bumi dapat
digunakan masyarakat menengah ke menghambat pertumbuhan bakteri Gram
bawah terutama dalam hal preventif, negatif seperti Escherichia coli, namun
promotif dan rehabilitatif. Selain itu, belum banyak diinformasikan tentang daya
banyak masyarakat beranggapan bahwa hambat optimumnya. Bagian batang pasak
penggunaan tanaman obat relatif lebih bumi belum banyak diinformasikan
aman dibandingkan obat sintesis dan dapat tentang khasiatnya sebagai pengobatan
mengurangi efek samping yang timbul infeksi dibandingkan bagian akarnya.
akibat obat kimia.4,5,6 Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
Salah satu tanaman khas Kalimantan untuk mempelajari aktivitas daya hambat
yang telah lama dikenal dan digunakan dari beberapa perlakuan ekstrak etanol
sebagai obat untuk mengatasi infeksi batang pasak bumi terhadap Escherichia
adalah pasak bumi. Pasak bumi digunakan coli ATCC 25922 secara in vitro
untuk pengobatan anti malaria, menggunakan metode difusi. Diharapkan
perdarahan, demam, sariawan, penyakit dari hasil penelitian ini diperoleh aktivitas
gatal, sakit kepala serta infeksi saluran daya hambat optimum dari ekstrak etanol
pencernaan seperti diare dan disentri.6 batang pasak bumi dalam menghambat
Hasil penelitian Farouk A et al (2007), pertumbuhan Escherichia coli.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian Penelitian ini menggunakan metode difusi
eksperimental murni dengan metode kertas cakram (paper disk) dengan
Posttest-Only With Control Group Design parameter besaran zona hambat dari tiap
dan menggunakan rancangan penelitian perlakuan terhadap Escherichia coli.
acak kelompok yang terdiri dari perlakuan Bahan penelitian ini adalah beberapa
ekstrak etanol batang pasak bumi pada batang pasak bumi yang diperoleh dari
konsentrasi 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, lokasi kebun Dinas Kehutanan Banjarbaru.
70%, 80%, siprofloksasin sebagai kontrol Bahan Isolat bakteri Escherichia coli
positif serta aquadest sebagai kontrol ATCC 25922 merupakan isolat murni
negatif. Jumlah pengulangan untuk yang masih baru dan diperoleh dari
masing-masing perlakuan adalah sebanyak Laboratorium Mikrobiologi FK
5 kali berdasarkan rumus Federer. Universitas Lambung Mangkurat.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini menguji aktivitas 25922 secara in vitro. Hasil pengukuran
ekstrak etanol batang pasak bumi pada besaran zona hambat dari masing-masing
berbagai konsentrasi dalam menghambat perlakuan terhadap Escherichia coli dapat
pertumbuhan Escherichia coli ATCC dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Rerata Diameter Zona Hambat Berbagai Perlakuan Konsentrasi Ekstrak Etanol
Batang Pasak Bumi Terhadap Escherichia coli ATCC 25922

30 28.04 mm
26.18 mm 26.28 mm
24.10 mm
25 21.15 mm
Zona Hambat

20 17.01 mm
14.19 mm
15 11.18 mm
10
5
0
20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% Kontrol
Positif
Perlakuan Ekstrak Etanol Batang Pasak Bumi

Gambar 1 menunjukkan adanya setiap perlakuan konsentrasi ekstrak. Hasil


peningkatan rerata diameter zona hambat penelitian ini mendapatkan adanya efek
sebagai akibat dari peningkatan pengaruh ekstrak etanol batang pasak bumi
konsentrasi perlakuan. Seluruh perlakuan pada berbagai konsentrasi, yaitu besaran
konsentrasi ekstrak etanol batang pasak rerata zona hambat terkecil sebesar 11,18
bumi memiliki aktivitas daya hambat mm yang didapat dari perlakuan 20% dan
terhadap pertumbuhan Escherichia coli. zona hambat terbesar sebesar 28,04 mm
Aktivitas penghambatan ini ditunjukkan yang didapat dari perlakuan 80%.
dengan adanya besaran zona hambat pada Perlakuan kontrol positif (siprofloksasin)
memberikan efek besaran zona hambat efeknya dalam mengendalikan suatu
lebih rendah dibandingkan dengan mikroorganisme.15 Dengan kata lain,
perlakuan ekstrak etanol batang pasak konsentrasi mempengaruhi kecepatan
bumi 80% dengan zona hambat sebesar difusi dari zat antibakteri; semakin besar
26,28 mm. konsentrasi ekstrak maka semakin cepat
Pembentukan zona hambat di sekitar difusi, sehingga semakin besar daya
pertumbuhan bakteri uji tersebut antibakteri dan semakin luas diameter zona
menunjukkan bahwa ekstrak etanol batang hambat yang terbentuk.16
pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) Hasil uji kontrol positif
mengandung senyawa aktif yang bersifat (siprofloksasin) pada penelitian ini
antibakteri, yakni sebagai senyawa memberikan efek rerata zona hambat
metabolit sekunder. Senyawa metabolit sebesar 26,28 mm; hasil ini bila dilihat
sekunder merupakan senyawa metabolit berdasarkan standar CLSI (2013)
yang tidak esensial bagi pertumbuhan menunjukkan bahwa Escherichia coli
organisme dan berguna untuk sensitif (susceptible) terhadap
17
mempertahankan diri dari kondisi siprofloksasin yang diuji. Siprofloksasin
lingkungan yang kurang merupakan antibiotik golongan Kuinolon
10
menguntungkan. Kandungan senyawa yang bersifat bakterisid, terutama aktif
metabolit sekunder yang terdapat di dalam terhadap bakteri gram negatif, seperti
tanaman pasak bumi antara lain alkaloid, Escherichia coli.18
flavonoid dan terpenoid.8 Siprofloksasin memiliki mekanisme
Alkaloid dapat menyebabkan sel lisis antibakteri yang mirip dengan flavonoid
dan mengubah morfologi dari Escherichia yang terkandung dalam ekstrak batang
coli. Pada beberapa penelitian, alkaloid pasak bumi. Siprofloksasin menghambat
disimpulkan memiliki aktivitas sintesis asam nukleat yakni dengan
11
antimikroba. Flavonoid merusak menghambat kerja DNA tirase
19
permeabilitas dinding sel bakteri, (topoisomerase II).
mikrosom, dan lisosom sebagai hasil Selanjutnya untuk mengetahui
interaksi antara flavonoid dengan DNA sebaran dari data penelitian ini, dilakukan
bakteri, serta menghambat motilitas analisis uji normalitas data mengunakan
bakteri.12 Mekanisme kerja terpenoid uji Shapiro-Wilk dan uji homogenitas data
melibatkan pemecahan membran oleh mengunakan uji Levene’s Test. Hasil uji
komponen-komponen lipofilik.13 normalitas didapatkan nilai p > 0,05, yang
Gambar 1 juga menunjukkan bahwa berarti distribusi data penelitian ini
efek rerata diameter zona hambat dapat normal. Hasil uji homogenitas pada data
meningkat seiring dengan meningkatnya penelitian ini didapatkan nilai p = 0,053 (p
perlakuan konsentrasi ekstrak etanol > 0,05), yang berarti sebaran data dari
batang pasak bumi (Eurycoma longifolia penelitian ini adalah homogen.
Jack). Karena adanya peranaan dari suatu Selanjutnya untuk melihat apakah
bahan antimikroba yang terkandung pada terdapat perbedaan bermakna di antara
konsentrasi tertentu dalam menghambat perlakuan yang diuji, maka dilakukan uji
suatu mikroorganisme hidup.14 One-way ANOVA. Hasil uji One-way
Peningkatan konsentrasi zat antimikroba ANOVA didapatkan nilai p = 0,000, yang
yang digunakandapat meningkatkan berarti terdapat perbedaan bermakna di
antara perlakuan yang diuji secara statistik. menggunakan uji Post-hoc LSD pada
Selanjutnya untuk mengetahui perlakuan tingkat kepercayaan 95%. Data hasil uji
mana saja yang memberikan efek berbeda Post-hoc LSD dapat dilihat pada tabel 1.
bermakna, dilakukan uji lanjut

Tabel 1 Aktivitas Zona Hambat dari Berbagai Perlakuan Konsentrasi Ekstrak Etanol
Batang Pasak Bumi Terhadap Escherichia coli ATCC 25922 Berdasarkan Uji
Post-hoc LSD (α = 0,05)

Kontrol
Perlakuan 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%
(+)
20%
30% BB
40% BB BB
50% BB BB BB
60% BB BB BB BB
70% BB BB BB BB BB
80% BB BB BB BB BB BB
Kontrol (+) BB BB BB BB BB TBB BB Kontrol (+)
Keterangan:BB = Berbeda Bermakna; TBB = Tidak Berbeda Bermakna; Kontrol (+) =
Kontrol Positif

Tabel 1 menjelaskan bahwa terdapat konsentrasi ekstrak etanol batang pasak


beberapa perbedaan bermakna dan tidak bumi ≥ 20 % dapat menghambat
bermakna dari perlakuan-perlakuan pertumbuhan Escherichia coli secara
ekstrak etanol batang pasak bumi dan optimum, dan perlakuan konsentrasi 70%
kontrol positif (siprofloksasin). Hasil memiliki potensi menghambat
penelitian ini memperlihatkan bahwa di pertumbuhan bakteri Escherichia coli yang
antara perlakuan ekstrak etanol batang sebanding dengan kontrol positif
pasak bumi konsentrasi 20%, 30%, 40%, (siprofloksasin).
50%, 60% dan 80% mempunyai aktivitas Efek zona hambat terhadap
antibakteri yang berbeda terhadap Escherichia coli yang didapat pada
Escherichia coli. Di antara perlakuan- penelitian ini berbeda-beda sesuai dengan
perlakuan ekstrak etanol batang pasak konsentrasi dari perlakuan-perlakuan yang
bumi yang diuji yaitu konsentrasi 20%, diujikan. Hasil penelitian ini didukung
30%, 40%, 50%, 60%, dan 80% satu sama berdasarkan hasil penelitian Faisal G et al
lainnya menunjukkan perbedaan (2015), yang menyebutkan bahwa ekstrak
bermakna. Perlakuan yang tidak berbeda etanol bagian akar pasak bumi pada
bermakna yaitu perlakuan ekstrak etanol konsentrasi 5-15% belum memperlihatkan
batang pasak bumi 70% dengan perlakuan aktivitas daya hambatnya terhadap
siprofloksasin dengan nilai p = 0,805. Escherichia coli namun peningkatan
Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis konsentrasi dapat meningkatkan efek daya
(H1) dari penelitian ini diterima, yaitu hambatnya.9 Hasil penelitian Khanam Z et
al (2015), menyebutkan bahwa sediaan sebesar 11,18 mm sampai dengan 28,04
ekstrak etanol bagian akar pasak bumi mm dan di antara perlakuan-perlakuan
pada konsentrasi 12,5-10% juga belum tersebut berbeda bermakna.
memperlihatkan aktivitas daya hambatnya Beberapa keterbatasan pada
terhadap Escherichia coli, namun sediaan penelitian ini terdapat di antaranya yaitu
ekstrak metanol batang pasak bumi sudah perlakuan konsentrasi ekstrak etanol
dapat menghambat Escherichia coli pada batang pasak bumi tidak diujikan sampai
konsentrasi 20% dan menghasilkan zona konsentrasi 100% dan bahan herbal atau
hambat sebesar 3.33 ± 5.77 mm.8 Pada sintetis harus diketahui tingkat
penelitian ini, seperti pada Gambar 1 dan toksisitasnya agar dapat digunakan sebagai
Tabel 1, didapatkan bahwa sediaan ekstrak obat dengan cara melakukan uji toksisitas
etanol batang pasak bumi konsentrasi 20% terhadap hewan coba.20
sampai dengan 80% memiliki daya hambat

PENUTUP
Perlakuan ekstrak etanol batang perlakuan. Ekstrak etanol batang pasak
pasak bumi dalam berbagai konsentrasi bumi pada konsentrasi 70% dapat
memberikan perbedaan bermakna terhadap menghambat pertumbuhan Escherichia
peningkatan diameter zona hambat antar- coli secara optimum.

DAFTAR PUSTAKA
1. Thielman N, Guerrant LM. Acute
infectious diarrhea. The New 7. Farouk A, Benafri A. Antibacterial
England Journal of Medicine. 2005; activity of Eurycoma longifolia Jack.
350(1): 38-47. A Malaysian medicinal plant. Saudi
Medical Journal. 2007; 28(9): 1422-
2. Jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA. 44.
Mikrobiologi Kedokteran, Edisi ke-
27. Jakarta: EGC; 2015. 8. Khanam Z, Chew SW, Irshad U.
Phytochemical screening and
3. Setiabudy R. Farmakologi dan antimicrobial activity of root and
Terapi edisi 5. Jakarta: Departemen stem extracts of wild Eurycoma
Farmakologi dan Terapeutik FKUI; longifolia Jack (Tongkat Ali).
2007. Journal of King Saud University-
Science. 2015; 27(1): 23-30.
4. Chevallier A. Encyclopedia of herbal
medicine. 3rd ed. New York: DK 9. Faisal G, Zakaria S, Najmuldeen G.
Publishing; 2016. In Vitro Antibacterial Activity of
Eurycoma Longifolia Jack (Tongkat
5. Katno PS. Tingkat manfaat dan Ali) Root Extract. The International
keamanan tanaman obat dan obat Medical Journal Malaysia. 2015;
tradisional.Yogyakarta: UGM; 2002. 14(1): 77-81.

6. Sari LORK. Pemanfaatan obat 10. Fardiaz S. Mikrobiologi Pangan.


tradisional dengan pertimbangan Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
manfaat dan keamanannya. Majalah Utama; 2014.
Ilmu Kefarmasian. 2006; 3(1): 1-7.
11. Karou D, Savadago A, Canini A, et
al. Antibacterial activity of alkaloids
from Sida acuta. African Journal of
Biotechnology. 2006; 5(2):195-200.

12. Sabir A. In vitro antibacterial


activity of flavonoids Trigona sp
propolis against Streptococcus
mutans. Journal Dent. 2005;
38(3):135-141.

13. Bobbarala V. Antimicrobial Agents.


Croatia: Intech; 2012.

14. Bibiana. Analisis Mikroba di


Laboratorium. Jakarta: PT Raya
Grafindo Persada; 2010.

15. Pelczar. Dasar-Dasar Mikrobiologi.


Jakarta: Universitas Indonesia; 2008.

16. Lorian V. Antibiotics in Laboratory


Medicine. Baltimore: The William
and Wilkins Co.; 2005.

17. CLSI. M100-S23 Performance


Standards for Antimicrobial
Susceptibility Testing, Twenty-Third
Informational Supplement. Clinical
and Laboratory Standard Institute.
2013; 34 (1): 27-93.

18. Katzung BG. Farmakologi Dasar dan


Klinik. Palembang: Anwar Agoes;
2015.

19. Pelczar MJ. Dasar – Dasar


Mikrobiologi. Jakarta: UI Press;
2007.

20. Parasuraman S. Toxicological


screening. Journal of Pharmacology
and Pharmacotherapeutics. 2011;
2(2): 74-9.

Вам также может понравиться