Вы находитесь на странице: 1из 9

70 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 23, NOMOR 1, APRIL 2016

Pelaksanaan Pembelajaran Karakter di


SD Taman Harapan Malang

Rakyan Paranimmita S. K.
Sa’dun Akbar
Fattah Hanurawan
Jurusan Pendidikan Dasar, Universitas Negeri Malang
rakyanparanimmita@gmail.com

Abstract: This study aimed to describe the character building process through the implementation
of a comprehensive approach. The study was a qualitative research method with a case study design.
The data were collected through observation, interviews, and documentation. The obtained data were
analyzed using descriptive qualitative data analysis models developed by Miles and Huberman.
Validation method used was triangulation. The results showed that the character education can be
done through (1) the learning process where teachers develop lesson plans which promote character
building, use a model of cooperative learning, and use stories as the media in learning; (2) the conducive
school culture which is established by example, conditioning, and habituation; (3) extracurricular
activities such as Chinese and English languages, computer, Scout, vocal group, music group, drum
band, painting, dance, and karate; (4) the involvement of community and parents in school programs,
classroom programs, and teaching and learning process; and (5) the characters that can be successfully
developed is the religious attitude, tolerance, democratic attitude, curiosity, hard work, the love to
read, the care for the environment, social awareness, discipline, honesty and independence, patriotism
and national spirit, appreciation to achievements, friendship and communicativeness, the spirit for
peace, creativity, and responsibility.

Keywords: character building, elementary school, school culture

Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran karakter melalui


pendekatan menyeluruh. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan rancangan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan menggunakan
analisis data model Miles dan Huberman. Metode validasi yang digunakan adalah triangulasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pendidikan karakter dilakukan melalui (1) pembelajaran dengan
menggunakan RPP berkarakter, menggunakan model cooperative learning, dan menggunakan media
cerita dalam pembelajaran; (2) budaya (kultur) sekolah dengan kegiatan keteladanan, pengondisian,
dan pembiasaan; (3) kegiatan ekstra kurikuler yaitu bahasa Mandarin, bahasa Inggris, komputer,
pramuka, bina vokalia, bina musika, drumband, seni lukis, tari, dan karate; (4) peran serta masyarakat
yaitu masyarakat dan orang tua terlibat dalam program sekolah, program kelas, dan kegiatan
pembelajaran; dan (5) karakter yang dapat berhasil dikembangkan adalah sikap religius, toleransi,
demokratis, rasa ingin tahu, kerja keras, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, disiplin,
jujur dan mandiri, cinta tanah air dan semangat kebangsaan, menghargai prestasi, bersahabat/
komunikatif, cinta damai, kreatif, dan tanggung jawab.

Kata kunci: pembelajaran karakter, sekolah dasar, budaya sekolah

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan serta bertanggung jawab. Berdasarkan fungsi dan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha di setiap jenjang, termasuk di sekolah harus
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, diselenggarakan secara sistematis guna mencapai
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis tujuan tersebut dan rumusan tujuan pendidikan

70
Paranimmita, Pelaksanaan Pembelajaran Karakter di SD Taman Harapan Malang ... 71

nasional menjadi rujukan dalam pengembangan bersosialisasi dan bekerja sama dengan teman.
pendidikan dan karakter bangsa. Menurut Ki Hadjar Dewantara, karakter adalah
Penurunan moral juga dijumpai pada peserta panduan segala tabiat manusia yang bersifat tetap se-
didik sekolah dasar. Pada tahun 2012 dijumpai kasus hingga menjadi tanda khusus antara orang yang satu
seorang peserta didik sekolah dasar di daerah Bogor dengan orang lainnya (Akbar, 2013). Oleh karena itu,
menusuk temannya hingga luka parah. Hal itu dise- untuk membangun karakter pada diri seseorang, ada
bakan korban meminta agar telepon selulernya yang tiga unsur karakter yang perlu dikembangkan secara
dicuri pelaku dikembalikan (Kabar Nasional, 2012). bersamaan, yakni ngerti (mengetahui dan memaha-
Pada saat peneliti melaksanakan Praktik Pengalaman mi), ngroso (merasakan), dan nglakoni (melakukan)
Lapangan pada bulan September sampai dengan No- (Akbar, 2013). Pendidikan karakter pada hakikatnya
vember 2012, terlambat masuk sekolah, mencontek, adalah sebuah perjuangan bagi setiap individu untuk
tidak mengerjakan tugas, berkata kurang sopan pada menghayati kebebasannya dalam hubungan mereka
pendidik, dan menggoda pendidik sudah menjadi dengan orang lain dan lingkungannya sehingga ia
hal yang biasa bagi peserta didik. Pada tahun 2013 dapat mengukuhkan dirinya sebagai pribadi yang
di sekolah dasar tempat peneliti mengajar, dijumpai khas dan memiliki integritas moral yang bisa diper-
kasus ada salah seorang peserta didik berbicara tidak tanggungjawabkan (Koesoema, 2011).
pantas saat pendidik sedang menasehatinya. Selain Akbar (2011:10) menyebutkan bahwa pen-
itu, berdasarkan hasil observasi peneliti di sekitar didikan karakter pada dasarnya merupakan upaya
rumah peneliti pada tanggal 11 Juli 2014, dijumpai dalam proses menginternalisasikan, menghadirkan,
banyak sekali anak kecil berkata kasar jika kalah menyemaikan, dan mengembangkan nilai-nilai
dalam permainan, saat bercanda, dan memanggil kebaikan pada diri peserta didik sehingga melalui
temannya. internalisasi nilai-nilai kebaikan tersebut diharapkan
Berdasarkan hasil observasi peneliti pada dapat mewujudkan perilaku baik. Karakter yang
tanggal 2 Juli 2014, salah satu sekolah dasar di kota baik terdiri dari mengetahui hal yang baik, meng-
Malang yang menerapkan pendidikan karakter ada- inginkan hal yang baik, dan melakukan hal yang
lah SD Taman Harapan Malang. SD Taman Harapan baik melalui kebiasaan dalam berpikir, kebiasaan
Malang ini juga merupakan salah satu sekolah yang dalam hati, dan kebiasaan dalam tindakan (Licko-
menjadi sekolah percontohan dalam menerapkan na, 2013). Nilai-nilai  yang  dikembangkan  dalam 
pendidikan karakter. SD Taman Harapan Malang pendidikan  budaya  dan  karakter  bangsa diiden-
memiliki tujuan mewujudkan peserta didik yang tifikasi dari sumber-sumber inti. Sumber dimaksud
beriman, bertaqwa, berbudi pekerti luhur, cerdas, adalah agama, Pancasila, budaya dan tujuan nasional
terampil, disiplin, mandiri, dan unggul dalam presta- pendidikan (Pengembangan Budaya dan Karakter
si. Selain itu, sekolah ini merupakan sekolah swasta Bangsa, 2010).
beryayasan yang bersifat umum sehingga dapat Untuk mewujudkan nilai-nilai yang ingin
mewadahi latar belakang semua agama yang ada di dikembangkan oleh Pengembangan Budaya dan
Indonesia. Di SD Taman Harapan Malang ini juga Karakter Bangsa dapat menggunakan pendekatan
memberikan kesempatan peserta didiknya untuk menyeluruh (komprehensif). Pendidikan kompre-
merayakan hari besar agamanya sehingga toleransi hensif dimaknai bahwa sekolah dapat melakukan
antar pemeluk agama sangat ditekankan sekali di se- intervensi dan mengintegrasikan pendidikan nilai
kolah ini. Kedisiplinan di SD Taman Harapan Malang ke dalam seluruh program sekolah (Kemendiknas,
ini juga ditekankan sekali, baik itu kedisiplinan untuk 2011). Pendidikan karakter hendaknya dilakukan
pendidik maupun untuk peserta didik. Hal lain yang melalui berbagai program sekolah, antara lain (1)
menyebabkan peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam kegiatan pembelajaran yang diintegrasikan
lanjut tentang pembelajaran karakter di SD Taman dalam KBM; (2) melalui pengembangan budaya
Harapan Malang adalah karena di sekolah ini terdapat sekolah dengan pembiasaan dalam kegiatan kesehar-
program yang dinamakan day care yaitu program ian di sekolah; (3) melalui kegiatan ekstra kurikuler;
yang dirancang sekolah untuk membantu orang tua (4) kegiatan keseharian di rumah dan masyarakat
peserta didik yang sibuk dan tidak sempat menemani melalui penerapan pembiasaan kehiduan keseharian
anaknya belajar. Salah satu program dalam day care di rumah yang selaras dengan yang terjadi di satuan
ini peserta didik dilatih untuk mandiri dan mempu- pendidikan (Akbar, 2011).
nyai rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan rumah, Dari penelitian (Hidayah, 2013) yang berjudul
selain itu peserta didik juga diajari bagaimana cara “Implementasi Pendidikan Karakter di SD Negeri
72 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 23, NOMOR 1, APRIL 2016

Ngunut 6 Tulungagung” ditemukan hasil (a) pada yaitu melalui teknik observasi, wawancara, dan
proses belajar mengajar peserta didik memiliki motto dokumentasi. Data yang dikumpulkan oleh peneliti
tentang cinta kebersihan serta perangkat pembela- yaitu berupa data fisik, tertulis, aktivitas, dan lisan.
jaran telah terintegrasi dengan karakter, (b) budaya Data fisik diperoleh melalui teknik observasi dan
yang dikembangkan yaitu terdapat tata tertib “di- wawancara. Data tertulis diperoleh melalui teknik
siplin” untuk pendidik, “malu” untuk peserta didik, dokumentasi. Data aktivitas diperoleh melalui teknik
dan semua warga sekolah harus melaksanakan 3S observasi, dokumentasi, dan dibantu juga dengan
(Salam, Senyum, Sapa), membuang dan memilah catatan lapangan. Data lisan, untuk memperoleh
sampah pada tempatnya, dan Jumat bersih, (c) ekstra data lisan digunakan teknik wawancara mendalam
kurikuler yang dikembangkan yaitu pramuka, tari, terhadap subjek penelitian berkaitan dengan fokus
dan komputer, (d) masyarakat melalui paguyuban penelitian.
peserta didik, tokoh masyarakat, dan lembaga luar Penelitian ini menggunakan teknik analisis
sekolah sangat ikut berpartisipasi dalam semua data deskriptif kualitatif dan menggunakan analisis
rencana sekolah, hal ini diwujudkan dengan kelas data model Miles dan Huberman (1992), yang
dikelola oleh orang tua peserta didik melalui pro- terdiri dari 3 tahapan yaitu reduksi data, display
gram swadaya pengelolaan ruang kelas dan halaman data, dan verifikasi data. Pengecekan keabsahan
sekolah. Adapun perilaku yang tampak pada peserta temuan dilakukan dengan menggunakan triangulasi.
didik selama penelitian berlangsung yaitu peserta di- Triangulasi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu
dik memiliki kebiasaan dan disiplin tinggi, terutama triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi
ketepatan waktu. waktu.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
bagaimana pendidikan karakter dilakukan melalui: HASIL
(1) proses pembelajaran di SD Taman Harapan
Malang, (2) pengembangan budaya (kultur) sekolah Pelaksanaan Pembelajaran Karakter
di SD Taman Harapan Malang dalam penerapan Pelaksanaan pembelajaran karakter dalam
pembelajaran karakter, (3) kegiatan ekstra kurikuler proses pembelajaran di SD Taman Harapan Malang
di SD Taman Harapan Malang dalam penerapan meliputi pembuatan RPP berkarakter, penggunaan
pembelajaran karakter, (4) partisipasi masyarakat di model yang mendukung pembelajaran karakter,
SD Taman Harapan Malang dalam penerapan pem- penggunaan metode yang mendukung pembelajaran
belajaran karakter, dan (5) karakter yang tampak/ karakter, penggunaan media yang mendukung
berkembang pada diri siswa di SD Taman Harapan pembelajaran karakter, dan interaksi antara guru-
Malang sebagai dampak pelaksanaan pendidikan siswa selama proses pembelajaran. Pembelajaran
karakter. karakter dilakukan melalui pembelajaran tematik.
Selain menggunakan pembelajaran tematik, di
METODE sekolah ini terdapat muatan lokal yang dimasukkan ke
Pendekatan yang digunakan pada penelitian dalam pelajaran yang terpisah dengan pembelajaran
ini adalah penelitian kualitatif. Rancangan yang tematik yaitu bahasa daerah.
digunakan yaitu studi kasus karena peneliti Di SD Taman Harapan pembuatan perangkat
menyelidiki secara cermat suatu peristiwa, aktivitas, pembelajaran, khususnya RPP tidak hanya disusun
dan proses terhadap objek yang diteliti. Dalam untuk mengembangkan kemampuan siswa pada
penelitian ini, peneliti berusaha untuk mengetahui, ranah kognitif, afektif, dan psikomotor tetapi juga
memahami, dan menghayati pelaksanaan ditambahkan nilai karakter yang dikembangkan
pembelajaran karakter di SD Taman Harapan dan dicapai. Dalam pembelajaran guru sering
Malang. Penelitian ini dilaksanakan di SD Taman menggunakan metode cooperative learning, melalui
Harapan Malang yang beralamatkan di Jl. Aries metode ini nilai karakter yang dikembangkan guru
Munandar No 2-4 Malang. Data yang dikumpulkan adalah nilai demokratis dilakukan melalui metode
yaitu berupa data fisik, tertulis, aktivitas, dan lisan tanya jawab, presentasi, ceramah, dan diskusi. Selain
dari sumber data dalam hal ini semua komponen nilai demokratis, nilai yang dikembangkan guru
sekolah yaitu: kepala sekolah, guru, staf sekolah, adalah rasa ingin tahu dan kerjasama, rasa ingin
orang tua siswa, siswa, komite sekolah, tokoh tahu siswa dikembangkan melalui metode tanya
masyarakat, dan warga sekitar sekolah. jawab, eksperimen, dan pengamatan, sedangkan nilai
Teknik pengumpulan data yang digunakan kerjasama dapat dikembangkan juga melalui metode
Paranimmita, Pelaksanaan Pembelajaran Karakter di SD Taman Harapan Malang ... 73

diskusi. Guru juga menggunakan pendekatan saintifik tetapi tetap didudukkan di bangku paling depan.
dalam kegiatan pembelajarannya. Melalui pendekatan SD Taman Harapan Malang memiliki sarana dan
saintifik, nilai karakter yang bisa dikembangkan prasarana yang baik dan lengkap. Pengelolaan sarana
adalah rasa ingin tahu dan komunikatif. Teknik prasarana tersebut baik dan berfungsi dengan baik,
penilaian yang dilakukan guru sudah mengarah hanya saja untuk pelayanan perpustakaan lebih baik
untuk mencapai nilai karakter yang dikembangkan. ditingkatkan.
Penilaian tersebut meliputi: (1) penilaian sikap yang Selain penataan fisik dalam mendukung
meliputi kerja sama, disiplin, dan tanggung jawab; pengembangan karakter positif siswa, SD Taman
(2) penilaian unjuk kerja, dalam penilaian unjuk kerja Harapan Malang juga menggunakan pembiasaan
siswa dilatih untuk mengembangkan kreatifitasnya untuk mengembangkan karakter positif siswa. (1)
dalam membuat iklan dalam bentuk poster; dan (3) Pemberian teladan diwujudkan dengan mengucapkan
penilaian pengetahuan, dalam penilaian ini diadakan salam setiap bertemu guru, mematuhi tata tertib, dan
tes tertulis yang menuntut siswa untuk bersikap melaksanakan tugas piket, nasihat untuk jujur dalam
jujur, mandiri, teliti, dan bertanggung jawab. Selain mengerjakan ulangan, dan nasihat untuk mandiri
menggunakan model pembelajaran cooperative dalam mengerjakan tugas serta membawa tas. (2)
learning, pembelajaran yang digunakan guru adalah Pembiasaan rutin diwujudkan dengan berbaris
dengan mengungkapkan nilai yang ada dalam materi sebelum memasuki kelas, berdoa sebelum dan
pembelajaran melalui kisah atau cerita teladan sesudah pelajaran, meminta ijin jika ingin pergi ke
menggunakan media film untuk memupuk karakter kamar mandi, mengucapkan terima kasih, potong
positif siswa. kuku, membaca, berdoa sebelum makan, dan menulis
notes. (3) Pembiasaan terprogram diwujudkan
Pelaksanaan Pembelajaran Karakter
dengan diterapkannya upacara bendera dan kegiatan
melalui Budaya Sekolah Jumat bersih, lebih baik pada pembiasaan terprogram
Pelaksanaan pembelajaran karakter melalui ditambah dengan program kantin kejujuran. (4)
budaya sekolah di SD Taman Harapan Malang Pembiasaan spontan diwujudkan dengan adanya
dilakukan melalui penataan lingkungan fisik sekolah fasilitas temuan barang hilang dan menyanyikan
dan pengembangan kultur sekolah. Penataan yel-yel kelas. (5) Pembiasaan khusus diwujudkan
fisik sekolah dibagi menjadi penataan halaman dengan adanya kegiatan yang dilakukan guru dan
sekolah, penataan ruang sekolah, dan pengelolaan siswa untuk membantu dalam kegiatan perayaan hari
sarana dan prasarana. Dalam penataan halaman besar agama lain. (6) Pelaksanaan pendidikan agama
sekolah, dijumpai banyak pohon perdu yang subur, di sekolah ini dilakukan secara bersama-sama sesuai
terawat, dan tertata sehingga halaman menjadi dengan jadwal pelajaran agama masing-masing
rindang, banyak dijumpai tempat sampah sehingga kelas dan menempati ruang sesuai dengan agama
memudahkan siswa untuk membuang sampah masing-masing.
yang menghasilkan halaman sekolah yang bersih,
dan halaman sekolah yang bebas dari keberadaan Pelaksanaan Pembelajaran Karakter dalam
binatang berbahaya. Di sekitar halaman sekolah Kegiatan Ekstra kurikuler
juga terdapat banyak sekali poster yang berisi ajakan SD Taman Harapan Malang memiliki 2
untuk menjaga kebersihan lingkungan. jenis ekstra kurikuler, yaitu ekstra kurikuler
Dalam penataan ruang kelas, guru menggunakan wajib dan ekstra kurikuler pilihan. Kegiatan
penataan bangku secara klasikal, setiap satu bulan ekstra kurikuler yang dikembangkan di sekolah
sekali diadakan rolling bangku, ruang kelas dalam ini adalah bahasa Mandarin, bahasa Inggris,
keadaan bersih dan nyaman, dinding di ruang kelas komputer,dan pramuka, bina vokalia, drumband,
digunakan untuk menempel hasil karya siswa, seni lukis, bina musika, tari, dan karate. Tujuan dari
pencahayaan cukup, memiliki udara yang sejuk dan kegiatan ekstra kurikuler di SD Taman Harapan
segar, tidak bising, memiliki banyak sumber belajar Malang adalah untuk menampung bakat dan
(contoh barang yang dijual di pasar dan sudut baca), minat di bidang seni dan olahraga, menggiatkan
dan dipasang berbagai macam poster atau slogan. keterampilan dan pengetahuan baik pengetahuan
Guru juga melakukan rolling bangku setiap satu umum maupun IPTEK, serta mengembangkannya
bulan sekali agar siswa tidak bosan, tetapi untuk sejalan dengan kegiatan pembelajaran.Untuk
siswa yang lambat dalam belajar, suka membuat mendukung dan mengoptimalkan pelaksanaan
kegaduhan, dan memakai kacamata ikut rolling pembelajaran karakter melalui kegiatan ekstra
74 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 23, NOMOR 1, APRIL 2016

kurikuler, perlu disusun panduan kegiatan ekstra ini adalah sepulang sekolah siswa mengerjakan PR,
kurikuler untuk mengembangkan karakter siswa. makan siang, pelajaran tambahan, tidur siang, dan
Pada kegiatan ekstra kurikuler ini, siswa diajak untuk belajar untuk pelajaran keesokan harinya.
mempraktikkan secara langsung berbagai aktivitas Pembelajaran karakter juga didukung oleh
yang mengarah pada upaya pembentukan karakter masyarakat atau instansi sekitar, contohnya
yang diinginkan. pengadaan imunisasi dan UKS yang dilakukan
oleh Puskesmas terdekat. Setiap enam bulan sekali
Karakter Siswa dan Partisipasi Masyarakat
Puskesmas tersebut mengadakan pemeriksaan
dalam Pembelajaran Karakter kesehatan rutin untuk siswa.
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran
karakter di SD Taman Harapan Malang dapat PEMBAHASAN
dilihat dari karakter positif yang muncul dari siswa
melalui program-program atau pembiasaan yang Pelaksanaan Pembelajaran Karakter dalam
dilakukan oleh pihak sekolah. Karakter positif siswa Proses Belajar Mengajar
SD Taman Harapan Malang yang tampak adalah SD Taman Harapan Malang merupakan salah
religius, toleransi, demokratis, rasa ingin tahu, kerja satu sekolah dasar di Kota Malang yang melakukan
keras, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli pembelajaran karakter sehingga dalam RPP yang
sosial, disiplin, jujur dan mandiri, cinta tanah air dibuat guru harus mencantumkan nilai karakter
dan semangat kebangsaan, menghargai prestasi, yang ingin dicapai. Hal tersebut sesuai dengan buku
bersahabat/komunikatif, cinta damai, kreatif, dan Kurikulum SD Taman Harapan Malang (Kurikulum
tanggung jawab. 2013) yang disusun oleh Tim Pengembang Kurikulum
Partisipasi masyarakat di SD Taman Harapan SD Taman Harapan disebutkan bahwa SD Taman
Malang dibagi menjadi dua yaitu partisipasi orang Harapan Malang unggul dalam pengembangan isi
tua dan partisipasi masyarakat. Partisipasi orang kurikulum yang mengandung penerapan pendidikan
tua diwujudkan dalam bentuk keikutsertaan dalam karakter bangsa dan unggul dalam penerapan
kegiatan sekolah dan kegiatan kelas. Melalui pendidikan karakter pada setiap aspek pembelajaran.
kegiatan sekolah, penyuluhan tentang pembelajaran RPP berkarakter berfungsi untuk mengefektifkan
karakter dilakukan melalui rapat tahun ajaran baru proses pembelajaran dan pembentukan karakter
dan pengambilan raport. Saat rapat tahun ajaran peserta didik sesuai dengan apa yang direncanakan
baru dibahas tentang program sekolah, tata tertib Mulyasa (2012).
sekolah, kurikulum, pembelajaran karakter yang Pembelajaran karakter bisa dilakukan melalui
harus dilakukan orang tua di rumah, dan dalam rapat pembelajaran tematik. Selain menggunakan
ini kepala sekolah selalu menekankan pada orang pembelajaran tematik, di sekolah ini terdapat muatan
tua siswa untuk selalu membiasakan anak-anaknya lokal yang dimasukkan ke dalam pelajaran yang
selalu bersikap disiplin, mandiri, mempunyai rasa terpisah dengan pembelajaran tematik yaitu bahasa
tanggung jawab, dan memiliki rasa kasih sayang. daerah. Hal tersebut sesuai dengan isi dari Desain
Partisipasi orang tua juga tampak pada proses Induk Pendidikan Karakter Kementerian Pendidikan
belajar mengajar misalnya menyediakan media yang (2010) yang menyatakan bahwa praktik pendidikan
dibutuhkan dalam pembelajaran dan orang tua siswa karakter pada satuan formal dan nonformal menjadi
juga dilibatkan dalam pembuatan tugas siswa. tanggung jawab semua mata pelajaran, bukan hanya
Selain itu orang tua siswa juga dilibatkan dalam menjadi tanggung jawab pelajaran Pendidikan
pembentukan karakter siswa, misalnya sikap religius Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
dan kemandirian siswa. Dalam pembentukan kedua Larson (2009) juga mengatakan bahwa character
karakter ini, setiap orang tua siswa diberi format education programs could be incorporated into
yang diisi jika siswa sudah melakukan kegiatan all subject areas yang berarti bahwa pembelajaran
yang ada dalam format tersebut. Salah satu program karakter dapat dimasukkan ke dalam semua mata
pembelajaran di sekolah yang merupakan usulan dari pelajaran. Hermann (dalam Kemendiknas, 2010)
orang tua siswa adalah program “day care”. Program juga menyatakan bahwa nilai karakter tidak diajarkan,
ini dibentuk sekolah atas permintaan orang tua siswa, tetapi dikembangkan melalui proses pembelajaran
khususnya orang tua yang sibuk bekerja dan program sehingga materi pelajaran bisa digunakan sebagai
ini dapat diikuti mulai dari siswa kelas 1 sampai media untuk mengembangkan nilai karakter pada
dengan kelas 6. Kegiatan yang dilakukan di day care peserta didik.
Paranimmita, Pelaksanaan Pembelajaran Karakter di SD Taman Harapan Malang ... 75

Dalam setiap pembelajaran guru lebih sering halaman sekolah, dijumpai banyak pohon perdu yang
menggunakan model pembelajaran cooperative subur, terawat, dan tertata sehingga halaman menjadi
learning untuk mengembangkan karakter positif rindang, banyak dijumpai tempat sampah sehingga
dalam diri siswa. Pernyataan tersebut didukung memudahkan siswa untuk membuang sampah
oleh pendapat Watson (dalam Samani, 2012) yang yang menghasilkan halaman sekolah yang bersih,
menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah dan halaman sekolah yang bebas dari keberadaan
lingkungan belajar kelas yang memungkinkan siswa binatang berbahaya. Di sekitar halaman sekolah
bekerja sama untuk mengerjakan tugas akademiknya juga terdapat banyak sekali poster yang berisi ajakan
dalam suatu kelompok kecil yang heterogen. Selain untuk menjaga kebersihan lingkungan. Kemendiknas
itu, Lickona (2013) juga menyebutkan beberapa (2012d) menyebutkan bahwa halaman sekolah yang
dampak positif dari pembelajaran karakter, kondusif bagi pengembangan karakter positif siswa
yaitu melalui model pembelajaran kooperatif adalah halaman sekolah yang ramah siswa, yang
mengajarkan nilai kerjasama, nilai peduli sosial, mempunyai ciri-ciri halaman sekolah aman bagi
nilai demokratis, dan dapat mengembangkan prestasi siswa, tertata rapi, bersih, dan teduh.
akademik. Solomon dan Portelli (dalam Winton, Dalam penataan ruang kelas, guru menggunakan
2008) menyatakan bahwa critical democratic penataan bangku secara klasikal, setiap satu bulan
education encourages students to be open to different sekali diadakan rolling bangku, ruang kelas dalam
viewpoints, to value different perspectives, to take keadaan bersih dan nyaman, dinding di ruang kelas
difference seriously, and to recognize how a single digunakan untuk menempel hasil karya siswa,
issue may be understood in multiple ways, yang pencahayaan cukup, memiliki udara yang sejuk
berarti bahwa pendidikan demokrasi penting untuk dan segar, tidak bising, memiliki banyak sumber
mendorong siswa agar terbuka terhadap sudut belajar (misalnya contoh barang yang dijual di
pandang yang berbeda, untuk menghargai perspektif pasar dan sudut baca), dan dipasang berbagai
yang berbeda, untuk mengambil perbedaan serius, macam poster atau slogan. Hal tersebut sesuai
dan mengenali bagaimana isu tunggal dapat dipahami dengan pendapat Loisell (dalam Winataputra,
dalam berbagai cara. 2003), prinsip penataan ruang kelas yang baik
Selain menggunakan model pembelajaran sehingga kondusif bagi pengembangan karakter
cooperative learning, pembelajaran yang digunakan siswa adalah harus memperhatikan visibility
guru adalah dengan mengungkapkan nilai yang (keleluasaan pandangan), accessibility (mudah
ada dalam materi pembelajaran melalui kisah atau dicapai), fleksibilitas (keluwesan), kenyamanan,
cerita teladan menggunakan media film. Zubaedi dan keindahan. Sedangkan menurut Kemendiknas
(2013) menyatakan bahwa cara yang bisa dilakukan (2012), ruang kelas yang kondusif adalah ruang
guru untuk mengitegrasikan nilai karakter ke dalam kelas yang bersih, rapi, memiliki penerangan yang
materi pembelajaran, antara lain mengungkapkan cukup, udara yang segar, dan memiliki sumber
nilai-nilai yang ada dalam materi pembelajaran, belajar yang kaya. Selain itu dengan adanya suasana
mengintegrasikan nilai-nilai karakter menjadi bagian yang nyaman akan menjadikan interaksi yang terjadi
terpadu dari materi pembelajaran, menggunakan pada saat pembelajaran lebih bermakna dan tujuan
lagu-lagu dan musik untuk mengintegrasikan nilai- pembelajaran dapat tercapai (Hitipeuw, 2009).
nilai, dan menggunakan cerita untuk memunculkan Guru juga melakukan rolling bangku setiap satu
nilai-nilai. Selain itu Lickona (2013) menyatakan bulan sekali agar siswa tidak bosan, tetapi untuk
bahwa bentuk lain dari pengajaran moral secara siswa yang lambat dalam belajar, suka membuat
tidak langusng tetapi tidak kalah pentingnya adalah kegaduhan, dan memakai kacamata ikut rolling
bercerita. Cerita memberikan daya tarik tersendiri tetapi tetap didudukkan di bangku paling depan.
dan bersifat mengajak, sehingga cerita menjadi salah Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Sudrajat
satu pengajaran yang disukai oleh para pengajar (2010) yang menyatakan bahwa dalam menata
moral. tempat duduk bagi siswanya seorang guru perlu
mempertimbangkan karakteristik individu siswa,
Pelaksanaan Pembelajaran Karakter
baik dilihat dari aspek kecerdasan, psikologis, dan
melalui Budaya Sekolah biologis untuk memberikan suasana yang nyaman
Penataan fisik sekolah dibagi menjadi penataan bagi siswanya.
halaman sekolah, penataan ruang sekolah, dan SD Taman Harapan Malang memiliki sarana
pengelolaan sarana dan prasarana. Dalam penataan dan prasarana yang baik dan lengkap. Pengelolaan
76 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 23, NOMOR 1, APRIL 2016

sarana prasarana tersebut baik dan sarana prasarana yang berhubungan dengan bagaimana penerapan
tersebut berfungsi dengan baik, hanya saja untuk sesungguhnya dari ilmu pengetahuan yang dipelajari
pelayanan perpustakaan lebih baik ditingkatkan. oleh siswa sesuai dengan tuntutan kebutuhan
Pengondisian sarana prasarana yang sedemikian rupa hidup mereka maupun lingkungan sekitarnya.
sesuai dalam pembentukan karakter siswa sesuai Kemendiknas (2012c) juga menyatakan bahwa
dengan Kemendiknas (2012d) yang menyebutkan melalui kegiatan ekstra kurikuler ini, siswa dapat
bahwa selain penataan halaman sekolah dan penataan langsung mempraktikkan secara langsung berbagai
halaman kelas, pengelolaan sarana dan prasarana aktivitas yang diarahkan pada upaya pembentukan
yang terjaga fungsinya, kebersihan, dan kerapiannya karakter tertentu yang diinginkan.
juga mendukung untuk pengembangan karakter Untuk mendukung dan mengoptimalkan
positif dalam diri siswa. kegiatan ekstra kurikuler, SD Taman Harapan Malang
Selain penataan fisik dalam mendukung memiliki buku kegiatan ekstra kurikuler, sesuai yang
pengembangan karakter positif siswa, SD Taman diungkapkan oleh Kemendiknas (2012c) bahwa
Harapan Malang juga menggunakan pembiasaan untuk mengoptimalkan pelaksanaan pendidikan
untuk mengembangkan karakter positif siswa, karakter di sekolah dasar, perlu disusun panduan
pembiasaan tersebut meliputi pemberian teladan, pengembangan ekstra kurikuler pada pembentukan
pembiasaan rutin, pembiasaan terprogram, karakter siswa sekolah dasar. Pengembangan
pembiasaan spontan, pembiasaan khusus, dan ekstra kurikuler di SD Taman Harapan Malang
pelaksanaan pendidikan agama. Penataan lingkungan tidak terlepas dari pendapat yang disebutkan oleh
psikologis-sosial-kultural yang dilakukan di sekolah Saputra (1999) yaitu ada beberapa hal yang harus
ini sesuai dengan pendapat Akbar (2011) yang dipertimbangkan dalam pengembangan kegiatan
mengemukakan bahwa salah satu program untuk ekstra kurikuler, yaitu kegiatan harus diarahkan pada
mengembangkan pembelajaran karakter adalah pembentukan kepribadian anak, program disesuaikan
melalui pengembangan budaya sekolah dengan dengan kondisi sekitar atau kebutuhan masyarakat,
pembiasaan dalam kegiatan keseharian yang terjadi sesuai dengan karakteristik siswa, dan mengikuti
di sekolah. Menurut Pusat Kurikulum Kementerian perkembangan IPTEK.
Pendidikan Nasional (2011), pengembangan budaya
Karakter Siswa dan Partisipasi Masyarakat
sekolah meliputi keteladanan, kegiatan rutin, kegiatan
spontan, dan pengkondisian. Selain itu, menurut
dalam Pembelajaran Karakter di SD
Thompson (2014) character is largely caught Taman Harapan Malang
through role-modelling and emotional contagion: Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran
school culture and ethos are therefore essential karakter di SD Taman Harapan Malang dapat
yang berarti bahwa karakter dapat ditularkan melalui dilihat dari karakter positif yang muncul dari siswa
peran-pemodelan dan penularan emosional yang melalui program-program atau pembiasaan yang
meliputi budaya sekolah dan etos. dilakukan oleh pihak sekolah. Pendidikan karakter
dapat dilakukan melalui pendekatan menyeluruh
Pelaksanaan Pembelajaran Karakter dalam yang meliputi pembelajaran, budaya sekolah, ekstra
Kegiatan Ekstra kurikuler kurikuler, dan pelaksanaannya didukung oleh peran
Taman Harapan Malang memiliki 2 jenis ekstra serta masyarakat (Kemendiknas, 2011). Dengan
kurikuler, yaitu ekstra kurikuler wajib dan ekstra demikian, apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan
kurikuler pilihan. Keseluruhan ekstra kurikuler di dikerjakan oleh siswa akan membentuk karakter
sekolah ini adalah sepuluh macam ekstra kurikuler mereka (Mulyasa, 2012). Melalui pembelajaran
di berbagai bidang, antara lain bidang keterampilan karakter dengan pendekatan menyeluruh karakter
hidup, bidang pengetahuan berbahasa, bidang positif siswa yang tampak meliputi religius, toleransi,
pengetahuan teknologi, bidang seni, dan bidang demokratis, rasa ingin tahu, kerja keras, gemar
olahraga. Tujuan kegiatan ekstra kurikuler di SD membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, disiplin,
Taman Harapan Malang tidak terlepas dari tujuan jujur dan mandiri, cinta tanah air dan semangat
kegiatan ekstra kurikuler yang diungkapkan oleh kebangsaan, menghargai prestasi, bersahabat/
Wiyani (2013), kegiatan ekstra kurikuler merupakan komunikatif, cinta damai, kreatif, dan tanggung
kegiatan yang dilakukan dalam mengembangkan jawab. Hal tersebut sesuai dengan karakter positif
aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan yang dikembangkan oleh Pengembangan Budaya
pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk dan Karakter Bangsa (2010) yang mengemukakan
Paranimmita, Pelaksanaan Pembelajaran Karakter di SD Taman Harapan Malang ... 77

bahwa berdasarkan empat sumber yang meliputi KESIMPULAN DAN SARAN


agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan
nasional, teridentifikasi 18 nilai yang dikembangkan Kesimpulan
melalui pendidikan budaya dan karakter bangsa Pelaksanaan pembelajaran karakter di
yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, SD Taman Harapan Malang melalui pendekatan
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, menyeluruh sudah baik karena mampu menciptakan
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai suasana pembelajaran karakter yang kondusif. Hal itu
prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar terbukti bahwa melalui pendekatan menyeluruh dapat
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan mengembangkan 18 nilai karakter. Pembelajaran
tanggung jawab. Selain itu, menurut Wiyani (2013) karakter melalui proses pembelajaran dilakukan
melalui pendidikan karakter yang positif diharapkan dengan pembuatan RPP berkarakter yang jelas,
menghasilkan siswa yang bertakwa kepada Tuhan, menggunakan pembelajaran tematik, menggunakan
beriman, berprestasi, disiplin, tanggung jawab, pelajaran muatan lokal berupa bahasa daerah,
sopan, berakhlak mulia, kreatif, dan mandiri. menggunakan model pembelajaran kooperatif,
Partisipasi masyarakat dibagi menjadi dua yaitu penggunaan materi pelajaran sebagai media
partisipasi orang tua dan partisipasi masyarakat. untuk mengembangkan nilai karakter pada siswa,
Partisipasi orang tua diwujudkan dalam bentuk dan pengembangan nilai karakter melalui cerita.
keikutsertaan dalam kegiatan sekolah dan kegiatan Pembelajaran karakter melalui budaya (kultur)
belajar mengajar di kelas. Orang tua siswa juga sekolah di SD Taman Harapan Malang dapat
dilibatkan dalam pembentukan karakter siswa di dilakukan melalui penataan lingkungan fisik sekolah
rumah, misalnya sikap religius dan kemandirian dan penataan lingkungan psikologis-sosial-kultural
siswa. Salah satu program pembelajaran di sekolah sekolah. SD Taman Harapan Malang memiliki 2
yang merupakan usulan dari orang tua siswa adalah jenis ekstra kurikuler, yaitu ekstra kurikuler wajib
program “day care”. Uraian tersebut sesuai dengan dan ekstra kurikuler pilihan. Kegiatan ekstra
pendapat Lickona (2013) yang menyatakan bahwa kurikuler yang dikembangkan di sekolah ini adalah
ada dua cara untuk merekrut orang tua sebagai bahasa Mandarin, bahasa Inggris, komputer,dan
partner yang baik dalam mengembangkan nilai pramuka, bina vokalia,drumband, seni lukis, bina
moral dan karakter yang baik, yaitu (1) mendorong musika, tari, dan karate. Partisipasi masyarakat
dan membantu orang tua untuk melaksanakan peran di SD Taman Harapan Malang baik sekali, hal itu
mereka sebagai pendidik utama moral anak dan tercermin dari keaktifan orang tua dan masyarakat
(2) membuat orang tua mendukung sekolah dalam dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran
usahanya untuk mengajarkan nilai moral positif. karakter. Melalui pendekatan menyeluruh yang
Selain partisipasi orang tua, pembelajaran dikembangkan di SD Taman Harapan Malang
karakter juga didukung oleh masyarakat atau instansi dapat mengembangkan 18 nilai karakter. Karakter
sekitar, contohnya pengadaan imunisasi dan UKS yang dapat berhasil dikembangkan adalah sikap
yang dilakukan oleh Puskesmas terdekat. Setiap religius, toleransi, demokratis, rasa ingin tahu, kerja
enam bulan sekali puskesmas tersebut mengadakan keras, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
pemeriksaan kesehatan rutin untuk siswa. Selain sosial, disiplin, jujur dan mandiri, cinta tanah air
melakukan pemeriksaan rutin, Dinas Kesehatan dan semangat kebangsaan, menghargai prestasi,
Kota Malang melalui Puskesmas Arjuno juga rutin bersahabat/komunikatif, cinta damai, kreatif, dan
dalam pengawasan kebersihan dan kehigienisan tanggung jawab.
makanan yang dijual di kantin. Pengembangan peran
Saran
serta masyarakat dalam pembentukan karakter bagi
siswa dapat dilihat dari kontribusi masyarakat dan Disarankan kepada Dinas Pendidikan Nasional
orang tua dalam mendukung program sekolah dan Kota Malang untuk menyelenggarakan pelatihan
kegiatan pendidikan karakter mulai dari perencanaan, mengenai pelaksanaan pembelajaran karakter melalui
pengawasan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam bentuk pendekatan menyeluruh bagi semua guru dan kepala
apapun (Kemendiknas, 2012). sekolah sekolah dasar di wilayah masing-masing
melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Kelompok
Kerja Kepala Sekolah (K3S). disarankan pada kepala
sekolah SD Taman Harapan Malang untuk selalu
memaksimalkan pelaksanaan program-program
78 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 23, NOMOR 1, APRIL 2016

tersebut dan memaksimalkan fasilitas-fasilitas yang Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar.
mendukung pembelajaran karakter siswa. Disarankan Kemendiknas. 2012d. Panduan Pengembangan
pada guru untuk menjadikan penelitian ini sebagai Pendidikan Karakter Melalui Pengembangan
rujukan operasional dalam penggunaan metode, Budaya Sekolah di Sekolah Dasar (Rani, dkk, Ed).
Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar.
model, dan media pembelajaran yang digunakan
Kemendiknas. 2012. Panduan Pengembangan Pendi-
dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan dikan Karakter Melalui Peran Serta Masyarakat
karakter baik pada siswa. Disarankan bagi peneliti di Sekolah dasar (Ihsan, dkk, Ed). Jakarta: Direk-
selanjutnya untuk lebih memperdalam penelitian torat Pembinaan .
ini pada fokus partisipasi orang tua dan masyarakat/ Koesoema, A. D. 2011. Pendidikan karakter strategi
instansi. mendidik anak di zaman Global. Jakarta: PT
Gramedia
DAFTAR RUJUKAN Larson, K. 2009. Understanding the Importance of
Akbar, S. 2011. Revitalisasi Pendidikan Karakter di Character Education. (Online) http://www2.
Sekolah Dasar. Pidato Pengukuhan Guru Besar uwstout.edu/content/lib/thesis/2009/2009 larsonk.
dalam Bidang Ilmu Pendidikan Dasar pada pdf, diakses 17 September 2014.
Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UM. Lickona, T. 2013. Education For Character. Terjemahan
Hidayah, L., Sa’dun A., & Hariyono. 2013. Implementasi Juma Abdu Wamaungo. Jakarta: Bumi Aksara.
Pendidikan Karakter di SDN Ngunut 6 Mulyasa. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter.
Tulungagung. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Jakarta
Program Pascasarjana UM. Pengembangan Pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Hitipeuw, I. 2009. Belajar & Pembelajaran. Malang: 2010. Pedoman Sekolah Kementerian pendidikan
FIP UM. nasional Badan penelitian dan pengembangan
Huberman, A.M., & Miles, M.B. 1992. Analisis Data Pusat Kurikulum Jakarta
Kualitatif. Terjemahan Tjejep Rohendi Rohidi. Samani, M. 2012. Pendidikan Karakter. Bandung:
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Remaja Rosdakarya.
Kabar Nasional. 2012. Kasus Kenakalan Anak Saputra, Y. M. 1999. Pengembangan Kegiatan Ko dan
Semakin Memprihatinkan. http://bandung.bisnis Ekstra kurikuler. Jakarta: Departemen Pendidikan
.com/read/20120218/34239/146223/kabar- dan Kebudayaan.
nasional-182-kasus-kenakalan-anak-semakin- Sudrajat, A. 2010. Tentang Pendidikan. (Online),
memprihatinkan, diakses pada 30 September 2014. (http:akhmadsudrajat. wordpress. com/pendidikan-
Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya karakter-di-smp/2010/08/20, diakses pada 1 Juli
dan Karakter Bangsa –Pedoman Sekolah. Jakarta : 2014).
Badan Penelitian dan Pengembangan. Thompson, A. 2014. A Framework for Character
Kemendiknas. 2011a. Desain Induk Pendidikan Karakter Education in School. (Online) (http://jubileecentre.
Kementrian Pendidikan Nasional. (http:// ac.uk/userfiles/jubileecentre/pdf/other-centre-
muhsinpamungkas.files.wordpress.com/2011/05/ papers/Framework..pdf, diakses 17 September
desain-induk- pendidikan-karakter-kemendiknas. 2014).
pdf, diakses 6 Agustus 2014). Winataputra. 2003. Srategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Kemendiknas. 2011b. Grand Design Revitalisasi Universitas Terbuka.
Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar melalui Winton, S. 2008. Character Education: Implications
Pendekatan Menyeluruh. Jakarta: Direktorat for Critical Democracy. International Critical
Pembinaan Sekolah Dasar. Childhood Policy Studies. (Online). Vol 1(1).
Kemendiknas. 2012b. Panduan Pengembangan (http://journals.sfu.ca/iccps/index.php/childhoods/
Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran article/ viewFile/4/7, diakses 17 September 2014).
PAKEM di Sekolah Dasar (Kamdi, dkk, Ed). Wiyani, N. 2013. Membumikan Pendidikan Karakter di
Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. SD. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Kemendiknas. 2012c. Panduan Pengembangan Zubaedi. 2013. Desain Pendidikan Karakter, Konsepsi,
Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan.
Ektrakurikuler di Sekolah Dasar (Imron, dkk, Ed). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Вам также может понравиться