Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ISBN: 979-587-580-9
Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Hitam di Tanah Ultisol dengan Aplikasi
Pupuk Organik Cair Berbahan Kulit Buah
ABSTRACT
Black soybean development in ultisol land faces several problems, such as the low
soil fertility level. Fertilization by using fruit skin waste based liquid organic fertilizer is
considered as alternative to solve this matter. The study was aimed to obtain the best fruit
skin waste based liquid organic fertilizer type to enhance black soybean growth and yield.
Research was conducted in Experimental Farm, Faculty of Agriculture, University of Ratu
Samban, North Bengkulu between December 2014 until March 2015. Method applied was
randomized block design with 2 factors and 3 repetitions. First factor namely liquid
organic fertilizer consisted of 3 marks: control (P0), durian skin liquid organic fertilizer
(P1), and palm skin liquid organic fertilizer (P2). Another factor namely black soybean
variety consisted of: Ceneng (V1), Cikuray (V2) and Detam 2 (V3). Result revealed that
POC usage significantly affected leaves and rod number. The best treatment was palm skin
POC that was able to increase leaves number (18.17 leaves) and rod number (4.89 rods).
Variety treatment showed the significant effect on plant height, leaves number, rod
number, root weight, 100 grains weight, and seed per plant weight. Variety of Detam 2
resulted plant weight (97,61 cm), leaves number (17,89 leaves), rod number (4,78 rods),
root weight (1,84 g), 100 grains weight (12,66 g) and seed per plant weight (9,16 g).
Interaction significantly influenced the rod number. The best interaction was palm POC
and Ceneng with rod number which was 5.50 rods.
Key words: durian, fertilizer, palm, soybean, ultisol
ABSTRAK
PENDAHULUAN
HASIL
Pengamatan terhadap variabel pertumbuhan dan hasil kedelai hitam meliputi tinggi
tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, jumlah polong total, jumlah polong hampa, jumlah
polong bernas, bobot kering akar, panjang akar, bobot 100 butir dan bobot biji per tanaman
disajikan Tabel 1. Berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan pupuk organik
cair berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah daun dan jumlah cabang namun tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah polong total, jumlah polong
hampa, jumlah polong bernas, bobot kering akar, bobot 100 butir, dan bobot biji per
tanaman. Perlakuan varietas menunjukkan berpengaruh nyata pada variabel tinggi
tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, bobot kering akar, bobot 100 butir dan bobot biji
per tanaman namun tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah polong total, jumlah polong
hampa, jumlah polong bernas, dan panjang akar. Interaksi pupuk organik cair dan varietas
berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah cabang namun tidak berbeda nyata terhadap
tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah polong total, jumlah polong hampa, jumlah polong
bernas, bobot kering akar, panjang akar, bobot 100 butir, dan bobot biji per tanaman.
Perlakuan pupuk organik cair menunjukkan tidak berbeda nyata pada variabel
tinggi tanaman. Namun terdapat kecenderungan bahwa perlakuan pupuk organik cair
berbahan kulit duren menghasilkan tinggi tanaman yang lebih tinggi (80,06 cm) jika
dibandingkan dengan perlakuan kulit aren maupun kontrol ditunjukkan Tabel 2. Perlakuan
varietas menunjukkan berpengaruh nyata terhadap variabel tinggi tanaman. Varietas Detam
2 (97,61 cm) mampu menghasilkan tinggi tanaman tertinggi jika dibandingkan varietas
Ceneng (77,56 cm) maupun Cikuray (58,89 cm) ditunjukkan pada Tabel 2.
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015
ISBN: 979-587-580-9
Tabel 1. Hasil uji F terhadap aplikasi pupuk organik cair berbahan kulit buah
Perlakuan Interaksi Koefisiensi
No Variabel Pengamatan POC Varietas Kedelai (P x V) keragaman
(P) (V)
1 Tinggi tanaman 0,12 tn 13,03 ** 2,13 tn 20,63
2 Jumlah daun 3,85 * 4,43 * 1,57 tn 21,88
3 Jumlah cabang 7,08 ** 5,46 * 3,55 * 17,97
4 Jumlah polong total 0,80 tn 2,59 tn 1,13 tn 31,52
5 Jumlah polong hampa 0,53 tn 2,59 tn 1,66 tn 37,91
6 Jumlah polong bernas 1,02 tn 2,27 tn 1,31 tn 33,76
7 Bobot kering akar 0,06 tn 6,32 ** 0,86 tn 18,62
8 Panjang akar 0,01 tn 0,19 tn 0,86 tn 33,12
9 Bobot 100 butir 0,35 tn 9,04 ** 2,62 tn 11,35
10 Bobot biji per tanaman 0,30 tn 4,75 * 0,63 tn 35,55
Keterangan : ** = berbeda sangat nyata F tabel POC atau varietas 5% = 3,63
* = berbeda nyata F tabel POC atau varietas 1% = 6,22
tn = tidak berbeda nyata F tabel interaksi 5% = 3,01
F tabel interaksi 1% = 4,77
Perlakuan pupuk organik cair menunjukkan berbeda nyata pada variabel jumlah
daun. Perlakuan POC kulit aren mampu menghasilkan jumlah daun terbanyak sebesar
18,17 helai dan berbeda nyata dengan perlakuan POC kulit duren (14,22 helai) dan kontrol
(14,39 helai) ditunjukkan Tabel 2. Perlakuan varietas menunjukkan berpengaruh nyata
terhadap variabel jumlah daun. Varietas Detam 2 (17,89 helai) mampu menghasilkan
jumlah daun terbanyak jika dibandingkan varietas Cikuray (13,11 helai) namun tidak
berbeda dengan Ceneng (15,78 helai) ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rataan tinggi tanaman dan jumlah daun kedelai hitam terhadap aplikasi pupuk
organik cair berbahan kulit buah
Perlakuan Tinggi tanaman (cm) Jumlah daun (helai)
Pupuk organik cair :
Kontrol 77,44 a 14,39 b
POC kulit duren 80,06 a 14,22 b
POC kulit aren 76,56 a 18,17 a
Varietas kedelai hitam :
Ceneng 77,56 b 15,78 ab
Cikuray 58,89 c 13,11 b
Detam 2 97,61 a 17,89 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji
DMRT taraf 5%.
Jumlah cabang terbanyak dicapai oleh interaksi antara POC kulit buah duren
dengan varietas Ceneng sebesar 5,50 batang namun tidak berbeda nyata dengan P2V1,
P2V2, P2V3, P1V3, dan P0V3. Jumlah cabang yang paling sedikit dicapai oleh interaksi
kontrol dengan varietas Cikuray sebesar 2, 83 batang meskipun tidak berbeda nyata dengan
P0V1, P1V1, dan P1V2 ditunjukkan Tabel 3.
Tabel 3. Pengaruh interaksi pupuk organik cair dan varietas terhadap jumlah cabang
Pupuk organik cair Rataan
Varietas
Kontrol (P0) Kulit duren (P1) Kulit aren (P2)
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015
ISBN: 979-587-580-9
----------------------------batang---------------------------------------------------
Ceneng (V1) 3,33 cd 3,00 cd 5,50 a 3,94 b
Cikuray (V2) 2,83 d 3,83 bcd 4,33 abc 3,67 b
Detam 2 (V3) 5,17 ab 4,33 abc 4,83 ab 4,78 a
Rata-rata 3,78 b 3,72 b 4,89 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT 0,05.
Tabel 4. Rataan jumlah polong total, jumlah polong hampa, dan jumlah polong bernas
kedelai hitam terhadap aplikasi pupuk organik cair berbahan kulit buah
Jumlah polong total Jumlah polong Jumlah polong
Perlakuan
(buah) hampa (buah) bernas (buah)
Pupuk organik cair :
Kontrol 28,72 1,39 27,33
POC kulit duren 26,56 2,28 24,28
POC kulit aren 32,00 1,50 30,50
Varietas kedelai hitam :
Ceneng 29,22 2,89 26,33
Cikuray 24,11 0,78 23,33
Detam 2 33,94 1,50 32,44
Perlakuan pupuk organik cair menunjukkan tidak berbeda nyata pada variabel
bobot 100 butir. Terdapat kecenderungan bahwa POC aren mampu menghasilkan bobot
100 butir lebih tinggi jika dibandingkan POC duren maupun kontrol. Perlakuan varietas
menunjukkan berpengaruh nyata terhadap variabel bobot 100 butir. Varietas Detam 2
(12,66 g) mampu menghasilkan bobot 100 butir tertinggi jika dibandingkan varietas
Ceneng (10,13 g) maupun Cikuray (11,04 g) ditunjukkan pada Tabel 6.
Tabel 6. Rataan bobot 100 butir dan bobot biji per tanaman kedelai hitam terhadap aplikasi
pupuk organik cair berbahan kulit buah
Perlakuan Bobot 100 butir (g) Bobot biji per tanaman (g)
Pupuk organik cair :
Kontrol 10,98 a 6,92 a
POC kulit duren 11,40 a 6,73 a
POC kulit aren 11,44 a 7,59 a
Varietas kedelai hitam:
Ceneng 10,13 b 6,38 b
Cikuray 11,04 b 5,71 b
Detam 2 12,66 a 9,16 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji
DMRT taraf 5%.
Perlakuan pupuk organik cair menunjukkan tidak berbeda nyata pada variabel
bobot biji per tanaman. Terdapat kecenderungan bahwa POC aren (7,59 g) mampu
menghasilkan bobot biji per tanaman lebih tinggi jika dibandingkan POC duren (6,73 g)
maupun kontrol (6,92 g). Perlakuan varietas menunjukkan berpengaruh nyata terhadap
variabel bobot biji per tanaman. Varietas Detam 2 (9,16 g) mampu menghasilkan bobot biji
per tanaman tertinggi jika dibandingkan varietas Ceneng (6,38 g) maupun Cikuray (5,71 g)
ditunjukkan pada Tabel 6.
PEMBAHASAN
Perlakuan POC berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, dan jumlah cabang.
Perlakuan terbaik adalah POC kulit buah aren yang mampu meningkatkan jumlah daun
(18,17 helai), dan jumlah cabang (4,89 batang). Perlakuan varietas menunjukkan
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, bobot akar,
bobot 100 butir dan bobot biji per tanaman. Varietas Detam 2 mampu menghasilkan tinggi
tanaman (97,61 cm), jumlah daun (17,89 helai), jumlah cabang (4,78 batang), bobot akar
(1,84 g), bobot 100 butir (12,66 g) dan bobot biji per tanaman (9,16 g). Interaksi
berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang. Interaksi terbaik antara POC aren dengan
Ceneng terhadap jumlah cabang sebesar 5,50 batang.
DAFTAR PUSTAKA
Adie M M, Krisnawati A. 2007. Biologi Tanaman Kedelai, hal 45-73. Dalam Sumarno,
Suyamto, A. Widjono, Hermanto, H. Kasim (Eds.). Kedelai. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Malang.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Palawija di
Indonesia. www.bps.go.id [23 September 2013].
Hardowigeno H S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo.
Jakarta.
Indrakusuma. 2000. Proposal Pupuk Organik Cair Supra Alam Lestari. PT Surya Pratama
Alam. Yogyakarta.
Mattjik A A, Sumertajaya I M. 2006. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan
MINITAB. Bogor: IPB Press.
Munandar A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. PT Penerbit IPB Press.
Bogor.
Mursidah. 2005. Perkembangan produksi kedelai nasional dan upaya pengembangannya di
Propinsi Kalimantan Timur. EPP. 2 (1): 39-44.
Sitompul S M, Guritno B. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gajah Mada.
Yogjakarta.
Subagyo H, Suharta, Siawanto A B, 2000. Tanah-tanah Pertanian di Indonesia dan
Pengelolaannya. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Jakarta.
Susilo E, Pujiwati H. 2014. Aplikasi Pupuk Organik Cair Berbahan Limbah Biogas yang
Diperkaya Mikroorganisme Lokal Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Gogo F4
(Pendek x IR 78581) di Tanah Ultisol. Di dalam : Supriyono. et. al., (eds.),
Penguatan Ketahanan Pangan dalam Menghadapi Perubahan Iklim. Prosiding
Seminar Nasional PERAGI ; Surakarta, 13-14 November 2014. Prodi Agronomi
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Jawa Tengah. Hal. 101-107.
Susilo, E. Parwito. 2013. Tumpang Sari Padi Gogo dan Kedelai dengan Konsep LEISA :
Limbah Pertanian Sebagai Pupuk Organik. Agroqua. Fakultas Pertanian Universitas
Prof. Dr. Hazairin Bengkulu. Vol. II No. 2 Desember 2013. Hal : 21-30.
Susilo E, Nely R. 2014. Pemanfaatan Limbah Biogas yang Diperkaya MOL pada Waktu
dan Dosis Aplikasi yang Berbeda untuk Meningkatkan Hasil Selada (Lactuca
sativa L.). Di dalam : Suliansyah I. et al., (eds.), Membangkitkan Patriotisme
Pertanian “Sebuah Harapan untuk Pemerintahan Baru”. Prosiding Seminar
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 08-09 Oktober 2015
ISBN: 979-587-580-9
Nasional dan Lokakarya FKPTPI ; Padang, 8-10 September 2014. Fakultas
Pertanian Universitas Andalas Padang Sumatera Barat. Hal. 402-410.