Вы находитесь на странице: 1из 86

MEKANIKA FLUIDA

HIDROSTATIKA
HIDRODINAMIKA
Mekanika Fluida
• Ilmu tentang aliran fluida secara garis besar
diklasifikasikan menjadi: hidrolika dan
hidrodinamika
• Hidrolika: fluida air, dikembangkan dari
penelitian eksperimental, bersifat empiris.
• Hidrodinamika: dikembangkan secara teoritis.
• Hidrolika dan Hidrodinamika akhirnya
menyatu menjadi Mekanika Fluida.
BEBERAPA BIDANG ILMU YANG
MEMBUTUHKAN KAJIAN TENTANG
Fluid Mechanics
Aerodynamics
Vehicles
Aircraft Surface ships

High-speed rail Submarines

57:020 Fluid Mechanics 5


Physiology and Medicine
Blood pump Ventricular assist device

57:020 Fluid Mechanics 6


Energy generation
Water Resources
Geology
River Hydraulics
Hydraulic Structures
Hydrodynamics
Meteorology
Weather & Climate
Tornadoes Thunderstorm

Global Climate Hurricanes

57:020 Fluid Mechanics 14


Environment
Air pollution River hydraulics

57:020 Fluid Mechanics 15


Sports & Recreation
Water sports Cycling Offshore racing

Auto racing Surfing

57:020 Fluid Mechanics 16


Keadaan Materi

Padat Cair Gas Plasma


Bentuk tetap, Bentuk tak tetap, Bentuk tak tetap, Terdiri atas
ukuran tetap ukuran tetap ukuran tak tetap ion-ion

Molekul-molekulnya tersusun secara random dan


saling berinteraksi dengan gaya kohesi yang sangat lemah
Kerapatan
Dalam keadaan diam Tekanan Hukum Pascal
Kedalaman
Hidrostatika
Kerapatan
Dalam keadaan begerak Tekanan Hukum Bernoulli
Kecepatan
Hidrodinamika
Definition of a Fluid

A fluid is a substance that flows under the action of shearing


forces. If a fluid is at rest, we know that the forces on it are
in balance.
A gas is a fluid that is easily compressed. It fills any vessel
in which it is contained.
A liquid is a fluid which is hard to compress. A given mass
of liquid will occupy a fixed volume, irrespective of the size
of the container.
A free surface is formed as a boundary between a liquid and
a gas above it.
Kompresibilitas
• Volume awal = V0 , volume akhir V0 - V
• Tekanan akhir = P = P0+P
P  (- V / V0)
= - K (V / V0)
= K ( / 0)
K = Bulk modulus of elasticity of liquid, N/m2
C = 1/K, kompresibilitas.
Density

The density of a fluid is defined as its mass per unit


volume. It is denoted by the Greek symbol, .
kg
 water= 998 kgm-3
= m
kgm-3 V m3 air =1.2kgm-3

If the density is constant (most liquids), the flow is


incompressible.
If the density varies significantly (eg some gas
flows), the flow is compressible.
(Although gases are easy to compress, the flow may be treated as
incompressible if there are no large pressure fluctuations)
SOME DENSITIES
MATERIAL OR OBJECT DENSITY (kg/m3)
Air 1.21
Styrofoam 1 x 102
Water 0.998 x 103
Blood 1.060 x 103
Ice 0.917 x 103
Iron 7.9 x 103
Mercury 13.6 x 103
The Earth 5.5 x 103
The Sun 1.4 x 103
Uranium nucleus 3 x 1017
Neutron star 1018
Black hole 1019
Pressure

Pressure is the force per unit area, where the force is


perpendicular to the area.
N
F pa= 105 Nm-2
p=
Nm-2 A 1psi =6895Pa
(Pa) m2

This is the Absolute pressure, the pressure compared to


a vacuum.
The pressure measured in your tyres is the gauge pressure,
p-pa.
SOME PRESSURES
Pressure (Pa)
Center of the Sun 2.0 x 1016
Venter of the Earth 4.0 x 1011
Deepest ocean bottom 1.1 x 108
Spike heels on a dance floor 1.0 x 106
Automobile tire 2.0 x 105
Atmosphere at sea level 1.0 x 105
Normal blood pressure 1.6 x 104
Loudest tolerable sound* 30
Faintest detectable sound* 3.0 x 10-5
Best laboratory vacuum 10-12

* Pressure in excess of atmospheric pressure


Contoh 1

Seorang penyelam berada pada kedalaman 25 meter di


bawah permukaan laut. Jika massa jenis air laut 1,2x103
kg/m3 , tentukan tekanan hidrostatis yang dialami
penyelam tersebut !

Diketahui : h= 35 cm ditanya : P =….?

ρ= 1,2x103 kg/m3

Dijawab : P=ρ.g.H
= (1,2x103)(10)(25)
= 3x105 Pa
Measuring pressure (1)
Manometers
p1 = px (negligible pressure
change in a gas)
p1 (since they are at
p2=pa px = py
the same height)
z pz= p2 = pa
h
x y py - pz = gh
liquid p1 - pa = gh
density 

So a manometer measures gauge pressure.


Measuring Pressure (2)
Barometers
vacuum p1 = 0
A barometer is used to measure
the pressure of the atmosphere.
The simplest type of barometer
consists of a column of fluid.
h
p2 - p1 = gh
p2 = pa
pa = gh
examples
water: h = pa/g =105/(103*9.8) ~10m
mercury: h = pa/g =105/(13.4*103*9.8)
~800mm
Hydraulic Mechanic

Fin Fout
Pin  Pout 
Ain AOut

Pin  Pout
Pin  Pout
 Aout 
Fout    Fin
 Ain 

Since The output piston has greather area then the input
piston and Aout>Ain, Output force is greather than the
input force
Contoh Soal 2.3
Sebuah pompa hidrolik digunakan mengangkat benda berat.
Diameter piston masing-masing adalah 1,5 in. dan 21 in.

a). Agar dapat mengangkat benda


seberat 2 ton pada piston yang
besar, berapa gaya yang harus
diberikan pada piston yang lebih
kecil ?
b). Bila piston yang lebih kecil
digerakkan sejauh 3,5 ft, berapa
jauh benda berat akan dapat
dinaikkan ke atas ?
Jawab : 
(1,5) 2
Ai
a ). Fi  Fo  4 (2000)(9,8)  100 N
Ao 
(21) 2
4
Ai
b). d o  di
Ao
 2
(1,5)
 4 (3,5) ft
 2
(21)
4
 0,018 ft  0,54 cm
Vin  Vout
Ain hin  Aout hout
hout Ain

hin Aout
Win  Fin hin and Wout  Fouthout

 Aout     Ain 
Win    Fin  hin  
 Ain     Aout 

Win  Wout
Contoh 2
• Sebuah dongkrak hidrolik mempunyai pengisab kecil yang
berdiameter 8 cm dan pengisab besar berdiameter 32 cm.
Apabila pengisab kecil ditekan dengan gaya 100N, berapakah
gaya yang dihasilkan pada pengisab besar?
F1 F2

A1 A2
100 F2

 82  32 2
100 F2

64 1024
102400  64 F2
102400
F2 
64
F2  1600 N
Contoh Soal 2.1
Sebuah pipa U berisi dua cairan dalam keadaan keseimbangan.
Pipa sebelah kiri berisi minyak yang tidak diketahui rapat
massanya sedangkan pada pipa kanan berisi air dengan panjang
kolom sebesar 135 mm. Bila perbedaan tinggi kedua cairan
adalah 12,3 mm, hitung rapat massa dari minyak.

Jawab :
p kiri  p kanan
p o   min yakg(  d)  p o  air g

 min yak  air
d
135
 1000  916 kg / m 3
135  12,3
Contoh Soal 2.4
Sebuah gunung es terapung dilaut. Bila rapat massa es dan air
laut masing-masing adalah 917 dan 1024 kg/m3, berapa %
bagian es yang terapung (yang terlihat/muncul dipermukaan)

Jawab :

Wes  es gVes


Fb  lautgVtercelup  lautg(Ves  Vterapung )
Wes  Fb  (917)Ves  (1024)(Ves  Vterapung )
1024Vterapung  (1024  917)Ves  107Ves
v terapung 107
  10 %
Ves 1024
Contoh Soal 2.5
Sebuah balon berisi helium berjari-jari 12 m. Massa total balon,
kabel-kabel dll adalah M = 196 kg. Bila rapat massa gas helium
dan udara masing-masing adalah 0,16 dan 1,25 kg/m3, hitung
massa beban maksimum yang dapat dibawa oleh balon tersebut.
Jawab :
Wbenda  WM  Whelium  Wm
Fapung   udaragVbalon
Wbenda  Fapung
196g   He Vbalong  mg   udaragVbalon
4 3
m  Vbalon (1,25  0,16)  196  1,09 12   196  7694 kg
3 
TEGANGAN PERMUKAAN ZAT CAIR
Tegangan permukaan dapat diartikan sebagai besar gaya yang
dialami pada permukaan zat cair per satuan panjang.
Gaya tarik-menarik antara partikel-partikel sejenis disebut
kohesi; sedangkan gaya tarik tarik-menarik antara partikel-
partikel yang tidak sejenis disebut adhesi.

F
oil  

w1 Keterangan:
  tegangan permuakaan
w2
F  gaya
Selapis air sabun
  panjang
Tiap partikel dalam zat cair ditarik oleh gaya yang sama besar
kesegala arah oleh partikel-partikel didekatnya, sehingga resultan
gaya yang bekerja pada partikel sama dengan nol.
Mengapa dalam fluida terjadi Tegangan
Permukaan / Surface Tension ()
• Permukaan cairan berperilaku seperti sebuah membran elastis
yang mengalami tarikan.
• Molekul pada liquid pada dasarnya tertarik ke segala arah oleh
molekul lain disekelilingnya.
• Namun, pada permukaan, gaya yang terjadi tidak seimbang,
sehingga molekul dipermukaan ditarik ke arah kumpulan massa
cairan.
• Adanya tegangan permukaan akan meminimalkan luas
permukaan. Contoh: titik cairan akan cenderung membentuk
menyerupai bola.
KAPILARITAS
Peristiwa naik atau turunnya zat cair dalam pipa kapiler
dinamakan kapilaritas

air raksa

kohesi < adhesi kohesi > adhesi

Air dalam pipa kapiler akan terus naik sampai tercapai keseimba-ngan, yakni
berat air yang diangkat seimbang dengan gaya adhesi. Sedangkan peristiwa
turunnya raksa di dalam pipa kapiler terjadi karena kohesi antara partikel-
partikel raksa lebih besar daripada adhesi antara partikel raksa dengan partikel
kaca.

Hal.: 54 Isi dengan Judul Halaman Terkait


KAPILARITAS
Banyaknya kenaikan atau penurunan zat cair pada pembuluh/pipa kapiler dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut.

Keterangan:
h = kenaikan atau penurunan zat cair (m)
 = tegangan permukaan (N/m)
2  cosθ
h   massa jenis zat (kg/m3)
ρ gr  = sudut kontak
g = percepatan gravitasi (m/s2)
r = jari-jari pipa kapiler (m)

Hal.: 55 Isi dengan Judul Halaman Terkait


Contoh Soal
Berapa tinggi permukaan air dalam tabung gelas yang berjari-jari 0,1 mm,
tegangan permukaan air 0,072 N/m dengan sudut kontak 00 ?
Penyelesaian :

2 cos 
h
gr
2(0,072) cos 0 0
h
1000(10)
0,144
h
10000
7
h  144.10 m
Hal.: 56 Isi dengan Judul Halaman Terkait
Contoh soal
Sebuah pipa kapiler jari-jari 1 mm dimasukkan ke dalam fluida
yang mempunyai massa jenis 800 kg/m³, ternyata kenaikan
fluida di dalam pipa kapiler 4 cm. Jika sudut kontak 60° dan g =
10 m/s², tentukan tegangan permukaan fluida ?

Diketahui : R= 1 mm=10³ m y= 4 cm= 4 . 10¯² m


θ= 60° ρ= 800 kg/m³
g= 10 m/s²
Ditanya : g = …. ?
Dijawab :
4 . 10¯² =
Viskositas
• Merupakan ukuran resistensi terhadap
deformasi.
• Gaya gesek dalam fluida dihasilkan oleh kohesi
dan pertukaran momentum antar molekul-
molekul fluida.
• Terdapat perbedaan perilaku antara cairan
dan gas terhadap perubahan suhu.
• Fluida ideal: tidak memiliki viskositas,
viskositas = 0.
VISKOSITAS FLUIDA DAN HUKUM
STOKES
Ukuran kekentalan suatu fluida dinyatakan dengan viskositas.

Keterangan:
Ff = gaya gesekan fluida (N)
Ff = k h v
k = koefesien (tergantung pada geometrik benda)
h = koefesien viskositas (Pa s)
v = kecepatan gerak benda (m/s)

Persamaan gaya gesekan fluida untuk benda berbentuk bola dapat


dirumuskan sebagai berikut.

Ff = 6 k r h v

Hal.: 59 Isi dengan Judul Halaman Terkait


VISKOSITAS FLUIDA DAN
HUKUM STOKES
Perhatikan gambar di bawah ini!
Pada saat benda bergerak dengan
kecepatan terminal, pada benda tersebut
bekerja tiga buah gaya, yaitu gaya berat,
arah gerak
gaya ke atas yang dikerjakan fluida, dan
FA gaya gesekan fluida

FA f
w=mg
SF = 0
+ m g – FA – Ff = 0
oil m g – FA = Ff
Ff = m g – Ff

Hal.: 60 Isi dengan Judul Halaman Terkait


VISKOSITAS FLUIDA DAN HUKUM
STOKES

 ρb  ρ f 
2
2r g
vT 
9 η
Keterangan:
vT = kecepatan terminal (m/s)
h  viskositas fluida (Ns/m2)
b = massa jenis benda (kg/m3)
f = massa jenis benda (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
r = jari-jari bola (m)

Hal.: 61 Isi dengan Judul Halaman Terkait


SIFAT-SIFAT ALIRAN FLUIDA
garis alir
Gerak partikel mengikuti lintasan yang teratur
(Satu sama lain tak pernah saling berpotongan)

Laminer Streamline (Stabil)

Turbulen
(Tak Stabil)
Gerak partikel mengikuti
lintasan yang tak teratur
(Ada bagian yang berpusar)
ALIRAN LAMINER DAN TURBULEN
Garis alir pada fluida mengalir
terdapat dua jenis, yaitu:
1. Aliran laminar (Tunak) adalah
aliran fluida yang mengikuti
suatu garis lurus atau
melengkung yang jelas ujung
dan pangkal-nya serta tidak ada Source: http://www.math.ucsb.edu/~hdc/res/rhomesh.gif

garis lu-rus yang bersilangan. Aliran laminer dan aliran turbulen

2. Aliran turbulen adalah aliran fluida yang ditandai dengan adanya


aliran berputar dan arah gerak partikelnya berbeda, bahkan ber-
lawanan dengan arah gerak keseluruhan fluida.

Hal.: 65 DINAMIKA FLUIDA


GAYA ANGKAT
(Pengaruh bentuk
pesawat)

GAYA GERAK GAYA HAMBAT


(Oleh mesin (Gesekan antara
pesawat) badan pesawat
dengan udara)
GAYA BERAT
(Pengaruh gravitasi bumi)

Syarat pesawat bisa mengudara :


-Gaya angkat pesawat > berat pesawat
-Laju pesawat harus semakin besar untuk memeperbesar gaya angkat pesawat
-Ukuran pesawat harus besar sehingga gaya angkat semakin besar
PERSAMAAN KONTINUITAS
Apabila suatu fluida mengalir dalam sebuah pipa dengan luas
penampang A dan kecepatan aliran fluidanya v, maka banyaknya
fluida (volum) yang mengalir melalui penampang tersebut tiap
satuan waktu dinamakan debit.
Dalam bentuk persamaan debit dinyatakan sebagai berikut:

Q Av V
dan Q
Keterangan: t
Q = debit aliran fluida (m3/s)
V = volum fluida yang mengalir (m3)
t = waktu (s)
v = kecepatan aliran fluida (m/s)

Hal.: 69 DINAMIKA FLUIDA


PERSAMAAN KONTINUITAS
Jika suatu fluida mengalir dengan aliran tunak melewati pipa yang mempunyai
luas penampang yang berbeda maka volum fluida yang melewati setiap
penampang itu sama besar dalam selang waktu yang sama.

Persamaan kontinuitas me-nyatakan


bahwa pada aliran fluida ideal, hasil kali
laju aliran fluida dengan dengan luas
penampangnya adalah konstan.

Keterangan:
Q1 = debit aliran fluida bagian 1 (m3/s)
Q1  Q2 Q2 = debit aliran fluida bagian 2 (m3/s)
A1 = luas penampang bagian 1 (m2)
A1 v1  A2 v2 A2 = luas penampang bagian 2 (m2)
v1 = kecepatan cairan bagian 1 (m/s)
v2 = kecepatan cairan bagian 2 (m/s)

Hal.: 70 DINAMIKA FLUIDA


Contoh Soal 2.7
Sebuah sungai selebar 20 m mengalir air sedalam 4 m. Curah
hujan rata-rata di daerah sungai tersebut yang luasnya 3000 km2
adalah 48 cm/tahun. Bila 25 % dari air hujan menguap ke atmosfir
dan sisanya masuk ke sungai perkirakan kecepatan rata-rata dari
air sungai tersebut.
Jawab :

Qsungai  VsungaiA sungai Q hujan  0,75VhujanA hujan


0,75VhujanA hujan
Qsungai  Q hujan  Vsungai 
A sungai
2
48x10 6
0,75 (3000x10 )
Vsungai  365x 24x 60x 60  0,43 m / s
(20)(4)
Contoh Soal 2.8
Sebuah kran mengalirkan air seperti terlihat
pada gambar. Pada suatu ketinggian tertentu
luas penampang aliran air ini adalah 1,2 cm2
sedangkan 45 mm di bawahnya luasnya hanya
0,35 cm2. Hitung debit aliran air ini.

Jawab :
Q o  Vo A o Q  VA
Ao 1,2
Qo  Q  V  Vo  Vo  3,43Vo
A 0,35
V 2  Vo2  2gh  (3,43Vo ) 2  Vo2  2gh
2(9,8)(0,045)
V 
2
 0,082  Vo  0,286 m / s
3,43  1
o 2

Q  Vo A o  (0,286)(1,2 x10  4 )  0,34x10  4 m 3 / s


AZAS BERNOULLI

Tekanan fluida tempat yang


kecepatannya besar lebih
kecil daripada tekanan
fluida di tempat yang
kecepatan-nya kecil.
Persamaan bernoulli

p   g h  12  v 2  konstan
Keterangan:
p = tekanan (N/m2)
 = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian fluida dari titik acuan (m)
v = kecepatan fluida (m/s)
Hal.: 74 DINAMIKA FLUIDA
AZAS BERNOULLI
Terdapat dua kasus istimewa berkenaan dengan persamaan
Bernoulli.

1. Fluida diam atau tidak mengalir (v1 = v2 = 0)

p1  p2   g (h2  h1 )
Persamaan ini menyatakan tekanan hidrostatis dalam zat cair
pada kedalaman tertentu.
Keterangan:
p1 dan p2 = tekanan pada titik 1 dan 2 (N/m2)
h1 dan h2 = tinggi tempat 1 dan 2 (m)
 = massa jenis fluida (kg/m3)
g = gravitasional acceleration (m/s2)

Hal.: 75 DINAMIKA FLUIDA


AZAS BERNOULLI

2. Fluida mengalir pada pipa horisontal (h1 = h2 = h)

1
p1  p 2   (v2  v1 )
2 2

Persamaan ini menyatakan jika v2 > v1, maka p1 > p2 yang


berarti jika kecepatan aliran fluida disuatu tempat besar maka
tekanan fluida di tempat tersebut kecil dan berlaku
sebaliknya.

Keterangan:
p1 dan p2 = tekanan pada titik 1 dan 2 (N/m2)
v1 dan v2 = kecepatan pada 1 dan 2 (m)
 = massa jenis fluida (kg/m3)
g = gravitasional acceleration (m/s2)
Hal.: 76 DINAMIKA FLUIDA
PENERAPAN AZAS BERNOULI
Penyemprot nyamuk
Ketika penghisap pompa ditekan, udara dari tabung selinder
dipaksa keluar melalui lubang sempit. Udara yang keluar dari
lubang sempit ini mempunyai kecepatan tinggi sehingga
menurunkan tekanan udara dibagian atas nosel.

tekanan rendah Karena tekanan udara di atas


nosel lebih kecil daripada
tekanan udara pada
lubang permukaan caiaran di dalam
tabung, maka cairan akan
tekanan atmosfer
menyemprot keluar melalui
nosel.

Hal.: 77 DINAMIKA FLUIDA


PENERAPAN AZAS BERNOULI
Menentukan kecepatan dan debit semburan air pada tangki yang
berlubang

v 2 gh

Q  A 2 gh
h
Q = A.v
air Keterangan:
Q = aliran debit m3/s
v = kecepatan semburan air pada pada
bocoran itu m/s
h = tinggi air di atas lubang m
g = percepatan gravitasi m/s2
A = luas panampang lubang bocoran m2

Hal.: 78 DINAMIKA FLUIDA


Venturimeter

2( P1  P2 )
v1 
flow velocity flow velocity [( A1 / A2 ) 2  1]
v1 v2

p1  p2   g (h2  h1 )
Keterangan:
p1 = tekanan pada titik 1 N/m2
p2 = tekanan pada titk 2 N/m2
 = massa jenis fluida kg/m3
v1 = kecepatan fluida pada titik 1 m/s
A1 = luas penampang di titik 1 (dalam m2)
A2 = luas penampang di titik 2 ( dalam m2
PENERAPAN AZAS BERNOULI

Tabung pitot
Tabung pitot merupakan alat yang digunakan untuk mengukur laju
aliran suatu gas atau udara.

2  ' gh
v

Keterangan:
h = selisih tinggi permukaan kolom zat cair di dalam manometer (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
 = massa jenis gas (kg/m3)
’ = massa jenis zat cair dalam manometer (kg/m3)
v = kelajuan aliran udara atau gas (m/s)

Hal.: 80 DINAMIKA FLUIDA


PENERAPAN AZAS BERNOULI
Gaya angkat sayap pesawat terbang
Sesuai dengan azas Bernoulli, apabila kelajuan
F2 = p 2 A
aliran udara pada bagian atas sayap lebih besar
v2 daripada kelajuan aliran udara pada bagian
bawah sayap, maka tekanan udara bagian atas
sayap lebih kecil daripada tekanan udara
dibagian bawah sayap..
F1 = p1 A v1

Keterangan:
F1  F2  ( p1  p2 ) A
F1 = gaya dorong peasawat ke atas (N)
F2 = daya dorong pesawat ke bawah (N)
F1 – F2 = gaya angkat ke bawah (N)
p1 = tekanan pada sisi bagian bawah (N/m2)
p2 = tekanan pada sisi bagian atas (N/m2)
A = luas penampang sayap (m2)

Hal.: 81 DINAMIKA FLUIDA


PENERAPAN AZAS BERNOULI

Persamaan gaya angkat di atas dapat pula dinyatakan


sebagai berikut:

1
F1  F2   (v2  v1 ) A
2 2

2
Keterangan:
F1 = gaya dorong pesawat ke atas (N)
F2 = gaya dorong pesawat ke bawah (N)
F1 – F2 = gaya angkat pesawat (N)
v1 = kecepatan udara di bawah sayap (m/s)
v2 = kecepatan udara di atas sayap (m/s)
 = massa jenis udara (kg/m3)

Hal.: 82 DINAMIKA FLUIDA


Contoh Soal 2.10
Sebuah pesawat terbang horisontal sedemikian rupa sehingga
kecepatan udara di atas sayapya adalah 48 m/s sedangkan
kecepatan udara di bawah sayapnya adalah 40 m/s. Luas setiap
permukaan sayapnya adalah 10 m2. Bila rapat massa udara
adalah 1,2 kg/m3, hitung massa pesawat terbang tersebut.
Jawab :
1 1
p1  gh 1  V1  p 2  gh 2  V22
2

2 2
1

h1  h 2  p1  p 2   V12  V22
2

1
p  (1,2)(482  40 2 )  422,4 Pa
2
(422,4)(20)
mg  pA  m   862 kg
2(10)
Pengukur Aliran (Flowmeter)
A
Q  vA  Va  V  v
a
1 2 1
p1  v  p 2  V 2
2 2
p  Hg gh
1

p  p1  p 2   V  v
2
2 2


1 A 
2

   v   v  2

2  a   Tabung Venturi

1  A2  2 1  A2  a 2  2
p   2  1 v   2 v
2 a  2  a 
2a 2 p 2a 2 p
v  Q  Av   C p
(A 2  a 2 )  a 
2
1  2 
 A 
History
Faces of Fluid Mechanics

Archimedes Newton Leibniz Bernoulli Euler


(C. 287-212 BC) (1642-1727) (1646-1716) (1667-1748) (1707-1783)

Navier Stokes Reynolds Prandtl Taylor


(1785-1836) (1819-1903) (1842-1912) (1875-1953) (1886-1975)
57:020 Fluid Mechanics 85
Hal.: 86 DINAMIKA FLUIDA

Вам также может понравиться