Вы находитесь на странице: 1из 13

PENJADWALAN SHIFT KERJA PERAWAT DENGAN

MEMPERTIMBANGKAN TINGKAT KEMAMPUAN PERAWAT DAN


KEBUTUHAN HARI LIBUR
Ahmad Afandi, Lestari Setiawati,ST.,MT, Dessi Mufti,ST.,MT

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta

E-mail: fun_dee83@yahoo.com

ABSTRACT
Ibnu Sina Islamic Hospital Padang (Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang) a company which
serve health services facilities to the costumer. An example of health services was served by nurse. Nurse
is a key factor in the hospital connected to activities of administration to patience at the hospital. Services,
which were given by nurse to the patience, hold an important role to influence the performance of hospital
based on costumer view as a main user. In addition, Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang must be
optimally arranged due to nurse labourer source. Legislation Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang to
arrange a fair spreading nurse schedule time would influence the quality of services of the hospital so they
can perform all requirements of the hospital user.

This research would try to manage a scheduling working time of nurse by considering a day off request by
nurse where each of nurses had the same hours of shift which was suited with their skill level. The
working nurse schedule was piled in order to balance the shift working hours of each nurse, to decrease
the different total working hour time of each nurse and suited nurse schedule to the aspect of scheduling
nurse.

Assuming should be considered on this project was recommendation schedule for each nurse such as 1
day off, 2 morning shift, 2 afternoon shift and 2 night shift for one cycle period of work. Request from
each nurse were processed by using tools solver in excel software program.

1.PENDAHULUAN yang baik,sehingga pelayanan perawat

Penjadwalan perawat merupakan salah terhadap pasien akan menjadi baik pula. Hal

satu hal yang sangat penting dalam rumah inilah yang membuat rumah sakit baik swasta

sakit. Baik buruknya penjadwalan perawat maupun pemerintah menjadikan

yang dilakukan oleh manajemen rumah sakit permasalahan penjadwalan perawat menjadi

memegang peranan penting dalam satu permasalahan yang penting dalam setiap

mempengaruhi kinerja rumah sakit di mata evaluasi kerjanya

pengguna jasa rumah sakit. Oleh sebab Perawat merupakan tenaga kerja yang sangat
itu,diperlukan suatu penjadwalan perawat dibutuhkan setiap rumah sakit dan
merupakan tenaga kesehatan yang dominan pengaturan penjadwalan untuk perawat . Hal
di rumah sakit baik dari segi jumlah maupun itu diperlukan agar tidak terjadi kelelahan
keberadaannya dalam melakukan aktivitas dan keletihan secara fisik , emosi dan
terhadap pelayanan terhadap pasien yang psikologis yang nantinya akan memberikan
ada. Pelayanan yang diberikan tenaga dampak yang buruk bagi kinerja perawat
perawat sangat memberi pengaruh terhadap dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
kinerja pelayanan rumah sakit di mata Kelelahan dan keletihan itu terjadi karena
pengguna jasa rumah sakit. Disini aspek perawat harus terjaga pada shift pagi , sore
keperawatan tenaga perawat memegang dan malam secara berturut-turut sehingga
peranan penting dalam menjaga dan akan mengakibatkan kurang tidur. Menurut
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. penalitian oleh Grantcharov dkk,kurangnya
Perawat merupakan populasi terbesar dalam jam tidur akan meningkatkan tingginya
struktur organisasi rumah sakit dan tingkat kesalahan pada manusia.
merupakan ujung tombak dalam pemberian
2.TINJAUAN LITERATUR
pelayanan terhadap pasien. Begitu
pentingnya peranan perawat, pihak rumah 2.1.Perawat
sakit harus bisa mengatur secara optimal
Perawat merupakan tenaga kesehatan
keberadaan tenaga perawat tersebut.
yang dominan di rumah sakit baik dari segi
Penjadwalan perawat dan pengaturan shift jumlah maupun keberadaannya dalam
kerja adalah permasalahan yang sangat rumit memberikan pelayanan kesehatan kepada
dan sering terjadi pada instansi-instansi pasien. Sebagaimana dokter, perawat
kesehatan seperti rumah sakit. setiap rumah mempunyai hubungan langsung dengan
sakit memiliki banyak ruang pelayanan baik pasien, yang mempunyai peranan yang
rawat inap,rawat jalan maupun IGD. sangat penting terhadap kesehatan pasien
Ruangan-ruangan tersebut adalah unit-unit
2.1.1.Fungsi Perawat
yang sibuk kerja yang yang siaga selama 24
jam per hari. Oleh sebab itu diperlukan jam Praptianingsih (2006), fungsi perawat
kerja yang tinggi oleh perawat yang harus dalam praktik keperawatan terdiri dari :
selalu siap berjaga pada shift yang berbeda
1. Fungsi Independen
yaitu pada shift pagi,sore dan malam. Untuk
itu diperlukan persiapan yang matang dalam
Dalam fungsi ini tindakan perawat tidak advocat perawat berupaya melindungi
memerlukan perintah dokter. Tindakan pasien. Sebagai communicator tampak ketika
perawat bersifat mandiri, berdasarkan ilmu perawat bertindak sebagai mediator antara
dan kiat keperawatan. pasien dengan anggota tim kesehatan.
Rehabilisator adalah pemberian asuhan
2. Fungsi Interpenden
untuk memulihkan dan mengembalikan
Tindakan perawat berdasarkan pada kerja
fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh
sama dengan tim perawatan atau tim
dan berfungsi normal. Dalam peran inilah
kesehatan lain. Fungsi ini tampak ketika
perawat berhubungan langsung dengan
perawat bersama tenaga kesehatan lain
pasien selama 24 jam.
berkolaborasi mengupayakan kesembuhan
pasien.. 2. Perawat sebagai pendidik
Perawat melakukan penyuluhan kepada klien
3. Fungsi Dependen
(individu) yang berada dibawah tanggung
Dalam fungsi ini perawat bertindak
jawabnya.
membantu dokter dalam memberikan
pelayanan medik. Perawat membantu dokter 3. Perawat sebagai pengelola
memberikan pelayanan pengobatan dan Perawat harus memantau dan menjamin
tindakan khusus yang menjadi wewenang kualitas asuhan keperawatan serta
dokter dan seharusnya dilakukan dokter, mengorganisasi dan mengendalikan sistem
seperti pemasangan infus, pemberian obat, pelayanan keperawatan.
melakukan suntikan.
4. Perawat sebagai peneliti
2.1.2.Peran Perawat Perawat harus mempunyai kemampuan untuk
melakukan peneiltian dibidangnya. Dengan
Praptianingsih (2006), peran perawat
kemampuan meneliti, perawat akan dapat
dalam praktik keperawatan terdiri dari :
mengidentifikasikan masalah keperawatan,
1. Perawat sebagai pelaksana menerapkan prinsip dan metode yang tepat.
Dalam pelaksanaannya perawat bertindak
2.1.3.Skill Level
sebagai comforter, protector, advocat
communicator, rehabilisator. Sebagai Tingkat kemampuan perawat di setiap
comforter perawat mengupayakan rumah sakit pasti berbeda–beda. Tingkat
kenyamanan pasien. Sebagai protector dan kemampuan dari perawat yang berbeda-beda
bisa saja diakibatkan oleh faktor pengalaman akan bekerja selama jangka waktu tertentu
kerja atau tingkat pendidikan yang dilalui. (n-hari kerja) dan akan berulang secara
Menurut Bard (2005) skill level perawat periodik. Sedangkan penjadwalan kedua
dibagi atas empat kategori yaitu : adalah penjadwalan non siklis (non-cyclical
schedulling) yang tidak memiliki pola kerja
1. Registered nurse
yang baku bagi tiap perawat.
Merupakan perawat yang paling cakap
dan sangat istimewa karena dapat 2.1.5.Aspek-Aspek Penting Dalam
memberikan bermacam – macam cara Penjadwalan Perawat
jasa perawatan terhadap pasien.
Menurut Murnianty dan Pujiawan (2007)
2. Licensed practical nurse ada sejumlah aspek yang sangat penting
Merupakan perawat yang mendapatkan sewaktu melakukan penjadwalan. Aspek-
izin untuk melakukan kerja praktek pada aspek tersebut sebagai berikut :
rumah sakit.
1. Coverage
3. Nurse aides Merupakan jumlah perawat yang bertugas
Perawat pembantu yang mempunyai dalam hubungan dengan minimum jumlah
kemampuan yang terbatas yang perawat yang diminta.
merupakan dalam proses training.
2. Quality
4. Technical nurse Sebuah alat untuk menilai keadaan pola
Technical nurse biasanya berguna untuk jadwal tersebut, misalnya weekend off,
mengoperasikan beberapa alat-alat medis work strecth, split day off dan shift pattern
yang spesifik pada sebuah unit, serta bagaimana tanggapan jadwal
contohnya pada unit cardiology. terhadap berbagai request.

2.1.4.Metode Penjadwalan Perawat 3. Stability


Bagaimana agar seseorang perawat
Secara umum ada 2 macam penjadwalan
mengetahui kepastian jadwal libur untuk
yang biasa dipakai untuk merancang
beberapa hari mendatang dan supaya
penjadwalan aktivitas perawatan. Yang
mereka mempunyai pandangan bahwa
pertama adalah penjadwalan siklis (cyclical
jadwal ditetapkan oleh suatu
schedulling), dimana masing-masing perawat
kebijaksanaan yang stabil dan konsisten,
seperti weekend policy dan rotation rangka memenuhi kebutuhan minimum
policy. tenaga perawat yang harus tersedia.

4. Flexibility 3. Allocation decision


Kemampuan jadwal untuk mengantisipasi Membentuk kelompok perawat untuk
setiap perubahan-perubahan seperti dialokasikan ke shift-shift atau hari yang
pembagian full time, part time dan kekurangan tenaga akibat adanya variasi
rotation shift serta kebutuhan akan demand yang tidak diprediksi.
perawat dengan kualifikasi keahliannya.
2.1.5.Model Penjadwalan Jaumard
5. Fairness
Jaumard, et al (1998) mencoba mencoba
Alat untuk menyatakan bahwa setiap
melakukan penjadwalan kerja perawat
perawat akan merasa diberlakukan sama
dengan formulasi dasar dari permasalahan
oleh ketentuan-ketentuan jadwal juga
pokok meminimalkan jumlah gaji,
apabila melihat jadwal perawat lainnya.
keseimbangan perawat pilihan dan perawat
6. Cost yang berpengalaman atau tidak
Merupakan jumlah resource yang berpengalaman adalah tujuan dari
dikonsumsi untuk penyusunan maupun pemenuhan permintaannya. Adapun
operasional penjadwalan. formulasinya adalah sebagai berikut :

Ada tiga hal yang berkaitan dengan proses K S

pengambilan keputusan perencanaan


Fungsi tujuan : Min Z =  (g
k 1 s 1
ks -

kebutuhan dan nurse scheduling, antara lain : L T


f ks -    e l
pd atpbkl astd ) xks
d D pP l 1 t 1
1. Staffing decision
Merencanakan tingkat atau jumlah Fungsi ini sebenarnya bertujuan untuk
kebutuhan akan tenaga prakualifikasinya. meminimlakan jumlah biaya gaji dengan cara
mengurangi biaya gaji dengan preferensi
2. Scheduling decision
untuk memiliki perawat yang mempunyai
Menjadwalkan hari masuk dan libur juga
skill level l yang digunakan di periode p pada
shift-shift kerja untuk setiap harinya
hari ke d.
sepanjang periode penjadwalan dalam
Fungsi pembatas :
S
a std : Bernilai 1 schedule s meliputi
 x ks  1 ....................(5.1)
s
penugasan pada tipe shift t di
 x ks  0,1 , k = 1,2,......,K, hari d, 0 jika tidak
s = 1,2,....S .....................................(5.2)
x ks : Bernilai 1 jika perawat k menerima
 Artinya adalah jumlah perawat
schedule s, 0 jika tidak
disesuaikan dengan jumlah kebutuhan
untuk setiap harinya. q LT : Quota (jumlah perawat)
Keterangan notasi yang digunakan :
2.1.6.Model Penjadwalan Murnianty
K : Jumlah perawat yang ada di
ruangan Murnianty (2007) mengembangkan
model matematika untuk menentukan jumlah
L : Jumlah dari skill level
karyawan optimal berdasarkan model yang
S : Jumlah dari shift dalam satu hari dibuat oleh Jaumard (1998). Model ini
berupa fungsi untuk meminimumkan total
D : Jumlah hari
jam kerja serta perbedaan total waktu kerja
P : Jumlah periode antar perawat.

g ks : Biaya gaji untuk perawat k yang Fungsi tujuan : Min Z =


2
bekerja di shift ke s
K S D
 K S D


k 1 s 1 d 1
Csd X ksd  a  
 k 1

s 1 d 1
Csd X ksd 

f ks : Fungsi keinginan perawat k
bekerja di shift ke s Fungsi tujuan ini berbentuk kuadratik

a tr : Bernilai 1 jika tipe shift t untuk memberikan penekanan pentingnya


keadilan jam kerja antar perawat Dengan
mengcover demand periode p, 0
model kuadratik akan dijamin bahwa masing
jika tidak
– masing perawat akan memiliki selisih jam
b kl : Bernilai 1 jika perawat k kerja minimum dari standar jam kerja yang
mempunyai skill level l, 0 jika ditentukan.
tidak
Kendala – kendala dituliskan dalam fungsi
pembatas, antara lain :
 Pemenuhan jumlah perawat pada tiap  Batasan setiap perawat dengan skill level
shift pembantu perawat harus bertugas
K S D sebanyak b shift dalam satu periode. Day

k 1 s 1 d 1
X ksd  d sd ... (5.4)
off yang dibutuhkan sebanyak 1 hari per
minggu.
Jadwal perawat harus memenuhi
kebutuhan jumlah perawat dalam setiap 
s d
X ksd  b k ........(5.7)
shift. Constraint diatas menunjukan
bahwa untuk setiap skill level s dan hari Batasan ini menetapkan bahwa setiap
d, jumlah perawat yang bekerja harus semua perawat dengan skill level
sama dengan d sd . pembantu perawat harus bertugas
sebanyak b shift dalam satu periode.
 Batasan waktu kerja dalam satu periode.
K S D  Batasan shift malam

k 1 s 1 d 1
X ksd  a ......(5.5)
X k 3n  X 1( n 1)  1 k ,

Batasan ini menetapkan bahwa jumlah n  1, 6 .....(5.8)


waktu kerja masing – masing perawat
dalam satu periode harus kurang dari Untuk setiap perawat, apabila yang

atau sama dengan a jam. bersangkutan bekerja pada shift malam


di hari ke n maka tidak boleh bekerja
 Batasan setiap perawat dengan skill level pada shift pada di hari ke n + 1
perawat jaga harus bertugas sebanyak b
shift dalam satu periode. Day off yang  Batasan non negatif dan integer

dibutuhkan sebanyak 1 hari per minggu. X ksd  0,1 ........(5.9)

 s d
X ksd  b k .......(5.6) 3.METODOLOGI PENELITIAN

Agar penelitian dilakukan secara tersusun


Batasan ini menetapkan bahwa semua dan sistematis maka ada tahapan – tahapan
perawat dengan skill level perawat jaga yang harus dilakukan agar dihasil penelitian
harus bertugas sebanyak b shift dalam yang tepat dan jelas. Karena suatu penelitian
satu periode. merupakan suatu tahapan yang
berkesinambungan. Berikut metodologi Sina Padang. Identifikasi masalah dilakukan
penelitian yang dilakukan : dengan cara wawancara dengan manajemen
RSI Ibnu Sina Padang..
3.1.Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan merupakan
3.4.Perumusan Masalah
langkah awal dalam sebuah penelitian.
Perumusan masalah merupakan penetapan
Penelitian pendahuluan bertujuan untuk
suatu hal yang akan dijadikan sebagai fokus
mendapatkan gambaran awal dari suatu
utama dalam penelitian. Dalam perumusan
permasalahan yang akan dibahas.
masalah ini difokuskan terhadap penjadwalan
perawat dengan memperhatikan skill level
3.2.Tinjauan Pustaka
dan kebutuhan day off perawat. Output dari
Tinjauan pustaka dilakukan untuk mencari
perumusan masalah ini untuk mendapatkan
informasi tentang metode-metode yang
solusi optimal dalam penjadwalan kerja
digunakan dalam memecahkan masalah-
perawat.
masalah yang ditemui dan bagaimana cara
pengolahan yang dilakukan. Kegiatan yang
3.5.Implementasi
dilakukan adalah mencari, membaca buku-
Untuk melakukan implementasi
buku referensi dan jurnal - jurnal yang
diperlukan data – data yang diperlukan.
berhubungan dengan metoda yang akan
Adapun data yang diperlukan dalam
digunakan, serta buku-buku yang lain yang
penelitian ini adalah data mengenai
akan digunakan dalam menyusun landasan
gambaran umum perusahaan, struktur
teori. Berdasarkan tinjauan pustaka ini dapat
organisasi, jam kerja perawat dalam satu
diputuskan hal-hal apa saja yang akan
Minggu, jumlah perawat yang harus ada di
dilakukan untuk memecahkan permasalahan
ruangan tempat penelitian.
dalam penjadwalan kerja perawat.
Data-data tersebut selanjutnya diolah dan
diiplementasikan sesuai dengan model
3.3.Identifikasi Masalah
penjadwalan yang terpilih. Model
Pada tahap ini dilakukan tahap
penjadwalan yang dipakai adalah model
identifikasi masalah yang merupakan tahapan
Murnianty.
untuk mengetahui masalah yang sebenarnya
3.6.Pembahasan Hasil
pada penjadwalan kerja perawat di RSI Ibnu
Setelah melakukan implementasi metoda Untuk mendapatkan hasil dilakukanlah
maka selanjutnya melakukan pembahasan pengolahan data.Pengolahan data merupakan
terhadap hasil yang telah diperoleh. suatu rangkaian yang sistematis dan saling
integritas, pengolahan data yang diolah
3.7.Penutup
adalah :
Hasil akhir yang diperoleh dari penelitian
ini (inti sari penelitian) dapat dilihat pada 1. Membuat jadwal usulan shift hari kerja
bagian penutup, dimana pada bagian ini juga dan libur.
terdapat kesimpulan terhadap pembahasan 2. Membuat formulasi model matematis.
yang dilakukan dan saran yang berguna bagi 3. Memasukan formulasi model matematis
rumah sakit. kedalam solver.
4. Menyesuaikan hasil akhir solver dengan
jadwal usulan.
5. Menghitung total jam kerja perawat
terhadap jadwal kondisi real.
6. Menghitung total jam kerja perawat
Setelah dilakukan pengolahan data
dilakukan analisa terhadap pengolahan data
yng telah dilakukan.

4.2.Analisa Penjadwalan Real

Penjadwalan real pada tiap ruangan di


RSI Ibnu Sina Padang disusun oleh kepala
ruangan. Jadwal penugasan yang telah
Gambar 1.Skema Metodologi Penelitian disusun oleh masing-masing kepala ruangan
di ruangan rawat shafa dan marwa secara
umum sudah cukup baik namun tidak adanya
4.HASIL DAN PEMBAHASAN metoda yang baku. Hal ini terlihat bahwa
alokasi perawat disetiap shift minimal 1
4.1. Pengolahan Data
orang. Namun secara keseluruhan
penjadwalan perawat yang ada belum
menemukan keseimbangan shift kerja yang Merupakan jumlah perawat dengan
didapatkan oleh tiap perawat. Hal ini dapat berbagai tingkat yang akan ditugaskan
kita lihat pada lampiran bahwa pada ada sesuai dengan jadwal yang diminta.
beberapa perawat yang mendapatkan shift Berdasarkan batasan masalah,aspek
pagi 7 kali berturut-turut. Demikian juga coverage diabaikan sehingga tidak
halnya pada hari libur yang tidak mempunyai diperlukannya analisa secara mendalam.
jumlah yang sama. Hal ini dapat
2. Quality
mempengaruhi kinerja perawat karena
Untuk aspek ini, penjadwalan usulan
ketidakmerataan tersebut.
lebih dapat memenuhi bila dibandingkan
4.3. Analisa Perbandingan Antara dengan penjadwalan real. Hal ini
Penjadwalan Real dengan dikarenakan penjadwalan usulan
Penjadwalan Usulan berdasarkan bobot preferensi hari libur
yang diinginkan oleh perawat tersebut
Dapat dilakukan 2 analisa terhadap
dan tetap mempertimbangkan
perbandingan antara penjadwalan real
kepentingan rumah sakit yakni
dengan penjadwalan usulan yaitu :
dijadwalkan cuma 1 perawat yang libur
1. Dengan memperhatikan aspek-aspek untuk setiap harinya.
penjadwalan perawat menurut Murnianty
3. Stability
(2007).
Penjadwalan usulan lebih stabil daripada
2. Perbandingan terhadap total jam kerja
penjadwalan real. Hal ini terlihat bahwa
antar perawat.
shift kerja lebih merata. Untuk satu
4.4Analisa Perbandingan Antara
periode kerja perawat mendapatkan 2
Penjadwalan Real dengan Penjadwalan
kali jatah shift pagi siang dan malam.
Usulan dengan Memperhatikan Aspek
Sedangkan untuk penjadwalan real,
Penjadwalan Murnianty
kadang-kadang dalam satu periode kerja
Dengan memperhatikan aspek-aspek terdapat 4-5 kali shift yang sama untuk
penjadwalan Murnianty (2007), maka perawat tertentu.
perbandingan antara penjadwalan real dan
4. Flexibility
penjadwalan usulan adalah sebagai berikut :
Untuk penjadwalan real aspek flexibility
1. Coverage dapat ditonjolkan. Penjadwalan berada
sepenuhnya ditangan kepala ruangan, 4.5 Analisa Perbandingan Antara
dan apabila salah satu perawat mendadak Penjadwalan Real dengan
mengalami halangan, kepala ruangan Penjadwalan Usulan dengan
bisa menugaskan perawat lain sesuai Memperhatikan Total Jam Kerja
dengan keinginannya. Sedangkan Antar Perawat
penjadwalan usulan, shift kerja perawat
Berdasarkan pengolahan data pada bab
telah diatur sesuai dengan hari libur yang
IV didapatkan perbedaan total yang cukup
diinginkan. Tapi hal ini bisa diatasi jika
mencolok pada penjadwalan real. Untuk
masing-masing perawat menonjolkan
perawat jaga di ruangan rawat shafa terdapat
profesionalismenya.
total jam kerja terkecil adalah 70 dan total
5. Fairness jam kerja terbesar adalah 100 jam.
Untuk aspek ini, penjadwalan usulan Sedangkan untuk perawat pembantu total jam
dapat lebih memenuhi karena jadwal kerja terbesar adalah 93 dan terkecil adalah
yang dihasilkan memberikan rasa 82. Pada ruangan rawat marwa total jam
keadilan yang sama bagi seluruh perawat kerja perawat jaga yang terbesar adalah 94
yang ditugaskan. Apabila dilihat dari jam sedangkan yang terkecil adalah 50.
total jam kerja tiap perawat, maka Sedangkan untuk perawat pembantu total jam
mempunyai total jam kerja yang hampir kerja terbesar adalah 93 dan terkecil adalah
sama apabila dibandingkan dengan 78. Hal ini diakibatkan karena tidak
jadwal kerja real. seimbang jadwal shift yang dibuat oleh pihak
manajemen RSI Ibnu Sina Padang. Pada
6. Cost
tabel 4.25 dan 4.26 dapat kita lihat bahwa
Merupakan jumlah resource yang
untuk satu perawat, bahkan ada yang
dikonsumsi untuk penyusunan maupun
mendapatkan shift malam 3 kali berturut
operasional penjadwalan Aspek cost tidak
pada satu periode atau mendapatkan jadwal
diperhitungkan sesuai dengan batasan
shift pagi dalam satu periode kerjanya.
masalah.
Untuk penjadwalan usulan, tidak
Berdasarkan analisa terhadap 6 aspek
didapatkan perbedaan waktu kerja karena
penjadwalan perawat tersebut, yang telah
jadwal untuk pembagian shift sudah disusun
dapat dipenuhi dari penjadwalan usulan
yakni setiap perawat dijadwalkan untuk
adalah 4 aspek yaitu, aspek 2,3,4 dan 5.
mendapatkan 2 hari shift pagi, 2 hari shift perawat pada ruangan rawat shafa dan
siang dan 2 hari shift malam dan 1 hari libur. marwa RSI Ibnu Sina Padang kurang baik.
Hal ini dikarenakan jadwal real disusun
5. Kesimpulan
tanpa memperhatikan keseimbangan shift
Berdasarkan hasil penelitian yang untuk setiap perawat. Dengan demikian
dilakukan terhadap penjadwalan perawat total waktu kerja untuk setiap perawat
pada ruangan rawat shafa dan marwa di RSI akan berbeda-beda bahkan terjadinya
Ibnu Sina Padang dapat ditarik kesimpulan perbedaan waktu kerja yang sangat
sebagai berikut : mencolok.
1. Berdasarkan jadwal usulan dan maksimasi
terhadap preferensi request hari libur 6.Daftar Pustaka
untuk setiap didapatkan penjadwalan shift Bard, Jonathan F, Purnomo, Hadi W,
yang telah seimbang. Penjadwalan yang Preference Scheduling For Nurses
dilakukan juga mempertimbangkan Using Column Generation , European
terhadap skill level perawat sehingga Journal of Operation Research 164
dalam setiap shift terdapat skill level yang (2005) 510 – 534.
berbeda. Untuk setiap perawat
Murnianty, Eksi dan Pujawan, I Nyoman,
dijadwalkan untuk mendapatkan 2 shift
Penjadwalan Kerja Perawat Dengan
pagi, 2 shift siang dan 2 shift malam dan 2
Memperhitungkan Skill Level Dan
hari libur untuk setiap satu periode kerja
Kebutuhan Day Off“, Prosiding
2. Berdasarkan jadwal usulan yang telah
Seminar Nasional Manajemen
seimbang untuk setiap shiftnya didapatkan
Teknologi V (2007) A-11-1 .
tidak adanya perbedaan total waktu kerja
yang terlalu signifikan antar perawat. Oktopina (2003), Penjadwalan Tenaga
3. Berdasarkan jadwal usulan, hanya 4 aspek Paramedis Perawat Instalasi Rawat
penjadwalan perawat yang dapat dipenuhi Inap Anak di RSUD Dr. Soetomo,
yaitu quality, stability, flexibility dan Universitas Kristen Petra, Surabaya.
fairness.
Praptianingsih, Sri (2006), Kedudukan
4. Berdasarkan hasil pengolahan data dan
Hukum Perawat Dalam Upaya
analisis yang dilakukan, maka dapat
Pelayanan Kesehatan di Rumah
dikatakan bahwa kondisi penjadwalan
Sakit, Raja Grafindo Persada, Jakarta
.

Taha, Hamdy A (1997), Riset Operasi Suatu


Pengantar Jilid 1 , Binapura Aksara,
Jakarta.

Вам также может понравиться