Вы находитесь на странице: 1из 13

PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR, INDEPENDENSI, SKEPTISME

PROFESIONAL DAN TIPE KEPRIBADIAN TERHADAP KEMAMPUAN


AUDITOR DALAM MENDETEKSI KECURANGAN
(Studi Empiris Pada KAP Di Wilayah Pekanbaru, Padang dan Batam)

Oleh :
Arbaiti
Pembimbing : Alfiati Silfi dan Al Azhar L

Faculty of Economics and Business, Riau University, Pekanbaru, Indonesia


Email: arbaitynursya17@gmail.com

The Influence Of Auditor Experience, Independency, Professional Scepticism, and


Types Of Personality On Fraud Detection Ability Of Auditor
(Empirical Studies On Public Accountant Firm In Pekanbaru, Medan, and Batam)

ABSTRACT

The research aims to determine the effect of experience auditor,


Independency, Professional Skepticism, types of personality to fraud detection
ability of auditor (empirical studies on publik accounting firm in Pekanbaru,
Padang, and Batam). The methods used in this research was multiple linear
regression. Testing the validity and reliability questionnaire in this study using
SPSS (Statistical Product and Service Soluction). The sampling methods used was
convenience sampling which counted 20 in 2018. Respondents used in this study
were partners, managers,supervisors, senior and junior auditors. Data collected
by distributing questionnairs to 105 auditor working in 20 public accounting firm,
but only 70 questionnaires were returned and can be processed. The results of the
hypothesis test showed that experience auditor, independency, professional
skepticism and types of personality has an effect on fraud detection ability of
auditor with 0,004, 0,002, 0,046 and 0,012 significance.

Keywords : Experience Auditor, Independency, Professional Skepticism, types of


personality and Fraud Detection Ability Of Auditor.

PENDAHULUAN dan teknologi bukan hanya


berdampak positif bagi perusahaan-
Kecurangan (fraud) adalah perusahaan go publik namun juga
perbuatan atau tindakan yang menjadi batu sandungan untuk
disengaja menggunakan sumber daya melakukan kecurangan dan
organisasi/perusahaan secara tidak mendapatkan keuntungan secara
wajar untuk mendapatkan instan.
keuntungan pribadi sehingga Menurut Wardhani (2014)
merugikan pihak Masalah kecurangan dapat diatasi
organisasi/perusahaan yang dengan menerapkan prinsip yang
bersangkutan atau pihak lain. Pada telah ditetapkan perusahaan,
saat ini perkembangan perekonomian misalnya kejujuran dan keterbukaan.
JOM FEB, Volume 1 Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 1
Kejujuran dan keterbukaan satu sama dan MFS Premium Income Fraud
lain merupakan suatu hal yang (2009).
penting untuk diterapkan dalam Berdasarkan kasus tersebut
mempertahankan perusahaan. Dua dapat disimpulkan bahwa kegagalan
faktor penting ini merupakan kunci dalam mendeteksi kecurangan dapat
untuk membina hubungan baik berdampak buruk terhadap
antarkaryawan. Keterbukaan terjadi perusahaan dan pihak auditor
karena adanya suatu komunikasi independen. Dampak buruk tersebut
yang baik antarsesama karyawan, dapat berupa kerugian finansial,
manajer puncak kepada bawahan, menurunnya tingkat kepercayaan,
ataupun sebaliknya. Seharusnya dan ancaman terhadap perusahaan
pemimpin perusahaan dapat memberi dan kantor akuntan publik. Namun
contoh pada karyawannya untuk yang menjadi permasalahannya,
membina dan menjaga hubungan auditor mempunyai keterbatasan
baik supaya menghasilkan suatu dalam kemampuannya mendeteksi
kekompakan dan kerjasama yang kecurangan yang akan berakibat pada
baik bagi pihak internal perusahaan. kegagalan audit (Anggriawan, 2014).
Banyak hal penting yang harus Keterbatasan ini dapat dipengaruhi
diterapkan sejak awal perusahaan oleh beberapa faktor seperti
dirintis agar para karyawan dapat pengalaman auditor, independensi,
terbiasa untuk menerapkan hal-hal skeptisme profesional dan tipe
tersebut. kepribadian yang dimiliki auditor.
Kasus Enron Corp pada Permasalahan keterbatasan
akhir 2001 merupakan kasus tersebut menjadi suatu tantangan
manipulasi akuntansi yang bagi auditor. Bahwa tidak semua
memberikan dampak yang luar biasa auditor mampu menemukan
besar pada perekonomian dunia saat kecurangan ataupun pernah
itu, dengan melibatkan kantor menangani kasus kecurangan dalam
akuntan publik ternama yaitu Arthur proses pemeriksaan auditnya
Anderson yang merupakan big four. (Anggriawan, 2014). Sehingga
Dan masih terdapat beberapa skandal kurangnya pengalaman yang dimiliki
keuangan yang terjadi pada KAP big auditor juga akan berdampak buruk
four diantaranya berdampak pada dalam menemukan salah saji untuk
pasar modal seperti, PT. Easman mendeteksi kecurangan.
Cristensen (2001), PT. Kimia Farma Raya (2016) menyatakan
Tbk. (2002), PT. Muzantek Jaya bahwa hubungan antara independensi
(2004), PT. Myoh Technology Tbk. auditor terhadap tanggung jawab
(2001-2005), dan masih banyak auditor dalam mendeteksi
lainnya. Sedangkan untuk di kecurangan ditinjau dari aspek-aspek
kecurangan yang terjadi diluar negeri independensi yang berupa kejujuran
terjadi pada perusahaan-perusahaan dalam diri auditor dalam
besar seperti, Parmalat (2003), mempertimbangkan berbagai fakta
Adhelphia Communications Corp. yang ditemui dalam auditnya.
(2005), Tyco (2007), Navistar Seorang auditor harus
Financial Corp. (2008), Metropolitan mengungkapkan tentang temuan apa
Mortgage & Securities Co. (2008), yang didapat dari laporan keuangan
yang disusun oleh suatu perusahaan
JOM FEB, Volume 1 Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 2
atau organisasi, apakah benar terjadi Thinking (NT) cenderung skeptis dan
kesalahan sesuai dengan temuan atau sangat logis. Berdasarkan ciri-ciri
fakta yang ada. tersebut, diduga orang yang memiliki
Salah satu penyebab tipe kepribadian kombinasi dari
kegagalan auditor dalam mendeteksi Sensing-Thinking (ST) dan
kecurangan yaitu karena rendahnya Intuitive-Thinking (NT) adalah
skeptisme profesional yang dimiliki orang yang skeptis. Sedangkan
auditor. Auditor akan dengan mudah kombinasi dari Sensing (S) -
percaya atas informasi yang Intuitive (N) (bagaimana seseorang
diberikan klien tanpa adanya bukti mengolah informasi) dengan
pendukung yang memperkuat asersi Thinking (T) – Felling (F)
manajemen. Auditor yang memiliki (bagaimana seseorang mengambil
sikap skeptis yang tinggi akan keputusan) menunjukkan fungsi
mampu memutuskan sejauh mana mental dan minat karir seseorang.
tingkat keyakinan serta keakuratan Berdasarkan uraian latar
dari bukti-bukti audit dan informasi belakang sebelumnya, maka peneliti
manajemen. Tanpa sikap skeptis, akan mengemukakan permasalahan
auditor akan gagal dalam mendeteksi yang dijadikan sebagai dasar
salah saji akibat kecurangan. Karena penelitian, yaitu:
pada dasarnya kecurangan 1) Apakah pengalaman auditor
merupakan tindakan yang sengaja berpengaruh terhadap kemampuan
disembunyikan oleh manajemen dan auditor dalam mendeteksi
pada umumnya dilakukan oleh pihak kecurangan? 2) Apakah independensi
perusahaan yang dipercayai oleh berpengaruh terhadap kemampuan
seluruh anggota perusahaan auditor dalam mendeteksi
(Noviyanti, 2008). kecurangan? 3) Apakah skeptisme
Dalam penelitian Noviyanti profesional berpengaruh terhadap
(2008) menunujukkan bahwa kemampuan auditor dalam
seseorang dengan tipe Sensing- mendeteksi kecurangan? 4) Apakah
Thinking (ST) mempersepsikan tipe kepribadian berpengaruh
informasi sesuai dengan apa yang terhadap kemampuan auditor dalam
ditangkap oleh panca inderanya. mendeteksi kecurangan?
Sensing-Thinking (ST) mengambil Sesuai dengan permasalahan
keputusan berdasarkan fakta yang di atas, maka tujuan dari penelitian
diperolehnya dengan menggunakan ini yaitu: 1) Untuk menguji pengaruh
analisis yang logis, dari sebab ke pengalaman auditor terhadap
akibat, dari premis ke kesimpulan. kemampuan auditor dalam
Sensing-Thinking (ST) cenderung mendeteksi kecurangan 2) Untuk
merupakan orang yang praktis dan menguji pengaruh independensi
tidak berbelit-belit. Sedangkan terhadap kemampuan auditor dalam
Intuitive-Thinking (NT) mendeteksi kecurangan 3) Untuk
mempersepsikan informasi menguji pengaruh skeptisme
berdasarkan kemungkinan- profesional terhadap kemampuan
kemungkinan yang terjadi dan auditor dalam mendeteksi
mempertimbangkannya secara kecurangan
teoritis dan ilmiah dalam 4) Untuk menguji pengaruh tipe
pengambilan keputusan. Intuitive- kepribadian terhadap kemampuan
JOM FEB, Volume 1 Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 3
auditor dalam mendeteksi auditor maka akan dapat menambah
kecurangan dan memperluas pengetahuan auditor
dibidang akuntansi dan dibidang
TINJAUAN PUSTAKA auditing.

a. Kemampuan Auditor Dalam c. Independensi


Mendeteksi Kecurangan Menurut SPKN (2017)
Menurut fatimah (2016) menjelaskan bahwa independensi
Mendeteksi kecurangan merupakan adalah suatu sikap dan tindakan
suatu proses untuk dapat menemukan dalam melaksanakan pemeriksaan
atau mengungkapkan tindakan untuk tidak memihak dan dipandang
menyimpang yang dilakukan secara tidak memihak kepada siapapun,
disengaja dan berakibat pada serta tidak dipengaruhi dan
kesalahan saji suatu laporan dipandang tidak dipengaruhi oleh
keuangan. Tidak semua auditor dapat siapapun.
mendeteksi dan menemukan Oleh karena itu, disamping
kecurangan (fraud). Karena pada auditor harus benar-benar
umumnya bukti adanya kecurangan independen, ia masih juga harus
hanya dapat diketahui melalui tanda, menimbulkan persepsi di kalangan
gejala atau sinyal dari tindakan yang masyarakat bahwa ia benar-benar
diduga menimbulkan adanya independen. Auditor harus dapat
kecurangan tersebut. mengumpulkan setiap informasi
Koroy (2008) yang dibutuhkan dalam pengambilan
menyebutkan bahwa ada beberapa keputusan audit dimana hal tersebut
faktor yang menyebabkan auditor harus didukung dengan sikap
gagal dalam mendeteksi kecurangan independen. Jadi kesimpulannya
(fraud), diantaranya adalah sebagai semakin tinggi independensi seorang
berikut : auditor maka kualitas audit yang
a) Karakteristik terjadinya diberikannya semakin baik
kecurangan (fraud). (Rumengan dan Rahayu, 2014).
b) Standar pengauditan mengenai
pendeteksian kecurangan. d. Skeptisme Profesional
Skeptisme Profesional
b. Pengalaman Auditor (professional skepticism) adalah
Kusumastuti (2008:56) tingkah laku yang melibatkan sikap
menyatakan bahwa pengalaman yang selalu mempertanyakan dan
adalah keseluruhan perjalanan yang penentuan kritis bukti audit. Auditor
dipetik oleh seseorang dari peristiwa- tidak boleh mengasumsikan bahwa
peristiwa yang dialami dalam manajemen jujur atau tidak jujur
perjalanan hidupnya. Pengalaman (Islahuzzaman, 2012:429).
berdasarkan lama bekerja merupakan Noviyanti (2008) menyatakan
pengalaman auditor yang dihitung kepercayaan, penaksiran risiko
berdasarkan suatu waktu atau tahun kecurangan dan karakteristik
sehingga auditor yang telah lama personal mempengaruhi skeptisme
bekerja sebagai auditor dapat profesional. Kepercayaan auditor
dikatakan berpengalaman, karena terhadap klien, manajemen dan staf
semakin lama bekerja menjadi klien menunjukkan bagaimana
JOM FEB, Volume 1 Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 4
interaksi sosial auditor dengan klien, H1 : Diduga pengalaman auditor
sedangkan penaksiran risiko berpengaruh terhadap kemampuan
kecurangan merupakan faktor auditor dalam mendeteksi
psikologikal yang diberikan oleh kecurangan.
atasan auditor (auditor in charge) H2 : Diduga independensi
pada auditor sebagai motivasi dalam berpengaruh terhadap kemampuan
melakukan audit di lapangan. auditor dalam mendeteksi
Penaksiran risiko kecurangan yang kecurangan.
tinggi diharapkan dapat memotivasi H3 : Diduga skeptisme profesional
auditor agar auditor bersikap skeptis berpengaruh terhadap kemampuan
auditor dalam mendeteksi
pada bukti audit yang diperiksanya.
kecurangan.
Faktor genetik seperti tipe
H4 : Diduga tipe kepribadian
kepribadian akan menciptakan berpengaruh terhadap kemampuan
predisposisi pada pengembangan auditor dalam mendeteksi
sikap tertentu. Contohnya, faktor kecurangan.
genetik akan mempengaruhi tingkat
agresivitas seseorang yang pada Gambar 1
akhirnya akan mempengaruhi Kerangka Model Penelitian
pembentukan sikap terhadap orang,
pekerjaan dan kerjasama. Pengalaman
Auditor
Kemampuan
e. Tipe Kepribadian Auditor
Robbins dan Judge (2015:81) Independensi
Dalam
menyatakan bahwa definisi Mendeteksi
Skeptisme
kepribadian menurut Gordon Allport Profesional
Kecurangan
tahun 70 menganggap kepribadian
sebagai jumlah total cara-cara Tipe Kepribadian
seorang individu beraksi atas dan
berinteraksi dengan orang lain. Sumber : Data Olahan, 2018
Perbedaan tipe kepribadian
manusia menjadi acuan seorang METODE PENELITIAN
auditor untuk mendeteksi kecurangan
yang ada didalam Populasi dalam penelitian ini
organisasi/perusahaan. Auditor yang adalah auditor yang bekerja pada
mampu mendeteksi kecurangan Kantor Akuntan Publik yang berada
merupakan seseorang yang memiliki di Wilayah Pekanbaru, Padang dan
tipe kepribadian yang memiliki cara Batam.
berpikir, berperasaan, dan bertindak Metode pengambilan sampel
yang baik dalam menemukan yang digunakan adalah convenience
kecurangan. sampling, yang berarti unit sampel
yang ditarik mudah dihubungi, tidak
Kerangka Pemikiran dan menyusahkan, mudah untuk
Pengembangan Hipotesis mengukur, dan bersifat kooperatif.
Berikut ini kerangka pemikiran dan Dengan kriteria sampel sebagai
pengembangan hipotesis yang berikut: 1) Berusia minimal 21 tahun;
terdapat dalam penelitian ini 2) Masa kerja miniman 1 tahun; 3)
Pendidikan terakhir minimal S1.
JOM FEB, Volume 1 Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 5
Jenis data dalam penelitian ini 3. Skeptisme Profesional
adalah data kuantitatif. Data (professional skepticism) adalah
kuantitatif adalah data yang tingkah laku yang melibatkan
berbentuk angka atau data kualitatif sikap yang selalu
yang diangkakan/scoring (Sugiyono, mempertanyakan dan penentuan
2015:28). Sumber data yang dipakai kritis bukti audit. Auditor tidak
dalam penelitian ini adalah data boleh mengasumsikan bahwa
primer. Data primer meliputi manajemen jujur atau tidak jujur
identitas responden dan juga (Islahuzzaman, 2012:429).
jawaban-jawaban yang telah 4. Robbins dan Judge (2015:81)
diberikan terhadap kuesioner yang menyatakan bahwa definisi
disebarkan langsung kepada kepribadian menurut Gordon
responden. Allport tahun 70 menganggap
Teknik pengumpulan data dalam kepribadian sebagai jumlah total
penelitian ini dilakukan dengan cara-cara seorang individu beraksi
metode survey yang menggunakan atas dan berinteraksi dengan
instrumen angket atau kuesioner. orang lain.
Pengalaman Audit (X1),
Definisi Operasional Variabel dan Independensi (X2), Skeptisme
Profesional (X3), Tipe Kepribadian
Pengukuran Variabel
(X4) dan Kemampuan Auditor
Adapaun definisi-definisi
Dalam Mendeteksi Kecurangan (Y)
operasional variabel dalam penelitian diukur menggunakan skala likert 5
ini adalah: poin yaitu untuk pertanyaan positif
1. Pengalaman merupakan proses “STS (Sangat Tidak Setuju)” diberi
yang dijalani individu di masa lalu skor 1”, “TS (Tidak Setuju)” diberi
pada suatu pekerjaan tertentu skor 2, “N (Netral)” diberi skor 3, “S
yang membuat individu tersebut (Setuju)” diberi skor 4, dan “SS
lebih memahami pekerjaan dan (Sangat Setuju)” diberi skor 5. Untuk
keterampilannya secara pernyataan negatif maka skor dibalik
mendalam. Pengalaman dalam dengan asumsi jawaban menjadi
penelitian ini adalah sejauh mana “STS (Sangat Tidak Setuju)” diberi
jam terbang auditor dalam skor 5”, “TS (Tidak Setuju)” diberi
melaksanakan tugas auditnya skor 4, “N (Netral)” diberi skor 3, “S
yang diduga dapat mempengaruhi (Setuju) diberi skor 2, dan “SS
kemampuan auditor dalam (Sangat Setuju)” diberi skor 1.
mendeteksi kecurangan (Fatimah,
2016). Metode Analisis Data
2. Independensi adalah sikap tidak a. Statistik Deskriptif
memihak kepada siapapun atau Statistik Deskriptif adalah
tidak dipengaruhi oleh siapupun statistik yang digunakan untuk
dan tidak bisa diukur secara menganalisis data dengan cara
sistematika. Independensi juga mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah
diartikan bebas dari pengaruh,
terkumpul sebagaimana adanya tanpa
tidak dikendalikan oleh pihak lain,
bermaksud membuat kesimpulan
tidak tergantung pada pihak lain yang berlaku untuk umum atau
(Islahuzzaman, 2012:179). generalisasi (Sugiyono 2015:238-
239).
JOM FEB, Volume 1 Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 6
b. Uji Kualitas Data variabel dependen dengan beberapa
a) Uji Validitas variabel independen. Model ini
Jika hasil kolerasi antar digunakan untuk mengetahui
variabel akan dibandingkan dengan pengaruh variabel pengalaman
range kolerasi -1,0, dan +1 pada auditor (X1), independensi (X2),
tingkat signifikan 0,05. Apabila r skeptisme profesional (X3) dan tipe
hitung mendekati angka 1, maka kepribadian (X4) terhadap
instrument tersebut valid (Ghozali, kemampuan mendeteksi kecurangan
2005). (Y).
b) Uji Reliabilitas
Dengan bantuan program a) Uji Signifikansi Secara
SPSS dapat memberikan fasilitas Parsial (Uji-t)
untuk mengukur uji reliabilitas Pengujian ini digunakan
dengan uji statistik cronbach alpha untuk mengetahui seberapa pengaruh
(α). Suatu konstruk atau variabel variabel independen secara parsial
dikatakan reliable jika memberikan (individu) dapat menjelaskan variasi
nilai cronbach alpha > 0, 60 variabel dependen. Hasil pengujian
(Ghozali, 2005). ini dapat dilihat pada nilai
Unstandardized Coefficients B dan
c. Uji Asumsi Klasik nilai signifikansi. Jika nilai
a) Uji Normalitas signifikansi < 0,05 maka variabel
Uji normalitas data adalah independen berpengaruh terhadap
untuk menguji apakah sebuah model variabel dependen (Ghozali, 2005).
regresi, variabel dependen dan
independen mempunyai distribusi b) Uji Koefisien Determinasi
yang normal atau tidak (Ghozali, Koefisien determinasi pada
2005). intinya mengukur seberapa jauh
b) Uji Multikolinearitas kemampuan model dalam
Uji Multikolinearitas adalah menerangkan variasi variabel
pengujian yang bertujuan menguji independen. Koefisien determinasi
apakah pada model regresi dalam penelitian ini diukur dengan
ditemukan adanya korelasi antar menggunakan nilai Adjusted R2.
variabel independen (bebas) Karena variabel independen dalam
(Ghozali, 2005). penelitian ini berjumlah lebih dari
c) Uji Heteroskedastisitas satu (Ghozali, 2005).
Uji Heteroskedastisitas
dimaksudkan untuk menguji apakah HASIL PENELITIAN DAN
dalam sebuah model regresi terjadi PEMBAHASAN
ketidaksamaan varians dan residual
suatu pengamatan kepengamatan Hasil Statistik Deskriftif
lainnya (Ghozali, 2005).
Tabel 1
d. Uji Hipotesis Statistik Deskriptif
Model analisis data dalam Descriptive Statistics
Var N Min Ma Mean Std.
penelitian ini menggunakan regresi x Deviation
linear berganda, yang digunakan X1 70 22 55 42,56 5,661
X2 70 41 80 61,14 8,185
untuk mengetahi pengaruh antara X3 70 20 40 31,23 5,184
X4 70 20 40 35,93 6,298

JOM FEB, Volume 1 Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 7


Y 70 34 60 46,49 5,513
Valid N 70
(listwise)

Sumber : Data Olahan, 2018

Berdasarkan data pada tabel 1,


dapat dilihat bahwa nilai rata-rata
(mean) dari variabel pengalaman
audit adalah 42,56 dengan nilai Sumber : Data Olahan, 2018
standar deviasi sebesar 5,661.
Variabel independensi Dengan melihat tampilan
menghasilkan nilai rata-rata (mean) gambar diatas dapat disimpulkan
sebesar 61,14 dengan nilai standar
bahwa grafik normal P-Plot terlihat
deviasi sebesar 8,185.
titik-titik menyebar disekitar garis
Variabel skeptisme profesional
diagonal. Oleh karena itu dapat
menghasilkan nilai rata-rata (mean)
diartikan bahwa model regresi
sebesar 31,32 dengan nilai standar
memenuhi asumsi normalitas. Grafik
deviasi sebesar 5,184.
tersebut menunjukkan bahwa model
Variabel skeptisme profesional
menghasilkan nilai rata-rata (mean) regresi layak dipakai karena
sebesar 31,32 dengan nilai standar memenuhi asumsi normalitas.
deviasi sebesar 5,184.
Variabel tipe kepribadian Hasil Uji Multikolinearitas
menghasilkan nilai rata-rata (mean) Tabel 2
sebesar 35.32 dengan nilai standar Uji Multikolinearitas
deviasi sebesar 6,298. Variabel Penelitian Kolineariti Statistik
Selanjutnya, variabel Nilai Nilai
Tolerace VIF
kemampuan auditor dalam Pengalaman auditor ,271 3,685
mendeteksi kecurangan Independensi ,303 3,304
menghasilkan nilai rata-rata (mean) Skeptisme profesional ,627 1,595
Tipe kepribadin ,464 2,156
sebesar 46,49 dengan nilai standar
Sumber : Data Olahan, 2018
deviasi sebesar 5,513.
Hasil regresi yang dilakukan
Hasil Uji Kualitas Data
pada tabel 2 di atas, menunjukkan
Hasil uji validitas dan uji
bahwa nilai VIF (Variance Inflation
reliabilitas untuk variabel
Pengalaman Audit (X1), Factor) variabel pengalaman audit,
independensi (X2) Skeptisme independensi, skeptisme profesional,
Profesional (X3), tipe kepribadian tipe kepribadian semuanya kurang
(X4), dan Kemampuan Auditor dari 10. Sedangkan nilai tolerance
Dalam Mendeteksi Kecurangan (Y) untuk variable pengalaman audit
sudah valid dan reliable. Berarti sebesar 0,271, independensi sebesar
variabel yang digunakan sudah dapat 0,303, skeptisme profesional sebesar
dipercaya dan konsisten. 0,627, tipe kepribadian sebesar
0,464. Hal ini dapat disimpulkan
Hasil Uji Normalitas bahwa dalam model regresi tidak
ditemukan adanya korelasi antar
Gambar 2 variabel bebas (independen).
Uji Normalitas
JOM FEB, Volume 1 Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 8
Hasil Uji Heteroskedastisitas mendeteksi kecurangan
a = Konstanta
β1-5 = Koefisien regresi
Gambar 3 X1 = Pengalaman auditor
Uji Heteroskedastisitas X2 = Independensi
X3 = Skeptisme profesional
X4 = tipe kepribadian
e = Standar error

Berdasarkan hasil persamaan


regresi berganda di atas, dapat
disimpulkan bahwa:

1. Koefisien regresi untuk variabel


pengalaman auditor sebesar 0,306
Sumber : Data Olahan, 2018 menyatakan bahwa setiap
Dari gambar 3 diatas terlihat peningkatan pengalaman auditor
bahwa titik-titik menyebar secara sebesar 1 satuan maka akan
acak. Tidak membentuk pola tertentu menaikkan kemampuan auditor
yang jelas, serta tersebar dan dalam mendeteksi kecurangan
dibawah angka nol pada sumbu Y. sebesar 0,306 dengan asumsi
Oleh karena itu dapat disimpulkan variabel lain tetap.
bahwa model regresi dalam 2. Koefisien regresi untuk variabel
penelitian ini bebas dari independensi sebesar 0,271
heteroskedastisitas. menyatakan bahwa setiap
peningkatan independensi sebesar
Hasil Uji Regresi Berganda 1 satuan maka akan menaikkan
kemampuan auditor dalam
Tabel 3 mendeteksi kecurangan sebesar
Uji Regresi Berganda 0,271 dengan asumsi variabel lain
Coefficientsa
Standardized
tetap.
Unstandardized
var. Coefficients Coefficients T Sig. 3. Koefisien regresi untuk variabel
B Std.Error Beta
Kons 6,685 2,230 2,998 ,004
red flags sebesar 0,137
X1 ,306 ,094 ,314 3,266 ,002 menyatakan bahwa setiap
X2 ,271 ,061 ,403 4,424 ,000
X3 ,137 ,067 ,128 2,030 ,046 peningkatan red flags sebesar 1
X$ ,165 ,064 ,189 2,570 ,012 satuan maka akan menaikkan
a. Dependent Variable: Kemampuan Mendeteksi Kecurangan kemampuan mendeteksi
Sumber : Data Olahan, 2018 kecurangan sebesar 0,137 dengan
Berikut persamaan dari hasil asumsi variabel lain tetap.
pengujian data menggunakan uji 4. Koefisien regresi untuk variabel
regresi berganda: tekanan anggaran waktu sebesar
0,165 menyatakan bahwa setiap
Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e peningkatan tekanan anggaran
waktu sebesar 1 satuan maka akan
Y = 6,685+ 0,306X1+ 0,271X2 + 0,137X3 + menurunkan kemampuan
0,165X4 + e mendeteksi kecurangan sebesar
Keterangan:
0,165 dengan asumsi variabel lain
Y = Kemampuan dalam auditor tetap.

JOM FEB, Volume 1 Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 9


Hasil Uji Hipotesis (Uji t) pengetahuan, keahlian dan
kemampuannya dalam mendeteksi
Tabel 5 kecurangan dibandingkan dengan
Uji t auditor yang kurang memiliki
Variabe Independen thitung Sig. pengalaman. Sehingga semakin
Pengalaman Auditor (X1) 3,266 0.002 berpengalaman, maka kemampuan
Independensi (X2) 4,424 0,000
Skeptisme Profesional
seorang auditor akan semakin baik
2,030 0,046 atau tinggi dalam mendeteksi
(X3)
Tipe Kepribadian (X4) 2,570 0,012 kecurangan.
Sumber : Data Olahan, 2018
Hasil dan Pembahasan Pengujian
Nilai ttabel pada penelitian ini adalah Hipotesis 2
1,997. Uji t dalam penelitian ini Dari hasil hipotesis kedua dapat
menggunakan kriteria sebagai diketahui bahwa nilai t hitung
berikut: Independensi (X2) sebesar 4,424
1. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka dengan signifikansi 0,000. Sementara
variabel independen berpengaruh nilai ttabel adalah 1,997. Dengan
terhadap variabel dependen demikian diketahui bahwa t hitung
Sehingga Ho diterima dan Ha (4,424) > ttabel (1,997) dan Sig
ditolak. (0,000) < 0,05. Sehingga dapat
2. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka dikatakan H02 ditolak dan Ha2
variabel independen tidak diterima. Hal ini menunjukkan
berpengaruh terhadap variabel bahwa Independensi (X2)
dependen Sehingga Ho diterima berpengaruh terhadap kemampuan
dan Ha ditolak. mendeteksi kecurangan (Y).
Hasil penelitian ini
Hasil dan Pembahasan Pengujian mengindikasikan bahwa auditor yang
Hipotesis 1 memiliki sikap independensi tinggi
Dari hasil hipotesis pertama akan lebih dapat mendeteksi
dapat diketahui bahwa nilai thitung kecurangan dan sebaliknya jika
pengalaman auditor (X1) sebesar seorang auditor yang memiliki sikap
3,266 dengan signifikansi 0,002. independensi yang rendah akan
Sementara nilai ttabel adalah 1,997. kurang dapat mendeteksi
Dengan demikian diketahui bahwa kecurangan.
thitung (3,266) > ttabel (1,997) dan Sig
(0,002) < 0,05. Sehingga dapat Hasil dan Pembahasan Pengujian
dikatakan H01 ditolak dan Ha1 Hipotesis 3
diterima. Hal ini menunjukkan Dari hasil hipotesis ketiga dapat
bahwa Pengalaman Auditor (X1) diketahui bahwa nilai t hitung
berpengaruh terhadap kemampuan Skeptisme Profesional (X3) sebesar
mendeteksi kecurangan (Y). 2,030 dengan signifikansi 0,046.
Hasil penelitian ini Sementara nilai t tabel adalah 1,997.
mengindikasikan bahwa Seorang Dengan demikian diketahui bahwa
auditor yang memiliki banyak thitung (2,030) > ttabel (1,997) dan Sig
pengalaman terutama dalam kegiatan (0,046) < 0,05. Sehingga dapat
auditnya mempunyai lebih banyak dikatakan H03 ditolak dan Ha3
hal yang dapat meningkatkan diterima. Hal ini menunjukkan
JOM FEB, Volume 1 Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 10
bahwa Skeptisme Profesional (X3) R
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durb
in-
Mod R
berpengaruh terhadap kemampuan Square Wats
on
mendeteksi kecurangan (Y). 1
,915a ,837 ,827 2,293 2,04
3
Hasil penelitian ini a. Predictors: (Constant), Tipe Kepribadian, Skeptisme
mengindikasikan bahwa skeptisme Profesional, Independensi, Pengalaman Auditor
b. Dependent Variable: Kemampuan Mendeteksi
profesional akan mengarahkan untuk Kecurangan
menanyakan setiap bukti audit dan Sumber : Data Olahan, 2018
isyarat yang menunjukkan
kemungkinan terjadinya kecurangan Dari Tabel 5 di atas
(fraud) dan mampu meningkatkan menunjukkan bahwa nilai Adjusted
auditor dalam mendeteksi setiap R2 sebesar 0,837 atau 83,7%. Hal ini
gejala kecurangan yang timbul. menunjukkan bahwa kemampuan
Sehingga semakin tinggi skeptisisme menjelaskan dari variabel
profesional yang dimiliki auditor, independen yaitu Pengalaman
maka akan semakin tinggi Auditor, Independensi, Skeptisisme
kemampuan auditor dalam Profesional dan Tipe Kepribadian
mendeteksi kecurangan. terhadap kemampuan auditor
mendeteksi kecurangan adalah
Hasil dan Pembahasan Pengujian sebesar 83,7% Sedangkan sisanya
Hipotesis 4 0,163 atau 16,3% dijelaskan oleh
Dari hasil hipotesis keempat variabel lain yang tidak dimasukkan
dapat diketahui bahwa nilai t hitung dalam model penelitian ini.
Tipe Kepribadian (X4) sebesar 2,570
dengan signifikansi 0,012. Sementara SIMPULAN, KETERBATASAN
nilai ttabel adalah 1,997. Dengan DAN SARAN
demikian diketahui bahwa t hitung
(2,570) > ttabel (1,997) dan Sig Simpulan
(0,012) < 0,05. Sehingga dapat Simpulan yang dapat diambil
dikatakan H04 ditolak dan Ha4 dari penelitian ini adalah sebgai
diterima. Hal ini menunjukkan berikut:
bahwa Tipe Kepribadian (X4) 1. Hasil pengujian hipotesis
berpengaruh terhadap kemampuan pertama membuktikan bahwa
mendeteksi kecurangan (Y). variabel pengalaman auditor
Hasil penelitian ini (X1) berpengaruh terhadap
mengindikasikan bahwa auditor kemampuan auditor dalam
dengan tipe kepribadian kombinasi mendeteksi kecurangan.
ST dan NT memiliki skeptisme 2. Hasil pengujian hipotesis kedua
profesional yang lebih tinggi membuktikan bahwa variabel
dibandingkan dengan auditor dengan independensi (X2) berpengaruh
tipe kepribadian kombinasi lainnya. terhadap kemampuan auditor
dalam mendeteksi kecurangan.
Hasil Uji Koefisien Determinasi 3. Hasil pengujian hipotesis ketiga
membuktikan bahwa variabel
Tabel 5 skeptisme profesional (X3)
Hasil Uji Koefisien Determinasi berpengaru terhadap
(R2) kemampuan auditor dalam
Model Summaryb mendeteksi kecurangan.

JOM FEB, Volume 1 Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 11


4. Hasil pengujian hipotesis penelitian selanjutnya
keempat membuktikan bahwa diharapkan dapat menambah
variabel tipe kepribadian (X4) variabel lain seperti red flags
berpengaruh terhadap dan lainnya.
kemampuan auditor dalam
mendeteksi kecurangan. Saran
Saran yang dapat diajukan
Keterbatasan penulis dalam penelitian ini adalah :
Penelitian ini memiliki beberapa 1. Memperluas wilayah sampel
keterbatasan, antara lain sebagai penelitian agar dapat
berikut: digeneralisasikan yakni tidak
1. Penelitian ini hanya hanya auditor yang bekerja pada
menggunakan sampel auditor KAP di Pekanbaru, Padang dan
ekternal yang bekerja di Kantor Batam saja, tetapi bisa
Akuntan Publik wilayah menambah sampel auditor yang
Pekanbaru, Padang dan Batam bekerja di KAP Bandar
dan hanya terdiri dari 20 Kantor Lampung Bengkulu, dan Banda
Akuntan Publik saja. Sehingga Aceh.
hanya mewakili tingkat 2. Menambah jumlah sampel
kemampuan auditor dalam penelitian sehingga data yang
mendeteksi kecurangan di diolah lebih akurat.
wilayah Pekanbaru, Padang dan 3. Menggunakan teknik
Batam. pengambilan sampel lain seperti
2. Sampel penelitian ini terbatas purposive sampling, sehingga
baik dari segi jumlah maupun data yang dihasilkan lebih akurat
area. Selain itu, dalam dan dapat digunakan untuk
pembagian kuisioner terdapat menguji kemampuan auditor
perbedaan ukuran kantor dalam mendeteksi kecurangan.
akuntan publik dan perbedaan 4. Penelitian selanjutnya
pengalaman. Sehingga dapat diharapkan dapat menaambah
menyebabkan perbedaan sikap variabel moderasi yang dapat
skeptisisme profesional maupun memperkuat atau memperlemah
tipe kepribadian pada setiap variabel independen terhadap
auditor. variabel dependen (kemampuan
3. Teknik pengambilan sampel auditor mendeteksi kecurangan.
penelitian ini hanya
menggunakan convenience DAFTAR PUSTAKA
sampling sehingga tingkat
keakuratan data rendah. Anggriawan, Eko Ferry. 2014.
4. Pada penelitian ini variabel yang Pengaruh Pengalaman
mempengaruhi kemampuan Kerja, Skeptisme
auditor dalam mendeteksi Profesional dan Tekanan
kecurangan hanya terbatas pada Waktu Terhadap
variabel pengalaman auditor, Kemampuan Auditor
independensi, skeptisisme dalam Mendeteksi Fraud.
profesional dan tipe kepribadian Jurnal Nominal / Volume
saja. Oleh karena itu untuk III,Nomor 2 / Tahun 2014.
JOM FEB, Volume 1 Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 12
Fatimah, Isti. 2016. Pengaruh Jurnal Akuntansi dan
Pengalaman Auditor, Keuangan Indonesia,
Independensi, Tekanan Vol.5, No.1, 102-125.
Waktu, Dan Skeptisisme
Profesional Auditor Raya, Catrine Inge. 2016. Pengaruh
Terhadap Kemampuan Independensi Dan
Auditor Dalam Skeptisisme Profesional
Mendeteksi Kecurangan Auditor Terhadap
(Fraud) (Studi Empiris Pendeteksian Kecurangan
Pada Kantor Akuntan (Fraud) (Studi Pada
Publik Di Yogyakarta Dan Auditor Pemerintah Di
Semarang). Skripsi. Perwakilan Bpkp Provinsi
Universitas Sul-Sel). Skripsi.
Muhammadiyah Universitas Hasanuddin
Yogyakarta. Makassar.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Rumengan, I.P.E. dan Rahayu, S.


Analisis Multivariate 2014. Pengaruh
dengan Program SPSS. Kompetensi, Independensi,
Edisi Ketiga. Badan dan Pengalaman Kerja
Penerbit Universitas Terhadap Kualitas Audit
Diponegoro, Semarang. (Survei Terhadap Auditor
KAP di Bandung).
Islahuzzaman. 2012. Istilah-istilah
Akuntansi & Auditing. Robbins, Stephen. dan Judge,
Jakarta: Salemba Empat. Timothy. 2015. Perilaku
Organisasi (Organizational
Koroy, T.M. 2008. “Pendeteksian Behaviour) Edisi 16.
Kecurangan (Fraud) Jakarta: Salemba Empat.
Laporan Keuangan oleh
Auditor Eksternal”. Jurnal Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Akuntansi dan Manajemen. Bandung :
Keuangan.Vol. 10, No. 1 Alfabeta.
(hal 22 33). Mei 2008.
Wardhani, Fatima Nurita, 2014.
Kusumastuti, Rika Dewi, 2008. Pengaruh Komponen
”Pengaruh Pengalaman, Keahlian Auditor Dalam
Komitmen Profesional, Mendeteksi Kecurangan
Etika Organisasi, Dan (Studi Empiris Pada
Gender Terhadap Eksternal Auditor Di
Pengambilan Keputusan Semarang). Skripsi.
Etis Auditor”, UIN Syarif Universitas Diponegoro
Hidayatullah, Jakarta. Semarang.

Noviyanti, Suzy. 2008. Skeptisme , Standar Pemeriksaan


Profesional Auditor dalam Keuangan Negara
Mendeteksi Kecurangan.

JOM FEB, Volume 1 Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 13

Вам также может понравиться