Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
3 Desember 2016
ABSTRACT
Development of the region will increase water requirement. Increased water use will influence human
intervention on water resources. The purpose of this study were to analyze water availability and water
demand, and to provide recommendation of conservation to increase water storage capacity in Prumpung
basin, Tuban. Prumpung basin geographically located between three sub-districts: Bancar, Kerek and
Tambakboyo with an area of 22.319,14 ha. The calculation was conducted using water balance analysis.
The total water requirement in Prumpung watershed in 2014 was 138.295.090,73 m 3/year and water
availability was 64.157.428 m3/year. It meaned that in 2014 Prumpung watershed had water deficit of
74.137.662 m3/year and need water conservation program. Conservation programs were conducted by
using artificial well, rorak terrace, and retention pond. The number of conservation unit required were
53.281 units artificial wells, 1.077.708 units rorak terrace, and 72 units retention ponds which can absorb
water of 142.665.013 m3/year. Total cost required was Rp 516.823.553.224,00.
Key words: conservation design, water availability, water balance,water deficit, water requirements
111
JSIL | Muhammad Syahdan Shah dkk. : Analisis Necara Air dan Rancangan Konservasi Sumberdaya Air
Mulai
Pengumpulan data
Proyeksi penduduk
hingga tahun 2035
Pendugaan debit model
Kebutuhan air non F.J. Mock
Kebutuhan air domestik domestik hingga
hingga tahun 2035 tahun 2035
Debit Andalan
Selesai
112
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 1 No. 3 Desember 2016
peta DAS Prumpung, peta topografi, peta dihitung menggunakan persamaan (6)
tata guna lahan, peta jenis tanah, data curah (Djawa 2011).
hujan tahun 2005-2014, data iklim berupa
suhu maksimum, suhu minimum, suhu Fn = K.Fo .........................(6)
rata-rata, kecepatan angin, kelembaban 𝑃𝑛
K = 𝑃𝑜 ...............................(7)
relatif, dan lama penyinaran. Diagram alir
penelitian ditunjukkan pada Gambar 1. Keterangan:
Prosedur pengolahan data yang Fn = jumlah fasilitas pada tahun
dilakukan berturut-turut adalah sebagai rencana
berikut: Fo = jumlah fasilitas pada tahun dasar
Pn = jumlah penduduk tahun rencana
Po = jumlah penduduk pada tahun
Perhitungan kebutuhan air domestik dasar
Perhitungan kebutuhan air domestik
dilakukan berdasarkan pada persamaan (1). Perhitungan kebutuhan air tanaman
Perhitungan kebutuhan air tanaman
Qd = Jp x Kp (1) dilakukan dengan bantuan aplikasi
CROPWAT 8.0 untuk memperoleh
Keterangan:
Qd = total kebutuhan air domestik (m3/bulan)
kebutuhan air tanaman per musim
Jp = jumlah penduduk (orang) tanamnya. Kebutuhan air tanaman per
Kp = standar kebutuhan air penduduk musim tanamnya, selanjutnya dikalikan
(lt/hari/orang) dengan data luas areal tanam tiap
komoditasnya yang diperoleh dari Dinas
Proyeksi jumlah penduduk hingga Pertanian Kabupaten Tuban untuk
Tahun 2035 dilakukan dengan memperoleh total kebutuhan air tanaman.
menggunakan metode aritmatik, Proyeksi kebutuhan air tanaman dilakukan
geometrik, dan eksponensial pada menggunakan peta tutupan lahan DAS
persamaan (2), (3), dan (4) (Djawa 2011). Prumpung berdasarkan rancangan tata
ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Tuban.
Pn = Po+(n.q).Po (2)
Pn = Po.(1 + 𝑞 )𝑛 (3) Analisis Ketersediaan Air
Pn = Po.𝑒 𝑛.𝑞 (4) Analisis ketersediaan air dilakukan
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒
q = (5) berdasarkan curah hujan andalan selama 10
𝑛−1
tahun terakhir terhadap tutupan lahan
Keterangan: kondisi eksisting di DAS Prumpung.
Pn = jumlah penduduk tahun rencana Proyeksi ketersediaan air dilakukan
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar menggunakan peta tutupan lahan DAS
E = bilangan eksponensial (2,718282)
Prumpung berdasarkan rancangan tata
n = selisih tahun terhadap tahun dasar
q = laju pertumbuhan penduduk ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Tuban.
113
JSIL | Muhammad Syahdan Shah dkk. : Analisis Necara Air dan Rancangan Konservasi Sumberdaya Air
114
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 1 No. 3 Desember 2016
115
JSIL | Muhammad Syahdan Shah dkk. : Analisis Necara Air dan Rancangan Konservasi Sumberdaya Air
116
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 1 No. 3 Desember 2016
117
JSIL | Muhammad Syahdan Shah dkk. : Analisis Necara Air dan Rancangan Konservasi Sumberdaya Air
118
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 1 No. 3 Desember 2016
Tabel 13 Koefisien limpasan berdasarkan tata guna lahan, tekstur tanah, dan kelerengan
Koefisien
Penggunaan Lahan Luas (ha) Tekstur Tanah Kelerengan
Limpasan
Permukiman 619 - 0 -8% 0,60
semak belukar 2.160 Lempung Berpasir 7 - 15 % 0,16
Lahan Pertanian 7.225 Lempung Berpasir 8 - 15 % 0,40
Hutan 3.274 Lempung Berpasir 0-8% 0,10
Sawah 152 Liat dan Lempung berdebu 0-8% 0,15
Tegalan/ladang 8.866 Lempung Berpasir 0-8% 0,05
119
JSIL | Muhammad Syahdan Shah dkk. : Analisis Necara Air dan Rancangan Konservasi Sumberdaya Air
Tabel 15 Perhitungan volume air yang Tabel 16 Volume air yang diserap unit rorak
diserap oleh sumur resapan berdasarkan jenis tanah
individu Permeabilitas Volume air terserap
Jenis Tanah
tanah (m3/hari/unit)
Jumlah Total volume air
Pendekatan Sumur yang diserap Mediteran Lambat 1.18 x 10-3
Resapan (m3/hari) Grumosol Lambat 2.37 x 10-7
Jumlah KK 47.834 1.081.037 Regosol Agak cepat 1.23
KDB (30%) 29.476 666.162 perkebunan. Sehingga berdasarkan Tabel
Rata-rata rumah
82.533 1.865.253
22, dapat diketahui jumlah air yang diserap
pedesaan (150 m2) untuk wilayah DAS Prumpung
Rata-rata 53.281 1.204.151 berdasarkan peta tata guna lahan dan peta
jenis tanah ditampilkan pada Tabel 17.
1.204.151 m3/hari. Berdasarkan rencana Jumlah rorak yang diperlukan yaitu
anggaran biaya (RAB) untuk sumur 1.077.708 unit dengan jumlah volume air
resapan, maka jumlah anggaran yang harus yang mampu diserap yaitu sebesar
dikeluarkan untuk menyerap air 1.204.151 1.293.249 m3/hari. Berdasarkan rencana
m3/hari yaitu sebesar Rp anggaran biaya (RAB) untuk unit rorak,
349.234.362.595,00. maka jumlah anggaran yang harus
Dimensi unit rorak yang digunakan dikeluarkan untuk menyerap air 1.293.249
yaitu memiliki panjang 4 m, kedalaman 0.6 m3/hari yaitu sebesar Rp
m dan lebar 0.5 m. Dimensi rorak ini 163.434.369.429,00.
ditentukan berdasarkan studi literatur. Perancangan embung direncanakan
Menurut Arsyad (2010) rorak dengan untuk irigasi tanaman palawija pada skala
dimensi tersebut terbilang efektif dalam 25 ha. Dimensi rancangan embung
menampung aliran permukaan maupun mengacu pada dimensi yang disarankan
sedimen. Pada perancangan pembuatan oleh BP2TPDAS IBB (2002). Adapun
rorak ini jarak ke samping antara satu rorak dimensi yang disarankan oleh BP2TPDAS
adalah 1 m. Sedangkan jarak horizontal IBB (2002) ini untuk tanaman palawija
antar rorak dirancang 20 m. Perhitungan jagung yang ditanam pada lahan seluas 15
jumlah unit rorak di DAS Prumpung ha adalalah panjang 50 m, lebar 10 m, dan
dilakukan berdasarkan hasil perhitungan kedalaman 3 m. Syarat teknis dapat
yang dilakukan pada sampel di salah satu digunakan ukuran embung ini adalah
desa di DAS Prumpung ditampilkan pada kemiringan lereng 0-30%, penggunaan
Tabel 16 (Aldrianus 2016). lahan tadah hujan, kekurangan air sebesar
Pembuatan 1 unit rorak dapat 50-1000 mm/tahun. Total volume air yang
mewakili lahan dengan luasan 105 m2 mampu diserap per unit embung
untuk tata guna lahan ladang, hutan, dan berdasarkan keperuntukkannya dan jenis
Tabel 17 Jumlah air yang diserap rorak berda-
sarkan tata guna lahan
Jumlah air
Tata Guna jumlah
Luas (m2) yg diserap
Lahan unit rorak
(m3/hari)
Ladang 32.652.700 310.978 373.174
Hutan Produksi 79.083.300 753.174 903.809
Perkebunan 1.423.300 13.555 16.266
Total 113.159.300 1.077.708 1.293.249
120
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 1 No. 3 Desember 2016
121
JSIL | Muhammad Syahdan Shah dkk. : Analisis Necara Air dan Rancangan Konservasi Sumberdaya Air
konservasi berupa pembuatan bangunan jumlah unit konservasi per tahunnya yaitu
sumur resapan, teras rorak, dan 10.656 unit sumur resapan, 215.542 unit
embung/retensi resapan. Berdasarkan hasil teras rorak, dan 14 unit embung/retensi
analisis, jumlah unit konservasi yang resapan. Sedangkan anggaran yang
diperlukan dan besarnya anggaran yang diperlukan untuk pembangunan unit
harus dikeluarkan yaitu ditampilkan pada konservasi tersebut yaitu sebesar Rp
Tabel 19. 116.388.664.186/tahun.
Gambar 4 Analisis neraca air Tahun 2014 – 2035 dengan dan tanpa konservasi
Total anggaran keseluruhan yang Berdasarkan program pembangunan
diperlukan untuk melakukan konservasi unit konservasi, dilakukan analisis neraca
berupa pembangunan unit sumur resapan, air untuk mengetahui surplus/defisit air
teras rorak, dan embung yaitu sebesar Rp tanpa konservasi dan dengan konservasi
516.823.553.224,00. Besarnya jumlah serta membandingkan kondisi ketersediaan
anggaran untuk konservasi, maka air dengan melakukan konservasi program
diperlukannya program pembangunan 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun, dan 25 tahun
konservasi yang dilakukan dengan berkala. yang ditampilkan pada Gambar 4.
Program konservasi yang dilakukan yaitu Dari Gambar 4 dapat diketahui
dalam 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun, dan 25 bahwa garis ketersediaan air tanpa
tahun yang ditampilkan pada Tabel 20. konservasi berada di bawah garis
Program 5 tahun artinya kebutuhan air dari Tahun 2014 hingga
pembangunan konservasi dilakukan dalam Tahun 2035 yang berarti bahwa jumlah air
rentang waktu 5 tahun dengan pekerjaan yang tersedia tidak pernah mencukupi total
122
JSIL JURNAL TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN | Vol. 1 No. 3 Desember 2016
123
JSIL | Muhammad Syahdan Shah dkk. : Analisis Necara Air dan Rancangan Konservasi Sumberdaya Air
124