Вы находитесь на странице: 1из 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/316180445

Kajian Faktor Sukses Implementasi E-Government, Studi Kasus: Pemerintah


Kota Bogor

Article · March 2015


DOI: 10.24089/j.sisfo.2015.03.009

CITATIONS READS

13 3,105

1 author:

Darmawan Napitupulu
Indonesian Institute of Sciences ; Universitas Budi Luhur
110 PUBLICATIONS   467 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

E-Government Development View project

development of publication View project

All content following this page was uploaded by Darmawan Napitupulu on 18 April 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KAJIAN FAKTOR SUKSES IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT
STUDI KASUS: PEMERINTAH KOTA BOGOR
Darmawan Napitupulu
Laboratorium E-Government, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia
Depok, Jawa Barat 16424
Email: darwan.na70@gmail.com

Abstract

This article aims to describe the picture of the successful implementation of e-Government in
Indonesia, particularly in the city of Bogor. Bogor city has made e-Government initiatives since 2008 and
has won numerous awards related to the implementation of e-Government until now. Therefore, Bogor
city can be a reference for other regions in implementing e-government. The method used in this study
was a questionnaire-based survey that lists the success factors of the results of previous studies.
Respondents are employees who work in the office of the city of Bogor Kominfo many as 16 people in
particular are associated with the development of e-Government system. The results showed that of the 55
success factors asked kesetujuannya level, there are only 50 success factors memenui testing criteria.
Thus 50 success factors must be the priority and focus for other local government to support the
successful implementation of e-Government.

Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran keberhasilan implementasi e-


Government di Indonesia khususnya di kota Bogor. Kota Bogor telah melakukan inisiatif e-Government
sejak 2008 dan telah berhasil meraih berbagai penghargaan terkait implementasi e-Government hingga
sekarang. Oleh karena itu kota Bogor dapat menjadi rujukan bagi daerah lainnya dalam menerapkan e-
Government. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei berbasiskan kuesioner yang
berisi daftar faktor sukses dari hasil penelitian sebelumnya. Responden merupakan pegawai yang bekerja
di kantor kominfo kota Bogor sebanyak 16 orang khususnya yang terkait dengan pengembangan sistem e-
Government. Hasil penelitian menunjukkan dari 55 faktor sukses yang ditanyakan tingkat kesetujuannya,
hanya ada 50 faktor sukses yang memenui kriteria pengujian. Dengan demikian 50 faktor sukses tersebut
harus menjadi prioritas dan fokus bagi Pemerintah daerah lainnya untuk mendukung kesuksesan
implementasi e-Government.

Kata Kunci: e-government, faktor sukses, implementasi, bogor.

1. PENDAHULUAN dan Komunikasi (TIK). Untuk menjawab


Perkembangan teknologi informasi dan tantangan tersebut, pemerintah harus segera
komunikasi (TIK) yang sedemikian pesat telah melaksanakan proses transformasi menuju e-
mempengaruhi kehidupan manusia, terutama government. Melalui proses transformasi terse-
mengubah karakteristik hubungan dengan but, pemerintah dapat mengoptimasikan peman-
manusia, bisnis, bahkan dengan pemerintah faatan kemajuan teknologi informasi untuk
(Walid, 2003). Kehadiran Teknologi Informasi mengeliminasi sekat-sekat organisasi birokrasi,
dan Komunikasi (TIK) telah mengubah cara serta membentuk jaringan sistem manajemen dan
interaksi antara pemerintah dengan masyarakat proses kerja yang memungkinkan instansi-
dan hal ini telah membawa pada pengembangan instansi pemerintah bekerja secara terpadu untuk
fenomena baru yang disebut dengan e- menyederhanakan akses ke semua informasi dan
Government. Saat ini dunia sedang menuju era layanan publik yang harus disediakan oleh
masyarakat informasi dimana kebutuhan dan pemerintah. Dengan demikian seluruh lembaga-
tuntutanakan informasi menjadi sangat tinggi lembaga negara, masyarakat, dunia usaha, dan
untuk diakses, dikelola dan didayagunakan pihak-pihak berkepentingan lainnya dapat setiap
dalam volume yang besar secara cepat dan saat memanfaatkan informasi dan layanan
akurat. Hal ini yang mendorong pemerintah pemerintah secara optimal (Inpres No.3 2003).
untuk memberikan pelayanan yang lebih baik Berdasarkan World Bank (2009), e-Government
dan transparansi bagi masyarakat dengan didefinisikan sebagai pemanfaatan Teknologi
memanfaatkan kemajuan Teknologi Informasi Informasi oleh lembaga pemerintah seperti WAN,
internet, mobile computing yang memiliki

229
Jurnal Sistem Informasi, Volume 5, Nomor 3, Maret 2015, 229-236

kemampuan untuk mentransformasi hubungan implementasi e-Government masih mendapatkan


dengan masyarakat, bisnis dan lembaga nilai kurang (Depdagri, 2009). Jika Indonesia
pemerintah yang lainnya (AlShehry, dkk., 2010). dibandingkan negara lain dalam hal adopsi e-
Pemerintah menggunakan Teknologi Informasi Government berdasarkan survei internasional
dan Komunikasi (TIK) dalam proses Waseda e-Government ranking 2012, ternyata
pemerintahan untuk meningkatkan efisiensi, Indonesia jauh tertinggal dan berada pada
efektifitas, transparansi dan akuntabilitas peringkat 33 dari 55 negara pengadopsi e-
penyelenggaraan pemerintahan. Teknologi Government. Bahkan di tahun 2013, Indonesia
informasi dan komunikasi (TIK) yang modern turun ke peringkat 40 dari 55 negara yang
seperti internet, mobile communication, wireless disurvei. Senada dengan hal tersebut, hasil
devices dan kombinasi teknologi yang lain pemeringkatan e-Government oleh United
digunakan untuk mengimplementasikan solusi e- Nations 2012 menunjukkan Indonesia berada
Government. Adapun dua ciri atau kriteria utama pada peringkat 7 dari total 11 negara ASEAN,
yang harus terdapat pada sistem e-Government jauh di bawah Malaysia dan Vietnam. Berangkat
yakni ketersediaan (availability) dan aksesibilitas dari kondisi yang dikemukakan, dapat dikatakan
(accessibility) (Sami, 2012). Pertama, layanan bahwa penerapan e-Government di Indonesia
dan transaksi e-Government harus tersedia 24 belumlah optimal dan mengindikasikan hanya
jam sehari, 7 hari seminggu (non-stop). sekedar pemenuhan terhadap kebijakan tersebut
Pengguna bebas memilih kapan saja yang tanpa disertai dengan kualitas. Namun tidak
bersangkutan ingin berhubungan dengan dapat dipungkiri, ada beberapa daerah yang
pemerintah untuk melakukan berbagai transaksi memiliki inisiatif dan berhasil menerapkan e-
atau mekanisme interaksi. Hal ini Government. Oleh karena itu dalam penelitian
memungkinkan masyarakat dan pelaku bisnis ini akan dipaparkan faktor-faktor yang
dengan fleksibilitas untuk mengakses layanan mempengaruhi keberhasilan khususnya dalam
diluar jam kerja pemerintah. Yang kedua, e- penerapan e-Government. Faktor-faktor yang
Government sangat tergantung pada aksesibilitas mempengaruhi atau menentukan keberhasilan
layanan yang tersedia pada website. Jika layanan disebut dengan CSF (Critical Success Factors)
tersebut tidak dapat diakses maka dapat (Henny, 2006). Mendefinisikan CSF khususnya
dikatakan e-Government tidak berhasil atau akan pada implementasi e-Government akan
mengalami kegagalan. Berdasarkan Inpres No.3 membantu organisasi dalam menghindari
Tahun 2003 bahwa inisiatif e-Government telah kegagalan proyek e-Government (Al-Kaabi,
dilakukan oleh banyak instansi pemerintah pusat 2010). Dengan mengetahui CSF, organisasi
dan daerah dalam mengembangkan pelayanan dapat fokus pada sejumlah faktor yang dapat
publik melalui jaringan komunikasi dan menjamin keberhasilan organisasi (Rockhart,
informasi. Namun dari hasil pengamatan yang 1979).
dilakukan oleh Kementrian Komunikasi dan
Informasi, sebagaian besar institusi pemerintah Obyek yang dijadikan fokus pada penelitian ini
baru berada pada tahap awal pengembangan e- adalah Pemerintah kota (Pemkota) Bogor,
Government yakni pembuatan situs informasi. dengan pertimbangan bahwa Pemkot Bogor
Dengan kata lain, pengembangan e-Government merupakan salah satu daerah yang dianggap
di Indonesia dapat dikatakan masih jauh dari berhasil mengimplementasikan e-Government.
yang diharapkan. Hal ini ditunjukkan lagi dengan Kota Bogor telah memulai inisiatif e-
kondisi rendahnya tingkat aksesibilitas situs web Government sejak 2008-2009 jauh sebelum
pemerintah dimana berdasarkan penelitian Inpres dikeluarkan serta telah berhasil
Kementrian Komunikasi dan Informasi (2004) memperoleh berbagai penghargaan atas
bahwa dari 224 situs web pemerintah di tahun keberhasilannya dalam implementasi e-
2004 terdapat 10% web tidak dapat dibuka Government. Pada tahun 2009, Majalah Warta
(Depkominfo, 2004). Ditambah lagi penelitian Ekonomi memberikan e-Government award
Hendriawan (2008) yang melaporkanbahwa dari sebagai juara terbaik selain kabupaten Jembrana
402 situs web di tingkat Pemda, terdapat 65 situs dan kota Surabaya pada kategori Pemerintah
yang tidak dapat diakses, atau 16% dari total Kabupaten/Kota Pengaplikasi e-Government. Di
situs yang ada (Hendriawan, 2008). Bahkan tahun yang sama, kota Bogor juga meraih
berdasarkan hasil survei nasional oleh penghargaan dari Universitas Gunadarma
Kementrian Komunikasi dan Informasi berupa sebagai juara II pada kategori Website Terbaik
Pemeringkatan e-Government di Indonesia Tingkat II se Indonesia (Junaidi, 2011). Pada
(PeGI) tahun 2012, hanya ada 6 pemerintah tahun 2011, Bogor memperoleh penghargaan
daerah dari total 497 kabupaten/kota ICT Pura dari Kementrian Komunikasi dan
(berdasarkan data Ditjen Otda Kemdagri 2012) Informatika tingkat nasional dimana kota Bogor
yang dianggap berhasil mengimplementasikan e- terpilih menjadi yang terbaik dari 5 kota di
Government sedangkan di tingkat propinsi, wilayah propinsi Jawa Barat dan mendapat
predikat madya tingkat nasionalserta dianggap

230
Napitupulu, Kajian Faktor Sukses Implementasi E-Government, Studi Kasus: Pemerintah Kota Bogor..

sebagai kota yang telah siap menghadapi era mendaftar sebagai peserta tender tanpa harus
ekonomi digital. Selain itu pada tahun 2013, kota datang langsung ke kantor pemda. Program
Bogor juga memperoleh penghargaan IDSA unggulan e-government Pemerintah Kota Bogor
(Indonesia Digital Society Award) sebagai Silver lainnya adalah Kantaya, yaitu semacam e-office
Champion untuk kategori Community dan tahun yang akan meningkatkan interaksi antar instansi
2014 Bogor berhasil meraih juara runner-up satu dengan cepat dan akurat, serta memberikan
dalam penghargaan IDSA 2014 untuk kategori kualitas layanan publik yang akuntabel dan
Pemerintah kota. Oleh karena itu dalam transparan. Pentingnya partisipasi masyarakat
penelitian ini kota Bogor dapat dijadikan rujukan juga dinilai penting sebagaimana terlihat dengan
bagi lembaga pemerintah lain dalam proses terbentuknya komunitas berbasis online berupa
implementasie-Government. jaringan oline RT-RW.

1.1 Potret Pengembangan E-Government Dalam implementasi e-government, Pemerintah


Kota Bogor Kota Bogor bekerjasama dengan BPPT untuk
Seperti telah disebutkan sebelumnya, Kota pengkajian, penerapan, dan pemasyarakatan
Bogor telah memulai inisiatif e-Government teknologi untuk mendukung pembangunan
sejak 2008-2009 dan meraih beragam daerah Kota Bogor. Dengan adanya kerjasama
penghargaan atas keberhasilannya dalam tersebut, diharapkan Pemerintah Kota Bogor bisa
menerapkan e-Government khususnya tingkat memiliki sebuah jaringan informasi yang
kabupaten/kota di Indonesia. Berbagai terobosan berbasis teknologi dan terpadu, mencakup bidang
dan inovasi yang dilakukan seperti membangun kerja seperti kepegawaian, kesehatan, pendidikan
infrastruktur jaringan intranet dan internet SKPD sampai bidang arsip dan perpustakaan, demikian
dan Kelurahan se-Kota Bogor, mengimplemen- juga dalam bidang pelayanan perijinan dan
tasikan e-procurement Kota Bogor, mengintegra- berbagai pelayanan langsung kepada masyarakat.
sikan POS PBB (Payment Online System Pajak Melalui pengembangan e-government, maka
Bumi dan Bangunan), mengintegrasikan SIAK masyarakat akan lebih mudah berhubungan
Online Kota Bogor hingga mengimplemen- dengan Pemerintah Kota Bogor, baik pada saat
tasikan aplikasi Kantaya. Pengembangan membutuhkan informasi atau pada saat mereka
Infrastruktur jaringan internet Pemkot Bogor membutuhkan pelayanan untuk melancarkan
yang telah mencapai 40 Mbps sehingga kegiatan. Pemda Kota Bogor pun bekerjasama
meningkatkan kecepatan jaringan internet di dengan Depkominfo dalam mengimplemen-
Pemerintah Kota Bogor. Selain itu pemeliharaan tasikan migrasi dan penggunaan perangkat lunak
dan peningkatan back bone sebanyak 18 BTS legal atau free open source software dan
yang mencakup kelurahan dan seluruh SKPD di interoperabilitas data. Tidak hanya lembaga
Kota Bogor dengan jaringan Fiber Optik (FO) di pemerintah, pihak swastapun seperti PT. Digital
20 titik merupakan upaya peningkatan kualitas Wireless Indonesia (Diginet) juga menjadi mitra
sambungan internet dan intranet di Kota Bogor. Kota Bogor untuk pemanfaatan tower triangle
Disamping infrastruktur, pengembangan aplikasi milik Pemkot Bogor. Kedepannya, Pemkot
e-Government seperti SIM Kantaya, Kepega- Bogor ingin mengembangkan e-Government
waian, Arsip, Perpustakaan, Surat, Pembangunan yang terintegrasi sesuai agenda reformasi
Daerah serta aplikasi lain pendukung pemerin- birokrasi nasional serta pengembangan Kota
tahan sehingga tercapai birokrasi yang efektif Bogor sebagai Smart Governance dimana setiap
dan efisien. Terjaminnya keberlangsungan Web- SKPD memiliki sistem informasi baik untuk
site dan Webmail www.kotabogor.ac.id sehingga layanan masyarakat, dunia usaha maupun laya-
masyarakat dapat mengakses informasi pada nan internal sesuai dengan prioritas kebutuhan
Website secara online dan telah dimuat dalam secara bertahap. Dari segi infrastruktur,
berita sebanyak 5915 judul dengan tingkat pengembangan data center dan data recovery
kunjungan hingga akhir tahun 2013 mencapai 12 yang baik untuk menjamin availability dan
juta kunjungan (Kantor Komunikasi dan peningkatan keamanan informasi. Selain itu,
Informatika Kota Bogor, 2013). pembangunan telekomunikasi internal Pemkot
yang berbasis internet (VoIP, Teleconference,
Tidak ketinggalan penerapan e-procurement dll). Tidak ketinggalan juga peningkatan
untuk pengadaan barang dan jasa, yaitu proses kuantitas, kapasitas dan kapabilitas SDM di
tender atau lelang proyek melalui sistem internet bidang TIK menjadi prioritas pengembangan e-
dimana hal ini ternyata mampu mengurangi Government.
proses KKN yang kerap terjadi dalam proses
tender. Manfaat lainnya adalah efisiensi 1.2 Penelitian Terkait
anggaran sekitar 15% kembali ke kas daerah dan Walaupun implementasi e-Government telah
penyedia barang dan jasa dapat mengurangi berjalan sejak kehadiran regulasi pemerintah
biaya transportasi karena mereka dapat tahun 2003, namun dapat dikatakan bahwa

231
Jurnal Sistem Informasi, Volume 5, Nomor 3, Maret 2015, 229-236

implementasi e-Government berjalan lambat. Tabel 1. Faktor Sukses Implementasi e-Government


Beberapa daerah menunjukkan inisiatif dan No Faktor Sukses
kinerja pengembangan e-Government yang
1 Melibatkan Pengguna dan Stakeholder
cukup baik, namun beberapa daerah lain baru
memahami penerapan e-Government hanyalah 2 Perencanaan yang baik
3 Menggunakan Portal/Aplikasi
sebatas membangun website. Bahkan website
4 Pelatihan
yang ada pun jauh dari kesan informatif. Akibat
5 Usabilitas Sistem yang baik
kesalahan pemahaman tersebut, membuat pene-
6 Kampanye mengenai kegunaan dan
rapan e-Government di Indonesia mengalami
kelebihan sistem
kegagalan (Junaidi, 2011; Supangkat, 2006).
Disamping itu masih sedikitnya publikasi, 7 Membuat Prototipe
8 Skill dan Kepakaran anggota tim yang
informasi ataupun hasil penelitian dari daerah
yang dianggap berhasil dalam menerapkan e- baik
9 Kepemimpinan yang kuat
Government di Indonesia khususnya tentang
10 Koordinasi yang baik diantara orang-
gambaran keberhasilan daerah tersebut sehingga
orang yang terlibat di dalam proyek
dapat dijadikan pembelajaran dan rujukan bagi
11 Mempertimbangkan best practice yang
daerah lainnya dalam menerapkan e-Govern-
sudah ada
ment. Penelitian oleh Furuhold & Wahid menye-
butkan ada 6 faktor penentu keberhasilan (CSF) 12 Pembiayaan yang cukup
13 Membuat bisnis proses yang lebih baik
penerapan e-Government khususnya di Sragen
14 Adanya kebijakan pemerintah yang
yakni kepemimpinan yang kuat, pelibatan semua
mendukung
pihak, penyiapan sumber daya manusia, imple-
15 Dukungan dan stabilitas politik
mentasi bertahap, pembangunan kemitraan dan
16 Strategi Outsourcing yang baik
evaluasi rutin (Furuholt, 2008). Senada dengan
17 Ketersediaan dukungan
hal tersebut, penelitian sejenis yang dilakukan
infrastruktur/layanan ICT
terhadap 5 daerah diperoleh setidaknya ada 4
18 Komputer/Internet literacy dari
faktor dominan yang menjadi pendukung
pengguna/masyarakat
keberhasilan yaitu adanya political will kepala
daerah, master plan pengembangan e-Govern- 19 Struktur organisasi yang jelas dan baik
20 Dukungan Internasional
ment, manajemen perubahan dan partisipasi
21 Terjaminnya keamanan sistem
masyarakat (Junaidi, 2011). Penelitian terkait
22 Adanya kerangka hukum
faktor keberhasilan di Terong kabupaten Bantul,
23 Adanya monitoring dan evaluasi
Propinsi Yogyakarta menegaskan kepemimpinan
24 Kerjasama yang baik dengan institusi
yang kuat dan good will memegang peranan
lain
penting dalam keberhasilan penerapan e-
25 Manajemen perubahan yang tepat
Government (Dewi, 2011). Selainitu penelitian
26 Lingkungan sosial budaya yang
yang dilakukan oleh Faizah & Sensuse tentang
mendukung
faktor sukses implementasi e-Government di 4
kabupaten/kota (kabupaten Jembrana, kabupaten 27 Pemodelan sistem yang baik
28 Menyesuaikan dengan birokrasi yang
Sragen, kota Yogyakarta dan kota Surabaya)
ada
menunjukkan ada tiga faktor kunci keberhasilan
29 Orientasi pada Masyarakat
e-Government yakni kebijakan, kelembagaan
dan kepemimpinan (Faizah dkk., 2009). Pada 30 Dukungan Manajemen tingkat atas
31 Mendukung interoperabilitas
penelitian ini, penulis akan menggunakan hasil
penelitian penulis sebelumnya yang telah 32 Manajemen proyek yang baik
33 Kualitas informasi yang baik di dalam
berhasil mengidentifikasi 54 faktor sukses (CSF)
terkait implementasi e-Government yang dapat sistem
34 Kualitas sistem yang baik
disajikan pada tabel 1 di bawah (Napitupulu,
2014). Keseluruhan faktor sukses tersebut 35 Kualitas layanan yang baik
36 Adanya kepercayaan terhadap system
menjadi variabel dalam penelitian ini untuk
menentukan fokus penelitian bagi peneliti dalam dan government
37 Adanya Kesadaran dari pemerintah dan
mengumpulkan data khususnya terkait faktor
masyarakat
sukses implementasi e-Government di Pemkot
38 Adanya tata kelola Pemerintahan yang
Bogor.
baik
39 Memenuhi kepuasan
pengguna/masyarakat
40 Adanya metodologi pengembagan
sistem yang tepat
41 Adanya Pembayaran/Transaksi
Elektronik

232
Napitupulu, Kajian Faktor Sukses Implementasi E-Government, Studi Kasus: Pemerintah Kota Bogor..

No Faktor Sukses implementasi e-Government. Pemilihan sampel


42 Adanya Produk Komersial seperti iklan atau responden dilakukan secara purposive
dan banner sampling yakni orang-orang yang hanya terkait
43 Implementasi yang dilakukan secara dengan domain pengembangan Teknologi
bertahap Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya e-
44 Komponen/Sistem/Sumber Daya dapat Government. Total jumlah responden
digunakan kembali keseluruhan adalah 16 orang yang merupakan
45 Peningkatan Berkelanjutan karyawan mulai dari staf hingga kepala kantor
46 Kreativitas & Inovasi Kominfo (Komunikasi dan Informasi)
47 Kemauan Berubah Berdasarkan Pemerintah Kota Bogor. Kantor Kominfo
Perubahan Paradigma dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota
48 Adanya Penghargaan dan Pengakuan Bogor Nomor 3 tahun 2010 tentang Organisasi
49 Tingginya Minat Masyarakat Perangkat Daerah, yang terdiri dari Sub Bagian
50 Peningkatan Penghasilan Asli Daerah Tata Usaha, Seksi Postel dan Informasi Publik,
(PAD) Seksi Sarana Komunikasi dan Informatika, dan
51 Adanya partisipasi masyarakat dalam Seksi Aplikasi Telematika dan Pengolah Data
pengambilan kebijakan/keputusan publik Elektronik.
52 Prioritisasi Pengembangan e-
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
Government
berisi pertanyaan tingkat kesetujuan responden
(e-Government Prioritization)
terhadap keseluruhan faktor sukses (CSF)
53 Adanya Potensi dan Sinergi Pasar yang
implementasi e-Government yang diperoleh dari
baik
hasil penelitian sebelumnya (Napitupulu, 2014)
54 Adanya Tekanan Eksternal yang
dimana skala yangdipakai adalah skala likert
mendorong
dimana 1 menunjukkan “sangat tidak setuju”, 2
penerapan e-Gov
= “tidak setuju, 3 = “netral”, 4 = “setuju” dan 5
55 Adanya Panduan Pengembangan e-
Government menyatakan “sangat setuju”. Dari data yang
diperoleh akan diolah dengan statistik deskriptif
untuk mencari frekuensi dan nilai rata-rata
2. METODOLOGI (Mean) setiap faktor. Dengan mengikuti
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian penelitian Hajiheydari & Dabaghkashani (2011),
deskriptif karena dalam penelitian ini ingin suatu faktor dapat digolongkan menjadi faktor
diperoleh gambaran keberhasilan yang konkrit sukses (CSF) dalam implementasi e-Government
dan mendetail dari daerah yang dianggap jika nilai rata-rata (Mean) lebih besar atau sama
berhasil dalam menerapkan e-Government dengan 4 (Dabaghkashani, dkk., 2011).
(Neuman 2007). Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dan kuantitatif, dimana 55 faktor sukses yang Setiap faktor sukses yang diperoleh dari hasil
diperoleh dari penelitian sebelumnya dengan penelitian sebelumnya pada tabel 1 di atas
pendekatan kualitatif merupakan hasil dan memiliki level (degree) yang sama. Tidak ada
analisa sintesa dari sejumlah penelitian yang yang lebih penting ataupun kurang penting
terkait dengan faktor sukses implementasi e- namun semua faktor adalah setara satu sama lain.
Government. Dalam hal ini peneliti berupaya Keseluruhan faktor sukses akan dicocokkan
menggali lebih dalam dan memahami fenomena dengan kondisi penerapan e-Government
yang terjadi khususnya tentang faktor-faktor Pemerintah Kota Bogor dimana hanya ada 50
yang mempengaruhi keberhasilan implementasi faktor sukses yang memenuhi kriteria dari
e-Government (Napitupulu, 2014; Ellet, dkk., seluruh faktor sukses yang ada, yang dapat
2002). Pendekatan kuantitatif yang digunakan ditunjukkan pada tabel 2 di bawah ini :
yakni dengan metode survei berbasiskan
kuesioner sebagai alat atau instrumen untuk Tabel 2. Skor Rata-Rata(Mean) Faktor Sukses
mengumpulkan data. Dalam hal ini, penelitian Implementasi e-Government
bertujuan ingin mengkonfirmasi faktor sukses No Faktor Sukses Mean
yang diperoleh sebelumnya dengan kondisi di
lapangan dimana obyek penelitian yang dipilih 1 Melibatkan Pengguna dan
4.2500
sebagai studi kasus adalah Pemkot Bogor. Stakeholder
Pertimbangannya yaitu bahwa Pemkot Bogor 2 Perencanaan yang baik 4.2500
merupakan daerah yang dianggap berhasil 3 Menggunakan
4.1250
mengimplementasikan inisiatif e-Government Portal/Aplikasi
sehingga Pemkot tersebut mengetahui faktor- 4 Pelatihan 4.1875
faktor yang mendukung keberhasilan 5 Usabilitas Sistem yang baik 4.2500

233
Jurnal Sistem Informasi, Volume 5, Nomor 3, Maret 2015, 229-236

No Faktor Sukses Mean No Faktor Sukses Mean


6 Kampanye mengenai 40 Adanya metodologi
kegunaan dan kelebihan 4.1250 pengembagan sistem yang 4.0625
sistem tepat
7 Membuat Prototipe 4.0625 41 Adanya
8 Skill dan Kepakaran anggota Pembayaran/Transaksi 4.1250
4.1875
tim yang baik Elektronik
9 Kepemimpinan yang kuat 4.4375 42 Adanya Produk Komersial
3.7500
10 Koordinasi yang baik seperti iklan dan banner
diantara orang-orang yang 4.1875 43 Implementasi yang
4.3125
terlibat di dalam proyek dilakukan secara bertahap
11 Mempertimbangkan best 44 Komponen/Sistem/Sumber
4.1250
practice yang sudah ada Daya dapat digunakan 4.0000
12 Pembiayaan yang cukup 4.3750 kembali
13 Membuat bisnis proses yang 45 Peningkatan Berkelanjutan 4.0625
4.1875
lebih baik 46 Kreativitas & Inovasi 4.0625
14 kebijakan pemerintah yang 47 Kemauan Berubah
4.2500
mendukung Berdasarkan Perubahan 4.0000
15 Dukungan dan stabilitas Paradigma
4.0625
politik 48 Adanya Penghargaan dan
4.6250
16 Strategi Outsourcing yang Pengakuan
4.0000
baik 49 Tingginya Minat
4.1875
17 Ketersediaan dukungan Masyarakat
4.0625
infrastruktur/layanan ICT 50 Peningkatan Penghasilan
4.2500
18 Komputer/Internet literacy Asli Daerah (PAD)
4.2500
dari pengguna/masyarakat 51 Adanya partisipasi
19 Struktur organisasi yang masyarakat dalam
4.3750 4.1250
jelas dan baik pengambilan
20 Dukungan Internasional 3.6250 kebijakan/keputusan publik
21 Terjaminnya keamanan 52 Prioritisasi Pengembangan
4.4375
sistem e-Government
4.1250
22 Adanya kerangka hukum 4.4375 (e-Government
23 Adanya monitoring dan Prioritization)
4.3125
evaluasi 53 Adanya Potensi dan Sinergi
3.5000
24 Kerjasama yang baik dengan Pasar yang baik
4.1250
institusi lain 54 Adanya Tekanan Eksternal
25 Manajemen perubahan yang yang mendorong 3.8750
4.0625
tepat penerapan e-Gov
26 Lingkungan sosial budaya 55 Adanya Panduan
4.1875
yang mendukung Pengembangan e- 4.3125
27 Pemodelan sistem yang baik 4.1250 Government
28 Menyesuaikan dengan
3.6875
birokrasi yang ada Dari tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa faktor
29 Orientasi pada Masyarakat 4.1875 sukses “Dukungan Internasional” memiliki nilai
30 Dukungan Manajemen rata-rata (Mean) lebih kecil dari 4 yaitu 3.625.
4.1875
tingkat atas Oleh karena itu faktor sukses tersebut tidak
31 Mendukung interoperabilitas 4.1250 memenuhi kriteria dan harus dikeluarkan dari
32 Manajemen proyek yang daftar faktor sukses yang final. Demikian juga
4.1250
baik faktor sukses “Menyesuaikan dengan birokrasi
33 Kualitas informasi yang baik yang ada”juga memiliki nilai rata-rata (Mean)
4.0625
di dalam sistem lebih kecil dari 4 yakni sebesar 3.6875, faktor
34 Kualitas sistem yang baik 4.1875 sukses “Adanya Produk Komersial seperti iklan
35 Kualitas layanan yang baik 4.3125 dan banner” yang mempunyai Mean 3.75, faktor
36 Adanya kepercayaan sukses “Adanya Potensi dan Sinergi Pasar yang
terhadap system dan 4.2500 baik” dengan Mean sebesar 3.50 serta faktor
government sukses “Adanya Tekanan Eksternal yang
37 Adanya Kesadaran dari mendorong penerapan e-Gov” yang mempunyai
4.2500
pemerintah dan masyarakat Mean 3.875 dikeluarkan dari daftar faktor sukses
39 Memenuhi kepuasan final. Dengan demikian tersisa hanya 50 faktor
4.0625
pengguna/masyarakat sukses (CSF) yang menjadi faktor pendukung

234
Napitupulu, Kajian Faktor Sukses Implementasi E-Government, Studi Kasus: Pemerintah Kota Bogor..

keberhasilan implementasi e-Government Sistem Informasi, Jurnal Akuntansi, Vol. 6,


khususnya di Pemerintah Kota Bogor. No. 2, 205-212
Keseluruan faktor sukses tersebut menjadi Depdagri, 2009, Pemeringkatan e-Government di
gambaran keberhasilan dan menjadi masukan Indonesia, Diakses dari www.depdagri-
bagi Pemerintah daerah lainnya dalam proses .go.id
pengembangan e-Government.
Depkominfo. Kondisi Situs Web Pemerintah
4. KESIMPULAN DAN SARAN Daerah, 2004. Diakses dari
http://www.depkominfo.go.id
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
Ellet M L C., & Beausang C C., 2002,
ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
Introduction to Qualitative Research,
1. Mendefinisikan CSF khususnya pada
“Gastroenterology Nursing”, Vol. 25, No.1,
implementasi e-Government akan membantu
pp. 10-14
organisasi dalam menghindari kegagalan
proyek e-Government Faizah N., Dana Indra S, 2009. Faktor-Faktor
2. Kota Bogor merupakan daerah yang dianggap Sukses Ilmplementasi e-Government di
berhasil menerapkan e-Government melalui Empat Kabupaten/Kota di Indonesia,
berbagai terobosan dan inovasi dan telah Digital Information & System Conference
meraih berbagai penghargaan dari Warta Furuholt, B. and Wahid, F., 2008. EGovernment
Ekonomi, ICT Pura, IDSA, dll. Oleh karena Challenges and The Role of Political
itu kota Bogor layak dijadikan rujukan bagi Leadership in Indonesia : the case of
institusi pemerintah lain dalam proses Sragen, Proceeding of the 41th
penerapan e-Government International Conference on System
3. Terdapat 50 faktor sukses (CSF) final yang Sciences
dapat diakomodasi oleh pemerintah dan pihak Hajiheydari N & Dabaghkashani Z, 2011, BPM
terkait agar implementasi e-Government Implementation Critical Success Factors :
terhindar dari kegagalan. Applying Meta-synthesis Approach,
International Conference on Social Science
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian and Humanity IPEDR, Vol. 5, pp. 38-43
selanjutnya adalah:
1. Keseluruhan faktor sukses tersebut perlu Hendriawan, 2008. Content Analysis Situs Web
dinilai oleh pakar melalui expert judgment Pemerintah Daerah, Tesis Fakultas Ilmu
untuk memperoleh faktor sukses yang valid Komputer Universitas Indonesia Business
2. Penelitian hanya terfokus di kota Bogor saja, Review 57, 2.
sehingga dapat dilakukan penelitian serupa di Inpres No.3 2003. Kebijakan dan Strategi
berbagai kota atau daerah yang lain Nasional Pengembangan e-Government.
http://www.apjii.or.id/v2/upload/Regulasi/I
5. DAFTAR RUJUKAN nPresRI3Th2003.pdf Diakses 30 Agustus
Al-Kaabi, R., 2010. Critical success factors 2014
ofegovernment: A proposal model for e- Junaidi, 2011, Dukungan E-Government Dalam
Government implementation in Kingdom of Upaya Peningkatan Kualitas Elayanan
Bahrain. Proceeding of the 6th International Publik Di Era Otonomi Daerah : Kasus Best
Conference one-Government (ICEG), pp: Practices Dari Sejumlah Daerah Di
1-9. Indonesia, Proceeding Simposium Nasional
AlShehry M, Drew S., 2010. E-Government Otonomi Daerah, LAB-ANE FISIP Untirta
Fundamentals, IADIS International Kota Bogor raih penghargaan ICT Pura,
Conference ICT Society and Human Beings www.kominfo.kotabogor.go.id, Diakses: 15
Ambar Sari Dewi, 2011, The Role of Local e- Desember 2014
Government in Bureaucratic Reform in Kota Bogor raih penghargaan Indonesia Digital
Terong, Bantul District, Internetworking Society Award, www.kominfo.kotabogor-
Indonesia Journal, Vol. 3, No. 2, 49-56 .go.id, Diakses : 15 Desember 2014
Yogyakarta Province, Indonesia Kantor Komunikasi dan Informatika Kota Bogor.
Darmawan Napitupulu, 2014. The Critical 2013, Pelaksanaan Urusan Komunikasi dan
Success Factors Study for e-Government Informatika 2009-2013 serta Rencana
Implementation, International Journal of 2014-2018,
Computer Application, Vol 89, No. 16, Kota Bogor raih e-Government Award 2009,
March 2014 www.kotabogor.go.id, Diakses : 15
Deliza Henny, 2006, Tinjauan Penggunaan CSF Desember 2014
dan Audit Grid Dalam Analisis Aplikasi Neuman W L., 2007, Basic of Social Research –
Qualitative and Quantitative Approaches,

235
Jurnal Sistem Informasi, Volume 5, Nomor 3, Maret 2015, 229-236

Wisconsin-Whitewater, USA : Pearson Konferensi Nasional Teknologi Informasi


Education, Inc & Komunikasi Indonesia, ITB
Sami M.,& Mohd M., 2012, Best Practices in E Rockhart, John F., 1979 “Chief Executives
government: A review of Some Innovative Define Their Own Data Needs.” Harvard
Models Proposed in Different Countries, Walid, Q & Khaled A., 2003, Understanding
International Journal of Electrical & Factor Influencing e-Government in Saudi
Computer Sciences IJECS-IJENS, Vol. 12 Arabia, International Journal of Computer
No. 01, Februari 2012 Application, Vol. 81, No. 2, November
Suhono H. Supangkat, 2006. Framework Strategi 2013
Implementasi e-Government. Prosiding

236

View publication stats

Вам также может понравиться