Вы находитесь на странице: 1из 13

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.02.

September 2015 ISSN : 2088-2149

PENGEMBANGAN MODEL AGROWISATA SALAK BERBASIS


MASYARAKAT DI DESA SIBETAN
I Ketut Sumantra*), Anik Yuesti**), AA.Ketut Sudiana***)
*)Fakultas Pertanian **) Fakultas Ekonomi **) Fakultas Hukum Unmas Denpasar
e-mail: ketut.sumantra61@gmail.com

ABSTRACT
Sibetan village, Karangasem is a centers of Salak plant in Bali. In this area
was found 13 cultivar, but the agrotourism based on salak plant has not been developed
optimally so that the visitors in agro salak is very low at 0.008% of the total of 462 233
tourists visiting Karangasem regency. This study aims to :1) identify the biophysical
aspects of agrotourism based on salak plants, (2) study the characteristic patterns of the
local institutional to support agrotourism-based community, (3) study the perceptions
and preferences of groups and visitors in the development of agrotourism, and (4)
formulating development models of agrotourism based on salak plants. The research
was conducted using survey method with rapid rural appraisal (RRA) and participatory
rural appraisal (PRA), and a SWOT analysis. The result shows that 1) Sibetan village
has the potential agrotourism-based community with superior object salak garden,
processed products made from plants and fruits, unique culture and beautiful scenery
in the hills Muding, Banjar Dukuh. 2) Society is very interested in developing
agrotourism-based community. 3) People really need assistance both in the field of
planning, development and management of agrotourism products and assistance in post-
harvest processing. 4) Need to restructure the biophysical, social aspects, cultural,
institutional, funding from government and other sources, marketing and increased a
network of cooperation.
Keyword: Agrotourism, Community, Salak, Sibetan

PENDAHULUAN 2009; Dharma Putra, 2010).


Kepariwisataan telah menjadi Kesenjangan antara industri pariwisata
salah satu industri yang memberikan dengan pertanian di Bali juga
dampak besar terhadap pertumbuhan dilatarbelakangi oleh tidak seimbangnya
perekonomian Bali. Dari PDRB Bali pembagian hasil pemanfaatan pertanian
sebesar 73.478,16 miliar rupiah, untuk kepentingan pariwisata (Astiti,
kontribusi sektor perdagangan, hotel, 2011), sehingga masyarakat Bali enggan
dan restoran adalah sebesar 30,62% mengembangkan sektor pertanian. Oleh
(Bali Dalam Angka, 2011). Namun, karena itu, Bali pulau kecil yang
manfaat ekonomi yang diperoleh dari memiliki keindahan alam dan keunikan
sektor pariwisata masih kerap dibarengi adat, budaya dan agama seringkali harus
oleh kerusakan lingkungan, pengalihan dihadapkan pada pilihan yang sulit
fungsi lahan, eksploitasi sosial budaya antara mengembangkan pariwisata
dan kriminalitas (Diparda Prop.Bali

156
Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.02. September 2015 ISSN : 2088-2149

dengan mengorbankan pertanian dan menggunakan bahan kimia. Panorama


lingkungan atau sebaliknya. yang indah di kawasan agrowisata salak
Menyikapi fenomena tersebut, dengan bukit Muding di ujung selatan ,
diperlukan pilihan yang bijak yaitu agrowisata ini juga dekat dengan objek
mengembangkan sinergitas pariwisata wisata Bukit Putung, obyek wisata
dengan pertanian dengan membentuk Candi dasa, Tirta Gangga dan Pura
paket pariwisata alternativ ramah Agung Besakih.
lingkungan, berkeadilan seperti Program ini merupakan salahsatu
Agrowisata. Agrowisata atau wisata implementasi dari Peraturan Daerah
pertanian didefinisikan sebagai Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2013
rangkaian aktivitas perjalanan wisata tentang perlindungan buah lokal
yang memanfaatkan lokasi atau sektor khususnya pasal 27 sampai dengan pasal
pertanian mulai dari awal produksi 35 memberikan peluang dan iklim
hingga diperoleh produk pertanian dalam kondusif dalam pengembangan
berbagai sistem dan skala dengan tujuan agrowisata salak (Pemerintah Prop.Bali,
memperluas pengetahuan, pemahaman, 2013).
pengalaman, dan rekreasi di bidang Permasalahan utama dalam
pertanian (Nurisjah 2001). Adanya pengembangan agrowisata salak Sibetan
pengembangan agrowisata di perdesaan adalah jumlah kunjungan wisata ke
yang berbasis masyarakat setempat obyek agrowisata ini sangat rendah yaitu
diharapkan dapat memberi manfaat yang 0.008 % dari total 462233 kunjungan
banyak, tidak saja bagi masyarakat wisatawan ke 12 obyek wisata yang
perdesaan tetapi juga masyarakat tersebar di Kabupaten Karangasem
perkotaan untuk lebih memahami dan (Dinas Pariwisata Prop. Bali, 2012).
memberikan apresiasi pada bidang Penyebabnya antaralain wisatawan sulit
pertanian serta menjadi sarana edukasi. mendapatkan buah untuk dipetik
Agrowisata salak Sibetan langsung terutama di luar panen raya
memiliki potensi yang kuat berupa Desember – Maret (Sumantra et al.
hamparan kebun salak yang sangat luas 2012) . Belum ada kebun koleksi dan
yaitu 81,12% (Monograpi desa Sibetan objek agrowisata ini belum dikelola
2010). Keragaman jenis salak Bali dengan baik mulai dari penataan areal
mencapai 13 jenis dan tidak dimiliki yang dijadikan objek, operasional
oleh daerah lain (Darmadi dkk., 2002). kegiatan tour, dan sumber daya manusia
Keunikan dari paket Agrowisata dan pemasaran.
salak Sibetan, Karangasem, potensial Penelitian ini bertujuan 1)
dipadukan dengan objek wisata dan mengidentifikasi aspek biofisik
berbagai kerajinan. Kawasan ini juga agrowisata salak, (2) mempelajari ciri
merupakan kawasan perkebunan ramah pola kelembagaan lokal sebagai
lingkungan, karena petani tidak pernah pendukung agrowisata berbasis

157
Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.02. September 2015 ISSN : 2088-2149

masyarakat, (3) mempelajari persepsi dan HASIL DAN PEMBAHASAN


preferensi kelompok dan pengunjung 1. Kondisi Umum Wilayah
kawasan dalam pengembangan a. Karakteristik Iklim dan Lahan
agrowisata, dan (4) merumuskan model Desa Sibetan
pengembangan agrowisata salak Sibetan. Daerah Karangasem pada
ketinggian 450-550 m dpl digolongkan
METODE PENELITIAN kedalam zone agroklimat B2 dengan 9
Penelitian dilakukan dengan bulan basah dan 3 bulan kering. Jumlah
metode survei dengan observasi hujan rerata pertahun 2966,40 mm, curah
lapangan wawancara, dan studi hujan tertinggi jatuh pada bulan
pustaka. Analisis datadengan deskriptif Desember (404,4 mm) dan terendah
kualitatif melalui pemahaman perdesaan pada bulan Juni (73,09 mm). Musim
dalam waktu cepat atau RRA (rapid kemarau berlangsung dari bulan Juni-
rural appraisal) dan pemahaman Agustus, sedangkan musim hujan bulan
perdesaan secara partisipatif atau PRA September-Mei. Suhu rerata 24,29oC
(partisipatory rural appraisal), dan dengan suhu tertinggi 25,42 oC pada
analisis SWOT pengembangan bulan Desember dan suhu terendah pada
agrowisata. Rekomendasi model bulan Juli 22,53oC, kelembaban udara
pengembangan agrowisata berbasis 86,57 %.
masyarakat disusun berdasarkan hasil Tekstur tanah lempung,
identifikasi dan analisis potensi sumber kandungan C-organik sedang, N sedang,
daya alam dan lingkungan, potensi P sangat tinggi dan K tanah sangat
agrowisata, yang diintegrasikan dengan rendah, pH agak masam. Berdasarkan
analisis segi sosial ekonomi, peta tanah semi detail, jenis tanah yang
elembagaan, serta kemitraan dalam berkembang di daerah ini adalah typic
pengembangannya. Fokus penelitian ini Hapludalfs, berabu volkanik,
adalah pengembangan agrowisata isohipertermik (Puslitan dan Agroklimat-
dengan pendekatan community based Bogor, 1994). Famili tanah ini
tourism, yang meliputi: (a) program- ditemukan didusun Telaga, Karanganyar,
program pemberdayaan masyarakat Dukuh desa Sibetan.
dalam mengembangkan agrowisata, (b)
keterlibatan masyarakat di dalam proses b. Keragaman Tanaman
perencanaan pengembangan agrowisata Pelindung Pada Tanaman
di desa Sibetan, (c) sarana dan prasarana Salak
pendukung pengembangan Agrowisata
salak, (d) promosi agrowisata, dan (e) Keragaman tanaman pelindung
mendorong tumbuhnya kemitraan pada tanaman salak sangat penting bagi
(partnership). konservasi lahan , satwa dan
perlindungan bagi tanaman salak.

158
Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.02. September 2015 ISSN : 2088-2149

Tanaman salak tidak tahan terhadap , Sengong (Albisia falcate), Kelapa


sinar matahari penuh (Sumantra et al., (Cocos nucifera), Manggis (Garcinia
2012), disamping manfaat lainnya : mangostana L) dan Gamal (Glyricidia
(1) dapat memodifikasi iklim mikro sepium ) dengan INP masing-masing
seperti temperatur udara dan tanah 25.44%, 24.93%, 24.55%, 22.75% dan
(Sumantra et. al., 2012; Sumantra et al., 20.74%. Hasil identifikasi menunjukkan
2014), konservasi flora dan fauna keragaman jenis tanaman pelindung
(Priyadarshini et al., 2011). masih rendah dengan nilai indek
Hasil inventarisasi jenis tanaman keragaman jenis (H) < 1.
pelindung pada sistem budidaya salak
yang ditanam di Sibetan berjumlah 13 c. Keragaman Jenis Salak
jenis. Tanaman Dadap (Erythrina Berdasarkan tinggi tanaman,
variegata L) menunjukkan indeks nilai rangkaian daun, jumlah duri, karakter
penting (INP) tertinggi yaitu 66.52%, buah meliputi warna kulit, daging buah,
kemudian diikuti jenis pelindung Pisang aroma dan rasa buah, petani di Sibetan
(Musa paradisiaca L), dengan INP membedakan salak menjadi beberapa
58.36%, Durian (Durio zibethinus Murr) jenis:

1 Salak Gondok: kulit buah coklat


kemerahan, daging buah putih
kekuningan. Jumlah buah per tandan 10
– 15 butir

2 Salak Nangka, kulit buah coklat


kemerahan, dagig buah putih
kekuningan, rasa buah seperti buah
nangka.

3 Salak Nenas: ujung buah lancip, kulit


buah coklat kemerahan, daging buah
putih kekuningan rasa buah seperti
nenas, jumlah buah per tandan 15-25
tergantung musim

159
Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.02. September 2015 ISSN : 2088-2149

4 Salak Putih : kulit buah putih, daging


buah putih oleh penduduk disebut salak
“toris” rasa buah agak masam

5 Salak Maong: kulit buah coklat


kemerahan dengan bercak putih yang
oleh petani disebut maong atau jamuran,
daging buah putih rasa manis

6 Salak getih /salak buni: kulit buah coklat


kemerahan daging buah merah renya
dan rasa agak masam, daging buah
renyah dan tebal

7 Salak Gulapasir : kulit buah coklat


kehitaman, daging buah putih rasa buah
paling manis dan harga buah 4-6 kali
lebih mahal dari salak bali
8 Salak Nyuh, kulit buah merah
kecoklatan, duri sedikit dan bentuk
seperti pohon kelapa, Jenis ini jarang
berbuah dan kalaupun berbuah jumlah
buah pertandan sedikit 5-15 buah.

9 Salak muani/salak bekung: salak yang


tidak pernah berbuah walaupun
berbunga. Salak muani hanya
ditemukan pada salak gula pasir dan
salak nenas. Bentuk pohon agak kekar
dengan pangkal pelepah agak lebar.

10 Salak Pade, kulit buah merah kecoklatan


daging buah putih kekuningan, ukuran
pohon pendek, Jenis ini sering dijadikan
tanaman hias dan ditanam dalam pot

11 Salak sepet: kulit buah coklat kemerahan, daging buah putih kekuningan
rasa buah sepet.

160
Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.02. September 2015 ISSN : 2088-2149

12 Salak cengkeh Kulit buah merah kecoklatan, daging buah putih


kekuningan, agak keras dan beraroma cengkeh
13 Salak ijin. Kulit buah merah kecoklatan, daging buah putih
kehitaman seperti beras hitam

2. Aspek sosial langka dan unik, yaitu pentas para deha


Jumlah kepala keluarga dari dan teruna dengan pakaian kebesaran
sepuluh banjar berjumlah 2186 KK merupakan potensi pendukung
dengan jumlah penduduk 8.618 jiwa pengembangan agrowista salak.
yang terdiri dari laki-laki 4305 jiwa dan Pembinaan masyarakat tentang
perempuan 4313 jiwa. Tingkat mengolola aset SDA dan manajemen
pendidikan penduduk Desa Sibetan agrowisata salak belum maksimal
masih tergolong rendah, terlihat dari demikian pula dengan kelembagaan
jumlah penduduk yang sebagian besar ekonomi belum berjalan optimal seperti
berada pada tingkat tamat SD /sederajat BUM-Des dan KUD dalam mendukung
yaitu sebanyak 811 orang (37,95%), agrowisata.
tamat SLTP sebanyak 545 orang
(25,50%), dan tingkat pendidikan 3. Analisis SWOT Pengembangan
tertinggi sampai Sarjana (S1) yaitu Agrowisata Salak Sibetan
sebanyak 305 orang (14,27%). a. Kekuatan (Strength)
Sebagian besar mata pencaharian a) Potensi yang kuat dan unik dari
penduduk desa Sibetan sebagai petani agrowisata salak di desa ini
sehingga kelembagaan masyarakat adalah hamparan kebun salak
bercorak pertanian yaitu kelompok tani. yang sangat luas yaitu 81,12%.
Kelompok tani yang mengembangkan Keragaman genetik salak Bali
agrowista salak adalah kelompok Dukuh mencapai 13 jenis dan tidak
Lestari, kelompok Mekar Sari dan dimiliki oleh daerah lain yang
Kelompok tani di Dusun Karanganyar, dapat dijadikan sebagai obyek
yang dibina oleh Dinas Pariwisata wisata terutama bagi para
Kabupaten, dinas Pertanian dan pelajar, mahasiswa dan peneliti.
universitas. Kelompok ini sudah b) Di sela-sela tanaman salak
mengembangkan berbagai kegiatan di terdapat berbagai jenis tanaman
bidang pariwisata dan juga produk- pelindung dengan ragam
produk olahan berbasis buah salak. mencapai 13 jenis. Habitat ini
Desa adat Sibetan memiliki merupakan kondisi ideal bagi
tradisi religius seperti prosesi kehidupan burung punglor yang
pelaksanaan ngusaba dangsil , upacara saat ini sudah mulai langka
ngusaba deha merupakan upacara yang akibat perburuan liar.

161
Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.02. September 2015 ISSN : 2088-2149

c) Pengembangan agrowisata salak g) Desa adat Sibetan memiliki


merupakan salahsatu tradisi religius seperti prosesi
implementasi dari Peraturan pelaksanaan ngusaba dangsil
Daerah Provinsi Bali Nomor 3 dilaksanakan selama 4 (empat)
Tahun 2013 tentang bulan, upacara ngusaba deha
Perlindungan Buah Lokal merupakan upacara yang langka
khususnya pasal 27 sampai dan unik, merupakan pentas para
dengan pasal 35 memberikan deha dan teruna dengan pakaian
peluang dan iklim kondusif kebesaran.
dalam pengembangan agrowisata
salak (Pemerintah Prop.Bali, b. Kelemahan (Weakness)
2013). a) Implementasi perda Propinsi Bali
d) Didaerah agrowisata salak No 3 tahun 2013 belum
Sibetan, petani sudah mampu dilaksanakan secar optimal.
menghasilakn produk industry b) Dari 13 jenis salak yang ada
rumah tangga berbasis buah salak belumdikelola secara baik
seperti berem, kripik, dodol, identitas dan sifat
kurma salak, manisan salak, pia phenofisiologinya, belum ada
salak dan produk kuliner kebun koleksi dan dikawatirkan
berbahan embung (anakan salak) beberapa jenis akan mengalami
sebagai sayur bernuasa khas kepunahan.
daerah Sibetan. c) Wisatawan sulit mendapatkan
e) Kawasan ini juga merupakan buah untuk dipetik langsung
kawasan perkebunan ramah terutama di luar panen raya
lingkungan, karena petani tak (Desember – Maret), disamping
pernah menggunakan bahan itu mutu buah belum memenuhi
kimia. standar.
d) Kombinasi antara tanaman salak
f) Panorama yang indah di kawasan
dan tanaman pelindung belum
agrowisata salak dengan bukit
digali secara optimal
Muding di ujung selatan kawasan
e) Objek agrowisata ini belum
memberikan keindah berupa
dikelola dengan baik mulai dari
lembah dengan persawahan serta
penataan areal yang dijadikan
panorama pantai di kecamatan
objek, operasional kegiatan tour,
Manggis. Agrowisata ini juga
dan sumber daya manusia.
dekat dengan objek wisata Bukit
f) Belum tersedia fasilitas
Putung, obyek wisata Candi dasa,
penginapan yang memadai dan
Tirta Gangga dan Pura Agung
jalur perjalanan wisata yang
Besakih.
jelas. .

162
Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.02. September 2015 ISSN : 2088-2149

g) Objek Agrowisata Sibeten belum b) Efek pengembangan agrowisata


dipasarkan secara maksimal, terhadap budaya masyarakat
disamping itu kerjasama antar sering bergesekan apabila tidak
stakeholder pariwisata dipersiapkan sematang mungkin,
(pemerintah, masyarakat lokal, terutama budaya yang dibawa
industri pariwisata, dan wisatawan asing.
akademisi) belum berjalan 4. Strategi Pengembangan
dengan baik. Agrowisata Salak Sibetan berbasis
h) Pengalaman masyarakat untuk Masyarakat
mengelola agrowisata secara a. Perencanaan pengebangan
lengkap belum ada, seperti agrowisata dan pemasaran
pengelolaan penginapan, suguhan Pemberdayaan masyarakat
seni dan budaya, pelayanan adalah suatu proses untuk
umum yang menarik. memandirikan masyarakat agar dapat
i) Dana untuk penataan agrowisata meningkatkan taraf hidupnya dengan
belum tersedia. menggunakan sumber daya setempat
sebaik mungkin. Proses tersebut
c. Peluang (Opportunity)
menempatkan masyarakat sebagai pihak
a) Kunjungan wisata ke Bali dari
utama atau pusat pengembangan.
tahun ketahun menunjukkan
Program-program pelatihan yang selama
trend pemingkatan.
ini dilakukan oleh Pemerintah
b) Pengembangan agrowisata salak
Kabupaten Karangasem adalah berupa
akan dapat melestarikan dan
pelatihan dan pembinaan untuk
sekaligus menciptakan peluang
meningkatkan kemampuan masyarakat
terbentuknya kultivar baru.
dalam rangka pemanfaatan sumber daya
c) Ekonomi masyarakat akan
yang ada. Dalam perencanaan
meningkat akibat hasil industry
agrowisata, masyarakat diikutsertakan
rumah tangga yang dihasilkan
dalam praktek lapangan dengan
seperti kripik, dodol, berem, pia
memberikan pembelajaran terhadap
dan kurma salak dapat
fakta yang terjadi di suatu daerah seperti
dipasarkan sebagai oleh-oleh
survai atau studi banding. Melalui
khas dari kebun salak.
kegiatan ini masyarakat akan secara
d. Ancaman (Treath)
langsung mengetahui problem yang ada,
a) Pembentukan agrowisata baru
sehingga masyarakat memiliki
di daerah yang berdekatan
gambaran dalam membuat suatu
dengan obyek agrowisata salak
perencanaan yang sesuai dengan kondisi
dikhawatirkan mengganggu
daerah yang dijadikan agrowisata.
kesinambungannya.
Berdasarkan analisis yang
dilakukan oleh masyarakat, maka

163
Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.02. September 2015 ISSN : 2088-2149

kemudian masyarakat berkoordinasi Kelompok Wanita Tani akan


dengan pihak-pihak terkait sepeti menyediakan produk-produk industry
pemerintah Kabupaten melalui Dinas rumah tangga yang telah dihasilkan.
Pariwisata dalam membuat suatu Kelompok yang bertugas langsung
perencanaan pengembangan agrowisata sebagai Tim agrowisata melakukan
salak. Perencanaan yang dibuat melalui tugasnya mulai dari menerima tamu,
pendekatan 4 P (Product, Price, Place mendampingi dan member pelayanan
and Promotion) dan pendekatan kepada wisatawan.
berdasarkan 4 A (Attractions,
Accessibility, Amenitas and Activity). c. Promosi Agrowisata Salak Sibetan
Promosi adalah sarana yang
b. Sarana dan Prasarana Pendukung digunakan perusahaan dalam upaya
Pengembangan Agrowisata Salak untuk menginformasikan, membujuk,
Sarana adalah segala sesuatu dan mengingatkan konsumen langsung
yang dapat dipakai sebagai alat dalam atau tidak langsung tentang produk dan
mencapai tujuan. Prasarana pariwisata merek yang mereka jual. Berbagai
adalah semua fasilitas yang macam bentuk promosi yang dilakukan
memungkinkan agar sarana pariwisata oleh Dinas Pariwisata banyak
dapat hidup dan berkembang serta dapat dipengaruhi oleh kebutuhan dinas serta
memberikan pelayanan kepada berdasarkan target peningkatan
wisatawan untuk memenuhi kebutuhan komoditas pariwisata untuk menambah
mereka yang beranekaragam (Yoeti, devisa negara.
2008). Penataan dan pembuatan sarana
ini meliputi tempat parkir kendaraan d. Dukungan Masyarakat
tamu, tempat penginapan, kantor, Masyarakat Desa Sibetan belum
showroom produk kelompok tani, tempat memahami konsep agrowisata berbasis
(obyek) wisata utama, jalan setapak, WC masyarakat. Pengenalan model
umum, kebun koleksi dan fasilitas agrowisata salak berbasis masyarakat
lainya. menyebabkan mereka tahu dan setuju
Penataan obyek-obyek wisata mengembangkan usaha tersebut karena
yang meliputi penataan kebun salak, akan memberikan dampak yang lebih
kebun percontohan, kebun koleksi, luas bagi perkonomian desa dan peluang
penataan taman di view bukit Munding kerja bagi masyarakat setempat.
banjar Dukuh, pembuatan produk Dukungan dari produk buah, hasil
olahan berbasis buah salak banjar olahan, keragaman salak panorama desa
Telaga. Pemberdayaan kelembagaan sibetan yang alami serta potensi budaya
pendukung agrowisata perlu digalakkan. yang dimiliki membuat masyarakat desa
Unit-unit organisasi ini akan berperan Sibetan tertarik mengembangkannya.
dan melakukan tugas sesuai fungsinya. Hal ini diwujudkan dengan memberikan

164
Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.02. September 2015 ISSN : 2088-2149

informasi dan masukan yang lebih e. Mendorong tumbuhnya partnership


mendalam tentang rencana dan harapan (kemitraan)
untuk mengembangkan agrowisata salak. Demi terciptanya otonomi
Rencana pengembangan tersebut daerah, yang sesuai dengan peraturan
dituangkan dalam bentuk bagan dan peta perundang-undangan khususnya
tentang hal-hal yang perlu digarap dalam Undang-undang No.32 Tahun 2004,
recana tersebut. maka Pemerintah Kabupaten berhak
Disamping itu masyarakat melakukan kebijakan sendiri dengan
memerlukan dukungan dalam melakukan program-program yang
peningkatan kapasitas SDM yang selama sesuai dengan kondisi dan potensi
ini masih dianggap kurang terutama unggulan daerah, yaitu melalui sektor
dalam etika menerima tamu, penguasaan pariwisata yang berbasis pertanian.
bahasa dan pengelolaan manajemen. Program-program tersebut antara lain
Pelatihan-pelatihan yang terkait dengan adalah dengan melakukan
pariwisata dan agrowisata perlu kerjasama/kemitraan dengan institusi
diberikan kepada masyarakat, dan swasta yang berkomitmen penuh
masyarakat perlu dilibatkan dalam terhadap kemajuan sektor pariwisata
perencanaan pengembangan agrowisata berbasis pertanian, yaitu melakukan
di wilayahnya (Budiarti et.al. 2013). partnership dengan penngelola
Masyarakat desa Sibetan juga agrowisata salak Sibetan.
memerlukan sumber pendanaan untuk
menunjang agrowisata, apakah sumber 6. Evaluasi Keberlanjutan
pendanaan nantinya melalui BUMDes Agrowisata Berbasis Masyarakat
atau bentuk Koperasi atau sumber lain Evaluasi keberlanjutan agrowista
yang menguntungkan dan kemudahan salak berbasisis masyarakat di Desa
dalam memperoleh pendanaan dalam Sibetan dari aspek fisik, social ekonomi,
mengembangkan industry rumah tangga dan aspek budaya menunjukkan bahwa
yang sudah berkembang saat ini. segi fisik memerlukan tindakan
Disamping itu, masyarakat sangat perbaikan dan penataan lebih lanjut.
memerlukan regulasi yang dapat Sedangkan dari aspek social ekonomi
mengatur dan juga dijadikan acuan dan aspek budaya menunjukkan arah
dalam pengelolaan agrowisata sehingga yang baik menuju keberlanjutan.
semua kompenen yang terlibat di Beberapa fakta di daerah Bali
dalamnya dapat memperoleh keuntungan menunjukkan, pengembangan fasilitas
dan berkeadilan. pariwisata akan diikuti oleh alih fungsi
lahan. Peristiwa ini perlu diantisipasi
melalui peraturan-peraturan khusus yang
dapat dituwangkan dalam awig-awig
desa adat, sehingga peningkatan nilai

165
Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.02. September 2015 ISSN : 2088-2149

fungsi lahan akan mampu meningkat 2. Potensi kebun dan keindahan alam
pendapatan dan taraf hidup masyarakat. disinergikan dengan potensi produk
Sejalan dengan hasil-hasil penelitian olahan yang ada di masyarakat
negara lain seperti Malaysia bahwa dapat ditawarkan kepada
pengembangan agrowisata mampu pengunjung, dalam program
meningkatkan kesadaran masyarakat agrowisata.
tentang pembangunan berkelanjutan, 3. Penataan jalan setapak di antara
meningkatkan sistem pemberdayaan kebun salak, peningkatan
sosial, memperkuat ikatan sosial mereka kebersihan lingkungan, dan
dan mengembangkan keterampilan sosial pengolahan pelepah hasil
dalam hungannya dengan peningkatan pangkasan untuk pembuatan
pendapatan masyarakat, diversifikasi dan kompos .
intensifikasi kegiatan ekonomi, 4. Peningkatan kapasitas SDM agar
menyediakan lapangan kerja dan dapat memberikan pelayanan yang
pengentasan kemiskinan (Hamzah et baik kepada tamu pengunjung.
al., 2011). Pengembangan model 5. Membangun kebun koleksi untuk
agrowisata perlu memperhatikan mencegah kepunahan jenis-jenis
berbagai faktor-faktor yang berperan, tertentu karena saat ini tempat
diantaranya faktor fisik, masyarakat dan tumbuhnya tersebar dan tidak
sosial budaya, ekonomi, teknologi, aspek terlindungi.
legal dan kebijakan, tingkat supply dan 6. Meningkatkan keberlanjutan
demand wisata pertanian, pengalaman pertanian melalui upaya konservasi
yang diperoleh wisatawan ketika sumber daya (lahan, air, vegetasi,
berkunjung ke area wisata pertanian. dan satwa).
Faktor-faktor tersebut perlu dianalisis 7. Pelestarian dan pengembangan seni
untuk mendapatkan model dan budaya tradisional untuk
pengembangan yang tepat (Budiarti mendukung program agrowisata.
et.al. 2013). 8. Peningkatan kerjasama dan
kemitraan stake holder untuk
7. Rekomendasi Model keberlanjutan pertanian dan
Pengembangan Agrowisata Salak meningkatkan sinergitas sector
Sibetan berbasis Masyarakat pertanian dengan pariwisata.
1. Potensi keragaman jenis tanaman 9.
salak, keragaman jenis tanaman KESIMPULAN
pelindung produk olahan berbasis 1. Desa Sibetan mempunyai potensi
buah salak, keindahan alam dan agrowisata berbasis masyarakat
budaya unik yang dimiliki Desa dengan obyek unggulan kebun
Sibetan dikembangkan untuk salak, produk olahan berbahan
penyusunan program agrowisata. tanaman dan buah salak, keunikan

166
Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.02. September 2015 ISSN : 2088-2149

budaya serta panorama yang indah Badan Pusat Statistika Provinsi Bali.
di bukit Muding, Banjar Dukuh. 2011. Bali Dalam Angka 2011.
2. Masyarakat Desa Sibetan sangat Denpasar: Arysta Jaya
Denpasar.
tertarik mengembangkan agrowisata
Budiarti, T, Suwarto, I. Muflikhati.
berbasis masyarakat dengan obyek 2013. Pengembangan
kebun salak. Agrowisata Berbasis Masyarakat
3. Masyarakat sangat membutuhkan pada Usahatani Terpadu guna
pendampingan baik di bidang Meningkatkan Kesejahteraan
perencanaan, pengembangan dan Petani dan Keberlanjutan Sistem
pengelolaan agrowisata maupun Pertanian. Jurnal Ilmu Pertanian
Indonesia (JIPI). 18 (3): 200-207.
pendapingan dalam pengolahan
Darmadi, AAK., A. Hartana, J. P.Mogea.
produk pasca panen buah salak. 2002. Perbungaan salak Bali.
4. Pengembangan agrowisata salak Hayati 9 (2) :59 – 61.
perlu dilakukan penataan biofisik, Dharma Putra, 2010. Pencemaran
aspek social, budaya, kelembagaan, Lingkungan Ancam Pariwisata
pendanaan dari pemerintah dan dari Bali: Manikgeni.
sumber lain, pemasaran dan Disparda Provinsi Bali, 2010.
International Seminar on
peningkatan jejaring kerjasama.
Tourism Harmonization
Development, Faculty of
UCAPAN TERIMAKASIH Tourism, Udayana, Denpasar,
Terimakasih kami sampaikan 27 April 2010.
kepada Direktorat Penelitian dan Dinas Pariwisata Propinsi Bali. 2012.
Pengabdian kepada Masyarakat, Jumlah kunjungan wisatawan
pada obyek-obyek wisatawan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
di Bali tahun 2012.
KEMENRISTEKDIKTI yang telah Hamzah, A., S.M. Yassi, B.A Samah,
membiayai penelitian ini. Ucapan terima Jeffrey Lawrence D’Silva1,
kasih juga disampaikan kepada Ketua N.Tiraiyaei, H. Mohamed
kelompok Mekarsari dan Kelompok Shaffril, and J. Uli. 2012.
Dukuh Lestari desa Sibetan atas bantuan Socio-economic impact
yang diberikan. potential of agro tourism
activities on Desa Wawasan
Nelayan community living in
DAFTAR PUSTAKA Peninsular Malaysia. African
Journal of Agricultural
Astiti. 2011. Sinergi Pertanian dengan
Research Vol. 7(32), pp. 4581-
Pariwisata. http://asti
4588.
astiti.blogspot.com /2011 /08/
Labek Suyasdi Pura, K. Sumantra,
sinergikan-pertanian-dengan-
Sumeru Ashari, 2013. Potensi
pariwisata.html (down load 28
hasil dan mutu buah beberapa
Nopember 2013).
kultivar salak gulapasir pada
habitat baru di Bali dan upaya

167
Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.02. September 2015 ISSN : 2088-2149

perbaikkannya. Laporan Hibah


Bersaing. Univ. Mahasaraswati
Denpasar.
Priyadharsini, R. K. Hairiah, D.
Suprayoga, J.B. Baon. 2011.
Keragaman pohon penaung
pada kopi berbasis
agroforestry dan pengaruhnya
terhadap layanan ekosistem.
Berk. Penel. Hayati edisi
Khusus 7 F. p. 81-85.
Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat.
1994. Peta semi detail daerah
Nusa Dua – Padangbai, Skala
1: 50.000. Puslitan dan
Agroklimat. Bogor. Lembar
1807-41.
Sumantra dan Labek Suyasdi Pura,
2012.Analisis neraca air lahan
pada pertanaman salak gulapasir
sebagai dasar unutk pembuahan
di luar musim. Jurnal Agrimeta
Vol.02 (03): 1-12.
Sumantra, K. Sumeru Ashari, T.
Wardiyati, Agus Suryanto, 2012.
Diversity of Shade Trees and
Their Influence on the
Microclimate of Agro-Ecosystem
and Fruit Production of
Gulapasir Salak (Salacca
Zalacca var. Amboinensis).
International Journal of Basic &
Applied Sciences IJBAS-IJENS
:12 (06) : 214-221.
Sumantra, K.. Sumeru Ashari, N.Labek
Suyasdi Pura, 2014. Heat unit,
phenology and fruit quality of
salak (Salacca Zalacca var.
Amboinensis) on different
elevation in Tabanan regency
Bali. J.Agriculture, Forestry and
Fisheries. 3 (02): 102-107
(http://www.sciencepublis
hinggroup.com/j/aff)

168

Вам также может понравиться