Вы находитесь на странице: 1из 9

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA BERDASARKAN METODE

DEFINED DAILY DOSE (DDD) PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM

Adiyat Edy Wahyudi1,*, Jaka Fadraersada2, Muhammad Amir Masruhim1

1
Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian “Farmaka Tropis”,
Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia
2
Kelompok Bidang Ilmu Farmasi Klinik dan Komunitas, Fakultas Farmasi,
Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia
*
Email: adiyatrwi@gmail.com

ABSTRACT

The impacts of irrational use of antibiotics on patients with diabetic foot ulcers are
increases incidence of resistance, the occurrence of drug side effects, failure of therapy,
the disease experienced by patients worsens and thus decreases the quality of health
services. The purpose of this study was to calculate DDD values to determine the rational
level of antibiotic use in diabetic ulcer patients receiving antibiotic therapy. This study
used a retrospective observational design and quantitative descriptive data acquisition
using DDD calculations. Quantitative assessment was carried out using the ATC / DDD
method and 90% DU. The evaluation results of antibiotic use on the total number of DDD
/ 100 patient-days values showed the highest value of Ceftriaxone at 31.88 DDD / 100 days
of care, followed by metronidazole at 10.87 DDD / 100 days of care, meropenem at 7.06
DDD / 100 day of care, Ciprofloxacin 5,07DDD/ 100 Days of care, Amikacin 1.63 DDD /
100 days of care and Sefoperazone at 1.45DDD / 100 days of care. With 3 types of
antibiotics that include in the DU segment 90% of the most use are ceftriaxone 64.59%,
metronidazole 17.76, meropenem 7.28%. and ciprofloxacin 6,01%. The result shows that
the quantity of antibiotics used does not indicate the principle of rational use of antibiotics.

Keywords: Antibiotics, ATC, Defined Daily Dose (DDD), DU 90%, Diabetic foot ulcer

ABSTRAK

Dampak penggunaan antibiotika yang tidak rasional pada pasien Ulkus kaki diabetik yaitu
meningkatnya kejadian resistensi, kejadian efek samping obat, terjadi kegagalan terapi,
penyakit yang dialami pasien bertambah parah sehingga menurunkan kualitas pelayanan
kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung nilai DDD untuk mengetahui
tingkat rasional penggunaan antibiotika pada pasien ulkus diabetikum yang menerima
terapi antibiotika. Penelitian ini menggunakan rancangan observasional retrospektif dan
perolehan data secara deskriptif kuantitatif mengunakan perhitungan DDD. Penilaian
secara kuantitatif dilakukan dengan metode ATC/DDD dan DU 90%. Hasil evaluasi
penggunaan antibiotik pada jumlah keseluruhan nilai DDD/100 patient-days didapatkan
nilai tertinggi yaitu Ceftriaxone sebesar 31,88 DDD/100 hari rawat, diikuti dengan
metronidazol sebesar 10,87 DDD/100 hari rawat, meropenem sebesar 7,06 DDD/100 hari

Proceeding of the 8th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 21


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 20-21 November 2018
Evaluasi Penggunaan Antibiotika berdasarkan Metode Defined Daily Dose (DDD) pada Pasien Ulkus Diabetikum

rawat, Amikacin 1.63 DDD/100 hari rawat dan Sefoperazone sebesar 1,45DDD/100 hari
rawat. Dengan 3 jenis antibiotik yang masuk ke dalam segmen DU 90% penggunaan
terbanyak yaitu seftriakson 64,59% , metronidazol 17,76%, meropenem 7,28% dan
ciprofloxacin 6,01% . Hal ini menunjukkan bahwa kuantitas antibiotik yang digunakan
tidak menunjukkan prinsip penggunaan antibiotik yang rasional.

Kata kunci : Antibiotik, ATC, Defined Daily Dose (DDD), , DU 90%, Ulkus kaki diabetik

DOI: https://doi.org/10.25026/mpc.v8i1.298

PENDAHULUAN berkaitan dengan pengobatan ulkus kaki


Penyakit infeksi masih merupakan diabetik. 3
masalah kesehatan bagi masyarakat Kuantitas penggunaan antibiotik
Indonesia maupun negara berkembang menurut perhitungan metode ATC/DDD
lainnya. 1 Ulkus kaki diabetik didapatkan hasil pada tahun 2004 105,2
sampai saat ini menjadi masalah DDD/100 hari rawat dan tahun 2006
kesehatan utama di seluruh dunia, karena 107,3 DDD/100 hari rawat. Sistem
kasus yang semakin meningkat, ulkus ATC/DDD (ATC = Anatomical
bersifat kronis dan sulit sembuh, Therapeutic Chemical, DDD = Defined
mengalami infeksi dan iskemia tungkai Daily Dose) adalah sistem klasifikasi dan
dengan risiko amputasi bahkan pengukuran penggunaan obat yang saat
mengancam jiwa, membutuhkan sumber ini menjadi salah satu pusat perhatian
daya kesehatan yang besar, sehingga dalam pengembangan penelitian
4
memberi beban sosio-ekonomi bagi penggunaan obat.
pasien, masyarakat, dan negara. Berbagai Hasil evaluasi penggunaan obat
metode pengobatan telah dikembangkan dapat dibandingkan dengan
namun sampai saat ini belum menggunakan metode ATC/DDD.
memberikan hasil yang memuaskan. Adanya perbandingan penggunaan obat
Peningkatan populasi penderita diabetes ditempat berbeda sangat bermanfaat
mellitus (DM), berdampak pada untuk menemukan adanya perbedaan
peningkatan kejadian ulkus kaki diabetik substansial yang akan menuntun untuk
sebagai komplikasi kronis DM, dimana dilakukan evaluasi lebih lanjut jika
sebanyak 15-25% penderita DM akan ditemukan perbedaan yang bermakna,
mengalami ulkus kaki diabetik di dalam yang akhirnya akan mengarahkan pada
hidup mereka. 2 identifikasi masalah dan perbaikan sistem
Di Amerika Serikat, Huang dkk. penggunaan obat. 5
(2009) memproyeksikan jumlah
penyandang DM dalam 25 tahun ke METODOLOGI
depan (antara tahun 2009-2034) akan Metode penelitian dilakukan
meningkat 2 kali lipat dari 23,7 juta secara observational dengan cara
menjadi 44,1 juta, biaya perawatan per retrospektif yaitu dengan melakukan
tahun meningkat sebanyak 223 miliar penelusuran dokumen terdahulu yaitu
dolar dari 113 menjadi 336 miliar dolar rekam medik pada pasien ulkus
Amerika Serikat. Biaya pengobatan DM diabetikum yang menerima terapi
dan komplikasinya pada tahun 2007 di antibiotika di RS Samarinda Medika
Amerika Serikat mencapai 116 miliar Citra dengan metode Defined Daily Dose
dolar, dimana 33% dari biaya tersebut (DDD).

Proceeding of the 8th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 22


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 20-21 November 2018
Evaluasi Penggunaan Antibiotika berdasarkan Metode Defined Daily Dose (DDD) pada Pasien Ulkus Diabetikum

Metode Sampling yang telah dilakukan pemilihan


Teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria inklusi yang nantinya
dalam penelitian ini adalah consecutive diolah menggunakan metode Defined
sampling. Pada consecutive sampling, Daily Dose (DDD) dan Kode ATC
semua subjek yang datang dan memenuhi berdasarkan WHO.
kriteria pemilihan dimasukkan dalam
penelitian sampai jumlah subjek yang HASIL DAN PEMBAHASAN
diperlukan terpenuhi. Consecutive Penelitian ini dilakukan dengan
sampling ini merupakan jenis mengambil data rekam medik pasien
nonprobability sampling yang paling ulkus diabetik di Rumah Sakit Samarinda
baik, dan merupakan cara termudah. Medika Citra. Data pasien yang
Sebagian besar penelitian klinis digunakan adalah pasien ulkus diabetik
(termasuk uji klinis) menggunakan teknik yang berobat rawat inap di Rumah Sakit
ini untuk pemilihan subjeknya. 5 Samarinda Medika Citra. Pengambilan
sampel dilakukan melalui metode
Subjek Penelitian Consecutive Sampling hingga dari 100
data rekam medis yang diberikan Tim
Kriterian Inklusi Rekam Medis Rumah Sakit Samarinda
a. Pasien ulkus diabetik yang sudah Medika Citra, didapatkan 59 data yang
terdiagnosis ulkus kaki diabetik oleh terdiagnosis ulkus diabetik sedangkan 41
dokter data lainnya di eksklusi karena tidak
b. memenuhi kriteria inklusi.
c. Pasien ulkus diabetik dari tahun 2017 Untuk distribusi kasus ulkus
d. Pasien ulkus diabteik yang dirawat di diabetik di Rumah Sakit Samarinda
ruang rawat inap. Medika Citra berdasarkan kelompok Usia
(Depkes) didapatkan usia dewasa (26-45
Teknik Pengambilan Data tahun) 10 pasien atau 16,9 %, kelompok
Tahap pengambilan data diambil usia lansia (46-65 tahun) 45 pasien atau
dari data rekam medik yang meliputi 76,3 % dan kelompok usia manula (> 65
nomor rekam medik, jenis kelamin, data tahun) 4 pasien atua 6,8 %.
laboratorium, jenis dan golongan Dari gambaran ini, didapatkan
antibiotika, dosis, frekuensi dan jumlah kelompok usia tertinggi yakni kelompok
hari rawat inap pasien, riwayat usia lansia yang berkisar antara 46-65
pengobatan lain selama menjalani terapi tahun dengan rata-rata usia 53,9 tahun.
antibiotika di RS. Samarinda Medika Hal ini sesuai dengan penelitian
Citra. Dalam tahap ini akan dilakukan Madanchi dkk. dan Lianes dkk. yang
penyeleksian data yaitu berdasarkan menyatakan bahwa puncak pasien ulkus
kriteria inklusi dan eksklusi. Kemudian diabetik berada di dekade ke 5 dan ke 6
dilakukan pencatatan data, pada tahap ini kehidupan. Tidak hanya itu, Mandachi
peneliti mencatat data pasien ulkus dkk. dalam penelitiannya juga
diabetikum yang menjalani rawat inap di menguraikan bahwa dalam penelitian lain
RS. Samarinda Medika Citra dan yang ditemukan didapatkan juga rerata
menerima terapi antibiotika. Pencatatan usia pasien berkisar antara 55-60 tahun.
data menggunakan instrumen penelitian Chomi dkk., Raymundo Mendoza dkk
yaitu lembar data pasien. dan Decroli dkk juga menyatakan dalam
penelitiannya bahwa pasien ulkus
Teknik Analisis Data diabetik terbanyak masing-masing berada
Proses pengambilan data pada kelompok usia 50-59 tahun dengan
dilakukan di Rumah Sakit Samarinda rata-rata masing-masing 53 tahun,
Medika Citra berupa data rekam medik kelompok usai 40-59 tahun dengan rata-

Proceeding of the 8th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 23


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 20-21 November 2018
Evaluasi Penggunaan Antibiotika berdasarkan Metode Defined Daily Dose (DDD) pada Pasien Ulkus Diabetikum

rata 55,2±9,5 tahun dan kelompok usia penurunan respon inflamasi, penurunan
51-60 tahun dengan rata-rata usia pasien kemampuan poliferasi sel, perlambatan
56+28.2 tahun. angiogenesis dan memiliki laju sintesis
Hal ini kemungkinan terjadi kolagen yang lebih rendah dibandingkan
karena pada pasien tua telah terjadi dengan degradasinya. 6

Tabel 1. Karakteristik Usia Pasien Ulkus Diabetikum


Variabel Jumlah (n= 59) Persentase (%)
Usia Dewasa 10 16.9
Lansia 45 76.3
Manula 4 6.8

Tabel 2. Karakteristik Pemberian Antibiotik Pasien Ulkus Diabetik


Variabel Antibiotik Jumlah (n=59) Presentase (%)
Derivat beta laktam : 11 18,6
-Sefalosforin generasi 3 1 1,7
-Karbapenem
Kuinolon 1 1,7
Sefalosporin + karbapenem 2 3,4
Sefalosporin + kuinolon 2 3,4
Sefalosporin + sulbaktam 1 1,7
Sefalosporin + amubisid 29 49,2
Sefalosporin + karbapenem + sulbaktam 2 3,4
Sefalosporin + amubisid + kuinolon 2 3,4
Sefalosporin + kuinolon + karbapenem 1 1,7
Sefalosporin + amubisid + karbapenem 1 1,7
Sefalosporin + amubisid + aminoglikosida 1 1,7
Kuinolon + amubisid + karbapenem 2 3,4
Sefalosporin + kuinolon + karbapenem + amubisid 1 1,7
Sefalosporin + karbapenem + sulbaktam + amubisid 1 1,7

Berdasarkan tabel di atas, dan distribusi monoterapi sefalosporin


diketahui bahwa pemberian antibiotik generasi ke-3 sebesar 18,6%. Anggriawan
pada pasien ulkus diabetik di Rumah (2014) melaporkan terdapat bakteri
Sakit Samarinda Medika Citra dapat aerob dan anaerob dalam kultur pus
meliputi monoterapi antibiotik seperti penderita diabetes, yaitu Enterobacter
dari derivat beta laktam sefalosporin sp. (10,71%), Staphylococcus aureus
generasi ke-3 seperti seftizoksim, (17,85%), Salmonella sp. (82,15%) dan
sefoperazon, seftriakson, sefiksim, Pseudomonas sp (17,86%).7
seftizidim dan sefuroksim (18.6%) Dari Pada penggunaan antibiotik
distribusi pemberian antibiotik yang telah sefalosforin yang merupakan kelas dari
diuraikan, maka didapatkan bahwa beta laktam relatif banyak digunakan
pemberian antibiotik terbanyak pasien dikarenakan kemungkinan terjadinya
ulkus diabetik jatuh pada kombinasi alergi yang kecil, memiliki efek samping
antibiotik antara golongan sefalosporin yang rendah dah merupakan antibiotik
dengan amubisid yakni sebesar 49,2% berspektrum luas sehingga cocok

Proceeding of the 8th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 24


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 20-21 November 2018
Evaluasi Penggunaan Antibiotika berdasarkan Metode Defined Daily Dose (DDD) pada Pasien Ulkus Diabetikum

digukanan untuk pemberian pada pasien berpenetrasi pada dinding bakteri dan
ulkus diabetikum yang memiliki jenis mengikat pada ribosom dalam sel.
bakteri Enterobacter sp. Pada Biasanya digunakan untuk menekan
penggunaan golongan kuinolon infeksi bakteri Pseudomonas sp. Pada
berkhasiat bakterisid pada fase penggunaan antibiotik secara kombinasi
pertumbuhan bakteri gram negatif, diharapkan ampuh untuk menghambat
dengan menghambat enzim DNA gyrase dan mengobati infeksi yang terjadi pada
bakteri sehingga menghambat sintesa jaringan kulit oleh beberapa jenis bakteri
DNA. Biasanya digunakan untuk infeksi tersebut. Kombinasi dilakukan
kulit dan jaringan kulit. Pada berdasarkan hasil kultur bakteri untuk
penggunaan metronidazol yang termasuk melihat apakah ada respon resistensi pada
dalam golongan amubisid digunakan pemberian antibiotik tunggal.
karena sangat baik untuk bakteri anaerob. Berdasarkan hasil penelitian ini,
Bakteri jenis ini biasanya hidup pada luka para dokter cenderung meresepkan
tertututp seperti pada ulkus kaki antibiotik lebih banyak dan umumnya
diabetikum yang biasanya sudah terdapat dari jenis antibiotik yang berspektrum
nanah. Pemberian meronidazol juga luas (seftriakson). Hal ini mungkin
digunakan untuk menjaga pasien dari dikarenakan para dokter lebih memiliki
infeksi kuman amoeba. Pada penggunaan ketakutan akan timbulnya infeksi
golongan aminoglikosida, penggunaan maupun resistensi pasien yang dirawat di
diharapkan dapat dengan cepat rumah sakit lebih lama.

Tabel 3. Length of Stay Pasien rawat inap ulkus diabetikum di Rumah Sakit Samarinda
Medika Citra
No Length of Stay Jumlah Presentase (%)
1 2-3 hari 20 33,9%
2 4-5 hari 29 49.1%
3 6-7 hari 8 13,5%
4 >8 hari 2 3.5%

Tabel 4. Jumlah Hari Rawat Pasien


Bulan N LOS (hari) Rata-rata (hari)
Januari 3 10 3,33
Februari 9 42 4,66
Maret 4 13 3,25
April 3 12 4
Mei 6 34 5,66
Juni 7 37 5,28
Juli 2 6 3
Agustus 5 27 5,4
September 5 25 5
Oktober 3 9 3
November 8 45 5,62
Desember 4 16 4
Jumlah 59 276 52.2
Rata-rata 4,91 23 4,37

Proceeding of the 8th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 25


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 20-21 November 2018
Evaluasi Penggunaan Antibiotika berdasarkan Metode Defined Daily Dose (DDD) pada Pasien Ulkus Diabetikum

Lama perawatan pasien berkisar Rumah Sakit Samarinda Medika Citra


antara 2-15 hari dengan rerata 4,37 hari. pada tahun 2017 memiliki rata-rata lama
Rincian hasil lama hari rawat pasien yang rawat inap selama 4,37 hari dan total
sesuai standar adalah 2-3 hari (20 pasien; jumlah hari rawat seluruh pasien adalah
33,9%), 4-5 hari (29 pasien; 49,1%). 276 hari.
Adapun dalam penelitian ini, lama rawat Penilaian penggunaan antibiotik
inap pasien dengan kategori 6-7 hari dan secara kuantitas dilakukan dengan cara
≥ 8 hari dikarenakan pasien memiliki menghitung DDD (Defned Daily Doses)
penyakit penyerta lain yang juga menjadi per 100 hari rawat yang telah
faktor yang menyebabkan lama hari direkomendasikan oleh WHO. Penilaian
rawat inap pasien lebih lama. kuantitas penggunaan antibiotik dari 59
Data jumlah hari rawat diperlukan catatan medik yang masuk dalam
untuk menghitung penggunaan antibiotik penanganan di Rumah Sakit Samarinda
pada pasien ulkus diabetikum dengan Medika Citra didapat dari perhitungan
satuan DDD/ 100 patient-days. LOS DDD/100 hari rawat. Semakin kecil
(length of stay) merupakan lama hari kuantitas antibiotik yang digunakan
rawat inap pasien terhitung sejak pasien menunjukkan bahwa dokter lebih selektif
masuk rumah sakit sampai dengan hari dalam peresepan antibiotik sehingga lebih
dimana pasien keluar dari rumah sakit. mendekati prinsip penggunaan antibiotik
Pada tabel tersebut diatas menunjukkan yang rasional.
bahwa dari 59 pasien ulkus diabetikum

Tabel 5. Hasil Perhitungan DDD/100 Patient-Days pada pasien Ulkus Diabetikum di


Rumah Sakit Samarinda Medika Citra
Nilai TOTAL
Total
Standar LOS DDD/100
Antibiotik penggunaan Perhitungan
DDD semua Patient days
(g)
WHO (g) pasien
(Sefalosporin)
176/2 x
Ceftriaxone 176 2 31,88
100/276
J01DD04
(Amubisid)
15/0,5 x
Metronidazol 15 0,5 10,87
100/276
G01AF01
(Carbapenem)
39/2 x
Meropenom 39 2 7.06
100/276
J01DH02
276
(Kuinolon)
14/1 x
Ciprofloxacin 14 1 5,07
100/276
J01MA02
(Sulbactam)
16/4 x
Cefoperazon 16 4 1,45
100/276
J01DD62
(Aminoglikosida)
4/1 x
Amikasin 4 1 1,63
100/276
J01GB06

Proceeding of the 8th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 26


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 20-21 November 2018
Evaluasi Penggunaan Antibiotika berdasarkan Metode Defined Daily Dose (DDD) pada Pasien Ulkus Diabetikum

Tabel 6. Profil DU 90% pada pasien Ulkus Diabetikum di Rumah Sakit Samarinda Medika
Citra
DDD/100 Penggunaan Segmen
No Kode ATC Antibiotik
Patient days (%) DU
1 J01DD04 (Sefalosporin) 31,88 68,60 90%
Ceftriaxone
2 G01AF01 (Amubisid) 10,87 19,76
Metronidazol
3 J01DH02 (Carbapenem) 7.06 7,28
Meropenom
4 J01MA02 (Kuinolon) 5,07 6,01
Ciprofloxacin
5 J01GB06 (Aminoglikosida) 1,63 2,79 10%
Amikasin
6 J01DD62 (Sulbactam) 1,45 1,57
Cefoperazon
Jumlah 52,86 100,00

Penilaian penggunaan antibiotik pada periode Januari–Desember tahun


secara kuantitas dilakukan dengan cara 2017 dengan 4 jenis antibiotik yang
menghitung DDD (Defned Daily Doses) masuk ke dalam segmen DU 90%
per 100 hari rawat yang telah penggunaan terbanyak yaitu seftriakson,
direkomendasikan oleh WHO. Penilaian metronidazol, meropenem dan
kuantitas penggunaan antibiotik dari 59 siprofloksasin. Banyaknya variasi jenis
catatan medik yang masuk dalam antibiotik menyebabkan rentannya
penanganan di Rumah Sakit Samarinda insiden resistensi antibiotik dan
Medika Citra didapat dari perhitungan meningkatkan peluang munculnya
DDD/100 hari rawat. Semakin kecil resistensi terhadap antibiotik yang
kuantitas antibiotik yang digunakan digunakan.
menunjukkan bahwa dokter lebih selektif Berdasarkan hasil penelitian ini,
dalam peresepan antibiotik sehingga lebih para dokter cenderung meresepkan
mendekati prinsip penggunaan antibiotik antibiotik lebih banyak dan umumnya
yang rasional. dari jenis antibiotik yang berspektrum
Dalam penelitian ini didapatkan luas (seftriakson). Hal ini mungkin
15 variasi penggunaan antibiotik yang dikarenakan para dokter lebih memiliki
termasuk dalam penanganan di Rumah ketakutan akan timbulnya infeksi baik
Sakit Samarinda Medika Citra dengan dari luka operasi maupun kontaminasi
total 52,86 DDD/100 hari rawat. Hal ini pasien yang dirawat di rumah sakit lebih
dapat diartikan bahwa di antara 100 lama. Dengan adanya perhitungan
pasien yang dirawat inap terdapat sekitar DDD/100 pasien, diharapkan penggunaan
18 pasien yang mendapatkan 1 DDD obat antibiotik di ruangan atau bangsal
golongan antibiotik. Penggunaan tertentu dapat dibandingkan dengan
antibiotik terbesar adalah seftriakson ruangan atau bangsal lain, bahkan antar
sebesar 31,88 DDD/100 hari rawat, rumah sakit atau antar negara sehingga
diikuti dengan metronidazol yang sebesar dapat meningkatkan kualitas penggunaan
10,87 DDD/100 hari rawat. antibiotik.
Terdapat 15 jenis antibiotik yang Penelitian ini memiliki beberapa
dikonsumsi pada pasien ulkus diabetikum keterbatasan, diantaranya jumlah sampel

Proceeding of the 8th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 27


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 20-21 November 2018
Evaluasi Penggunaan Antibiotika berdasarkan Metode Defined Daily Dose (DDD) pada Pasien Ulkus Diabetikum

tidak mencakup seluruh pasien yang diabetic foot: the economic case for
masuk dalam penanganan di Rumah Sakit the limb salvage team. J Am Podiatr
Medika Citra pada periode januari sampai Med Assoc.;100(5):335-41.
Desember 2017 dan hanya dapat diambil [5] Gunawan, Sulistia G., Rianto, S.,
sejumlah sampel yang dianggap dapat Nafrialdi, E. (2009). Farmakologi
mewakili. Metode pendekatan yang dan Terapi. Jakarta: Departemen
digunakan yaitu retrospektif dimana Farmakologi dan Terapeutik Fakultas
metode ini memiliki kelemahan pada Kedokteran Universitas Indonesia.
penulisan medik yang tidak lengkap. [6] Hardman dan Limbird. (2008).
Goodman & Gilman Dasar
KESIMPULAN Farmakologi Terapi Volume 2
Pada analisa kuantitatif jumlah (Edisi 10). Jakarta: EGC Penerbit
keseluruhan DDD/100 patient-days Buku Kedokteran.
didapatkan hasil Ceftriaxone sebesar [7] Health Organization. Guidelines for
31,88 DDD/100 hari rawat, diikuti ATC classification and DDD
dengan metronidazol sebesar 10,87 assignment 2016. The effects of
DDD/100 hari rawat, meropenem sebesar brief mindfulness intervention on
7,06 DDD/100 hari rawat, ciprofloxacin acute pain experience: An
5,07 DDD/100 hari rawat, Amikacin examination of individual difference
1.63 DDD/100 hari rawat dan (Vol. 1).
Sefoperazone sebesar 1,45 DDD/100 hari [8] Huang, E.S., Basu, A., O’Grady, M.,
rawat. Nilai tertinggi terdapat pada Capreta, J.C. 2009. Projecting the
Ceftriaxone dengan nilai DDD/100 Future Diabetes Population Size and
patient-days = 31,88 dan terendah adalah Related Costs for the U.S. Diabetes
Cefoperazondari dengan nilai DDD/100 Care, 32:2225-9.
patient-days = 1,45. Dengan 3 jenis [9] Kementrian Kesehatan Republik
antibiotik yang masuk ke dalam segmen Indonesia. (2011b). Peraturan
DU 90% penggunaan terbanyak yaitu Menteri Kesehatan Republik
seftriakson 68,60%, metronidazol Indonesia Nomor: 2406/MENKES/
19,76%, dan meropenem 7,28%. dan PER/XII/2011. Jakarta: Kementrian
Co[rofloxacin 6,01%. Hal ini Kesehatan Republik Indonesia.
menunjukkan bahwa kuantitas antibiotik [10] Kirsner, R.S., Warriner,R., Michela,
yang digunakan tidak menunjukkan M., Stasik, L., Freeman, K. 2010.
prinsip penggunaan antibiotik yang Advanced Biological Therapies for
rasional. Diabetic Foot Ulcers. Arch
Dermatol.;146(8):857-62.
DAFTAR PUSTAKA [11] Lobmann, R., Schultz, G., Lehnert,
[1] Bergman. (1998). Drug utilization H. 2005. Proteases and Diabetic
90% - a simple method assessing the Foot Syndrome: Mechanisms and
quality of drug prescribing. Therapeutic Implications. Diabetes
[2] Brahma Marak and Wahlang. (2012). care, 28(2):462-71.
Rational Use of Drug and Irrational [12] Pusat Data dan Informasi Persi.
Drug Combination. The Internet Available from
Journal of Pharmacology, 10. http://www.pdpersi.co.id/conten/m_n
[3] Brunton et all. (2006). Goodman & ews. Diakses pada Februari 2018.
Gilman : Manual Farmakologi dan [13] Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Terapi. Jakarta: Penerbit Buku 2007. Laporan Badan Penelitian dan
Kedokteran. Pengembangan Kesehatan
[4] Driver, V.,R., Fabbi, M., Lavery, L., Departemen Kesehatan, Republik
A., Gibbons, G. 2010. The costs of Indonesia.

Proceeding of the 8th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 28


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 20-21 November 2018
Evaluasi Penggunaan Antibiotika berdasarkan Metode Defined Daily Dose (DDD) pada Pasien Ulkus Diabetikum

[14] Stockley, I.H. (2008). Drug [18] Van Baal, J.G. 2004. Surgical
Interactions, 8th edition, University treatment of the Infected Diabetic
of Nottigham Medical School. Foot. Clinical Infectious Diseases,
Pharmaceutical Press: London, 1031- 39: S 123-8.
1034. [19] Weck, M., Slesaczeck, T., Paetzold,
[15] Tjay dan Rahardja. (2007). Obat- H., Muench, D., Nanning, T., von
Obat Penting : Khasiat, Penggunaan, Gagern, G., Brechow, A., Dietrich,
dan Efek-Efek Sampingnya. Jakarta: U., Holfert, M., Bornstein,S.,
Media Komputindo Kelompok Barthel, A.,Thomas, A., Koehler, C.,
Kompas - Gramedia. Hanefeld, M. 2013. Structured health
[16] Tripathi, K. D. (2009). Essentials of care for subjects with diabetic foot
Medical Pharmacology. India: Kash ulcers results in a reduction of major
production. 231-246. amputation rates. Cardiovascular
[17] Utami, E. R. (2002). antibiotika, Diabetology 2013, 12:45.
resistensi, dan rasionalitas terapi, [20] Whittem, T., & Gaon, D. (1998).
124–138. Principles of Antimicrobial Therapy.
Veterinary Clinics of North
America: Small Animal Practice,
28(2), 197–213.

Proceeding of the 8th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences 29


ISSN: 2614-4778
Samarinda, 20-21 November 2018

Вам также может понравиться