Вы находитесь на странице: 1из 10

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 2, Nopember 2015 ISSN 2085-7829

Pemodelan Regresi Variabel Moderasi Dengan Metode Sub-Group

Regression Modeling of Moderating Variable with a Method of Sub Group

Risna Septiawati1, Desi Yuniarti2, dan Ika Purnamasari3


1
Mahasiswa Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman
2,3
Dosen Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman
E-mail: risnaseptia18@gmail.com1, desy_yunt@yahoo.com2, ika.purnamasari@gmail.com3

Abstract
Regression analysis is the analysis used to analyze the influence of the independent variable on the
dependent variable and aims to estimate or predict the value of the dependent variable if the value of the
independent variable have increase or decrease. The regression analysis in this case is regression with
moderating variable. Moderating variable is the variable which can strengthen or weaken the relation
between independent and dependent variables. The method used in moderating variable regression
analysis is a method of sub group. The method of sub group is done by dividing into two groups based on
the three variables that are hypothesized as a moderating variable.The data used in this study the number
of local revenue in East Kalimantan with aims to determine whether the number of internasional tourists
and the number of domestic tourists have the influence with of local revenue in East Kalimantan and
determine whether the number of tourist destination are moderating variables of to local revenue in East
Kalimantan and to determine the moderating variable regression models with a method of sub group.
Based on the research results of a moderating variable regression analysis with a method of sub group,
the number of internasional tourists and the number of domestic tourists have the influence with of local
revenue in East Kalimantan, for the number of tourist destination are moderating variable and the
regression models to the data of Z  274 (category 1) Yˆ0  1231,677  47,594 X 1  1,380 X 2 , to the
data of Z  274 (category 2) Yˆ1  2327,449  125,049 X1  1,145 X 2 , with Z is the number of tourist
destination.

Keywords: Regression analysis, the number of local revenue, the method of sub group, moderating
variable.

Pendahuluan
Regresi adalah suatu istilah yang pertama variabel independen maupun variabel dependen
kali diperkenalkan oleh Francis Galton pada saja, tetapi seringkali muncul adanya variabel
tahun 1886. Menurut Gujarati (2012), analisis yang mampu memperkuat atau memperlemah
regresi adalah analisis yang dipergunakan untuk hubungan antara variabel independen terhadap
menganalisis pengaruh pada variabel independen variabel dependen yang disebut dengan variabel
terhadap variabel dependen. Terdapat tiga tipe moderasi. Pada variabel moderasi terdapat empat
pada analisis regresi, tipe yang pertama adalah metode yaitu metode sub-group, metode
regresi linier sederhana yang berfungsi untuk interaksi, metode selisih mutlak dan metode
mengetahui hubungan linier antara dua variabel, residual (Liana, 2009).
satu variabel dependen dan satu variabel Dalam penelitian ini akan digunakan metode
independen. Tipe kedua adalah regresi linier sub-group. Metode sub-group merupakan metode
berganda yang merupakan model regresi linier yang dilakukan dengan memecah sampel menjadi
dengan satu variabel dependen dan lebih dari satu dua kategori berdasarkan variabel ketiga yang
variabel independen. Tipe ketiga adalah regresi dihipotesiskan sebagai variabel moderasi.
non linier yang berasumsi bahwa hubungan Menurut Suliyanto (2011), dalam metode sub-
antara variabel dependen dan variabel group memiliki kelebihan dibanding metode
independen bersifat tidak linier. Pada kasus lainnya, yaitu peneliti dapat menggunakan
regresi, metode yang biasa digunakan dalam variabel moderasi berupa data dikotomi maupun
mengestimasi parameter regresi adalah Ordinary data kontinyu. Akan tetapi metode ini memiliki
Least Square (metode kuadrat terkecil). kelemahan yaitu tidak dapat menggunakan lebih
Metode kuadrat terkecil digunakan untuk dari satu variabel moderasi. Pada penelitian ini
memperoleh total kuadrat error yang paling terkait tentang pendapatan asli daerah di
minimum. Pada metode kuadrat terkecil terdapat Kalimantan Timur yang merupakan provinsi
beberapa asumsi klasik yaitu yang memiliki potensi pariwisata dan
nonmultikolinieritas, homoskedastisitas, kebudayaan. Dalam hal ini pemerintah Provinsi
nonautokorelasi dan residual berdistribusi Kalimantan Timur dengan anugerah kekayaan
normal. Pada analisis regresi, hubungan linier alamnya beserta beberapa obyek wisata dan
antar variabel tidak hanya ditentukan oleh budaya yang telah dimiliki, akan mempunyai

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 153


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 2, Nopember 2015 ISSN 2085-7829

perencanaan yang cerah untuk upaya peningkatan independen secara individu mempengaruhi
pendapatan asli daerah. Oleh karena itu salah satu variabel dependen (Widarjono, 2010).
sektor yang sangat potensi untuk dikembangkan
atau dapat dijadikan andalan bagi pemasukan Koefisien Determinasi
pendapatan asli daerah yaitu dari sektor Koefisien determinasi (R2) adalah besarnya
pariwisata, seperti jumlah kunjungan wisatawan informasi di dalam variabel dependen yang dapat
asing maupun jumlah kunjungan wisatawan diberikan oleh model regresi yang diperoleh.
nusantara dan jumlah obyek wisata. Oleh karena itu, semakin besar R2 menunjukkan
Oleh karena itu, dalam penelitian ini semakin baik kemampuan variabel independen
menjadikan jumlah obyek wisata sebagai variabel mempengaruhi variabel dependen. Menurut
yang diduga dapat memperkuat atau Gujarati (2012), besarnya R2 dapat dicari dengan
memperlemah hubungan antara jumlah persamaan sebagai berikut:

 Y  Yˆ 
kunjungan wisatawan asing dan jumlah n 2

kunjungan wisatawan nusantara dengan i i

pendapatan asli daerah di Kalimantan Timur. R2  i 1


(2)
 Y  Y 
n
2
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk i
i 1
mengetahui model regresi variabel moderasi
dengan metode sub-group yang menyatakan dimana:
hubungan jumlah kunjungan wisatawan asing, Yi = Nilai variabel dependen
jumlah obyek wisata dan jumlah kunjungan Yˆi = Yi prediksi
wisatawan nusantara dengan pendapatan asli Y = Rata-rata Yi
daerah di Kalimantan Timur.
n = Jumlah pengamatan
Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi adalah analisis yang Pengujian Asumsi Regresi Variabel Moderasi
dipergunakan untuk menganalisis pengaruh di dengan Metode Sub-Group
antara variabel independen terhadap variabel Dalam metode kuadrat terkecil terdapat
dependen. Analisis ini bertujuan untuk menduga beberapa asumsi-asumsi yang harus terpenuhi
atau memprediksi nilai dari variabel dependen yaitu pendeteksian nonmultikolinieritas,
apabila nilai variabel independen mengalami homoskedastisitas, nonautokorelasi dan
kenaikan ataupun penurunan. Untuk kenormalan residual (Suliyanto, 2011).
mendapatkan koefisien regresi berganda
digunakan suatu metode yang dinamakan metode 1. Pendeteksian Nonmultikolinieritas dengan
kuadrat terkecil atau biasanya dikenal dengan Metode Variance Inflation Factor (VIF)
Multikolinieritas berarti terjadi korelasi linier
Ordinary Least Square (OLS). Persamaan regresi
yang mendekati sempurna antar lebih dari dua
yang paling baik adalah regresi yang mempunyai
variabel independen. Menurut Suliyanto (2011),
total kuadrat error yang paling minimum. Untuk
uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
memperoleh total kuadrat error yang paling
model regresi yang terbentuk ada korelasi yang
minimum digunakan metode kuadrat terkecil atau
tinggi atau sempurna di antara variabel
OLS. Estimasi parameter menggunakan OLS
independen atau tidak. Salah satu untuk menguji
menghasilkan parameter yang bersifat Best Linier
gejala multikolinieritas dalam model regresi
Unbiased Estimator (BLUE) sehingga
adalah dengan melihat nilai VIF dari masing-
menyebabkan garis regresi sedekat mungkin pada
masing variabel independen terhadap variabel
data aktualnya. Model regresi umum yang
dependen. Jika nilai VIF semakin membesar
mengandung k variabel independen dapat ditulis
maka diduga ada multikolinieritas antar variabel
sebagai berikut (Sembiring, 1994):
independen dan apabila nilai VIF melebihi angka
Y   0  1 X 1     k X k   (1) 10 maka bisa disimpulkan ada multikolinieritas.
Untuk memperoleh nilai VIF digunakan
Pengujian Parameter persamaan sebagai berikut:
Pengujian parameter dilakukan untuk 1
VIF 
mengetahui pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Pengujian parameter
1  R2j  (3)

meliputi pengujian parameter secara simultan (uji dimana:


F) yang digunakan untuk menunjukkan apakah R 2j = Nilai koefisien determinasi
semua variabel independen yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara 2. Pengujian Homoskedastisitas dengan
bersama-sama terhadap variabel dependen dan Metode White
pengujian parameter secara parsial (uji t) yang Homoskedastisitas berarti ada variansi
digunakan untuk membuktikan apakah variabel variabel pada model regresi yang sama (konstan).
Sebaliknya, jika variansi variabel pada model

154 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 2, Nopember 2015 ISSN 2085-7829

regresi tidak sama disebut dengan


heteroskedastisitas. Menurut Suliyanto (2011),
salah satu metode untuk mendeteksi masalah
heteroskedastisitas dalam model regresi adalah
menggunakan metode white. Menurut para
peneliti, metode white lebih mudah diterapkan Gambar 1. Model Regresi Variabel Moderasi Lebih
dalam pengujian homoskedastisitas. Metode ini dari Satu Variabel Independen
dilakukan dengan meregresikan semua variabel Analisis Regresi Variabel Moderasi dengan
independen, variabel independen kuadrat dan Metode Sub-Group
perkalian (interaksi) variabel independen Analisis regresi variabel moderasi dengan
terhadap nilai mutlak residual kuadratnya. metode sub-group dilakukan dengan memecah
3. Pengujian Nonautokorelasi dengan Metode sampel menjadi dua kategori berdasarkan
Breusch Godfrey (B-G Test) variabel ketiga yang dihipotesiskan sebagai
Autokorelasi merupakan korelasi antara satu variabel moderasi. Pada kenyataannya variabel
variabel residual dengan variabel residual yang yang ditempatkan sebagai variabel moderasi bisa
lain. Autokorelasi sering terjadi pada data time berupa data dikotomi maupun data kontinu. Jika
series. Menurut Suliyanto (2011), uji autokorelasi data berupa data dikotomi maka pembagian
bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi kategori dapat dengan mudah meregresi kategori
antara anggota serangkaian data observasi yang (0) dan kategori (1) sedangkan untuk membagi
diuraikan menurut waktu (time series) atau ruang kategori jika variabel yang ditempatkan sebagai
(cross section). Salah satu metode untuk variabel moderasi merupakan data kontinu maka
mendeteksi masalah autokorelasi dalam model kita harus menghitung nilai rata-rata terlebih
regresi adalah menggunakan metode B-G Test. dahulu. Jika di bawah atau sama dengan nilai
Metode ini dikembangkan oleh Breusch dan rata-rata maka dimasukkan ke kategori (0) dan
Godfrey dan seringkali digunakan para peneliti pada kategori (1) dimasukkan jika di atas nilai
untuk mendeteksi masalah autokorelasi dalam rata-rata (Suliyanto, 2011).
model regresi.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
4. Pengujian Normalitas dengan Metode Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan
Jarque-Bera (JB Test) sumber penerimaan daerah yang berasal dari
Uji normalitas bertujuan untuk menguji sumber-sumber dalam daerah sendiri. Hal
apakah nilai residual pada model regresi tersebut menuntut daerah untuk meningkatkan
berdistribusi normal atau tidak. Menurut kemampuan dalam menggali dan mengelola
Suliyanto (2010), tidak terpenuhinya normalitas sumber-sumber penerimaan daerah khususnya
pada umumnya disebabkan karena distribusi data yang bersumber dari PAD. Menurut Dinas
yang dianalisis tidak normal, karena terdapat nilai Pendapatan Daerah Kaltim (2014), pasal 3
ekstrem pada data yang diambil. Salah satu Undang-Undang No. 12 Tahun 2004 PAD
metode untuk pengujian kenormalan residual bersumber dari:
adalah menggunakan metode JB Test. Metode ini 1. Pajak daerah
memiliki kemampuan yang sangat baik untuk 2. Retribusi daerah
mendeteksi kenormalan residual. Metode JB Test 3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
merupakan uji normalitas dengan berdasarkan dipisahkan
pada koefisien keruncingan (kurtosis) dan 4. Lain - lain PAD yang sah, seperti jasa giro
koefisien kemiringan (skewness). dan lain-lain.
Analisis Regresi Variabel Moderasi Dalam upaya peningkatan PAD di
Menurut Suliyanto (2011), variabel moderasi Kalimantan Timur salah satunya yaitu dapat
adalah variabel yang mampu mempererat atau dilakukannya perencanaan dan koordinasi
memperlemah hubungan antara variabel terhadap kontribusi sektor pariwisata.
independen terhadap variabel dependen. Variabel
moderasi bisa berbentuk kualitatif (kode, Faktor-faktor yang Mempengaruhi
kategori) atau kuantitatif (skor) yang Pendapatan Asli Daerah dari Sektor
mempengaruhi hubungan antar variabel Pariwisata
dependen dan independen. Pada konsep korelasi, Berikut beberapa faktor yang dapat
variabel moderasi adalah variabel ketiga yang mempengaruhi PAD dari sektor pariwisata:
mempengaruhi korelasi dua variabel. Untuk
1. Jumlah Obyek Wisata
menggambarkan model hubungan moderasi yang Indonesia sebagai negara yang memiliki
lebih dari satu variabel independen dapat dilihat keindahan alam serta keanekaragaman budaya
pada Gambar 1. yang mempunyai kesempatan untuk menjual
keindahan alam dan atraksi budaya kepada

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 155


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 2, Nopember 2015 ISSN 2085-7829

wisatawan mancanegara maupun nusantara yang c. Meregresikan variabel independen


akan menikmati keindahan alam dan budaya terhadap variabel dependen untuk kategori
tersebut. Tentu saja kedatangan wisatawan (1)
tersebut akan mendatangkan penerimaan bagi 3. Pengujian regresi variabel moderasi dengan
daerah yang dikunjunginya. Bagi wisatawan metode sub-group. Adapun tahapan-tahapan
mancanegara yang datang dari luar negeri, dalam pengujian yaitu sebagai berikut:
kedatangan mereka akan mendatangkan devisa a. Melakukan estimasi parameter dengan
dalam negara. Dengan demikian, banyaknya menggunakan metode OLS dan pengujian
jumlah objek wisata yang ada dapat diharapkan parameter untuk mengetahui pengaruh
untuk meningkatkan PAD dari sektor pariwisata variabel independen terhadap dependen
(Pleanggra, 2012). dari masing-masing model persamaan.
b. Pengujian asumsi untuk masing-masing
2. Wisatawan
model persamaan, ada beberapa pengujian
Wisatawan itu disebut juga dengan turis.
asumsi yang harus terpenuhi yaitu
Wisatawan ialah setiap pengunjung yang tinggal
nonmultikolinieritas, homoskedastisitas,
paling sedikit 24 jam, akan tetapi tidak lebih dari
nonautokorelasi dan residual berdistribusi
satu tahun ditempat yang dikunjungi dengan
normal
maksud antara lain seperti berlibur, rekreasi,
4. Uji Chow untuk menarik kesimpulan variabel
olahraga, bisnis, menghadiri pertemuan, studi dan
moderasi metode sub-group.
kunjungan dengan alasan kesehatan. Wisatawan
5. Interpretasi model analisis regresi variabel
dapat berasal dari dalam Indonesia maupun
moderasi dengan metode sub-group.
manca negara. Semakin banyak obyek wisata
yang terdapat di Kalimantan Timur maka
Hasil dan Pembahasan
semakin banyak minat wisatawan untuk
Analisis Statistik Deskriptif
berkunjung dan diharapkan dapat meningkatkan
Berikut merupakan hasil analisis deskriptif
PAD dari sektor pariwisata (BPS Provinsi
yang mendeskripsikan keadaan sekelompok data
Kaltim, 2014).
yaitu berupa rata-rata.
Metodologi Penelitian Tabel 1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Variabel-variabel yang digunakan pada Variabel Rata-rata
penelitian ini adalah sebagai berikut: Pendapatan Asli Daerah (Juta) 1.354,27
1. Variabel dependen (Y) yaitu pendapatan asli Jumlah Kunjungan Wisatawan
22,11
daerah (juta) Asing (Ribu)
Jumlah Kunjungan Wisatawan
2. Variabel independen (X1 dan X2) yang Nusantara (Ribu)
774,57
digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah Jumlah Obyek Wisata 273,83
kunjungan wisatawan asing (ribu) dan jumlah
kunjungan wisatawan nusantara (ribu) Pada Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa rata-
3. Variabel moderasi yaitu jumlah obyek wisata rata pendapatan asli daerah di Kalimantan Timur
yang dibagi 2 kelompok yaitu kategori (0) yaitu Rp 1.354.270. 000,00. Sedangkan, rata-rata
merupakan di bawah atau sama dengan nilai jumlah kunjungan wisatawan asing di
rata-rata dan kategori (1) merupakan diatas Kalimantan Timur yaitu 22.110 wisatawan.
nilai rata-rata. Kemudian, rata-rata jumlah kunjungan wisatawan
Secara umum tahapan-tahapan analisis regresi nusantara di Kalimantan Timur yaitu 774.570
variabel moderasi dengan metode sub-group wisatawan. Pada jumlah obyek wisata, rata-rata
adalah sebagai berikut: jumlah obyek wisata di Kalimantan Timur yaitu
1. Analisis Statistika Dekriptif terhadap data 274 tempat obyek wisata.
pendapatan asli daerah, jumlah kunjungan
wisatawan asing, jumlah kunjungan Rancangan Diagram Analisis Regresi Variabel
wisatawan nusantara dan jumlah obyek Moderasi dengan Metode Sub-Group
wisata. Berikut merupakan rancangan diagram
2. Merancang diagram model regresi variabel analisis regresi variabel moderasi dengan metode
moderasi dengan metode sub-group. Adapun sub-group, dimana jumlah obyek wisata
tahapan-tahapan model persamaan regresi merupakan variabel moderasi yang diduga dapat
variabel moderasi dengan metode sub-group memperkuat atau memperlemah hubungan antara
yaitu sebagai berikut: jumlah kunjungan wisatawan asing dan jumlah
a. Meregresikan variabel independen kunjungan wisatawan nusantara dengan
terhadap variabel dependen pendapatan asli daerah.
b. Meregresikan variabel independen
terhadap variabel dependen untuk kategori
(0)

156 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 2, Nopember 2015 ISSN 2085-7829

Jumlah Obyek Wisata


(Z) juga dilakukan pengujian asumsi. Adapun asumsi
yang harus terpenuhi adalah non
Jumlah Kunjungan multikoliniearitas, homoskedastisitas, non
Wisatawan Asing (X1) Pendapatan autokorelasi dan kenormalan residual. Adapun
Asli Daerah hasil pengujian asumsi diperoleh sebagai berikut:
(Y)
Jumlah Kunjungan Tabel 4. Pendeteksian Multikolinieritas
Wisatawan Nusantara (X2) Variabel VIF
Jumlah Kunjungan Wisatawan
Gambar 2. Diagram Regresi Variabel Moderasi dengan 6,392
Asing (X1)
Metode Sub-Group Jumlah Kunjungan Wisatawan
6,392
Nusantara (X2)
Pengujian Regresi Variabel Moderasi dengan
Metode Sub-Group Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa jumlah
1. Meregresikan X1 dan X2 terhadap Y kunjungan wisatawan asing dan jumlah
a. Estimasi Parameter dan Pengujian kunjungan wisatawan nusantara memiliki
Parameter VIF  10 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi
Diperoleh hasil estimasi parameter dan multikolinearitas antar variabel independen.
pengujian parameter sebagai berikut: Setelah melakukan pengujian
multikolinearitas terlihat bahwa tidak terjadi
Tabel 2. Estimasi Parameter
multikolinearitas antar variabel independen,
Estimasi
Parameter sehingga dapat dilanjutkan pada asumsi
Parameter
Konstanta (β0) -2242,050
berikutnya yaitu pendeteksian homoskedastisitas.
Jumlah Kunjungan Berdasarkan pengujian homoskedastisitas didapat
117,930 nilai sig. yaitu 0,942 yang berarti bahwa nilai sig.
Wisatawan Asing (β1)
Jumlah Kunjungan lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 sehingga
1,277
Wisatawan Nusantara (β2) dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
Berdasarkan hasil estimasi parameter pada
Asumsi kedua, yaitu tidak terjadi
Tabel 2, maka model persamaan regresi yaitu
heteroskedastisitas pada model regresi telah
Yˆ  2242 ,050  117 ,930 X 1  1,277 X 2. terpenuhi. Maka selanjutnya dilakukan
Selanjutnya pengujian parameter secara pendeteksian untuk asumsi ketiga, yaitu
simultan dan didapat nilai sig. yaitu 0,000 yang pengujian nonautokorelasi dengan menggunakan
berarti bahwa nilai sig. kurang dari taraf metode B-G Test. Berdasarkan pengujian
signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan secara nonautokorelasi didapat nilai sig. yaitu 0,792
simultan paling sedikit terdapat satu yang yang berarti bahwa nilai sig. lebih besar dari taraf
berpengaruh yaitu jumlah kunjungan wisatawan signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan
asing dan jumlah kunjungan wisatawan nusantara tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.
terhadap pendapatan asli daerah di Kalimantan Asumsi ketiga, yaitu tidak terjadi
Timur. autokorelasi pada model regresi telah terpenuhi.
Tabel 3. Hasil Pengujian Parameter Secara Parsial Maka selanjutnya dilakukan pendeteksian untuk
asumsi terakhir, yaitu pengujian normalitas
Parameter Sig. Keputusan
dengan menggunakan JB Test. Berdasarkan
Konstanta (β0) 0,000 Menolak H0
pengujian normalitas didapat nilai sig. yaitu
0,982 yang berarti bahwa nilai sig. lebih besar
Jumlah Kunjungan dari taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat
0,000 Menolak H0
Wisatawan Asing (β1) disimpulkan residual berdistribusi normal.
Jumlah Kunjungan
Wisatawan Nusantara 0,000 Menolak H0 c. Koefisien Determinasi
(β2) Berdasarkan hasil analisis model regresi
variabel moderasi dengan metode sub-group,
Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa ketiga
diperoleh nilai koefisien determinasi untuk
parameter memiliki nilai sig. kurang dari taraf
keseluruhan data adalah 98,90%, artinya variasi
signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan
yang terjadi terhadap pendapatan asli daerah
konstanta, jumlah kunjungan wisatawan asing
disebabkan oleh jumlah kunjungan wisatawan
dan jumlah kunjungan wisatawan nusantara
asing dan jumlah kunjungan wisatawan
berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah di
nusantara. Sedangkan sisanya sebesar 1,10%
Kalimantan Timur.
disebabkan variabel lain yang tidak dianalisis.
b. Pengujian Asumsi Regresi Variabel
Moderasi dengan Metode Sub-group
Dalam menganalisis regresi dengan variabel
moderasi menggunakan metode sub-group perlu

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 157


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 2, Nopember 2015 ISSN 2085-7829

2. Meregresikan X1 dan X2 terhadap Y untuk terjadi multikolinearitas antar variabel


Kategori (0) independen.
Kategori (0) adalah jumlah obyek wisata
Tabel 8. Pendeteksian Multikolinieritas
yang kurang dari sama dengan nilai rata-rata, Variabel VIF
dimana nilai rata-rata dari jumlah obyek wisata Jumlah Kunjungan
yaitu 274. Berikut pengujian untuk kategori (0). 1,073
Wisatawan Asing (X1)
Jumlah Kunjungan
a. Estimasi Parameter dan Pengujian 1,073
Wisatawan Nusantara (X2)
Parameter
Diperoleh hasil estimasi parameter dan Setelah melakukan pengujian
pengujian parameter sebagai berikut: multikolinearitas terlihat bahwa tidak terjadi
Tabel 6. Hasil Estimasi Parameter
multikolinearitas antar variabel independen,
Estimasi sehingga dapat dilanjutkan pada asumsi
Parameter berikutnya yaitu pendeteksian homoskedastisitas.
Parameter
Konstanta (α0) -1231,677 Berdasarkan pengujian homoskedastisitas didapat
Jumlah Kunjungan nilai sig. yaitu 0,211 yang berarti bahwa nilai sig.
47,594
Wisatawan Asing (α1) lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 sehingga
Jumlah Kunjungan dapat disimpulkan tidak terjadi
1,380
Wisatawan Nusantara (α2) heteroskedastisitas pada model regresi.
Berdasarkan hasil estimasi parameter pada Asumsi kedua, yaitu tidak terjadi
Tabel 6, maka model persamaan regresi yaitu heteroskedastisitas pada model regresi telah
terpenuhi. Maka selanjutnya dilakukan
Yˆ0  1231,677  47,594 X 1  1,380 X 2 .
pendeteksian untuk asumsi ketiga, yaitu
Selanjutnya pengujian parameter secara pengujian nonautokorelasi dengan menggunakan
simultan dan didapat nilai sig. yaitu 0,003 yang metode B-G Test. Berdasarkan pengujian
berarti bahwa nilai sig. kurang dari taraf nonautokorelasi didapat nilai sig. yaitu 0,174
signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan secara yang berarti bahwa nilai sig. lebih besar dari taraf
simultan paling sedikit terdapat satu yang signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan
berpengaruh yaitu konstanta, jumlah kunjungan tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.
wisatawan asing dan jumlah kunjungan
wisatawan nusantara terhadap pendapatan asli Asumsi ketiga, yaitu tidak terjadi
daerah di Kalimantan Timur. autokorelasi pada model regresi telah terpenuhi.
Maka selanjutnya dilakukan pendeteksian untuk
Tabel 7. Hasil Pengujian Parameter Secara Parsial asumsi terakhir, yaitu pengujian normalitas
Parameter Sig. Keputusan dengan menggunakan JB Test. Berdasarkan
Konstanta (α0) 0,002 Menolak H0 pengujian normalitas didapat nilai sig. yaitu
Jumlah Kunjungan 0,797 yang berarti bahwa nilai sig. lebih besar
0,016 Menolak H0
Wisatawan Asing (α1) dari taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat
Jumlah Kunjungan disimpulkan residual berdistribusi normal.
0,017 Menolak H0
Wisatawan Nusantara (α2)
c. Koefisien Determinasi
Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa ketiga Berdasarkan hasil analisis model regresi
parameter memiliki nilai sig. kurang dari taraf variabel moderasi dengan metode sub-group,
signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan diperoleh nilai koefisien determinasi untuk data
konstanta, jumlah kunjungan wisatawan asing jumlah obyek wisata kurang dari sama dengan
dan jumlah kunjungan wisatawan nusantara 274 (kategori 0) adalah 72,10%, artinya variasi
berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah di yang terjadi terhadap pendapatan asli daerah
Kalimantan Timur. disebabkan oleh jumlah kunjungan wisatawan
b. Pengujian Asumsi Regresi Variabel asing dan jumlah kunjungan wisatawan
Moderasi dengan Metode Sub-group nusantara. Sedangkan sisanya sebesar 27,90%
Dalam menganalisis regresi dengan variabel disebabkan variabel lain yang tidak dianalisis.
moderasi menggunakan metode sub-group perlu
juga dilakukan pengujian asumsi. Adapun asumsi 3. Meregresikan X1 dan X2 terhadap Y untuk
yang harus terpenuhi adalah non Kategori (1)
multikoliniearitas, homoskedastisitas, non Kategori (1) adalah jumlah obyek wisata
autokorelasi dan kenormalan residual. Adapun yang lebih dari nilai rata-rata, dimana nilai rata-
hasil pengujian asumsi terdapat pada Tabel 8. rata dari jumlah obyek wisata yaitu 274. Berikut
Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa jumlah pengujian untuk kategori (1).
kunjungan wisatawan asing dan jumlah a. Estimasi Parameter dan Pengujian
kunjungan wisatawan nusantara memiliki Parameter
Diperoleh hasil estimasi parameter dan
VIF  10 sehingga dapat disimpulkan tidak
pengujian parameter sebagai berikut:

158 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 2, Nopember 2015 ISSN 2085-7829

Tabel 9. Hasil Estimasi Parameter sehingga dapat dilanjutkan pada asumsi


Parameter Estimasi Parameter berikutnya yaitu pendeteksian homoskedastisitas.
Konstanta (γ0) -2327,449 Berdasarkan pengujian homoskedastisitas didapat
Jumlah Kunjungan nilai sig. yaitu 0,220 yang berarti bahwa nilai sig.
125,049
Wisatawan Asing (γ1) lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 sehingga
Jumlah Kunjungan
Wisatawan Nusantara (γ2)
1,145 dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
Berdasarkan hasil estimasi parameter pada Asumsi kedua, yaitu tidak terjadi
Tabel 9, maka model persamaan regresi yaitu heteroskedastisitas pada model regresi telah
Yˆ1  2327,449  125,049 X1  1,145 X 2 . terpenuhi. Maka selanjutnya dilakukan
Selanjutnya pengujian parameter secara pendeteksian untuk asumsi ketiga, yaitu
simultan dan didapat nilai sig. yaitu 0,000 yang pengujian nonautokorelasi dengan menggunakan
berarti bahwa nilai sig. kurang dari taraf metode B-G Test. Berdasarkan pengujian
signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan secara nonautokorelasi didapat nilai sig. yaitu 0,462
simultan paling sedikit terdapat satu yang yang berarti bahwa nilai sig. lebih besar dari taraf
berpengaruh yaitu konstanta, jumlah kunjungan signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan
wisatawan asing dan jumlah kunjungan tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.
wisatawan nusantara terhadap pendapatan asli Asumsi ketiga, yaitu tidak terjadi
daerah di Kalimantan Timur. autokorelasi pada model regresi telah terpenuhi.
Tabel 10. Hasil Pengujian Parameter Secara Parsial Maka selanjutnya dilakukan pendeteksian untuk
Parameter Sig. Keputusan asumsi terakhir, yaitu pengujian normalitas
dengan menggunakan JB Test. Berdasarkan
Konstanta (γ0) 0,000 Menolak H0
pengujian normalitas didapat nilai sig. yaitu
Jumlah Kunjungan
0,000 Menolak H0 0,877 yang berarti bahwa nilai sig. lebih besar
Wisatawan Asing (γ1)
Jumlah Kunjungan dari taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat
Wisatawan Nusantara 0,039 Menolak H0 disimpulkan residual berdistribusi normal.
(γ2) c. Koefisien Determinasi
Berdasarkan Tabel 10 terlihat bahwa ketiga Berdasarkan hasil analisis model regresi
parameter memiliki nilai sig. kurang dari taraf variabel moderasi dengan metode sub-group,
signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan diperoleh nilai koefisien determinasi untuk data
konstanta, jumlah kunjungan wisatawan asing jumlah obyek wisata lebih dari 274 (kategori 1)
dan jumlah kunjungan wisatawan nusantara adalah 99,00%, artinya variasi yang terjadi
berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah di terhadap pendapatan asli daerah disebabkan oleh
Kalimantan Timur. jumlah kunjungan wisatawan asing dan jumlah
kunjungan wisatawan nusantara. Sedangkan
b. Pengujian Asumsi Regresi Variabel sisanya sebesar 1,00% disebabkan variabel lain
Moderasi dengan Metode Sub-group yang tidak dianalisis.
Dalam menganalisis regresi dengan variabel
moderasi menggunakan metode sub-group perlu Uji Chow untuk Menarik Kesimpulan
juga dilakukan pengujian asumsi. Adapun asumsi Variabel Moderasi dengan Metode Sub-Group
yang harus terpenuhi adalah non Dari analisis regresi untuk semua kategori
multikoliniearitas, homoskedastisitas, non diperoleh nilai SSRT sebesar 779430,846
autokorelasi dan kenormalan residual. Adapun kemudian untuk kategori (0) diperoleh nilai SSR1
hasil pengujian asumsi diperoleh sebagai berikut: sebesar 127393,477 dan untuk kategori (1)
Tabel 11. Pendeteksian Multikolinieritas diperoleh nilai SSR2 sebesar 336348,732 maka
Variabel VIF nilai SSRG adalah hasil penjumlahan dari nilai
Jumlah Kunjungan SSR1 dan nilai SSR2 sebesar 463742,209.
4,921
Wisatawan Asing (X1) Dengan menggunakan rumus uji Chow, diperoleh
Jumlah Kunjungan hasil sebagai berikut:
4,921
Wisatawan Nusantara (X2)
F
SSRT  SSRG / p
Berdasarkan Tabel 11 terlihat bahwa jumlah SSRG / n1  n2  2 p 
kunjungan wisatawan asing dan jumlah (779430 ,846  463742 ,209 ) / 3

kunjungan wisatawan nusantara memiliki (463742 ,209 ) /(12  11  2.3)
VIF  10 sehingga dapat disimpulkan tidak  3,857
terjadi multikolinearitas antar variabel dimana, Ftabel (0,05;3;17) = 3,20
independen. Berdasarkan hasil diperoleh, Fhitung lebih
Setelah melakukan pengujian besar dari Ftabel yang berarti menolak H0, maka
multikolinearitas terlihat bahwa tidak terjadi dapat disimpulkan bahwa jumlah obyek wisata
multikolinearitas antar variabel independen, memoderasi antara jumlah kunjungan wisatawan

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 159


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 2, Nopember 2015 ISSN 2085-7829

asing dan jumlah kunjungan wisatawan nusantara Yˆ1  2327,449  125,049 X1  1,145 X 2
dengan pendapatan asli daerah. Dari persamaan tersebut terlihat bahwa pada
Interpretasi Model Analisis Regresi Variabel kategori (1) yaitu untuk jumlah obyek wisata
Moderasi Menggunakan Metode Sub-Group lebih dari 274, apabila terjadi penambahan 1.000
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh model orang wisatawan asing (X1) akan meningkatkan
akhir dari analisis regresi variabel moderasi jumlah pendapatan asli daerah sebanyak
menggunakan metode sub-group yaitu: Rp 125.049.00 0,00 jika asumsi jumlah
1. Persamaan Regresi untuk X1 dan X2 kunjungan wisatawan nusantara (X2) dianggap
terhadap Y tetap dan apabila terjadi penambahan 1.000 orang
Didapat persamaan regresi untuk wisatawan nusantara (X2) maka akan
keseluruhan data variabel jumlah obyek wisata meningkatkan pendapatan asli daerah sebanyak
(Z) adalah sebagai berikut: Rp 1.145.000, 00 jika asumsi jumlah
Yˆ  2242,050  117,930 X 1  1,277 X 2 kunjungan wisatawan asing (X1) dianggap tetap.
Dari persamaan tersebut terlihat bahwa Apabila jumlah kunjungan wisatawan asing (X1)
setiap terjadi penambahan 1.000 orang wisatawan adalah nol (0) dan jumlah kunjungan wisatawan
asing (X1) akan meningkatkan jumlah pendapatan nusantara (X2) adalah nol (0) maka pendapatan
asli daerah sebanyak Rp 117.930.000,00 jika asli daerah bernilai Rp  2.327.449.000,00 .
asumsi jumlah kunjungan wisatawan nusantara
(X2) dianggap tetap dan apabila terjadi Kesimpulan
penambahan 1.000 orang wisatawan nusantara Berdasarkan hasil analisis regresi dengan
(X2) maka akan meningkatkan pendapatan asli variabel moderasi menggunakan metode sub-
daerah sebanyak Rp 1.277.000,00 jika asumsi group diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
jumlah kunjungan wisatawan asing (X1) dianggap 1. Jumlah obyek wisata merupakan variabel
tetap. Apabila jumlah kunjungan wisatawan asing yang memoderasi (memperkuat) hubungan
(X1) adalah nol (0) dan jumlah kunjungan antara jumlah kunjungan wisatawan asing dan
wisatawan nusantara (X2) adalah nol (0) maka jumlah kunjungan wisatawan nusantara
pendapatan asli daerah bernilai Rp - dengan pendapatan asli daerah.
2.242.050.000,00. 2. Model akhir persamaan regresi variabel
2. Persamaan Regresi untuk X1 dan X2 moderasi dengan metode sub-group yang
terhadap Y dengan Kategori (0) menyatakan hubungan jumlah kunjungan
Didapat persamaan model untuk data wisatawan asing, jumlah obyek wisata dan
variabel jumlah obyek wisata (Z)  274 jumlah kunjungan wisatawan nusantara
(kategori 0) adalah sebagai berikut: dengan pendapatan asli daerah adalah sebagai
Yˆ0  1231,677  47,594 X 1  1,380 X 2 berikut:
a. Model persamaan regresi X1 dan X2
Dari persamaan tersebut terlihat bahwa pada terhadap Y untuk data variabel jumlah
kategori (0) yaitu untuk jumlah obyek wisata obyek wisata (Z)  274 (kategori 0):
sebanyak kurang dari atau sama dengan 274,
apabila terjadi penambahan 1.000 orang Yˆ0  1231,677  47,594 X 1  1,380 X 2
wisatawan asing (X1) akan meningkatkan jumlah ; R 2  0,721
pendapatan asli daerah sebanyak b. Model persamaan regresi X1 dan X2
Rp 47.594.000 ,00 jika asumsi jumlah kunjungan terhadap Y untuk data variabel jumlah
wisatawan nusantara (X2) dianggap tetap dan obyek wisata (Z)  274 (kategori 1):
Yˆ1  2327,449  125,049 X1  1,145 X 2 ; R  0,990
2
apabila terjadi penambahan 1.000 orang
wisatawan nusantara (X2) maka akan
meningkatkan pendapatan asli daerah sebanyak Daftar Pustaka
Rp 1.380.000, 00 jika asumsi jumlah Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan
kunjungan wisatawan asing (X1) dianggap tetap. Timur. Kaltim dalam Angka 2014.
Apabila jumlah kunjungan wisatawan asing (X1) Dinas Pendapatan Daerah Kalimantan Timur.
adalah nol (0) dan jumlah kunjungan wisatawan Pendapatan Asli Daerah 2014.
nusantara (X2) adalah nol (0) maka pendapatan Gujarati, N Damodar. 2012. Dasar-Dasar
asli daerah bernilai Rp 1.231.677.000,00 . Ekonometrika. Jakarta: Salemba Empat.
Liana, Lie. 2009. Penggunaan MRA dengan
SPSS untuk Menguji Pengaruh Variabel
3. Persamaan Regresi untuk X1 dan X2
Moderasi terhadap Hubungan antara
terhadap Y dengan Kategori (1)
Didapat persamaan model untuk data Variabel Independen dan Variabel
Dependen. Jurnal Teknologi Informasi
variabel moderasi (Z)  274 (kategori 1) adalah
DINAMIK, Vol. XIV, No. 2.
sebagai berikut:

160 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 2, Nopember 2015 ISSN 2085-7829

Pleanggra, Ferry. 2012. Analisis Pengaruh Suliyanto, 2011. Ekonometrika Terapan Teori
Jumlah Obyek Wisata, Jumlah Wisatawan dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: CV.
dan Pendapatan Perkapita Terhadap Andi Offset.
Pendapatan Obyek Pariwisata 35 Widarjono, A. 2010. Analisis Statistika
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Jurnal Multivariat Terapan. Yogyakarta: Sekolah
Ekonomi dan Bisnis, Vol. 1, No. 1. Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Sembiring, R. K. 1994. Analisis Regresi.
Bandung: ITB.

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 161


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 6, Nomor 2, Nopember 2015 ISSN 2085-7829

162 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman

Вам также может понравиться