Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2 KELAS D4
1. Lailatul Lailiyah 081811433046
2. Raden Thilawatil A. 081811433047
3. Tsania Nur Fadila 081811433050
4. Amelia Riski 081811433051
5. Khafid Jallaludhin 081811433052
6. Nur Aula 081811433053
7. Febriani Sukma M. C. 081811433054
8. Wahyu Adriansyah 081811434062
ABSTRACT
Practicum “Studying Plankton with Ecological Factors” has goals that is able to
make samples correctly, able to make problem formulations, hypotheses, and assumptions,
sources can make scientific reports. This practicum is carried out by a method of sample
filtering (lake water) as much as 100 liters using plankton collecting bottle jar underneath
the plankton net, the bottle holds 100 ml of plankton sample which is then preserved with 4%
formalin. Then the samples was identified under a light microscope. This practicum also
measures physical and chemical parameters namely DO, light, temperature, humidity,
salinity, and pH. Sampling and identification of samples were carried out on the lake campus
C Airlangga University at the coordinates of 7 ° 26'86 "SL 122 ° 78'33" EL and 124
laboratory rooms in the Faculty of Science and Technology. The results of plankton samples
obtained has about 21 plankton species and diversity index value of 2.9 with the most
dominant species are Limnesia undulata, the results of physical and chemical parameters
measured were DO calculated as high as 33.8 mgO2/L, light intensity of 213712 lux, salinity
about 1‰ , the temperature of the water was 32°C, and the pH was 8.6.
1
faktor kimia seperti ketersediaan unsur hara hidupnya bersifat planktonik) dan
yang diperlukan untuk tumbuh dan meroplankton (sebagian dari daur hidupnya
berkembang. Adanya pencemaran yang bersifat planktonik) (Widodo dan Suadi,
mengakibatkan perubahan keseimbangan 2006).
faktor lingkungan di badan air habitat
Suhu yang sesuai dengan
plankton, dapat langsung berdampak pada
fitoplankton berkisar antara 250C - 300C,
keragaman jenis dan kehidupan plankton di
sedangkan untuk pertumbuhan dari
badan air tersebut. Bergantung pada tingkat
zooplankton berkisar antara 150C - 340C.
toleransi plankton di badan air tersebut.
Faktor penetrasi cahaya lebih banyak
Bilamana terjadi pencemaran, jumlah
mempengaruhi pada fitoplankton karena
plankton yang bersifat intoleran terhadap
penetrasi cahaya menjadi faktor pembatas
bahan pencemar akan menurun atau bahkan
bagi organisme fotosintetik (fitoplankton)
hilang samasekali dari badan air yang
untuk melakukan kerjanya dan juga
tercemar tersebut. Sementara plankton yang
mempengaruhi migrasi vertikal harian.
bersifat toleran akan mengalami
Arus mempengaruhi penyebaran organisme
peningkatan atau ”blooming” dikarenakan
plankton itu sendiri. Adanya arus pada
sifatnya, baik secara anatomis maupun
suatu ekosistem akuatik membawa
fisiologis mampu mentoleransi bahan
plankton (khusus fitoplankton) yang
pencemar yang masuk ke habitatnya.
menumpuk pada suatu tempat tertentu yang
Plankton dibagi menjadi 2 yaitu dapat menyebabkan terjadinya blooming
fitoplankton yang merupakan organisme pada lokasi tertentu (Yazwar, 2008).
plankton yang bersifat tumbuhan dan
Ditinjau dari faktor kimia,
zooplankton yang merupakan organisme
organisme akuatik dapat hidup dalam suatu
plankton bersifat hewan (Barus, 2004).
perairan yang mempunyai nilai pH netral
Berdasarkan ukurannya, plankton
dengan kisaran toleransi antara asam lemah
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok
sampai basa lemah, yaitu 7 sampai 8,5.
ukuran yaitu megaplankton (> 2 mm),
Kondisi asam atau basa suatu perairan akan
makroplankton (0,2 mm – 2 mm),
membahayakan kelangsungan hidup
mikroplankton (20 µm – 0,2 mm),
organisme tersebut karena dapat
nanoplankton (2 µm – 20 µm), dan
menyebabkan gangguan metabolisme dan
ultraplankton (< 2 µm). Sedangkan
respirasi. Kandungan unsur nutrisi,
berdasarkan daur hidupnya dibagi menjadi
plankton dari jenis fitoplankton dapat
dua, yaitu holoplankton (seluruh daur
menghasilkan energi dan molekul yang
2
kompleks jika tersedia bahan nutrisi yang vertikal sering mengikuti petunjuk
paling penting seperti nitrat dan fosfat. kedalaman standar oseanografi (Michael,
Nitrat dan fosfat diperlukan fitoplankton 1995). Peralatan sampling yang digunakan
sebagai unsur hara yang menunjang untuk pengambilan sampel pada umumnya
pertumbuhannya. DO (Dissolved Oxygen) berbeda-beda menurut ukuran plankton.
yang baik untuk kehidupan biota perairan Pada pengambilan sampel fitoplankton dan
berkisar antara nilai 4,45 - 7,00 mg/l, nanoplankton dapat dilakukan dengan cara:
sedangkan kadar BOD (Biology Oxygen 1. Menggunakan jaring plankton
Demand) yang baik antara 10 mg/l – 20 yang memilki diameter mulut
mg/l yang mempengaruhi perkembangan sebesar 30 cm dan mata jaring 64
dan produktivitas dari plankton itu sendiri mm.
(Yazwar, 2008). 2. Pengambilan sampel dengan
anung Van Dorn atau Niskin,
Populasi plankton dijumpai di
ditampung dalam botol sampel
seluruh habitat akuatik, tetapi komposisi
(250 ml) diberi bahan pengawet
dan kelimpahannya bervariasi dan akan
formalin atau larutan Lugol.
berubah sebagai respon terhadap perubahan
3. Pengambilan sampel dengan
kondisi lingkungan baik fisik, kimia
tabung Van Dorn atau Niskin,
maupun biologi. Penyebaran plankton di
selanjutnya dilakukan
dalam air tidak sama pada kedalaman yang
penyaringan sebanyak lebih dari
berbeda. Tidak samanya penyebaran
21 dengan jaring plankton
plankton dalam badan air disebabkan
berdiameter 15 cm dengan mata
adanya perbedaan suhu, kadar oksigen,
jaring 20 mm (Michael, 1995).
intensitas cahaya, dan faktor-faktor abiotik
Pengambilan zooplankton pada
lainnya di kedalaman yang berbeda. Selain
umumnya dilakukan dengan menggunakan
itu, kepadatan plankton pada suatu badan
jaring plankton, meskipun dapat dilakukan
air sering bervariasi antar lokasi. Pada
dengan cara lain, misalnya melakukan
lokasi bagian pinggir suatu badan air
penyedotan air dengan pompa, kemudian
kepadatan plankton biasanya lebih padat
air disaring dengan jaring tertentu (102 mm,
dibandingkan dengan bagian tengah (Suin,
200 mm atau 300 mm). Cara ini cukup
2002).
jarang dilakukan karena memerlukan
Pengambilan sampel dapat peralatan khusus dan wahana praktikum
dilakukan baik secara vertikal maupun yang dilengkapi peralatan listrik agar dapat
horisontal. Pengambilan sampel secara melakukan penyedotan air dan dalam
3
pengoperasiannya hanya terbatas pada Jaring plankton umumnya berbentuk
kedalaman permukaan (Michael, 1995). kerucut dengan berbagai ukuran dengan
panjang jaring sekitar 4-5 kali diameter
Pemberian bahan pengawet pada mulutnya.
sampel dimaksudkan agar sampel-sampel
Reynolds (1984) menyatakan
yang tidak dapat diamati segera setelah
bahwa fitoplankton yang hidup di air tawar
pengambilan sampel, tidak mengalami
terdiri dari tujuh kelompok besar filum
kerusakan. Jenis-jenis bahan pengawet
antara lain Cyanophyta (alga biru),
yang umum digunakan di lapangan adalah
Cryptophyta, Chlorophyta (alga hijau),
Formalin, larutan Lugol, dan larutan Bouin.
Chrysophyta, Pyrhophyta (dinoflagellates),
Sedangkan penggunaan alkohol untuk
Raphydophyta, dan Euglenophyta.
pengawet plankton jarang dilakukan.
Pemberian bahan pengawet dilakukan METODE
4
digunakan dari laboratorium ruang 226 Vo = Volume air yang diamati (L)
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Vs = Volume total air yang tersaring (L)
Airlangga.
Indeks keanekaragaman (diversitas),
Prosedur
dengan menggunakan formula Shannon-
Dalam melakukan sampling Wiener berikut:
plankton, digunakan alat yaitu net plankton H1=-∑ [(ni/N) x ln (ni/N)]
dengan mengambil sampel air danau Keterangan:
menggunakan ember sebanyak 10 liter H1= indeks diversitas Shannon-Wiener
sebanyak 10 kali. Kemudian sampel yang ni = jumlah individu spesies i
terambil sebanyak 50 ml dipindahkan ke N = jumlah total individu semua spesies
dalam botol yang sudah disiapkan. Setelah (Yulia Rahma, 2006)
itu memberi Formalin 4% sebanyak 7,2 ml.
N = n x 2(Vr/Vo) x (Vs/10)
Keterangan:
N = Jumlah sel per liter
n = Jumlah sel yang diamati
Vr = Volume air tersaring (L)
5
Indeks kemerataan (E) berdasarkan indeks
Tolak ukur indeks keanekaragaman: Shannon-Wienner yaitu:
Tabel 2.1 Tolak Ukur Diversitas 𝐻′
𝐸=
𝑆
Nilai Tolak
Keterangan Keterangan :
Ukur
E : Nilai kemerataan suatu jenis
Keanekaragaman
H’: Indeks Diversitas
rendah, miskin,
S : Jumlah seluruh jenis
produktivitas sangat
H1 < 1,0 rendah sebagai
Indeks dominansi (D) (Simpson, 1949):
indikasi adanya
D = ni2 / N2 x 100 %
tekanan yang berat dan
Keterangan:
ekosistem tidak stabil
D = indeks Dominansi
Keanekaragaman
ni = jumlah individu jenis ke-i
sedang, produktivitas
N = jumlah total individu
1
1,0 < H < cukup, kondisi
Dengan kriteria D mendekati 0 tidak ada
3,322 ekosistem cukup
jenis yang mendominasi dan D mendekati 1
seimbang, tekanan
terdapat jenis yang mendominasi (Odum,
ekologis sedang
1997).
Keanekaragaman
tinggi, stabilitas
ekosistem mantap,
H1 > 3,322
produktivitas tinggi,
tahan terhadap tekanan
ekologis
6
HASIL DATA PRAKTIKUM
N = n x (Vr/Vo) x (Vs/10)
7
Tabel 2. Indeks diversitas dan dominansi spesies plankton
Jumlah Indeks
ln (ni/N) X
No. Spesies Individu ni/N (ni/N)^2 Dominansi
(ni/N) ln (ni/N)
(ni) (D)
Fragilaria
1 20 0,078 -2,553 -0,199 0,006 0,606
crotonensis
Limnesia
2 30 0,117 -2,148 -0,251 0,014 1,363
undulata
Heterocope
3 14 0,054 -2,910 -0,159 0,003 0,297
borealis
Allelogromia
4 9 0,035 -3,352 -0,117 0,001 0,123
brunneri
Cryptocyclops
5 18 0,070 -2,659 -0,186 0,005 0,491
bicolor
Hydrodictyon
6 20 0,078 -2,553 -0,199 0,006 0,606
reticulatum
Disparalona
7 17 0,066 -2,716 -0,180 0,004 0,438
rostrala
Eudioptimus
8 11 0,043 -3,151 -0,135 0,002 0,183
gracilis
Macrocyclops
9 16 0,062 -2,776 -0,173 0,004 0,388
albidus
Branchionus
10 12 0,047 -3,064 -0,143 0,002 0,218
urceolaris
Calanus
11 7 0,027 -3,603 -0,098 0,001 0,074
linmarcichus
Gleotrichia
12 6 0,023 -3,757 -0,088 0,001 0,055
echinulata
Testudinella
13 17 0,066 -2,716 -0,180 0,004 0,438
mucronata
Branchionus
14 10 0,039 -3,246 -0,126 0,002 0,151
rubens
Branchionus
15 9 0,035 -3,352 -0,117 0,001 0,123
angularis bidens
16 Eunotla lunaris 2 0,008 -4,856 -0,038 0,000 0,006
Cypria
17 7 0,027 -3,603 -0,098 0,001 0,074
opthalmica
18 Onceae venusia 5 0,019 -3,940 -0,077 0,000 0,038
Nauplius (larva
19 crustacea famili 13 0,051 -2,984 -0,151 0,003 0,256
Copepoda)
Apanthoce
20 11 0,043 -3,151 -0,135 0,002 0,183
nidulans
Pleuropcapsa
21 3 0,012 -4,450 -0,052 0,000 0,014
minor
H' = 2,900
Indeks Kemerataan (E) = 0,138
8
PEMBAHASAN sebanyak 10 liter yang dituangkan ke dalam
jaring plankton sebanyak 10 kali
Pada praktikum “Mempelajari
pengulangan, sehingga total 100 liter yang
Plankton dengan Faktor-Faktor Ekologis”
dimasukkan dalam jaring plankton. Sampel
bertujuan agar mahasiswa mampu
air dengan volume 50 ml kemudian
melakukan sampling plankton dengan,
dimasukkan ke dalam botol dan
mampu membuat rumusan masalah,
ditambahkan formalin 4% sebanyak 7,2 ml
hipotesis, dan asumsi, serta dapat membuat
untuk mengawetkan plankton yang diamati.
laporan ilmiah. Kegiatan sampling
Keanekaragaman plankton pada sampel air
plankton dilakukan pada hari Kamis, 31
tersebut diamati dibawah mikroskop
Oktober 2019 pada pukul 10.30 WIB dan
binokuler. Pengamatan plankton ini
berlokasi di Danau Cinta, Kampus C
dilakukan dengan meneteskan sampel air
Universitas Airlangga yang diawali dengan
sebanyak 1 ml ke dalam objek gelas
mengukur parameter fisika dan kimia pada
khusus (sedgewick-rafter counting cell)
lokasi tersebut. Adapun parameter fisika
terlebih dahulu. Pengamatan plankton
kimia yang diukur antara lain yaitu
dilakukan pada perbesaran 100x kemudian
intensitas cahaya dengan menggunakan alat
dilakukan penghitungan jumlah individu
luxmeter dan dihasilkan nilai intensitas
plankton serta identifikasi spesies plankton
cahaya sebesar 213712 lux, salinitas diukur
pada sampel air.
menggunakan alat jenis refraktometer dan
didapatkan hasil senilai 1 ‰, lalu dilakukan Didapatkan total 21 spesies
pengukuran DO dengan metode Winkler organisme plankton dengan jumlah total
dan didapatkan hasil senilai 33,8 mg/L, individu plankton per satuan liter adalah
selanjutnya dilakukan pengukuran suhu air 257.000 individu per liter. Berdasarkan
danau Kampus C Universitas Airlangga analisis indeks diversitas Shannon-Wiener
menggunakan thermometer dan didapatkan didapatkan nilai indeks diversitas plankton
hasil senilai 32°C, dan yang terakhir yaitu dari sampel air danau Universitas Airlangga
pengukuran pH air pada danau Kampus C yakni sebesar H’ = 2,9, dimana nilai
Universitas Airlangga dan didapatkan hasil tersebut menurut tabel tolak ukur indeks
senilai 8,6. diversitas Shannon-Wiener menunjukkan
bahwa keanekaragaman plankton pada
Pengambilan sampel plankton
danau Universitas Airlangga dalam kisaran
dilakukan dengan menggunakan metode
sedang dan relatif mendekati
tuang yang memanfaatkan ember sebagai
keanekaragaman tinggi. Jugaa didapatkan
alat untuk mengambil air dari danau
9
nilai kemerataan sebesar 0,138 yang tidak mendukung pertumbuhan dan
cukup besar mengingat jenis spesies kelangsungan ekosistem plankton air tawar
plankton yang mendominasi yakni spesies yang hidup di dalamnya.
Limnesia undulata dengan nilai indeks
DAFTAR PUSTAKA
dominansi sebesar 0,1363 yang termasuk
dalam jenis tungau air tawar lalu disusul Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi
(water net algae) yang termasuk dalam Reynolds, C.S. 1984. The Ecology of
fitoplankton dengan nilai indeks dominansi Freshwater Phytoplankton.
sebesar 0,606. Cambridge: Cambridge University
10
LAMPIRAN
11