Вы находитесь на странице: 1из 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/323512205

ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING


PADA KOPERASI PRODUKSI PANGAN DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Article · July 2017

CITATIONS READS

0 5,654

1 author:

Yunyun Sujai
Universitas Jenderal Achmad Yani
3 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING PADA KOPERASI PRODUKSI PANGAN DI KABUPATEN BANDUNG BARAT View project

SUPPLY CHAIN N LOGISTIK DALAM KAITANNYA DENGAN KETAHANAN PANGAN DI PEDESAAN View project

All content following this page was uploaded by Yunyun Sujai on 02 March 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Yun Yun, Asep Kurniawan

ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING PADA


KOPERASI PRODUKSI PANGAN DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

Yun Yun1, Asep Kurniawan2

Fakultas Ekonomi, Universitas Jenderal Achamad Yani, Cimahi, Jawa Barat


e-mail :yunyun.tcp@gmail.com, asepkurniawan2010@gmail.com

ABSTRACT
Food Production Cooperatives can be utilized by the government to maintain the balance of
domestic food supply, although currently food Production cooperatives do not have a high contribution
to the Indonesian economy. Problems arising from food production cooperatives are low innovation and
product development that makes the competitiveness of food production cooperatives relatively low.
The purpose of this study to determine the effect of supply chain management on the competitive
advantage of food cooperatives in West Bandung District.The research method used is descriptive
quantitative analysis. Quantitative analysis method used path analysis. The sample in this research is
the leadership of Food Production Cooperative in West Bandung District. The measurement of supply
chain managment uses dimension of strategic supplier partnership, customer relationship and
information sharing. The results of this study indicate the partial and simultaneous influence of strategic
supplier partnership, customer relationship and information sharing on competitive advantage.

Keynote :Food Production Cooperatives, Supply Chain Management, Competitive Advantage.

1.1 PENDAHULUAN koperasi ada sebanyak 209.488 unit atau


1.1 Latar Belakang Penelitian meningkat sebesar 31,45 persen sejak tahun
Pemberdayaan ekonomi rakyat 2008. Pertumbuhan jumlah koperasi yang
menciptakan kesejahteraan melalui penguatan diiringi dengan perbaikan kualitas dan
sektor usaha kecil. Sehingga dilakukan berbagai kinerjanya menjadi bukti dari proses revitalisasi
program untuk mengoptimalkan pembangunan koperasi menuju implementasi dari prinsip dari,
ekonomi dari masa ke masa. Namun program oleh, dan untuk anggota, sesuai dengan jati diri
pembangunan ekonomi belum sepenuhnya koperasi (www.beritasatu.com).
mengutamakan kepentingan ekonomi rakyat. Meskipun pertumbuhan koperasi cukup
Hal tersebut terlihat dari semakin berkurangnya tinggi, masalah yang dimiliki koperasi adalah
peran koperasi dalam pembangunan ekonomi daya saing yang masih rendah terutama untuk
(Peter,2010). menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
Pemberdayaan koperasi diharapkan (MEA). Koperasi dinilai masih rendah dalam
mampu menyelaraskan struktur perekonomian memberikan kontribusi untuk perekonomian
nasional, mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kontribusi koperasi terhadap PDB
nasional, mengurangi tingkat pengangguran nasional hanya 2 persen dari total PDB sebesar
terbuka, menurunkan tingkat kemiskinan, Rp10.544 triliun. Artinya meskipun secara
mendominasi sektor riil dan memperbaiki jumlah masif, tetapi pada kenyataannya
pemerataan pendapatan masyarakat. Sehingga kontribusi koperasi terhadap perekonomian
dengan pencapaian sasaran koperasi nasional masih sangat kecil (www.neraca.co.id)
diharapkan mampu untuk menopang bidang Indonesia memiliki koperasi terbanyak
pendidikan, kesehatan dan akhirnya mampu di dunia, tetapi mayoritas sekitar 95%
memberikan kesejahteraan bagi masyarakat merupakan Koperasi Simpan Pinjam (KSP),
Indonesia. hanya sedikit koperasi yang bergerak dibidang
Koperasi di Indonesia menunjukkan pangan (satuharapan.com). Indonesia harus
kemajuan yang signifikan. Saat ini, jumlah mampu mengembangkan koperasi yang

160 GEMA – Volume IX, Nomor 2, Juli 2017


ISSN 2086-9592

bergerak dibidang pangan agar dapat Permasalahan dalam kemampuan


memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari. bersaing dari koperasi pangan di Jawab Barat,
Selain itu dengan pengembangan koperasi di salah satunya dikarenakan masih relatif
bidang pangan, akan lebih banyak produksi mahalnya bahan baku yang harus dibeli. Selain
yang dilakukan oleh koperasi, sehingga mampu itu kualitas dari produk pangan yang ada masih
untuk menyerap tenaga kerja yang lebih baik. lebih rendah dari produk impor. Sehingga daya
Selain itu, koperasi dapat menjadi bagian dalam saing dari sisi harga menjadi kurang. Mahalnya
pencapaian swasembada produk pangan harga bahan baku yang dibutuhkan dikarenakan
Indonesia relatif panjangnya rantai pasokan dari produk
Di Indonesia sampai tahun 2014, pangan. Selain itu, produk pangan yang
terdapat 209.488 koperasi, dimana 147.249 gampang rusak membuat pengiriman yang
merupakan koperasi yang aktif dan 62.239 dilakukan harus dijalankan dengan cepat.
merupakan koperasi yang tidak aktif. Selain itu, Sehingga dapat menjalankan proses yang
secara nasional volume usaha koperasi efisien.
mencapai 189 triliun rupiah (www.depkop.go.id).
Koperasi yang tidak aktif mencapai sekitar 30%, 1.2 Perumusan Masalah
yang disebabkan oleh banyak faktor, salah Dari permasalahan di atas, peneliti ingin
satunya koperasi di Indonesia masih rancu mengetahui bagaimanan pengaruh manajemen
apakah berfungsi sebagai lembaga usaha rantai pasok terhadap keunggulan bersaing
ekonomi atau sosial, koperasi juga tidak mampu koperasi pangan di Kabupaten Bandung Barat.
menyesuaikan diri dengan perkembangan
ekonomi modern dalam aktifitas bisnisnya, 1.3 Tujuan Penelitian
koperasi masih lemah dalam kapabilitas sumber Berdasarkan identifikasi masalah yang
daya manusianya, selain itu, koperasi belum telah dilakukan, maka tujuan dari penelitian ini
siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean yaitu untuk mengetahui :
(MEA). 1. Bagaimana supply chain management pada
Jawa Barat sebagai propinsi yang koperasi pangan di Kab. Bandung Barat
memiliki jumlah koperasi terbanyak ke tiga di 2. Keunggulan bersaing produk susu sapi pada
Indonesia atau berjumlah 25.563 unit dengan koperasi pangan di Kab. Bandung Barat.
koperasi yang aktif berjumlah 15.633 dan 3. Pengembangan supply chainMmanagement
sisanya koperasi tidak aktif yang berjumlah (SCM) pada koperasi pangan di Kab.
9.930 dengan volume usaha mencapai 19,954 Bandung Barat.
triliun rupiah. Koperasi dan UMKM di Jawa Barat
menghadapi berbagai tantangan. Di antaranya II. TINJAUAN PUSTAKA
adalah rendahnya tingkat partisipasi anggota 2.1 Supply Chain Management
dalam pengembangan kegiatan usaha koperasi, Supply chain management menurut para
rendahnya SDM, akses pasar, penggunaan ahli seperti menurut Frazelle, (2001) “supply
Teknologi Tepat Guna (TTG), akses chain management is the integration of the
pembiayaan, informasi dan kelembagaan, daya activities that procure materials and services,
saing produk koperasi dan UMKM lebih rendah transform them into intermediate goods and final
dibandingkan dengan produk impor, rendahnya products, and delivers them to customers”. Dari
inovasi dan pengembangan produk pengertian tersebut dijelaskan bahwa supply
(www.satuharapan.com). chain management merupakan integrasi dari
Salah satu daerah Jawa Barat yaitu aktivitas memperoleh material dan jasa,
wilayah Kabupaten Bandung Barat memiliki merubahya menjadi barang setengah jadi dan
koperasi pangan yang relatif banyak, barang jadi dan dikirim ke konsumen. Konsep
berdasarkan data dari bps.goid, terdapat 150 dari tersebut lebih mengedepankan pada
koperasi yang bergerak dibidang pangan, transformasi dari barang mentah menjadi
seperti koperasi sayur-mayur, koperasi peternak barang jadi yang dikirim ke pelanggan.
ikan dan koperasi peternak sapi. Sedangkan menurut Council of Supply Chain

GEMA – Volume IX, Nomor 2, Juli 2017 161


Yun Yun, Asep Kurniawan

Management professionals (CSCMP) dalam Mentzer menjelaskan bahwa SCM


Jellouli (2013)”Supply Chain Management sebagai strategik dan sistem yang terkoordinasi
encompasses the scheduling and the dengan fungsi bisnis tradisional dan taktik dari
management of all activities Involved in sourcing satu sisi spesifikasi perusahaan, dan taktik
and procurement, conversion and all logistic bisnis dengan supply chain dari sisi lain, untuk
activities”. Dari pengertian tersebut supply chain mengingkatkan kinerja jangka panjang dari
management menentukan penjadwalan dan sebuah perusahaan dan supply chain sebagai
mengelola seluruh aktivitas termasuk dalam pusatnya.
sumber daya, pengadaan, merubah dan Tujuan dari Supply Chain Management menurut
keseluruhan aktivitas logistik. Pengertian supply Lambert, (2013) yaitu :
chain management tersebut berfokus pada 1. Pengembangan tim yang fokus pada
pengelolaan aktivitas logistik. Selain itu menurut pelanggan yang menyediakan manfaat
Lambert, et al (2013)“supply chain management bersama dari produk dan jasa dengan
is the integration of bussines processes from bekerjasama dengan pelanggan yang
end user through original suppliers that provides signifikan
products, services, and information that add 2. Menyediakan poin dari kontak untuk semua
value for customer”. Dari pengertian tersebut, pelanggan dengan penanganan yang efisien
manajemen rantai pasokan merupakan integrasi sesuai dengan permintaan
dari proses bisnis dari pengguna akhir melalui 3. Peningkatan berkelanjutan, kompilasi, dan
supplier yang menyediakan produk, jasa,dan mengupdate permintaan pelanggan yang
informasi yang menambahkan nilai bagi disesuaikan dengan pasokan yang dapat
pelanggan. Penekanan pada pengertian SCM dipenuhi.
menurut Lambert yaitu adanya nilai tambah bagi 4. Mengembangkan sistem manufaktur yang
pelanggan dalam proses penyediaan produk fleksibel untuk respon yang cepat dari
dan jasa melaui supplier. perubahan pasar
Sedangkan secara praktis supply chain 5. Mengelola mitra pemasok untuk dapat
managment diartikan sebagai: mempercepat respon dan peningkatan
“Supply Chain Management (SCM) berkelanjutan
practices can be defined as a set of activities 6. Memenuhi 100% pesanan dari pelanggan
that are used in order to achieve an efficient dengan akurat dan tepat waktu
management of the supply chain. Their evolution 7. Mengelola profit dengan mengelola saluran
is described in different areas: partnership with retur.
suppliers, outsourcing, production time, process Pelaksanaan SCM yang sebagai
continuity, technology and information sharing”. serangkaian aktivitas yang dijalankan organisasi
Pengertian di atas menjelaskan bahwa untuk menjalankan manajemen yang efektif dari
SCM sebagai serangkaian aktivitas yang supply chain. Li, et al (2006)mengidentifikasi
menghasilkan pesanan mentuk mencapai supply chain kedalam strategic supplier
efisiensi dari supply chain. Perubahan dijelaskan partnership, customer relationship, dan
berdasarkan kemitraan dengan pemasok, infomation sharing sebagai kunci dari
outsourcing, waktu produksi, proses pelaksanaan supply chain.
berkelanjutan serta teknologi dan information
sharing. 1. Strategic supplier partnership.
Juga mengutip pendapatmentzer, et al Adebambo, et al (2012) menjelaskan
(2001)“SCM as a strategic and systemic bahwa strategik kemitraan pemasok merupakan
coordination among traditional business “the long term relationship between the
functions and the tactics within a specific firm organization and its suppliers. Dijelaskan
on one side, and the tactics of the businesses sebagai hubungan jangka panjang antara
within the supply chain from the other side, to organisasi dan pemasoknya. Strategicsupplier
boost the long-term performance of the parnership didesain sebagai leverage dari
individual firm and the supply chain as a whole”. strategik dan kapabilitas operasional dari

162 GEMA – Volume IX, Nomor 2, Juli 2017


ISSN 2086-9592

masing-masing organisasi untuk membantu yang dikomunikasikan kepada rekan supply


pencapaian yang signifikan dari manfaat yang chain. Beberapa elemen dalam infomation
diterima. Beberapa keuntungannya supplier sharing termasuk pembagian data,
lebih dahulu mengetahui produk disain sehingga pemprosesan, persediaan, presentasi, retrival,
dapat menawarkan biaya serta disain alternatif, dan menyampaikan permintaan dan data
serta menseleksi komponen alternatif dan peramalan. Status persedaan, lokasi, status
teknologinya dan berkontribusi dalam pesanan, data biaya, dan status kinerja. [19]
menyelesaian desain. bring forth some of the elements that comprise
Melalui kerjasama supply chain information sharing, including data acquisition,
relationship yang erat, akan memberikan processing, storage, presentation, retrieval, and
penyebaran resiko dan manfaat, serta mampu broadcasting of demand and forecast data,
mengelola hubungan jangka panjang yang inventory status and locations, order status,
mendasar. cost-related data, and performancestatus.
Perlu melakukan kemitraan jangka
panjang dengan pemasok agar terjadi 2.2 Keunggulan Bersaing
pembagian resiko dan manfaat, serta adanya Menurut Peter, (2010) “Competitive
perjanjian dasar untuk jangka panjang seperti advantage is powerful idea, but it’s extremely
yang disampaikan oleh Adebambo, et al important to recognize that competitive
(2012)through close relationships supply chain advantage is a means to an end in itself”. Peter
partners are willing to (1) share risks and reward menjelaskan bahwa keunggulan bersaing ide
and (2) maintain the relationship on a long term yang penuh kekuatan tapi yang utama yaitu
basis. mengenali keunggulan bersaing berati sebagai
alat untuk mencapai tujuan itu sendiri. Selain itu,
2. Customer Relationship. Thompson dalam Al-Rfou and Trawneh,
Customer relationship dijelaskan (2010)“Competitive advantage defined as the
sebagai bagaimana karyawan mengelola ability of an organization to add more value for
komplain dari pelanggan, mengelola hubungan its customers than its rivals and thus attain a
jangka panjang dengan pelanggan, dan position of relative advantage, the challenge is
meningkatkan kepuasan pelanggan (Li, et al, to sustain any advantage once achieved”. Al-
2006). Keberhasilan SCM bagaimana Rouf and Trawneh, (2010) menjelaskan bahwa
mengitegrasikan downstream dan integrasi keunggulan bersaing sebagai kemampuan dari
dengan pemasok pada upstream. Hubungan sebuah organisasi untuk lebih meningkatkan
yang dekat dengan pelanggan serta dengan nilai bagi pelanggan lalu dibandingkan pesaing
diferensiasi produk yang dihasilkan dibanding memiliki posisi relatif menguntungkan,
pesaing, akan membantu keberlangsungan tantangannya mempertahankan setiap
loyalitas pelanggan dan menghasilkan nilai bagi keunggulan untuk sebuah capaian. Dan menurut
pelanggan. Customer relationship akan Agha and Alrubaiee (2012) “A firm is said to
mengembangkan strategik SCM yang efektif. have a competitive advantage when it is
Adebambo, et al (2012) Menjelaskan implementing a value creating strategy not
bahwa close customer relationship allows simultaneously being implemented by any
product differentiation from competitors, helps current or potential player”. Penjelasan tersebut
sustain customer loyalty, and elevates the value menyatakan bahwa keunggulan bersaing
provided to customers. diperoleh ketika mengimplementasikan strategik
menciptakan nilai yang tidak dilakukan secara
3. Information Sharing simultan oleh pemain lain yang ada dan pemain
Li, et al (2006) Information sharing potensial.
refers to “the extent to which critical and Sedangkan menurut Li, et al (2006)
proprietary information is communicated to one’s Competitive advantage is one factor that an
supply chain partner”. Information sharing organization is able to create a state of defense
mengacu pada bagaimana penyediaan infomasi against competitors and includes a feature that

GEMA – Volume IX, Nomor 2, Juli 2017 163


Yun Yun, Asep Kurniawan

allows an organization to distinguish itself from beberapa aspek yang populer sehingga
its competitors. Dimana berdasarkan pendapat memberikan nilai bagi konsumen.
Li, et al (2006)Keunggulan kompetitif sebagai Dalam mengembangkan keunggulan
sebuah faktor yang ada pada sebuah organisasi bersaing yang berkesinambungan saat ini
untuk menciptakan ruang yang dapat menahan semakin sulit. [30] keunggulan bersaing yang
serangan kompetitor dan termasuk yang diperoleh dapat cepat menghilang. Perusahaan
dilakukan perusahaan untuk mengalahkan dapat mempertahankan keunggulan bersaing
pesaingnya. sampai layanan yang mereka berikan dan pola
Pesaingan dalam industri sangatlah bagaimana mereka menyampaikannya memiliki
dinamis. Seiring dengan adanya perubahan atribut sesuai dengan kriteria sejumlah
lingkungan yang semakin cepat, membuat pelanggan.
persaingan semakin ketat. Banyak cara dalam Dalam memberikan nilai lebih kepada
memperoleh keunggulan bersaing perusahaan, pelanggan perusahaan harus memperhatikan
dalam jangka pendek memang daya saing beberapa dimensi dari competitive
perusahaan dapat diperoleh dari strategi biaya advantage/keunggulan bersaing. Ukuran dalam
rendah maupun strategi differensiasi (Porter, menilai ketercapaian dari keunggulan bersaing
1998). Dalam jangka panjang daya saing sangat diperlukan untuk mengetahui sejauh
perusahaan hanya dapat dicapai dengan mana perusahaan memiliki keunggulan
melakukan inovasi dan perbaikan secara bersaingnya di bandingkan dengan pesaingnya.
berkesinambungan. Best, (2000) mendefiniskan Dari definisi para ahli di atas, dapat
keunggulan bersaing sebagai keunggulan atas disimpulkan bahwa keunggulan kompetitif atau
pesaing yang didapatkan dengan keunggulan bersaing merupakan kemampuan
menyampaikan nilai pelanggan yang lebih yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam
besar, melalui harga yang lebih murah atau memberikan nilai lebih kepada pelanggan
dengan menyediakan lebih banyak manfaat dibandingkan dengan pesaingnya.
yang sesuai dengan penetapan harga yang Keunggulan bersaingHeizer and Render
lebih tinggi , (2008) ditandai dengan faster response to the
Tracey, et all dalam Thatte, et al customer at lower cost and higher quality”.
(2013)“argues that competitive advantage Sedangkan menurut Dranove and Whitedalam
comprises of distinctive competencies that sets Diab (2013) terdapat empat dimensi dalam
an organization apart from competitors, thus competitive advantage yaitu cost, flexibility,
giving them an edge in the marketplace”. delivery, and quality. Sementara Hosseini, et al
Keunggulan kompetitif serangkaian kompetensi (2012) mengemukakan bahwa keunggulan
khas/unik yang di oleh organisasi dibanding bersaing adalah keinginan manajemen yang
pesaing, yang memberikan mereka keunggulan kuat dalam menguasai : biaya (cost), mutu
di pasar. Keunggulan kompetitif sebagai (quality), waktu (time) dimana pencapaian nilai
kekuatan dari keunikan sebuah organisasi pelanggan dalam rangka untuk menciptakan
dibandingkan dengan pesaing agar dapat dan mempertahankan keunggulan bersaing erat
memperoleh keunggulan di pasar sasaran. hubungannya dengan aktivitas-aktivitas yang
Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat dilakukan oleh perusahaan.
Porter, dalam Thatte, et al (2013)Competitive Dari pendapat di atas dapat disimpulkan
advantage centers on a firm’s ability to be a low bahwa dimensi yang tepat untuk mengukur
cost producer in its industry, or to be unique in competitive advantage di koperasi di Kab.
its industry in some aspects that are popularly Bandung Barat yaitu terdiri dari fleksibilitas
valued by customers. Porter menjelaskan bahwa dalam merespon pasar, biaya, kualitas, dan
inti dari keunggulan kompetitif merupakan pengiriman.
kemampuan perusahaan untuk memproduksi
dengan biaya yang rendah di industri tersebut 1. Fleksibilitas dalam merespon konsumen
atau menjadi unik di industri tersebut pada Keunggulan dalam merespon keinginan
dan kebutuhan pasar merupakan bagian yang

164 GEMA – Volume IX, Nomor 2, Juli 2017


ISSN 2086-9592

penting dalam dimensi keunggulan bersaing. customer demand has become one of the
Seperti yang sampaikan oleh Fleisher and factors of competitions between organizations,
Bensoussan dalam Diab, (2013) “the Flexibility this is linked to the customers willingness to pay
is important dimensions for the purpose of higher cost for the services or product he/she
competition by quick responding to the need in a timely”.
customer’s needs”. Perusahaan yang memiliki 2.3 Hubungan Supply Chain Management
competitive advantage harus mampu dengan Keunggulan Bersaing
memberikan respon yang cepat kepada Li, et al (2006) mengemukankan bahwa
pelanggan baik untuk permintaan maupun “five key dimensions of SCM practices and
keluhan dari pelanggan. describes the relationship among SCM
practices, competitive advantage, and
2. Biaya organizational performance”. Penjelasan
Efisiensi dalam penggunaan biaya tersebut dapat dijelasakan bahwa dimensi dari
operasi perusahaan dalam produksi merupakan SCM dapat menjelaskan hubungan dari SCM
bagian dari pencapaian competitive advantage practices, keunggulan bersaing dan kinerja
perusahaan. Menurut Baranes and Brady dalam organisasi. Sehingga menurut pendapat
Diab, (2013)“In addition we can say that the tersebut, manajemen rantai pasokan dapat
organizations have a competitive advantage, menjelaskan keunggulan kompetitif. Selain itu
when the accumulated costs related to diperkuat dengan pendapat Li, et al (2006)The
productive activities less than those of goal of SCM is to integrate both information and
competitors”. Faktor-faktor yang material flows seamlessly across the supply
memperngaruhi biaya rendah menurut Deborah chain as an effective competitive weapon
dalam Diab, (2013)“ The Factor that lead to sebagai tujuan dari SCM adalah
lower costs; increased experience, menintegrasikan informasi dan alur material
qualifications, and education, successful melalui supply chain sebagai senjata untuk daya
investment, initiated suitable polices for saing yang efektif. Sehingga manajemen rantai
production and distribution, and the exploitation pasokan memiliki hubungan yang erat dengan
of resources available”. keunggulan kompetitif, karena SCM menjadi
senjata bagi perusahaan dalam memperoleh
3. Kualitas keunggulan bersaingnya. Selain itu diperkuat
Dalam memenangkan keunggulan juga dengan penjelasan Thatte, et al
bersaing, kualitas dari produk dan jasa (2013)Today’s supply chains are expected to
memegang peranan yang penting atau menjadi respond rapidly, effectively, and efficiently to
hal utama. Kualitas menjadi proioritas guna changes in the marketplace to sustain, succeed
memberikan kepuasan kepada pelanggan and create competitive advantage in this
sehingga menjadi bagian dari competitive increasingly global marketplace by focusing on
advantage. Seperti yang dikemukan oleh Barker time, flexibility, and speed of response.
dalam Diab, (2013) “ Use quality as the entrance Dijelaskan sebagai supply chain saat ini harus
to satisfy customers, not just as a way to solve respon cepat, efektif, efisien terhadap
problems and reduce costs”. perubahan dipasar sehingga terus bertahan,
dan menciptakan keunggulan bersaing dari
4. Pengiriman meningkatnya pasar global dengan fokus pada
Pengiriman merupakan salah satu yang waktu, feksibilitas dan respon yang cepat.
memerlukan biaya yang tinggi dalam Dengan demikian hubungan antara
penggunaan biaya operasional perusahaan. supply chain management dengan keunggulan
Sehingga dengan mengefisienkan biaya bersaing memiliki hubungan yang positif.
operasional, perusahaan dalam lebih Sehingga dengan meningkatkan rantai pasokan
mengutamakan pengiriman produk yang cepat, yang lebih efisien dapat memberikan
tepat waktu dan tepat kualitas. Bakri dan Diab, keunggulan kompetitif bagi organisasi secara
(2013)“ The speed of services and response to umum.

GEMA – Volume IX, Nomor 2, Juli 2017 165


Yun Yun, Asep Kurniawan

Paradigma penelitian ini dituangkan pada gambar berikut :

Gambar 1
Paradigma Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN Observasi yaitu dengan cara mengadakan


Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengamatan langsung pada objek penelitian
pengembangan keunggulan kompetitif melalui untuk melengkapi data yang diperlukan dan
rantai pasokan. Sehingga metode yang mendapatkan gambaran yang lebih jelas
digunakan yaitu metode deskriptif dan metode mengenai masalah-masalah yang diteliti yaitu
verifikatif. Metode deskriptif digunakan untuk mengamati secara langsung pada koperasi di
mengetahui gambaran dari setiap karaktersitik Kabupaten Bandung Barat. Wawancara yaitu
variabel penelitian berdasarkan fenomena yang dalam hal ini penyusun berusaha memperoleh
terjadi dilapangan berdasarkan tanggapan dari keterangan dari pihak Koperasi di Kabupaten
responden. Sedangkan metode verifikatif Bandung Barat melalui tatap muka dengan
dimaksudkan untuk mengetahui keterkaitan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah
antara variabel-variabel dengan menguji disiapkan. Sebelum melakukan penelitian,
hipotesis melalui pendekatan expanatory kuesioner dalam penelitian ini dilakukan
research untuk mengetahui pengaruh dari pengujian untuk mengetahui tingkat validitas
hubungan antar variabel (Sugiyono, 2010). dan realibilitasnya.
Data yang digunakan dalam penelitian Analisis verifikatif pada penelitian ini
ini diperoleh dari dua sumber, yaitu hasil menggunakan analisis path analysis yang
penelitian langsung di lapangan (data primer) bertujuan untuk menentukan seberapa besar
seperti kuesioner dan data yang telah tersedia pengaruh suatu variabel terhadap variabel
sebelum dilakukan penelitian (data sekunder). lainnya. Berdasarkan hipotesis penelitian maka
Populasi dari penelitian ini yaitu pengaruh antara variabel supply chain
koperasi pangan yang ada di Kabupaten management dan keunggulan bersaing di
Bandung Barat dengan jumlah populasi gambarkan sebagai berikut:
sebanyak 158 unit koperasi pangan. Sampel
yang digunakan merupakan sampel dengan Menentukan diagram Jalur
menggunakan persamaan menurut Riduwan . Diagram jalur dapat diturunkan dari
Artinya bahwa seluruh koperasi pangan di hipotesis penelitian yang memperlihatkan X
Kabupaten Bandung Barat sebanyak 114 pengaruhnya terhadap Y. Dengan demikian
Koperasi model path analysis atau diagram jalur dalam
Teknik-teknik yang akan dilakukan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.
dalam pengumpulan data penelitian ini adalah:

166 GEMA – Volume IX, Nomor 2, Juli 2017


ISSN 2086-9592

Gambar 2
Model Jalur yang diusulkan

Adapun bentuk persamaan jalurnya adalah kecil (mendekati nol) berarti semakin kecil
sebagai berikut: pengaruh semua variabel independen terhadap
Y = ρYX1X1 + ρYX2X2 + ρYX3X3 + ε variabel dependennya. Atau dengan kata lain, r2
Selanjutnya untuk melihat seberapa yang kecil berarti kemampuan semua variabel
besar kontribusi variabel independen terhadap independen dalam menjelaskan variabel
variabel dependen, maka dilihat dari koefisien dependen sangat terbatas, sebaliknya, nilai r2
determinasi (r2) pada intinya mengukur semakin mendekati 100% berarti semua
seberapa jauh kemampuan model dalam variabel independen dalam model memprediksi
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai variabel dependennya atau semakin besar
koefisien determinasi adalah antara nol atau pengaruh semua variabel independen terhadap
satu. Nilai r2 yang kecil berarti kemampuan variabel dependen. Adapun rumus koefisien
variabel-variabel independen dalam determinan menurut Ridwan, (2010) berikut ini.
menjelaskan variasi variabel dependen sangat KP = r2 x 100%
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti Dimana:
variabel-variabel independen memberi hampir KP = Nilai Koefisien Determinasi
semua informasi yang dibutuhkan untuk r = Nilai Koefisien Korelasi
memprediksi variasi variabel dependen. Apabila Arti harga r akan dikonsultasikan dengan
nilai koefisien determinasi dalam model semakin Tabel interpretasi nilai r berikut.

Tabel1
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Lemah
0,00 – 0,199 Sangat Lemah
Sumber: Ridwan, (2010)

IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN dimensi dari supply chain management pada
4.1 Analisis Deskriptif Supply Chain koperasi pangan di Kabupaten Bandung Barat.
Management Dimensi tersebut diantaranya: Strategic supplier
Analisis dari variabel Supply Chain partnership, customer relationship dan
Management didasarkan atas data primer yang information sharing. Hasilnya disajikan sebagai
diperoleh melalui kuesioner penelitian. Hasil dari berikut.
data yang tersebut akan menjelaskan setiap

GEMA – Volume IX, Nomor 2, Juli 2017 167


Yun Yun, Asep Kurniawan

Tabel 2
Rata-rata Tanggapan Responden untuk Variabel Supply Chain Management pada Koperasi Produksi
Bidang Pangan di Kabupaten Bandung Barat.

No Dimensi Rata-rata Kategori


1 Strategic Supplier Partnership 3,41 Baik
2 Customer Relationship 3,41 Baik
3 Information Sharing 3,03 Cukup
Sumber : Kuesioner, diolah kembali 2016.

Dari tabel diatas, dimensi strategic 4.2 Analisis Deskriptif Keunggulan Bersaing
supplier partnership dan customer relationship Keunggulan Bersaing pada Koperasi
berada pada indikator Baik dengan skor rata- Pangan di Kabupaten Bandung Barat, diukur
rata antara 3,41 -4,20. Dimensi information dengan 4 dimensi yaitu Respon, biaya, kualitas
sharing berada pada kategori cukup. Artinya dan pengiriman. Dalam mengukur keunggulan
koperasi produksi bidang pangan di Kabupaten bersaing menggunakan kuesioner yang
Bandung Barat harus lebih memperhatikan disampaikan kepada pimpinan Koperasi di
informatin sharing agar aktivitas rantai pasokan Kabupaten Bandung Barat. Hasilnya dijelaskan
dapat berjalan dengan efisien. sebagaik berikut.

Tabel 3
Rata-rata Tanggapan Responden untuk Variabel Deskriptif Keunggulan Bersaing pada Koperasi
Produksi Bidang Pangan di Kabupaten Bandung Barat.

No Dimensi Rata-rata Kategori


1 Respon 3,21 Cukup
2 Biaya Produksi 3,63 Baik
3 Kualitas 3,27 Cukup
4 Pengiriman 3,30 Cukup
Sumber : Kuesioner, diolah kembali 2017

Keunggulan Bersaing pada Koperasi parsial maupun simultan. Hasilnya dijelsakan


Pangan di Kabupaten Bandung Barat, diukur berikut ini.
dengan 4 dimensi yaitu Respon, biaya, kualitas Pengaruh Supply Chain Management terhadap
dan pengiriman. Dalam mengukur keunggulan Keunggulan Bersaing
bersaing menggunakan kuesioner yang Setelah melakukan analsisi secara
disampaikan kepada pimpinan Koperasi di deskriptif dari masing masing variabel baik
Kabupaten Bandung Barat. Hasilnya dijelaskan supply chain management maupun keunggulan
sebagaik berikut. besaing. Selanjutnya dijesakan pengaruh baik
parsial maupun simultan. Hasilnya dijelsakan
4.3 Pengaruh Supply Chain Management berikut ini.
terhadap Keunggulan Bersaing Pengaruh Simultan Strategic Supplier
Setelah melakukan analsisi secara Partnership, Customer Relationship dan
deskriptif dari masing masing variabel baik Information Sharing terhadap Keunggulan
supply chain management maupun keunggulan Bersaing.
besaing. Selanjutnya dijesakan pengaruh baik

168 GEMA – Volume IX, Nomor 2, Juli 2017


ISSN 2086-9592

Gambar 3
Model Pengaruh Strategic Supplier Parneship, Customer Relationship dan Information Sharing
terhadap Keunggulan Bersaing.
Sumber : Kuesioner, diolah kembali 2017

Pengaruh Srataegic Supplier Partnership pegaruh Strategic Supplier partnership terhadap


terhadap Keunggulan Bersaing keunggulan bersaing dijelaskan pada tabel
Berdasarkan hasil perhitungan dengan berikut.
menggunakan alat Lisrel 8.7. secara parsial

Tabel 4
Pengaruh Strategic Supplier Parnership terhadap Keunggulan Bersaing

Strategic Supplier Partnership


Pengaruh
Langsung Melalui
Customer Relationship Information Sharing
Keunggulan 0,29 0,21 0,23
Bersaing
Sumber : Kuesioner diolah kembali 2017

Pengaruh Langsung Strategic Supplier Pengaruh Total Strategic Supplier Parneship =


Partnersih 0,29 x 0,29 = 0,06984 0,06984 + 0,1008 + 0,0345 = 0,20514
Pengaruh melalui customer relationship (0,21 x
0,48) = 0,1008 Pengaruh Customer Relationship terhadap
Pengaruh Melalui Information Sharing (0,23 x Keunggulan Bersaing
0,15) = 0,0345

Tabel 5
Pengaruh Customer Relationship terhadap Keunggulan Bersaing

Customer Relationship
Pengaruh
Langsung Melalui
Supplier Strategic Partnership Information Sharing
Keunggulan 0,48 0,21 0,26
Bersaing

GEMA – Volume IX, Nomor 2, Juli 2017 169


Yun Yun, Asep Kurniawan

Pengaruh Langsung Customer Relationship Pengaruh Melalui Information Sharing (0,29 x


0,48 x 0,48 = 0,2304 0,15) = 0,0435
Pengaruh melalui Strategic Supplier Partnership Pengaruh Total Strategic Supplier Parneship =
(0,21 x 0,29) = 0,0609 0,2304 + 0,0609 + 0,0435 = 0,3348

Tabel 6
Pengaruh Information Sharing Terhadap Keunggulan Bersaing

Information Sharing
Pengaruh
Langsung Melalui
Supplier Strategic Partnership Customer Relationship
Keunggulan 0,15 0,23 0,26
Bersaing

Pengaruh Langsung Information Sharing 0,15 x dapat menhasilkan daya saing yang baik di
0,15 = 0,0225 pasar. Selain itu pembagian inforamasi yang
Pengaruh melalui Strategic Supplier Partnership penting harus ditingkatkan karena untuk dimensi
(0,23 x 0,29) = 0,0667 information sharing masih terkategori cukup.
Pengaruh Melalui customer relationship (0,26 Keunggulan bersaing koperasi masih
x 0,48) = 0,1248 harus di tingkatkan karena untuk dimensi
Pengaruh Total Strategic Supplier Parneship = respon, kualitas dan pengiriman masih
0,0225 + 0,0667 +0,1248 = 0,214 terkategori cukup. Artinya meskipun sudah
cukup memiliki keunggulan bersaing, Koperasi
Total Pengaruh dari Strategic Supplier Produksi Pangan di Kabupaten Bandung Barat
Partnership, customer relationship dan harus bisa meningkatkan daya saingnya.
information sharing sebagai berikut : 0,20514 Supply chain management memiliki
+0, 3348 + 0,214 = 0,75394. pengaruh yang kuat terhadap keunggulan
bersaing pada Koperasi Produksi Bidang
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Pangan di Kabupaten Bandung Barat. Sehingga
pengaruh supply chain managment terhadap untuk dapat menjaga kebelangsungan Koperasi
keunggulan bersaing sebesar 0,75. Artinya maka harus memperhatikan supply chain
supply chain manegement memiliki pengaruh management yang bisa memberikan nilai
yang kuat terhadap keunggulan bersaing. tambah yang baik bagi produk pangan yang di
Sehingga Koperasi produksi pangan di tawarkan oleh Koperasi Produksi Bidang
Kabupaten Bandung Barat harus menjaga Pangan di Kabupaten Bandung Barat.
supply chain managment untuk dapat
meningkatkan keunggulan bersaing Koperasi DAFTAR PUSTAKA
Produksi Bidang Pangan di Kabupaten Bandung Abdallah, Ayman Bahjat. Obeidat, Bader
Barat. Yousef. Aqqad, Noor Osama. 2014. The
Impact of Supply Chain Management
V. SIMPULAN DAN SARAN Practices on Supply Chain Performance
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, in Jordan: The Moderating Effect of
dimensi strategic supplier partnership dan Competitive Intensity. International
customer relationship pada supply chain Business Research; Vol. 7, No. 3; 2014
management sudah berada pada kategori baik. Adebambo, Somuyiwa. Mcisn Mcilt., Toyin,
Artinya Koperasi produksi bidang pangan di Adebayo. 2012.Firm’s Competitiveness
Kabupaten Bandung Barat harus menjaga agar through Supply Chain Responsiveness
strategi kemitraan dengan pemasok terus and Supply Chain Management
mampu menunjang kemampuan koperasi untuk Practices in Nigeria. British Journal of

170 GEMA – Volume IX, Nomor 2, Juli 2017


ISSN 2086-9592

Arts and Social Sciences ISSN: 2046- Horngren, Charles T, George Foster Srikant M
9578, Vol.10 No.I (2012) Datar. 2000, Cost Accounting : A
Agha and Alrubaiee. 2012. Effect of Core Managerial Emphasis. International
Competence on Competitive Advantage Edition
and Organization Performance. Hosseini, Seyed Mahmood. Azizi, Shahriar.
International Journal of Business Sheikhi, Narges.2012. An Investigation
Management Vol 7, No 1; January 2012 on the Effect of Supply Chain Integration
192 ISSN. on Competitive Capability: An Empirical
Al-Rfou and Trawneh. 2010. To What Extent Analysis of Iranian Food Industry.
Can a Company Achieve a Competitive International Journal of Business and
Advantage Through Job Development? Management Vol. 7, No. 5; March 2012
Kamla-Raj 2010 J Soc Sci, 23 (3):189- Jellouli, Olfa. 2013. A St udy for Supply Chain
196 (2010) Management Improvement.
Beske, Philip. 2012. Dynamic capabilities and International Journal of Supply Chain
sustainable supply chain management. Management. Vol. 2, No. 4, December
International Journal of Physical 2013
Distribution & Logistics Management Karimi, Ebrahim. Rafiee, Mahmoud. 2014.
Vol. 42 No. 4, 2012 pp. 372-387 Analyzing the Impact of Supply Chain
Best, Roger J.2000. Market Base Management: Management Practices on
Strategic for Growing Customer Value Organizational Performance through
and Profit. Prentice Hall. New Jersey Competitive Priorities (Case Study: Iran
Brun, A. Bolton, S. Chinneck, C. 2013. Benefits Pumps Company). International Journal
of aligning design and supply chain of Academic Reaserch in Accounting,
management. International Journal of Finance, and Management Science. Vol
Engineering, Science and Technology 4. No 1 January 2014, pp. 1-15
Vol. 5, No. 2, 2013, pp. 49-64 Lambert, Douglas M. Schwieterman, Matthew
Chopra, Sunil. Meindl, Peter. Supply Chain A.2013. Supplier relationship
Management Strategy, Planning and management as a macro business
Operation. Pearson process. Supply Chain Management: An
Deshpande, Anant. 2012. Supply Chain International Journal, Vol. 17 Iss 3 pp.
Management Dimensions, Supply Chain 337 - 352
Performance and Organizational Li, Suhong. Nathan, Bhanu Ragu. Nathan, T.S.
Performance: An Integrated Framework. Ragu. Rao, S. Subba. 2006. The impact
International Journal of Business and of supplychain management practices
Management Vol. 7, No. 8; April 2012 on competitive advantage and
Diab. 2013. Using the Competitive Dimensions organizational performance. Omega :
to Achieve Competitive Advantage (A The International Journal of
Study on Jordania Private Hospitals. Management Science 34 (2006) 107 –
International Journal of Academia 124
Research in Business and Social Mbuthia, George Maina. Rotich, Gladys. 2014.
Sience. July 2013. Vol 3 No 7 ISSN: Effects Of Supply Chain Management
2222-699 Practices On Competitive Advantage In
Frazelle, Edward. 2001. Supply Chain Strategy: Retail Chain Stores In Kenya, A Case
The Logistics of Supply Chain Study Of Nakumatt Holding Limited.
Management. McGraw-Hill. European Journal of Business
Heizer and Render. 2008. Operation Management. Vol.2, Issue 1, 2014
Management: Sustainability and Supply Mentzer, Jhon T. DeWitt, William. Keebler,
Chain Management-Eleventh Edition. James S. Min, Soonhong. Nix, Nancy
Pearson Education : England. W. Smith, Carlo D. Zacharia, Zach G.
Defining Supplychain Management.

GEMA – Volume IX, Nomor 2, Juli 2017 171


Yun Yun, Asep Kurniawan

Journal Of Business Logistics, Vol.22, Responsiveness and Supply.


No. 2, 2001 International Journal of Business and
Peter. 2010. The CEO, Strategy, and Commerce Vol. 1, No. 7: Mar 2012[01-
Shareholder Value : Making The 11]
Choices That Maximize Company Thatte, Ashish A. Rao, Subba S. Nathan, T. S.
Performance. Jhon Wiley and Son. Ragu. 2013. Impact Of SCM practices
Porter, M.E. 1998. The Competitive Advantage: Of A Firm On Supply Chain
Creating and Sustaining Superior Responsiveness And Competitive
Performance. NY. Free Press. Advantage Of A Firm. The Journal of
Riduwan. 2010. Dasar-dasar Statiska. Bandung: Applied Business Research –
Alfabeta. March/April 2013 Volume 29, Number 2
Shiraz, Mohammad Ali Enayati. Ramezani, Venus, Klaus. 2014. Supply Chain
Elham. 2014. Impact Of Supply Chain Management—Part of Strategic
Management Strategies On Competitive Management. Journal of Business and
Advantage In Manufacturing Companies Economics, ISSN 2155-7950, USA July
Of Khuzestan Province. Singaporean 2014, Volume 5, No. 7, pp. 1052-1067
Journal Of Business Economics, And http://www.biru.or.id/index.php/partners/38/koper
Management Studies Vol.2, No.11, asi-peternak-sapi-bandung-utara-
2014 kpsbu.html
Simaptupang, Togar M. Sridharan, Ramaswami. http://www.beritasatu.com/ekonomi/225157-
2005. An integrative framework for kontribusi-besar-sektor-ukm-untuk-
supply chain collaboration. The ekonomi-nasional.html
International Journal of Logistics http://www.satuharapan.com/read-
Management Vol. 16 No. 2, 2005 pp. detail/read/koperasi-di-ri-terbanyak-di-
257-274 dunia-tetapi-kontribusinya-minim
Sugiama, A Gima. 2008. Metode Riset Bisnis http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_
dan Manajemen. Guardaya. Bandung phocadownload&view=file&id=
Sugiyono.2010.Metedoe Penelitian Bisnis: 377:data-koperasi-31-desember-
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan 2014&Itemid=93
R&D. Bandung, http://www.neraca.co.id/article/54202/indonesia-
Sukati, Inda. Hamid, Abu Bakar Abdul. Baharun, kekurangan-koperasi-pangan-dan-
Rohaiza. Alifiah, Mohd Norfian. Anuar, energi
Melati Ahmad. 2012.Competitive http://bandung.bisnis.com/read/20150505/5/532
Advantage through Supply Chain 979/produksi-susu-di-kpsbu-naik-20-ton

172 GEMA – Volume IX, Nomor 2, Juli 2017

View publication stats

Вам также может понравиться