Вы находитесь на странице: 1из 6

Proceedings:

Implementasi IPTEK dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional


Tempat: Gedung Pascasarjana, Politeknik Negeri Jember
Tanggal: 22-24 November 2018

Publisher:
AGROPROSS Agropross, National Conference Proceedings of Agriculture
National Conference Website. https://jpp.polije.ac.id/conference/index.php/agropross/2018
Proceedings of Agriculture DOI: 10.25047/agropross.2018.93

Uji Tingkat Kesukaan Konsumen Pada Seduhan Kopi Robusta


(Coffea canephora) Plus Madu
Author(s): Dian Hartatie*(1); A. Kholilullah(1)
(1)
Politeknik Negeri Jember Jember, Indonesia
* Corresponding author: dian_hartatie@polije.ac.id

ABSTRACT Keyword:
Robusta coffee is one of the most produced types of coffee in Jember Regency. Robusta coffee has
color, aroma, taste, thickness, and body. Brewing coffee, especially Robusta coffee, not many mix Robusta coffee,
honey in steeping. Honey is a natural sweet liquid derived from plant nectar produced by honey Plus honey,
bees. When coffee is mixed with honey it produces a distinctive color, aroma, thickness and taste
so that it can prevent and eliminate stress. Mixing coffee and honey is done when brewing so that The level of
the taste and aroma of the combination of coffee and honey is not lost. The purpose of this research consumer
activity is to determine the effect of adding honey to the level of consumer preference Conducted at preference
Café Pondok Kopi 57.58, Karangrejo, Sumbersari, Jember. This study used a Randomized Non-
Fatorial Group Design and Organoleptic Test with 5% BNT further testing with 3 treatments and
5 Parameters. The results showed that honey addition had an effect on the level of consumer
preferences with a composition of 18 grams of coffee + 27 grams of honey + 180ml of water that
was most preferred by consumers and the level of thickness with a composition of 18 grams + 36
grams of honey + 180ml of water.

Kata Kunci: ABSTRAK

Kopi robusta; Kopi robusta merupakan salah satu jenis kopi yang paling banyak diproduksi di Kabupaten Jember.
Kopi robusta memiliki warna, aroma, rasa, kekentalan, dan body. Penyeduhan kopi, khususnya
Plus madu;
kopi robusta belum banyak yang mencampurkan madu dalam seduhannya. Madu adalah cairan
Tingkat manis alami berasal dari nektar tumbuhan yang diproduksi oleh lebah madu. Apabila kopi dicampur
kesukaan dengan madu menghasilkan warna, aroma, kekentalan, dan rasa yang khas sehingga dapat
konsumen; mencegah dan menghilangkan stress. Pencampuran kopi dan madu dilakukan ketika penyeduhan
agar rasa dan aroma dari kombinasi kopi dan madu tidak hilang. Tujuan kegiatan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan madu terhadap tingkat kesukaan konsumen.
Dilaksanakan di Café Pondok Kopi 57.58 , Karangrejo, Sumbersari, Jember. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Kelompok Non Fatorial dan Uji Organoleptik dengan uji lanjut
BNT 5% dengan 3 perlakuan dan 5 Parameter. Hasil penelitian menunjukkan Penambahan madu
berpengaruh terhadap tingkat kesukaan konsumen dengan komposisi 18 gram kopi+27 gram
madu+180ml air yang paling banyak disukai oleh konsumen dan tingkat kekentalan dengan
komposisi 18 gram+27 gram madu+180ml air.

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 58


Author(s): Dian Hartatie; A. Kholilullah ______________________________________________________

PENDAHULUAN kadang dari madu embun. Madu


Kopi merupakan tanaman mengandung vitamin A, betakaroten,
perkebunan strategis di Kabupaten Jember vitamin B kompleks (lengkap), vitamin C,
yang dikonsumsi bijinya, untuk dibuat D, E, dan K. Beberapa khasiat madu
minuman yang menyegarkan. disamping sebagai sumber energi, bagi
Perkembangan kopi yang begitu pesat kesehatan antara lain bermanfaat sebagai
menjadi perhatian bagi masyarakat antibakteri, mengobati sakit maag, diare,
pedesaan dan perkotaan. Konsumsi kopi meredakan alergi, memeliharakulit,
berbeda dengan konsumsi minuman kosmetika dan memerangi kanker
lainnya, karena faktor ketenangan dan (Suranto, 2007).
kefokusan yang didapat tanpa Kopi dapat dicampurkan dengan
menimbulkan pengaruh seperti minuman berbagai jenis hasil petanian agar
yang beralkohol. Kopi dikenal dua jenis, mendapatkan rasa yang bervariasi dan
yaitu kopi arabika dan kopi robusta. Kopi mendapatkan khasiat dari tanaman yang
diperdagangkan dalam bentuk kopi biji, dicampurkan sebagai contoh kopi di
kopi sangrai, kopi bubuk, kopi instan,dan campur dengan madu untuk menambah
bahan makanan lainnya yang mengandung cita rasa kopi ketika diminum
kopi. (Rismunandar, 1996).
Kopi robusta memiliki pasar yang Kombinasi madu dan kopi sebagai
lebih strategis karena bisa ditanam di suplemen minuman alami herbal tambahan
ketinggian rendah, toleran terhadap hama maka, akan dapat memperoleh manfaat
dan penyakit, mengandung antioksidan dan dari kombinasi resep madu kopi ini. Kopi
kafein tinggi. Dan kopi jenis robusta, dicampur dengan madu menghasilkan
mempunyai rendemen hasil ekstraksi yang warna, aroma, kekentalan, dan rasa yang
tinggi, sementara kopi arabika biasanya khas sehingga dapat mencegah dan
digunakan untuk memperbaiki citarasa dan menghilangkan stress (Jajang, 2015).
aroma. Pencampuran kopi dan madu dilakukan
Di Indonesia kopi robusta yang ketika penyeduhan agar rasa dan aroma
paling banyak diproduksi yaitu mencapai dari kombinasi kopi dan madu tidak hilang.
87,1% dari total produksi kopi diIndonesia Berdasarkan latar belakang di atas
(Aak, 2002). Perkebunan rakyat di maka perlu dilakukan penelitian Uji
Kabupaten Jember mayoritas Tingkat Kesukaan Konsumen Pada
membudidayakan kopi robusta. Seduhan Kopi Robusta (Coffea
Perkebunan kopi ini mulai berkembang Canephora) Plus Madu. Penambahan
pada 1860 dan banyak dikembangkan di madu pada saat penyeduhan kopi robusta
Kecamatan Panti dan Silo, terutama Desa (Coffea officinale) yang diharapkan bisa
Mulyorejo dan Pace. Di Panti (Wirawan, menciptakan rasa dan aroma baru sehingga
2017). Kopi robusta dalam bentuk dapat meningkatkan kesukaan konsumen
campuran berperan dalam meningkatkan terhadap kopi robusta.
nilai jual. Kopi dapat dicampurkan dengan
berbagai jenis hasil petanian agar METODOLOGI
mendapatkan rasa yang bervariasi. Penelitian dilaksanakan di di Café
Madu adalah cairan manis alami Pondok Kopi 57.58 , Jember.. Alat-alat
berasal dari nektar tumbuhanyang yang dipergunakan adalah baskom, pisau,
diproduksi oleh lebah madu. Lebah madu timbangan, mesin penggiling (Grinder
mengumpulkan nektar madu dari bunga 600N), tampah, toples, kompor, mesin
mekar, cairan tumbuhan yang mengalir di sangrai, gelas/cup, sendok, kamera, gelas
dedaunan dankulit pohon dan kadang- ukur,dan panci. Sedangkan Bahan-bahan

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 59


Author(s): Dian Hartatie; A. Kholilullah ______________________________________________________

yang dipergunakan adalah biji kopi Prosedur Pelaksanaan


robusta, madu extraga, alumunium foil, Ada beberapa tahapan yang harus
kertas label, dan air aqua galon. dilaksanakan dalam kegiatan ini yaitu :
Penelitian dengan uji organoleptic a. Persiapan Bahan, biji kopi robusta dari
(uji kesukaan) : saat pemberian madu desa Panti Jember yang dibutuhkan
diseduhan kopi robusta (Coffea sebesar 3 kg dengan kadar air 11-12% .
canephora) yaitu : menggunakan metode Proses Penyangraian, menyiapkan alat
skoring dengan pengamatan : a.)warna, b) penyangraian dan Memasukkan biji
aroma, c) rasa, d) kekentalan, dan e) body kopi ke alat penyangrai sampai kriteria
(kehalusan dan kepekatan) , skoring medium to dark dengan menggunakan
penilaian yaitu sangat suka dinilai 5, suka suhu 190 – 205 oC selama 20 menit.;
dinilai 4, sedang dinilai 3, kurang dinilai mendinginkan kopi yang telah disangrai
2, dan sangat kurang dinilai 1. agar tidak over roasted dengan kipas 15
Menggunakan rancangan acak menit dan selanjutnya menimbang kopi
kelompok (RAK) non faktorial dengan 3 robusta yang telah disangrai;
perlakuan dan 90 kali ulangan (90 panelis), b. Penggilingan
perlakuan : Menyiapkan alat penggiling
M1 = Kopi Robusta (gram): Madu (gram): (Grinder 600N) untuk menggiling biji
Konsentrasi (18; 18; 1-1) kopi robusta. , kopi dimasukan alat
M2 = Kopi Robusta (gram): Madu (gram): giling (grinder) kapasitas 250 gram biji
Konsentrasi (18; 27; 1-1,5) kopi, diperlukan 16 kali penggilingan.
M3 = Kopi Robusta (gram): Madu (gram): 1) Penyeduhan : Menimbang setiap
Konsentrasi (18; 36; 1-2) kopi dengan berat yang sama yaitu
18 gram dan menempatakn pada
Model matematika terhadap data mangkok captis yang berbeda,
yang diperolah dari kegiatan model RAK selanjutnya menambahkan madu
Non Faktorial sebagai berikut: dengan berat yang berbeda sesuai
dengan perlakuan setiap mangkok
Y = μ + i + aj + ∑ij dengan perbandingan kopi dan madu
sebesar 1:1, 1:1.5, dan 1:2, pada
Keterangan: setiap cup menggunakan air sebesar
Y = Nilai perlakuan pengamatan kelompok ke
– 1 perlakuan ke – 1 180 ml.
𝜇 = Rerata umum 2) Selanjutnya dilakukan secara merata
i = Ragam karena pengaruh kelompok ke – 1 pada setiap mangkok sebanyak 10
𝑎j = Ragam karena perlakuan A ke – j kali dan di beri label sesuai dengan
∑𝑖𝑗 = Ragam karena pengaruh eror kelompok ke kode perlakuan minuman siap di uji
– 1 perlakuan ke – j
organoleptik
c. Pengambilan data dengan
Jika pada analisa terdapat hasil yang
menggunakan uji kesukaan yaitu
berbeda nyata (signifikasi) maka dilakukan
panelis mengisi kuisioner yang telah
uji lanjut BNT 5% ,
disediakan oleh peneliti
√2KT galat
BNT = t𝑎, db galat X n
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji organoleptik
Keterangan : terhadap Pengaruh Penambahan madu
t𝑎 = nilai t pada tingkat kepercayaan 𝑎, dengan pada Kopi Robusta terhadap tingkat
db galat kesukaan Konsumen dengan sidik ragam,
kt = nilai kt
n = banyaknya pembentuk data
didapatkan hasil analisis sidik ragam dari

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 60


Author(s): Dian Hartatie; A. Kholilullah ______________________________________________________

parameter pengamatan berupa Warna, dan jika berbedanyata dilakukan uji Lanjut
Aroma, Rasa, Kekentalan, dan Body BNT 5% pada tabel 2. seperti di bawah ini
diperoleh data yang disajikan pada tabel 1. :

Tabel 1. Rangkuman Analisa Sidik Ragam Uji Organoleptik Penambahan Madu Pada Kopi
Robusta di Kecamatan Panti Jember
F Hitung F Tabel
SK F F
db Warna Aroma Rasa Kekentalan Body
0.05 0.01
Blok 89 2.24 ** 1.28 ns 1.88 ** 2.2 ** 2.00 ** 1.34 1.52
Perlakuan 2 2.50 ns 0.21 ns 5.60 ** 3.6 ** 1.19 ns 3.05 4.73
Galat 178
Total 269
KK 18.4 27.53 28.1 24 25.5
Keterangan : ns = non signifikan
* = berbeda nyata
** = berbeda sangat nyata

Tabel 2. Rata – rata Parameter Uji Organoleptik Penambahan Madu Pada Kopi Robusta
Warna Aroma Rasa Kekentalan Body
Perlakuan
rerata notasi rerata notasi rerata notasi rerata notasi rerata notasi
M1 3.13 - 3 - 3.01 a 2.83 a 3.03 -
M2 3.3 - 3.06 - 3.38 b 3.06 b 2.94 -
M3 3.31 - 3.08 - 3.43 b 3.1 b 3.12 -
BNT 5% 0,21 0,12
Keterangan:
Angka yang dikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN berdasarkan panelis itu sendiri. Hal ini juga
Pada penelitian ini menggunakan sesuai dari penelitian dari Taregan, dkk,
kopi robusta yang berasal dari Desa Panti, 2015. bahwa presentase tingkat kesukaan
Kabupaten Jember dan menggunakan warna seduhan kopi bisa dinilai dari para
Madu Extraga botol dengan lebel madu panelis dan indera penglihatan merupakan
super bee pollen adapun penelitian ini sensor paling awal untuk mengtahui
dilaksanakan di Café Pondok Kopi 57.58 kualitas kopi seduhan secara kualintatif
Jalan Tidar Kaliurang Jember untuk berdasarkan warna dan tekstur.
mengambil data panelis.
b. Aroma
a. Warna Pada tabel sidik ragam tabel 3.1
Pada tabel sidik ragam tabel 3.1 aroma kopi pada perlakuan penambahan
warna kopi pada perlakuan tidak madu perlakuan M1, M2 dan M3 tidak
berpengaruh nyata, dengan demikian berbeda nyata (ns) hal ini sama dengan
penambahan madu perlakuan M1, M2 dan parameter warna. . Dikarenakan pengaruh
M3 tidak berbeda nyata (ns). Kopi dengan aroma kopi dipengaruhi oleh temperatur
penambahan madu tidak meningkatkan kopi sendiri ketika kopi dalam keadaan
kesukaan panelis terhadap warna kopi panas maka aroma yang didapat akan lebih
dikarenakan tingakat kesukaan panelis ringan berbeda ketika kopi mulai

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 61


Author(s): Dian Hartatie; A. Kholilullah ______________________________________________________

bertemperatur dingin mengakibatkan tertinggi terletak pada M3, pada perlakuan


aroma kopi semakin kental. hal ini sesuai M 3 dengan kosentrasi 18 gram kopi
dengan penelitian dari Taregan, dkk, 2015. dengan 36 ml madu dan M2 tidak
Bahwa aroma merupakan atribut yang berpengaruhh nayta atau berbeda nyata
penting karena ditangkap oleh panca indra M2, yang keduanya memiliki respon yang
penciuman secara langsung dari hasil cukup baik dari panelis dibaningkan M1
penguapan senyawa organik volatile. dengan kosentrasi 18 gram kopi dengan 18
ml madu yang memiliki nilai terendah,,
c. Rasa dikarenakan M3 dengan komposisi 18
Berdasarkan tabel sidik ragam tabel gram kopi dan 36 ml madu lebih kental
3.1 , rasa kopi dengan penambahan madu begitu juga M2 dengan komposisi 18 gram
anatara perlakuan M1, M2 dan M3 kopi dan 36 ml dibandingkan M1 masih
berpengaruh sangat nyata (**). Maka cukup kental, maka komposisi pecampuran
dilanjutkan dengan uji lanjut BNT 5% kopi dengan madu yang berbeda, sangat
untuk mencari perlakuan yang signifikan. berpengaruh terhadap kekentalan
Dari analisa Uji lanjut BNT 5% parameter pencampuran madu dengan kopi
rasa memperlihatkan kopi demgan penambahan madu semakin banyak akan
penambahan madu meningkatkan semakin kental.
kesukaan panelis terhadap rasa kopi,
perlakuan yang berbeda menunjukkan e. Body
sangat berbeda nyata. Berdasarkan tabel sidik ragam, body
Nilai rata – rata terendah diberikan kopi dengan penambahan madu anatara
pada perlakuam M1 sedangkan nilai rata – perlakuan M1, M2 dan M3 tidak berbeda
rata tertinggi terletak pada M3 sedangkan nyata (ns).
perlakuan M2 tidak berbeda nyata dengan Kopi dengan penambahan madu
perlakuan M3. dikarenakan rasa pada tidak meningkatkan kesukaan panelis
perlakuan M2 juga mampu memberikan terhadap body kopi dikarenakan Panelis
nilai tingkat kesukaan yang sama pada saat mencicipi tekstur kopi robusta dengan
konsumen seperti pada perlakuan M3. penambahan madu terasa berbeda yakni
Dengan demikian seduhan kopi M2 dan kopi seperti menempel dimulut, hal ini
M3 dianggap mampu memberikan nilai sesuai dengan penelitian dari Taregan, dkk,
tingkat kesukaan konsumen, hal ini sesuai 2015. Bahwa kehalusan dan kepekatan
dengan penelitian dari Taregan, dkk, 2015. kopi dirasakan oleh permukaan lidah.
Bahwa rasa berperan dalam menentukan
kualitas seduhan kopi yang KESIMPULAN DAN SARAN
pengukurannyan menggunakan indera Kesimpulan
pengecap. Dari penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa:
d. Kekentalan a. Penambahan madu berpengaruh
Berdasarkan tabel sidik ragam, terhadap tingkat kesukaan konsumen
kekentalan kopi dengan penambahan b. Komposisi penambahan madu pada
madu anatara perlakuan M1, M2 dan M3 kopi robusta yang paling banyak disukai
sangat berbeda nyata (**). Maka oleh konsumen parameter rasa pada
dilanjutkan dengan uji lanjut BNT 5% perlakuan M2 dengan komposisi
untuk mencari perlakuan yang signifikan 18gram kopi+27ml madu+180ml air
Hal ini membuktikan bahwa nilai dan kekental pada perlakuan M3 dengan
rata – rata terendah diberikan pada komposisi 18gram kopi+27ml
perlakuam M1 sedangkan nilai rata – rata madu+180ml air.

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 62


Author(s): Dian Hartatie; A. Kholilullah ______________________________________________________

Saran Nadhilla, Nyimas Farisa. 2014. The


a. Diperlukan termometer untuk Activity of Antibacterial Agent of
mengukur suhu air dengan suhu 70 -80 Honey Against Staphylococcus
0
C. aureus. Dalam Artikel Review
b. Seharusnya tahapan pencampuran kopi Majority. Volume 3 Nomor 7 |
yaitu kopi dicampur terlebih dahulu Desember 2014. Halaman 1 - 8.
dengan air kemudian diaduk dan
ditambahkan dengan madu bukan kopi Oryza A. Wirawan, 2017. Kopi Robusta
dicampur dengan madu kemudian Jember. Dalam on line Berita
ditambahkan dengan air. Jatim .[18 Oktober 2018]

DAFTAR PUSTAKA Rahardjo, P. 2012. Panduan budidaya dan


Anonim. Madu : Jenis dan pengolahan kopi Arabika dan
Penggunaannya. Dalam Makalah. Robusta. Jakarta : Penebar
http://tekpan.unimus.ac.id/wp- Swadaya.
content/uploads/2013/07/MADU-
JENIS-DAN- Rukmana, R. 2014. Panduan Budidaya
PENGGUNAANNYA.pdf. Hal. 1 - dan Pengolahan Kopi Arabika dan
37.[13-10 2017) Robusta. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Badan Standarisasi Nasional. 2008. Biji
Kopi. SNI 01-2907-2008. Rahayoe, Sri, dkk. Pengaruh Suhu dan
Lama Penyangraian Terhadap
Brooker, D, dkk. 1974. Drying Cereal Sifat Fisik-Mekanis Biji Kopi
Grains. The AVI Publikashing Robusta. Dalam Makalah Bidang
Compeny, Inc. Wesport. Teknik produk Pertanian. ISSN
2081-7152. Hal A217 - A225.
Elsela Br Tarigan, Dibyo Prawono dan
Tajul Iflah 2015. Kopi, Seduhan Yoga a. Musika. 2017. Mencari rasio kopi
dan Kesehatan. Pusat Penelitian untuk seduhan.
Kopi dan Kokao Jember. Dalam https://majalah.ottencoffee.co.id/m
Jurnal Teknologi dan Industri encari-rasio-kopi-untuk-seduhan.
Pertanian Indonesia. Volume , [30 Mei 2017].
nomor 1 | 10 Maret 2015. Halaman
13 – 16.

Jusup, Jajang. 2015. Manfaat Kopi


Campur Madu dan Resep untuk
Membuatnya. Bogor.

Mulato, S. 2002. Mewujudkan perkopian


Nasional yang Tegguh melalui
Diversifikasi Usaha Berwawasan
Lingkungan dalam pengembangan
Industri kopi Bubuk Skala Kecil
Untuk Meningkatkan Nilai Tambah
Usaha Tani kopi rakyat. Denpasar :
Puslit.

Managed by : Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember 63

Вам также может понравиться