Вы находитесь на странице: 1из 11

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE

OPERASI DENGAN TERAPI TOUCH DI RS TINGKAT III


BALADHIKA HUSADA JEMBER
Laila Nur W.,1 Jenie Palupi.,2 Emi Eliya A.3
¹Mahasiswa STIKES dr. Soebandi Jember
²Dosen Pembimbing 1 (Dosen Poltekkes Malang Kampus Jember)
³Dosen Pembimbing (Dosen Prodi Ilmu Keperawatan STIKES dr. Soebandi Jember)
E-mail : nurwahyunilaila@gmail.com

ABSTRACT

Anxiety in preoperative patients is an anticipatory response to an


experience that is considered a threat. Preoperative patient anxiety can be in the
form of concerns about operating procedures, information deficits and self-
concern. Anxiety experienced by preoperative patients can be overcome by touch
therapy where the patient will be given therapy to reduce anxiety before the
surgery takes place. The purpose of this study was to determine the difference in
anxiety levels in patients pre-operative with touch therapy at Level III Baladhika
Husada Hospital in Jember on July 17-25, 2019. The method of this study uses the
comparative method of one group pretest-posttest design. The population in this
study was 30 people using accidental sampling techniques. This study was
analyzed using the Wilcoxon signed ranks test with the results of the value =
0,000 <α = 0.05 in the intervention group. Data collection methods used the
Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) before and after touch therapy was given.
Obtained results of anxiety levels before being given therapy respondents 66.7%
experienced mild anxiety, after being treated experienced a decrease to mild
anxiety of 60.0%. From these results it can be concluded that there are differences
in anxiety levels in preoperative patients before and after touch therapy at Level
III Baladhika Husada Hospital in Jember. Health workers can provide touch
therapy as an alternative to reduce anxiety levels in preoperative patients.

Keywords: Touch therapy, preoperative patients, anxiety level.

PENDAHULUAN suatu tindakan sebelum dilakukan


Operasi atau pembedahan operasi yang dapat menimbulkan
merupakan pengobatan dengan cara gejala-gejala fisiologis (seperti
invasive atau tindakan medik yang gemetar, berkeringat, detak jantung
langsung dapat mempengaruhi meningkat, dan lain-lain) maupun
keutuhan jaringan tubuh dengan psikologi (seperti panik, tegang,
membuka bagian tubuh dan pada cemas, bingung, tak dapat
umumnya dilakukan dengan berkonsentrasi, dan sebagainya) pada
membuat sayatan pada bagian tubuh pasien. Salah satu respon psikologis
yang akan ditangani, kemudian yang biasanya terjadi pada pasien pre
dilakukan tindakan perbaikan dan operasi adalah cemas (Muttaqin & Sari,
diakhiri dengan penutupan dan 2009).
penjahitan luka (Brunner and Pasien yang akan menjalani
Suddarth, 2010). Pre operasi adalah operasi, sering kali mengalami
kecemasan pada tahap pre operasi. terapi musik ( NIC, 2013). Salah
Menurut Hawari (2011) banyak faktor satunya adalah dengan menggunakan
yang mempengaruhi kecemasan terapi touch .
pasien, mekanisme terjadinya cemas Pada penelitian Gregory,
yaitu psikoneuro-imunologi atau Vendouw (2005) , dalam Nurgiwiati
psiko-neuro-endokrinolog. Akan tetapi (2015), membuktikan bahwa terapi
tidak semua orang yang mengalami touch dapat menurunkan stress,
stressor psikososial akan mengalami kecemasan, meningkatkan lama dan
gangguan cemas hal ini tergantung kualitas tidur pada lansia. Terapi
pada struktur perkembangan touch atau terapi sentuhan adalah
kepribadian diri seseorang tersebut turunan modern menggunakan tangan
yaitu usia, tingkat pendidikan, jenis yang melibatkan sentuhan dengan
kelamin, pekerjaan, dukungan sosial maksud untuk membantu atau
dari keluarga, teman, dan mayarakat. menyembuhkan. Terapi touch adalah
Menurut Hawari (2011), keluhan- modalitas komplementer yang telah
keluhan yang sering dikemukakan oleh terbukti memiliki efek internal yang
orang yang mengalami kecemasan mengurangi tekanan psikologis dan
adalah rasa khawatir, firasat buruk, mempercepat relaksasi, dan juga
takut akan pikirannya sendiri, mudah mengurangi rasa sakit dan
tersinggung, merasa tegang, tidak meningkatkan kekebalan tubuh
tenang, gelisah, mudah terkejut, takut (Senthil et al., 2014).
sendirian, takut pada keramaian dan Terdapat beberapa penelitian
banyak orang, gangguan pola tidur, terdahulu yang membahas tentang
mimpi-mimpi yang menegangkan, terapi touch terhadap tingkat
gangguan konsentrasi dan daya ingat, kecemasan. Penelitian yang dilakukan
keluhan-keluhan somatik, misalnya Deborah Gagne and Richard C.
rasa sakit pada otot dan tulang, Toye ( Juni, 1994) “The Effects of
pendengaran berdenging (tinitus), Therapeutic Touch and Relaxation
berdebar-debar, sesak nafas, gangguan Therapy in Reducing Anxiety” , hasil
pencernaan, gangguan perkemihan dan penelitiannya menunjukkan bahwa
sakit kepala. relaksasi dan sentuhan terapi adalah
Dampak kecemasan pada pasien yang efektif untuk mengurangi
pre operasi adalah peningkatan kecemasan, dengan menggunakan
tekanan darah, denyut nadi dan sesak analisis varians multivariate
nafas, hal ini menyebabkan pasien (MANOVA) terapi relaksasi
beresiko tinggi jika menjalani memberikan pengurangan kecemasan
operasi, resiko terberat adalah yang signifikan pada ukuran laporan
kematian. Cemas pada pre operasi diri dan ukuran gerakan, intervensi
merupakan suatu respon antisipasi keperawatan dari sentuhan terapeutik
terhadap suatu pengalaman yang menghasilkan pengurangan signifikan
dianggap sebagai suatu ancaman. dari kecemasan yang dilaporkan.
Peran perawat sebagai tenaga Hasil ini di dukung oleh penelitian
kesehatan di rumah sakit sangat yang dilakukan oleh Emily Jackson,
penting untuk membantu pasien et al (Februari , 2008) “Does
mengatasi kecemasannya. Intervensi Therapeutic Touch Help Reduce Pain
perawat dalam mengatasi kecemasan and Anxiety in Patients With Cancer?”
adalah komunikasi terapeutik, terapi dimana hasil penelitiannya bahwa
menenangkan, terapi relaksasi dan sentuhan terapi dapat membantu
pasien kanker mengurangi rasa sakit, METODE
kecemasan, dan ketakutan. Studi Metode penelitian yang digunakan
penelitian ini meneliti mengenai dalam penelitian ini adalah
efektivitas sentuhan terapi (American menggunakan metode penelitian
Cancer Society, 2006). komparatif one group pretest-posttest
Berdasarkan hasil studi design. Penelitian ini akan
pendahuluan yang dilakukan peneliti mengobservasi tingkat kecemasan
pada bulan Maret 2019 di RS sebelum dilakukan tindakan terapi
Tingkat III Baladhika Husada Jember touch dan setelah dilakukan tindakan.
terdapat pasien pre operasi pada Adapun sampel dalam penelitian ini
bulan Desember 162 pasien, bulan adalah sebanyak 30 sampel dengan
Januari 198 pasien dan bulan teknik sampling yang digunakan adalah
Februari 134 pasien. Intervensi yang accidental sampling. Instrumen
dilakukan perawat dalam mengatasi penelitian yang digunakan adalah SOP
kecemasan pada pasien pre operasi terapi touch dan kuesioner HARS
hanya berfokus dengan menggunakan untuk mengukur tingkat kecemasan
komunikasi terapeutik. Dari studi responden yang mencakup 14
pendahuluan ini terhadap 20 pasien pertanyaan. Penelitian ini dilakukan
yang akan dilakukan operasi pada tanggal 17-25 Juli 2019.
didapatkan data bahwa pasien yang
tidak mengalami kecemasan 15%, HASIL
kecemasan ringan 30%, kecemasan Hasil pengumpulan data pada
sedang 45% dan kecemasan berat penelitian ini :
10%.
5.6 Distribusi tingkat kecemasan pasien pre operasi sebelum diberikan terapi
touch di RS Tingkat III Baladhika Husada Jember
No Tingkat Kecemasan Frekuensi ( f ) Persentase %
1 Tidak ada kecemasan 1 3,3 %
2 Kecemasan ringan 20 66,7 %
3 Kecemasan sedang 9 30,0 %
Total 30 100,0 %
5.7 Distribusi tingkat kecemasan pasien pre operasi sesudah diberikan terapi
touch di RS Tingkat III Baladhika Husada Jember
No Tingkat Kecemasan Frekuensi ( f ) Persentase %
1 Tidak ada kecemasan 11 36,7 %
2 Kecemasan ringan 18 60,0 %
3 Kecemasan sedang 1 3,3 %
Total 30 100,0 %
5.8 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test tingkat kecemasan pasien pre operasi
sebelum dan sesudah diberikan terapi touch di RS Tingkat III Baladhika
Husada Jember
Variabel Mean Std. Deviation p-value
Sebelum 2,27 0,521
0,000
Sesudah 1,67 0,547
PEMBAHASAN Berdasarkan pengetahuan
Tingkat Kecemasan pada Pasien tindakan operasi memilih tidak
Pre Operasi Sebelum Diberikan sebesar 63,3 %. Hasil penelitian ini
Terapi Touch di RS Tingkat III menunjukkan bahwa responden
Baladhika Husada Jember mengaku tidak tahu bagaimana
Berdasarkan tabel 5.6 hasil uji tindakan operasi. Responden yang
statistik yang dilakukan kepada 30 memilih tidak tahu akan tindakan
responden menunjukkan bahwa operasi sejumlah 63,3 % dan yang
skor gejala kecemasan sebelum memilih iya 36,7 %. Menurut
diberikan terapi touch di RS Tingkat Lestari (2015) bahwa
III Baladhika Husada Jember yang pengetahuan yang rendah
terbanyak adalah kecemasan ringan mengakibatkan seseorang mengalami
66,7%. stres. Ketidaktahuan terhadap suatu
Kecemasan ringan berhubungan hal dianggap sebagai tekanan yang
dengan kehidupan sehari-hari. Tanda dapat mengakibatkan krisis dan
dan gejala antara lain: persepsi dan dapat menimbulkan kecemasan.
perhatian meningkat, waspada, sadar Stres dan kecemasan dapat terjadi
akan stimulus internal dan pada individu dengan tingkat
eksternal, mampu mengatasi pengetahuan yang rendah,
masalah secara efektif serta terjadi disebabkan karena kurangnya
kemampuan belajar. Perubahan informasi yang diperoleh. Hal ini
fisiologi ditandai dengan gelisah, sesuai dengan Rinawati (2009)
sulit tidur, hipersensitif terhadap bahwa pengetahuan yang rendah
suara, tanda vital dan pupil normal dapat mengakibatkan seseorang
(Peplau, 2014). Kecemasan suatu mudah mengalami kecemasan.
perasaan tidak santai yang samar- Ketidaktahuan tentang suatu hal
samar karena ketidaknyamanan atau dianggap sebagai tekanan yang
rasa takut yang disertai suatu dapat menimbulkan kecemasan.
respon (penyebab tidak spesifik Hal ini disebabkan karena
atau tidak diketahui oleh individu). kurangnya informasi yang diperoleh.
Perasaan takut dan tidak menentu Selain itu 19 pasien dalam
sebagai sinyal yang menyadarkan penelitian ini mengatakan memilih
bahwa peringatan tentang bahaya tidak untuk mencari informasi
akan datang dan memperkuat agar ketakutan yang dialami
individu mengambil tindakan terhadap tindakan operasi yang
menghadapi ancaman (Yusuf,2015). akan dijalani tidak bertambah.
Kecemasan merupakan respon Berdasarkan usia diketahui
emosioanal dan penilaian individu bahwa hampir seluruh responden
yang subjektif yang dipengaruhi berusia 35-45 tahun sebesar 76,7 %.
oleh alam bawah sadar dan belum Hasil penelitian ini menunjukkan
diketahui secara khusus faktor bahwa faktor usia 35-45 tahun
penyebabnya (Lestari, 2015). lebih banyak mengalami kecemasan
Kecemasan pada pasien pre operasi dari pada usia >45 tahun sebanyak
salah satu penyebabnya ialah 76,7%. Menurut Lestari (2015)
ketidaktahuan pasien mengenai bahwa umur yang lebih muda
bagaimana tindakan operasi itu lebih mudah menderita stres
dilakukan. daripada umur tua. Inilah yang
menyebabkan pada rentang usia 35-
45 tahun kemungkinan mudah berpendidikan SD lebih banyak
mengalami kecemasan. Hal ini sesuai sebesar 15 pasien daripada pasien
dengan Elizabeth B. Hurlock (1980) yang berpendidikan perguruan
bahwa usia 35-45 tahun sudah tinggi sebesar 1 pasien. Oleh karena
dianggap siap secara fisik dan itu, tingkat pendidikan semakin
psikologi namun tingkat kedewasaan, rendah maka kecemasan seseorang
cara berfikir dan berperilaku masih bisa meningkat disebabkan karena
terus meningkat seiring untuk mengatasi penggunaan
bertambahnya umur sehingga koping yang tidak efektif.
perasaan cemas banyak dirasakan Berdasarkan suku bangsa
pada umur tersebut. Pasien yang diketahui bahwa sebagian besar
mengalami kecemasan dengan responden bersuku bangsa jawa
rentang usia 35-45 tahun lebih sebesar 56,7%. Faktor yang
banyak mengungkapkan keluhan mempengaruhi kecemasan ini juga
dan ketakutan yang ia rasakan. dipengaruhi oleh sosial budaya. Cara
Berdasarkan pendidikan hidup orang dimasyarakat juga sangat
diketahui bahwa setengahnya dari memungkinkan timbulnya stres.
responden berpendidikan SD sebesar Menurut Lestari (2015) individu
50,0%. Hasil penelitian ini yang mempunyai cara hidup
menunjukkan bahwa setengahnya teratur akan mempunyai filsafat
dari responden berpendidikan SD hidup yang jelas sehingga
sejumlah 50,0% dan yang paling umumnya lebih sukar mengalami
rendah nilainya berpendidikan stres. Dari hasil penelitian ini
perguruan tinggi sejumlah 3,3%. didapatkan bahwa sebagian besar
Menurut Lestari ( 2016 ) tingkat responden bersuku bangsa jawa
pendidikan seseorang berpengaruh sejumlah 56,7% dan bersuku
dalam memberikan respon terhadap bangsa madura 43,3%. Pada suku
sesuatu yang datang baik dari bangsa jawa rata-rata sejumlah 17
dalam maupun dari luar. Orang pasien dalam penelitian ini
yang mempunyai pendidikan tinggi mengatakan keluarga atau pun
akan memberikan respon yang lebih tetangga yang datang mengunjungi
rasional sebesar 50,0% dalam dengan jumlah yang cukup banyak
memberikan pendapat dibandingkan sebelum dilakukan operasi dapat
mereka yang berpendidikan lebih meningkatkan perasaan takut akan
rendah atau mereka yang tidak hal-hal yang akan terjadi saat
berpendidikan. Hal ini sesuai operasi.
dengan teori dari Syukrini (2016) Berdasarkan tindakan operasi
tingkat pendidikan menengah diketahui bahwa sebagian besar
kebawah cenderung mengalami responden dilakukan tindakan
kecemasan dari pada tingkat operasi kecil sebesar 63,3 %.
pendidikan menengah keatas, hal Menurut Potter & Perry (2005)
ini dikarenakan responden yang operasi kecil merupakan prosedur
berpendidikan menengah keatas bedah yang tidak membutuhkan
berpikir lebih objektif dan pembiusan dan bantuan pernafasan
berwawasan luas, serta lebih mampu selama operasi. Biasanya cukup
memikirkan penyelesaian terhadap dengan bius lokal saja. Misalnya
masalahnya. Dari hasil penelitian incisi abses (nanah), angkat tahi lalat,
ini didapatkan data umum angkat kutil, sirkumsisi
(sunat/khitan), katarak dan lain-lain. Menurut Peplau (2014)
Operasi besar merupakan prosedur kecemasan ringan berhubungan
bedah yang membutuhkan pembiusan dengan kehidupan sehari-hari. Tanda
total dan bantuan pernafasan selama dan gejala antara lain: persepsi dan
operasi. Misalnya adalah laparoskopi, perhatian meningkat, waspada, sadar
bedah saraf, bedah digestif, bedah akan stimulus internal dan
jantung dan lain-lain. Operasi sedang eksternal, mampu mengatasi
sama dengan operasi besar, hanya masalah secara efektif serta terjadi
saja durasi waktu lebih singkat dan kemampuan belajar. Perubahan
tekhnik lebih sederhana dibanding fisiologi ditandai dengan gelisah,
operasi besar. Misalnya tonsilektomi sulit tidur, hipersensitif terhadap
(angkat amandel), appendektomi suara, tanda vital dan pupil
(angkat usus buntu) dan lain-lain. normal. Kecemasan pada pasien
Berdasarkan uraian diatas pre operasi merupakan suatu
peneliti berasumsi bahwa respon antisipasi terhadap suatu
kecemasan dapat terjadi pada setiap pengalaman yang dianggap sebagai
pasien yang akan menjalani suatu ancaman. Menurut Bulecheck
tindakan medis, salah satunya yaitu M Gloria, dkk ( dalam Nurjannah
operasi. Kecemasan yang dialami 2013) menyatakan upaya yang
setiap pasien juga bervariatif mulai dilakukan untuk menangani
dari tidak ada kecemasan sampai kecemasan berupa penatalaksanakan
kecemasan sedang, dari data sebelum non farmakologi. Salah satu
dilakukan penelitian. Peneliti melihat penatalaksanakan non farmakologi
sikap pada pasien mulai dari yaitu menggunakan terapi touch .
pasien yang gelisah, ketakutan, dan Pada penelitian yang dilakukan
tidak tenang saat pasien menunggu oleh Deborah Gagne and Richard
untuk dilakukan operasi. Maka dari C. Toye (1994) menunjukkan bahwa
itu diperlukan usaha untuk relaksasi dan sentuhan terapi atau
mengalihkan perasaan cemas pada terapi touch adalah yang efektif
pasien, sehingga dapat menurunkan untuk mengurangi kecemasan.
tingkat kecemasan yang dialami oleh Terapi touch diberikan kepada
pasien saat menunggu untuk pasien pre operasi minimal 1 kali
dilakukan operasi yaitu melalui terapi dalam satu hari dengan
pendekatan non-farmakologi, dengan durasi waktu 15-20 menit (Emily
pemberian terapi touch. Jackson, 2008).
Pada penelitian ini responden
Tingkat Kecemasan pada Pasien mendapatkan perlakuan terapi non
Pre Operasi Sesudah Diberikan farmakologi yaitu manajemen
Terapi Touch di RS Tingkat III kecemasan (terapi touch atau terapi
Baladhika Husada Jember sentuhan). Semua responden pasien
Berdasarkan tabel 5.7 hasil uji pre operasi pada saat 4-2 jam
statistik yang dilakukan kepada 30 sebelum dilakukan operasi akan
responden menunjukkan bahwa mendapatkan terapi touch. Terapi
skor gejala kecemasan sesudah ini merupakan bentuk penyembuhan
diberikan terapi touch di RS yang menggunakan tangan dengan
Tingkat III Baladhika Husada meletakkan tangan dengan jarak 2-5
Jember yang terbanyak adalah inchi di atas kulit. Kulit adalah
kecemasan ringan 60,0 %. organ terkuat yang dapat menerima
rangsangan pada tubuh manusia, dan Berdasarkan pada tabel 5.8
ketika reseptor sensoriknya diperoleh hasil rata-rata sebelum
dirangsang hormone endorphin (yang dilakukan terapi touch adalah 2,27
membuat pasien merasa lebih baik) dan hasil rata-rata sesudah
dilepaskan. Dan pada saat yang dilakukan terapi touch 1,67. Hasil
bersamaan hormon kortisol (hormon uji statistik sebelum dan sesudah
stress) berkurang. Hal inilah yang terapi touch dengan metode
menyebabkan mengapa sentuhan Wilcoxon signed rank test karena
memilki kekuatan yang data tidak berdistiribusi normal
menyembuhkan. Hal tersebut didapatkan p-value sebesar 0,000
didukung oleh penelitian Kemper lebih kecil dari < 0,05 maka dapat
(2004) yang menyatakan perasaan disimpulkan bahwa Ha diterima.
nyaman akibat sentuhan juga akan Hal ini menunjukkan Ha diterima
merangsang tubuh untuk yang berarti ada perbedaan
mengeluarkan hormon endorphin. sebelum dan sesudah pemberian
Peningkatan endorphin dapat terapi touch terhadap tingkat
mempengaruhi suasana hati dan kecemasan pada pasien pre operasi
dapat menurunkan kecemasan di RS Tingkat III Baladhika
pasien, hormon ini menyebabkan otot Husada Jember.
menjadi rileks, dan tenang. Jika Hasil penelitian ini sesuai
stressor kecemasan yang dialami dengan penelitian Emily Jackson,
pasien dapat diatasi maka et al bahwa terdapat penurunan
kecemasan yang dialami pasien tingkat kecemasan pada pasien pre
dapat menurun (Haruyama, 2011). operasi setelah diberikan terapi
Pada setiap pasien pre operasi touch. Tujuan terapi touch adalah
yang akan menjalani operasi akan untuk merestorasi keselarasan dan
mendapatkan minimal 1 kali terapi keseimbangan sistern energi tubuh
dalam satu hari dengan durasi serta untuk mensupport diri pasien
waktu 15-20 menit. melalui proses sentuhan untuk
Berdasarkan uraian diatas meningkatkan kemampuan tubuh,
peneliti berasumsi bahwa tingkat pikiran, emosi dan spiritual dalam
kecemasan pada pasien pre operasi mencapai kondisi kesehatan yang
sesudah dilakukan terapi touch optimal.
dapat menurun. Dari data sesudah Menurut Richard Gordon (2006)
dilakukan terapi touch untuk setiap terapi touch merupakan terapi yang
pasien pre operasi menunjukkan tidak memiliki efek samping dan
bahwa pasien mengalami lebih efisien dengan hanya cukup
kecemasan ringan. Peneliti juga memusatkan energi pada tangan
melihat dari sikap pasien sesudah kemudian melakukan sentuhan yang
dilakukan terapi touch yaitu pasien akan mentransfer energi terapis
menunjukkan sikap sedikit tenang yang berenergi positif sehingga
dan perasaan gelisah berkurang. pasien yang diberikan terapi akan
membaik karena terpengaruh oleh
Perbedaan Tingkat Kecemasan energi dari terapis tersebut.
pada Pasien Pre Operasi Sebelum Rangsangan di kulit (misalnya,
dan Sesudah Diberikan Terapi memegang air dingin, dicubit,
Touch di RS Tingkat III Baladhika disentuh dll) akan diterima oleh
Husada Jember reseptor (penerima rangsangan) yang
terletak di bawah permukaan kulit. dengan kecemasan ringan
Kemudian diteruskan ke saraf tepi 66,7%.
(saraf di luar otak dan sumsum tulang b. Tingkat kecemasan pasien pre
belakang). Lalu masuk ke dalam operasi sesudah diberikan terapi
susunan saraf pusat di sumsum tulang touch di RS Tingkat III
belakang. Kemudian stimulus Baladhika Husada Jember
diteruskan ke atas sampai ke thalamus dengan kecemasan ringan
(pusat penyebaran utama impuls- 60,0%.
impuls sensoris yang berperan c. Ada penurunan sebelum 2,27 dan
penting dalam memproses/mengolah sesudah 1,67 diberikan terapi
informasi sensorik ini). Dari sini, touch yang artinya ada ada
stimulus dikirimkan ke pusat sensorik perbedaan tingkat kecemasan
di otak besar (cerebral cortex), yang pasien pre operasi sebelum dan
disebut korteks sensorik. sesudah diberikan terapi touch
Hal tersebut didukung oleh di RS Tingkat III Baladhika
penelitian Kemper (2004) yang Husada Jember.
menyatakan perasaan nyaman
akibat sentuhan juga akan SARAN
merangsang tubuh untuk Bagi pasien pre operasi,
mengeluarkan hormon endorphin. diharapkan bagi pasien pre operasi
Peningkatan endorphin dapat supaya dapat melakukan terapi
mempengaruhi suasana hati dan touch pada saat menunggu waktu
dapat menurunkan kecemasan operasi tiba agar kecemasan yang
pasien, hormon ini menyebabkan otot dirasakan dapat berangsur
menjadi rileks, dan tenang. Jika berkurang.
stressor kecemasan yang dialami Bagi Rumah Sakit, diharapkan
pasien dapat diatasi maka kecemasan bagi seluruh perawat RS Tingkat
yang dialami pasien dapat menurun III Baladhika Husada dapat
(Haruyama, 2011). memberikan terapi touch kepada
Pada penelitian ini terbukti jika semua pasien pre operasi yang
skor gejala kecemasan sebelum dan membutuhkan persiapan mental dan
sesudah diberikan terapi touch yang untuk pasien pre operasi yang
diobservasi secara langsung pada mengalami kecemasan ringan, terapi
responden terdapat penurunan 0,6%. touch tidak begitu dibutuhkan.
Terapi touch pada pasien pre Bagi instansi pendidikan,
operasi ini dapat dijadikan sebagai diharapkan hasil dari penelitian ini
salah satu acuan kepada perawat dapat dijadikan referensi untuk bahan
dalam memberikan asuhan ajar mahasiswa dan bisa
keperawatan pasien cemas pre mengembangkan variabel lain yang
operasi yang nyaman, aman, efektif belum diteliti.
dan efisien.
UCAPAN TERIMAKASIH
KESIMPULAN Keberhasilan penulisan jurnal
a. Tingkat kecemasan pasien pre ilmiah manajemen ini tidak lepas dari
operasi sebelum diberikan bantuan, bimbingan, serta dorongan
terapi touch di RS Tingkat III dari berbagai pihak. Pada kesempatan
Baladhika Husada Jember ini penulis menyampaikan rasa
terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada: (1) Dra. Ratna Suparwati, Deborah Gagne and Richard C.
M.Kes. selaku penguji, (2) Jenie Toye . 1994 . The Effects of
Palupi, S.Kp.,M.Kes. selaku Therapeutic Touch and
pembimbing 1, (3) Emi Eliya Astutik, Relaxation Therapy in
S.Kep, Ns., M.Kep. selaku Reducing Anxiety. Vol. VIII,
pembimbing 2. Selain itu penulis juga No. 3 , pp. 184-189
mengucapkan terimakasih kepada Elizabeth B. Hurlock. (1980) .
keluarga dan teman-teman yang Psikologi Perkembangan:
selama ini turut mendukung dalam Suatu Pendekatan Sepanjang
penyelesaian skripsi ini. Rentang Kehidupan . Edisi
Kelima. Alih Bahasa:
Jember, 26 Agustus 2019 Istiwidayanti & Soedjarwo.
Mengetahui, Jakarta: Erlangga.
F. Gary Cunningham. 2005. Obstetri
William. Jakarta : EGC
Haruyama, S. (2011). The Miracle of
Endorphin. Bandung : Qanita.
Husny, Muttaqin. 2009. ABC
Kesehatan Mental. Jakarta :
Emi Eliya Astutik, S.Kep,Ns.,M.Kep EGC.
NIK. 198702202016012102 Emily Jackson, et al .2008. Does
Therapeutic Touch Help Reduce
Pain and Anxiety in Patients
With Cancer. Volume 12,
DAFTAR PUSTAKA Number 1
Arikunto, S. 2010. Prosedur Kamalluddin, R. (2010). Pengalaman
Penelitian Suatu Pendekatan pasien hipertensi yang
Praktik. Jakarta : Rineka. menjalani terapi alternative
Badan Penelitian dan Pengembangan komplementer bekam di
Kesehatan. (2013). Riset kabupaten banyumanis.
kesehatan dasar. Kementrian Kementerian Kesehatan RI. (2017).
Kesehatan RI: Jakarta. Panduan Penatalaksanaan
Bulechek, G.,et al. (Eds). 2013. Kanker
Nursing Interventions Payudara.http://kanker.kemkes.
Classification (NIC) (5th ed). go.id/guidelines/PPKPayudara.p
St.Louis, MO: Mosby. df. [diakses tanggal 7 April
Brunner and Suddarth. (2010). Text 2019].
Book Of Medical Surgical Kemper, Kathi J., & Kelly, Erica A.
Nursing 12th Edition. China : (2004). Treating Children With
LWW. Therapeutic and Healing Touch.
Dahlan, M. Sopiyudin. 2012. Statistik Pediatric Annals. 33, 4. Pg. 248.
Untuk Kedokteran Dan Lestari, Titik. 2015. Kumpulan Teori
Kesehatan: Deskriptif Bivariat Untuk Kajian Pustaka
Dan Multivariat, Dilengkapi Penelitian Kesehatan.
Aplikasi Dengan Menggunakan Yogyakarta : Nuha Medika.
SPSS. Seri Evidence Based Majid, Abdul, et.al.2011.
Medicine 1, 5th ed. Jakarta : Keperawatan Perioperatif.
Salemba Medika.
Edisi 1. Yogyakarta :Goysen, Bersalin RSU. Kab.
Publishing. Tanggerang. Skripsi. Fakultas
Muttaqin & Sari. (2009). Asuhan Kedokteran dan Ilmu
Keperawatan Perioperatif; Kesehatan Universitas Islam
Konsep, Proses dan Aplikasi. Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta: Salemba Medika. Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Slevin, l. B. (2006). Teori praktik
Penelitian Kesehatan. Jakarta : keperawatan. Jakarta.
Rineka Cipta. Yuli setiya ningrum, Dwiastuti. 2016.
Nurgiwiati , Endeh . 2015. Terapi Pengaruh Terapi Healing Touch
Alternatif & Komplementer Terhadap Perubahan Tekanan
Dalam Bidang Keperawatan. Darah Pasien Hipertensi Di
Bogor : IN MEDIA. Desa Tulakan Donorojo
Nursalam. 2017. Metodologi Jepara , VOL. 7 . No. 2 , 01 –
Penelitian Ilmu Keperawatan: 79
Pendekatan Praktisi /Nursalam. Yusuf Ah. 2015. Kerawatan
Jakarta : Salemba Medika. Kesehatan Jiwa. Jakarta :
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Salemba Medika.
Fundamental Keperawatan
Konsep,. Proses dan Praktik
Edisi 4. Jakarta : EGC.
Richard, G. (2012). Quantum Touch.
Jakarta: Ufuk Press
Rondhianto. 2009. Keperawatan
Perioperatif(http://athearobians
yah.blogspot.com,diakses 5,
Maret 2019)
Senthil, P.K., Prabha, A., Jeganathan,
P.S., Mariella, D., Sydney C.D.,
& Misri, Z.K. (2014). Efficacy
Therapeutic Touch and Reiki
Therapy for Pain Relief in
Disease Condition : A
Systematic Review. Journal of
Psychiatric Nursing, vol. 3, no.
1, PP. 1-40
Sudarma, Momon. (2008). Sosiologi
untuk kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika
Sujarweni, 2014. Metodologi
Penelitian. Yogyakarta :
Pustaka baru press.
Sugiyono, 2010, Statistika Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta
Syukrini, Dwi. 2016. Pengaruh
Aromaterapi Terhadap Tingkat
Kecemasan Pada Ibu
Persalinan Kala 1 Di Kamar

Вам также может понравиться