Вы находитесь на странице: 1из 7

HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN POLA ASUH

ORANG TUA ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN


DI SEKOLAH LUAR BIASA C NEGERI
DENPASAR

Lindaswari Novi, I Gusti Agung., Ni Luh Putu Yunianti Sutari C.,S.Kep.,Ns.,M.Pd. (1).,
Ns. Dian Adriana, S.Kep. (2)
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Abstract. Mild mental retardation children have intellectual functioning under normal (IQ
70-75 or less), inability to socialize in, communication, take care of yourself, and have a
dependency that makes parents faced obstacles and problems, in this case it is important to
be discussed especially mechanisms of coping with parenting and parents of children with
mild mental retardation. The purpose of this research is to know the mechanisms of coping
with parenting parents of children with mild mental retardation at The School for Disabled
Students C Negeri Denpasar. The research was carried out on the 5 to 16 May 2014 to
parents of children with mild mental retardation at The School for Disabled Students C
Negeri Denpasar. This type of research is the analysis of observational (non ekspperimental)
with the approach being used is cross sectional. Large samples that used as many as 80
people with non probability sampling technique used was purposive sampling. As for the
result of the study of analysis using test correlation spearman rank obtained the value of
significance p value amounting to 0,032 smaller than α = 0,05 ( p <0.05 ). So the H0 is
rejected and the value of the correlation coefficient (r) of there relationship meaning 0,240 a
weak positive relationship and direction can be summed up sbetter mechanisms for coping
with elderly parents in this case have the Adaptive coping mechanisms and also the better
parenting parents with democratic parenting. Based on the results of this research in the field
of nursing is expected to provide insight into the mechanism of coping and parenting
especially in the elderly with mental retardation, so it can be used in providing nursing care
in the elderly with mental retardation children and it can be as a reference in developing
learning curricula.

Keywords : Mild Mental Retardation, Coping Mechanism, Parenting Parents

PENDAHULUAN masa dewasa, mereka biasanya dapat


Retardasi mental ringan adalah menguasai kecakapan sosial dan
individu yang setara dengan kelompok vokasional, bimbingan dan pertolongan,
retardasi yang dapat dididik dan dilatih. terutama bila mengalami tekanan sosial
Pada usia prasekolah (0-5 tahun) mereka atau tekanan ekonomi (Lumbantobing,
dapat mengembangkan kecakapan sosial 2001). Menurut WHO, di Amerika 3%
dan komunikatif, mempunyai sedikit dari penduduknya mengalami
hendaya dalam bidang sensorimotor dan keterbelakangan mental, di Belanda 2,6%,
sering tidak dapat dibedakan dari anak di Inggris 1-8%, dan di Asia ± 3%.
yang tanpa retardasi mental, sampai pada Diperkirakan di Indonesia 1-3% dari
usia yang lebih lanjut. Pada anak usia jumlah penduduk Indonesia menderita
remaja, mereka dapat memperoleh retardasi mental, yang berarti dari 1000
kecakapan akademik sampai setara kira- penduduk diperkirakan 30 penduduk
kira tingkat enam (kelas 6 SD). Sewaktu menderita retardasi mental dengan kriteria
retardasi mental ringan 80%, retardasi anak Down Syndrome mayoritas
mental sedang 12%, dan retardasi mental menggunakan koping adaptif. Hasil
berat 1% (Soetjiningsih, 1999). Menurut tersebut menunjukkan bahwa mekanisme
Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga koping adaptif (positif) memang sangat
Provinsi Bali tahun 2012/2013, prevalensi diperlukan oleh orang tua dalam mendidik
anak retardasi mental di Provinsi Bali anaknya. Penelitian lainnya oleh Suriyani
sebanyak 264 siswa ditingkat Sekolah (2012), mengenai hubungan pola asuh
Dasar (SD), 354 siswa ditingkat Sekolah orang tua dengan tingkat prestasi
Menengah Pertama (SMP), dan ditingkat akademik anak retardasi mental ringan di
Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak Sekolah Luar Biasa C (SLB-C) Sumber
62 siswa yang tersebar diseluruh daerah Dharma Malang, menyimpulkan bahwa
Bali. pola asuh otoriter dan permisif lebih
Tanggapan negatif masyarakat berpengaruh positif dibandingkan dengan
tentang anak retardasi mental pola asuh demokratis terhadap tingkat
menimbulkan berbagai reaksi pada orang prestasi akademik. Namun pola asuh yang
tua mereka , seperti ada orang tua yang digunakan masih dalam batas-batas yang
mengucilkan anaknya atau tidak mau masih ditolerin oleh anak dan tidak
mengakui anak yang mengalami retardasi mengakibatkan efek negatif bagi prestasi
mental. Disisi lain, ada pula orang tua belajar anak, atau dapat diartikan bahwa
yang berusaha memberikan perhatian lebih pola asuh otoriter yang diterapkan pada
dan memberikan yang terbaik kepada anak retardasi mental dapat diterima anak
anaknya dengan mencari bantuan pada ahli secara wajar dalam tataran menekankan
yang dapat menangani anak retardasi aspek pendidikan dan peningkatan
mental. Oleh sebab itu, orang tua perlu kedisiplinan belajar.
mekanisme koping dalam mengasuh anak Berdasarkan hasil wawancara peneliti
retardasi mental yang berbeda dengan anak kepada beberapa orang tua dari anak
lainnya. Mekanisme koping adalah cara retardasi mental ringan di Sekolah Luar
penyesuaian diri yang digunakan seeorang Biasa C Negeri Denpasar menunjukkan
untuk menghadapi perubahan yang mekanisme koping orang tua pada awalnya
diterima. Selain itu, diperlukan pola asuh merasa sedih, malu, marah dengan
orang tua yang berbeda dengan anak keadaan, dan tidak menyangka bahwa
normal lainnya terhadap anak retardasi anak mereka mengalami gangguan mental.
mental. Sikap yang penuh cinta kasih dan Namun setelah beberapa waktu, para orang
penerimaan terhadap apapun keadaan anak tua mulai bisa menerima dan mencoba
merupakan hal yang dibutuhkan oleh anak memberikan perhatian terbaik untuk
permasalahan ini yang menarik peneliti anaknya. Hal itu bisa ditunjukkan dari
untuk diteliti lebih dalam. perhatian orang tua yang menyekolahkan
Hasil penelitian Suri dan Daulay anaknya di sekolah berkebutuhan khusus.
(2012), menunjukkan mekanisme koping Dari hasil ini peneliti tertarik untuk
pada orang tua yang memiliki anak Down meneliti lebih lanjut tentang hubungan
Syndrome di SDLB Negeri 107708 Lubuk mekanisme koping dengan pola asuh orang
Pakam Kabupaten Deli Serdang, tua anak retardasi mental ringan di
menyimpulkan bahwa koping yang Sekolah Luar Biasa C Negeri Denpasar.
digunakan oleh orang tua yang memiliki
METODE PENELITIAN Setelah informed consent dilakukan,
Rancangan Penelitian selanjutnya akan diberikan lembar
Penelitian ini adalah jenis penelitian identitas untuk mengetahui demografi
Analisis Observasional dengan rancangan orang tua dengan didampingi asisten
non eksperimental dengan menggunakan penelitian. Pada saat pengisian kuesioner,
pendekatan cross sectional. asisten penelitian bertugas untuk
Populasi dan Sampel menjelaskan segala sesuatu yang kurang
Populasi dalam penelitian ini adalah dimengerti oleh responden terkait teknis
seluruh orang tua (ayah atau ibu) yang pengisian. Peneliti mengumpulkan data
memiliki anak penyandang retardasi yang telah didapat. Hasil pengumpulan
mental ringan yang berjumlah 102 orang. data telah direkapitulasi dan dicatatan pada
Peneliti menggunakan sampel sebanyak 80 sebuah lembar rekapitulasi yang
yang telah memenuhi kriteria inklusi dan disediakan peneliti untuk selanjutnya
eksklusi. Pengambilan sampel dilakukan diolah.
dengan cara non probability sampling Setelah data terkumpul maka data
dengan teknik purposive sampling. dideskripsikan dan diberikan skor untuk
Instrumen Penelitian jawaban favorable skor yang diberikan
Pengumpulan data dalam penelitian adalah skor 4 untuk jawaban Sangat Sering
ini dengan cara menggunakan kuesioner (SS), skor 3 untuk jawaban Sering (S),
pada masing-masing variabel, yaitu skor 2 untuk jawaban Kadang-kadang (K),
variabel mekanisme koping dan pola asuh dan skor 1 untuk jawaban Tidak Pernah
orang tua. Dengan mengggunakan skala (TP). Pada pertanyaan unfavorable skor
Likert, serta lembar identitas untuk yang diberikan adalah skor 4 untuk
mengetahui faktor-faktor demografi. jawaban Tidak Pernah (TP), skor 3 untuk
Prosedur Pengumpulan dan Analisis jawaban Kadang-kadang (K), skor 2 untuk
Data jawaban Sering (S), dan skor 1 untuk
Sebelum dilakukan proses jawaban Sangat Sering (SS). Data yang
pengumpulan data, peneliti melakukan telah diperoleh kemudian ditabulasi ke
pendekatan dengan responden dan dalam matrik pengumpulan data yang telah
memberikan penjelasan tentang maksud dibuat sebelumnya oleh peneliti dan
dan tujuan serta dampak yang diteliti kemudian dilakukan analisis.
selama pengumpulan data. Setelah Data diberikan skor sesuai kriteria
responden bersedia diteliti, responden yang telah ditentukan dan dikoding setelah
diberikan lembar persetujuan menjadi data terkumpul. Data ditabulasi dan dibuat
responden untuk ditandatangani. Hal-hal distribusi frekuensi serta diinterpretasikan
yang harus dijelaskan dalam informed setelah pengkodingan. Analisa bivariat
consent adalah tentang manfaat penelitian, untuk menganalisis hubungan mekanisme
kemungkinan resiko, manfaat yang akan koping dengan pola asuh orang tua anak
didapatkan responden, persetujuan bahwa retardasi mental ringan di Sekolah Luar
peneliti mampu menjawab semua Biasa C Negeri Denpasar menggunakan
pertanyaan yang diajukan oleh responden, uji analisis data uji non-parametrik yaitu
persetujuan bahwa subyek dapat Spearman Rank program SPSS for
mengundurkan diri kapan saja, dan windows dengan tingkat kepercayaan 95%
jaminan anonimitas dan kerahasiaan. (p ≤ 0,05).
mayoritas orang tua yang memiliki
HASIL PENELITIAN mekanisme koping adaptif sebanyak 79
Hasil data mekanisme koping orang responden (98,75%). Pada penelitian ini
tua anak retardasi mental ringan di mekanisme koping adaptif menunjukkan
Sekolah Luar Biasa C Negeri Denpasar, bahwa orang tua mampu menerima
dari 80 responden mayoritas orang tua keadaan anaknya, tidak mengalami stress
yang memiliki mekanisme koping adaptif berkepanjangan, dan berusaha mencari
yaitu sebanyak 79 responden (98,75%), dukungan sosial guna mengatasi masalah
dan orang tua yang memiliki mekanisme yang dihadapinya salah satunya dengan
koping maladaptif yaitu sebanyak 1 mampu memberikan pendidikan khusus
responden (1,25%). Sedangkan pola asuh kepada anak yang mengalami retardasi
orang tua diperoleh data mayoritas orang mental melalui pendidikan di sekolah
tua menggunakan pola asuh demokratis 66 berkebutuhan khusus anak dengan
responden (82,5%), pola asuh otoriter 13 retardasi mental ini dapat bersosialisasi
responden (16,2%), dan pola asuh permisif dengan lingkungan, dan mampu membina
1 responden (1,2%). hubungan yang positif dengan masyarakat.
Berdasarkan hasil uji statistik Sejalan dengan hasil penelitian ini,
hubungan mekanisme koping dengan pola menurut penelitian Suri dan Daulay tahun
asuh orang tua anak retardasi mental 2012 tentang mekanisme koping pada
ringan menggunakan uji korelasi orang tua yang memiliki anak down
Spearman Rank dengan tingkat syndrome di SDLB Negeri 107708 Lubuk
kepercayaan 95% p value ≤ 0,05 diperoleh Pakam Kabupaten Deli Serdang,
nilai signifikansi p value sebesar 0,032 memperoleh hasil penelitian bahwa koping
lebih kecil dari α = 0,05 (p<0,05). yang digunakan orang tua dari total 63
Sehingga, hasil yang diperoleh pada responden didapatkan hasil 62 orang
penelitian ini bahwa H0 ditolak atau ada (98,4%) menggunakan koping adaptif, dan
hubungan antara mekanisme koping 1 orang (1,6%) menggunakan koping
dengan pola asuh orang tua anak retardasi maladaptif. Menurut Sadock & Virginia
mental ringan di Sekolah Luar Biasa C (2007) penerimaan orang tua merupakan
Negeri Denpasar. Selain nilai signifikansi suatu respon koping dimana individu
analisa Spearman Rank diperoleh juga menerima kenyataan dari suatu situasi
nilai correlation coefficient (r). Pada yang menekan sebagai suatu usaha
penelitian ini diperoleh nilai correlation keadaan menghadapi situasi tersebut.
coefficient (r) sebesar 0,240 yang artinya Penerimaan terjadi dalam keadaan dimana
terdapat hubungan yang lemah dan arah masalah merupakan sesuatu yang tidak
hubungan positif. dapat dihindari dan bukan hal yang dapat
diubah.
PEMBAHASAN Pola Asuh Orang Tua Anak Retardasi
Mekanisme Koping Orang Tua Anak Mental Ringan
Retardasi Mental Ringan Berdasarkan pengolahan data dari 80
Berdasarkan hasil pengumpulan data responden menunjukkan bahwa pola asuh
mekanisme koping orang tua anak orang tua anak retardasi mental ringan di
retardasi mental ringan di Sekolah Luar Sekolah Luar Biasa C Negeri Denpasar,
Biasa C Negeri Denpasar, responden mayoritas orang tua menggunakan pola
asuh demokratis sebanyak 66 responden p value sebesar 0,032 lebih kecil dari α =
(82,5%). Pola asuh yang diterapkan orang 0,05 (p<0,05). Sehingga, hasil yang
tua mempunyai peran penting dalam diperoleh pada penelitian ini bahwa H0
perkembangan anak retardasi mental. ditolak atau ada hubungan antara
Melalui pola asuh yang baik, orang tua mekanisme koping dengan pola asuh orang
dapat memberikan pengasuhan, tua anak retardasi mental ringan di
bimbingan, pemenuhan kebutuhan serta Sekolah Luar Biasa C Negeri Denpasar.
kasih sayang kepada anak. Penerapan pola Selain nilai signifikansi analisa Spearman
asuh yang baik juga akan mendukung Rank diperoleh juga nilai correlation
dalam pemenuhan kebutuhan perawatan coefficient (r). Pada penelitian ini
kesehatan dan kebersihan diri, yaitu untuk diperoleh nilai correlation coefficient (r)
mencegah terjadinya gangguan kesehatan. sebesar 0,240 yang artinya terdapat
Sesuai dengan pendapat pola asuh orang hubungan yang lemah dan arah hubungan
tua dapat mendukung dan postif dapat disimpulkan semakin baik
mengembangkan potensi anak seoptimal mekanisme koping orang tua dalam hal ini
mungkin. Hasil penelitian ini didukung orang tua memiliki mekanisme koping
oleh penelitian dari Ramawati pada tahun adaptif maka semakin baik pula pola asuh
2011 tentang faktor-faktor yang orang tua yaitu pola asuh demokratis.
berhubungan dengan kemampuan Nilai correlation coefficient (r)
perawatan diri anak tuna grahita di termasuk kedalam kategori lemah karena
Kabupaten Banyumas Jawa Tengah, masih banyak faktor yang dapat
memaparkan mayoritas orang tua dalam mempengaruhi pola asuh orang tua selain
penelitian ini menerapkan pola asuh mekanisme koping itu sendiri seperti
demokratis terhadap anak tuna grahita dan dukungan sosial, lingkungan, faktor
sebagian besar anak tuna grahita yang psikologis, perilaku anak dan lain
memperlihatkan kemampuan perawatan sebagainya. Faktor psikologis pada orang
diri yang tinggi mempunyai orang tua tua sebagai contoh dari faktor yang
dengan pola asuh demokratis, walaupun mempengaruhi antara mekanisme koping
sangat kecil pengaruhnya dalam merubah dan pola asuh orang tua. Menurut
kemampuan perawatan diri anak tuna penelitian Harris dan McHale (dalam Lam
grahita. Pola asuh demokratis mempunyai & Mackenzie, 2002) mengatakan bahwa
ciri-ciri yaitu memberi kesempatan kepada secara psikologis, orang tua khususnya
anak-anaknya untuk mandiri dan kehilangan harapan akan anak yang
mengembangkan kontrol internanya, “normal” menerima kenyataan
diakui keberadaannya dan dilibatkan kesempurnaan dari anaknya
dalam pengambilan keputusan didalam mengintegrasikan anak ke dalam keluarga
keluarga (Hurlock, 2000). merupakan tanggung jawab ibu yang kekal
dalam proses pembesaran anak yang
Analisis Hubungan Mekanisme Koping berbeda dari orang lain. Ketidak pastian
Dengan Pola Asuh Orang Tua Anak jangka panjang dari kelangsungan hidup
Retardasi Mental Ringan anak, kesehatan dan pertumbuhan anak di
Berdasarkan hasil analisis data masa depan adalah faktor stress secara
dengan menggunakan uji korelasi psikologis. Menurut Hasting (dalam
Spearman rank diperoleh nilai signifikansi Gunarsa, 2006), kemampuan adaptif
keluarga juga dipengaruhi oleh perilaku 0,032 lebih kecil dari α = 0,05 (p < 0,05).
anak dalam hal ini retardasi mental. Jika p value < 0,05 maka H0 ditolak dan
Menurut Lam et al (dalam Gunarsa, 2006), jika p < 0,05 maka terdapat hubungan
perilaku anak akan mempengaruhi sikap mekanisme koping dengan pola asuh orang
orang tua dalam mengasuh anak-anak. tua anak retardasi mental ringan anak
Menurut penelitian Siagian (2010) tentang retardasi mental ringan di Sekolah Luar
hubungan intelegensi dengan kematangan Biasa C Negeri Denpasar. Pada penelitian
sosial pada anak retardasi mental di SLB/C ini diperoleh juga nilai correlation
Surakarta, memaparkan lingkungan yang coefficient (r) sebesar 0,240 yang artinya
mempengaruhi pengasuhan pada anak terdapat hubungan yang lemah dan arah
retardasi mental ringan ini, seperti hubungan postif dapat disimpulkan
keluarga. Faktor keluarga, misalnya semakin baik mekanisme koping orang tua
keadaan sosial ekonomi, keutuhan dalam hal ini orang tua memiliki
keluarga, dan karakter orang tua. Keluarga mekanisme koping adaptif maka semakin
yang harmonis dan kebutuhan ekonomi baik pula pola asuh orang tua yaitu pola
yang mencukupi dapat penunjang asuh demokratis.
pengasuhan yang akan diberikan orang Saran
tua. Sedangkan karakter orang tua akan Berdasarkan hasil penelitian yang
menentukan sikap dan cara pengasuhan diperoleh dengan menggunakan analisis
anak. uji korelasi Spearman Rank menunjukkan
keterkaitan hubungan antara mekanisme
KESIMPULAN DAN SARAN koping dengan pola asuh orang tua anak
Simpulan retardasi mental ringan, maka penulis
Karakteristik orang tua pada menyaran kepada beberapa pihak yang
penelitian ini menunjukkan data bahwa terkait dengan penelitian ini, yaitu pertama
mayoritas orang tua berjenis kelamin kepada pihak sekolah sebaiknya lebih
perempuan (51,2 %), berusia 40-60 tahun meningkatkan peran orang tua dalam
(67,5%), memiliki jumlah anak 3 (42,5%), kegiatan proses belajar mengajar dengan
dengan pendidikan terakhir SMA/SMK memberikan fasilitas konseling
(50%), bekerja sebagai pegawai swasta (bimbingan karier) bagi orang tua tentang
(40%), dan penghasilan tertinggi < 1 perkembangan anak dalam proses belajar
juta/bulan (46,2%). Mekanisme koping dan membantu kesulitan orang tua dalam
orang tua anak retardasi mental ringan membimbing dan mengasuh anak selama
sebagian besar mempunyai mekanisme proses tumbuh kembang. Kedua bagi
koping adaptif 79 responden (98,75%), pelayanan pendidikan dan kesehatan, bagi
dan mekanisme koping maladaptif 1 pemerintah melalui instansi pendidikan
responden (1,25%). Pola asuh orang tua hendaknya lebih mensisosialisasikan
anak retardasi mental ringan mayoritas kebijakan pemerintah agar memberikan
menggunakan pola asuh demokratis 66 informasi atau penyuluhan kepada orang
responden (82,5%), pola asuh otoriter 13 tua yang memiliki anak retardasi mental
responden (16,2%), dan pola asuh permisif untuk memberikan kesempatan anaknya
1 responden (1,2%). Hasil analisis bersekolah di Sekolah Luar Biasa terdekat.
menggunakan uji korelasi Spearman rank Dan bagi pemerintah melalui instansi
diperoleh nilai signifikansi p value sebesar kesehatan hendaknya dapat memberikan
fasilitas pelayanan kesehatan yang murah Lam, W.L., & Mackenzie, E.A. (2002).
dan terjangkau kepada keluarga dengan Coping With a Child down
anak retardasi mental. Diperlukan akses Syndrome : The Experience of
layanan kesehatan jiwa anak dan keluarga Mothers in Hong Kong. Qualitative
ditingkat masyarakat, misalnya adanya Health Research, 2 Februari, Vol
program kesehatan jiwa masyarakat di 12, No. 2, 223-237
Puskesmas, layanan KIA (kesehatan ibu Lumbantobing, M.S.(2001). Anak dengan
dan anak), layanan konsultasi dan Mental Terbelakang. Jakarta :
advokasi keluarga, pendampingan Fakultas Kedokteran Universitas
keluarga dengan anak retardasi mental Indonesia.
yang mengalami masalah psikososial. Sadock & Virginia. (2007). Kaplan &
Ketiga bagi para orang tua diharapkan Sadock’s “synopsis of psychitry
dapat memberikan perhatian khusus bagi behavioral. Philadelphia: Wolters
anak retardasi mental ringan ini untuk Kluwer.
kemajuan hidupnya karena mereka Ramawati, D. (2011). Faktor-faktor yang
mempunyai hak yang sama seperti anak Berhubungan Dengan Kemampuan
normal lainnya. Keempat, penelitian ini Perawatan Diri Anak Tuna Grahita
diharapkan dapat memberikan informasi di Kabupaten Banyumas Jawa
tentang mekanisme koping dan pola asuh Tengah. (Skripsi Diterbitkan).
khususnya pada orang tua dengan anak Depok Fakultas Ilmu Keperawatan
retardasi mental, sehingga dapat digunakan Universitas Indonesia.
dalam memberikan asuhan keperawatan Soetjoningsih.(1999). Tumbuh Kembang
pada orang tua dengan anak retardasi Anak. Jakarta : EGC.
mental. Dan kelima bagi peneliti Suri, W.D.(2012). Mekanisme Koping
keperawatan diharapkan untuk lebih Pada Orang Tua Yang Meiliki
memperluas ruang lingkup dan agar Anak Down Syndrome Di SDLB
memperhatikan variabel-variabel lain yang Negeri 107708 Lubuk Pakam
berhubungan mekanisme koping selain Kabupaten Deli Serdang. (online).
pola asuh orang tua. (http://jurnal.usu.ac.id/index.php/jk
h/article/view/57/0, diakses 28
DAFTAR PUSTAKA Maret 2013).
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. Suriyani, S.(2012). Hubungan Pola Asuh
(2013). Data Pendidikan kecacatan Orang Tua Dengan Tingkat
(SDLB/SMPLB) Tahun 20013- Prestasi Akademik Anak Retardasi
2014. Bali Dinas Pendidikan Mental Ringan Di Sekolah Luar
Provinsi. Biasa C (SLB-C) Sumber Dharma
Gunarsah, S.(2006). Psikologi Malang. (Skripsi diterbitkan).
Perkembangan Anak dan Remaja. Malang Fakultas Kedokteran
Jakarta : Penerbit Gunung Mulia. Universitas Brawijaya.
Hurlock, E.B.(1992). Psikologi Perkembangan
: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan (terjemahan :
Istiwidayati). Jakarta : Erlangga.

Вам также может понравиться