Вы находитесь на странице: 1из 6

PERBEDAAN INFORMASI ANATOMI MRI ANKLE JOINT SEKUEN PROTON DENSITY

FAT SUPRESSION IRISAN SAGITAL ANTARA METODE SPIR DAN SPAIR

DIFFERENCE OF ANATOMICAL INFORMATION ON MRI ANKLE JOINT PROTON


DENSITY SEQUENCE FAT SUPRESSION SAGITAL SLICE BETWEEN SPIR AND SPAIR
METHODS

Taufik Hidayat1) Maya Nuriya Widyasari2) Sudiyono3)


1) Student of Department of Radiodiagnostic and Radiotherapy Health Polytechnic of Semarang.
2)Radiology Installation RSUP Dr. Kariadi Semarang
3)Department of Radiodiagnostic and Radiotherapy Health Polytechnic of Semarang.
e-mail: taufikhdyt387@gmail.com
ABSTRACT

Background: The are severale methods of Fat Supression that are used in MRI examination of ankle joint, namely SPIR and SPAIR, which is a
Fat Supression method that applies a Frequency Selective Inversion Pulse. SPAIR is a powerful technique in suppressing fats that has low
sensitivity to RF pulse inhomogeneity, while SPIR is considered to have advantages that are slightly more susceptible to non-homogeneous
magnetic fields (B0). In some Jakarta hospitals such as Mayapada Hospital, South Jakarta, SPIR is used as a routine protocol for MRI ankle joint
examinations and is considered better in producing images. However, based on preliminary studies SPAIR is more evenly distributed in
suppressing fat signals compared to SPIR. The purpose of this research is to know the difference information of anatomical image on the
examination of MRI ankle joint sagital slice proton density sequences Fat Supression between SPIR and SPAIR method, and to know better
method of Fat Supression in revealing the image information of MRI ankle joint sagital slice.
Methods: The research quantitative with approach of pre-experimental design method static-group comparison.The study was conducted at
Mayapada Hospital, South Jakarta. The research took from of the 25 images of MRI ankle joint sagital slice fat supression from 10 volunteers with
two variations of fat supression method between SPIR and SPAIR. Assessment the image information of anatomy was done by three respondents.
The analysis was performed by different test of wilcoxon sign rank test.
Result: The results showed thad there was a difference the image information of anatomy on MRI ankle joint sagital slice Proton Density sequence
Fat Supression between SPIR and SPAIR methods with p value <0,05. The SPAIR method is a better method than SPIR in showing information on
anatomic image on the MRI ankle joint with a mean rank value SPAIR 11,50 and SPIR 0,00.
Conclussions: Based on these results it can be concluded that the SPAIR method is better than the SPIR method on MRI ankle joint sequence
Proton Density Fat Supression sagittal slices.

Keywords: Fat Suppression, SPIR, SPAIR, Ankle Joint

PENDAHULUAN MRI (Magnetic Resonance Imaging) merupakan alat


Persendian merupakan suatu artikulasi dari dua tulang kedokteran yang digunakan untuk pemeriksaan diagnostik
yang memiliki fungsi sebagai stabilisasi dan penggerak dengan teknik penggambaran penampang tubuh manusia
tubuh. Ankle joint merupakan bagian ekstremitas bawah yang yang berdasarkan prinsip resonansi magnetik inti atom
tersusun oleh tulang tibia dan fibula pada bagian superior dan hidrogen. Teknik penggambaran diagnostik MRI relatif
talus pada bagian inferior. Ankle joint disusun oleh tiga komplek karena gambaran yang dihasilkan tergantung pada
ligamen yaitu ligamen anterior, ligamen calcaneal fibular dan banyak parameter. MRI memiliki kemampuan menghasilkan
ligament posterior talofibular (Ray, 2016). gambaran irisan sagital, coronal dan axial tanpa harus
Pada keadaan patologi tertentu di ankle joint, tidak mengubah posisi tubuh pasien. Bila pemilihan parameternya
cukup hanya dilakukan pemeriksaan konvensional maupun tepat, maka akan menghasilkan gambaran yang tampak jelas
CT-Scan, tetapi perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan yaitu dan detail tubuh yang baik, sehingga patologi dan anatomi
MRI (Magnetic Resonance Imaging). MRI membantu dalam pada jaringan tubuh dapat dilakukan evaluasi, dan
menilai kondisi patologis dan dapat memberikan lebih mendapatkan diagnosa yang akurat (Ahrens and Bulte, 2013).
banyak informasi serta memiliki banyak kelebihan dalam Dalam pencitraan MRI ankle joint terdapat beberapa
mendeteksi fraktur, tendon dan ligament disekitar ankle joint parameter yang digunakan. Setiap parameter memiliki
(Ho, 2018). pembobotan yang berbeda, sehingga masing-masing
pembobotan mempunyai tujuan tertentu dalam menegakkan utuh (Indrati et al., 2017). SPAIR merupakan salah satu
diagnosa. Salah satu pembobotan yang digunakan dalam teknik fat supression yang kuat dalam menekan lemak, yang
pencitraan MRI ankle joint adalah proton density (PD). mempunyai kelebihan dibandingkan dengan penekanan
Pembobotan proton density dinyatakan dapat menghasilkan lemak konvensional, yang ditandai dengan low sensitivity
citra ankle joint dengan resolusi yang tinggi, sehingga organ terhadap RF yang tidak homogen dan hanya menekan spin
kecil seperti ikatan ligament talofibular anterior dapat lemak (Ribeiro et al., 2013).
dilakukan penilaian secara jelas. Selain itu penggunaan Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan
proton density juga dapat mengevaluasi dengan baik struktur metode fat supression SPAIR lebih merata dalam mensupresi
yang memiliki intensitas sinyal rendah seperti tulang atau sinyal lemak dibandingkan dengan metode SPIR. Selama
struktur jaringan ligament dan tendon (Choo et al., 2014). penulis melakukan praktek di Instalasi Radiologi Mayapada
Pada MRI ankle joint meskipun penggunaan proton Hospital Jakarta Selatan. SPIR digunakan sebagai protokol
density sudah mampu menghasilkan resolusi jaringan yang rutin sebagai metode fat supression dalam pemeriksaan MRI
jelas. Namun, karena struktur dan jaringannya yang sangat ankle joint. SPIR digunakan karena menyesuaikan protokol
kompleks, dalam beberapa keadaan diperlukan adanya teknik dari vendor dan dianggap lebih baik dalam menghasilkan
fat supression yang bertujuan untuk menghilangkan gambaran fat supression dibandingkan SPAIR. Namun hal
kontribusi lemak total dari sinyal pencitraan tanpa tersebut belum pernah dilakukan penelitian tentang
mempengaruhi sinyal air. Sehingga teknik fat supression ini perbedaan informasi anatomi MRI ankle joint yang lebih baik
dapat digunakan untuk meningkatkan kontras jaringan pada penggunaan metode fat supression antara SPIR dan
(Cartilages, ligamens, metastases) serta dapat meningkatkan SPAIR.
visibilitas lesi untuk menentukan kandungan lemak (Grande Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk
et al., 2015). melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui hasil
Beberapa teknik Fat Suppression yang digunakan dalam perbedaan informasi anatomi pada irisan sagital dalam
pemeriksaan MRI adalah Spectral Presaturation with menampakkan tulang, persendian, ligament, serta tendon dan
Inversion Recovery (SPIR) dan Spectral Presaturation mengangkat menjadi sebuah Tugas Akhir yang berjudul
Attenuated Inversion Recovery (SPAIR) yang merupakan “Perbedaan Informasi Anatomi MRI Ankle Joint Sekuen
metode penekanan lemak yang menerapkan Frequency Proton Density Fat Suppression Irisan Sagital antara Metode
Selective Inversion Pulse (Indrati et al., 2017). Frequency SPIR dan SPAIR”
Selective Inversion Pulse merupakan kombinasi dari teknik
Fat Saturasi dan Short Tau Inversion Recovery (STIR), yang METODE
tidak hanya didasarkan pada frekuensi resonansi jariangan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
lemak tetapi juga waktu pendek Time Inversion (TI) (Ribeiro pendekatan pre- eksperimental design yang bertujuan untuk
et al., 2013). mengetahui perbedaan informasi anatomi MRI ankle joint
SPIR merupakan gabungan dari spectral saturasi dan sekuen Proton Density Fat Supression irisan sagital antara
STIR rutin yang apabila dibandingkan dengan STIR metode SPIR dan SPAIR. Penelitian ini akan dilakukan di
menerapkan pulsa inversi sebesar 100°-140° yang Instalasi Radiologi Mayapada Hospital Jakarta Selatan.
menjadikan magnetik dari lemak akan terbalik ke z-axis. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Fat
Setelah melewati Time Inversion (TI) yang sesuai dengan Supression SPIR dan SPAIR. Varibel terikat dari penelitian
titik nol lemak, pulsa eksitasi 90° kemudian diterapkan. ini adalah informasi anatomi MRI ankle joint irisan sagital
Karena lemak tidak mempunyai magnetisasi pada bidang Ankle (talocrural) Joint, Os. Talus, Archilles Tendon,
longitudinal pada titik tersebut, maka pulsa eksitasi tidak Talocalcaneal Interoseous Ligament, Posterior Talofibular
menghasilkan magnetisasi lemak transversal, sehingga sinyal Ligament. Variabel terkontrol dari penelitian ini adalah Time
lemak akan menjadi nol atau tampak gelap pada gambar. Repetition (TR), Time Echo (TE), Field Of View (FOV),
SPIR memiliki kelebihan sedikit lebih rentan terhadap medan Matrix, Slice Thicness dan NEX/NSA. Data berupa 25 citra
magnet yang tidak homogen (B0) dibandingkan STIR. MRI ankle joint potongan sagital fat supression dari 10 orang
Berbeda dengan SPIR, SPAIR (Spectral Presaturation volunter dengan dua variasi metode fat supression antara
Attenuated Inversion Recovery) tetap menggunakan sudut SPIR dan SPAIR yang kemudian dilakukan penilaian kepada
180° sebagai pulsa inversi yang diterapkan pada pulsa responden.
adiabatic dan menjadikan gambaran dari jaringan lemak akan Responden dalam penelitian ini adalah 3 orang dokter
sepenuhnya jenuh (homogen). Keuntungan dari SPAIR tidak spesialis radiologi yang memberikan penilain terhadap citra
sensitif terhadap ketidak homogenan bidang (B1) dan MRI ankle joint sekeun Proton Density Fat Supression irisan
penekanan lemak yang lebih efektif. Baik SPIR maupun sagital antara metode SPIR dan SPAIR yang harus memiliki
SPAIR bisa diterapkan pada semua jenis sekuens, sangat pengalaman kerja diatas 5 tahun dan berpengalaman dalam
berbeda dengan STIR karena merupakan suatu sekuens yang memberikan ekspertise MRI 1,5 Tesla.
Data dari hasil penilaian responden kemudian diuji Dari 10 orang volunter tersebut menghasilkan 25 citra
dengan uji cohen’s kappa untuk mengetahui tingkat anatomi untuk masing-masing metode SPIR dan SPAIR. yang
kesepakatan yang paling baik antara ketiga responden. dapat menampakkan informasi anatomi yang akan diinilai
Setelah ditemukan kesepakatan yang paling baik antara oleh responden meliputi: Ankle (talocrural) Joint, Os. Talus,
ketiga responden tersebut, kemudian dilakukan uji wilcocon Archilles Tendon, Talocalcaneal Interoseous Ligament,
untuk mengetahui perbedaan informasi anatomi MRI ankle Posterior Talofibular Ligament. Berikut merupakan hasil
joint antara metode SPIR dan SPAIR dan dilakukan uji mean citra metode SPIR dan SPAIR dari salah satu volunter.
rank untuk mengetahui metode fat supression yang lebih baik
antara metode SPIR dan SPAIR.
HASIL
Penelitian ini dilakukan kepada 10 volunter berjenis
kelamin laki-laki dan perempuan dengan rentang usia 20-30
tahun. Masing-masing volunter dilakukan scanning MRI
ankle joint sekuen Proton Density Fat Supression irisan
sagital antara metode SPIR dan SPAIR. Adapun karakteristik
volunter sebagai berikut:
Gambar 1. Hasil Citra MRI Ankle Joint Metode SPIR
Tabel 1. Sampel berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 5 50%
Perempuan 5 50%
Total 10 100%

Berdasarkan Tabel 1, karakteristik sampel berdasarkan


jenis kelamin dalam penelitian ini dapat diketahui volunter
laki-laki dan perempuan berjumlah sama yaitu 5 orang (50%)

Tabel 2. Sampel berdasarkan usia Gambar 2. Hasil Citra MRI Ankle Joint Metode SPAIR
Usia (tahun) Jumlah Persentase
21 8 80% Responden dalam penelitian ini adalah tiga orang dokter
22 2 20% spesialis radiologi yang sudah berpengalaman di bidang
MRI, yang memiliki karakteristik seperti pada tabel 4.
Total 10 100%
berikut ini:

Berdasarkan Tabel 2, karakteristik volunter berdasarkan Tabel 4. Karakteristik Responden


usia dapat diketahui volunter berusia 21 tahun (80%) dan Responden Jenis Pengalaman Pendidikan
volunter berusia 22 tahun (20%). kelamin Terakhir
Responden1 Perempuan 7 tahun Spesialis
Tabel 3. Sampel berdasarkan berat badan Radiologi
Berat Badan (Kg) Jumlah Persentase Responden2 perempuan 9 tahun Spesialis
Radiologi
40-50 4 40% Responden3 Laki-laki 6 tahun Spesialis
51-60 3 30% Radiologi
61-70 3 30%
Total 10 100%
Perhitungan statistik diperoleh dari hasil lembar
intrumen penilaian responden yang memberikan penilain
Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa dalam
dengan skor 1 berarti “kurang jelas” bila citra yang diamati
penelitian ini dilakukan penelitian terhadap 10 orang volunter
kurang jelas. Skor 2 berarti “jelas” bila citra yang diamati
yang memliki rentang berat badan 40-50 kg sebanyak 4 orang terlihat jelas, namun tidak tegas atau batas tidak jelas. Skor 3
(40%), rentang berat badan 51-60 kg sebanyak 3 orang (30%)
dan rentang berat badan 61-70 kg sebanyak 3 orang (30%).
berarti “sangat jelas”, bila citra yang diamati terlihat jelas Berdasarkan hasil mean rank pada Tabel 7, dapat
dengan batas sangat tegas. diketahui metode SPAIR memperoleh nilai mean rank
Sebelum dilakukan uji statistik wilcoxon, dilakukan sebesar 11,50 dan metode SPIR memperoleh nilai 0, maka
pengujian cohen’s kappa guna mengetahui tingkat dalam hal ini metode SPAIR dapat dinyatakan lebih baik
kesepakatan yang paling baik dari ketiga hasil penilaian dalam menggambarkan informasi anatomi MRI ankle joint
responden yang diberikan. sekuen Proton Density Fat Supression irisan sagital
dibandingkan dengan metode SPIR.
Tabel 5. Hasil Uji Cohen’s Kappa pada Tiga Responden
Responden Value Keterangan PEMBAHASAN
Jaringan lemak tampak terang pada sebagian besar
R1 dan R2 0,628 Reliabilitas baik sekuens dalam pecitraan MRI. Penggunaan Fat Supression
R1 dan R3 0,596 Reliabilitas cukup sangat diperlukan dalam menentukan diagnosa pada jaringan
lain atau lesi tanpa adanya kontribusi berarti dari sinyal
R2 dan R3 0,524 Reliabiliats cukup lemak pada area pencitraan. Pemilihan Fat Supression yang
tepat dapat membantu radiolog menginterpretasi citra
Berdasarkan Tabel 5, hasil pengujian cohen’s kappa anatomi secara tepat dan akurat. Hasil uji beda yang telah
dapat diketahui value kappa pada Responden satu (R1) dilakukan dalam penelitian menunjukkan nilai ρ value <0,05
dengan Responden dua (R2) sebesar 0,628, Responden satu yang berarti terdapat perbedaan informasi anatomi MRI
(R1) dengan Responden tiga (R3) value kappa sebesar 0,596 ankle joint antara metode SPIR dan SPAIR. Perbedaan
dan pada Responden dua (R2) dengan Responden tiga (R3) tersebut menunjukkan bahwa metode SPAIR lebih baik
0,524. Sehingga dari pengujian ini dapat dikatakan nilai dibanding SPIR dalam menampakkan anatomi MRI ankle
kappa yang paling baik adalah R1 dan R2. Namun, untuk joint yang apabila dilihat dari hasil citra menujukkan bahwa
pengujian wilcoxon hanya menggunakan salah satu untuk anatomi Ankle (talocrural) Joint, Os Talus,
responden dengan pertimbangan pengalaman kerja lebih Talocalcaneal Interoseous Ligament dan Posterior
lama dan lebih berpengalaman dalam mengekspertise MRI Talofibular Ligament menghasilkan intensitas sinyal yang
ankle joint yaitu R2. lebih jelas dibanding SPIR sedangkan untuk anatomi
Uji wilcoxon/uji beda dilakukan pada iformasi anatomi Achilles’ Tendon dikatakan SPAIR lebih baik dibanding SPIR
secara keseluruhan dengan membandingkan nilai total dari karena kemampuan supresi lebih merata atau lebih homogen.
kriteria anatomi yang dapat dinilai pada sebuah citra MRI Metode SPIR dan SPAIR merupakan teknik yang sangat
ankle joint sekeun Proton Density Fat Supression irisan kuat dalam mensupresi lemak dan kelebihan berbeda bila
sagital antara metode SPIR dan SPAIR. dibandingkan dengan teknik supresi konvensional. Kedua
metode ini tergolong dalam suatu teknik Fat Supression yang
Tabel 6. Hasil Uji Beda antara SPIR dan SPAIR (wilcoxon sama, yang menggunakan teknik hybrid yang menerapkan
test) konsep pulsa awalan selektif dan Invertion Recovery (IR).
Informasi Anatomi ρ Value Perbedaan terdapat pada pulsa jenis awalan yang digunakan
Citra SPIR vs Citra SPAIR ρ <0,05 serta Flip Angle (FA). Metode SPAIR menggunakan pulsa
awalan berupa pulsa adiabatic, sedangkan SPIR
menggunakan pulsa nonadiabatic. Rentang Flip Angle (FA)
Berdasarkan Tabel 6, menunjukan nilai ρ <0,05 yang pada SPIR adalah 100°-140°, sedangkan Flip Angle (FA)
artinya ada perbedaan informasi anatomi MRI ankle joint pada SPAIR adalah 180° atau true invertion (Wu et al.,
sekuen Proton Density Fat Supression irisan sagital antara 2012).
metode SPIR dan SPAIR. Penerapan pulsa inversi konvensional pada metode
Untuk menentukan metode Fat Supression yang lebih SPIR dapat mengakibatkan sebagian spin lemak tidak
baik dalam menggambarkan informasi anatomi MRI ankle mengalami resonansi sesuai dengan Flip Angle (FA) yang
joint sekuen Proton Density Fat Supression irisan sagital diberikan akibat pengaruh inhomogenitas radiofrekuensi
antara metode SPIR dan SPAIR dilakukan dengan melihat (RF). Inhomogentitas RF menjadikan beberapa spin lemak
mean rank seperti pada tabel 7. berikut. tereksitasi pada sudut yang lebih kecil atau lebih besar dari
Flip Angle (FA) tidak akan mengalami intervensi, yang
Tabel 7. Hasil Mean Rank antara SPIR dan SPAIR menyebabkan sinyal lemak tersebut akan tetap berkontribusi
pada total sinyal pencitraan (Bernstein A Matt, 2004).
Informasi Anatomi Mean Rank
Sensitifitas terhadap RF dapat dikendalikan dengan
Citra SPIR 0,00 menggunakan metode SPAIR yang menerapkan pulsa
Citra SPAIR 11,50 adiabatic. Penggunaan pulsa adiabatic memberikan peranan
yang sangat penting karena dapat menentukan keberhasilan MRI ankle joint sekuen Proton Density Fat Supression irisan
dalam mensupresi lemak yang dihasilkan, metode SPAIR sagital antara metode SPIR dan SPAIR dengan nilai ρ value
menerapkan pulsa adiabatic saat inversion sehingga <0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha
menyebabkan tidak sensitif terhadap inhomogenitas RF. diterima.
Proses adiabatic inversion pulse menerapkan modulasi Metode SPAIR lebih baik dalam menampakkan
amplitudo dari frekuensi hingga mencapai true invertion informasi anatomi MRI ankle joint sekeun Proton Density
(180o). Dengan menerapkan modulasi amplitudo dan Fat Supression irisan sagital dibandingkan dengan SPIR yang
frekuensi, yang mana frekuensi bergerak dari nilai positif (+) memiliki nilai mean rank SPAIR 11.5 sedangakan SPIR 0,0.
maksimum (diatas nilai resonansi), dan berlahan akan
berkurang menuju ke 0 (on-resonance), dan berakhir pada
nilai negatif maksimum. Proses yang berbeda terjadi pada DAFTAR PUSTAKA
modulasi amplitudo, besar amplitudo bergerak dari nilai 0, Ahrens, Eric T, and Jeff W M Bulte. 2013. “Magnetic
bertambah perlahan sampai nilai maksimumnya, kemudian Resonance Imaging.” Nature Publishing Group 13(10):
berakhir kembali pada nilai 0. Dengan kombinasi modulasi 755–63. http://dx.doi.org/10.1038/nri3531.
antara amplitudo dan frekuensi maka setiap spin lemak yang Bernstein A Matt. 2004. Hand Book Of MRI Pulse
dilalui akan mengalami resonansi sehingga seluruh spin Sequences. King KF, Zhou XZ: Elseiver academic
lemak dapat tersupresi dan tidak akan berkontribusi pada Press, United Kingdom. Burlington, Mass: Elseiver.
sinyal total pencitraan (Bernstein A Matt, 2004). Bonnel, F., E. Toullec, C. Mabit, and Y. Tourné. 2010.
Sifat SPAIR yang tidak sensitif terhadap inhomogenitas “Chronic Ankle Instability: Biomechanics and
pulsa RF menjadikan metode SPAIR dapat menekan sinyal Pathomechanics of Ligaments Injury and Associated
lemak lebih homogen pada setiap kriteria anatomi, sehingga Lesions.” Orthopaedics and Traumatology: Surgery
akan menghasilkan densitas (tingkat kecerahan) yang sama and Research 96(4): 424–32.
pada setiap kriteria anatomi. Supresi yang homogen sangat Brockett, Claire L., and Graham J. Chapman. 2016.
membantu radiolog dalam membedakan jenis organ antara “Biomechanics of the Ankle.” Orthopaedics and
satu dan lainnya serta dapat menegakkan diagnosa normal Trauma 30(3): 232–38.
atau tidaknya suatu organ tersebut. Sedangkan SPIR http://dx.doi.org/10.1016/j.mporth.2016.04.015.
memiliki sifat yaitu sensitif terhadap sinyal RF hal tersebut Choo, Hye Jung et al. 2014. “Multibanded Anterior
yang menjadikan metode SPIR tidak homogen dalam Talofibular Ligaments in Normal Ankles and Sprained
mensupresi lemak dan menjadikan sinyal dari lemak tidak Ankles Using 3D Isotropic Proton Density-Weighted
akan menjadi nol atau akan tergambar dalam citra (Ribeiro et Fast Spin-Echo MRI Sequence.” American Journal of
al., 2013). Roentgenology 202(1).
Hal lain yang menyebabkan metode SPAIR lebih baik Flaherty, E et al. 2015. “MR Imaging of Ankle Anatomy and
dibandingkan SPIR adalah penggunaan Time Inversion (TI) Review of Common Ankle Pathologies.” Ecr 2015.
yang bertujuan untuk memastikan tidak terdapatnya Golanó, Pau et al. 2016. “Anatomy of the Ankle: A Pictorial
kontribusi sinyal lemak di dalam sekuen pada magnetisasi Essay.” Knee Surgery, Sports Traumatology,
transversal. Penggunaa Time Inversion (TI) merupakan waktu Arthroscopy 24(4): 944–56.
awal pemberian pulsa dan pulsa eksitasi untuk sekuen Grande, Filippo Del et al. 2015. “HHS Public Access.” 34(1):
tertentu dimana sinyal lemak akan dalam keadaan null saat 217–33.
pulsa eksitasi diberikan. Namun penggunaan metode SPAIR Ho, Charles P. 2018. “Magnetic Resonance Imaging of the
untuk sekuens lain harus disertai dengan pengaturan Time Ankle and Foot.” Seminars in Roentgenology 30(3):
Inversion (TI) yang sesuai dengan nilai Time Repetition (TR) 294–303.
yang digunakan (Indrati et al., 2017). Indrati, Rini, Eka I Putu Juliantara, Johanes Dahjono, and
Dalam penelitian ini SPAIR lebih baik dalam Murti Gatot Wibowo. 2017. “Comparing SPIR and
menampakkan informasi Ankle (talocrural) Joint, Os Talus, SPAIR Fat Suppression Techniques in Magnetic
Achilles’ Tendon, Talocalcaneal Interoseous Ligament dan Resonance Imaging (MRI) of Wrist Joint.” Journal of
Posterior Talofibular Ligament dibandingkan dengan SPIR. Medical Science And clinical Research 5(6): 23180–
Hal ini sesuai dengan teori (Wu et al, 2012) yang 85. http://jmscr.igmpublication.org/v5-i6/63 jmscr.pdf.
menyatakan bahwa SPAIR lebih baik dalam menampakkan Kadakia, Anish R. 2015. Passport for the Orthopedic Boards
bone, ligament dan cartilage. and FRCS Examination Foot and Ankle Surgery.
Ray, Ronald G. 2016. “Arthroscopic Anatomy of the Ankle
KESIMPULAN Joint.” 33: 59405.
Hasil statistik penelitian dengan menggunakan uji Ribeiro, M. Margarida et al. 2013. “STIR, SPIR and SPAIR
wilcoxon menunjukkan Ada perbedaan informasi anatomi Techniques in Magnetic Resonance of the Breast: A
Comparative Study.” Journal of Biomedical Science
and Engineering 6(3): 395–402.
http://www.scirp.org/journal/doi.aspx?DOI=10.4236/jb
ise.2013.63A050.
Wu, Jing, Ling-quan Lu, Jian-ping Gu, and Xin-dao Yin.
2012. “The Application of Fat-Suppression MR Pulse
Sequence in the Diagnosis of Bone-Joint Disease.”
International Journal of Medical Physics
1(November): 88–94.

Вам также может понравиться