Вы находитесь на странице: 1из 11

MINAT SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN SENI BUDAYA PADA SUB POKOK

MATA PELAJARAN SENI RUPA

Nira Rusanti
Universitas Negeri Malang

E-mail: nirajuminten@yahoo.co.id

Abstract: Education of art and culture in school is expected to form behaviors


such as to appreciate and be proud of Indonesian art and keeping the art and
culture of Indonesia. Unfortunately, society considered that art and culture
especially fine art, was not important subject. Art and culture subject teaches the
students to appreciate the legacy of art in our country because it makes the
students more aware towards art and culture around them. Appreciation means an
activity to understand and realize the arts and to make them more sensitive of
esthetic and artistic arts, so that they are able to enjoy and value the arts.This
research describes the students’ interest towards art and culture especially fine art
subject at Junior High School 2, Glagah. All students in 8 th grade are the
populations and the sample was taken from class 8C. The approach of research is
using descriptive qualitative research by giving questionnaire to all respondents,
analyzing data with percentage technique. Low interest of Art and Culture
subject, especially for fine art in 8th grade students in Junior High School 2,
Glagah causes lack of students’ achievement in this field. Researcher suggests
that teacher should increase students’ interest in learning process of fine art
education by introducing arts to students through the environment so that
students will be more interested on art and culture lesson.

Key words: Interest, Learning Process, achievement of study.

Pendidikan merupakan sebuah usaha serta upaya untuk meningkatkan kualitas


sebuah bangsa. Banyaknya kendala dalam pendidikan, menjadikan pendidikan menjadi
sebuah masalah yang pelik. Namun pendidikan harus tetap berjalan sesuai dengan
kemajuan era globalisasi. Dalam menuju cita-cita pendidikan Nasional yang berdasarkan
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.23 Pasal 3 tahun 2003 dirumuskan
sebagai berikut pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (UU no 14:2005, tentang guru dan dosen).
Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan kurikulum, tenaga pengajar yang baik
serta fasilitas yang memadahi untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Peserta didik
memerlukan isi dari materi pembelajaran sebagai subjek pendidikan. Pendidikan yang baik
dapat mempengaruhi kepribadian siswa.
Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat
dari adanya interaksi antara stimulus dan respon, untuk mencapai tujuan tersebut
dibutuhkan kurikulum yang baik pedoman dalam menyelenggarakan pendidikan nasional.
Peserta didik adalah manusia yang memerlukan materi pembelajaran dalam pendidikan seni
budaya. Maka dari itu pembelajaran Seni Budaya perlu diperkenalkan secara tepat dan hati-
hati. Pendidikan yang salah dapat mempengaruhi kepribadian siswa, Wingkle dalam Tomi
Darmawan (2007: 26).
Pelajaran Seni Budaya mengajarkan kepada siswa untuk menghargai karya seni
bangsa ini, di dalam pelajaran Seni Budaya siswa diajak untuk mengapresiasi sebuah karya.
Apresiasi berarti kegiatan memahami dan menyadari sepenuhnya tentang karya seni serta
menjadikan siswa lebih sensitif terhadap karya yang bernilai estetis dan artistik, sehingga
mampu menikmati dan menilai karya Seni Budaya. Salah satu pelajaran Seni Budaya yang
diajarkan di sekolah adalah pelajaran Seni Rupa.
Pelajaran Seni Budaya di sekolah, diharapkan dapat membentuk kepribadian yang
mencintai Seni Rupa bangsa Indonesia. Pembelajaran Seni Budaya di sekolah diharapkan
mampu memberikan kemampuan bagi siswa untuk memahami karya seni rupa ciptaan
siswa sendiri maupun karya seni rupa ciptaan orang lain serta menjadikan siswa dengan
meningkatkan pembelajaran siswa, dengan adanya keseimbangan antara ekspresi dan
apresiasi maka akan membentuk kecerdasan secara optimal (Kartono, 1995 : 6).
Pendidikan seni yang diberikan kepada sekolah menengah ke atas mencakup semua
bidang seni yaitu seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater. Dalam kegiatan belajar
mengajar, jika ada seorang siswa yang kurang berminat dalam mata pelajaran seni yang
diberikan oleh guru, maka guru harus bisa memberikan dorongan agar siswa jadi berminat.
Adanya minat siwa dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran Seni Rupa pada sub
pokok Seni Rupa berlangsung sangat membantu siswa dalam menerima dan menambah
pengetahuan dalam pembelajaran Seni Rupa karena setiap orang mempunyai pasti
mempunyai minat yang berbeda-beda pada suatu hal karena minat adalah rasa suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh, dan minat pada hakekatnya adalah
menerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu hal dikarenakan dirinya,
semakin kuat hubungan tersebut dan semakin besar minatnya (Slameto 1988:182). Minat
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, sebab minat yang berkaitan dengan rasa
senang karena seseorang untuk melakukan aktivitas yang ada sangkut pautnya dengan
dirinya dan akan mendorongnya untuk melakukan aktivitas tersebut sebaik-baiknya.
Penelitian ini dilakukan di SMPN 2 Glagah, karena penelitian ini pernah diminta
oleh guru mata pelajaran Seni Rupa untuk meneliti tentang minat siswa terhadap mata
pelajaran Seni Rupa, hasil penelitian ini akan digunakan sebagai acuan untuk mengetahui
serta mengembangkan minat siswa terhadap mata pelajaran Seni Rupa. Dari penejelasan
tersebut maka menarik untuk di teliti. Seberapa besar minat siswa terhadap mata pelajaran
Seni Budaya pada sub pokok Seni Rupa,karena dengan minat yang besar terhadap mata
pelajaran Seni Budaya pada sub pokok Seni Rupa, tentunya siswa akan mempunyai
perhatian terhadap mata pelajaran Seni Budaya pada sub pokok Seni Rupa, dan mungkin
akan menghasilkan prestasi yang baik pula. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai
sample adalah kelas VIII , karena kelas VIII telah mengalami adaptasi dan belum terfokus
pada mata pelajaran untuk syarat kelulusan sekolah.

METODE
Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi yang mengatur latar penelitian agar
peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan
penelitian (PPKI, 2010:15)
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapat gambaran tentang minat siswa terhadap
mata pelajaran Seni Budaya pada sub pokok mata pelajaran Seni Rupa pada kelas VIII di
SMP 2 Glagah. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif
kuantitatif, dimana penelitian dengan pendekatan kuantitatif biasanya bertujuan untuk
menggambarkan suatu gejala secara kuantitatif dengan sajian skor, rata-rata penyimpangan,
grafik dan lain-lain.
Menurut Azwar (1998:5) penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan
pada data-data numerikal atau angka yang di olah dengan metode statistik. Jenis penelitian
yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif karena penelitian ini
dipusatkan pada masalah yang ada seperti sekarang yaitu Minat Siswa kelas VIII Terhadap
Mata Pelajaran Seni Budaya di SMPN 2 Glagah. Menurut Mohammad Ali (1985:120)
metode penelitian deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk berupaya
memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang
dengan tujuan utama untuk membuat deskripsi, penggambaran tentang sesuatu keadaan
secara sistematis , obyektif, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antara fenomena yang diselidiki.
Ada beberapa alat yang digunakan untuk mengambil data diantaranya yaitu,
observasi, wawancara dan angket. Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan siswa di
kelas selama proses pembelajaran berlangsung, observasi dilakukan berdasarkan format
observasi yang telah disediakan oleh peneliti.
Sedangkan dengan cara angket peneliti dapat mengumpulkan dengan memeberikan
beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian ini di bagikan ke pada responden
untuk diisi sesuai dengan kenyataan yang ada.
Untuk melaksanakan pengumpulan data, peneliti menggunakan instrumen
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti,
dan untuk selanjutnya dipaparkan prosedur pengembangan instrument pengumpul data
atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian (UM, 2000:16). Hal ini
dilakukan dalam rangka memecahkan masalah penelitian atau tujuan penelitian.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah angket. Pada penelitian ini peneliti membatasi penelitian dengan menggunakan
kisi-kisi angket. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah minat mengikuti
mata pelajaran Seni Budaya.
Dari satu variabel peneliti membaginya kedalam tiga sub variabel, yautu minat
faktor pribadi, minat dari faktor lingkungan, aktifitas atau kegiatan pembelajaran,tiap
variabel dibagi menjadi tiga indikator. Masing-masing indikator dibagi menjadi beberapa
soal.indikator yang pertama, kagiatan satt mata pelajaran Seni Budaya dibagi menjadi 2
item,indikator yang kedua tentang frekuensi melihat pameran seni dibagi menjadi 1 item
pernyataan, indikator yang ketiga tentang keaktifan pada kegiatan Seni Rupa dibagi
menjadi 1 item.
Indikator yang keempat tentang dukungan lingkungan keluarga dibagi menjadi 2 item,
indikator yang kelima tentang dukungan lingkungan sekolah dibagi menjadi 2 item, dan
indikator yang keenam dibagi tentang dukungan lingkungan masyarakat dibagi menjadi 2
item.
Seterusnya yaitu indikator yang ketujuh tentang prestasi dibagi menjadi 1 item, dan
indikator kedelapan dan kesembilan masing-masing dibagi menjadi 2 item. Jadi jumlah
soal keseluruhan ada 15 item pernyataan.

HASIL

Tabel 3.1 Tingkat Kegiatan Saat Mata Pelajaran Seni Budaya (seni rupa)
Kriteria/Tingkat Frekuensi Prosentase
Sangat Minat 7 16,6%
Minat 9 14,2%
Cukup Minat 8 19%
Kurang Minat 20 47,6%
Jumlah 42 100%

Dari hasil tabel 3.1 dapat diketahui bahwa minat siswa di SMPN 2 Glagah kurang berminat
terhadap mata pelajaran Seni Budaya pada sub pokok mata pelajaran Seni Rupa. Hal ini
dapat diketahui ada (47,6%) yang kurang berminat, sedangkan hanya ada (16,6%) yang
sangat berminat, perbandingan ini sangat jauh antara siswa yang berminat dengan siswa
yang tidak berminat.
Tabel 3.2 Tingkat Frekuensi Melihat Pameran Seni
Kriteria/Tingkat Frekuensi Prosentase
Sangat Minat 2 4,7%
Minat - -
Cukup Minat 9 21,4%
Kurang Minat 31 73,8%
Jumlah 42 100%

Dari tabel 3.2 dapat dilihat ada (73,8%) yang menyatakan kurang berminat terhadap pameran
seni di daerah lingkungan sekitar, hal ini dikarenakan jarangnya penyelengaraan pameran
yang ada di kabupaten Banyuwangi. Sehingga siswa jarang sekali mengunjungi pameran
seni di lingkungan sekitar. Sedangkan didalam tabel dapat diketahui bahwa tidak ada siswa
yang berminat terhadap pameran seni, tetapi masih ada yang menjawab sangat berminat
sebanyak (4,7%).
Tabel 3.3 Tingkat Keaktifan pada Kegiatan Seni Rupa
Kriteria/Tingkat Frekuensi Prosentase
Sangat Minat 3 7,14%
Minat 7 16,6%
Cukup Minat 4 9,5%
Kurang Minat 28 66,6%
Jumlah 42 100%

Pada tabel 3.3 hanya sedikit siswa yang aktif pada kegiatan mata pelajaran Seni Budaya,
karena hanya ada (7,14%) siswa yang menjawab sangat berminat, sedangkan siswa yang
berminat hanya ada (16,6%). Ini lebih banyak dari siswa yang kurang berminat yaitu
sebanyak (9,5%), dan yang paling banyak adalah siswa yang kurang berminat yaitu
sebanyak (66,6%).

Tabel 3.4 Tingkat Dukungan Lingkungan Keluarga


Kriteria/Tingkat Frekuensi Prosentase
Sangat Minat 16 33,3%
Minat 8 19%
Cukup Minat 14 30%
Kurang Minat 4 9,5%
Jumlah 42 100%

Dari tabel 3.4 dapat dilihat bahwa keluarga siswa memiliki minat yang sangat tinggi pada
indikator tingkat dukungan kelurga, hal ini dapat ditunjukkan dari hasil prosentase sebanyak
(33,3%). Sedangkan yang memiliki minat kurang sebanyak (9,5%), berarti dirumah
sebagiann besar siswa memiliki dukungan yang baik dari lingkungan keluarga terhadap
mata pelajaran Seni Budaya

Tabel 3.5 Tingkat Dukungan Lingkungan Sekolah


Kriteria/Tingkat Frekuensi Prosentase
Sangat Minat - -
Minat 4 9,5%
Cukup Minat 25 59,5%
Kurang Minat 13 30,9%
Jumlah 42 100%

Dari tabel 3.5 dapat diketahui bahwa dilingkungan sekolah siswa mendapat cukup dukungan,
karena ada (59,5%) siswa yang menjawab cukup berminat, tetapi ada (0%) yang menjawab
sangat berminat. Serta ada (30,9%) yang memiliki tingkat minat kurang.
Tabel 3.6 Tingkat Dukungan Lingkungan Masyarakat
Kriteria/Tingkat Frekuensi Prosentase
Sangat Minat 4 9,5%
Minat 9 21,4%
Cukup Minat - -
Kurang Minat 29 69%
Jumlah 42 100%

Pada tabel 3.6 dapat diketahui bahwa siswa memiliki minat kurang sebanyak (69%), dan
memiliki tingkat minat cukup, sebanyak (0%) serta yang memiliki tingkat minat yang tinggi
sebanyak (9,5%). Hal ini dapat diketahui bahwa siswa kurang mendapat dukungan dari
lingkungan sekitar, karena siswa sulit mendapat info tentang Seni Budaya dari lingkungan
sekitar.

Tabel 3.7 Tingkat Prestasi


Kriteria/Tingkat Frekuensi Prosentase
Sangat Minat 1 2,38%
Minat 11 26,1%
Cukup Minat 7 16,6%
Kurang Minat 22 52,38%
Jumlah 42 100%

Dari tabel 3.7 di atas menunjukkan bahwa tingkat prestasi siswa kelas VIII
terhadap mata pelajaran seni budaya (seni rupa) dengan kriteria sangat
kurang. Dengan memiliki prosentase tingkat sangat minat sebanyak (2,38 %) siswa,dan
terdapat (52,38%) siswa yang kurang berminat dan selebihnya yang memiliki tingkat minat
cukup dan tingkat berminat yaitu sebanyak (16,6%) dan (26,1%). Maka dapat dikatakan bahwa
siswa kelas VIII memiliki tingkat prestasi yang rendah,karena prosentasenya kurang dari
separuh jumlah siswa/ responden memilih kriteria yang kurang berminat

Tabel 3.8 Tingkat Kehadiran


Kriteria/Tingkat Frekuensi Prosentase
Sangat Minat 3 7,14%
Minat - -
Cukup Minat 8 19,04
Kurang Minat 31 73,8%
Jumlah 42 100%

Dari tabel 3.8 diatas menunjukkan bahwa dengan prosentase lebih dari separuh (73,8
%) siswa dari jumlah keseluruhan responden menunjukkan tingkat kehadirannya
sangat rendah. Siswa yang mempunyai tingkat kehadirannya dengan kriteria sangat tinggi
prosentasenya
kurang dari separuh (7,14%) siswa, dengan prosentase lebih besar (19,04 %) siswa
memiliki kriteria cukup. Dan siswa yang memiliki kriteria tingkat minat hanya (0 %). Maka
dapat dikatakan bahwa siswa kelas VIII tingkat kehadirannya sangat rendah, jumlah
responden 42 dari keseluruhan siswa kelas VIII.

Tabel 3.9 Tingkat Tugas di Kelas / Tugas PR


Kriteria/Tingkat Frekuensi Prosentase
Sangat Minat 2 4,76%
Minat 9 21,4%
Cukup Minat 7 16,6%
Kurang Minat 24 57,14%
Jumlah 42 100%

Tabel 3.9 di atas menunjukkan bahwa kurang dari separuh (4,76 %)


siswa memiliki tingkat tugas di kelas/ tugas PR untuk mata pelajaran Seni Budaya
(seni rupa) sangat tinggi. Dari (57,14 %) siswa memiliki tingkat tugas
dikelas/ tugas PR untuk mata pelajaran seni budaya (seni rupa) rendah, dengan
prosentase lebih kecil (16,6 %). Siswa memiliki tingkat tugas di kelas/ tugas PR
cukup, dan dengan prosentase lebih besar (21,4 %) siswa memiliki tingkat tugas di
kelas/ tugas PR dengan kriteria berminat. Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas
VIII tingkat tugas di kelas/ tugas PR rendah.

A. Hasil Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Seni Budaya Pada Sub Pokok Mata
Pelajaran Seni Rupa Kelas VIII C di SMPN 2 Glagah
Dari Hasil wawancara yang ditujuakan kepada guru mata pelajaran Seni Rupa serta
observasi yang dilaksanankan pada saat proses pembelajaran berlangsung di kelas selama
tiga minggu, maka dapat diketahui bahwa minat siswa tersebut sangat berpengaruh terhadap
prestasi siswa yang kurang menonjol, nilai yang ditunjukkkan guru merupakan nilai yang
sudah mendapat tambahan dari guru mata pelajaran Seni Budaya pada sub pokok mata
pelajaran Seni Rupa, hal ini dikarenakan nilai yang diperoleh oleh siswa di bawah standar
nilai yang telah ditentukan. Hal ini dapat dilihat dari lampiran nilai siswa kelas VIII C di
SMPN 2 Glagah.
Bukan hanya nilai siswa yang begitu rendah, tetapi juga hasil karya siswa yang
dikerjakan pada saat pelajaran ekspresi, juga kurang memuaskan, siswa tidak mau berusaha
untuk mendapat hasil yang lebih baik, hal ini karena rendahnya minat siswa kelas VIII C di
SMPN 2 Glagah. Ketika guru memberikan tugas maka siswa akan mengerjakan dengan
malas-malasan dan membutuhkan waktu yang lama tetapi karya yang dihasilkan tidak sesui
dengan waktu yang dibutuhkan. Prestasi yang dihasilkan dikarenakan oleh minat siswa,
sedangkan minat siswa di pengaruhi oleh faktor-faktor yang ada dari dalam diri serta faktor-
faktor yang ada di luar diri siswa.

PEMBAHASAN

A. Minat Siswa Kelas VIII C di SMPN 2 Glagah Pada Mata Pelajaran Seni Budaya pada
Sub Pokok Mata Pelajaran Seni Rupa.
Dari observasi awal yang dilakukan pada pertemuan pertama pada tanggal 14
September 2011, observer menemukan beberapa siswa yang bermasalah dengan mata
pelajaran Seni Budaya pada sub pokok pelajaran Seni Rupa. Siswa yang kurang berminat
terhadap mata pelajaran Seni Rupa akan bertingkah didalam kelas,siswa yang tidak
berminat cenderung ramai sendiri dan tidak mau mendengar penjelasan dari guru. Tidak
adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan menimbulkan kesulitan belajar.

Ketika siswa kurang berminat maka ada banyak hal yang dilakukan oleh siswa
ketika mengikuti pelajaran seperti tidak mau mencatat dan juga sering tidak membawa
peralatan berkarya seperti buku gambar, pensil warna atau peralatan berkarya yang lainnya.
Menurut Ahmadi, (2004:38) ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari
cara anak mengukiti pelajaran, seperti lengkap tidaknnya catatan, memperhatikan tidaknya
dalam pelajaran itu. Dari tanda-tanda itu seorang petugas diagnosis dapat menemukan
apakah sebab kesulitan belajarnya disebabkan karena minat atau oleh sebab yang lain.
Dari hasil wawancara terhadap guru yang mempunyai kasus dalam belajar, yaitu
siswa yang berminat terhadap mata pelajaran Seni Rupa serta siswa yang tidak berminta
terhadap mata pelajaran Seni Rupa, masing-masing mempunyai masalah serta latar
belakang yang berbeda. Diantaranya yaitu adanya faktor dari dukungan lingkungan sekolah,
menurut Akhmadi, (2004:88).

B. Hasil Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Seni Budaya Pada Sub Pokok Mata
Pelajaran Seni Rupa Kelas VIII C di SMPN 2 Glagah
Prestasi merupakan hasil belajar yang diperoleh karena adanya proses pembelajaran.
Sedangkan belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses
tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang
bersangkutan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari
proses belajar. Seperti siswa di SMP Negeri 2 Glagah yang kurang berminat terhadap mata
pelajaran Seni Budaya yang berdampak pada hasil belajar siswa
Dari hasil angket yang telah di prosentasekan bahwa terdapat diketahui dari
indikator prestasi siswa kelas VIII terhadap mata pelajaran Seni Budaya (seni rupa) terdapat
prosentase dengan kriteria sangat minat sebanyak (2,38 %) siswa,dan terdapat (52,38%)
siswa yang kurang berminat dan selebihnya yang memiliki tingkat minat cukup dan tingkat
berminat yaitu sebanyak (16,6%) dan (26,1%). Maka dapat dikatakan bahwa siswa kelas
VIII memiliki tingkat prestasi yang rendah,karena prosentasenya kurang dari separuh
jumlah siswa/ responden memilih kriteria yang kurang berminat.
Buakn hanya hasil dari presentasi saja yang menunjukkan rendahnya prestasi siswa,
tetapi guru Seni Budaya (seni rupa) juga mengatakan bahwa prestasi siswa kelas VIII
sangat rendah dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainya. Guru Seni Budaya juga
mengatakan bahwa nilai siswa dibawah standar nilai yang telah ditentukan, serta hasil karya
siswa juga kurang maksimal. Siswa juga sering terlambat mengumpulkan tugas dari guru.
Standar nilai yang ditentukan oleh sekolah adalah 60, tetapi nilai siswa rata-rata
dibawah standar yang telah di tentukan. Pada nilai harian niali siswa sangatlah bagus,
karena guru Seni Budaya telah memberikan tambahan nilai agar nilai siswa dapat mencapai
standar niali yang telah ditentukan oleh sekolah.Prestasi sangat dipengaruhi oleh minat
seseorang, jika minat rendah, maka prestasi siswa juga akan rendah. Prestasi belajar yang
dihasilkan oleh siswa, setelah berlangsungnya proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
faktor interen, salah satunya yaitu minat siswa sendiri. Minat siswa menyebabkan buruknya
proses pembelajaran yang berlangsung, sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
prestasi belajar. Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak proses belajar. Pada
tahap ini siswa membuktikan keberhasilan dalam belajar. Kemampuan berprestasi tersebut
terpengaruh oleh proses-proses penerimaan materi pelajaran yang disampaikan. Bila proses
tersebut tidak berjalan baik, maka siswa tersebut akan berprestasi kurang baik serta bisa
juga akan gagal berprestasi (Dimyati, 2006: 243).

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Minat siswa di SMPN 2 Glagah tergolong sangat kurang, hal ini dapat dilihat dari hasil
prosentase minat siswa secara keseluruhan bahwa ada sebanyak (50%) kelas VIII yang
memiliki kriteria minat kurang. Sedangkan kriteria minat tinggi hanya ada (4,76%).
Indikator tentang kegiatan saat mata pelajaran berlangsung, terdapat (47,6%) siswa yang
kurang minat dan (16,6%)siswa yang sangat berminat. Indikator tentang frekuensi
melihat pameran seni, terdapat (9,5%) siswa yang kurang berminat (33,3%) siswa yang
sangat berminat. Keaktifan pada kegiatan seni , terdapat (66,6%) siswa yang kurang
berminat (7,14%) siswa yang sangat berminat. Indikator tentang lingkungan keluarga ,
terdapat (9,5%) siswa yang kurang berminat (33,3%) siswa yang sangat berminat.
Indikator tentang lingkungan masyarakat , terdapat (30,9%) siswa yang kurang berminat
(0%) siswa yang sangat berminat. Indikator tentang lingkungan sekolah , terdapat (69%)
siswa yang kurang berminat (9,5%) siswa yang sangat berminat. Indikator tentang
prestasi , terdapat (52,38%) siswa yang kurang berminat (2,38%) siswa yang sangat
berminat. Indikator tentang interaksi mata pelajaran Seni Budaya , terdapat (73,8%)
siswa yang kurang berminat (7,14%) siswa yang sangat berminat. Indikator tentang
tugas di kelas , terdapat (57,14%) siswa yang kurang berminat (4,79%) siswa yang
sangat berminat.
2. Prestasi belajar siswa kelas VIII di SMPN 2 Glagah pada mata pelajaran Seni Buadaya
(Seni Rupa) sangat rendah hal ini dikarenakan minat siswa yang kurang terhadap mata
pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa) juga sangat kurang.

B. Saran
1. Guru hendaknya memberikan metode pembelajaran yang efektif serta tidak dapat
membuat murid menjadi bosan, guru hendaknya memanfaatkan lingkungan sekitar,
dengan mengajak siswa untuk melihat kebudayaan di lingkungan sekitar.
2. Seharusnya sekolah memberikan fasilitas yang lebih baik lagi untuk siswa, agar siswa
lebih termotivasi untuk belajar
3. Guru tidak harus membuat media pembelajaran, guru juga bisa mengajak siswa kesentra
kerajinan tangan atau mengajak siswa untuk melihat tarian secara langsung, karena
kebudayaan di Banyuwangi sangat beragam, jadi seharusnya guru lebih bisa
memanfaatkan kondisi ini.
4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti minat serta memberikan tinadakan
dikelas Seni Budaya (Seni Rupa).

DAFTAR RUJUKAN
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.23 Pasal 3 tahun 2003.
Darmawan, Tomi. 2007. Minat dan Bakat Anak. Jakarta: Gramedia.
Kartono. 1995. bakat dan Minat. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Slameto. 1995. Bakat dan Minat. (http://belajarpsikologi.com/pengertian-bakat-minat-menurut-
ahli/) diakses pada tanggal 21 Januari 2011.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.23 Pasal 3 tahun 2003.
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang:
UM Pers.

Вам также может понравиться