163
164 Jurnal Kesehatan, Volume 10, Nomor 2, Agustus 2019, hlm 163-168
zat warna sintetis dalam proses produksinya. Air optimum sehingga air limbah yang diolah dapat
limbah pewarna sintetis yang bersumber dari sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan. Saat
pabrik tekstil maupun tenun dapat mengakibatkan terjadi banjir maka limbah kain jumputan
perubahan warna dan derajat keasaman badan mencemari lingkungan pemukiman penduduk.
penerima air (Agustina, et al 2011). Limbah hasil Oleh karena itu, diperlukannya persepsi
industri menjadi salah satu persoalan serius di era masyarakat di lingkungan sentra industri kain
industrialisasi. Saat ini, pencemaran lingkungan jumputan Tuan Kentang Kertapati Palembang, hal
akibat limbah industri sudah cukup ini dapat dijadikan evaluasi dalam strategi
memprihatinkan. Bahan kimia yang digunakan pengelolaan lingkungan.
dalam produk tekstil dapat membuat bahaya
kesehatan. Pencelupan tekstil membutuhkan
jumlah air yang tinggi (200 ton air per ton METODE
produk) dan beberapa zat kimia berbahaya. Lebih
dari 10.000 jenis pewarna yang digunakan untuk Populasi pada penelitian ini adalah
pewarnaan atau pencetakan pada tekstil (Akarslan masyarakat Kelurahan Tuang Kentang berada di
dan Demiralay, 2015). sentra industri jumputan berjumlah 521 KK
Penelitian yang dilakukan pada unit tekstil dengan perhitungan sampel minimal didapatkan
di Mumbai, India menunjukkan insidensi 11-33% 105 orang menjadi responden dalam penelitian
dari bronkitis kronis pada pekerja tekstil. ini. Pengambilan teknik sampling dengan cara
Prevalensi penyakit pernapasan di antara pekerja stratified random sampling digunakan karena
tekstil anak adalah 26,4%, sementara itu 15,2% populasi terdiri dari beberapa lapisan atau
di antaranya anak-anak (Singh, 2016). kelompok individual dengan karakteristik yang
Berdasarkan Peraturan Menteri LH No. 5 Tahun berbeda. Teknik random dalam penelitian ini
2014 tentang Baku Mutu Air Limbah dalam hal dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
usaha dan/atau kegiatan yang belum memiliki a. Mengidentifikasi jumlah RT dan total
baku mutu air limbah yang ditetapkan populasi
melakukan kajian untuk menentukan parameter b. Menentukan jumlah RT sampel yang
kunci terkandung air limbah yang meliputi : 1) diinginkan
bahan baku yang digunakan; 2) proses yang c. Mendaftar semua anggota yang termasuk
terjadi; 3) produk yang dihasilkan; 4) Identifikasi sebagai populasi dan sampel
setiap senyawa yang terkandung. d. Menentukan jumlah sampel dengan rumus
Keberadaan industri kain jumputan di Tuan tertentu
Kentang Kertapati Palembang sebanyak 26 home e. Memilih sampel dengan menggunakan prinsip
industry sebagai pusat sentral industri kain di acak dalam teknik random
Kota Palembang membawa dampak positif
sekaligus dampak negatif. Dampak positif Besarnya sampel dalam penelitian ini
tersedianya lapangan pekerjaan bagi masyarakat ditentukan dengan rumus perhitungan sampel
di sekitar sedangkan dampak negatifnya yaitu minimal dari Paul Leedy sebagai berikut :
menimbulkan pencemaran air. Industri kain
jumputan Tuan Kentang semuanya tidak memiliki
instalasi pengolahan air limbah (IPAL), sehingga
pembuangan limbah cair tersebut dialirkan ke
selokan yang bermuara di sawah pemukiman
Dimana : N = Ukuran Sampel
penduduk sekitar.
Z = Standard Score untuk ∞ yang dipilih
IPAL merupakan hal penting dalam
e = Sampling error
mengolah air limbah sebelum dialirkan ke badan
P = Proporsi harus dalam populasi
air (sungai, selokan, dan sebagainya). Sinergritas
masyarakat menjadi modal utama dalam
Dengan berdasarkan rumus di atas maka
pemeliharaan IPAL. Seluruh masyarakat yang
jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan
menggunakan IPAL menjaga air limbah yang
sejumlah 105 KK. Pada penelitian ini, peneliti
dialirkan ke IPAL tidak mengandung sampah. Hal
menggunakan kuesioner berbentuk skala model
yang sering terjadi pada masyarakat kota yaitu
Likert untuk mengetahui persepsi responden
membuang sampah ke air limbah (Nafi’ah, 2015).
penelitian. Pengumpulan data variabel bebas dan
Kelembagaan pengelola IPAL perlu
terikat menggunakan kuesioner. Setelah data
dibentuk agar pengelola IPAL dapat ditangani
terkumpul kemudian dilakukan analisis data
dengan baik dan teratur. IPAL harus dikelola
univariat, bivariat dilanjutkan dengan regresi
dengan baik agar dapat beroperasi secara
logistik biner. Penelitian ini telah mendapatkan
Meriyani, Analisis Determinan Persepsi Masyarakat Mengenai Kesehatan Lingkungan 165
persetujuan etik penelitian dari Komisi Etik Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden
Penelitian Kesehatan Fakultas Kesehatan Variabel n %
Masyarakat, Universitas Sriwijaya No. Umur
193/UN.9.1.10/KKE/2018. <42 tahun 56 53,3
> 42 tahun 49 46,7
Jenis Kelamin
Perempuan 66 62,9
HASIL
Laki-laki 39 37,1
Tingkat Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian yang Rendah (<SMA) 69 65,7
diperoleh, 105 responden sebagai sampel Tinggi (≥ SMA) 36 34,3
penelitian menunjukkan bahwa paling banyak Kondisi Sanitasi
berumur <42 tahun, jenis kelamin perempuan Lingkungan 62 59
paling banyak, tingkat pendidikan yang tinggi Kurang Baik 43 41
(<SMA). Sebagian besar responden memiliki Baik
kondisi sanitasi lingkungan kurang baik dan pada Persepsi Masyarakat
variabel persepsi, responden paling banyak Kurang Baik 56 53,3
mempunyai persepsi kurang baik terhadap sentra Baik 49 46,7
industri kain jumputan.
Variabel umur responden memiliki prevalensi masyarakat yang berumur <42 tahun
hubungan untuk mempengaruhi persepsi 1,7 kali memiliki persepsi kurang baik
masyarakat p-value=0,009 (𝛼=0,05). Berdasarkan dibandingkan dengan masyarakat yang berumur
tabel diatas di dapatkan PR 1,704 yang artinya >42 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat meningkatkan 0,5 kali memiliki persepsi baik
hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan.
dengan persepsi masyarakat dengan p- Diketahui bahwa jenis kelamin menjadi faktor
value=0,003 (𝛼=0,05). Berdasarkan tabel diatas protektif persepsi baik terhadap sentra industri
di dapatkan PR 0,512 yang artinya prevalensi jumputan Tuan Kentang Kertapati Palembang.
masyarakat yang berjenis kelamin laki-laki
Terdapat perbedaan yang bermakna 1,7 yang artinya prevalensi masyarakat yang
dengan p-value = 0,019 (𝛼= 0,05) menunjukkan tingkat pendidikan rendah (<SMA) akan 1,7 kali
bahwa variabel tingkat pendidikan memiliki memiliki persepsi kurang baik dibandingkan
hubungan untuk mempengaruhi persepsi dengan tingkat pendidikan tinggi (≥SMA).
masyarakat. Berdasarkan tabel 4 di dapatkan PR
166 Jurnal Kesehatan, Volume 10, Nomor 2, Agustus 2019, hlm 163-168
Terdapat perbedaan yang bermakna yang optimal dalam menerima hal-hal yang baru.
dengan p-value=0,031 (𝛼=0,05) menunjukkan Penelitian Kustanti (2009) responden dengan usia
bahwa variabel kondisi sanitasi lingkungan 39-45 tahun sebanyak 57% memiliki aspek
memiliki hubungan untuk mempengaruhi pemahaman masyarakat cukup baik dalam arti
persepsi masyarakat. Diketahui bahwa orang positif tentang fungsi drainase di pemukiman
yang mempunyai kondisi sanitasi kurang baik 1 masyarakat. Penelitian Yulanda (2013) Sebagian
kali lebih besar untuk meningkatkan persepsi responden pada penelitian ini berada yaitu
yang kurang baik terhadap sentra industri sebanyak 70% atau sebanyak 21 responden
jumputan Tuan Kentang Kertapati Palembang. berusia 37 tahun. Hal ini bisa dilihat berdasarkan
jumlah penduduk yang mayoritas tergolong usia
Tabel 6. Hasil Analisis Model Akhir pertengahan (30-50 tahun) memiliki persepsi
95% CI For EXP (B) terhadap pengelolaan lingkungan. Penelitian
Variabel p-value OR
Min Maks Laksmi (2008), umur 40 tahun sebanyak 33,3%
Umur 0,009 3,361 1,349 8,374 memiliki hubungan terhadap pengelolaan sampah.
Penelitian Ferosandi (2017) usia responden <42
Hasil analisis multivariat menunjukkan tahun sebanyak 58%, semakin muda usia akan
bahwa variabel yang mempunyai hubungan meningkatkan kebijakan dalam memberikan
dengan persepsi masyarakat terhadap sentra persepsi tentang kesehatan masyarakat.
industri jumputan di Kota Palembang adalah Dengan demikian dapat disimpulkan
variabel umur. bahwa variabel umur berhubungan terhadap
persepsi masyarakat, masyarakat yang berumur
<42 memiliki persepsi kurang baik terhadap
PEMBAHASAN limbah kain jumputan Tuan Kentang Kertapati
Palembang. Masyarakat sekitar sudah mengetahui
Hubungan Umur dengan Persepsi Masyarakat dampak bahaya limbah kain jumputan, akan tetapi
sudah terbiasa dengan lingkungan pemukiman
Menurut data dari Kelurahan Tuan seperti itu telah lama. Maka masyarakatpun, tidak
Kentang, yang tercatat masyarakat berada di terlalu menghiraukan tentang dampak limbah kain
lingkungan RT 31, RT 01, RT 26, RT 27 jumputan, setelah dilakukannya wawancara dan
masyarakat jumlah umur muda lebih banyak pembagian kuesioner, responden menganggapi
daripada umur tua. Hasil multivariat dengan dengan baik bahwa ternyata dampak limbah kain
menggunakan uji regresi binary logistic jumputan berbahaya bagi kesehatan dan
OR=3,361 (95% CI: 1,349-8,374) dengan nilai p- lingkungan masyarakat sekitar.
value=0,009 menunjukan bahwa variabel umur
merupakan variabel yang paling dominan Hubungan Jenis Kelamin dengan Persepsi
berhubungan terhadap persepsi masyarakat di Masyarakat
lingkungan sentra kain jumputan.
Berdasarkan teori Rosentoch & Baker Hasil wawancara selama penelitian
(1974), Fisher (1984) dalam Laksmi (2008) berlangsung, responden yang diteliti paling
bahwa usia merupakan salah satu faktor yang banyak berjenis kelamin perempuan yaitu 66
mempengaruhi persepsi. Usia termasuk faktor orang dan responden laki-laki didapatkan
modifikasi yang mempengaruhi persepsi dalam sebanyak 39 orang. Hal berkaitan ini dengan
teori Health Belief Model. Pengaruh usia dan pekerjaan yang sebagian besar responden adalah
persepsi, dimana seorang balita tidak akan bisa ibu rumah tangga dan wiraswasta. Hasil
membedakan sesuatu berbahaya pada dirinya multivariat dengan menggunakan uji regresi
dibandingan seseorang yang lebih tua usianya. binary logistic menunjukan bahwa jenis kelamin
Penelitian Tuty (2017) usia responden 17- merupakan bukan variabel confounding terhadap
34 tahun sebanyak 66% termasuk dalam usia persepsi masyarakat di lingkungan sentra kain
muda, mempunyai kemampuan fisik dan mental jumputan.
Meriyani, Analisis Determinan Persepsi Masyarakat Mengenai Kesehatan Lingkungan 167
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Nurisman, S., Prasetyowati, dan Laksmi. (2008). Persepsi Pekerja di Tempat
Haryani K. (2011). Pengolahan Air Pembuangan Akhir (TPA) X Terhadap
Limbah Pewarna Sintetis Dengan Risiko Sampah Longsor. (Tesis. Fakultas
Menggunakan Reagen Fenton. Prosiding Kesehatan Masyarakat, Universitas
Seminar Nasional Avoer Ke-3. ISBN 979. Indonesia). Depok.
587-395. Lestari, S. (2016). Persepsi Masyarakat Terhadap
Akarslan dan Demiralay. (2015). Effects of Aspek Sosial Ekonomi Ruang Terbuka
Textile Materials Harmful to Human Hijau Taman GOR Di Kota Palu Provinsi
Health. International Conference on Sulawesi Tengah. Warta Rimba. Issn:
Computational and Experimental Science 2406-8373. (1).74-81
and Engineering. 128(2). 407-408. Nafi’ah.B.A. (2015). Implementasi Instalasi
Ferosandi A. (2017). Analisis Persepsi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Domestik
Masyarakat Lingkungan Industri Karet Komunal: Model Tata Kelola Lingkungan
Remah di Kota Palembang. (Tesis, Deliberatif Dalam Good Environmental
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Governance Di Kota Blitar. Jurnal
Universitas Sriwijaya). Kebijakan dan Manajemen Publik.
Hermawan, Y. (2015). Hubungan antara tingkat Volume 3, Nomor 3. Hal 218-224
pendidikan dan persepsi dengan perilaku Singh. (2016). Safety And Health Issues In
ibu rumah tangga dalam pemeliharaan Workers In Clothing And Textile
kebersihan lingkungan. Bumi Lestari Industries. International Journal of Home
Journal of Environment, 5(2). Science. 2(3). 38-40
Hesty. (2015). Hubungan Antara Pengetahuan Tuty. N.W.D. (2017). Korelasi Faktor Pembentuk
dan Sikap dengan Tindakan Sanitasi Persepsi Dengan Persepsi Konsumen
Lingkungan Masyarakat di Kelurahan Terhadap Media Pemasaran Online.
Buraka Kecamatan Pulau Bunaken Kota Journal Of Sustainable Agriculture. 32(2).
Manado. Jurnal FKM Manado. 108-115. (www.Goodplant.co.id)
Kustanti, S. (2009). Perilaku Dan Persepsi Yulanda. (2013). Persepsi Perempuan Terhadap
Masyarakat Terhadap Program Lingkungan Hidup dan Partisipasinya
Pengelolaan Limbah Cair Domestik dalam Pengelolaan Sampah Rumah
Dengan Sistem Sanitasi Terpusat Di Tangga. Jurnal Sosiologi. 1(2). 165-181.
Kecamatan Gubeng Surabaya. Jurnal
Lingkungan. 1-28