Вы находитесь на странице: 1из 13

BAB X

OBLIGASI

10.1 Karakteristik dan Jenis Obligasi


Obligasi (bond) adalah sekuritas berpendapatan tetap (fixed income securities)
yang diterbitkan berhubungan dengan perjanjian hutang. Obligasi memiliki
Karakteristik sebagai berikut :

(1) Surat berharga yang mempunyai kekuatan hukum.


(2) Memiliki jangka waktu tertentu atau masa jatuh tempo
(3) Mem berikan pendapatan tetap secara periodik

(4) Ada nilai nominal. Nilai nomiinal obligasi disebut juga nilai pari, par
value, stated value, face value atau nilai kopur.
• Jenis Obligasi Berdasarkan penerbitnya:
1) Obligasi Pemerintah Pusat (government bond)

2) Obligasi Pemerintah Daerah (municipal bond), yang terdiri atas general


obligation bond dan revenue bond. General obligation bond adalah jenis
municipal bond yang sumber arus kasnya dari penerimaan pajak.
Sedangkan revenue bond merupakan jenis municipal bond yang
membayarkan kupon maupun pokok pinjaman dari proyek yang
dibiayainya.
3) Obligasi Badan Usaha Milik Negara (state owned company bond)

4) Obligasi Perusahaan Swasta (corporate bonds)

• Jenis Obligasi Berdasarkan jaminan:


1. Unsecured bonds/debentures: obligasi tanpa jaminan. Ada dua tingkat
debenture yaitu senior dan yunior (subordinate debenture) artinya jika
terjadi default, klaim yunior dipertim bangkan setelah klaim senior
terpenuhi.
2. Sedangkan obligasi yang memberikan jaminan disebut indenture, berikut
jenis-jenis indenture.
50
• Mortgage bonds: obligasi yang dijamin dengan properti. Apabila terjadi
default, pemegang obligasi (investor) berhak memperoleh properti yang
dijaminkan dan menjualnya sebaga klaim atas perusahaan.

• Collateral trust obligasi: obligasi yang dijamin sekuritas lain yang


biasanya dimiliki oleh wali amanat (trustee) apabila sekuritas
perusahaan cabang telah digunakan sebagai jaminan perusahaan pusat.

• Equipment trust certificates: obligasi yang dijamin aset tertentu misalnya


pesawat, mobil, mesin.

• Collateralized mortgage obligations: obligasi yang dijamin pool of


mortgages atau portfolio mortgage-backed securities. Penghasilan kupon
obligasi ini terutama disediakan oleh mortgages yang dijaminkan.
• Jenis Obligasi Berdasarkan jenis kupon:

1) Fixed rate obligasi: obligasi yang memberikan tingkat kupon tetap


sejak diterbitkan hingga jatuh tempo
2) Floating rate obligasi: obligasi yang tingkat bunganya mengikuti
tingkat kupon yang berlaku di pasar
3) Mixed rate bonds: obligasi yang memberikan tingkat kupon tetap
untuk periode tertentu misal 1-3 tahun dan setelah tahun tingkat
bunganya mengikuti tingkat bunga pasar.
• Obligasi Berdasarkan kupon:
1) Coupon Bonds: pada obligasi berkupon, penerbit berkewajiban
memberikan kupon sebesar tertentu sesuai kontrak secara pe riodik
kepada investor(lender).
2) Zero Coupon Bonds: untuk obligasi nirkupon, issuer tidak membayar
kupon kepada lender. Lender hanya menerima sekali pembayaran dari
issuer pada saat jatuh tempo sebesar nilai nominal. Maka obligasi
nirkupon ini selalu dijual dibawah nilai nominalnya (at discount), dan
keuntungan bagi investor adalah sebesar selisih antara harga beli
dengan nilai nominal.

• Berdasarkan call feature:

51
1) freely callable bond: obligasi yang dapat ditarik kembali oleh
penerbitnya setiap waktu sebelum masa jatuh tempo. Freely callable
bond memberikan keuntungan penerbitnya jika tingkat bunga
obligasi dari tingkat bunga pinjaman.
2) Noncallable Bond : obligasi yang setelah diterbitkan dan dijual tidak
dapat dibeli atau ditarik kembali oleh penerbitnya sampai dengan
jatuh tempo. Kecuali dibeli melalui mekanisme pasar.
3) defferred callable bond, memiliki grace period, penerbit tidak boleh
menarik obligasinya sampai dengan jangka waktu tertentu, setelah itu baru
obligasi dapat dibeli oleh penerbitnya.

• Jenis Obligasi Berdasarkan konversi.

1. Convertible bond: obligasi yang dapat ditukarkan saham setelah jangka


waktu tertentu
2. Non convertible bond : obligasi yang tidak dapat dikonversi menjadi saham

10.2. Jenis dan Peringkat Obligasi


Sebelum diperdagangkan di masyarakat, obligasi ha rus me lalui proses
pemeringkatan terlebih dahulu. Pemeringkatan terha dap obligasi yang akan
diterbitkan bertujuan untuk menilai kinerja perusahaan penerbit obligasi.
Pemeringkatan terhadap obligasi dinilai sangat pen ting karena dapat
dimanfaatkan untuk memutuskan apakah obl gasi tersebut layak terbit atau
tidak serta mengetahui tingkat risi konya.

Proses pemeringkatan obligasi dilakuk an oleh suatu lembaga pemeringkat


(rating agency). Lembaga pemeringkat yang ada di Indonesia adalah PT
Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO). PT PEFINDO dalam melakukan
pemeringkatan bekerjasama dengan Standard & Poor's. Ta bel memperlihatkan
kriteria peringkat obligasi yang dibuat oleh Standard & Poor's dan Moody's.
Tabe l Peringkat Obligasi yang dibuat oleh Standard & Poor's dan Moody

Bond Quality Rating


Rating Grade Standard & Poor's
Moody's
1 Highest grade AAA Aaa
.

52
2 High grade AA Aa
.
3 Upper Medium A A
.
4 Lower Medium BBB Baa
.
5 Marginally Speculative BB Ba
.
6
.
Highly Speculative B B,Caa
7 Default D Ca,C
.

Interpretasi:
1. Obligasi dengan peringkat AAA (Aaa) = highest grade bond, dinilai
memiliki kualitas investasi tertinggi. Beban risiko sangat kecil,
pembayaran bunga dilindungi margin yang sangat stabil dan pokok
hutang bebas dari risiko tidak terbayar.

2. Obligasi dengan peringkat AA (Aa) dinilai memiliki kualitas yang juga


tinggi walaupun tidak sehandal AAA ( Aaa), meskipun perlindungan
margin atas pembayaran bunga tidak sekuat AAA (Aaa), tetapi penerbit
memiliki fundamental yang bagus.

3. Obligasi dengan peringkat A ma sih menarik untuk diinvestasikan dan


dianggap sebagai obligasi dengan peringkat menengat ke atas. Elemen-
elemen yang menjamin atas pembayaran bunga dan pokok pinjaman
dianggap cukup walaupun ada elemen yang dianggap akan melemah
dimasa mendatang.

4. Obligasi dengan peringkat BBB (Baa) merupakan obligasi dengan


peringkat menengah. Dimana pembayaran bunga dan pokok pin jaman
tidak dilindungi secara baik. Sehingga pembayaran bunga dan pokok
pinjaman yang dianggap cukup pada saat ini. Tetapi ada kemungkinan
bahwa pembayaran bunga dan pokok pinjaman tidak dapat diandalkan
untuk jangka panjang.

5. Obligasi dengan peringkat BB (Ba) dinilai spekulatif (speculative grade


bond) Perlindungan terhadap pembayaran bunga dan po kok pinjaman
sangat moderat Sehingga pembayaran bunga dan pokok pinjaman tidak
dijamin secara baik, baik perusahaan dalam kondisi yang baik maupun
buruk

53
6. Obligasi dengan peringkat B (Caa) sebenarnya kurang memiliki karakter
yang diperlukan untuk investasi (non investment grade). Karena ada
elemen-elemen yang membahayakan terhadap pem bayaran bunga dan
pokok pinjaman sehingga ada kemungkinan default.

7. Obligasi dengan peringkat D (C, Caa) merupakan obligasi pe ringkat


terendah d.an kemungkinan default sangat besar. Obligasi kategori inilah
yang disebut junk bond.

10.3. Rasio Keuangan yang Menentukan Kualitas Obligasi


Penentuan peringkat antara lain didasarkan pada rasio keuangan.
Menurut Standard & Poor's, ada 5 rasio keuangan yang menentukan:

1. Coverage ratio, yaitu times interest earned ratio yang mengukur ke -


mampuan perusahaan membayar bunga dengan laba aperasi sebelum
bunga dan pajak (kadang + penyusutan).

Times Interest Earned Ratio = EBIT (+depresiasi)/bunga = x kali

Artinya setiap rupiah bunga hutang jangka panjang dijamin EBIT


sebesar x kali. Jika Times Interest Earned Ratio menghasilkan angka
yang tinggi menunjukkan bahwa obligasi tersebut memiliki tingkat
keamanan yang tinggi. Dan Fixed Charge Coverage

(EBIT + Biaya sewa)/(Bunga + Biaya sewa)

2. Leverage ratio, Longterm Debt to Equity Ratio = Longterm Debt/ Equity.


Rasio ini penting diketahui karena untuk memprediksi kemam puan
dengan aktivitas perusahaan di masa mendatang, apakah
aktivitasnya relevan dengan beban jangka panjangnya. Jika Longterm
Debt to Equity Ratio terlalu tinggi mengindikasikan bahwa beban
hutang terlalu tinggi, memungkinkan kemampuan perusahaan untuk
melunasi hutangnya masa mendatang layak diragukan.

3. Liquidity ratio, yaitu current ratio (current assetl current liability) dan quick

54
ratio I acid test ratio (current asset-inventories I current liability).
4. Profitability ratio, sebagai ukuran tingkat pengembalian (rate of return)
dari aset maupun ekuitas. Rasia prafitabilitas dapat dijadi kan
indikasi kesehatan suatu perusahaan karena rasia ini meng ukur
kemampuan perusahaan memperaleh keuntungan da:1 melakukan
efisiensi. Rasia prafitabilitas yang terpenting adalah return on asset
(ROA) dan return on equity (ROE).
5. Cash flow - to debt ratio, yaitu perbandingan antara total aliran kas
dengan seluruh hutang.
Ratio Fixed- Cash Flow to Return on Long- Term
Coverage Total Debt Capital (%) to Capital
AAA Ratio
6.34 0.49 24.2 (%)
11.7
AA 4.48 0.32 18.4 19.1
A 2.93 0.17 13.5 29.4
BBB 1.82 0.04 9.7 39.6
BB 1.33 0.01 9.1 51.1
B 0.78 (0.02) 6.3 61.8

10.4. Penilaian Kinerja Obligasi


Metode-metode penilaian kinerja obligasi selengkapnya disajikan dibawah
ini :
1. Pendapatan kupon (Coupon Yield)
Coupon yield atau nominal yield adalah hasil bunga obligasi yang besarnya
sama dengan tingkat kupon (coupon rate) dikalikan nilai no minalnya.
Penetapan tingkat kupon (coupon rate) diatas tingkat bunga pasar
dimaksudkan sebagai premi risiko. Premi risiko ini penting karena untuk
mengkompensasi kemungkinan 'seberapa risiko investasi obligasi.
Contoh:
PT Pratama menerbitkan obligasi dengan nomimal Rp. 10 juta dan tingkat
bunga (kupon) 18% per tahun. Berapakah hasil kupon (coupon yield) yang

dibayarkan jika pembayarannya setiap : a). tahun, b). semester, c). triwulan.
Jawab:

Coupon Yield = tingkat kupon (%) x nilai nominal.

55
a). Coupon Yield = 18% x Rp. 10.000.000 = Rp. 1.800.000
b). Coupon Yield setiap semester = Rp. 1.800.000 : 2 = Rp. 900.000
c). Coupon Yield triwulan = Rp. 1.800.000 ; 4 = Rp. 450.000

2. Hasil Berjalan (Current Yield)


Current yield yaitu proporsi penghasilan obligasi yang berasal dari
pembayaran kupon tahunan relatif terhadap harganya.

Current Yield = (nominal kupon : harga obligasi) x 100%

Contoh:
Obligasi PT Pratama tersebut diperdagangkan dengan harga rata-rata
tertimbang (weight average price) Rp. 8,5 juta. Berapakah hasil tahun
berjalannya (current yield) sesuai soal diatas jika pembayaran kupon
dilakukan setiap tahun?
Jawab :

Current Yield = besarnya nilai kupon nominal: harga obligasi

Current Yield = (Rp. 1.800.000: Rp. 8.500.000) x 100% = 21,17%


3. Hasil hingga jatuh tempo (Yield to Maturity, YTM)
Feld to Maturity merupakan ukuran yield yang terpenting. Investor akan
menerima hasil sesuai Yield to Maturity yaitu sebanding dengan harga yang
dibayar oleh investor apabila dua asumsi terpenuhi, yaitu (1) Investasi
obligasi dilakukan sampai jatuh tempo, (ii). Semua pem bayaran kupon
diinvestasikan kembali pada tingkat YTM. Ada dua metode menghitung
YTM, yaitu rumus harga obligasi dan rumus pendekatan.
Rumus harga obligasi:

Rumus pendekatan:
YTM = {kupon + (nilai nominal - harga obligasi)/N}/

56
{(nilai nominal + harga obligasi):2} x 00% :
N = periode jatuh tempo

Contoh:
Berapakah YTM obligasi PT Pratama jika jatuh tempo 5 tahun?
Jawab :
YTM =[kupon + (nilai nominal - harga obligasi):N] / [(nilai nominal + harga
obligasi):2].
YTM = { Rp. 1.800.000 + (Rp. 10.000.000 - Rp. 8.500.000) : 5} : {( Rp.
10.000.000 + Rp. 8.500.000)}: 2} x 100%
YTM = 7, 135%
4. Hasil hingga ditarik kembali (Yield to Call, YTC)
Hampir sama dengan yield to maturity, yield to call merupakan hasil obligasi
baik dari kupon maupun capital gain/loss. Tetapi yield to call adalah hasil
obligasi callable yang sebelum jatuh tempo, obli gasi tersebut sudah ditarik
kembali oleh penerbitnya. Jadi yield to call sebenarnya tingkat bunga/diskon
yang akan membuat present value aliran kas masuk selama obligasi tersebut dimiliki
hingga ditarik kembali sarna dengan harganya at au total pembayaran.

YTC = {C t : (Pc - Pm ):nc)}: {( Pc + Pm ): 2}


Ct = Kupon Tahunan
Pc = Call Price
Pm = Market Price
N c = N um ber of years to first call
Contoh:
Sebuah obligasi berjangka 10 tahun seharga 102,5% memiliki tingkat kupon 18%.
Tentukan Yield to Call / YTC apabila pada tahun kelima penerbit melakukan
penarikan (call) terhadap obligasi tersebut dengan callprice 105%
Jawab :
YTC = {C t : (Pc - Pm ):ne)}: {( Pc + Pm ): 2}
YTC = {18% : (105% -102,5%): 5)} : {(105% +102,5%): 2}
YTC = 34,7%

57
5. Spot interest rate
Spot interest rate yaitu yield to maturity yang berlaku untuk obligasi nirkupon (zero
coupon bond). Karena obligasi nirkupon tidak memberikan pembayaran kupon
maka perhitungan spot interest r a t emenggunakan pendekatan harga sebagai
berikut:
harga obligasi nirkupon = nilai nominal: (1 + YTM )n

Contoh:
Sebuah obligasi nirkupon dengan nilai nominal Rp. 1.000.000 yang jatuh tempo
5 tahun dijual seharga Rp. 425.000. Tentukan yield to ma turity obligasi nirkupon
tersebut!
Jawab :
n
Harga obligasi nirkupon = nilai nominal : (1 + YTM )
5
Rp. 425.000 = Rp. 1.000.000 : (1 + YTM)
(1+ YTM) 5 = 2,352941

YTM= 18,66%

6. Horizon Yield (Realized Yield)


Seringkali investasi obligasi tidak dipegang hingga jatuh te mpo seperti ketika ada
penurunan tingkat bunga, kondisi ini memberikan potensi kenaikan harga obligasi.
Saat seperti inilah merupakan saat yang tepat bagi investor obligasi melepas
obligasinya untuk mendapatkan capital gain. Investor dapat menghitung hasil
obligasi pada kasus seperti ini dengan horizon yield. Sebagaimana perhitungan
yield to call, hanya saja horizon yield meli batkan predikasi hargajual bukan call
price.

Horizon Yield = { Ct + (Pf - Pm) : hp)}: {( Pf + P rn): 2}

Ct = kupon tahunan
Pf = future selling price
P = harga pasar obligasi
58
hp = holding period
Contoh:
Seorang investor menjual obligasi PT Pratama pada tahun ketujuh seharga Rp.
6,5 juta. Obligasi bernilai nominal Rp. 8 juta tersebut dibeli seharga Rp 5 juta
dengan tingkat kupon 16%. Tentukan horizon yieldnya!

Jawab :

Horizon Yield = C{ + (Pf - Pm) : hp)}: {( Pc + Pm ): 2}


t

Horizon Yield = {Rp.1.280.000+ (Rp.6.500.000 - Rp.7.500.000):7)}:


{(Rp. 6.500.000 +Rp. 5.000.000): 2}
Horizon Yield = 19,77%

10.5. Penetuan Harga Obligasi


1. Penentuan Harga obligasi Berkupon

Harga Obligasi adalah jumlah present value aliran kupon ditambah


present value nilai nominal
Contoh:
Berapakah harga obligasi bernilai nominal Rp. 10 juta dengan tingkat kupon
16% dan jatuh tempo 3 tahun? tingkat keuntungan yang di syaratkan investor
adalah 18%
Jawab:
kupon nominal = 16% x Rp. 10.000.000 = Rp. 1.600.000
2
harga = Rp. 1.600.000: (1+ 18%) + Rp.1.600.000: (1 + 18%) + Rp.1.600.000:
3
(1+18%) + Rp.10.000.000 : (1+18%)3 = Rp.9.565.260

2. Penentuan Harga Obligasi tanpa Kupon


Harga = nilai nominal: (1 +r) t, dimana r = tingkat bunga dan t = waktu
jatuh tempo.
Tetapi karena pada kenyataannya tingkat bunga berfluktuasi maka harga
obligasi tanpa kupon adalah

59
P = nominal: {(l-r 1)(l+E[r 2])(I+E[r 3)(I+E[r 4])+(l+E[rn] dimana r 1 = tingkat
bunga saat ini, E[r 2]), E[r 3], E[r4] adalah perkiraan tingkat bunga pada tahun
kedua, ketiga, keempat, sedangkan E[r t ] = perkiraan tingkat bunga pada
tahun t dan t= waktu jatuh tempo
Contoh:
Sebuah obligasi nirkupon (zero coupon bond) dengan nilai nominal Rp.lO juta
dan jatuh tempo 3 tahun . Tingkat suku bunga tetap 16%, berapakah harga
obligasi nirkupon tersebut? Jika obligasi nirkupon dengan nominal sarna
jatuh tempo 5 tahun dan tingkat bunga pada tahun keempat-kelima 15,5%,
berapakah harganya?

Jawab :
kasus pertama adalah obligasi nirkupon dengan nilai nominal Rp. 10 juta dan
jatuh tempo 3 tahun, tingkat suku bunga tetap 16%. Harganya = Rp.
3
10.000.000 : (1 + 16%) = Rp. 6.406.576

Kasus kedua adalah. obligasi nirkupon dengan nilai nominal Rp. 10 juta dan
jatuh tempo 5 ta hun, tingkat suku bunga tahun ke 1-3 = 16% dan tahun ke 4-5
= 15,5% maka harganya = Rp. 10.000.000 : (1 + 16% ) x (1 + 16%) x (1+
16%) x (1+ 15,5% ) x ( 1 + 15,5% ) = Rp. 4.802.441.

Kasus ketiga: Bagaimanakah harga obligasi nirkupon (zero coupon bond)


dengan nilai nominal Rp. 10 juta dan jatuh tempo 3 tahun serra tingkat suku
bunga tetap 15,5%?
Jawab : harganya = Rp. 10.000.000:( 1 + 15,5% ) x ( 1 + 15,5% ) x (1+ 15,5% )
= Rp. 6.490.140.

Dari perhitungan diatas, bandingkan harga obligasi nirkupon dengan nilai


nominal Rp. 10 juta dan jatuh tempo 3 tahun serta tingkat suku bunga tetap
16% (Rp. 6.406.576) dengan harga obligasi nirkupon de gan nilai nominal dan
jatuh tempo sarna tetapi tingkat suku bunga teaih rendah yaitu 15,5% (Rp.
6.490.140 ). Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat suku bunga berhubungan
terbalik dengan harga obligasi. Pada saat tingkat suku bunga mengalami

60
penurunan harga obligasi nengalami apresiasi.
Harga yang Dikutip (Quoted Bond Price) dan Bunga Bertumbuh
(Accrued Interest)
Seringkali media masa invest asi menyajikan daftar harga obligasi yang
ditransaksikan selama periode tertentu. Harga obligasi yang dikutip pada media
investasi itu merupakan harga kuotasi {quoted price). Harga kuotasi (quoted
price) belum tentu mencerminkan harga yang sebenarnya (actual price) yang
harus dibayar in vestor. Harga kuotasi (quoted price) bisa sama dengan harga
yang sebenarnya (actual price) jika obligasi berada tepat sesuai tanggal
pembayaran kupon. Tetapi harga kuotasi (quoted price) tidak sarna dengan
harga yang sebenarnya (actual price) apabila transaksi ob ligasi tidak sesuai
tanggal pembayaran kupon. Karena harga yang dikutip belum termasuk bunga
terhitung (accrued interest) yang menjadi hak pemilik obligasi lama. Misalnya
sebuah media menyajikan harga sebuah obligasi = 95, berarti harga obligasi
tersebut 95% dari nilai nominalnya atau obligasi tersebut ditransaksikan dengan
diskon.
Hal yang sama jika harga kuotasi sebuah obligasi 105 berarti harga obligasi
tersebut 105% dari nilai nominalnya. Karena harga obligasi melebihi 100%
maka obligasi tersebut ditransaksikan dengan premium. Yang sering kita baca
dalam media masa bahwa harga kuo tasi (quoted price) disajikan dalam bentuk
WAP (weighted average price) yaitu harga rata-rata tertimbang terakhir. Jika
sebuah obligasi dibeli diantara tanggal pembayaran kupon, maka pembeli harus
membayar kepada penjual bunga terhitung (accrued interest) sesuai dengan
ketentuan tingkat bu nga dan periode pembayaran kupon (catatan : untuk
perhitungan semiannual = 182 hari dan annual = 364 hari).
Sebagai ilustrasi kita akan menghitung harga aktual obligasi dengan nilai
nominal Rp. 1.000.000, WAP=95, tingkat k upon 17%, semiannual. Obligasi
tersebut terjual setelah melewati 40 hari dari tanggal pembayaran kupon.
Berapakah actual price yang menjadi hak penjual? Karena semiannual berarti
besarnya kupon = 17%:2 x Rp. 1.000.000 = Rp. 85.000. Maka besarnya accrued
interest pada obligasi terse but adalah Rp. 85.000x(40/182hari)=Rp. 18.681,32.
Harga kuo tasi sesuai WAP adalah 95 berarti harga obligasi ini adalah 95% x

61
Rp. 1.000.000 = Rp. 950.000 (diskon). Dan harga sesungguhny8. yang harus
dibayarkan oleh pembeli kepada penjual adalah. Rp. 950.000 + Rp. 18.681,32
= Rp. 968.681,32.
Dengan perhitungan yang sam a, obligasi dengan nominal Rp. 1.000.000 terse
but, tingkat kupon 17% annual, terjual 40 hari setelah pembayaran kupon
maka accrued interest = 17% x Rp. 1.000.000 x (40/364 hari) = Rp. 18.681,32

62

Вам также может понравиться