Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
M. Samir Fuadi
Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta
Email: samirfuady@yahoo.com
ABSTRACT
Meet the need for a formal legal rules supplement the provisions of the rules of all
the Muslims, feel the need and compelled to hold the rules in various areas of life,
follow-up existing legacy rules and rules at the time or was captured settlers as
well as thoughts that awakened among mahommedans himself, then there were
the rules of Islam according to the dignity that philosophic transformative needs to
be maintained and developed in Islamic country in the world. The rules and laws
that are widely known as the rule of law on the judiciary, marriage, inheritance,
maintenance, zakat waqaf muamalah maliyah, and more. Of the many rules that
are required and some of which have been formalized rules can be found a very
concerned with marriage life and continuity of life. The Islamic countries in the
world to be appointed as case in the implementation of the renewal of Islamic law
in the field of marriage or also called al-ahwal al-syakhshiyah. The more detailed
laws contained in the nas syara ' as a primary source of legal requirements
referring to the unification of family law, the purposes of the renewal of the law,
gender issues and charge the sect, the rest will wake up in accordance with the
habits and customs of the local people who counted very plural according to the
plurality of people in the place and the time the law was formulated in the country
concerned in addition must also add elements of gender and the distribution
according to the Constitution of its Constitution. In addition to the existence of an
article that meets the scientific validity, in the execution of his entire source
described according to the methodology that supports sources from libraries in
various writings that can be accountable and empirical data examined cases. This
research was conducted in a comparative study between Malaysia and Pakistan.
Pendahuluan
Masing-masing negara didunia mempunyai aturan dan hukum yang
berbeda sesuai dengan kecenderungan mazhab yang kondusif, bentuk peradilan
dan kultur masyarakatnya serta isu-isu yang menyertainya seumpama aturan
hukum tentang Peradilan, Perkawinan, Kewarisan, Pengelolaan Waqaf, Zakat
Muamalah maliyah lainnya. Keseluruhan aturan tersebut diatas melingkupi umat
Islam di negra-negara Islam didunia saat ini. Penulis berkenan memilih, meneliti
dan membandingkan dua buah negara Islam yang terdekat dengan Indonesia,
penelitian dalam fariable pelaksanaan Hukum keluarga terutama tentang
1.Urf.
Hasbi Ash-shiddieqie didalam bukunya falsafah hukum Islam memberi
batasan Urf, dinamakan juga ‘adah adalah kebiasaan-kebiasaan yang telah
menjadi dan praktek kehidupan masyarakat, yang dianggap baik menurut
pendapat umum (ma’ruf) atau lawan tidak baik.
Urf dapat disandarkan sebagai sumber istinbath ketika tidak ada terdapat
dalam bahasan 2 sumber utama yaitu al-Qur’an dan al-Hadist dan tidak
bertentangan dengan keduanya. Urf dengan ini dapat dibagi kepada dua :
Malaysia
Malaysia sebagai salah satu negara Islam di Asia Tenggara, mempunyai
negara yang berbentuk negara federal dalam 11 negeri kerajaan yang merdeka dari
Inggris pada tahun 1947, selama pemerintahan british itu pemerintah Inggris
mengambil mana-mana suatu bentuk enakmen legislatif lokal berhubungan
dengan fungsi negara dalam hal pendirian akhir agama Islam, proses pengadilan
untuk menerapkan hukum syariat Islam dan peraturan administrasi lembaga
sosial-hukum Islam seperti pernikahan , perceraian dan kewajiban keluarga.
Sistem tersebut berlanjut sehingga negara Malaysia merdeka.
Dengan bertumpu pada bentuk konstitusi federal 1948 yang telah ada
dirancang aturan yurisdiksi sesuai Hukum dan Administrasi Islam yang mendapat
pengakuan negara secara formal disebut “Konnstitusi Federal Malaysia 1963 dari
konstitusi sebelumnya yang bernama “Konstitusi Federal Malaya”, dalam
menjalani sejarah kemerdekannya sejauh ini telah banyak terjadi pembaharuan
dalam melaksanakan hukum keluarga Islam namun belum mengadakan ketentuan
hukum tentang peminangan secara substansi.7
Konstitusi tersebut mengalami perubahan beberapa kali amandemen
sebagai berikut :
1. Undang-undang Administrasi Syari’ah 1952-1978 ;
2. Reformasi Huklum Keluarga Islam ( Perkawinan dan Perceraian) 1976-1980
3. Undang-undang Substansi Syari’ah 1983-1985, berupa enakmen akta hukum
keluarga Islam untuk negeri Kelantan, dan Malaka, tahun 1984 diberlakukan
_____________
6
Bandingkan, Pinangan bukan bahagian dari aqad dan bukan pengantar nikah yang
bersifat keharusan, karena boleh saja aqad tanpa pinangan. Pinangan semata adalah sebatas janji
nikah, tidak ada kewajiban dan keharusan sesuatu bagi kedua belah pihak, oleh karena itu boleh
saja masing-masing pihak merusak pinangannya dan meninggalkannya tanpa ada pemilikan dari
pihak lain dengan sebenarnya seperti pemilikan pernikahan. Keharusan seperti ini akan
menyebabkan bencana atau kerusakan kepada sepasang suami isteri atau masyarakat. Tidak ada
keharusan dalam keputusan aqad yang bahaya (aqd al-khathir), demikian pendapat yang kuat
menurut fuqaha syari’ah dan para tokoh perundang-undangan. Mahar dan hadiah tidak bisa
dimiliki tanpa adanya aqad, maka seyogianyalah harus dikembalikan pada ketika peminangan
tidak berlanjut. Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahab Said Hawwas, Fiqh
Munakahat, Khitbah..., 30..
7
Tahir Mahmood, Personal Law in Islamic Countries – History, Taxs and Comparative
Analysis, (New Delhi: Academy of Law and Religion, 1987), 222
_____________
8
Tahir Mahmood, Personal Law..., 223
Pakistan
Pakistan yang merdeka pada tahun 14 Agustus 1947 mempunyai Kons-
titusi negara yang dibuat setelah itu berasal dari Konstitusi India 1935. Pakistan
merupakan negara Islam yang sangat solid dengan mazhab Hanafi yang terkenal
sangat rasional terhadap masalah-masalah yang menyangkut dengan masalah
personal dalam sosial kemasyarakatan disamping itu adanya beragam pemikiran
dan paham yang berkembang seperti aliran Syi’ah Istna ‘Asyariyah/Ismaliyah,
Qadiani dan juga golongan non Muslim yang mempunyai keragaman aspirasi9,
sehingga menjadikan Pakistan sebagai salah satu negara Islam yang mempunyai
keragaman masyarakat yang boleh dikatakan komplek.
Dengan format masyarakat negara yang demikian Pakistan tergolong salah
satu negara Islam yang proaktif terhadap pembaharuan hukum keluarga dari ujud
hukum keluarga dasar undang-undang yang mengatur tentang Perkawinan-
Perceraian, warisan dan waqaf.
Pembaharuan tersebut sangat menyangkut dan kerja keras Pemerintah
dengan melibatkan berbagai unsur formal dan informal seperti penelity, ulama dan
intelktual legislasi sehingga legitimasi peraturan dan perundang undangan yang
seyogianya mengacu pada :
1. Untuk unifikasi Hukum Keluarga ;
2. Untuk meningkatkan status dan kedudukan wanita ;
3. Respon tuntutan dan perkembangan zaman10.
Berpedoman pada aturan-aturan pembentukan dan penemuan hukum,
maka pelaksanaan pembaharuan Hukum keluarga Islam Pakistan tidak meng-
gunakan aturan-aturan legislasi modern, akan tetapi hanya berpegang pada konsep
tradisional, yang menentukan Hukum bukan negara, negara hanya sebagai
pelaksana hukum, Hukum Islam adalah hukum Ilahiyah yang bersifat komplit, yang
terangkum di dalam Al-Qur’an ataupun Hadist, hal ini adalah merupakan tanggung
jawab ulama sehingga Negara dapat berjalan.11
Hukum yang dibuat oleh British sebelum adanya negara Pakistan terus
menjadi hukum Pakistan. Karena memang Hukum tersebut merupakan aspirasi
ulama untuk menjadikan hukum Islam sebagai hukum Pakistan.12
Konstitusi pertama tahun 1956, kedua tahun 1962, adalah Hukum yang di-
ciptakan oleh Modernisme, dengan menciptakan dua institusi untuk
_____________
9
Tahir Mahmood, Personal Law. .., 236
10
Atho Mudzhar, Hukum Keluarga..., 5
11
Rubya Mehdi, The Islamization...., 20
12
Rubya Mehdi, The Islamization..., 25
_____________
13
Rubya Mehdi, The Islamization..., 25
14
Atho Mudzhar, Hukum Keluarga... , 3
15
Tahir Mahmood, Personal Law..., 235
16
Tahir Mahmood, Personal Law..., 237
17
Bandingkan Tahir Mahmood, Personal Law... , 3-13
_____________
18
Rubya Mehdi, The Islamization..., 157
19
Ihsan Yilmaz, Muslim Laws, politik and society in modern nation states: dynamic legal
pluralisms in England, Turkey and Pakistan (England, Ashgate, 1971), 125.
Kesimpulan
Bahwa sesuai dengan kenyataan pelaksanaan perkawinan yang sebahagian
ketentuannya telah diatur dan menurut undang-undang dibeberapa negara Islam
terutama di Asia tengah dan Asia tenggara, melaksanakan hukum Islam dalam
perkawinan tentang masalah peminangan selalu dikaitkan dengan pelaksanaan
hukum tentang mahar dan janji-janji (hadiah) bagi mempelai perempuan untuk
pernikahan sehingga substansi ketentuan hukum Islam dibawah kesadaran hukum
dan akhlak dalam meminang terabaikan. Sebagaimana dalam hal mendahului
peminangan dan sanksi peminangan, apa saja yang dilakukan dalam peminangan
sehingga menjadikan perkawinan nantinya terkesan benar-benar sakral dari awal
perintisan dan dihormati. Bahwa sebagaimana telah diurai di atas di negara Islam
Pakistan dan Malaysia yang mencantumkan peminangan dalam undang-undang
perkawinannya kurang tegas sehingga pelaksanannya lebih bersifat serimonial
daripada pe-laksanaan substansi dari ketentuan Hukum Islam sebagaimana
tersebut diatas.
_____________
20
Adat budaya perkawinan Pakistan dan India, Muslim-Marriage-Guide.Com diunduh
22-12-2010.
21
Ihsan Yilmaz, Muslim Laws, Politik …, 125.
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahab Said Hawwas. Fiqh
Munakahat, Khitbah, Nikah, dan Thalaq. Terj. Abdul Majid Khon.
Jakarta: Amzah, 2009,
Atho Mudzhar. Hukum Keluarga di Dunia Islam. Jakarta: Ciputat Press, 2003.
Rubya Mehdi. The Islamization of the Law in Pakistan. United Kingdom: Curson
Press, 1994.
Muhammad Abu Zahrah. Ushul Fiqh, Terj. Fuad Falahuddin dkk. Jakarta:
Firdaus, 2003.
Nashir Hamid Abu Zaid. Mafhum al-Nash: Dirasah fi ‘Ulum al-Qur’an. Mesir:
Al-Markaz al-Tsaqafi fi al-‘Arabi, 1987.