Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Keywords: The incidence of the fell is one of the hospital serious problems, especially in hos-
Faye G. Abdellah pitalized patient. The number of fall incidence is one of the main indicators in patient
pediatric patient safety and hospital quality. Qualitative study with phenomenology approach was
risk of fall conducted to explore factors affecting the risk of fall in pediatric patients. Four nurses
consist of two team leaders and two associate nurses participated in-depth interviews.
The findings from the interviews were triangulated in some pro-cess including an
interview with the head of an inpatient installation, supervisor, and patient family,
participative observation, documentation of form humpty dumpty and operational
standard prevent risk of fall. The result data was analyzed with the content analysis
method and concluded with a fish bone. Four themes emerged from analysis:
knowledge, human resources, environment, and facilitation. Bad implementation of
operational standard procedure, heavy workload of a nurse with unbalance ratio
between patient and nurses, the slippery floor, unfixed bedside rails, and
unavailability of patient bell have a role in affecting the risk of fall. This study
suggests to held fall prevention education, make a review of nurse's workload with
recalculate the ratio of patient and nurse and upgrade the hospital facilitation and
environment situation.
ABSTRAK
Kata kunci: Kejadian pasien jatuh merupakan masalah serius di rumah sakit terutama pasien rawat inap
Faye G. karena kejadian pasien jatuh merupakan salah satu indikator keselamatan pasien
Abdellah pasien khususnya anak dan indikator mutu rumah sakit. Penelitian bertujuan mengeksplorasi
anak risiko jatuh faktor yang mempengaruhi risiko terjadi jatuh pada pasien anak. Jenis penelitian kualitatif
dengan metode pendekatan fenomenologi. Instrumen menggunakan buku catatan, voice
recorder dan kamera. Sampel penelitian adalah 4 perawat (2 kepala tim dan 2 perawat
pelaksana). Data diperoleh dari wawancara mendalam kepada sampel dan triangulasi
kepada kepala instalasi rawat inap, supervisor dan keluarga pasien, observasi partisipatif,
dokumentasi pengisian formulir humpty dumpty dan langkah pencegahan risiko jatuh.
Analisa data menggunakan metode content analysis dan menarik kesimpulan dengan fish
bone. Hasil penelitian didapatkan 4 tema yaitu pengetahuan, sumber daya manusia,
lingkungan, dan sarana prasarana. Hal ini karena pelaksanaan pencegahan jatuh belum
sesuai standar prosedur operasional, perbandingan jumlah perawat dan pasien yang tidak
seimbang (1 perawat : 6-7 pasien) sedangkan banyak tindakan yang tidak bisa dilakukan
oleh 1 orang perawat, lantai licin, tidak terpasang bed side rel dan belum ada bel pasien.
Saran pada rumah sakit untuk mensosialisasikan pencegahan jatuh, penghitungan beban
kerja, menjaga lantai tetap kering dan pengadaan bel pasien.
Phenomenologis Study: Risk Factors Related To Faal 82
Observasi partisipatif, dimana peneliti terlibat sama persis dengan teori. Jatuh didefinisikan
dengan kegiatan yang dilakukan oleh partisipan. sebagai perubahan posisi dari tempat tinggi ke
Dokumentasi, menggunakan data rekam medis tempat rendah dengan atau tanpa cedera:
pasien untuk melihat penilaian risiko jatuh
(humpty dumpty) dan pelaksanaan pencegahan “......jatuh itu merupakan suatu kondisi dimana posisi
jatuh. Rekam medis yang digunakan berjumlah 72 yang bukan pada seharusnya, misalnya anaknya di
rekam medis yang didapatkan saat 7 kali tempat tidur terjatuh ke bawah sudah tidak pada
wawancara dengan semua partisipan. Triangulasi posisi sebelumnya......” (P1).
sumber, dengan wawancara kepada keluarga
pasien, supervisor dan kepala instalasi rawat inap. Hasil wawancara tentang langkah-langkah
Teknik analisa data yang digunakan dengan pencegahan jatuh, hampir semuanya tidak dapat
metode content analysis, dengan langkah-langkah: menyebutkan dengan lengkap:
1) membuat transkip data, data yang terekam dalam
voice recorder atau dokumentasi lainnya kemudian “.......Upaya pencegahan jatuh biasanya kita lakukan
ditranskrip menjadi sebuah teks narasi berisi pernyataan sejak awal masuk… biasanya kita informasikan ke
partisipan; 2) menentukan meaning unit, yaitu memilah keluarga pasien atau ke orang tua tentang hmm resiko
beberapa kata, kalimat atau paragraf yang mengandung jatuh terutama pada anak itu, jadi ke ibunya
makna dari keseluruhan transkrip. Data yang tidak menjelaskan bahwa anak ini beresiko jatuh jadi hmm
relevan dapat dihilangkan tanpa mengurangi makna dari ortu harus selalu menaikan bed rell ke atas misalnya
data secara keseluruhan; 3) meringkas dan pada saat emm ibunya tidur, kemudian
mengorganisir data, dengan melakukan pengaturan dan pencahayaannya harus yang cukup. Kemudian bantu
pengelompokan data yang mengandung makna sesuai di dekatkan alat - alat hmm..... jangan sampai ada
dengan topik atau pertanyaan yang akan diajukan agar lantai yang licin atau misalnya ada biasanya lebih
mempermudah peneliti dalam menganalisis data; 4) di tekankan pada pendidikan kesehatan.....” (P3).
melakukan abstraksi data, yaitu mengelompokkan data
yang dimiliki makna sama, membuat label data dan Hasil triangulangi dengan supervisor dan
membuat tema; 5) mengidentifikasi variabel dan kepala instalasi rawat inap didapatkan data bahwa
hubungan antar variabel secara kualitatif dengan terdapat 16 langkah pencegahan jatuh pada anak:
mengelompokkan dan merumuskan tema menjadi
variabel; 6) Menarik kesimpulan pada tahap ini peneliti “.......ada prosedur pencegahan jatuh yang harus
memahami kembali seluruh isi data dan dilaksanakan oleh perawat, ada pencegahan umum
mengidentifikasi benang merah dari kumpulan kategori, dan ada pencegahan risiko tinggi.....”
tema, hubungan, antar tema dan variabel. Agar lebih
mudah dipahami peneliti menggunakan diagram tulang Hal ini sesuai dengan hasil dokumentasi
ikan (fishbone). rekam medik yang didapatkan peneliti bahwa
pengisian formulir risiko jatuh humpty dumpty
HASIL sudah terisi lengkap yaitu 100%. Dari 72 rekam
medik pasien, rata-rata 59,49% memiliki nilai
Hasil wawancara dan indepth interview, humpty dumpty risiko tinggi jatuh.
didapatkan tema yang ditemukan yaitu Tidak semua langkah pencegahan diisi
pengetahuan, sumber daya manusia (SDM), karena pengisian langkah jatuh ini berdasarkan skor
lingkungan dan sarana prasarana. Untuk fish bone humpty dumpty, kondisi dan usia pasien. Untuk
dapat dilihat pada gambar 1. langkah pencegahan ini ada beberapa tindakan yang
termasuk kriteria eksklusi diantaranya: anjurkan
PEMBAHASAN pasien memakai alas kaki anti slip, sediakan kursi
roda yang terkunci di samping tempat tidur pasien,
Hasil analisa data yang ada didapatkan 4 tempatkan alat bantu seperti wolkers atau tongkat
tema besar yaitu: dalam jangkauan pasien, optimalisasi penggunaan
1. Pengetahuan kacamata dan alat bantu dengar, alas kaki anti licin,
a. Pelaksanaan pencegahan jatuh belum sesuai nilai kebutuhan akan fisioterapi dan terapi okupasi.
SOP Penilain humpty dumpty membantu perawat
Berdasarkan hasil wawancara, semua dalam mengidentifikasi kondisi risiko jatuh pada pasien.
partisipan dapat mendefinisikan jatuh meskipun tidak Hal ini sesuai dengan teori Faye G. Abdellah
Phenomenologis Study: Risk Factors Related To Faal 84
1. Pelaksanaan
pencegahan jatuh
belum sesuai SOP
2. Metode edukasi
hanya ceramah
1. Bed side 81,81 % belum
rail yang pelatihan
tidak peningkatan mutu
terpasang Sarana & keselamatan
Table 1. Hasil Dokumentasi Pengisian Rekam Medik Formulir Risiko Jatuh Skala Humpty Dumpty
Jumlah pasien
Jumlah formulir risiko jatuh skala dengan skor
Tanggal pasien humpty dumpty yang terisi humpty dumpty
≥ 12
25-01-2017 11 pasien 100% 63,63%
27-01-2017 8 pasien 100% 62,50%
29-01-2017 12 pasien 100% 66,66%
01-02-2018 12 pasien 100% 50%
07-02-2018 11 pasien 100% 63,63%
09-02-2018 10 pasien 100% 60%
20-02-2018 8 pasien 100% 50%
Rata-rata
Total 72 pasien 100%
59,49%
yaitu menyadari masalah keparawatan dan langkah pencegahan jatuh ada 14 langkah
membantu individu untuk menyadari kebutuhan pencegahan umum dan 10 langkah pencegahan risiko
kesehatan dirinya dan mengarahkan dalam tinggi sedangkan partisipan tidak melaksanakan
pencapaian kesehatan fisik dan psikis, mencegah semua langkah pencegahan tersebut. Berdasarkan
terjadinya kecelakaan, cedera, atau trauma lain teori Faye G. Abdellah bahwa perawat harus mampu
serta memberikan perawatan yang berkelanjutan melakukan evaluasi dan penelitian yang
untuk memberikan rasa keamanan pada individu. berkelanjutan untuk meningkatkan keahlian dalam
Kesimpulan dari tema pengetahuan bahwa tindakan keperawatan dan untuk mengembangkan
ada kesenjangan antara pengisian formulir rekam tindakan keperawatan yang baru, untuk memenuhi
medik dengan pelaksanaannya karena di dalam SOP semua kebutuhan kesehatan masyarakat.
85 NurseLine Journal Vol. 3 No. 2 Nopember 2018: 81-88
b. Metode edukasi hanya ceramah sehingga membantu dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
pasien bosan Untuk dinas sore dan malam masing-masing 2
Keluarga pasien merasa bosan bila orang perawat, yang terdiri dari perawat pelaksana
perawatnya mengingatkan terus untuk pencegahan tim 1 dan perawat pelaksana tim 2. Bed occupancy
jatuh. Rate ruang anak adalah 89%.
Perhitungan jumlah perawat sudah sesuai
“........kalo jatuh tidak apa-apa… namanya juga anak- dengan metode Douglas akan tetapi menggunakan
anak, yang penting tidak terluka saja"."iya suka kategori minimal care padahal tidak semua tindakan
ngingetin.ya bosen juga, tapi saya bandel karena keperawatan bisa dilakukan oleh 1 orang perawat dan
kagok......”. belum pernah dilakukan penghitungan jumlah
perawat berdasarkan beban kerja di ruang anak.
Berdasarkan teori Faye G. Abdellah salah
satu tipologi masalah keperawatan yaitu b. Beban kerja dirasakan terlalu berat karena
mempertahankan komunikasi verbal dan non sebagian tindakan yang diberikan tidak bisa
verbal dengan upaya perawat dalam memberikan dilakukan oleh 1 perawat
edukasi pencegahan jatuh dengan memperhatikan Data dari wawancara kepada perawat,
respon keluarga pasien, sehingga keluarga pasien Partisipan merasa kesulitan saat merawat banyak
memahami pentingnya pencegahan jatuh sehingga pasien dan banyak melakukan tindakan keperawatan
berperan serta dalam pencegahan jatuh. sehingga tidak dapat melakukan pengawasan yang
baik terhadap semua pasien. hal ini sesuai dengan
c. Sebanyak 81,81% belum pelatihan mutu dan hasil observasi yang dilakukan peneliti didapatkan
keselamatan pasien hasil jumlah pasien ada 12 anak dengan
Data yang didapatkan bahwa 81,81% ketergantungan minimal yang di pegang oleh 2
perawat ruang anak belum mendapatkan pelatihan perawat pelaksana. Pada hari itu pasien yang harus
peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Akan dilakukan pemasangan infus sebanyak 3 pasien, yang
tetapi pernah diadakan sosialisasi peningkatan harus mendapatkan nebulisasi 4 pasien, yang harus
mutu dan keselamatan pasien 1 kali tahun 2015 pemeriksaan darah 2 pasien dan harus pemeriksaan
akan tetapi hanya diikuti oleh 27,27% perawat radiologi rontgen thorak 1 pasien. Kegiatan perawat
ruang anak karena kegiatan ini disesuaikan dengan pada hari tersebut sangat banyak dan tidak semua
program sosialisasi dan anggaran rumah sakit, dan tindakan bisa dilakukan oleh 1 orang perawat.
72,73% perawat ruang anak mendapatkan Perawat tidak bisa fokus pada 1 kamar pasien tapi
sosialisasi dari kepala ruangan dan kepala tim. harus merawat pasien di 3 kamar lainnya.
Berdasarkan teori Faye G. Abdellah bahwa
d. Keluarga pasien menganggap jatuh adalah perawat harus mampu memberikan perawatan yang
hal yang wajar dan biasa berkelanjutan kepada individu dengan tingkat
Hasil wawancara kepada keluarga pasien ketergantungan dan mengatur rencana keparawatan
menganggap kejadian jatuh merupakan hal yang biasa: menyeluruh untuk memenuhi kebutuhan dasar
pasien. Pada kenyataannya partisipan merasa
“......ya ga apa-apa namanya juga anak-anak kecil kesulitan saat kondisi pasien penuh sehingga tidak
yang penting jangan terluka aja.....” optimal memberikan perawatan.
masalah keperawatan mempertahankan kebersihan 2013, dengan ukuran tinggi 1,2 meter (tinggi
dan kenyamanan fisik. Kondisi lantai yang licin tempat tidur 0,65 meter dan tinggi side rails 0,55
bisa menyebabkan pasien jatuh sehingga perawat meter), panjang 1,78 meter dan lebar 1,03 meter
harus mampu memodifikasi lingkungan untuk (gambar terlampir). Tempat tidur yang tersedia
mencegah kejadian jatuh. khusus untuk pasien dengan ukuran yang telah
Hasil observasi didapatkan terdapat 1 pasien disesuaikan dengan kondisi pasien.
muntah, keluarga pasien tidak memberitahukan pada Hasil observasi peneliti di rumah sakit lain
perawat karena hanya ibu pasien saja yang menunggu menggunakan tempat tidur dengan ukuran berbeda.
anaknya sehingga kesulitan untuk melapor pada Tempat tidur pasien yang digunakan lebih rendah
perawat. Kejadian tersebut diketahui perawat saat dan lebih lebar, bisa digunakan saat ibunya ingin
akan memberikan obat ternyata lantainya licin, tidur bersama anaknya seperti saat menyusui.
perawat tersebut segera memanggil cleaning ser-vice
untuk membersihkannya. c. Tidak ada bel pasien
Teori Faye G. Abdellah mendefinisikan Ruang anak yang terdiri dari 4 kamar pasien
keperawatan sebagai pelayanan komprehensif dan 13 tempat tidur belum dilengkapi dengan bel
diantaranya bekerjasama dengan tim kesehatan pasien, pengadaan bel pasien ini sedang dalam
lainnya dalam merencanakan peningkatan derajat proses. Hal ini juga kendala perawat dalam
kesehatan yang optimal hal ini bisa dilakukan oleh melaksanakan pencegahan pasien jatuh. Nurse sta-
perawat dengan bekerjasama dengan cleaning ser- tion tidak berada di tengah kamar pasien sedangkan
vice dalam memelihara lingkungan agar tetap terdapat kamar pasien yang berada jauh dari nurse
bersih dan kering, sehingga mampu mampu station sehingga apabila keluarga pasien ingin
mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik memanggil perawat akan lama dan jauh sedangkan
yang baik. diruang tidak ada yang menunggu anaknya sehingga
resiko anak jatuh menjadi lebih tinggi.
4. Sarana prasarana
a. Bed side rel yang tidak terpasang SIMPULAN
Berdasarkan hasil wawancara kepada
perawat, didapatkan bahwa bed side rel pada tempat Berdasarkan indepth interview kepada
tidur tidak dinaikan dan kondisi tempat tidur yang perawat di ruang anak rumah sakit dengan
tinggi dapat mengakibatkan pasien jatuh. pendekatan teori Faye G. Abdellah, didapatkan 4
tema besar yaitu pengetahuan, sumber daya
“.......yang paling sering sih. Biasanya kalau di manusia, lingkungan, dan sarana prasarana. Hasil
ruangan rel bed yang tidak terpasang sangat dari tema-tema tersebut adalah:
berpengaruh sekali banyak ada beberapa kejadian
jatuh yang memang bed relnya tidak terpasang.....” 1. Pengetahuan perawat dan keluarga pasien
(P1). tentang risiko jatuh masih kurang
Hal ini dibuktikan dengan sebagian besar
Berdasarkan triangulasi dengan keluarga partisipan hanya menyebutkan tindakan
pasien didapatkan bahwa bed rail sering diturunkan pencegahan jatuh dengan edukasi dan menaikan
oleh keluarga karena merasa kurang nyaman dan bed side rel pasien. Padahal untuk pencegahan
pasien ditunggu oleh ibunya. Hal ini didukung dari resiko jatuh pada anak dapat dilakukan dengan
wawancara kepada instalasi rawat inap tentang memposisikan tempat tidur dengan rendah,
standar peralatan di ruang anak dikatakan bahwa jika memastikan nurse call dalam jangkauan,
ada yang sesuatu masalah terkait bed side rel, tim memastikan lingkungan aman seperti lantai yang
IPSRS langsung menindak lanjuti untuk diperbaiki. tidak boleh licin dan pencahayaan yang cukup.
Pengisian formulir risiko jatuh skala humpty
b. Tempat tidur yang tinggi dumpty 100% dan pengisian langkah pencegahan risiko
Data lain yang didapatkan bahwa keluarga jatuh 100% tetapi pelaksanaannya belum opti-mal. hal
pasien berharap tempat tidurnya bisa lebih rendah. ini dikarenakan tidak semua langkah pencegahan ditulis
Keluarga merasa tempat tidur terlalu tinggi. atau diisi karena pengisian langkah jatuh ini berdasarkan
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa tempat skor humpty dumpty, kondisi dan usia pasien. Untuk
tidur yang digunakan telah sesuai dengan standar langkah pencegahan ini ada beberapa tindakan yang
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun termasuk kriteria eksklusi
87 NurseLine Journal Vol. 3 No. 2 Nopember 2018: 81-88
diantaranya: anjurkan pasien memakai alas kaki tempat tidur pasien yang dianggap terlalu tinggi dan
anti slip, sediakan kursi roda yang terkunci di belum adanya bel pasien. Berdasarkan teori Faye G.
samping tempat tidur pasien, tempatkan alat bantu Abdellah bahwa perawat harus menyadari masalah
seperti wolkers/ tongkat dalam jangkauan pasien, keperawatan. Bed rails yang tidak terpasang dan
optimalisasi penggunaan kacamata dan alat bantu tempat tidur yang tinggi merupakan suatu masalah
dengar, alas kaki anti licin, nilai kebutuhan akan yang bisa menyebabkan pasien jatuh.
fisioterapi dan terapi okupasi.
Langkah pencegahan jatuh sesuai SOP KEPUSTAKAAN
terdiri dari 14 pencegahan umum dan 10
pencegahan risiko tinggi, sedangkan partisipan Alligood, M. 2013. Nursing Theorists and Their Work
hanya melaksanakan 2-3 langkah pencegahan - Pageburst e-Book on Vital Source Almis,
jatuh. Hal tersebut bisa disebabkan karena H. 2016. Risk Factors Related To Caregivers
partisipan belum mengikuti pelatihan peningkatan In Hospitalized Children's Falls', Journal
mutu dan keselamatan pasien sehingga belum of Pediatric, 10.
memahami sepenuhnya langkah pencegahan jatuh. Cahyono, S. 2008. Membangun Budaya
Hal ini sesuai dengan teori Faye G. Keselamatan Pasien Dalam Praktek
Abdellah menyadari masalah keparawatan dan Kedokteran. Yogyakarta: Kanisius
membantu individu untuk menyadari kebutuhan Choo, J., Hutchinson, A., & Bucknall, T. 2010.
kesehatan dirinya dan mengarahkan dalam Nurses' Role in Medication Safety. Journal
pencapaian kesehatan fisik dan psikis. of Nursing Management. Vol.18/No.5.
Diunduh melalui http://web.ebscohost.com/
2. Sumber daya manusia (SDM) ehost/detail?vid=8&h.
Hal ini dapat dilihat dari perbandingan Creswell, J. 2017. Research Design. Yogyakarta:
perawat dengan pasien yaitu 1 orang perawat PustakaPelajar
bertanggung jawab pada 6-7 pasien padahal banyak Daly, J., Speedy, S., Jackson, D. 2010. Contextx of
tindakan yang tidak bisa dilakukan sendiri. Perawat Nursing : An Introduction. 3rd Ed.
merasa tidak optimal melakukan observasi pasien. Elsevier : Australia.
Berdasarkan teori Faye G. Abdellah bahwa Deborah, H., Rodrigues, Patricia, R., Phoebe, D.,
perawat harus mampu memberikan perawatan yang & Richard, A. 2009. The Humpty Dumpty
berkelanjutan kepada individu dengan tingkat Falls Scale : A Case-control Study',Journal
ketergantungan dan mengatur rencana keparawatan Com-pilation, JSPN 20, 14.
menyeluruh untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien. Departemen Kesehatan RI. 2008. Panduan Nasional
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient
3. Lingkungan safety, edisi 2. Jakarta: Bakti Husada.
Lantai yang licin dapat menjadi risiko Departemen Kesehatan RI. 2008. Upaya
terjadinya jatuh. Kurangnya kerjasama antara perawat Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit
dan orang tua dalam menjaga lingkungan yang aman (konsep dasardan prinsip). Jakarta: Depkes
dan kondusif membuat lingkungan berisiko untuk RI
pasien jatuh. Hal ini dikarenakan pasien yang muntah Hamdani, S. 2008. Analisis Budaya Keselamatan
atau air yang tumpah. Orang tua biasanya akan Pasien (Patient Safety Culture) di rumah
melapor ke perawat dan perawat akan meminta sakit islam jakarta', Tesis Program Pasca
petugas kebersihan untuk membersihkan karena Sarjana FIK,UI.
petugas kebersihan tidak selalu ada di ruangan. Hassani, S., Lindman, AS., Kristoffersen, DT., Tomic,
Berdasarkan teori Faye G. Abdellah bahwa O., & Helgeland, J. 30-Day Survival Prob-
perawat harus mempertahankan kebersihan dan abilities as a Quality Indicator for Norwe-
kenyamanan fisik sehingga perawat harus mampu gian Hospitals: Data Management and
memodifikasi lingkungan untuk mencegah kejadian Analysis. PLoS ONE. 2015 Sep 9;10(9).
jatuh. Hal tersebut sesuai dengan teori mencegah Kohn, L., Corrigan, J., & Donaldson, M. 2000.
terjadinya kecelakaan, cedera atau trauma lain. Insti-tute of medicine to err is human:
building a safer of health system, National
4. Sarana prasarana yang kurang mendukung Academy Press, Washington DC.
Sarana prasarana yang kurang mendukung Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit. 2008.
yaitu bed side rails yang sering tidak terpasang, Pedoman pelaporan insiden Keselamatan
Phenomenologis Study: Risk Factors Related To Faal 88