Вы находитесь на странице: 1из 17

PEMBELAJARAN PEMISAHAN CAMPURAN

DENGAN METODE PRAKTIKUM DI SMP


(Implementasi Lesson Study Kimia di Kabupaten Sumedang)

Susiwi1, Cincin Cintami2, Gebi Dwiyanti1, Galuh Yuliani1


1
Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung
2
SMP Negeri 4 Sumedang

Abstract

This research has a purpose to gather information of how the learning of


separating substances from mixture by laboratory method in Junior High
School. The characteristic of this research is descriptive. This learning is an
implementation of chemistry Lesson Study in Kabupaten Sumedang. The open
class are held under the supervision of some observer that consist of teachers
and head masters of Elementary School and Junior High School. The result of
the research are: 1)The subject matter are consist of four experiments: filtration,
recrystallization, distillation, sublimation. Each of these experiments are fully
equiped with worksheet. 2)This learning is a laboratory work with local
material based, the apparatus are made from unused items from the
neighborhood. 3)Many substances in daily life can be used for the experiment.
4)The students’ activity from the begining to the end of the lesson are very
good. None of the students look bored. 5)The reflection results of the observer
are: a)the time alocation is improper; b)the order to draw the apparatus isn’t
necessary; c)the students’ activity from the begining to the end of the lesson are
very good; d)the interaction inside group isn’t good; e)the time of each
experiments must be uniformed; f)the teacher’s patient needed to guide the
students to conclude the result of this lesson.

Pendahuluan
Sains merupakan ilmu tentang fenomena dan perilaku alam sepanjang dapat diamati oleh
manusia. Sains tumbuh dan berkembang berdasarkan eksperimen-eksperimen. Sebagai ilmu yang
tumbuh secara eksperimental, maka sains mengandung pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
prosedural. Pengetahuan deklaratif dipelajari siswa sebagai teori-teori, dan pengetahuan prosedural
dipelajari melalui praktikum (Dahar, 1989).
Lebih dari satu abad para pendidik berpandangan bahwa kegiatan praktikum merupakan
bagian yang penting dalam pembelajaran Sains, yang memberi kesempatan seseorang memperoleh
pengetahuan melalui kegiatan berbuat dan berpikir, bekerja dalam kelompok serta

Faculty of Mathematics and Science Education


Indonesia University of Education
July 31 – August 01, 2008
mengkomunikasikan hasil percobaan sebagai salah satu sarana untuk mengaktualisasikan dirinya
(Deboer, 1991).
Dalam kaitannya dengan belajar, kegiatan praktikum diperlukan agar siswa memperoleh
pengalaman belajar konkrit dan sebagai suatu sarana mengkonfrontasikan miskonsepsi yang
dimiliki siswa, dalam usahanya mengkonstruksi pengetahuan baru (Hodson, 1996). Melalui
percobaan dalam suatu praktikum memberikan kesempatan siswa untuk memperoleh pengetahuan
peristiwa, proposisi, imaginasi, keterampilan berpikir dan keterampilan motorik. Dengan
pengalaman sendiri seseorang akan memperoleh memory of event, suatu gambaran pengalaman
yang memiliki efek jangka panjang (White, 1996).
Kemampuan-kemampuan yang dapat dikembangkan melalui praktikum telah disarankan oleh
beberapa ahli, diantaranya oleh Josephy (dalam Nakhleh, 1994), yang menekankan bahwa
kemampuan yang dikembangkan melalui praktikum hendaknya tertuang dalam proses sains yang
meliputi : 1) perencanaan : menuangkan ide-ide yang dapat diuji, mendesain penyelidikan; 2)
penampilan : memanipulasi, observasi, dan pengumpulan data; 3) interpretasi : pengolahan data,
penarikan kesimpulan, penerapan konsep; dan 4) komunikasi : melaporkan dan menerima informasi
Gronlund (1977) memberikan pandangan bahwa kemampuan yang dikembangkan dalam
praktikum hendaknya bersifat student-oriented dan product-oriented (Odubunmi & Balogun, 1991).
Karena itu hasil belajar melalui praktikum hendaknya jelas dan dituangkan dalam rumusan-rumusan
tujuan khusus yang rasional disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Saat ini, kenyataannya pembelajaran sains masih didominasi oleh penggunaan metode
ceramah yang praktis kegiatannya lebih berpusat pada guru. Aktifitas siswa hanya mendengar
penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Pendekatan pembelajaran yang
digunakan masih didominasi peran guru (teacher centered). Guru lebih banyak menempatkan siswa
sebagai objek bukan sebagai subjek didik.
Kegiatan praktikum jarang dilakukan oleh guru karena alasan teknis, sarana dan prasarana
sekolah. Sebuah percobaan atau praktikum tentu membutuhkan sarana yang memadai. Banyak guru
yang mengeluh kesulitan memberikan praktikum bagi para siswanya. Tidak ada laboratorium,
kondisi laboratorium yang terbatas, peralatan kurang lengkap atau bahkan tidak memiliki alat-alat
praktikum menjadi kendala dalam melakukan praktikum.

Faculty of Mathematics and Science Education


Indonesia University of Education
July 31 – August 01, 2008
Sebenarnya kendala-kendala tersebut dapat diatasi jika guru mau mengembangkan
kreatifitasnya. Banyak bahan-bahan di lingkungan sekitar yang dapat dimodifikasi menjadi alat
percobaan sederhana. Bahkan limbah rumah tangga seperti botol-botol bekas atau gelas plastik
bekas juga dapat dimanfaatkan. Dengan merancang suatu praktikum yang menggunakan alat
sederhana yang berasal dari lingkungan sekitar (lazim dikenal dengan praktikum berbasis lokal
material) guru dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, melatih kreativitas siswa,
berpartisipasi mengatasi masalah pencemaran lingkungan dengan pemanfaatan limbah rumah
tangga, dan yang paling penting melatih kecakapan hidup siswa.

Rumusan Masalah
Masalah yang diteliti adalah, “Bagaimanakah pembelajaran pemisahan campuran dengan
metode praktikum”? Dari rumusan masalah tersebut kemudian dirinci ke dalam sub masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran pemisahan campuran dengan metode praktikum?
2. Alat apa saja yang didapatkan dari lingkungan sekitar dan bagaimanakah alat tersebut dirangkai
untuk pelaksanaan praktikum pemisahan campuran?
3. Zat-zat apa saja dari lingkungan sekitar yang dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan praktikum
pemisahan campuran?
4. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pemisahan campuran dengan metode
praktikum?

Hasil dan Pembahasan


Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif. Open class ini merupakan implementasi
dari kegiatan Lesson Study Kimia di Kabupaten Sumedang Rayon C. Tergabung pada rayon C
adalah SMPN 4 Sumedang (basecamp), SMPN 1 Sumedang, SMPN 2 Sumedang, SMPN 3
Sumedang, SMPN 7 Sumedang, SMPN 10 Sumedang, SMPN 1 Rancakalong, SMPN 2
Rancakalong, SMPN 3 Rancakalong, dan SMP 11 April.
Tahap perencanaan (planning), merupakan kegiatan awal guru untuk dapat melaksanakan
KBM dengan baik. Pada tahap ini diperoleh RPP dan silabus yang sebelumnya diujikan di kelas lain

Faculty of Mathematics and Science Education


Indonesia University of Education
July 31 – August 01, 2008
dan juga rangkaian alat praktikum yang akan digunakan. Pada dasarnya pembelajaran yang
dilaksanakan merupakan praktikum berbasis lokal material.
Tahapan berikutnya setelah perencanaan adalah tahapan do. Open class dilaksanakan dengan
observer guru-guru MGMP IPA Rayon C, guru-guru non-IPA SMPN 4 Sumedang, serta para
kepala sekolah SD dan SMP wilayah Sumedang kota. Open class diadakan di laboratorium dengan
kursi yang telah diset sesuai kelompok yang telah ditetapkan.
Tahap see atau yang lebih dikenal dengan tahap refleksi dilaksanakan langsung setelah open
class dilakukan. Pada tahap ini para observer diberikan kesempatan untuk memberikan masukan,
saran, komentar atau kritik mengenai aktifitas siswa yang terlihat selama pembelajaran berlangsung.

1. Pelaksanaan Pembejaran Pemisahan Campuran


a. Materi :
Materi yang dipilih adalah “Pemisahan Campuran” di kelas VII semester 1. Alasannya, materi
tersebut menarik dan dapat dipraktikumkan.
Materi pemisahan campuran yang dapat dibuat percobaan adalah :
1) penyaringan
2) rekristalisasi
3) distilasi
4) sublimasi
b. Alokasi Waktu :
dua jam pelajaran (2x40 menit)
c. Pengelolaan Kelas :
Siswa dibagi menjadi delapan kelompok. Pembelajaran dilaksanakan di laboratorium dengan
kursi yang telah diatur sesuai kelompok. Hal ini dimaksudkan untuk menunjang terjadinya
interaksi siswa di dalam kelompok.
d. Pelaksanaan Praktikum :
Setiap kelompok melakukan hanya satu jenis percobaan, hal ini dilakukan karena pertimbangan
waktu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran secara keseluruhan, maka setelah praktikum
dilakukan presentasi dari wakil setiap jenis percobaan sehingga siswa dapat saling belajar
dengan bertukar pengalaman bersama kelompok lain.

Faculty of Mathematics and Science Education


Indonesia University of Education
July 31 – August 01, 2008
Praktikum ini disertai dengan LKS untuk tiap-tiap percobaan, yang harus diisi siswa setelah
melakukan percobaan dan berdiskusi dalam kelompoknya. Adapun LKS yang digunakan dapat
dilihat pada Lampiran 1.

2. Pemanfaatan Barang Bekas dari Lingkungan Sekitar serta Rangkaian Alatnya untuk
Pelaksanaan Praktikum Pemisahan Campuran.
Pembelajaran pemisahan campuran ini merupakan praktikum berbasis lokal material.
Keterbatasan sarana dan prasarana di laboratorium bukanlah menjadi alasan untuk tidak melakukan
kegiatan praktikum. Banyak bahan-bahan di lingkungan sekitar yang dapat dimanfaatkan untuk
menunjang kegiatan praktikum. Berikut ini adalah contoh dari rangkaian alat untuk praktikum
pemisahan campuran yang dibuat dari barang-barang bekas:
a. Percobaan penyaringan
Alat yang diperlukan: Gambar rangkaian alat:
- Corong plastik
- Kawat
- Gelas plastik bekas

b. Percobaan rekristalisasi
Alat yang diperlukan:
- Rangkaian alat penyaringan - Wadah balsem bekas
- Botol obat bekas - Potensiometer bekas
- Tutup kaleng bekas - Sumbu
- Paku besar
Gambar rangkaian alat:

c. Percobaan distilasi
Alat yang diperlukan:
- Papan kayu - Wadah balsem bekas
- Botol obat bekas - Potensiometer bekas
- Tutup kaleng bekas - Sumbu
- Paku besar - Sedotan bengkok
- Gelas plastik bekas

Faculty of Mathematics and Science Education


Indonesia University of Education
July 31 – August 01, 2008
Gambar rangkaian alat:

d. Percobaan sublimasi
Alat yang diperlukan:
- Botol selai bekas - Wadah balsem bekas
- Bohlam bekas - Potensiometer bekas
- Tutup kaleng bekas - Sumbu
- Paku besar
Gambar rangkaian alat:

3. Zat-zat dari Lingkungan Sekitar yang dapat Dimanfaatkan untuk Pelaksanaan


Praktikum Pemisahan Campuran
Banyak zat yang dijumpai sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar dapat dimanfaatkan
untuk pelaksanaan praktikum. Untuk percobaan-percobaan pemisahan campuran ini selain zat yang
sudah disarankan pada LKS dapat pula digunakan zat-zat lain sebagai alternatif :
a. Percobaan penyaringan :
Zat : air kapur
Zat lain sebagai alternatif : air berpasir, air kopi
b. Percobaan rekristalisasi :
Zat : air garam kotor
Zat lain sebagai alternatif : air gula kotor
c. Percobaan distilasi :
Zat : pembersih kuku (nail polisher) dan air ledeng
Zat lain sebagai alternatif : air ledeng yang diberi zat pewarna makanan

Faculty of Mathematics and Science Education


Indonesia University of Education
July 31 – August 01, 2008
d. Percobaan sublimasi :
Zat : kamper (nafthalen) kotor
Zat lain sebagai alternatif : camphor, salah satu bahan yang terdapat pada Vicks inhaler (obat
luar, pelega hidung tersumbat karena pilek)

4. Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pemisahan Campuran dengan Metode


Praktikum
a. Aktivitas Siswa Sebelum Praktikum,
Sebelum pelaksanaan praktikum guru membuat rangkaian alat lengkap sebagai contoh dan
diperlihatkan kepada siswa. Berikutnya siswa diberi tugas untuk membuat rangkaian alat
praktikum dan gambar rangkaian alat tersebut di kertas karton.
b. Aktifitas Siswa Saat Pembelajaran Berlangsung
Aktifitas siswa saat pembelajaran diobservasi secara langsung oleh banyak observer yang terdiri
dari guru-guru MGMP IPA Rayon C, guru-guru non-IPA SMPN 4 Sumedang, serta para kepala
sekolah SD dan SMP wilayah Sumedang kota. Hasil pengamatan para observer menyatakan
bahwa aktifitas siswa dari awal hingga akhir pembelajaran sangat bagus dan tidak pernah
terlihat bosan. Secara lebih rinci dapat dilihat pada paparan berikut ini :
1) Tahap Apersepsi : Aktifitas siswa sudah mulai terlihat di tahap apersepsi, pertanyaan-
pertanyaan guru ditanggapi dengan cepat oleh beberapa siswa. Pada menit-menit pertama,
siswa pandai saja yang berani mengacungkan tangannya.
2) Tahap Pengembangan Konsep :
- Aktifitas siswa makin meningkat pada saat praktikum dilaksanakan, karena siswa secara
langsung terlibat di dalamnya.
- Siswa secara aktif berdiskusi dalam kelompok untuk mengisi LKS.
- Saat presentasi hasil praktikum ditemukan satu dua orang siswa yang mulai tidak fokus
belajar.
3) Tahap Penutup :
- Siswa secara aktif menyimpulkan macam-macam teknik pemisahan campuran sesuai
percobaan yang telah dilakukan.
- Siswa secara aktif menjawab soal evaluasi.

Faculty of Mathematics and Science Education


Indonesia University of Education
July 31 – August 01, 2008
5. Hasil Refleksi Pembelajaran oleh Para Observer
Tahap see (tahap refleksi) dilakukan langsung setelah open class dilaksanakan. Adapun
hasilnya adalah sebagai berikut :
a. Alokasi waktu dua jam pelajaran kurang sesuai dengan kenyataan di lapangan. Untuk pelajaran
Kimia alokasi waktu yang tersedia adalah 1x40 menit.
b. Penugasan gambar rangkaian alat pada setiap kelompok kurang perlu karena dengan membuat
rangkaian alatnya saja juga sudah cukup.
c. Aktifitas siswa dari awal hingga akhir pembelajaran sangat bagus, karena pembelajaran menarik
dan melibatkan siswa secara langsung sehingga siswa tidak pernah terlihat bosan. Hanya pada
saat presentasi saja, ditemukan satu-dua orang siswa yang mulai tidak fokus belajar.
d. Interaksi siswa dalam kelompok kurang baik karena posisi duduk yang tidak diatur berseling
laki-laki dengan perempuan. Kecenderungannya siswa akan berinteraksi dengan siswa satu jenis
kelamin.
e. Waktu yang dibutuhkan oleh setiap percobaan agar diseragamkan.
f. Diperlukan kesabaran guru untuk menuntun siswa dalam menyimpulkan hasil pembelajaran.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal di antaranya :
1. Pada pembelajaran pemisahan campuran dengan metode praktikum didapatkan empat sub-materi
yang dapat dipraktikumkan, yaitu: penyaringan; rekristalisasi; destilasi; dan sublimasi. Keempat
percobaan penyaringan; rekristalisasi; destilasi; dan sublimasi; masing-masing dilengkapi
dengan LKS.
2. Praktikum pada pembelajaran pemisahan campuran ini merupakan praktikum berbasis lokal
material. Rangkaian alat untuk percobaan-percobaan pemisahan campuran dibuat dari barang-
barang bekas yang diambil dari lingkungan sekitar.
3. Banyak zat yang dijumpai sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar dapat dimanfaatkan untuk
keperluan zat-zat pada percobaan pemisahan campuran.
4. Aktifitas siswa dari awal hingga akhir pembelajaran sangat bagus. Siswa sangat antusias dan
tidak pernah terlihat bosan.

Faculty of Mathematics and Science Education


Indonesia University of Education
July 31 – August 01, 2008
5. Hasil refleksi dari para observer : a)Alokasi waktu kurang sesuai. b)Penugasan gambar
rangkaian alat kurang perlu. c)Aktifitas siswa dari awal hingga akhir pembelajaran sangat
bagus. d)Interaksi siswa dalam kelompok kurang baik. e)Waktu yang dibutuhkan setiap jenis
percobaan agar diseragamkan. f)Diperlukan kesabaran guru untuk menuntun siswa dalam
menyimpulkan hasil pembelajaran.

Daftar Pustaka

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Mata
Pelajaran IPA untuk SMP/MTs.

Dahar, R.W.. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Deboer, G E.. (1991). A History of Ideas in Science Education, Implication for Practice. New York
: Teacher College Press.

Hodson, D.. (1996). Philosophic of Secondary School Science Teachers, Curriculum Experience,
and Children’s Understanding of Science. Interchange. 24, 41-52.

Hofstein, Avi and Vincent N. Lunetta (1982). The Role of the Laboratory in Science Teaching :
Neglected Aspects of Research. Review, Educational Research,

Nakhleh, Mary B. (1994). Chemical Education Research in the Laboratory Environment: How can
research uncover, What student are learning. Journal of Chemical Education, 17, (3), 201 -
205.

Odubunmi, Olagunju and T. A. Balogun (1991). The Effect of Laboratory and Lecture Teaching
Methods on Cognitive Achievement in Integrated Science. Editor Ronald G. Good. Journal
of Research in Science Teaching, 28,(3), 213 - 224.

UNESCO (1973). New Unesco Source Book for Science Teaching. Paris: The Unesco Press.

White, R. T., (1996), The Link between the Laboratory and Learning, International J. Science
Education, 18(7), 761-774.

Faculty of Mathematics and Science Education


Indonesia University of Education
July 31 – August 01, 2008
Nama : Kelas: Kelompok:

Lembar Kegiatan Siswa 1


Pemisahan Campuran dengan Teknik Penyaringan

A. Tujuan : memisahkan campuran zat padat dengan teknik penyaringan.

B. Alat dan Bahan


Alat: Bahan:
- Gelas plastik - Air kapur
- Corong plastik
- Statif kawat
- Kertas saring

C. Cara Kerja
1. Susunlah gelas plastik, corong plastik, kertas saring, dan statif kawat seperti gambar berikut
ini:

2. Tuangkan campuran air kapur ke dalam alat penyaring di atas.


3. Amati keadaan hasil saringan (bening, keruh, dll) lalu catat hasil pengamatan kalian ke
dalam tabel.
4. Bila hasil saringan masih keruh, saring kembali dengan kertas saring yang baru.

D. Tabel Data Hasil Pengamatan


Keadaan air
Campuran
Sebelum disaring Setelah disaring

Air kapur
..... .....

E. Pertanyaan
1. Bagaimana keadaan air setelah disaring melalui alat penyaring yang kalian buat?
.................................................................................................................................
2. Apa fungsi kertas saring?
.................................................................................................................................
3. Mengapa setelah dilewatkan pada kertas saring air menjadi jernih?
.................................................................................................................................

Faculty of Mathematics and Science Education


Indonesia University of Education
July 31 – August 01, 2008
4. Mengapa kapur tersaring oleh kertas saring?
.................................................................................................................................

F. Kesimpulan
Campuran air kapur dapat dipisahkan dengan teknik............................, karena memiliki
perbedaan....................................................

Faculty of Mathematics and Science Education


Indonesia University of Education
July 31 – August 01, 2008
Nama : Kelas: Kelompok:

Lembar Kegiatan Siswa 2


Pemisahan Campuran dengan Teknik Rekristalisasi

G. Tujuan : memisahkan campuran zat padat dengan teknik rekristalisasi.

H. Alat dan Bahan


Alat: Bahan:
- Gelas plastik - Air garam kotor
- Botol bekas obat
- Statif kawat
- Corong plastik
- Kaki tiga dari kaleng
- Pembakar spirtus sederhana

I. Cara Kerja
1. Saring campuran garam kotor dengan menggunakan kertas saring, tampung hasil saringan
seperti pada gambar berikut:

2. Amati zat yang tersaring pada kertas saring, amati pula hasil saringannya!
3. Panaskan hasil saringan pada botol obat seperti pada gambar berikut:

4. Hentikan pemanasan setelah air menguap seluruhnya, amati garam yang terkumpul pada
dasar botol! Catat hasil pengamatan kalian ke dalam tabel!

Faculty of Mathematics and Science Education


Indonesia University of Education
July 31 – August 01, 2008
J. Tabel Data Hasil Pengamatan
Keadaan Campuran
Campuran
Sebelum disaring Setelah disaring Setelah dipanaskan

Air garam
..... ..... .....
kotor

K. Pertanyaan
1. Ketika air garam kotor disaring, adakah yang tersaring oleh kertas saring? Apakah itu?
.................................................................................................................................
2. Bagaimana keadaan air garam hasil saringan?
.................................................................................................................................
3. Hasil saringan yang kalian tampung apakah masih mengandung garam? Mengapa?
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
4. Setelah hasil saringan dipanaskan hingga air menguap seluruhnya, bagaimana rupa garam
yang dihasilkan?
.................................................................................................................................

L. Kesimpulan
Campuran air garam kotor dapat dipisahkan dengan teknik............................, karena garam dan
pengotornya memiliki perbedaan......................................................

Faculty of Mathematics and Science Education


Indonesia University of Education
July 31 – August 01, 2008
Nama : Kelas: Kelompok:

Lembar Kegiatan Siswa 3


Pemisahan Campuran dengan Teknik Destilasi

M. Tujuan : memisahkan campuran zat cair dengan teknik destilasi.

N. Alat dan Bahan


Alat: Bahan:
- Set alat destilasi sederhana - Pembersih kuku (nail polisher)
- Air ledeng
- Kaki tiga dari kaleng
- Pembakar spirtus sederhana

O. Cara Kerja
1. Rangkaikan alat-alat seperti gambar berikut:

2. Masukan pembersih kuku ke dalam wadah 1 kira-kira seperempatnya, sebelumnya coba


oleskan pembersih kuku tersebut pada kulit tanganmu dan rasakan. Catat ke dalam tabel
yang disediakan!
3. Pasangkan wadah 1 tersebut pada alat destilasi.
4. Isi pendingin dengan air, nyalakan pembakar spirtus, dan tampung cairan yang menetes dari
sedotan dengan wadah dua.
5. Hentikan pemanasan setelah cairan yang menetes terhenti beberapa saat.
6. Bandingkan rasa cairan pada wadah 1 dengan cairan pada wadah 2 dengan cara dioleskan
kembali pada tangan. Catat ke dalam tabel! (Ingat! Tunggu wadah 1 dingin sebelum
mengoleskan cairan pada wadah tersebut)

P. Tabel Data Hasil Pengamatan


Rasa cairan di tangan
Campuran
Sebelum didestilasi Setelah didestilasi
Wadah 1: ......................
.....
Pembersih kuku
Wadah 2: .......................

Faculty of Mathematics and Science Education


Indonesia University of Education
July 31 – August 01, 2008
Q. Pertanyaan
1. Apa yang kamu rasakan ketika pembersih kuku dioleskan pada kulit tanganmu sebelum
didestilasi?
.................................................................................................................................
2. Terdiri dari campuran apakah pembersih kuku itu?
.................................................................................................................................
3. Setelah didestilasi, bagaimana rasa cairan pada wadah 1? Apakah sama seperti semula?
.................................................................................................................................
4. Bagaimana rasa cairan pada wadah 2? Apakah aseton atau air yang tertampung pada wadah
2 tersebut?
.................................................................................................................................
5. Berdasarkan pengamatan kalian selama praktikum, apakah sama antara titik didih air dengan
titik didih aseton? Titik didih manakah yang lebih rendah (menguap lebih cepat)?
.................................................................................................................................

R. Kesimpulan
Campuran air dan aseton dapat dipisahkan melalui cara.....................
Karena air dan aseton memiliki..........................yang berbeda. Titik didih air
lebih...............daripada aseton.

Faculty of Mathematics and Science Education


Indonesia University of Education
July 31 – August 01, 2008
Nama : Kelas: Kelompok:

Lembar Kegiatan Siswa 4


Pemisahan Campuran dengan Teknik Sublimasi

S. Tujuan : memisahkan campuran zat padat dengan teknik sublimasi.

T. Alat dan Bahan


Alat: Bahan:
- Kaki tiga dari kaleng - Kamper kotor
- Air ledeng
- Pembakar spirtus sederhana
- Botol bekas obat
- Bohlam bekas
- Kapas

U. Cara Kerja
1. Masukan dua sendok kamper kotor ke dalam botol bekas obat.
2. Tutup botol bekas obat dengan bohlam bekas berisi air dan sumbat lubang pada mulut botol
dengan kapas. Panaskan dengan pembakar spirtus seperti pada gambar berikut:

3. Amati keadaan campuran dan biarkan sampai semua kamper menyublim!


4. Matikan api, diamkan beberapa saat tanpa menggeser alat apapun!
5. Amati dasar botol bekas obat dan dasar bohlam, catat pengamatan kalian ke dalam tabel
yang disediakan.

V. Tabel Data Hasil Pengamatan


Keadaan campuran
Campuran Sebelum
Ketika dipanaskan Setelah didinginkan
dipanaskan

Kamper kotor ..... ..... .....

Faculty of Mathematics and Science Education


Indonesia University of Education
July 31 – August 01, 2008
W. Pertanyaan
1. Apakah kamper kotor merupakan campuran?
.................................................................................................................................
2. Apa yang terjadi ketika kamper kotor dipanaskan?
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
3. Adakah yang tidak ikut menyublim? Apakah itu?
.................................................................................................................................
4. Apa yang kalian amati pada dasar bohlam setelah api dimatikan?
.................................................................................................................................
5. Adakah perbedaan sifat kamper dengan pengotornya? Sebutkan!
.................................................................................................................................

X. Kesimpulan
Kamper kotor merupakan..........................., yang dapat dipisahkan dengan
teknik...........................karena memiliki perbedaan.......................................................

Faculty of Mathematics and Science Education


Indonesia University of Education
July 31 – August 01, 2008

Вам также может понравиться