Вы находитесь на странице: 1из 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/326205380

Peranan Kebimbangan Karier terhadap Intensi Pindah Jurusan Kuliah pada


Mahasiswa

Article · June 2018


DOI: 10.15575/psy.v5i1.1639

CITATIONS READS

0 99

2 authors, including:

Sari Zakiah Akmal


Universitas YARSI
37 PUBLICATIONS   11 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Subjective Career Success View project

Character Strength and Resilience among College Students View project

All content following this page was uploaded by Sari Zakiah Akmal on 10 July 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PSYMPATHIC : Jurnal Ilmiah Psikologi eISSN: 2502-2903, pISSN: 2356-3591
Volume 5, Nomor 1, 2018: 83-94 DOI: 10.15575/psy.v5i1.1639

Peranan Kebimbangan Karier terhadap Intensi Pindah Jurusan Kuliah


pada Mahasiswa
Rhiany Rizqi Fahima, Sari Zakiah Akmal
Universitas YARSI, Jl. Letjend Suprapto Kav. 13 Jakarta Pusat
e-mail: rhianyrizqifahima@gmail.com

Abstract

Changing academic major could have negative impact on the students, such as increased fees
and time for college. The intention of changing academic major is related to the mistake in
choosing majors due to student’s career indecision. Career indecision is a situation where an
individual is experiencing difficulties, having lack of confident in making decisions or cannot
commit to college or career. This study aims to see the role of career indecision on the intention
of changing academic major among college students. The method used in this study was
associative research. Participants in this study consisted of 175 students between 18 to 26 years
old who enrolled in Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi, selected with accidental sampling.
The result indicates that the career indecision plays a 4.7% share to the intention of changing
academic major. Therefore, reducing student’s career indecisions is an alternative solution to
decrease the intention of changing academic major.

Keywords: career indecision, intention of academic major change, college students

Abstrak
Pindah jurusan yang dilakukan oleh mahasiswa dapat memberikan dampak negatif seperti
bertambahnya biaya dan waktu kuliah. Intensi mahasiswa untuk melakukan pindah jurusan
kuliah berkaitan dengan kesalahan dalam memilih jurusan akibat kebimbangan karier yang
dialami mahasiswa tersebut. Kebimbangan karier merupakan suatu keadaan dimana seorang
individu mengalami kesulitan, tidak yakin dalam membuat keputusan ataupun tidak dapat
berkomitmen dengan jurusan kuliah, karier ataupun pekerjaan yang akan dijalaninya. Penelitian
ini bertujuan untuk melihat peranan kebimbangan karier terhadap intensi pindah jurusan kuliah
pada mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. Partisipan dalam penelitian ini
adalah 175 mahasiswa berusia 18-26 tahun yang berkuliah di Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-
Bekasi, yang dipilih berdasarkan teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kebimbangan karier berperan sebesar 4.7% terhadap intensi pindah jurusan kuliah. Oleh
karena itu, salah satu upaya untuk mengurangi intensi pindah jurusan pada mahasiswa adalah
dengan mengatasi masalah kebimbangan karier yang dialami.
Kata kunci: kebimbangan karier, intensi pindah jurusan kuliah, mahasiswa

Pendahuluan pindah jurusan kuliah. Selain itu, berbagai


data juga menunjukkan masih banyaknya
Karier dapat berubah karena adanya
mahasiswa yang melakukan pindah jurusan
perubahan pada tahap perkembangan sese-
kuliah (Anschuetz, 2015; Nugroho, 2016;
orang dan pengalaman yang dimiliki
Ramos, 2013). Pindah jurusan kuliah tidak
(Crown Financial Ministries, 2007). Pada
hanya dilakukan oleh mahasiswa di
masa perkuliahan, perubahan karier pada
semester awal, namun juga pada mahasiswa
mahasiswa bisa terjadi dengan melakukan
di semester lainnya. Survey yang dilakukan
pindah jurusan kuliah, dimana disebut juga
oleh peneliti di salah satu universitas
sebagai academic major change
swasta di Jakarta menunjukkan bahwa dari
(Greenhaus & Callanan, 2006). Penelitian
38 mahasiswa yang menginginkan untuk
yang dilakukan oleh Johnson (2005)
pindah jurusan, 42% diantaranya adalah
terhadap 383 mahasiswa di Lewis-Clark
mahasiswa tahun pertama, dan 58%-nya
State College menunjukkan bahwa 40%
dari mahasiswa tersebut pernah melakukan

83
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2018, Vol. 5, No. 1, Hal: 83-94

adalah mahasiswa di atas tahun kedua adalah dalam konteks jurusan kuliah,
kuliah. dengan waktu pindahnya adalah saat tahun
Keputusan mahasiswa untuk pindah akademik berikutnya. Oleh karena itu,
jurusan kuliah dapat berdampak positif berdasarkan prinsip TACT maka dapat
ataupun negatif. Hasil penelitian yang disimpulkan bahwa pengertian dari intensi
dilakukan oleh Anderson (dalam Peterson, pindah jurusan kuliah adalah kecenderung-
2006) menunjukkan bahwa pindah jurusan an mahasiswa untuk melakukan pindah
kuliah yang dilakukan mahasiswa lebih jurusan kuliah pada tahun akademik
banyak memberikan dampak positif dan berikutnya.
tidak akan banyak menunda waktu Terdapat beberapa faktor yang
kelulusan dari mahasiswa. Menurut berperan dalam keputusan mahasiswa
Greenhaus dan Callanan (2006), mahasiswa untuk melakukan pindah jurusan kuliah,
yang melakukan pindah jurusan kuliah seperti keterlibatan sosial, status sosial-
akan merasa lebih puas dengan jurusan ekonomi (Taylor, 2013), kesempatan kerja
kuliahnya yang baru. Namun, hasil pada jurusan tertentu (Peterson, 2006),
penelitian yang dilakukan oleh Foraker dukungan dari keluarga dan teman sebaya
(2012), menunjukkan bahwa dampak (Welcome, 2014), keahlian, self-efficacy
positif tersebut hanya terjadi pada career, pengalaman masa lalu dan
mahasiswa yang melakukan pindah jurusan kesalahan individu dalam membuat pilihan
di tahun pertama kuliah. Sementara itu, karier (Greenhaus & Callanan, 2006). Salah
pada mahasiswa yang melakukan pindah satu faktor yang berperan penting dalam
jurusan kuliah setelah tahun pertama akan keputusan mahasiswa untuk melakukan
memberi beberapa dampak negatif seperti pindah jurusan kuliah adalah adanya
biaya kuliah yang tidak efisien dan kesalahan dalam pengambilan keputusan
memperlambat waktu kelulusan terkait karier (jurusan kuliah).
(Anschuetz, 2015; Jones & Jones, 2012; Penelitian menunjukkan bahwa kesala-
Sklar, 2014). Adanya perbedaan pendapat han dalam pengambilan keputusan terkait
mengenai dampak dari pindah jurusan karier dapat membuat seseorang melakukan
kuliah, membuat perlu diadakannya perubahan karier yang cukup besar
penelitian terhadap kecenderungan maha- (Mahoney, Katona, McParland, Noble, &
siswa untuk melakukan pindah jurusan Livingston, 2004; Peterson, 2006). Kesala-
kuliah. han mahasiswa dalam menentukan jurusan
Menurut Ajzen (2012), faktor penentu kuliah yang mereka ambil, merupakan
langsung dari suatu perilaku adalah intensi salah satu tanda adanya kebimbangan
untuk melakukan perilaku tersebut. Oleh dalam pemilihan karier, dimana dalam
karena itu, untuk mengukur pindah jurusan konstruk psikologi dikenal sebagai career
yang dilakukan oleh mahasiswa difokuskan indecision (Greenhaus & Callanan, 2006;
pada intensi atau niat bukan perilakunya. Pečjak & Košir, 2007; Guay, 2006).
Secara teoretis belum ada penjelasan yang Kebimbangan karier merupakan suatu
baku mengenai definisi dari intensi pindah keadaan dimana seseorang tidak bisa
jurusan kuliah. Namun, berdasarkan theory membuat pilihan terkait karier yang mereka
of planned behavior milik Ajzen (2012) inginkan (Guay, 2006). Menurut Osipow
dalam menentukan intensi suatu perilaku (dalam Daniels, Stewart, Stupnisky, Perry,
harus didefinisikan secara jelas berdasarkan & LoVerso (2011) kebimbangan karier
prinsip TACT (target, action, context, dan merupakan suatu tahap perkembangan
time). Pada penelitian ini, targetnya adalah normal yang terjadi pada setiap individu
mahasiswa, dengan perilaku yang akan selama proses memilih karier yang
dilihat intensinya adalah pindah jurusan. potensial dan merasakan kesulitan dalam
Kemudian, pindah jurusan yang dilakukan memilih suatu karier yang akan dijalaninya.

84
Peranan Kebimbangan Karier terhadap Intensi Pindah Jurusan Kuliah pada Mahasiswa (Rhiany Rizqi Fahima, Sari Zakiah Akmal)

Banyak peneliti mendeskripsikan penelitian terkait di Indonesia yang melihat


seorang individu menjadi bimbang ketika peranan kebimbangan karier terhadap
individu tersebut belum memilih suatu intensi mahasiswa untuk pindah jurusan
jurusan kuliah, ketika mereka kurang yakin kuliah.
dengan jurusan yang dipilihnya serta ketika Penelitian ini dilakukan untuk melihat
mereka tidak bisa menentukan tujuan peranan kebimbangan karier terhadap
kariernya (Greenhaus & Callanan, 2006). intensi pindah jurusan kuliah pada
Penelitian yang dilakukan oleh Gordon dan mahasiswa. Dengan adanya penelitian ini,
Steele (2003) yang dilakukan selama kurun diharapkan dapat menjadi sumbangan
waktu 25 tahun terhadap 19.813 mahasiswa pemikiran untuk melakukan kajian serta
baru di Universitas Ohio, menunjukkan diskusi mengenai tema peran kebimbangan
bahwa sebanyak 86% mahasiswa masih karier terhadap intensi pindah jurusan
tidak yakin dengan jurusan kuliah yang kuliah pada mahasiswa.
telah mereka pilih. Selain itu, survey awal
yang peneliti lakukan terhadap 116 Metode Penelitian
mahasiswa di universitas swasta di Jakarta
menunjukkan sebanyak 20 mahasiswa tidak Penelitian ini melibatkan dua variabel
yakin dengan jurusan yang dipilihnya. yaitu intensi pindah jurusan kuliah sebagai
Menurut Greenhaus dan Callanan variabel kriteria (variabel terikat) dan
(2006), kebimbangan karier yang dialami kebimbangan karier sebagai variabel pre-
oleh mahasiswa merupakan hal yang wajar, diktor (variabel bebas).
dan merupakan suatu proses perkembangan
karier yang terjadi pada masa perkuliahan. Subjek Penelitian
Namun, ketika kebimbangan karier yang Subjek dalam penelitian ini berjumlah
dialami oleh mahasiswa tidak segera 175 orang mahasiswa aktif yang berkuliah
ditangani maka akan berdampak pada di Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi
permasalahan psikologis dan rendahnya (JABODETABEK) berusia 18-26 tahun,
pencapaian akademik dari mahasiswa dengan rata-rata usia 20 tahun (sd = 1.531).
tersebut (Greenhaus & Callanan, 2006;
Intani & Surjaningrum, 2010). Selain itu Instrumen Penelitian
mahasiswa yang tidak berkuliah di jurusan Instrumen dalam penelitian ini berupa
yang sesuai dengan keinginannya akan kuesioner yang terdiri dari tiga bagian,
tidak bersemangat dalam menjalani yaitu:
perkuliahannya (Greenhaus & Callanan, 1. Data demografi, terdiri dari usia, jenis
2006), bahkan memiliki kemungkinan yang kelamin, asal universitas, asal jurusan,
lebih besar untuk drop-out (Kim & Kim, semester kuliah, IPK, urutan pilihan
2017). Oleh karena itu, mahasiswa yang jurusan kuliah dan pihak yang
mengalami kebimbangan karier akan menentukkan pilihan jurusan kuliah.
cenderung menginginkan pindah jurusan 2. Skala Career Decision Scale.
kuliah (Peterson, 2006). Jika mahasiswa 3. Skala intensi pindah jurusan kuliah.
tersebut melakukan pindah jurusan kuliah,
mereka akan dapat memilih jurusan yang Metode Analisis Statistik
sesuai dengan keinginannya (Greenhaus & Uji normalitas. Uji normalitas data
Callanan, 2006). Sehingga peneliti ber- dalam penelitian ini dilakukan dengan
asumsi bahwa terdapat peranan kebimbang- menggunakan metode Kolmogorov-
an karier dalam memprediksi intensi Smirnov. Menurut Dahlan (dalam
mahasiswa untuk melakukan pindah jurus- Oktaviani & Notobroto, 2014)
an kuliah. Penelitian ini menjadi penting Kolmogorov-Smirnov merupakan metode
dilakukan karena selama ini belum ada yang tepat digunakan untuk uji normalitas

85
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2018, Vol. 5, No. 1, Hal: 83-94

pada penelitian dengan sampel lebih dari yang didapatkan lebih dari .05 (p > .05)
50. (Irianto, 2004).
Uji hipotesis. Penelitian ini
menggunakan uji regresi hirarki untuk Tabel 1
menguji hipotesa. Uji regresi hirarki Uji Normalitas Data
dilakukan untuk menentukan pengaruh Variabel K-SZ P
variabel kebimbangan karier terhadap Kebimbangan karier 0.755 .619*
intensi pindah jurusan kuliah pada Intensi pindah jurusan 3.545 .000
mahasiswa, dengan mempertimbangkan Attitude toward behavior 1.612 .011
pengaruh variabel prediktor intensi lainnya Subjective norms toward 1.505 .022
behavior
(sikap, norma subjektif dan perceived
Perceived behavior control 0.826 .503*
behavior control). Untuk menentukan Residual 0.932 .351
peranan variabel lain dalam memengaruhi *p>.05
intensi pindah jurusan, sebelum uji regresi,
dilakukan analisa uji beda dan korelasi Berdasarkan hasil uji normalitas dapat
variabel-variabel yang secara teoretis dilihat bahwa pada variabel kebimbangan
terkait dengan intensi pindah jurusan. karier dan dimensi subjective norms pada
variabel intensi berdistribusi normal,
Hasil Penelitian dan Pembahasan sedangkan variabel intensi pindah jurusan
dan dimensi attitude, serta perceived
Deskripsi Subjek Penelitian behavior control data tidak berdistribusi
Subjek dalam penelitian ini berjumlah normal. Selain itu, tabel 1 juga menun-
175 orang mahasiswa aktif yang berkuliah jukkan nilai residual berdistribusi normal,
di JABODETABEK berusia 18-26 tahun, sehingga selanjutnya dapat diuji dengan
dengan rata-rata usia 20 tahun (sd = 1.531). menggunakan uji statistik regresi hierarki.
Dari 175 subjek, mayoritas berjenis
kelamin perempuan (66.3%), yang berasal Uji Beda Intensi Pindah Jurusan Kuliah
dari berbagai macam universitas, namun, Berdasarkan Data Demografi
mayoritas subjek berasal dari universitas Uji beda pada penelitian ini dibagi
swasta (68%). Selain itu, mayoritas subjek menjadi dua. Pada variabel dengan dua
sudah berada di tahun ke-4 kuliah (34.2%), kategori dilakukan melalui uji U Mann
memiliki IPK 2.76-3.50 (65.7%). Pada Whitney, sedangkan pada variabel dengan
kategori urutan pilihan jurusan kuliah, lebih dari dua kategori uji beda dilakukan
mayoritas subjek memilih jurusan yang saat melalui uji Kruskal Wallis. Tabel 2 menun-
ini dijalani sebagai pilihan pertama jukkan hasil uji beda data demografi terkait
(54.3%). Pada kategori pihak yang memilih intensi pindah jurusan kuliah.
jurusan kuliah mayoritas karena keinginan-
nya sendiri (75.4%). Mayoritas orang tua Tabel 2
subjek memiliki kemampuan untuk mem- Hasil Uji Beda
biayai keinginan subjek untuk pindah Data demografi U/ H p
kuliah (58.3%). Kemampuan U = 3665.5 .851
Tahun kuliah H = 8.364 .079
Uji Normalitas Data Penelitian IPK H = 1.678 .622
Uji normalitas dilakukan untuk melihat Urutan pilihan jurusan H = 7.910 .048*
Pihak yang menentukan H = 7.927 .048*
apakah data penelitian berdistribusi normal pilihan
atau tidak. Pada penelitian ini uji *p<.05
normalitas dilakukan dengan menggunakan
uji Kolomogorov-Smirnov. Data dikatakan Berdasarkan tabel 2 dapat terlihat
berdistribusi normal jika nilai signifikansi bahwa terdapat perbedaan intensi pindah

86
Peranan Kebimbangan Karier terhadap Intensi Pindah Jurusan Kuliah pada Mahasiswa (Rhiany Rizqi Fahima, Sari Zakiah Akmal)

jurusan kuliah pada variabel urutan pilihan ditambahkan variabel kebimbangan karier
jurusan kuliah (H = 7.910; p = .048<.05) sebagai variabel prediktor pada penelitian
dan pihak yang menentukan pilihan jurusan ini. Hasil dari uji regresi hirarki dapat
(H = 7.927; p = .048<.05). Akan tetapi, dilihat pada tabel 4.
tidak terdapat perbedaan intensi pindah Berdasarkan tabel tersebut dapat
jurusan kuliah pada variabel IPK (H = terlihat bahwa pada model 1, variabel
1.678; p = .622>.05), tahun kuliah (H = urutan pilihan jurusan kuliah memiliki
8.364; p = .079>.05) dan kemampuan orang peranan sebesar 2.3% (ΔR2=0.023;
tua (U=3665.5; p = .851>.05). FΔR2=4.026; p<.05) terhadap intensi
mahasiswa untuk melakukan pindah
Korelasi antara Kebimbangan Karier jurusan kuliah. Hasil ini menunjukkan
dan Intensi Pindah Jurusan Kuliah pada bahwa urutan pilihan jurusan kuliah
Mahasiswa memiliki peranan yang sangat kecil
Pada penelitian ini untuk melihat terhadap intensi mahasiswa untuk melaku-
hubungan antara variabel intensi pindah kan pindah jurusan kuliah.
jurusan kuliah dengan variabel lain yang Variabel-variabel prediktor pada model
diasumsikan memiliki hubungan dengan 2 memiliki peranan sebesar 35.2% terhadap
intensi pindah jurusan kuliah, seperti intensi pindah jurusan kuliah pada maha-
variabel urutan pilihan jurusan kuliah, siswa, dengan peningkatan sebesar 34.4%
pihak yang menentukan pilihan jurusan dari model 1 (ΔR2=0.344; FΔR2=30.789;
kuliah, kebimbangan karier, dimensi sikap, p<.01). Namun dari 4 prediktor pada model
norma subjektif dan perceived behavior 2, hanya variabel sikap (β=.031; p<.01) dan
control akan dilakukan dengan metode perceived behavior control (PBC) (β=.029;
statistik non-parametrik. Hasil analisis data p<.01) yang signifikan dalam memprediksi
dapat dikatakan berhubungan signifikan intensi mahasiswa untuk pindah jurusan
jika nilai signifikansi lebih dari .05 (p < kuliah. Hal ini menunjukkan bahwa 35.2%
.05). keinginan mahasiswa untuk pindah jurusan
Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa kuliah hanya dipengaruhi oleh variabel
urutan pilihan jurusan, sikap, norma sikap dan variabel perceived behavior
subjektif, perceived behavior control dan control.
kebimbangan karier berhubungan dengan Pada model 3 terdapat peningkatan
variabel intensi. Namun, pada variabel peranan variabel prediktor terhadap intensi
pihak yang memilihkan jurusan kuliah mahasiswa untuk melakukan pindah
tidak berhubungan dengan variabel intensi. jurusan kuliah menjadi 39.6%. Variabel
Variabel yang berhubungan dengan intensi yang signifikan dalam memprediksi intensi
selanjutnya akan dilakukan uji linier. mahasiswa untuk pindah jurusan kuliah
pada model 3 hanya variabel sikap (β=.029;
Regresi Hirarki antara Kebimbangan p<.01), PBC (β=.029; p<.01) dan
Karier dan Intensi Pindah Jurusan kebimbangan karier (β=.048; p<.01).
Kuliah pada Mahasiswa Variabel kebimbangan karier menaikkan
Uji regresi hirarki dilakukan pada nilai prediksi pada model 3 sebesar 4.6%
variabel-variabel yang berkorelasi dengan (ΔR2=0.046; FΔR2=13,343; p<.01). Hal ini
intensi. Variabel urutan pilihan jurusan menunjukkan bahwa 35% intensi maha-
kuliah akan dimasukkan pada model 1 siswa untuk pindah jurusan kuliah dipenga-
karena berasal dari data demografi. Pada ruhi oleh variabel sikap dan PBC serta
model 2 akan ditambahkan variabel sikap, 4.6% lainnya dipengaruhi oleh variabel
norma subjektif dan perceived behavior kebimbangan karier. Namun, variabel
control yang merupakan bagian dari urutan pilihan jurusan kuliah dan norma
dimensi intensi. Lalu pada model 3 subjektif tidak memberikan pengaruh yang

87
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2018, Vol. 5, No. 1, Hal: 83-94

Tabel 3
Hasil Uji Korelasi

Variabel 1 2 3 4 5 6 7
Intensi (1)
Sikap (2) .507**
Norma subjektif (3) .211** .146
PBC (4) .393** .243** .190*
Kebimbangan karier (5) .306** .161* .133 .069
Urutan pilihan jurusan (6) .187* .141 .119 -.009 .17*
Pihak yang memilihkan jurusan (7) .134 .132 .083 .096 .212** .450**
** p<.01; *p<.05

Tabel 4
Hasil Uji Regresi Hirarki

Model Variabel Adjusted R2 ΔR2 FΔR2 β Sig.


1 Urutan pilihan jurusan 0.017 0.023 4.026 0.246 .046
2 (Model 2) 0.352 0.344 30.789 .000
Urutan pilihan jurusan 0.167 .100
Sikap 0.031 .000
Norma subjektif 0.007 .102
PBC 0.029 .000
3 (Model 3) 0.396 0.046 13.343 .000
Urutan pilihan jurusan 0.162 .098
Sikap 0.029 .000
Norma subjektif 0.005 .212
PBC 0.029 .000
Kebimbangan karier 0.048 .000
**p<.01

signifikan terhadap intensi mahasiswa Tangerang – Bekasi (JABODETABEK).


untuk pindah jurusan kuliah ketika Hal ini menunjukkan bahwa ketika seorang
bersama-sama menjadi prediktor intensi mahasiswa memiliki tingkat kebimbangan
dengan variabel sikap, PBC dan kebim- karier yang tinggi maka ia juga akan
bangan karier. memiliki intensi untuk pindah jurusan
kuliah yang tinggi pula. Hasil penelitian ini
Pembahasan sejalan dengan penjelasan dari Salomone
Hasil penelitian ini menunjukkan (dalam Coco, 2000) yang menyatakan
bahwa kebimbangan karier yang dialami bahwa seseorang yang mengalami kebim-
oleh mahasiswa memiliki peranan sebesar bangan karier memiliki kemungkinan yang
4.6% terhadap intensi untuk melakukan lebih besar untuk pindah jurusan kuliah.
pindah jurusan kuliah yang dimiliki oleh Selain itu hasil penelitian ini juga sejalan
mahasiswa di Jakarta – Bogor – Depok – dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

88
Peranan Kebimbangan Karier terhadap Intensi Pindah Jurusan Kuliah pada Mahasiswa (Rhiany Rizqi Fahima, Sari Zakiah Akmal)

Mahoney dkk. (2004) yang menunjukkan lebih tinggi dibandingkan dengan subjek
bahwa seseorang yang mengalami kebim- yang memilih jurusan kuliah saat ini
bangan karier akan melakukan perubahan sebagai pilihan pertama. Hal tersebut
karier yang cukup besar, dimana pada terjadi karena umumnya pilihan jurusan
mahasiswa perubahan karier tersebut dapat ketiga bukanlah jurusan yang benar-benar
terjadi melalui pindah jurusan kuliah. dinginkan oleh subjek. Namun, pilihan
Mahasiswa yang mengalami kebimbangan tersebut biasanya hanyalah pilihan terakhir
karier cenderung merasa jurusan yang yang dibuat oleh individu ketika tidak
sedang dijalaninya tidak sesuai dengan memungkinkan untuk memilih jurusan
keinginannya. Oleh karena itu, mereka yang diinginkannya. Oleh karena itu,
akan merasa tidak puas dengan jurusan mahasiswa yang menjalani kuliah pada
yang sedang dijalaninya, dan menginginkan pilihan jurusan kuliah yang ketiga memiliki
untuk pindah ke jurusan yang sesuai kemungkinan yang lebih besar untuk
dengan keinginan mereka. mengalami salah jurusan kuliah, sehingga
Intensi mahasiswa untuk pindah mereka juga akan cenderung memiliki
jurusan kuliah tidak hanya dipengaruhi oleh intensi yang tinggi untuk pindah jurusan
faktor kebimbangan karier yang dialami- kuliah.
nya. Beberapa faktor lain tersebut adalah Selain itu, pada variabel pihak yang
faktor urutan pilihan jurusan kuliah, sikap, memilihkan jurusan kuliah, terdapat
norma subjektif dan perceived behavior perbedaaan intensi pindah jurusan kuliah
control terhadap perilaku pindah jurusan yang signifikan antara mahasiswa yang
kuliah yang memiliki pengaruh sebesar memilih jurusan kuliah karena keinginan
35,2% terhadap intensi pindah jurusan sendiri dan mahasiswa yang berkuliah di
kuliah. Hal ini sejalan dengan theory of jurusan yang dipilihkan oleh orang tua.
planned behavior yang menyatakan bahwa Mahasiswa yang memilih jurusan kuliah
sikap, norma subjektif dan perceived karena keinginan orang tua memiliki
behavior control sebagai prediktor utama intensi pindah jurusan kuliah yang lebih
dari intensi seseorang untuk melakukan besar dari pada mahasiwa yang memilih
suatu perilaku (Ajzen, 1991; Ajzen, 2011; sendiri jurusan kuliah yang saat ini ia
Francis, Eccles, Johnston, Walker, jalani. Hal ini sejalan dengan pernyataan
Grimshaw, Foy, & Bonetti, 2004). Faktor- dari Greenhaus dan Callanan (2006), yang
faktor tersebut berperan besar dalam intensi menyatakan bahwa intensi seseorang untuk
yang dimiliki seseorang karena untuk melakukan perubahan karier salah satunya
melakukan pindah jurusan kuliah bukan hal dipengaruhi oleh pilihan karier individu itu
yang mudah. sendiri. Mahasiswa yang menentukan
Hasil dari uji beda pada data demografi sendiri jurusan kuliahnya, akan memilih
terkait intensi pindah jurusan kuliah jurusan kuliah yang sesuai dengan
menunjukkan terdapat perbedaan intensi keinginannya, sehingga lebih sedikit
pindah jurusan kuliah yang dimiliki kemungkinannya mereka akan mengalami
mahasiswa pada dua variabel demografi, kebimbangan karier akibat salah jurusan.
yaitu urutan pilihan kuliah dan pihak yang Namun, pada mahasiswa yang jurusan
menentukan jurusan kuliah. Pada variabel kuliahnya dipilihkan oleh orang tua,
urutan pilihan jurusan kuliah terdapat terkadang jurusan tersebut tidak sesuai
perbedaan yang signifikan antara subjek dengan keinginan dari mahasiswa tersebut.
yang memilih jurusan yang sedang dijalani Oleh karena itu, mereka akan cenderung
sebagai pilihan pertama dengan pilihan merasa salah jurusan ketika sudah
ketiga. Subjek yang memilih jurusan kuliah menjalani kuliah dan memiliki keinginan
yang saat ini dijalani sebagai pilihan ketiga, yang lebih besar untuk melakukan pindah
memiliki intensi untuk pindah jurusan yang jurusan kuliah.

89
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2018, Vol. 5, No. 1, Hal: 83-94

Hasil lain dari penelitian ini juga biayai, tetap memiliki keinginan untuk
menunjukkan bahwa tidak terdapat pindah jurusan kuliah.
perbedaan yang signifikan antara intensi Penelitian ini memiliki kelebihan dan
pindah jurusan kuliah berdasarkan tahun kekurangan yang dapat dijadikan sebagai
kuliah mahasiswa tersebut. Hal ini tidak bahan pertimbangan untuk pengembangan
sejalan dengan hasil penelitian Ramos penelitian berikutnya. Kelebihan dari
(2013), yang menunjukkan bahwa maha- penelitian ini adalah dapat menggambarkan
siswa di tahun pertama lebih banyak yang besaran peran kebimbangan karier dalam
menginginkan untuk pindah jurusan kuliah memengaruhi intensi pindah jurusan kuliah
daripada mahasiswa di tahun terakhir. seorang mahasiswa. Penelitian ini juga
Perbedaan hasil penelitian ini dapat terjadi memberikan gambaran mengenai keterkait-
karena sebagai negara dengan budaya an antara urutan pilihan jurusan dan pihak
kolektif, orang tua berperan besar dalam yang menentukan pilihan jurusan kuliah
pengambilan keputusan terkait karier pada terhadap intensi pindah jurusan kuliah yang
mahasiswa (Mau, 2000). Oleh karena itu, dimiliki oleh mahasiwa. Selain itu, pene-
ketika mahasiswa yang berada di tahun litian ini juga memberikan sumbangan
pertama, ataupun di tahun-tahun berikutnya teoretis baru berupa alat ukur intensi pindah
mengalami kebimbangan karier, dan tidak jurusan kuliah yang dikembangkan dari
mendapatkan ijin dari orang tua untuk theory of planned behavior milik Ajzen
pindah jurusan kuliah, maka intensi (1991).
mahasiswa untuk pindah jurusan kuliah Sementara itu, penelitian ini juga
akan berkurang. Sebaliknya, ketika orang masih memiliki beberapa kekurangan, se-
tua menyetujui untuk melakukan pindah perti pengukuran intensi pindah jurusan
jurusan kuliah, maka intensi mahasiswa kuliah dalam penelitian ini yang hanya
untuk melakukan pindah jurusan akan dilakukan secara indirect, dimana item-
meningkat, sekalipun mereka sudah item dalam kuesioner dibuat hanya
berkuliah di tahun terakhir. berdasarkan studi elisitasi. Pada panduan
Selain itu, hasil penelitian ini juga pembuatan alat ukur intensi yang disusun
menunjukkan tidak ada perbedaan intensi oleh Francis dkk. (2004), untuk melihat
pindah jurusan kuliah yang signifikan peranan prediktor dari intensi terhadap
berdasarkan variabel IPK, dan persepsi intensi individu untuk melakukan suatu
mahasiswa terhadap kemampuan orang tua. perilaku, maka perlu dilakukan pengukuran
Hal ini dapat terjadi karena ketika maha- secara direct dan indirect. Kedua pengukur-
siswa yang mengalami kebimbangan karier, an tersebut dibutuhkan untuk dapat melihat
mereka akan merasa tidak puas dengan peran dari masing-masing prediktor
pilihan jurusan yang sedang dijalaninya. terhadap intensi secara lebih mendalam.
Ketidakpuasan yang dialami mahasiswa
tersebut, membuat mereka menginginkan Simpulan dan Saran
untuk pindah ke jurusan kuliah yang sesuai
Simpulan
dengan keinginannya. Walaupun mahasis- Hasil penelitian ini menunjukkan
wa tersebut memiliki pencapaian akademis bahwa kebimbangan karier yang dialami
yang baik, namun karena jurusan yang berperan terhadap intensi mahasiswa untuk
dijalani tidak sesuai dengan keinginan, melakukan pindah jurusan kuliah, dengan
mereka tetap menginginkan untuk pindah peran sebesar 4.7%. Hasil lain dari
jurusan kuliah. Selain itu, ketidakpuasan penelitian ini menunjukkan bahwa mahasis-
yang dialami oleh mahasiswa, juga wa yang memilih jurusan kuliah sebagai
membuat mahasiswa yang mempersepsikan pilihan ketiga dan mahasiswa dengan
orang tuanya tidak mampu untuk mem- jurusan kuliah yang dipilihkan oleh orang-

90
Peranan Kebimbangan Karier terhadap Intensi Pindah Jurusan Kuliah pada Mahasiswa (Rhiany Rizqi Fahima, Sari Zakiah Akmal)

tua memiliki intensi pindah kuliah yang doi:


lebih tinggi. 10.1080/08870446.2011.613995.
________ (2012). The theory of planned
Saran behavior. Dalam P.A.M.V. Lange,
Beberapa saran yang dapat diberikan A.W. Kruglanski, & E.T. Higgins
berdasarkan hasil penelitian ini, berupa (Eds.), Handbook of theories of
saran teoretis maupun praktis. Penelitian social psychology (Vol. 1, pp. 438-
selanjutnya, disarankan untuk melakukan 459). London: SAGE Publications
pengembangan alat ukur intensi pindah Ltd.
jurusan kuliah yang disusun secara direct Anschuetz, N. (2015). Breaking the 4-year
measurement. Dimana alat ukur dibuat myth: Why students are taking
dengan menambahkan item-item yang longer to graduate. Diakses pada
disusun berdasarkan konstruk teoretis dari tanggal 2 November 2016, dari
intensi pindah jurusan kuliah, serta disusun http://college.usatoday.com
berdasarkan tujuan dari penelitian. Sehing- Coco, R. F. (2000). Construct validity of
ga alat ukur intensi pindah jurusan yang the career decision scale with
dibuat dapat lebih menggambarkan peranan hispanic high school students
dari masing-masing prediktor intensi secara (Thesis). Seton Hall University,
lebih jelas. United States.
Selanjutnya pada tataran praktis, bagi Crown Financial Ministries. (2007).
orang tua agar dapat memberikan kebe- Common career mistakes and how
basan kepada anak untuk memilih jurusan to avoid them. Diakses pada
kuliah yang diinginkannya dan memberikan tanggal 5 Mei 2017, dari
support terhadap pilihan tersebut. Selanjut- http://www.focusonthefamily.com/li
nya untuk mencegah calon mahasiswa fechallenges/life-
(siswa SMA) memiliki intensi pindah transitions/making-a-career-
jurusan kuliah yang tinggi, pihak SMA change/making-common-career-
(guru, bagian bimbingan konseling, dan mistakes-and-how-to-avoid-them
lain-lain) dapat memberikan intervensi Daniels, L. M., Stewart, T. L., Stupnisky,
kepada calon mahasiswa dengan mem- R. H., Perry, R. P., & LoVerso, T.
berikan pelatihan mengenai pentingnya (2011). Relieving career anxiety
menentukan pilihan karier agar tidak salah and indecision: The role of
dalam memilih jurusan. Terakhir, bagi undergraduate students’ perceived
pihak universitas dapat memberikan ban- control and faculty affiliations.
tuan kepada mahasiswa yang mengalami Social Psychology of Education,
kebimbangan karier dengan memberikan 14(3), 409-426. doi:
konseling kepada mahasiswa agar dapat 10.1007/s11218-010-9151-x.
mengatasi kebimbangan karier yang Foraker, M. J. (2012). Does changing
dialaminya. majors really affect the time to
graduate? The impact of changing
Daftar Pustaka majors on student retention,
graduation, and time to graduate.
Ajzen, I. (1991). The theory of planned
Office of Institutional Research.
behavior. Organizational Behavior
Trans., Kentucky: Western
and Human Decision Processes, 50.
Kentucky University.
179-211.
Francis, J. J., Eccles, M. P., Johnston, M.,
________ (2011). The theory of planned
Walker, A., Grimshaw, J., Foy, R.,
behavior: Reactions and reflections.
& Bonetti, D. (2004). Constructing
Psychol Health, 26(9), 1113-1127.
questionnaires based on the theory

91
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2018, Vol. 5, No. 1, Hal: 83-94

of planned behaviour: A manual for Shortage specialties: Changes in


health services researchers. UK: career intentions from medical
Centre for Health Services student to newly qualified doctor.
Research, University of Newcastle Med Teach, 26(7), 650-654. doi:
upon Tyne. 10.1080/01421590400019591.
Gordon, V., & Steele, G. (2003). Mau, W. C. (2000). Cultural differences in
Undecided first-year students: A 25- career decision-making styles and
year longitudinal study. Journal of self-efficacy. Journal of Vocational
the First-Year Experience & Behavior, 57(3), 365-378. doi:
Students in Transition, 15, 19-38. 10.1006/jvbe.1999.1745.
Greenhaus, J. H., & Callanan, G. A. (2006). Nugroho, J. (2016). Salah ambil Prodi, 100
Encyclopedia of career siswa yang lolos di UGM mundur.
development (Vol. 1). Thousand Diakses pada 13 April 2017 dari
Oaks, California: SAGE http://www.harianjogja.com/baca/2
Publications. 016/01/25/snmptn-2016-salah-
Guay, F. (2006). Distinguishing ambil-prodi-100-siswa-yang-lolos-
developmental from chronic career di-ugm-mundur-684187
indecision: Self-efficacy, autonomy, Oktaviani, M. A., & Notobroto, H. B.
and social support. Journal of (2014). Perbandingan tingkat
Career Assessment, 14(2), 235-251. konsistensi normalitas distribusi
doi: 10.1177/1069072705283975. metode kolmogorov-smirnov,
Intani, F. S., & Surjaningrum, E. R. (2010). lilliefors, shapiro-wilk, dan
Coping strategy pada mahasiswa skewness-kurtosis. Jurnal
salah jurusan. INSAN, 12, 119-126. Biometrika dan Kependudukan,
Irianto, A. (2004). Statistik: Konsep dasar, 3(2), 127-135.
aplikasi, dan pengembangannya. Pečjak, S., & Košir, K. (2007). Personality,
Jakarta: Kencana. motivational factors and difficulties
Johnson, D. (2005). Predicting college in career decision-making in
students who change majors reasons secondary school students.
and motivation of major changes Psihologijske teme, 16(1), 141-158.
(Disertasi). University of Idaho, Peterson, K. F. (2006). Changing their
United States. majors: How do students choose
Jones, L., & Jones, J. (2012). Personality- their majors and why do so many
college major match and student change? (Thesis). University of
success: A guide for professionals Minnesota, United States.
helping youth and adults who are in Ramos, Y. (2013). College students tend to
college or are college-bound. change majors when they find the
Diakses pada 5 Mei 2017 dari one they really love. Diakses pada
http://www.careerkeyca.org/pdf/Ca tanggal 11 November 2016, dari
nadian_Professionals_Guide_Perso http://borderzine.com
nality_Major_Match.pdf Sklar, J. (2014). The impact of change of
Kim, H., & Kim, O. (2017). Self-regulated major on time to bachelor’s degree
learning and social factors affecting completion with special emphasis
major satisfaction of Korean college on STEM disciplines: A multilevel
students. International Information discrete-time hazard modeling
Institute (Tokyo). Information, approach final report. Statistics
20(1A), 99. Department, Trans., California:
Mahoney, R., Katona, C., McParland, M., California Polytechnic State
Noble, L., & Livingston, G. (2004). University.

92
Peranan Kebimbangan Karier terhadap Intensi Pindah Jurusan Kuliah pada Mahasiswa (Rhiany Rizqi Fahima, Sari Zakiah Akmal)

Taylor, S. (2013). Factors affecting change


in major and college persistence for
traditional and nontraditional
community college students
(Disertasi). Alliant International
University, United States.
Welcome, S. L. (2014). Expectation versus
reality: The impact of academic
advising on nontraditional
community college students seeking
a career change (Disertasi). Capella
University, United States.

93
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2018, Vol. 5, No. 1, Hal: 83-94

94

View publication stats

Вам также может понравиться