Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Trombositopenia adalah suatu kekurangan trombosit yang merupakan
bagian dari pembekuan darah. Pada orang normal jumlah trombosit di dalam
sirkulasi berkisar antara 150.000-450000/ul, rata-rata berumur 7-10 hari kira-kira
1/3 dari jumlah trombosit didalam sirkulasi darah mengalami penghancuran
didalam limpa oleh karena itu untuk mempertahankan jumlah trombosit supaya
tetap normal di produksi 150.000-450000sel trombosit perhari. Jika jumlah
trombosit kurangdari 30.000/mL, bisa terjadi perdarahan abnormal meskipun
biasanya gangguan baru timbul jika jumlah trombosit mencapai kurangdari
10.000/mL. (Sudoyo, dkk, 2006).
Trombosit berbentuk bulat kecil atau cakram oval dengan diameter 2-4
µm. Trombosit dibentuk di sumsum tulang dari mega kariosit, sel yang sangat
besar dalam susunan hemopoietik dalam sumsum tulang yang memecah menjadi
trombosit, baik dalam sumsum tulang atau segera setelah memasuki kapiler darah,
khususnya ketika mencoba untuk memasuki kapiler paru. Tiap megakariosit
menghasilkan kuranglebih 4000 trombosit (IlmuPenyakit Dalam Jilid II).
Megakariosit tidak meninggalkan sumsum tulang untuk memasuki
darah. Konsentrasi normal trombosit ialah antara 150.000 sampai 350.000 per
mikroliter. Volume rata-ratanya 5-8 fl. Dalam keadaan normal, sepertiga dari
jumlah trombosit itu ada di limpa. Jumlah trombosit dalam keadaan normal di
darah tepi selalu kurang lebih konstan. Hal ini disebabkan mekanisme control
oleh bahan humoral yang disebut trombopoietin. Bila jumlah trombosit menurun,
tubuh akan mengeluarkan trombopoietin lebih banyak yang merangsang
trombopoiesis.
Idiopathic thrombocytopenic Purpura mempengaruhi anak-anak dan orang
dewasa. Anak-anak sering mengalami idiopathic thrombocytopenic Purpura
setelah infeksi virus dan biasanya sembuh sepenuhnya tanpa pengobatan. Pada
orang dewasa yang menderita penyakit ITP sering lebih kronis. ITP diperkirakan
merupakan salah satu penyebab kelainan perdarahan didapat yang banyak
ditemukan oleh dokter anak, dengan insiden penyakit simtomatik berkisar 3
sampai 8 per 100000 anak pertahun. Di bagian ilmu kesehatan Anak RSU Dr.
Soetomo terdapat 22 pasien baru pada tahun 2000.
c
Penyebab dari ITP tidak diketahui secara pasti, mekanisme yang terjadi
melalui pembentukan antibodi yang menyerang sel trombosit, sehingga
sel trombosit mati (Imran, 2008). Penyakit ini diduga melibatkan reaksi autoimun,
dimanatubuh menghasilkan antibodi yang menyerang trombositnya sendiri.
Dalam kondisi normal, antibodi adalah respons tubuh yang sehat terhadap bakteri
atau virus yang masuk kedalam tubuh. Tetapi untuk penderita ITP, antibodinya
bahkan menyerang sel-sel keping darah tubuhnya sendiri (Family Doctor, 2006).
Meskipun pembentukan trombosit sumsum tulang meningkat, persediaan
trombosit yang ada tetap tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Pada sebagian
besar kasus, diduga bahwa ITP disebabkan oleh system imun tubuh. Secara
normal sistem imun membuat antibodi untuk melawan benda asing yang masuk ke
dalam tubuh. Pada ITP, sistem imun melawan platelet dalam tubuh
sendiri. Alasan sistem imun menyerang platelet dalam tubuh masih belum
diketahui (anainformation center, 2008).
ITP kemungkinan juga disebabkan oleh hipersplenisme, infeksi virus,
intoksikasi makanan atau obat atau bahan kimia, pengaruh fisis (radiasi, panas),
kekurangan factor pematangan (misalnya malnutrisi), koagulasi intravascular
diseminata (KID), autoimun. Berdasarkan etiologi, ITP dibagi menjadi 2 yaitu
primer (idiopatik) dan sekunder. Berdasarkan awitan penyakit dibedakan tipe akut
bila kejadiannya kurang atau sama dengan 6 bulan (umumnya terjadi pada anak-
anak) dan kronik bila lebih dari 6 bulan (umunnya terjadi pada orang dewasa)
(anainformation center, 2008).
Selain itu, ITP juga terjadi pada pengidap HIV. Sedangkan obat-obatan
seperti heparin, minuman keras, quinidine, sulfonamides juga bisa menyebabkan
trombositopenia. Biasanya tanda-tanda penyakit dan faktor-faktor yang berkaitan
dengan penyakit ini adalah seperti yang berikut : purpura, pendarahan haid darah
yang banyak dan tempo lama, pendarahan dalam lubang hidung, pendarahan
rahang gigi, immunisasi virus yang terkini, penyakit virus yang terkini dan calar
atau lebam.
Ada dua tipe ITP berdasarkan kalangan penderita. Tipe pertama umumnya
menyerang kalangan anak-anak, sedangkan tipe lainnya menyerang orang
dewasa. Anak-anak berusia 2 hingga 4 tahun yang umumnya menderita penyakit
ini. Sedangkan ITP untuk orang dewasa, sebagian besar dialami oleh wanita
muda, tapi dapat pula terjadi pada siapa saja. ITP bukanlah penyakit keturunan.
(Family Doctor, 2006).
ITP juga dapat dibagi menjadi dua, yakni akut ITP dan kronik ITP.
Batasan yang dipakai adalah waktu jika dibawah 6 bulan disebut akut ITP dan
diatas 6 bulan disebut kronik ITP. Akut ITP sering terjadi pada anak-anak
sedangkan kronik ITP sering terjadi pada dewasa (Imran, 2008).
c !"#
!$
%
Awal penyakit 2-6 tahun 20-40 tahun
Rasio L:P 1:1 1 : 2-3
Trrombosit <20.000/mL 30.000-100.000/mL
Lama penyakit 2-6 minggu Beberapa tahun
perdarahan Berulang Beberapa hari/minggu
&
Kerusakan trombosit pada ITP melibatkan auto antibody terhadap gliko
protein yang terdapat pada membrane trombosit. Penghancuran terjadi terhadap
trombosit yang diselimuti antibody, dilakukan oleh magkrofag yang terdapat pada
limpa dan organ retikuloendotelial lainnya. Megakariosit pada sumsum tulang bisa
normal atau meningkat pada ITP. Sedangkan kadar trombopoitein dalam plasma,
yang merupakan progenitor proliferasi dan maturasi dari trombosit mengalami
penurunan yang berarti, terutama pada ITP kronis.
Adanya perbedaan secara klinis maupun epidemologis antara ITP akut dan
kronis, menimbulkan dugaan adanya perbedaan mekanisme
patofisiologi terjadinya trombsitopenia diantara keduanya. Pada ITP akut, telah
dipercaya bahwa penghancuran trombosit meningkat karena adanya antibody
yang dibentuk saat terjadi respon imun terhadap infeksi bakteri atau virus atau
pada imunisasi, yang bereaksi silang dengan antigen dari trombosit.
Mediator lainnya yang meningkat selama terjadinya responimun terhadap
produksi trombosit. Sedangkan pada ITP kronis mungkin telah terjadi gangguan
dalam regulasi sistem imun seperti pada penyakit autoimun lainnya yang
berakibat terbentuknya antibodi spesifik terhadap antibodi.
Saat ini telah didefinisikan (GP) permukaan trombosit pada ITP,
Diantaranya GP Ib-lia,GP Ib, dan GP V. Namun bagaimana antibody
antitrombosit meningkat pada ITP, perbedaan secara pasti patofisiologi ITP
akut dan kronis, serta komponen yangterlibat dalam regulasinya masih belum
diketahui.
Gambaran klinik ITP yaitu:
1. Onset pelan dengan perdarahan melalui kulit atau mukosa berupa :
petechie, echymosis, easy bruisig, menorrhagia, epistaksis, atau
perdarahan gusi.
2. Perdarahan SSP jarang terjadi tetapi dapat berakibat fatal.
3. Splenomegali pada <10% kasus.
'#
Idiopatik Trombositopeni Purpura (ITP) tidak dapat dicegah, tetapi
dapat dicegah komplikasinya. Menghindari obat - obatan seperti aspirin atau
ibuprofen yang dapat mempengaruhi platelet dan meningkatkan risiko
pendarahan.
Lindungi dari luka yang dapat menyebabkan memar atau pendarahan.
Lakukan terapi yang benar untuk infeksi yang mungkin dapat berkembang.
Konsultasi ke dokter jika ada beberapa gejala infeksi, seperti demam. Hal ini
penting bagi pasien dewasa dan anak-anak dengan ITP yang sudah tidak memiliki
limfa.
Î
Bintik-bintik merah pada kulit (terutama di daerah kaki), seringnya
bergerombol dan menyerupai rash. Bintik tersebu, dikenal dengan petechiae,
disebabkan karena adanya pendarahan dibawah kuli.
Memar atau daerah kebiruan pada kulit atau membran mukosa (seperti
dibawah mulut) disebabkan pendarahan dibawah kulit. Memar tersebut mungkin
terjadi tanpa alasan yang jelas. Memar tipe ini disebut dengan purpura.
Pendarahan yang lebih sering dapat membentuk massa tiga-dimensi yang disebut
hematoma.
Hidung mengeluarkan darah atau pendarahan pada gusi. Ada darah pada
urin dan feses. Beberapa macam pendarahan yang sukar dihentikan dapat menjadi
tanda ITP. Termasuk menstruasi yang berkepanjangan pada wanita. Pendarahan
pada otak jarang terjadi, dan gejala pendarahan pada otak dapat menunjukkan
tingkat keparahan penyakit. Jumlah platelet yang rendah akan menyebabkan nyeri,
fatigue (kelelahan), sulit berkonsentrasi, atau gejala yang lain.
r
&&%&
Adanya trombositopenia pada ITP ini akan mengakibatkan gangguan pada
sistem hemostasis karena trombosit bersama dengan sistem vaskular faktor
koagulasi darah terlibat secara bersamaan dalam mempertahankan hemostasis
normal. Manifestasi klinis ITP sangat bervariasi mulai dari manifestasi
perdarahan ringan, sedang, sampai dapat mengakibatkan kejadian-kejadian yang
fatal. Kadang juga asimptomatik. Oleh karena merupakan suatu penyakit
autoimun maka kortikosteroid merupakan pilihan konvensional dalam
pengobatan ITP. Pengobatan akan sangat ditentukan oleh keberhasilan mengatasi
penyakit yang mendasari ITP sehingga tidak mengakibatkan keterlambatan
penanganan akibat pendarahan fatal, atau pun penanganan-penangan pasien yang
gagal atau relaps (Anainformation center, 2008).
Pendarahan dihidung atau gigi merupakan tanda-tanda utama penyakit ITP
namun kebanyakan penyakit hanya ada tanda-tanda lebamdan petekia dianggota
badan. Gejala umum yang sering tampak pada pasien trombositopenia adalah
petekiae, ekimosis, gusi dan hidung berdarah, menometorrhagia, sedangkan
gejala yang jarangterjadi adalah hematuria, perdarahan gastrointestinal,
perdarahan intrakranial. Perdarahan biasanya terjadi bila jumlah trombosit
< 50.000/ mm3, dan perdarahan spontan terjadi jika jumlah trombosit
<10.000/mm3 dan umumnya terjadi pada leukimia. Perdarahan kulit bisa
merupakan pertanda awal dari jumlah trombosit yang kurang. Bintik-bintik
keunguan seringkali muncul ditungkai bawah dan cedera ringan bisa
menyebabkan memar yang menyebar. Bisa terjadi perdarahan gusi dan
darah juga bisa ditemukan pada tinja atau air kemih. Pada penderita wanita, darah
menstruasinya sangat banyak. Perdarahan mungkin sukar berhenti sehingga
pembedahan dan kecelakaan bisa berakibat fatal. Jika jumlah trombosit semakin
menurun, maka perdarahan akan semakin memburuk. Jumlah trombosit kurang
dari 5.000-10.000/mL bisa menyebabkan hilangnya sejumlah besar darah melalui
saluran pencernaan atau terjadi perdarahan otak (meskipun otaknya sendiri tidak
mengalami cedera) yang bisa berakibat fatal.
&
1. Hitung darah lengkap dan jumlah trombosit menunjukkan penurunan
hemoglobin, hematokrit, trombosit (trombosit di bawah 20 ribu / mm3).
2. Anemia normositik: bila lama berjenis mikrositik hipokrom.
3. Leukosit biasanya normal: bila terjadi perdarahan hebat dapat terjadi
leukositosis. Ringan pada keadaan lama: limfositosis relative dan
leucopenia ringan.
4. Sum-sum tulang biasanya normal, tetapi megakariosit muda dapat
bertambah dengan maturation arrest pada stadium megakariosit.
5. Masa perdarahan memanjang, masa pembekuan normal, retraksi
pembekuan abnormal, prothrombin consumption memendek, test RL (+).
Terapi ITP lebih ditujukan untuk menjaga jumlah trombosit dalam kisaran
aman sehingga mencegah terjadinya pendarahan mayor. Selain itu, terapi ITP
didasarkan pada berapa banyak dan seberapa sering pasien mengalami
pendarahan dan jumlah platelet. Terapi untuk anak-anak dan dewasa hampir
sama. Kortikosteroid (ex: prednison) sering digunakan untuk terapi ITP.
Kortikosteroid meningkatkan jumlah platelet dalam darah dengan cara
menurunkan aktivitas sistem imun. Imunoglobulin dan anti-Rhimunoglobulin D.
Pasien yang mengalami pendarahan parah membutuhkan transfusi platelet dan
dirawat dirumah sakit .
Imunoglobulinintravena (IgIV)
Imunoglobulin intravena dosis 1g/kg/hr selam 2-3 hari berturut-
turut dan digunakan bila terjadi pendarahan internal, saat AT (antibodi trombosit)
<5000/ml meskipun telah mendapat terapi kortikosteroid dalam beberapa hari
atau adanya purpura yang progresif. Pendekatan terapi konvensional lini kedua,
untuk pasien yang dengan terapi standar kortikosteroid tidak membaik, ada
beberapa pilihan terapi yang dapat digunakan. Luasnya variasi terapi lini kedua
menggambarkan relatif kurangnya efikasi dan terapi bersifat individual.
PENGKAJIAN
a. Asimtomatik sampai jumlah trombosit menurun di bawah 20.000.
b. Tanda-tanda perdarahan.
1. Petekie terjadi spontan.
2. Ekimosis terjadi pada daerah trauma minor.
3. Perdarahan dari mukosa gusi, hidung, saluran pernafasan.
4. Menoragie.
5. Hematuria.
6. Perdarahan gastrointestinal.
c. Perdarahan berlebih setelah prosedur bedah.
d. Aktivitas/ istirahat.
1 . Gejala : - keletihan, kelemahan, malaise umum.
-toleransiterhadaplatihan rendah.
2 . Tanda : -takikardia /takipnea, dispnea pada beraktivitas /ist irahat.
- kelemahan otot dan penurunan kekuatan.