Вы находитесь на странице: 1из 10

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK AGROWISATA

(Studi Pada Desa Wisata Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang


Jawa Timur)
Saga Ardian Gurindawangsa
Topowijono
Supriono
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email:saga.gurindawangsa@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research is to focus on agro-tourism product development strategy in Gubugklakah Tourism
Village.This research tries to describe and know the general condition of Gubugklakah Tourism Village, the
potential of agro tourism owned by Gubugklakah Village, and the strategy of agro-tourism product development
in Gubugklakah Tourism Village. This researcher is descriptive research type with qualitative approach using
three stages of reducing data, presenting data, and data analysis. The results of this study concluded that
Gubugklakah village increase in every year.The potential of agro tourism in Gubugklkakah Tourism Village is
very potential to be developed.Tourism product development strategy, especially agro-tourism, has several
strategies, ranging from product development, development of facilities and infrastructure, market development
and promotion, human resources development, partnership development with related parties.Implementation of
these strategies leads to various impacts, whether expected or not.The strategy implemented also has an impact
in its implementation as a supporting and inhibiting factor in the implementation of the strategy.Based on the
description, this study provides recommendations for the creation and development of strategies that can be
targeted and cover all sectors and can anticipate unexpected impacts.

Keywords: Agrotourism, Product Development Strategy, Gubugklakah Tourism Village

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah berfokus pada strategi pengembangan produk agrowisata di Desa Wisata
Gubugklakah. Penelitian ini berusaha mendiskripsikan dan mengetahui kondisi umum Desa Wisata Gubugklakah,
potensi agrowisata yang dimiliki Desa Wisata Gubugklakah, serta strategi pengembangan produk agrowisata di
Desa Wisata Gubugklakah. Peneliti ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif
menggunakan tiga tahap yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan analisis data. Hasil dari penelitian ini
menyimpulkan dilihat dari kondisi umum pariwisata di Desa Wisat Gubugklakah mengalami perkembangan tiap
tahunnya. Potensi agrowisata yang terdapat di Desa Wisata Gubugklkakah sangat potensial untuk dikembangan.
Strategi pengembangan produk pariwisata terutama agrowisata memiliki beberapa strategi, mulai dari
pengembangan produk, pengembangan sarana dan prasarana, pengembangan pasar dan promosi, pengembangan
SDM, pengembangan kemitraan/kerjasama dengan pihak terkait. Berdasarkan uraian, penelitian ini memberikan
rekomendasi untuk pembuatan dan pengembangan strategi yang dapat terarah dan mencakup semua sektor serta
dapat mengantisipasi dampak-dampak yang tidak diharapkan.

Kata kunci: Agrowisata, Strategi Pengembangan Produk, Desa Wisata Gubugklakah

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 141


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki banyak sekali daerah yang yang tidak akan ditemukan di daerah asalnya.
berpotensi pada sektor pariwisata. Provinsi Jawa Sehingga agrowisata bisa menjadi sebuah harapan
Timur adalah salah satunya, provinsi ini merupakan dan juga kesempatan untuk para petani agar lebih
salah satu daerah yang memiliki banyak potensi kreatif dalam mengelola usaha pertaniannya
sumber daya pariwisata yang dapat dikembangkan. sehingga mampu menghasilkan produk yang bisa
Lingkungan alam yang asri dan sejuk, pegunungan, menyentuh hati para wistawan untuk datang dan
kebudayaan yang khas, dan juga keunikan yang berkunjung lagi. Produk hasil pertanian yang baik
mengundang rasa keingintahuan seseorang dan juga dan dapat diserap atau di dayagunakan oleh
potensi lainnya sehingga ini menjadi prospek yang stakeholder terkait maka ini akan sangat membantu
sangat baik untuk terus dikembangkan. untuk peningkatan pendapatan petani dan
Salah satu desa yang saat ini telah stakeholder terkait.
memanfaatkan peluang di bidang pariwisata adalah Upaya dalam mewujudkan cita – cita dan
Desa Wisata Gubugklakah, kecamatan memenuhi permintaan wisatawan, Ladesta
Poncokusumo, Kabupaten Malang. Desa Wisata Gubugklakah selalu membuat inovasi setiap
Gubugklakah memanfaatkan daya tarik yang berada tahunnya. Menurut Ketua Ladesta Bapak Purnomo
di kawasan Tmana Nasional Bromo Tengger Semeru Anshori pertanian di Desa Wisata Gubugklakah bisa
dengan menjual paket dan penyewaan kendaraan dibuat agrowisata dan edukasi pertanian untuk
untuk menuju ke Gunung Bromo dan Gunung mendapatkan nilai tambah baik secara ekonomi dan
Semeru. Desa Wisata Gubugklakah terbentuk pada pemanfaatannya. Agrowisata Desa Wisata
tanggal 10 Agustus 2010. Ada dua organisasi yang Gubugklakah tidak hanya menyediakan petik apel
mengelola Desa Wisata Gubugklakah yaitu saja, akan tepai juga edukasi dalam penanaman,
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gubugklakah perawatan dan sampai pemanenan buah apel. Inovasi
dan Lembaga Desa Wisata (Ladesta) Gubugklakah. yang dilakukan Ladesta Gubugkalakah terus
Pokdarwis Gubugklakah merupakan organisasi non- dilakukan, saat ini telah ada pengolahan hasil
profit yang mempunyai tugas kepada masyarakat pertanian seperti pembuatan kripik dan minuman sari
tentang pariwisata sedangkan Ladesta Gubugklakah apel sebagai oleh – oleh khas dari Desa Wisata
merupakan organisasi profit tingkat desa yang Gubugklakah. Edukasi dalam pengelolaan hasil
mengkoordisani dan menjual paket – paket wisata pertanian juga menjadi sebuah inovasi yang
yang ada di Desa Wisata Gubugklakah. dijadikan paket wisata di Desa Wisata Gubugklakah.
Awal berdirinya Desa Wisata Gubugklakah Penerapan dan pengembangan inovasi –
sempat mengalami kevakuman karena anggota dari inovasi yang dilakukan oleh Ladesta Gubugklakah
Pokdarwis dan Ladesta Gubugklakah tidak memiliki berbuah positif dengan meningkatnya kunjungan
pengetahuan dan keahlian tentang bisnis dan wisatawan setiap tahunnya. Terlihat pada tahun 2013
organisasi di bidang pariwisata, akan tetapi seiring sebanyak 2194 wisatwan domestik dan 162
berjalannya waktu Pokdarwis dan Ladesta wisatwan mancanegara mengunjungi desa wisata ini.
Gubugklakah akhirnya dapat belajar dari Ladesta Gubugklakah juga telah bekerjasama dengan
pengalaman tentang bisnis dan organisasi sehingga 58 travel agent dalam mendatangkan wisatwan.
usaha yang mereka jalankan dapat berkembang Kerjasama dengan travel agent menjadikan
sampai pada tahun 2014 Pokdarwis Gubugklakah kunjungan wisatawan terus meninkat. Hal ini
menjadi pokdarwis terbaik di tingkat nasional. membuktikan bahwa Desa Wisata Gubugklakah
Melihat dari sektor pertanian yang dominan telah melakukan pengembangan pariwisata terutama
dan sektor pariwisata yang mulai berkembang, maka dalam daya tarik agrowisata. Berdasarkan latar
sangatlah cocok jika dua sektor tersebut belakang tersebut peneliti tertarik melakukan
digabungkan menjadi satu atraksi wisata yang penelitian dengan judul “Analisis Strategi
menarik dan beredukasi yaitu agrowisata. Menurut Pengembangan Agrowisata (Studi pada Desa
Tavare dalam Maruti(2009) mendefinisikan Wisata Gubugklakah) “.
agrowisata sebagai aktivitas agribisnis dimana petani
setempat menawarkan tour pada usahataninya dan
mengijinkan seseorang pengunjung menyaksikan
pertumbuhan, pemanenan, pengolahan pangan lokal

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 142


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
KAJIAN PUSTAKA a. Bisnis penyediaan akomodasi berupa
Pariwisata homestay
b. Bisnis penyediaan transpotasi wisata
Soebagyo (2012:154) dalam bukunya c. Bisnis penyediaan pramuwisata
mengungkapkan, pariwisata mampu menghasilkan d. Bisnis penyediaan makan dan minuman
pertumbuhan ekonomi, karena dapat menyediakan e. Bisnis penyediaan perjalanan wisata
lapangan kerja, menstimulasi berbagai sektor f. Bisnis penyediaan oleh-oleh khas desa
produksi, serta memberikan konstribusi secara g. Bisnis daya tarik wisata yang ada di desa
langsung bagi kemajuan-kemajuan dalam usaha-
usaha pembuatan dan perbaikan pelabuhan, jalan Dampak Pariwisata
raya, pengangkutan serta mendorong pelaksanaan 1. Dampak Ekonomi Pariwisata
program kebersihan dan kesehatan, proyek sarana Yoeti (2008:20) dampak dari akibat
budaya, pelestarian lingkungan hidup dan pengembangan pariwisata sebagai suatu industri
sebagainya yang dapat memberikan keuntungan dan adalah berikut :
kesenangan baik kepada masyarakat setempat a. Dapat menciptakan kesempatan berusaha.
maupun wisatawan dari luar. Dengan adanya wisatawan, perlu pelayanan
untuk menyediakan kebutuhan (need),
Desa Wisata
keinginan (want) dan harapan (expectation)
Mujiadi (2009:27), menjelaskan bahwa desa wisatawan.
wisata adalah produk wisata yang mempunyai b. Dapat meningkatkan kesempatan kerja
keterlibatan dengan masyarakat desa serta segala (employments)
perangkat yang dimilikinya. Produk wisata yang ada c. Dapat meningkatkan pendapatan sekaligus
dalam desa wisata dalam arti sempit meliputi apapun mempercepat pemerataan pendapatan
yang dibeli wisatawan ketika melakukan kunjungan. masyarakat, sebagai akibat multipliereffect
Sementara arti luas produk wisata adalah sebuah yang terjadi dari pengeluaran wisatawan yang
kesatuan dari apa yang wisatawan lakukan di daerah relatif cukup besar.
tujuan wisata serta melibatkan pelayanan yang d. Dapat meningkatkan penerimaan pajak
digunakan untuk membuatnya layak dikonsumsi pemerintah dan retribusi daerah.
oleh wisatawan (Agustina:2012). e. Dapat meningkatkan pendapatan nasional
atau Gross DomesticBruto (GDP).
1. Pengembangan Desa Wisata f. Dapat mendorong peningkatan investasi dari
Menurut Sastrayuda dalam Iriansyah (2014), sektor industri pariwisata dan sektor ekonomi
ada lima pendekatan pengembangan desa lainnya.
wisata, yaitu : g. Dapat memperkuat neraca pembayaran, bila
a. Pendekatan lingkungan masyarakat neraca pariwisata mengalami surplus dengan
b. Pendekatan perencanaan fisik sendirinya akan memperkuat neraca
c. Pendekatan terhadap unsur-unsur pariwisata pembayaran Indonesia, dan sebaliknya.
d. Pendekatan dasar rencana tapak
e. Pendekatan struktur geo-klimatologis dan 2. Dampak Sosial Pariwisata
geo-morfologis Menurut Richardson dan Fluker (2004 dalam
2. Pengembangan Infrastruktur Desa Wisata Pitana dan Diarta, 2009:195) dampak pariwisata
Priasukmana dan Muljadin dalam Iriansyah terhadap kehidupan sosial budaya di daerah
(2014) menambahkan bahwa, aksesbilitas yang tujuan wisata antara lain adalah:
baik serta ketersediaan akomodasi, a. Dampak terhadap struktur populasi
telekomunikasi dan tenaga kerja yang memadai b. Transformasi struktur mata pencaharian
merupakan persyaratan suatu desa wisata c. Transformasi tata nilai
3. Jenis Usaha atau Bisnis Pariwisata di Desa d. Dampak pada kehidupan sehari-hari
Wisata
Terdapat tujuh jenis bisnis pariwisata yang bisa
diterapkan di desa wisata. Jenis bisnis tersebut
antara lain:

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 143


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Strategi Pengembangan Pariwisata strategi pengembangan agrowisatadi Desa Wisata
Gubugklakah, Kabupaten Malang. Dengan
1. Promosi Pariwisata menggunakan fokus penelitian sebagai berikut:
Promosi dilakukan agar dapat efektif perlu 1. Strategi Pengembangan Produk
adanya bauran promosi, yaitu kombinasi yang 2. Strategi Pengembangan Sarana dan Prasarana
optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau 3. Strategi Pengembangan Pasar dan Promosi
pemilihan jenis kegiatan promosi yang paling 4. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia
efektif dalam meningkatkan penjualan. Ada 5. Strategi Pengembangan Kemitraan/Kerjasama
lima jenis kegiatan promosi, antara lain : Dengan Pihak Terkait
(Kotler, 2001:98-100) periklanan, personal 6. Dampak Strategi Pengembangan Pariwisata
selling, publisitas, promosi penjualan, Sebagai Faktor Pendukung dan Penghambat
pemasaran langsung. Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten
2. Pengembangan Sarana dan Prasarana Malang situsnya yaitu Desa Wisata Gubugklakah
Menurut Yoeti (1996:186), sarana dan prasarana yang terdapat di organisasi tingkat desa yaitu Ladesta
kepariwisataan dapat diartikan sebagai semua Gubugklakah. Sumber data primer yang diperoleh
bentuk perusahaan yang dapat memberikan dari hasil observasi lapangan serta wawancara
pelayanan kepada para wisatawan, tetapi hidup dengan sumber. Sedangkan data sekunder memiliki
dan kehidupan tidak selamanya akan tergantung sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen
kepada wisatawan. Sedangkan prasarana resmi. Metode dan teknik pengumpulan data berupa
merupakan semua fasilitas yang memproses wawancara, dokumentasi dan observasi.
perekonomian berjalan lancar sedemikian rupa Menggunakan instrument penelitian berupa
sehingga dapat memudahkan manusia untuk pedoman wawancara dan catatan lapangan. Analisis
dapat memenuhi kebutuhannya. data dalam penelitian ini dengan melakukan reduksi
3. Peran serta Pemerintah, Swasta dan data, penyajian data, analisis dan interpretasi data.
Masyarakat
Pemerintah berfungsi sebagai pembuat
peraturan dan pendukung pelaksanaan HASIL DAN PEMBAHASAN
pembangunan pariwisata. Swasta berfungsi Daya Tarik dan Potensi yang Dimiliki Desa
pengembang atau pelaksana pembangunan Wisata Gubugklakah
kegiatan pariwisata. masyarakat berperan Daya tarik dan potensi yang dimiliki oleh Desa
sebagau tuan rumah dan pelaku pembangunan Wisata Gubugklkakah beberapa ada yang meiliki
pariwisata. daya tarik yang kuat terhadap wisatawan dan
4. Rencana Strategis memungkinkan menjadi objek daya tarik unggulan.
Daya tarik tersebut antara lain yaitu: wisata air terjun
Konsep Agrowisata Coban Pelangi, wisata alam Ledok, Agrowisata
Tavare dalam Maruti, 2009 mendefinisikan Apel, Agrowisata Sayur, Agro Susu Nusa Pelangi,
agrowisata sebagai aktivitas agribisnis dimana petani Kesenian dan Budaya. Mayoritas dari daya tarik
setempat menawarkan tur pada usahataninya dan tersebut adalah yang bersifat agrowisata. hal ini
mengijinkan seseorang pengunjung menyaksikan membuat potensi agrowisata sangat besar untuk
pertumbuhan, pemanenan, pengolahan pangan lokal dikembangkan.
yang tidak akan ditemukan di daerah asalnya. Sering 1. Tinjauan Potensi Agrowisata yang Dimiliki
petani tersebut menyediakan kesempatan kepada Desa Wisata Gubugklakah
pengunjung untuk tinggal sementara dirumahnya dan Agrowisata di Desa Wisata Gubugklakah
program pendidikan. sekarang tidak hanya apel saja akan tetapi juga
berkembang dengan agro pertanian yang dapat
menambah pendapatan untuk pemasukan anak-
METODE PENELITIAN anak muda yang mengelola dan para petani.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Perkembangan agrowisata saat ini telah
kualitatif dengan mendiskripsikan, menguraikan, membentuk paket edukasi pertanian yaitu
menginterprestasikan permasalahan serta kemudian wisatawan tidak hanya pergi ke kebun saja, akan
mengambil kesimpulan dari permasalahan tentang tetapi juga ada pembelajaran tentang menanam

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 144


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
bibit, perawatan samapai akhirnya bisa tari topeng dan telah ada pengembangan fasilitas
dipanen.Potensi agrowisata tidak terhenti hanya pendukung pariwisata seperti infrastruktur dan
di dikebun saja akan tetapi juga ada lainnya dan mulai tahun 2014 sudah didukung
pengelolahan dari hasil pertanian yang dijadikan pemerintah dalam pembangunan dan pelatihan
oleh-oleh khas Desa Wisata Gubugklakah. untuk perkembangan pariwisata. Perkembangan
Olahan ini berupa keripik apel, carang apel, sari tahun ini yaitu mengerjakan pembangunan
apel, jenang apel dan lain-lain yang taman di gapura masuk desa dan juga trotoar di
pembuatannya atau pengelolahannya bekerja desa serta pelebaran jalan untuk akses ke kebun
sama dengan ibu-ibu PKK dan tengkulak. dalam upaya pengembangan agrowisata dan
Kegiatan pengelolahan ini pun juga dijadikan juga adanya pengembangan pengelolaan
edukasi bagi wisatawan yang ingin tahu cara sampah.
pembuatannya. Fandeli (2002) menyatakan bahwa,
Menurut Maruti (2009), sebuah agrowiata pengembangan periwisata desa harus didasarkan
adalah bisnis berbasis usahatani yang terbuka pada paradigma yang berkembang di desa,
untuk umum. Tavare dalam Maruti, 2009 menjadi logis jika ada semacam kehendak untuk
mendefinisikan agrowisata sebagai aktivitas menempatkan sebuah desa yang berpotensi dan
agribisnis dimana petani setempat menawarkan memiliki berbagai sumber produksi sebagai
tur pada usahataninya dan mengijinkan landasan strategisnya. Pengembangan
seseorang pengunjung menyaksikan agrowisata di Gubugklakah sendiri tidak lepas
pertumbuhan, pemanenan, pengolahan pangan dari peran pengelola sehingga setiap inovasi
lokal yang tidak akan ditemukan di daerah akan coba dikembangkan. Seperti
asalnya. Sering petani tersebut menyediakan pengembangan buah strawberry untuk
kesempatan kepada pengunjung untuk tinggal difersifikasi produk agrowisata yang dilakukan
sementara dirumahnya dan program pendidikan. di Desa Wisata Gubugklakah walaupun masih
Teori tersebut telah diterapkan oleh Desa Wisata dalam tahap pengembangan dan belum
Gubugklakah dengan membuat paket wisata dipasarkan. Selain itu harga yang lebih
agrowisata. agrowisata telah ada sejak awal terjangkau menjadi keunggulan tersendiri bagi
terbentuknya Desa Wisata Gubugklakah. Agrowisata Gubugklakah.
Pengembangan potensi agrowisata di Desa Pengembangan agrowisata tidak hanya
Wisata Gubugklakah juga meberikan dampak difersifikasi produknya dalam berupa atraksi
yang besar terhadap para petani di Desa Wisata yang ditawarkan saja akan tetapi juga memiliki
Gubugklakah, hal ini dikarenakan adanya daya saing dalam harga sehingga dapat menarik
agrowisata dapat meningkatkan pendapatan para wisatawan untuk lebih memilih agrowisata di
petani dengan bekerjasama dengan Ladesta Desa Wisata Gubugklakah. Keunggulan tersebut
dalam pengelolaannya. Selain itu agrowisata didapatkan dari kerja sama antara Ladesta dan
dapat memberikan kesempatan petani untuk petani sehingga selain memberikan keunggulan
menjual hasil pertaniannya dengan pasar yang dari daya saing harga, hal ini juga memberikan
lebih luas lagi yaitu pasar wisatawan yang pendapatan yang adil bagi semua pihak. Inovasi
datang ke Desa Wisata Gubugklakah dalam pengembangan agrowisata di Desa
Strategi Pengembangan Agrowisata di Desa Wisata Gubugklakah dapat memberikan ciri
Wisata Gubugklakah khas tersendiri sehingga dapat dibedakan dari
1. Strategi Pengembangan Produk tempat agrowisata lainnya, dalam hal ini Pokja
Pengembangan pariwisata secara nyata di Agrowisata berinovasi dengan menggunakan
Desa Wisata Gubugklakah adalah wellcome drink yang dapat dinikmati wisatawan
pengembangan produk atau daya tarik dan ketika melkukan kegiatan agrowisata. Wellcome
atraksi wisata yanga ada di Desa Wisata drink yang disajikan adalah jus apel yang
Gubugklakah setiap tahunnya pasti ada lansung dipetik dan dibuat di kebun apel. Akan
perkembangan dan baik itu penambahan atraksi tetapi dalam penerapannya seringkali
baru ataupun penambahan kualitas kekurangan orang. Sehingga perlu dalam
pelayanannya. Pengembangan atraksi seperti pengembangan SDM di pariwisata Desa Wisata
membuat atraksi tubing, dan yang baru terdapat Gubugklakah khusunya bidang agrowisata.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 145


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Desa Wisata Gubugklakah juga meningkatkan Prasarana Wisata
akses pada aset produktif dengan bekerja sama Upaya yang dilakukan oleh Desa Wisata
dengan pemerintah dan masyarakat dapat Gubugklakah dalam peningkatan prasanan juga
membuat pengembangan pariwisata di Desa tidak luput dengan peran serta pemerintah dan
Wisata Gubugklakah lebih meningkat dan cepat. masyarakat. Saat ini telah dibangun beberapa
Hal ini juga ditambah dengan bekerja sama prasarana dalam upaya peningkatan pelayanan
dengan travel agent di luar desa untuk pada masyarakat seberti sumber air bersih di
meningkatkan akses menuju pasar yang lebih tempat daya tarik wisata, sebagai contoh
luas lagi. Kewirausahan di Desa Wisata pembangunan toilet di air terjun conab Pelangi.
Gubugklakah juga meningkat seiring Selain itu juga sudah dikembangkan jaringan
meningkatnya perkembangan pariwisata, hal ini telekomunikasi dengan membangun beberapa
dibuktikan dengan semakin banyaknya tower dan memasang jaringan internet untuk
masyarakat yang membuka peluang pariwisata umum yang berlokasi di basecamp Ladesta
dengan ikut bekerja sama dalam melayani Gubugklakah.
masyarakat dengan membuka bisnis homestay 3. Strategi Pengembangan Pasar dan Promosi
ataupun transportasi wisata. Selain itu dalam Sejalan dengan kemajuan perkembangan
kelembagan juga sudah terbentuk yaitu Ladesta pariwisata di Desa Wisata Gubugklakah,
Gubugklakah dan sampai saat ini juga masih promosi dan pemasarannya pun semakin
terus ditngkatkan. meningkat. Selain sudah memiliki website
sendiri, pemasaran pariwisata Desa Wisata
2. Strategi Pengembangan Sarana dan Gubugklakah juga melalui hampir semua sosial
Prasarana media seperti instagram, facebook dan lain-lain,
Pengembangan pariwisata di Desa Wisata serta juga menggerakkan semua anggota dala
Gubugklakah berdampak pada pengembangan mempublikasi dan memasarkan atraksi dan daya
fasilitas dan infrastruktur yang ada di Desa tarik wisata yang ada di Desa Wisata
Wisata Gubugklakah untuk memenuhi Gubugklakah melalui sosial media yang mereka
kebutuhan dan kenyamanan wisatwan walaupun punya
pengembangannya masih secara bertahap. 4. Strategi Pengembangan Sumber Daya
Program tahun ini Desa Wisata Gubugklakah Manusia
sedang tahap pembangunan taman di dekat Kekurangan anggota menjadi salah satu
gapura masuk, trotoar jalan raya dan kendala dalam pengembangan dan pelaksanaan
pengembangan jalan ke kebun. Fasilitas dan agrowisata. Upaya untuk penambahan
infrastruktur,seperti perbaikan jalan dan anggotapun terus dilakukan dalam
pengadaan toilet di lokasi daya tarik telah meningkatkan pelayanan kepada wisatawan.
dilakukan, namun hal tersebutt masih dirasa Minat terhadap keikut sertaan anak-anak muda
kurang, karena masih ada kekurangan- dalam pengembangan pariwisata masih kurang.
kekurangan yang ada dibeberapa titik seperti Hal ini dikarenakan pariwisata bukanlah mata
rambu-rambu lalulintas dan kaca sepion di jalan- pencarian utama mereka dan untuk saat ini
jalan tikungan tajam. kegiaatan pariwisata paling ramai hanya di akhir
Sarana Wisata pekan, sehingga masyarakat lebih memilih
Suwantoro(2004:22), berpendapat “sarana pekerjaan lain sepertibertani ataupun yang
wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan lainnya.
wisata yang diperlukan untuk melayani Rencana kedepan dalam pengembangan
kebutuhan wisatawan dalam menikmati agrowisata Gubugklkakah yaitu dengan
perjalananan wisatanya”. Desa wisata memiliki lahan tersendiri untuk dijadikan tempat
gubugklakah telah memiliki 72 homestay dan edukasi dan pendidikan sehingga kegiatan
juga transportasi wisatawan yang berupa mobil tersebut dapat dilaksanakan di satu tempat dan
dobel gardan yang penyediaannya juga berkeja meningkatkan kenyamanan wisatwan. Selain itu
sama dengan masyarakat salin itu juga juga didukung dengan adanya peningkatan
meningkatkan sarana yang lainnya seperti rest dalam segi kualitas SDM, transportasi,dan akses
area dan sebagainya. ke lahannya.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 146


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
5. Strategi Pengembangan Kemitraan/ mendorong masyarat dan pihak-pihak terkait
Kerjasama Dengan Pihak Terkait untuk mengembangakan pariwisata di Desa
Sistem kerja sama di bidang agrowisata juga Wisata Gubugklakah. Dampak ekonomi yang
berkembang yang awalnya langsung dengan positif juga merupakan tujuan dari
petani sekaran telah ada pihak lain yaitu pengembangan pariwisata di Desa Wisata
tengkulak. Kerjasama dengan petani dan Gubugklakah yaitu kesejahterahan
tengkulak ini diharapkan dapat menstabilkan masyarakat. Pengembangan pariwisata juga
harga serta tidak memutus rantai distribusi yang memberikan resiko yang mungkin juga akan
telah ada, dan akhirnya akan memberi dampak jadi penghambat dalam pengembangan
yang lebih merata lagi ke semua msyarakat Desa pariwisata yaitu pertumbuhan dan
Wisata Gubugklakah.Tengkulak dalam kerja pembangunan ekonomi yang dapat membuat
sama dengan Ladesta memiliki peran sebagai perubahan pola pikir masyarakat yang pada
penyedia lahan untuk kegiatan agrowisata awalnya adalah sebagai petani beralih profesi
dengan cara tenngkulak membeli hasil panen dengan adanya pengembangan pariwisata
para petani yang akan dijadikan lokasi yang dapat berpengaruh terhadap
agrowisata sehingga kekhawatiran para petani pengembangan pertanian sehingga
akan buah yang masih kecil tidak laku sudah di memungkinkan terpengaruhnya keunggulan
atasi. pertanian di Desa Wisata Gubugklakah.
Kerjasama antara Ladesta dan pemerintah Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
juga sudah terjalin dari awal. Upaya kerjasama yang tidak terkontrol dengan baik juga dapat
ini diharapkan pemerintah dapat membantu menimbulkan pengurangan lahan pertanian
pengembangan pariwisata desa dengan yang mungkin diahlifungsikan pada sektor
kebijakan dan program-progamnya dalam ekonomi yang lain dalam upaya
pengembangan pariwisata di Desa Wisata pengembangan pariwisata di Desa Wisata
Gubugklakah. Kerjasama ini juga memberikan Gubugklakah
dampak yang besar, dengan adanya dukungan b. Dampak sosial
pemerintah pengembangan infrastruktur dan Sifat kedesaan dan budaya yang mulai
saranan lainnya pun juga dapat lebih cepat luntur memang menjadi ancaman tersendiri
berkembang. Program pemerintah dalam bagi pengembangan pariwisata karena
mendukung pengembangan pariwisata tahun adanya wisatawan yang datang dengan
2016 yang telah direalisasikan yaitu perbaikan membawa budaya mereka, tentu saja dapat
jalan dan trotoar serta pembangunan taman di memberikan pengaruh terhadap budaya
gapura pintu masuk dan pelebaran jalan masuk masyarakat sehingga kemungkinan adanya
ke kebun. peniruan atau adaptasi budaya asing. Hal ini
6. Dampak Strategi Pengembangan Pariwisata juga memberikan rasa waspada dalam
Sebagai Faktor Pendukung dan Penghambat pengembangan pariwisata terutama dalam
a. Dampak ekonomi dampak sosial negatif yaitu adanya seks
Dampak ekonomi yang dirasakan adalah bebas dan peredaran narkoba. Dampak sosial
Peningkatan jumlah pendapatan masyarakat yang negatif ini juga dapat menjadi hambatan
sekaligus sebagai alternati-alternatif terhadap pengembangan pariwisata.
penghasilan masyarakat dengan bekerja Hambatan – hambatan tersebut dapat berupa
dibidang pariwisata seperti menjadi guide pola pikir masyrakat yang telah terpengarung
ataupun bekerja sama dalam melayani para dengan budaya wisatawan sehingga dapat
wistawan seperti membuat homestay ataupun mengubah budaya masyarakat yang telah ada
menjalankan agrowisata, selain itu juga dapat dan dapat menghilangkan salah satu daya
memotifasi masyarakat untuk meningkatakan tarik yaitu kearifan lokal yang mungkin mulai
jiwa kewirausahannya dengan menjual hilang dengan adanya percampuran budaya
souvenir atau oleh-oleh khas Desa Wisata antara masyarakat dan wisatawan.
Gubugklakah
Dampak ekonomi yang positif ini juga
merupakan suatu faktor pendukung yang

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 147


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
KESIMPULAN DAN SARAN Strategi yang diterapkan dalam
Kesimpulan pengembangan pariwisata di Desa Wisata
Berdasarkan hasil analisis penelitian, dapat diambil Gubugklakah adalah selalu ada inovasi,
beberapa kesimpulan sebagai berikut: sehingga dapat meningkatkan kunjungan
1. Tinjauan Potensi Agrowisata yang Dimiliki wisatawan. Pengembangan agrowisata
Desa Wisata Gubugklakah sendiri tidak lepas dari peran pengelola
Potensi Pariwisata yang dimiliki Desa Wisata sehingga setiap inovasi akan coba
Gubugklakah memiliki satu tema yang dikembangkan.Seperti pengembangan buah
menjadi ciri khas Desa Wisata Gubugklakah strawberry untuk difersifikasi produk
yaitu adalah potensi agrowisata dan agrowisata yang dilakukan di Desa Wisata
pertaniannya. Agrowisata telah dijadikan daya Gubugklakah walaupun masih dalam tahap
tarik unggulan untuk dinikmati wisatawan pengembangan dan belum dipasarkan.
yang datang. Lahan pertanian yang dapat Selain itu harga yang lebih terjangkau
digunakan untuk agrowisata di Desa Wisata menjadi keunggulan tersendiri bagi
Gubugklakah adalah lahan pertanian Agrowisata Gubugklakah.
masyarakat.Lahan pertanian di Desa Wisata
Gubugklakah yang sangat luas, sekitar hampir 2) Strategi Pengembangan Sarana dan
385 hektar dan masyarakat juga memanfaatkan Prasarana
hutan untuk di jadikan ladang dengan sistem Program tahun ini Desa Wisata
bergilir yang dapat menambah potensi Gubugklakah sedang tahap pembangunan
pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk taman di dekat gapura masuk, trotoar jalan
dikembangkan di bidang pariwisata. raya dan pengembangan jalan ke kebun.
Agrowisata di Desa Wisata Gubugklakah juga Fasilitas dan infrastruktur,seperti perbaikan
berkembang dengan agro pertanian. jalan dan pengadaan toilet di lokasi daya
Agrowisata juga memungkinkan bisa tarik telah dilakukan, namun hal tersebutt
dikembangakan dengan tanaman lain seperti masih dirasa kurang, karena masih ada
anggur atau jeruk atapun strawberry hal ini kekurangan-kekurangan yang ada
menambah potensi pengembangan pariwisata dibeberapa titik seperti rambu-rambu
Desa Wisata Gubugklakah nantinya terutama lalulintas dan kaca sepion di jalan-jalan
dalam pengembangan produk agrowisata. tikungan tajam.
2. Analisis strategi pengembangan agrowisata di 3)Strategi Pengembangan Pasar dan
Desa Wisata Gubugklakah Promosi
a. Strategi Pengembangan Agrowisata di Desa Selain sudah memiliki website sendiri,
Wisata Gubugklakah pemasaran pariwisata Desa Wisata
1) Strategi Pengembangan Produk Gubugklakah juga melalui hampir semua
Pengembangan pariwisata secara nyata di sosial media seperti instagram, facebook
Desa Wisata Gubugklakah adalah dan lain-lain, serta juga menggerakkan
pengembangan produk atau daya tarik dan semua anggota dala mempublikasi dan
atraksi wisata yang setiap tahunnya pasti memasarkan atraksi dan daya tarik wisata
ada perkembangan dan baik itu yang ada di Desa Wisata Gubugklakah
penambahan atraksi baru ataupun melalui sosial media yang mereka
penambahan kualitas pelayanannya. punya.Pemasaran Desa Wisata
Pengembangan atraksi seperti membuat Gubugklakah telah bekerja sama dengan 58
atraksi tubing, dan yang baru terdapat tari travel agent dan ini membuat pemasaran
topeng dan telah ada pengembangan Desa Wisata Gubugklakah semakin luas
fasilitas pendukung pariwisata seperti dan banyak.
infrastruktur dan lainnya dan mulai tahun
2014 sudah didukung pemerintah dalam
pembangunan dan pelatihan untuk
perkembangan pariwisata.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 148


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
4) Strategi Pengembangan Sumber Daya masyarakat yang pada awalnya adalah
Manusia sebagai petani beralih profesi dengan
Upaya untuk penambahan anggotapun terus adanya pengembangan pariwisata yang
dilakukan dalam meningkatkan pelayanan dapat berpengaruh terhadap pengembangan
kepada wisatawan.Minat terhadap keikut pertanian sehingga memungkinkan
sertaan anak-anak muda dalam terpengaruhnya keunggulan pertanian di
pengembangan pariwisata masih Desa Wisata Gubugklakah.Pertumbuhan
kurang.Selain upaya dalam penambahan dan pembangunan ekonomi yang tidak
jumlah anggota, Ladesta Gubugklakah juga terkontrol dengan baik juga dapat
berupaya meningkatkan kualitas dari SDM menimbulkan pengurangan lahan pertanian
yang ada melui pelatihan-pelatihan dan yang mungkin diahlifungsikan pada sektor
perekrutan. ekonomi yang lain dalam upaya
pengembangan pariwisata di Desa Wisata
5) Strategi Pengembangan Kemitraan/ Gubugklakah.
Kerjasama Dengan Pihak Terkait b. Dampak Sosial
Pengembangan pariwisata di Desa Wisata Sifat kedesaan dan budaya yang mulai luntur
Gubugklakah memiliki sistem kerja sama memang menjadi ancaman tersendiri bagi
sistem kerja sama dengan masyarakat desa. pengembangan pariwisata karena adanya
Pengelolaan agrowisata saat ini telah wisatawan yang datang dengan membawa
bekerja sama dengan tengkulak untuk budaya mereka, tentu saja dapat memberikan
menghindari kerugian-kerugian baik yang pengaruh terhadap budaya masyarakat sehingga
dialami petani maupun Ladesta kemungkinan adanya peniruan atau adaptasi
sendiri.Kerjasama antara Ladesta dan budaya asing. Hambatan – hambatan tersebut
pemerintah juga sudah terjalin dari awal. dapat berupa pola pikir masyrakat yang telah
Upaya kerjasam ini diharapkan pemerintah terpengarung dengan budaya wisatawan
dapat membantu pengembangan pariwisata sehingga dapat mengubah budaya masyarakat
desa dengan kebijakan dan program- yang telah ada dan dapat menghilangkan salah
progamnya dalam pengembangan satu daya tarik yaitu kearifan lokal yang
pariwisata di Desa Wisata Gubugklakah. mungkin mulai hilang dengan adanya
percampuran budaya antara masyarakat dan
6) Dampak Strategi Pengembangan wisatawan.
Pariwisata Sebagai Faktor Pendukung
dan Penghambat
a. Dampak Ekonomi Saran
Tujuan dari pengembangan pariwisata Saran yang diberikan sebagai berikut:
dalam sebuah wilayah salah satunya untuk 1. Kementrian pariwisata diharapkan dapat
meningkatkan perekonomian dan mengkaji pembuatan buku desa wisata dan
kesejahterahan masyarakat. Dampak pedoman lembaga desa wisata. Hal ini penting
ekonomi merupakan salah satu resiko yang untuk menindak lanjuti peran dari lembaga desa
diharapkan dalam pengembangan wisata dalam melakukan pengembangan sumber
pariwisata,terutama dampak positif daya manusia, sosial, budaya, dan alam sebagai
ekonomi. Dampak ekonomi yang positif atraksi yang kemudian disajikan dalam bentuk
juga merupakan tujuan dari pengembangan suatu paket wisata setra dalam pembuatan
pariwisata di Desa Wisata Gubugklakah strategi yang tepat dalam pengembangan dan
yaitu kesejahterahan pemasarannya. Pemerintah Daerah dan
masyarakat.Pengembangan pariwisata juga pemerintah Desa diharapkan mampu membuat
memberikan resiko yang mungkin juga kebijakan mengenai pengembangan
akan jadi penghambat dalam infrasruktur.
pengembangan pariwisata yaitu 2. Pengelola harus dapat lebih berinovasi dalam
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memberikan layanan dan jugaproduk untuk
yang dapat membuat perubahan pola pikir dapat memuaskan pelanggan atau wisatawan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 149


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
dengan tujuan pembelian kembali. Selain itu Pendit, Nyoman. 2009. Ilmu Pariwisata Sebuah
dalam pembuatan strategi dan penerapanya Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya
harus memiliki analisis lebih lanjut tentang Paramita.
dampaknya dan cara mengatasi dampak negatif Pitana, I Gede & Gayatri, Putu G. 2005. Sosiologi
yang ditimbulkan nantinya. Pengelola juga Pariwisata. Yogyakarta: Andi
harus dapat memberikan strategi yang terarah
dan pelaksanaannya salin mendukung atar Soebagyo. 2012. Strategi Pengembangan Pariwisata
sektor yang ada. di Indonesia.Jurnal Liquidity, Vol. 1, No. 2
3. Masyarakat Juli-Desember, Hlm153-158
Optimalisasi peran serta masyarakat Desa Spillane,J.James.1994.Pariwisata Indonesia Siasat
Wisata Gubugklakah sehingga mampu menjadi Ekonomi dan Rekayasa
masyarakat pariwisata yang sepenuhnya mandiri Kebudayaan.Yogyakarta : Kanisius.
dapat bergerak dan melakukan pengembangan
pariwisata melaui ide dan tradisiserta potensi Sugiono.2008.Metode Penelitian Kuantitatif
sebagai kearifan lokal dan tidak bergantung Kualtitatif dan R & D.Bandung: Alfabeta.
kepada pemerintah. Masyarakat diharapkan Undang – undang nomor 10 tahun 2009 tentang
dapat memilah kebudayaan asing yang mungkin Kepariwisataan
beralkulturasi dengan budaya masyarakat
sehingga tidak menghilangkan kerarifan lokal Yoeti, Oka A.2008.Pengantar Ilmu Pariwisata.
masyrakat. Bandung: Angkasa.
4. Peneliti
Penelitian selanjutnya dapat dilakukan kajian
tentang dampak pengembangan pariwisata di
Desa Wisata Gubugklakah. Selain itu juga dapat
mengkaji tentang pembuatan strategi
pengembangan pariwisata di desa Wisata
Gubugklakah atau ddapat mengkaji tentang daya
saing bisnis pariwisata Desa Wisata
Gubugklakah dalam upaya meningkatkan
kesejahterahan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Afrianto M. A. 2015. Analisis Strategi
Pengembangan Usaha pada Kelompok Sadar
Wisata (Pokdarwis) Gubugklakah di Desa
Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo
Kabupaten Malang.Jurnal Ekonomi Bisnis
Vol.3 No.2 Agustus 2015
Kartajaya, Hermawan. 2004. Hermawan Kartajaya
on Differntiation. Bandung: Mizan
Karyono, Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta: PT.
Grasindo
Kolter DKK.2006. Manajemen Pemasaran Edisi
Kedua Belas Jilid 2. Jakarta: Indeks

Musanef. 1995.Manajemen Pariwisata di Indonesia.


Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 51 No. 2 Oktober 2017| 150


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Вам также может понравиться