Вы находитесь на странице: 1из 7

The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KINERJA BIDAN DESA DALAM DETEKSI KEK IBU HAMIL

Sri Hadi Sulistiyaningsih1) dan Uswatun Kasanah2)


1) 2)
Prodi D III Kebidanan, Akademi Kebidanan Bakti Utama Pati
email: mahira.hsp@gmail.com
email: iyuz@akbidbup.ac.id

Abstract
KEK in pregnant women have a considerable impact on the growth of the fetus to be born. In Pati
regency, the incidence of KEK in pregnant women of 14.1%. This suggests there are still many
cases of KEK incidence in pregnant women. This research purposes to know whether the
motivation, supervision perception and leadership perception affect performance midwife village in
the detection of KEK in pregnant women. This type of research is a quantitative research with
methods of observational and approach cross-sectional. Population is a village midwife as much as
402 with a sample of 80 midwives were selected by simple random sampling with proportional
allocation. Analysis using univariate, bivariate and multivariate with logistic regression. The
results showed respondents have good motivation (62.5%), the perception of good supervision
(60%), the perception of good leadership (65%), good performance (57.5%). There is a positive
relationship between motivation (p = 0.007), perception of supervision (p = 0.001) and the
perception of leadership (p = 0.002). Variables that affect together is the perception of supervision
and perception leadership. DKK advisable to increase the performance of midwives in the
detection of KEK, improve the quality of supervision in the village by the coordinator midwife,
involving midwives in solving the problems.

Keywords: factors, the performance of midwives, KEK

1. PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu di Propinsi Jawa


Salah satu tujuan pembangunan Tengah tahun 2007 sebesar 116,3 per 100.000
Millenium Development Goals (MDGs) 2015 kelahian hidup, tahun 2008 menurun menjadi
adalah peningkatan kesehatan 114,4 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2009
maternal.Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) meningkat lagi menjadi 124,3 per 100.000
di Indonesia membuat pemerintah kelahiran hidup dan diharapkan angka kematian
menempatkan upaya penurunan AKI sebagai ibu turun menjadi 104/100.000 kelahiran hidup
program prioritas dalam pembangunan ditahun 2010. Urutan penyebab kematian ibu di
kesehatan. Survey Demografi Kesehatan Jawa tengah yang terbanyak adalah perdarahan,
Indonesia, Angka Kematian Ibu di Indonesia eklamsia dan infeksi.
tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran Tingginya Angka Kematian Ibu tersebut
hidup, sedangkan target tahun 2010 Angka dikarenakan masih ditemukannya beberapa
Kematian Ibu di Indonesia adalah 125 per hambatan dan permasalahan pada masyarakat.
100.000 kelahiran hidup. Target Millenium Masalah tersebut salah satu diantaranya adalah
Development Goals pada tahun 2015 Angka kurang energi kronis pada ibu hamil.
Kematian Ibu (AKI) diharapkan turun menjadi Kekurangan gizi pada ibu hamil mempunyai
102/100.000 kelahiran hidup. Penyebab utama dampak yang cukup besar terhadap proses
Angka Kematian Ibu adalah perdarahan, pertumbuhan janin dan anak yang akan
eklamsia, infeksi, partus lama dan komplikasi dilahirkan. Bila ibu hamil mengalami kurang
abortus. gizi maka akibat yang akan ditimbulkan antara

182
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

lain keguguran, bayi lahir mati, cacat bawaan pengarahan dari pimpinan dan pelaksanaan
dan bayi lahir dengan BBLR. Hal tersebut supervisi tidak selalu dilakukan setiap bulan
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu sekali.
hamil tentang gizi, ketidakmampuan keluarga Sementara itu, berdasarkan hasil
dalam menyediakan makanan bergizi dan evaluasi kinerja bidan desa yan dlaksanakan
kurangnya kesadaran ibu hamil untuk oleh Kepala Seksi Kesehatan Ibu dan Anak
mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. (KIA) Dinas Kesehatan Kabupaten Pati
Berkaitan dengan masalah gizi ibu diperoleh hasil sebagai berikut :
hamil, kurangnya energi kronis pada ibu hamil 1. Masih ada bidan desa yang bertempat
merupakan penyebab tidak langsung dari tinggal diluar desa tempatnya bertugas,
Angka Kematian Ibu. Kurang energi kronis dimana seharusnya bidan desa menetap di
pada ibu hamil ditandai dengan ukuran lingkar Desa atau Poliklinik Kesehatan Desa (PKD)
lengan atas < 23,5 cm, kenaikan berat badan mengakibatkan jam kerja yang seharusnya
tidak sesuai dengan umur kehamilan dan indek 24 jam menjadi 12 jam.
masa tubuh < 18,5. 2. Banyaknya kegiatan yang menjadi tugas
Program bidan di desa/bidan PTT bidan desa di Polindes/PKD, mengharuskan
untuk daerah-daerah pedalaman merupakan bidan desa melaksanakan pencatatan dan
kunci utama untuk menurunkan angka kelahiran pelaporan kegiatan, dimana masing-masing
bayi BBLR, dengan didukung oleh dana dari program mengggunakan sistem pencatatan
pemerintah lewat paket pemberian makanan yang berbeda sehingga mengakibatkan
tambahan (PMT) pada ibu hamil dengan kurang banyak bidan desa yang tidak
energi kronis. Termasuk di dalamnya melaksanakan pencatatan kegiatan secara
pemberian penyuluhan kesehatan untuk ibu lengkap.
hamil serta program Desa Siaga, adalah 3. Hanya sebagian bidan desa yang
program nasional yang membutuhkan peran melaksanakan kelas ibu hamil dan
serta masyarakat untuk menyukseskannya. melakukan kunjungan rumah sehingga
Berdasarkan pengamatan di lapangan deteksi kurang energi kronis ibu hamil
pada 10 bidan desa yang dilakukan oleh peneliti kurang optimal.
diperoleh hasil sebagai berikut : 3 orang (25%) Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan
melakukan deteksi kurang energi kronis pada oleh fungsi-fungsi atau indicator-indikator
ibu hamil pada waktu pelaksanaan kelas ibu suatu pekerjaan dalam waktu tertentu. Inerja
hamil dengan melakukan pengukuran pada merupakan fungsi dari kompetensi, siukap dan
lingkar lengan atas dan penimbangan berat tindakan. Jika kompetensi, sikap dan tindakan
badan. Sedangkan 7 orang (75%) melakukan pegawai terhadap pekerjaannya tinggi, maka
deteksi kurang energi kronis pada ibu hamil dapat diprediksi bahwa perilakunya akan
pada waktu kunjungan ibu hamil ke tenaga bekerja keras untuk mencapai tujua organisasi.
kesehatan. Dari 10 orang, 3 diantaranya Tujuan umum untuk mengetahui
melakukan pelaporan data tentang deteksi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bidan
kurang energi kronis ibu hamil secara rutin desa dalam deteksi kurang energi kronis ibu
kepada puskesmas setempat setiap bulan dan hamil di Kabupaten Pati. Tujuan Khusus untuk
melakukan penyuluhan serta pemberian menganalisis pengaruh antara motivasi,
makanan tambahan, sedangkan 7 orang (75%) persepsi supervisi dan persepsi kepemimpinan
sering terlambat dalam pelaporan ke puskesmas terhadap kinerja bidan desa dalam deteksi
dengan alasan 4 orang (42,9%) menyatakan kurang energi kronis ibu hamil di Kabupaten
bahwa selain tugas sehari-hari memberikan Pati.
pelayanan kesehatan ibu dan anak, juga harus
menyelesaikan tugas-tugas yang bersifat
administratif, 3 orang (32,1%) mengatakan 2. METODE PENELITIAN
kurangnya umpan balik hasil supervisi, masih Jenis penelitian ini adalah penelitian
kurangnya dukungan, bimbingan maupun kuantitatif dengan metode observasional dan

183
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

pendekatan cross sectional. Populasi penelitian Total 80 100%


adalah bidan desa di Kabupaten Pati yang
berjumlah 402. Subyek penelitian sejumlah 80 Tabel 2. menunjukkan bahwa
bidan dipilih secara Simple Random Sampling mayoritas responden memiliki persepsi
dengan alokasi proporsional. Pengumpulan supervisi baik sebanyak 48 orang (60%) lebih
data primer sebagai data kuantitatif melalui banyak dibanding dengan responden yang
wawancara dengan kuesioner terstruktur. memiliki persepsi supervisi tidak baik (40%).
Pengolahan data menggunakan langkah – Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan
langkah sebagai berikut : editing, koding, bahwa supervisi adalah melakukan pengamatan
tabuasi data dan penyajian data. Data diolah secara langsung dan berkala oleh atasan
secara univariat, bivariat dan uji multivariat terhadap pekerjaan yang dilaksanakan bawahan
dengan regresi logistik berganda. untuk kemudian apabila ditemukan masalah
segera diberikan petunjuk atau bantuan yang
3. HASIL DAN PEMBAHASAN bersifat langsung guna dapat mengatasinya.
Hasil penelitian secara lengkap dapat dilihat
pada tabel berikut: c. Persepsi kepemimpinan
a. Motivasi Tabel 3. Distribusi Frekuensi Persepsi
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Motivasi Kepemimpinan
Motivasi f (%) Persepsi kepemimpinan f (%)
Persepsi Kepemimpinan
Motivasi Baik 50 62,5% 52 65%
Baik
Motivasi Tidak Baik 30 37,5% Persepsi Kepemimpinan
Total 80 100% 28 35%
Tidak Baik
Total 80 100%
Tabel 1. menunjukkan bahwa
mayoritas responden memiliki motivasi baik Tabel 3. menunjukkan bahwa mayoritas
sebanyak 50 orang (62,5%) lebih banyak responden memiliki persepsi kepemimpinan
dibanding dengan responden yang memilki baik sebanyak 52 orang (65%) lebih banyak
motivasi tidak baik (37,5%). Hasil penelitian dibandingkan dengan responden yang memilki
ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang persepsi kepemimpinan tidak baik (35%). Hasil
dilakukan oleh Padmi Suparti (2010) di penelitian ini sesuai dengan penelitian
Kabupaten Kendal, yaitu motivasi kerja bidan sebelumnya yang dilakukan oleh Padmi Suparti
desa dalam kategori baik (58%). Hal ini sesuai (2010) di Kabupaten Kendal, yaitu persepsi
teori yang neyebutkan bahwa motivasi bidan desa terhadap gaya kepemimpinan
merupakan dorongan dari dalam diri individu Kepala Puskesmas dalam kategori baik
oleh adanya rangsangan atau stimulasi yang (55,1%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
harus diraih untuk memenuhi kebutuhannya, persepsi responden terhadap kepemimpinan
mengarahkan dan memelihara perilaku yang sebagian besar sudah baik, karena salah satu
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. bentuk perhatian pimpinan pada bawahan untuk
Setelah menjalani pekerjaan, motivasi makin mencapai hasil yang maksimal dapat
terpupuk dan terpacu untuk memperoleh mendukung kegiatan deteksi kurang energi
keinginannya. kronis pada ibu hamil. Hal ini seperti
diungkapkan oleh Reksohadiprojo (1996),
b. Persepsi supervisi bahwa perbedaan gaya kepemimpinan dalam
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Persepsi organisasi akan mempunyai pengaruh yang
Supervisi berbeda pula pada partisipasi individu dan
Persepsi Supervisi f (%) perilaku kelompok.
Persepsi Supervisi Baik 48 60%
Persepsi Supervisi Tidak d. Kinerja
32 40% Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kinerja
Baik

184
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

Kinerja f (%) menjadi puas dan perilaku yang dapat penuh


Baik 46 57,5% dengan kekhawatiran, kesangsian apabila tidak
Kurang 34 42,5% tercapai kebutuhan. Pada penelitian ini
Total 80 100% diperoleh bahwa responden yang memiliki
motivasi baik, maka akan memiliki tenaga
Tabel 4. menunjukkan bahwa penggerak untuk melaksanakan tugas dan
mayoritas responden memiliki kinerja baik kewajibannya khususnya dalam melakukan
sebanyak 46 orang (57,5%). Kinerja merupakan deteksi kurang energi kronis pada ibu hamil.
kombinasi antara kemampuan dan usaha untuk
menghasilkan apa yang dikerjakan. Responden f. Tabulasi silang persepsi supervisi dengan
yang memilki kinerja baik menunjukkan bahwa kinerja
respondes tersebut memiliki kemampuan dan Persepsi Kinerja Bidan Desa Total
usaha yang baik pula dalam deteksi kurang Supervisi Dalam Deteksi
energi kronis pada ibu hamil. Hasil penelitian KEK
ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang Baik Kurang
dilakukan oleh Mulastin (2009) di Kabupaten Persepsi 35 13 48
Jepara, yaitu kinerja bidan desa dalam kategori Supervisi (72,9%) (27,1%) (100%)
baik (58,5%). Baik
Persepsi 11 21 32
e. Tabulasi silang motivasi dengan kinerja Supervisi (34,4%) (65,6%) (100%)
Motivasi Kinerja Bidan Desa Total Tidak Baik
Dalam Deteksi X 2 test, p = 0,001
KEK
Baik Kurang Dari hasil uji hubungan antara dua
Motivasi 35 15 50 variabel dengan menggunakan chi square
Baik (70%) (30%) (100%) menghasilkan p value 0,001 < 0,05, berarti Ho
Motivasi 11 19 30 ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan
Tidak Baik (36,7%) (63,3%) (100%) persepsi supervisi dengan kinerja bidan desa
X 2 test, p = 0,007 dalam deteksi kurang energi kronis ibu hamil.
Supervisi merupakan salah satu upaya
Dari hasil uji hubungan antara dua pengarahan dengan mendengarkan alasan dan
variabel dengan menggunakan chi square keluhan serta petunjuk terhadap masalah yang
menghasilkan p value 0,007 < 0,05, berarti Ho dihadapi responden. Selain itu tujuan supervisi
ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan tidak hanya untuk perbaikan mutu petugas
motivasi dengan kinerja bidan desa dalam semata, melainkan juga untuk membina
deteksi kurang energi kronis ibu hamil. Hasil pertumbuhan profesi serta meningkatkan
ini sesuai dengan teori bahwa motivasi sebagai pengetahuan dan ketrampilan atau bantuan yang
inisiatif penggerak perilaku seseorang secara bersifat langsung guna mengatasi masalah yang
optimal. Hal ini disebabkan karena motivasi timbul. Sehingga dapat meningkatkan
merupakan kondisi internal, kejiwaan dan kemampuan untuk mengembangkan kinerja
mental manusia seperti aneka keinginan, dalam usaha mencapai tujuan yang diharapkan
harapan, kebutuhan, dorongan dan kesukaan dan akan melakukan perbaikan terhadap kinerja
yang mendorong individu untuk berperilaku yang menjadi tanggung jawab profesi sebagai
kerja untuk mencapai kepuasan atau seorang bidan. Pada penelitian ini diperoleh
mengurangi ketidak seimbangan. Dengan bahwa responden yang memiliki persepsi
motivasi manusia akan lebih cepat dan supervisi baik, maka akan melakukan perbaikan
bersungguh-sungguh dalam melakukan setelah dilakukan pembinaan dan pengawasan
kegiatan. Menurut purwanto (2003), biasanya terutama dalam deteksi kurang energi kronis
motivasi timbul dari perilaku yang dapat pada ibu hamil sehingga akan menghasilkan
memenuhi kebutuhan sehingga manusia kinerja yang baik

185
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

dengan menggunakan metode backward


g. Tabulasi silang persepsi kepemimpinan conditional. Berdasarkan analisis diatas
dengan kinerja menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh
Persepsi Kinerja Bidan Desa Total terhadap kinerja bidan desa adalah persepsi
Kepemim Dalam Deteksi supervisi dan persepsi kepemimpinan. Dengan
pinan KEK demikian untuk meningkatkan kiinerja bidan
Baik Kurang desa dalam deteksi kurang energi kronis pada
Persepsi 37 15 52 ibu hamil, maka perlu peningkatan supervisi
Kepemim (71,2%) (28,8%) (100%) dan perbaikan kepemimpinan secara bersama.
pinan Supervisi merupakan salah satu upaya
Baik pengarahan dengan mendengarkan alas an dan
Persepsi 9 19 28 keluhan serta petunjuk terhadap masalah yang
Kepemim (32,1%) (67,9%) (100%) dihadapi responden. Selain itu tujuan supervisi
pinan tidak hanya untuk perbaikan mutu petugas
Tidak semata, melainkan juga untuk membina
Baik pertumbuhan profesi serta meningkatn
X 2 test, p = 0,002 pengetahuan dan keterampilan atau bantuan
yang bersifat langsung guna mengatasi masalah
Dari hasil uji hubungan antara dua yang timbul. Sehingga dapat meningkatkan
variabel dengan menggunakan chi square kemampuan untuk mengembangkan kinerja
menghasilkan p value 0,001 < 0,05, berarti Ho dalam usaha mencapai tujuan yang diharapkan
ditolak dan Ha diterima sehingga ada hubungan dan akan melakukan perbaikan terhadap kinerja
persepsi kepemimpinan dengan kinerja bidan yang menjadi tanggung jawab profesi sebagai
desa dalam deteksi kurang energi kronis ibu seorang bidan. Sedangkan kepemimpinan yang
hamil. baik oleh kepala Puskesmas mempengaruhi
Menurut Hagen dan Waif (1961) yang perilaku bawahan dalam upaya mencapai tugas
dikutip Nursalam (2002) kepemimpinan adalah yang dilaksanakan. Pemimpin dapat membawa
kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain diri dalam memberikan pengarahan kepada
dalam upaya mencapai tugas kelompok atau bawahan, salah satunya melaksankan supervisi
tujuan kelompok dan pada saat bersamaan untuk mengevaluasi kinerja bidan desa dalam
memelihara kesatuan kelompok. Pada deteksi kurang energi kronis pada ibu hamil.
penelitian ini diperoleh bahwa responden yang
memiliki persepsi kepemimpinan baik, maka 4. SIMPULAN
akan melaksanakan perintah dan arahan Kesimpulan dalam penelitian ini adalah:
pimpinan terutama dalam deteksi kurang energi a. Sebagian besar responden memiliki
kronis pada ibu hamil sehingga akan motivasi baik sebesar 62,5%, Persepsi
menghasilkan kinerja yang baik. supervisi baik sebesar 60%, Persepsi
kepemimpinan baik sebesar 65%.
h. Uji Multivariat b. Ada hubungan motivasi dengan kinerja
Variabel Koefisien P bidan desa dalam deteksi kurang energi
Regresi value kronis ibu hamil dengan nilai p value
Persepsi Supervisi 1.447 0,007 0,007.
Persepsi 1.392 0,011 c. Ada hubungan persepsi supervisi dengan
Kepemimpinan kinerja bidan desa dalam deteksi kurang
Constan -1.853 0,000 energi kronis ibu hamil, dengan nilai p
value 0,001.
Hasil uji multivariat dilakukan melalui d. Ada hubungan persepsi kepemimpinan
uji Regresi Logistik Berganda yang bertujuan dengan kinerja bidan desa dalam deteksi
untuk mengetahui pengaruh variabel bebas kurang energi kronis ibu hamil, dengan
secara bersama – sama terhadap variabel terikat nilai p value 0,002.

186
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

e. Variabel yang berpengaruh secara bersama- Direktorat Pembinaan Kesehatan


sama terhadap kinerja bidan desa dalam Masyarakat. Jakarta
deteksi kurang energi kronis ibu hamil
adalah persepsi supervisi dan persepsi Depkes RI. 2001. Pedoman Pengembangan
kepemimpinan dengan nilai p value < 0,05. Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Dasar (PONED). Jakarta :
Berdasarkan simpulan tersebut, rekomendasi Depkes RI.
yang diberikan adalah:
a. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Depkes, RI. 2004. Tugas Pokok dan
Untuk meningkatkan kinerja bidan desa Wewenang Bidan Desa dalam
dalam deteksi kurang energi sebaiknya Pelaksanaan Program Kesehatan Ibu
dilakukan supervisi dan perbaikan dan Anak pada Pelayanan Kesehatan
kepemimpinan secara bersama. Dasar. Jakarta
b. Bagi Puskesmas
1) Dalam meningkatkan kualitas supervisi Depkes, RI. 2008. Profil Kesehatan. Jakarta
di desa oleh bidan koordinator terlebih : Depkes RI
dahulu dijadwalkan dan bidan
diikutsertakan dalam pemecahan Dinkes Kab. Pati, 2010. Profil Kesehatan
masalah yang dihadapi. Kabupaten Pati. Pati : Dinkes Kab.
2) Dalam rangka penerimaan supervise Pati.
oleh bidan koordinator maka frekuensi
seharusnya disepakati atau dirundingkan Dinkes Kab. Semarang. 2009. Profil
terlebih dahulu. Kesehatan. Semarang : Dinas
Kesehatan Kabupaten Semarang.

5. REFERENSI Gibson, James L, John M Ivancevich dan


Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. James H. Jr Donnely. 2001.
Jakarta : PT Gramedia. Organisdasi dan Manajemen Perilaku
Struktur Proses. Jakarta.
Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur
Kehidupan. Jakarta : EGC Gozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis
Multivariat dengan program SPSS,
Azwar, Syaifudin. 2000. Reliabiltas dan edisi II. UNDIP, Semarang.
validitas. Yogyakarta. Pustaka pelajar
Handoko, T.H. 2000. Manajemen
Candra, Budiman. 2008. Metodologi Personalia dan Sumber Daya
Penelitian Kesehatan. Jakarta : EGC. Manusia Edisi II. Yogyakarta : BPFE.

Chinue, C. 2009. Kekurangan Energi kronik Harahap, H. 2001.Faktor-Faktor Yang


(KEK) http://chinue.wordpress.com Mempengaruhi Risiko KEK Pada
WUS.Jakarta:Badan Litbang
Depkes RI, 1993. Panduan Bidan di Tingkat Kesehatan.
Desa, Dirjend Binkesmas, Jakarta
Hidayat, AA. 2007.Metode Penelitian
Depkes RI, 2005. Modul Manajemen Gizi Kebidanan Dan Teknik Analisis
Buruk, Dir.Bina Gizi Masyarakat, Data.Jakarta : Salemba Medika.
Jakarta
Ilyas, Y, 2001. Kinerja : Teori, Perilaku dan
Depkes RI. 1996. Penanggulangan Ibu Penelitian. Pusat Kajian Ekonomi,
Hamil Kekurangan energi Kronis. Jakarta.

187
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

Neonatal, Jakarta : JNPKKR-POGI,


Ilyas, Yaslis. 2006. Manajemen Tim Kerja, Yayasan Bina Pustaka Prawiroharjo.
PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Siagian. P. Sondang. 2001. Manjemen
Kusuma, Syahnan Adi. 2005. Faktor sumber daya manusia. Jakarta :
Kompetensi dan Manajerial Bidan Rineka Cipta
Desa Yang Berhubungan Dengan
Kinerja Bidan Desa Dalam Kegiatan Soehardi, Sigit. 2003. Perilaku organisasi.
Perbaikan Gizi di Kabupaten Siak, Yogyakarta. BPFE
tesis. Semarang : UNDIP
Soeprihanto, J. 2000. Penilaian Kinerja dan
Lemeshow, S. Hosmer, Jr. Dawid, W. Klar, Pengembangan Karyawan.
J. Lwanga, Sk. 1997. Besar Sampel Yogyakarta : BPFE
Dalam Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta : Gajah Mada University Sugiyono . 2005. Statistik untuk Penelitian,
Press. Bandung : Alfabeta.

Mahfoedz, I. 2007.Metodologi Penelitian Supariasa, I D N.2002. Penilaian Status


Bidang Kesehatan, Keperawatan Gizi. Jakarta : EGC
danKebidanan
cet.3.Yogyakarta:Fitramaya Suparjo. 2003. Analisa Faktor – Faktor
Yang Mempengaruhi Kinerja Bidan
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2002. Ilmu Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Desa
Kandungan, Penyakit Kandungan & Dalam Pelayanan Antenatal di
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Kabupaten Kudus, tesis, Semarang :
Kebidanan. Jakarta : EGC UNDIP

Suparti, Padmi. 2010. Analisis Kinerja Warsono. 2010. Gizi Reproduksi.


Bidan di Desa Dalam Penjaringan Yogyakarta : Pustaka Rihama
Balita Gizi Buruk di Kabupaten
Kendal, tesis, Semarang : UNDIP Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta
: PT. Raja Gravindo Persada
Notoatmodjo, S, 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan, Jakarta : Winardi. 2000. Kepemimpinan Dalam
Rineka Cipta. manajemen. Cetakan ke- 2. Rineka
Sipta. Jakarta.
PP IBI. 2001. Bidan Menyongsong Masa
Depan, 50 tahun IBI. Jakarta. IBI Gozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis
Multivariat dengan program SPSS,
Purwanto, Ngalim. 1993. Administrasi dan edisi II. UNDIP, Semarang
Supervisi Pendidikan. PT Remaja
Rosdakarya Yogyakarta.

Reksohadiprodjo, Sukanto, Hani Handoko.


1996. Organisasi Perubahan teori,
Struktur dan Perilaku. Edisi Kedua.
Cetakan Ke-1, BPFE. Yogyakarta.

Saifudin, dkk. 2002. Buku Acuan Nasional


Pelayanan Kesehatan Maternal dan

188

Вам также может понравиться